Biarlah kalaupun toh mungkin Suho itu hanya makhluk imjinasi yang tercipta dari otaknya yang sedang tidak dalam kondisi normal.

Yixing tetap senang bisa mengenal Suho.

.

.

.

.

Title : Rain Man

Genre : Romance, Fantasy

Rating : T to M (for save)

Main Cast : Yixing, Sehun, Junmyeon dan nama-nama yang akan tersebut kemudian.

Warning : BOYS LOVE , mengandung unsur "semi" dan bahasa-bahasa yang campur aduk serta tak sesuai EYD. Jangan maksa baca kalo tidak suka mending close aja.

Desclaimer : keseluruhan cerita 100% murni dari hasil ngayal saya, tanpa pemanis buatan. Cast adalah milik kita semua (kecuali Yixing sudah saya taken #digampar) saya hanya pinjam nama untuk keperluan cerita.

Enjoy the story...

.

.

.

.chapter 4

.

Pagi ini terasa begitu hampa untuk Yixing. Sehun seperti pergi secara mendadak dari kehidupannya. Tadi ia sempat tidak sadar, berjalan kearah kamar yang kemarin masih dihuni Sehun berniat akan membangunkan pria pucat yang begitu ia sayangi itu. Namun saat ia membuka pintunya dan menemukan kekosongan disana, hatinya mendadak ngilu. Sejenak Yixing berpikir apakah kebersamaannya dengan Sehun adalah mimpi belaka?, Sehun sebenarnya tidak tinggal bersamanya selama setaun ini, Sehun tidak pernah menempati kamar itu, bahkan Sehun mungkin tak pernah mencintainya. Begitukah?

Yixing meneteskan air matanya kembali dihadapan semangkuk sereal yang kerap ia dan Sehun makan saat dirinya malas memasak di pagi hari. Buliran itu semakin deras mengalir saat ia kembali teringat dengan perpisahan mereka di atap kantor. Sehun begitu hangat dan memperlakukannya dengan sangat lembut, bahkan mungkin hari itu adalah pertama kalinya Yixing menyadari jika senyum Sehun begitu manis. Yixing menumpu kepalanya dengan kepalan tangannya diatas meja, membiarkan air matanya menetes turut memenuhi isi mangkuk yang sama sekali tak ia sentuh.

.

.

.

Pria 25 tahun itu berjalan dengan pandangan kosong kearah meja kerjanya. Dalam hati dirinya bertekat untuk bersikap biasa saja saat bertemu Sehun nanti. Dia tak akan mengungkit apapun dan tak akan mengeluarkan ekspresi apapun, atau mungkin dia akan menghindari bertemu dengan Sehun.

"Hai Sehun..."

Seperti naluri yang tak bisa ia lawan, Yixing kembali menoleh saat nama itu terdengar dari kejauhan. Saat itu juga matanya menatap kearah pria tinggi yang memakai setelan kemeja modis. Beberapa detik berlalu dan Yixing belum melepas pandangannya, hingga sang objek menatapnya balik, reflek Yixing langsung memalingkan muka dan pura-pura tidak tahu lalu berjalan begitu saja walaupun jantungnya berdentum hebat.

Satu-satunya cara agar dia tak memikirkannya lagi adalah membuat pikirnnya teralihkan. Dia mengambil tumpukan tugasnya dari yang dalam waktu dekat akan dia laporkan sampai yang deadlinenya masih lama. Sisi positifnya, jika dia dapat menyelesaikan semua laporannya lebih awal dan dengan tepat kemungkinan ia bisa ambil cuti dan dia akan liburan ke tempat yang jauh untuk menyembuhkan lukanya.

"Kelihatannya kau sedang banyak tugas."

Jemari Yixing berhenti diatas keyboard. Dia tentu kenal betul suara ini, seketika fokusnya buyar. Satu sisi hatinya bilang "abaikan saja, lanjutkan saja pekerjaanmu." namun sisi lainnya berkata "kau merindukannya Yixing, tak ada salahnya bicara sebentar."

"Xing,"

"I..iya?" Yixing tak kuasa menolak panggilan Sehun

"Maaf kalau aku mengganggumu, aku hanya ingin bicara."

"Memangnya kau ingin bicara apa?"

"Apa kau bangun tepat waktu tadi?"

"Seperti yang kau lihat, aku mungkin datang lebih dulu darimu. Harusnya aku yang bertanya begitu, apa kau bisa bangun tepat waktu?" Yixing kembali berusaha menghindari Sehun.

Sehun tersenyum meski Yixing tak melihatnya. "Hampir saja aku terlambat. Harusnya kau menelfon untuk membangunkanku."

"Apa Luhan tidak melakukannya?"

Sehun berhenti tersenyum dan memandang Yixing Sendu. Kembali ia merasa bersalah meninggalkan orang yang pernah ia janjikan untuk bisa bahagia bersamanya, nyatanya malah dirinya sendiri yang membuatnya terluka.

"Sepertinya kau benar-benar sibuk. Baiklah kalau begitu, lanjutkan saja pekerjaanmu."

Yixing hanya menjawab dengan anggukan, yang terlihat oleh Sehun. Karena Yixing menunduk, maka Sehun tak tahu betapa keras Yixing menggigit bibirnya dan menahan air matanya agar tidak jatuh.

.

.

.

.

.

Tak banyak yang bisa dilakukan Yixing setelah ia hanya tinggal sendirian di apartemennya yang luas. Yixing bukan tipe orang yang suka kelayapan sendiri. Pulang kerja dia hanya akan beristirahat dirumah, menyiapkan tugas-tugas kerjanya untuk besok lalu menonton tv. Kalaupun ingin beraktivitas biasanya ia akan membuat cemilan hasil karyanya sendiri, lalu ia akan menyajikannya secara langsung sambil ngobrol bersama Sehun. Sehun lagi...

Yixing menepuk-nepukkan bantal sofa kearah kepalanya yang tak henti-hentinya memikirkan Sehun.

"Suho." Yixing berhenti dari kegiatannya menepuk-nepukkan bantal ke kepalanya. Dia butuh teman bicara dan secara otomatis otaknya memroses nama Suho.

"Apa dia bisa datang menemuiku sekarang?, tapi... bagaimana caraku untuk memanggilnya?. Kira-kira di dunianya sana ada ponsel tidak ya?" Yixing berusaha mencari jawaban dari dalam kepalanya. "Oh neptunus, bagaimana mungkin aku bingung memikirkan makhluk fiktif yang bahkan tidak mengenal apa itu namanya pakaian. Baiklah aku menyerah, aku butuh hiburan sekarang." Bersamaan dengan itu Yixing mengambil ponselnya, mendownload beberapa aplikasi game mulai dari ant smasher hingga EXORUN yang belakangan sedang hits demi mengurangi kegalauannya.

Mulai asyik bermain game, Yixing tak menyadari langit menurunkan kesejukannya lewat butiran-butiran bening yang jatuh ke bumi dengan derasnya. Bahkan ia juga tak menyadari makhluk yang ia harapkan untuk datang beberapa saat yang lalu, kini berada di depan balkonnya dan memperhatikannya yang masih sibuk bermain ponsel di single sofa kamarnya, tanpa terlihat memiliki niat untuk mendekat dan menyadarkan Yixing.

Yixing menghela nafas kasar dan langsung menyandarkan tubuhnya saat ia gagal dalam menyelesaikan permainannya. Dia termangu sejenak sambil memangku ponselnya yang masih ia biarkan menyala dengan game terakhir yang ia mainkan. Tak sengaja ia menoleh kearah jendela dan seketika itu terkejut melihat siluet manusia berdiri di pelataran balkonnya. Yixing langsung berdiri dan membuka jendelanya lebar-lebar tidak peduli pias-pias hujan menerpa wajahnya.

"SUHO, KAU DATANG?" entah mungkin karena terlalu senang atau terlalu terkejut, Yixing tak bisa mengontrol intonasi suaranya.

"Kau merindukanku?" Suho tersenyum tampan.

"Kemarilah, aku susah mendengar suaramu."

Dengan senang hati tentu saja, Suho mendekat tepat dihadapan Yixing. "Apa kau merindukanku?"

"Apa?, e..eum.. ya.. iya aku merindukanmu." Benar-benar rindu atau hanya kebetulan sedang butuh saja, Yixing tidak tahu yang pasti dia senang Suho datang.

"Kenapa kau hanya menunduk, aku sudah datang daritadi."

"Benarkah? Maaf aku tidak tahu."

"Tidak apa-apa."

"Suho."

"Ya?"

"Apa kau bisa masuk kedalam?, aku kedinginan disini."

Suho terdiam sejenak untuk berpikir. Selama ia turun ke bumi, Suho tak pernah sekalipun masuk kedalam tempat tinggal manusia. Beberapa temannya yang pernah mencoba memasuki tempat tinggal manusia berkata, kalau tempat tinggal manusia itu sama sekali tidak menyenangkan. Kering, banyak asap, terlalu panas dan sebagainya yang benar-benar tak bisa ditolerir untuk para olf.

"Suho, kau dengar aku?" Yixing mencoba menyadarkan Suho yang nampak berpikir.

"Ah, iya iya, aku dengar. "

"Kalau begitu ayo masuk, aku sudah kedinginan."

"Aku tidak bisa masuk."

Raut kecewa tergambar di wajah Yixing, "kenapa?"

"Tempat tinggal manusia tidak baik untuk olf. Beberapa olf bilang tempat tinggal manusia menyakiti diri mereka. Jadi aku tidak berani masuk."

"Memangnya kalian tinggal ditempat yang seperti apa?"

"Evaden sangat dingin, tidak ada asap sama sekali dan..." Suho sedikit melongok kedalam. "Tidak ada matahari kecil semacam itu di dalam kisha."

Yixing mengernyit. "Matahari kecil? Ini kan sudah malam mana ada matahari?"

"Kau menaruhnya diatas. Aku baru tahu kalau manusia bisa membuat matahari sendiri tapi berwarna putih."

Yixing menelusuri arah yang dimaksud Suho. Setelah ia tahu apa yang Suho maksud, rasanya dia ingin langsung menggeplak kepala Suho dan mengatakan 'dasar bodoh' dengan tertawa sekeras-kerasnya. "Apa di evaden tidak ada yang seperti itu?"

Suho menggeleng dengan wajah polos membuat darah Yixing berdesir seketika.

"Oke akan aku jelaskan, benda itu bernama lampu. Manusia membutuhkannya saat malam hari, saat matahari tidak terlihat karena manusia tidak bisa beraktivitas ditempat gelap. Kecuali aktivitas itu."

"Itu apa?"

Yixing deja vu mendengar pertanyaan Suho. "Duh, bilang tidak ya?"

"Yixing, kau sering mengatakan hal yang tidak aku mengerti."

"Kau jadi mau masuk tidak? Aku sudah benar-benar kedinginan." Yixing berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia kira Suho terlalu polos dan terlalu tidak tahu mengenai hal-hal semacam itu. Di dunia manusia, Suho seperti balita yang baru mengenal lingkungan sekitarnya jadi Yixing harus menjelaskan secara perlahan.

"Akan ku coba." Dengan menghela nafas panjang Suho bersiap mencoba satu hal baru lagi, masuk ke tempat tinggal manusia. Entah hukuman apa lagi yang mungkin akan ia terima karena sudah terlalu dalam memasuki dunia manusia.

Yixing memberi jalan untuk Suho, membiarkan Suho masuk secara perlahan dengan meninggalkan jejak-jejak air di setiap langkahnya. Mata Yixing entah kenapa tak dapat beralih dari menatap Suho. Dengan tubuh seperti itu, Suho benar-benar bak dewa yang kerap digambarkan sebagai sosok yang tegap, tampan dan berwibawa. Meski terlihat jelas bahwa Suho berusah beradaptasi. Yixing tak tahu bagaimana keadaan atau udara evaden, tempat tinggal Suho. Jangankan tahu, pernah dengar sebelumnya saja tidak.

"Bagaimana?"

"Agak aneh, tapi... aku baik-baik saja."

Yixing tersenyum simpul. "Duduklah."

Pria manis itu duduk diatas ranjangnya dan langsung membungkus tubuhnya dengan selimut. Sedangkan Suho mengikuti dengan duduk disebelahnya.

Keadaan menjadi hening karena Suho terlihat masih penasaran dengan isi kamar Yixing, tentu saja, banyak benda-benda aneh disana yang tidak ia temukan sama sekali di evaden. Yixing sendiri juga tak berniat mengganggu observasi Suho, sekalian dia juga ingin mengamati makhluk indah itu yang kalau didekati ternyata lebih mempesona.

Yixing asyik memperhatikan Suho sambil bertopang dagu mulai dari kakinya, perutnya yang sempurna, dada dan bahunya yang bidang, lehernya yang jenjang, dagunya yang lancip dan bibirnya yang tipis. Dia membeku sesaat berhenti disatu titik bernama mata. Detik berikutnya Suho menoleh dan mendapati Yixing melihatnya dengan kilatan mengagumi.

Suho mungkin juga menampilkan raut yang sama. Tak ada yang berniat ingin melepas pandangan satu sama lain. Bagaikan magnet, justru karena berbeda mereka saling tertarik dan mendekat. Detik demi detik berlalu dan jarak mereka tak lagi lebih dari beberapa senti. Yixing bisa merasakan hawa dingin Suho yang begitu sejuk dan Suho merasakan hawa hangat Yixing yang begitu nyaman. Sedikit lagi saling bersentuhan...

Cklekk...

"Yixing?"

Reflek Yixing mendorong Suho dan langsung menoleh ke sumber suara dengan raut yang benar-benar terkejut.

"S...Sehun..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued

.

Huwaa, maafken daku ya teman-teman kalo updetnya mulai ngaret. Disamping masih banyak kegiatan yang belum selesai, ditambah lagi saya sedang patah hati ,huks...

Sebelumnya aku udah punya bayangan bakal kasih selipan2 becandaan lagi di chap ini buat refreshing, tapi langsung berantakan, ilang semua konsepnya. Sakit hati itu ternyata luar biasa efeknya. Itu yang scene Yixing nangis di meja makan adalah true story yg saya alami, sampe ga jadi makan gara-gara gak kuat nahan. Kayak orang setres gitu mau ngapa-ngapain selalu mewek. Ini hari ketiga dan saya baru bisa move meskipun masih rada-rada mellow. Curhat dikit ga apa apa ya...

Sekali lagi saya minta maaf kalo suasana hati saya mengganggu jalannya cerita. Mudah-mudahan update berikutnya gak ada kendala lagi. Yang mau kasih saran kira-kira Suho, Yixing dan Sehun mau dibikin gimana silahkan, selagi gak keluar dari benang merah mungkin bisa saya jadiin inspirasi untuk selanjutnya.

Well, Happy Reading and Review Juseyooow...!

Thanks to :

micopark , chenma , Tabifangirl , MinieZhang , Kyuu , Rye , chloe , kikifjs , heeriztator , Regina Pearl Luce , nichi , xingmyun , Xing1002 , Husky V , SilentB