YOUR BODYGUARD
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pair: Naruto-Hinata, Gaara-Sara, Naruto-Matsuri dan Sasuke-Sakura
Genre: Fluff/Romance, action
Rated: T
A/N: OOC, Typo(s), terinspirasi dari K-Drama DoTS, Bold (Flashback), Bold Italic (Isi Chat), dan kesalahan yang tidak pernah disengaja lainnya. Bagi yang menemukan kesalahan saya, mohon pengertiannya karena sudah saya cantumkan disini, OK?
.
.
Neng Nia Present
.
.
Siang ini sangat cerah, dan ini merupakan hari ke-7 setelah Naruto sadar dari komanya. Pemuda itu kini sedang menatap langit-langit kamarnya, menunggu perawat mendorongnya menuju ruangan operasi. Dia harus kembali melakukan operasi, kali ini hanya untuk kakinya.
"Kau tegang,Dobe?"
Naruto tersenyum mendengar pertanyaan dari sahabat sejak SMAnya itu, "tidak, enak saja," jawabnya sambil melirik sebelah kirinya. Terlihat Sasuke baru memasuki kamar rawat Naruto sendirian. "Kemana saja kau baru kesini?"
"Aku selalu sibuk, kau lupa," balas Sasuke kini berdiri disisi Naruto.
"Ya ya ya."
"Semoga operasimu lancar, biar kau bisa menendangku lagi," kata Sasuke mengingat zaman SMA dulu, dimana dia dan Naruto sering berkelahi karena kesal satu sama lain.
"Aku tidak yakin bisa menendangmu lagi, Sasuke."
"Hn?"
"Okaasan bilang, dia belum menemukan Dokter spesialis tulang yang bagus untukku. Bukan berarti Dokter Spesialis disini tidak bagus sih," jawab Naruto.
"Aku mengerti, maksudmu, Bibi ingin Dokter yang terbaik dari semua Dokter untuk anaknya."
.
.
"Ada?"
"Ya ada Dokter Kushina, hanya saja dia sedang melakukan perjalanan ke Rusia."
Kushina menghela nafas, lalu kembali mendekatkan bibirnya pada gagang telephone kantornya, "kapan Dokter itu akan pulang? Bisa kau tanyakan pada pihak Rumah Sakit Valencia?"
"Baik."
"Terima kasih, nanti hubungi aku kalau kau dapat kabar terbaru," ucap Kushina lalu menaruh gagang telephone ke tempatnya. Wanita berambut merah itupun lalu bersandar pada kursinya.
.
.
"Akhirnya kau siuman juga Sasori," ucap Kisame melihat sang rekan kerja sedang disuapi bento buatan sang Adik.
"Ya, bosan juga tidur lebih dari 8 jam," balas Sasori sambil tersenyum.
"Kau melebihi batas, tidurmu 7 hari, ingat 7 hari. Dan kau membuat kami bekerja susah payah," kelakar Deidera sambil menutup pintu kamar rawat Sasori.
Sasori hanya terkekeh, pemuda itu menatap sang adik, "kau tidak bolos kuliah'kan selama aku disini?"
"Tidak, tenang saja, aku tidak akan menyia-nyiakan uang yang kau keluarkan untukku, Oniichan," balas Matsuri. "Oh ya, Gaara-san dan Sara-san ingin menjengukmu, boleh?"
Sasori mengernyitkan mata, "Gaara?"
"Ya, Nichan pernah bertemu dengannya'kan saat menjemputku di RS Konoha?" ucap Matsuri mengingatkan.
"Oh, si Tentara itu," kata Sasori kemudian. 'Jadi dia selamat? Setelah ditabrak dan ditembaki? Hah, merepotkan,' lanjut hati Sasori.
"Tentara?" ulang Kisame dan Deidera bersamaan dan tidak lupa ada rasa terkejut dinada suara mereka.
"Iya, kenapa memangnya?" tanya Matsuri polos.
"Hehehehe tidak, sejak kapan kau punya teman Tentara?" ucap Kisame balik bertanya.
"Ceritanya panjang, nanti saja aku yang ceritakan pada kalian," timpal Sasori tenang.
.
.
"Hari ini ya Kapten Naruto melakukan operasi lagi?" tanya Sora sambil mengaduk mochacino didepannya. Saat itu, dia sedang istirahat bersama Ino dan Karin.
"Iya, kasihan ya Kapten jadi lumpuh untuk saat ini," jawab Karin. "Dia sebenarnya pasti sangat terpukul," lanjutnya.
"Tapi, Kapten selalu ceria setiap aku melihatnya jalan-jalan pagi bersama Dokter Hinata," ucap Ino.
"Sepertinya Kapten bukan type pria yang suka melihat orang lain khawatir karena kondisinya," kini Sora yang bicara.
.
.
Sara keluar dari toko buah, lalu gadis yang saat itu mengenakan pakaian casual membuka pintu mobil jeep didepannya.
"Selesai?" tanya Gaara yang sedari tadi diam dimobil ketika Sara membeli parcel buah,
"Kalau aku sudah disini ya sudah selesai, pertanyaanmu tidak berkualitas sekali," jawab Sara lalu menaruh parcel yang dibelinya ke tempat duduk belakang.
"Aku hanya basa basi," timpal Gaara lalu menyalakan mesin mobilnya.
"Hari ini, Kapten melakukan operasi lagi?"
"Hn."
"Pasti sangat berat baginya, hanya bisa duduk dan berbaring saja," kata Sara lalu menerawang ke arah luar kaca mobil.
"Hn."
"Ck, kau ini sama saja dengan Sasuke-nii ya," gerutu Sara sambil memanyunkan bibirnya.
.
.
Sementara itu di Rusia, disebuah kamar hotel, seorang pemuda sedang menatap lurus pada layar laptop-nya, ya dia sedang membaca email yang masuk padanya dari Kepala Rumah Sakit Valencia.
"Jepang?" ucapnya pelan ketika membaca isi email tersebut. "Mungkin ini saatnya untukku pulang," ucapnya lagi lalu meng-close email yang diterimanya.
.
.
"Dokter Hinata!" panggil Karin ketika melihat sang Dokter hendak memasuki lift. "Maaf, anda dipanggil Dokter Shizune," lanjut Karin ketika melihat Hinata berbalik.
"Sekarang?"
"Iya, katanya penting. Dia butuh bantuan anda," ucap Karin yang tahu akan pergi kemana Dokter cantik itu.
"Baiklah, ayo," kata Hinata lalu tersenyum.
.
.
"Aw..!" keluh Deidera ketika teman kerjanya menarik tangannya tiba-tiba dan mereka bersembunyi dibalik dinding.
"Ssstttt..." ucap Kisame lalu memberi isyarat pada pemuda berambut pirang itu untuk melirik kearah yang ditunjuknya.
"Oh.. ada tentara itu, dia selamat ya ternyata," ucap Deidera melihat Gaara dan seorang gadis sedang memperhatikan lift didepannya yang belum terbuka juga. "Padahal waktu itu Sasori menabraknya dengan keras," lanjut Deidera mengingat moment dua minggu yang lalu.
"Mungkin Tuhan belum mau dia mati," jawwab Kisame. "Pasti dia mau menjenguk Sasori," ucap Kisame kemudian yang diangguki oleh sang rekan kerja.
.
.
Minato turun dari mobilnya, pria gagah nan mapan itu disambut sang istri yang memang sedang menunggu dirinya di drop out mobil.
"Bagaimana?" tanya Minato seraya mencium kening sang istri tidak peduli pada security Rumah Sakit atau beberapa orang yang sedang keluar masuk gedung besar itu.
"Sedang dioperasi," jawab Kushina singkat lalu berjalan disisi sang suami.
"Aku kira sudah selesai, ternyata masih dioperasi."
"Kau sendiri sengaja kesini?"
"Iya, aku ingin mengajak istri dan anak makan bersama, kalau Naruto selesai operasinya," jawab Minato.
"Baiklah."
.
.
Tok-tok-tok
Matsuri melirik pintu kamar rawat kakaknya, "pasti Gaara-san dan Sara-san," ucapnya pada sang kakak yang tampak biasa saja. "Masuk saja!" Ucap Matsuri kemudian.
Pintu kamar rawat Sasori pun terbuka, "selamat sore," sapa Sara sopan pada kakak beradik didepannya.
"Iya, selamat sore juga," balas Matsuri sambil tersenyum.
"Maaf, kalau kami mengganggu," ucap Sara lagi.
"Tidak kok, justru aku senang ada yang peduli pada Oniichan," kata Matsuri sambil melirik sang kakak yang tampak biasa saja.
"Kapan Sasori-san boleh keluar Rumah Sakit?" tanya Sara lagi sambil menaruh parcel buah dimeja dekat ranjang pasien.
"Entahlah," jawab Sasori singkat.
Matsuri tersenyum kaku pada Sara, "ma-maaf ya, Oniichan memang seperti itu," katanya.
"Tidak apa, kami punya teman yang lebih parah dari ini," kini Gaara yang bersuara.
.
.
Hinata membuka sarung tangannya dan dibuangnya pada tong sampah, "melelahkan," katanya sambil mengambil jam tangan yang disimpannya dalam saku pakaian operasinya. Ah ternyata sudah malam.
"Hinata-chan, terima kasih ya mau membantuku," ucap Shizune yang baru keluar dari ruang operasi. "Aku tidak tahu akan bagaimana kalau pasien ini tidak segera dioperasi," lanjutnya.
Hinata tersenyum, "aku senang bisa membantumu, Dokter Shizune," ucap Hinata sopan.
"Aku lapar, ayo kita ke kantin," ajak Shizune.
"Tidak, aku harus..."
"Ah iya, pergilah, mungkin Kapten Naruto juga sudah selesai," potong Shizune yang langsung menemukan rona merah diwajah sang Dokter cantik itu.
.
.
To Be Continued
.
.
Maaf telat update nya. Pekerjaan saya bertambah setelah memiliki baby.. Jadi tidak bisa bebas menghadap laptop.
Oh ya ada yang bertanya, kenapa Gaara dengan Sara bukan dengan Matsuri.. Itu karena saya ingin saja hehehehe. Lagipula Sara lebih cantik dari Matsuri.. #dicekik
Semoga kalian bisa mengerti dengan chapter ini..
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI ya... walaupun masih beberapa hari lagi..
Mohon Maaf Lahir dan Bathin...