Judul : Keluarga Empat Fraksi

Disclaimer : course not mine

Rated : T

Pair : Naruto X Gabriel

warn : ooc, typo,

Genre : Family, supernatural

Sumary :

Naruto yang kelelahan setelah menyegel Kaguya, kembali harus melawan Juubi karena keluar di saat-saat terakhir proses penyegelan, Naruto yang tidak memiliki pilihan lainpun terpaksa menyegel Juubi menggunakan jutsu terlarang, dengan menggunakan tubuhnya sendiri untuk menjadi wadah Juubi, tapi karena itu Naruto mendapatkan 'Keabadian'

.

HOPE YOU LIKE IT

.

Chapter 5

Pagi hari yang cerah tanpa awan satupun membuat tugas sang raja siang menjadi lebih mudah, cahayanya yang menghangatkan dengan mudah masuk kedalam ruangan melalui jendela dan celah-celah rumah.

Naruto yang wajahnya terkena sinar hangat dari sang mentari merasa terganggu. Kelopak matanya yang masih menutup kemudian bergerak-gerak menandakan pemiliknya akan terbangun dari tidurnya.

Setelah terbuka, permata berwarna safir muncul dari persembunyiannya. Setelah bangun dari tidurnya Naruto kemudian memiringkan tubuhnya menghadap kearah sang istri yang masih memejamkan matanya menandakan jika sang istri masih berpetualang di alam mimpinya.

Matanya masih saja menjelajahi setiap inci sudut rupa yang sempurna tanpa cacat, mengingatkannya pertemuannya dulu, yang waktu itu berada di medan Great war.

Tanpa disadari oleh Naruto yang masih berpetualang di alam memorinya, Gabriel mulai membuka matanya yang berwarna biru kehijauan.

"Naru-kun"panggilnya.

Naruto yang mendengar panggilan dari Gabriel kemudian kembali ke alam nyata setelah petualangannya di alam memori.

"Ohayou Tsuma"balasnya pada Gabriel.

"Ohayou Anata"

Setelah melakukan salam pagi, kedua suami istri itu pun menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi yang wajib dilakukaan setiap orang.

.

Skip,

Ruang makan

.

Setelah semua anggota keluarga Uzumaki berkumpul, mereka pun menikmati sarapan mereka dengan tenang, tidak ada keributan seperti biasa. Tentu saja hal itu membuat Naruto bingung, pasalnya hampir setiap hari kedua kakak beradik tanpa hubungan darah itu pasti akan bertengkar mempermasalahkan hal-hal kecil apapun itu..

Namun hari ini beda, suasana sekarang terasa asing baginya, atau malah terasa sangat familiar untuknya. Naruto kemudian mengingat masa kecilnya yang selalu sendirian, mengingat itu malah membuat Naruto teringat dengan teman-taman di dimensi asalnya membuat moodnya sedikit memburuk.

"Anata?"panggil Gabriel, karena dari tadi ia melihat Naruto terus saja menatap sarapan yang ada di depannya.

Naruto yang tiba-tiba di panggil oleh Gabriel gelagapan karena ketahuan melamun saat sarapan.

"Tidak apa-apa Tsuma, aku hanya mengingat masa lalu saja"ucapnya menenangkan Gabriel dengan memberitahukan tentang apa yang di lamunkannya.

"Sudahlah Anata, tidak usah terlalu dipikirkan"ujar Gabriel dengan senyuman manisnya.

"Arigatou Tsuma"

Mereka pun kembali melanjutkan sarapan mereka, setelah selesai sarapan Raynare, Issei, dan Asia berpamitan untuk berangkat menuju sekolah. Sedangkan Naruto sekarang masih berada di rumah.

Namun Naruto kemudian merasakan sebuah energy yang tidak asing baginya.

'Chakra?, tidak mungkin ada pengguna Chakra selain diriku. Walau disini juga ada pengguna Chakra namun Chakra dunia ini dan milikku sangat berbeda. Dan juga Chakra ini sangat mirip dengan miliku'

Karena terlalu memikirkan tentang siapa pengguna chakra selain dirinya, Naruto tidak sadar jika Gabriel sudah berada di depan wajahnya.

"Naruto-kun?"

Alangkah terkejutnya Naruto karena saat ia sadar Gabriel tepat berada di depannya.

"UWAA!"

BRUUKK

Naruto pun terjatuh dari kursinya, sedangkan Gabriel hanya melihat tanpa berniat menolong.

"Kenapa kau mengejutkanku Gabriel-chan?"

"Mou kau sudah berkali-kali sudah aku panggil tapi kau tidak menyahut sekalipun Naruto-kun" setelah itu Naruto kembali pada posisi semula.

"Ah maaf Gabriel-chan"ucap Naruto menyesal sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Tidak apa-apa Naruto-kun"balas Gabriel dengan senyum manisnya"bukannya sekarang sudah waktunya jam masuk?"Tanya Gabriel sambil melihat jam dinding yang sekarang menunjukan 07:30

'Kuso aku terlalu memikirkannya sampai-sampai tidak menyadari jika aku terlambat'rutuk Naruto dalam hati

'Kau ini, sudah ratusan tahun tapi sikap cerobohmu masih saja kau bawa'remeh Shinju.

'Diam kau Pohon bermata aneh'balas Naruto, ia lalu memutus jalur komunikasi secara sepihak

Ia lalu berlari keluar rumah dengan kecepatan yang membuat Nintaijutsu milik Raikage A iri.

Sedangkan di sebuah tempat yang indah, dengan hamparan padang rumput yang menghampar seluas mata yang memandang ditambah dua gunung di kedua sisi.

Namun sebuah pohon aneh menjulang tinggi sampai-sampai tinggi kedua gunung tadi hanya sebatas setengahnya. Kenapa disebut aneh, itu karena pohon itu hanya mempunya batang dan sepucuk bunga dengan bentuk unik, yaitu berwarna merah dan riak yang masing-masingnya memiliki tiga tomoe.

"Grrrr manusia itu seenaknya saja"

.

Kuoh Akademy

08:13

.

Kini lorong-lorong yang biasanya ramai oleh murid-murid sekarang menjadi sunyi bagaikan kuburan, hanya satu orang saja yang sekarang sedang melewati lorong-lorong itu.

Naruto sekarang sedang melewati lorong-lorong yang tengah sepi itu, sedikit peluh menghiasi keningnya. Karena terlalu paniknya Naruto lupa untuk menekan tekanan Chakranya.

'Kuso, kenapa aku lupa lagi menggunakan Hiraishin Ttebayou'rutuknya

Tujuannya sekarang adalah Ruang kelas 12-A kelas yang menjadi tanggung jawabnya karena ialah walikelasnya, kelas yang sedikit mudah dan merepotkan menurutnya, karena mudahnya mengatur murid-murid kelas itu, dan juga merepotkan karena harus selalu menekan tekanan Chakra milik Shinju agar tiga iblis yang menghuni kelas itu tidak dapat merasakannya.

Sreekk

"Ohayou Minna"salamnya setelah membuka pintu di iringi dengan senyuman khasnya

"Ohayou sensei"balas semua murid

Naruto kemudian berjalan menuju kursi guru untuk menaruh tas dan buku di meja. Salah satu murid mengangkat tangannya, naruto yang mengetahui siapa yang mengangkat tangan pun bertanya.

"Ada apa Shitori-san?"Tanya Naruto tanpa berbalik.

"Kenapa Naruto sensei terlambat?"Tanya sona dengan nada khasnya.

'Ah satu lagi reinkarnasi pantat ayam itu' sedangkan sasuke yang hampir menyruput the pun bersin.

"Ah sensei tadi menolong seorang nenek tapi di hadang kucing hitam" ia mengingat seekor Nekoshou yang pernah memintanya bantuan untuk membangun spesiesnya yang tinggal dua saja" karena tidak ingin sial maka sensei memutar jalan agar nenek yang sensei antar tidak terkena sial, tapi sensei tersesat di dalam jalan yangdi beri nama jalan kehidupan"

Semua murid yang mendengarkan alasan senseinya itupun hanya bisa cengo. Bahkan jangkrik yang tadi bersuara menjadi diam seketika

'Apa Kakashi sensei tidak pernah menyadari betapa konyolnya alasan dari temannya itu'

"jadi bagaimana rencana untuk Festival bulan depan?"Tanya Naruto yang memecahkan suasana sunyi tadi.

"Kami belum mendapatkan idenya sensei", ujar salah satu murid di sana.

"Kalian masih memiliki waktu seminggu untuk memilih apa yang akan kita suguhkan untuk Festival nanti, dan sisanya kita gunakan untuk menyiapkan semuanya"ujar Naruto.

"Baiklah, kita lanjutkan pelajaran kemarin"naruto kemudian menulis beberapa angka di papan tulis beserta rumusnya. Setelah itu Naruto menulis kembali soal itu dengan angka yang berbeda.

"Hm ada yang bisa mengerjakan soal yang sensei berikan?"

Seorang siswi berambit hitam pendek dengan kacamata yang setia berada di antara hidung mungilnya maju ke depan dan mulai menulis. Setelah menulis semua rumus dan merasa jawabannya benar siswi itu kemudian berhenti dan menatap senseinya.

"Semuanya benar Shitori-san, tapi masih ada yang perlu di perbaiki"ucap Naruto mengoreksi jawaban siswi tadi."Nomor dua ganti bagian Linearnya menjadi empat, dan yang lainnya benar semua seperti biasa, kau boleh duduk Shitori-san.

Sona kemudian kembali ke tempat duduknya.

"Apa ada yang belum jelas dengan yang sensei terangkan?"Tanya Naruto pada semua muridnya. Sedangkan semua muridnya tidak ada yang bertanya.

"Baik, karena hari ini akan ada rapat untuk membahas tentang Festival nanti, maka pelajaran hari ini akan kita akhiri. Tapi sebelum itu sensei akan memeberikan tugas rumah untuk kalian"hampir semua murid yang semua perempuan itu bersorak gembira kecuali tiga siswi yang duduk di bagian paling depan, namun sorakan itu diam seketika saat mereka mendengar kata 'Tugas Rumah'.

Setelah melakukan salam penutupan, Naruto sekarang tengah memberesi semua peralatan mengajarnya. Karena merasa tidak ada lagi yang ketinggalan Naruto kemudian berjalan menuju pintu keluar tidak menghiraukan tiga siswi yang masih setia duduk di tempatnya.

"Sensei!"panggil mereka bersamaan.

Naruto yang dipanggil pun kemudian menghentikan langkahnya lalu menatap mereka bertiga.

"Ada apa Gremory-san, Himejima-san, Shitori-san?"

"Bisakan sensei ikut kami ke ruang Kaicho?"Tanya siswi berambut merah panjang, Rias Gremory.

"Maaf bukannya kalian tadi sudah tau jika sensei akan rapat" tolak Naruto halus.

"Tapi bisakah sebentar saja sensei?"kini siswi berambut hitam pendek dengan kacamata di wajahnya, Souna Shitori atau Sona Sitri.

"Maaf tapi sensei benar-benar tidak bisa"Naruto masih tetap menolak

"Ayolah sensei hanya lima menit saja Fufufu"Naruto sedikit merinding saat mendengar tawa halus dari siswi ketiga, Himejima Akeno.

"Jangan sekarang Akeno. Maaf, mungkin setelah rapat selesai jika ada waktu sensei akan mampir"setelah itu Naruto melanjutkan jalannya menuju kantor guru.

"Aneh, sensei tidak terpengaruh dengan sihir pemikat kita"ujar Rias.

"Kau benar Rias, itu membuatku bertambah curiga"balas Sona.

"Kau menarik sekali sensei fufufu"gumam Akeno.

Mereka kemudian menghilang dengan lingkaran sihir masing-masing, Akeno dengan Rias sedangkan Sona sendirian.

.

Skip

.

Setelah melakukan rapat guna rencana Festival minggu depan, akhirnya Naruto bisa pulang ke rumahnya namun langkahnya terhenti saat mengingat janjinya tadi sebelum rapat.

"Hah padahal hari ini aku bisa pulang cepat"Keluh Naruto.

Naruto kemudian mengganti tujuannya yang sebelumnya sudah setengah jalan menuju gerbang sekolah menjadi ruang Osis.

Setelah sampai di ruang Osis, Naruto kemudian memasuki ruangan itu.

"Permisi"ucapnya sopan.

Sona yang mengetahui siapa yang datangpun mengijinkan masuk.

"Silahkan masuk"

Ternyata bukan hanya sona saja yang berada di dalam ruangan itu, seluruh anggota Osis dan Penelitian Gaib pun juga turut hadir mengikuti pertemuan itu yang tentu jika kedua anak angkatnya juga pasti akan hadir.

"Maaf jika kalian menunggu lama"

"Tidak apa-apa sensei, kami juga baru datang"

Tsubaki kemudian menaruh teh yang ia buat di depan meja senseinya itu.

"Terima kasih Shinra-san"

"Sama-sama sensei"

Naruto kemudian menyesap teh miliknya. Ia kemudian menatap seluruh penghuni lainnya melihat bagaimana sikap tubuh mereka apakah terlihat tegang atau santai.

Bukan tanpa alasan Naruto bersikap seperti itu, alasannya karena Shinju memberitahukannya jika saat pagi tadi ia lupa menekan sedikit dari aura Shinju. Hal itu lah yang membuatnya sedikit berhati-hati, menurutnya belum saatnya legenda kembali muncul.

Legenda?

Ya, Naruto sebagai sebuah legenda baru. Sebuah legenda yang membuatnya terkenal menjadi 'Eirian' atau yang biasa manusia sebut alien karena seluruh Fraksi tidak mengetahui asal usul tentang dirinya. Bahkan Kami-sama pun tidak mengakui nya.

Jelas jika Kami-sama tidak mengakui jika ia pernah menciptakan Naruto, karna pada dasarnya Dimensi Naruto berbeda dengan Dimensi yang ia tempati sekarang. Jadi jika Kami-sama tidak mengakui jika ia ciptaannya hanya satu teori yang ia dapatkan. 'Setiap Dimensi memiliki Kami-sama masing-masing'.

Oke, kembali ke alur cerita.

Walau ia tidak melihat postur siaga dari seluruh muridnya itu tidak menjadikannya santai, ia lalu menutup matanya.

[Byakugan]

Tidak ada yang mengetahui dengan perubahan matanya, itu karena ia menutup kedua matanya.

'Hm tidak ada yang aneh dari mereka, hanya aliran energi sedikit cepat yang menandakan sikap siaga dari kedua adik Maou Siscon dan putri dari malaikat jatuh merepotkan itu'

Semua yang melihat Naruto menutup matanya hanya melihat tanpa berniat mengganggunya.

Sedangkan Issei, ia sudah kesal karena mengira jika ayahnya itu tertidur. Ia kemudian mendekati Naruto yang masih memejamkan matanya itu.

Naruto yang terlalu focus pada ketiga iblis yang mengundangnya tidak menyadari Issei yang mengendap-ngendap mendekatinya.

"OI BAKA OYAJI BANGUN, JANGAN TIDUR DISINI!"Teriak Issei tepat di telinga Naruto. Membuat Naruto jatuh terjungkal ke belakang karena terkejut.

Bruuk

"Kuso gaki awas kau nanti"geram Naruto.

"Apa?. Salah sendiri kau tidur di sini"balas Issei tidak mau kalah.

"Sudah-sudah kita disini tidak untuk melihat pertengkaran antara orang tua dan anak"sela Rias.

Kedua ayah dan anak itu pun berhenti saat mendengar teguran Rias.

"Jadi, apa yang membuat kalian mengundang sensei kemari?. Kalau untuk pekerjaan rumah tadi sensei rasa kalian dapat mengerjakannya dengan mudah"sebelum Naruto kembali menyesap tehnya, seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut putih mendekatinya.

"Ada apa Toujou-san?"Tanya Naruto

'Mungkinkah Koneko merasakannya?'batin Rias dan Sona.

"Apa yang ada di dalam saku sensei?"Naruto kemudian merogoh sakunya dan mengambil sebuah coklat dari dalamnya.

"Hanya coklat Toujou-san, kau mau?"tawar Naruto.

Koneko menganggukan kepalanya dan langsung mengadahkan tangannya membuat Naruto langsung berteriak 'Kawaii' dalam hati.

'Kuso, kenapa jiwa Nistaku bangkit kembali pula'

Karena tidak ingin jiwa yang terpendam karena wajah Moe Koneko, Naruto pun memberikan coklat miliknya untuk Koneko.

Koneko yang mendapatkan coklat dari sensei pun kembali pada tempatnya dan menikmati coklatnya tanpa suara.

Hal itu pun membuat Rias dan Sona kecewa karena dugaan mereka meleset dari yang mereka harapakan.

"Ekhem"batuk dari Rias membuat semuanya menaruh atensi padanya.

"Kau sakit Gremory-san?"Tanya Naruto sambil menyodorkan permen mint pada Rias "Nih permen agar cepat sembuh"

Semuanya sweetdrop karena ketidak pekaan sensei mereka. Sweetdrop mereka bertambah setelah melihat Koneko kembali berdiri di samping Naruto tanpa mereka sadari.

"Sensei"panggil Koneko.

"Apa Toujou-san?"

"Untukku saja, Buchou tidak akan menerimanya sensei"pinta Koneko dengan pose Nekonya ditambah coklat yang berada di bibirnya menambah kesan Kawaiinya bertambah tiga kali lipat.

'Baka Neko, kau tidak tahu jika kau dalam bahaya!'batinnya menjerit.

"Baiklah ini Toujou-san"dengan begitu Koneko kembali ke tempat awalnya.

Setelah itu Naruto menyesap tehnya guna menenangkan jiwa terpendamnya. Setelah merasa sudah tenang ia kemudian melihat SMS yang masuk, setelah membaca sekilas Naruto pun menatap Rias.

"Jadi bisa kita kembali ke alur ceritanya. Authornya sudah menegurku karena membuat jari-jarinya pegal"ujarnya tambah dosa eh salah maksud saya tanpa dosa.

Semuanya pun mengangguk setuju.

"Jadi sensei sebenarnya apa?"Tanya Rias sambil mengeluarkan sayap iblisnya diikuti oleh yang lain.

Naruto sedikit melebarkan matanya, namun setelah itu memejamkan matanya.

"Hm jadi begitu, sensei tidak menyangka jika kalian adalah Akuma"ujarnya berbohong.

"Sensei sebenarnya….."

.

.

.

.

.

Tbc muehehehehe

.

Oke akhirnya selesai juga ^^

Ada yang menanti fict ini? (Krik Krik Krik)

Sudah ku duga *pundung*

Karena saya bingung mau nulis apa lagi maka, saya akan memberikan pengumuman

Cerita ini dan Seinaru Akuma akan Hiatus

Eits jangan nangis (Krik Krik Krik) .

Anjir *pundung di bawah pohon beringin*

Maaf tapi saya memiliki alasan juga untuk menghiatuskan kedua fict saya

Pertama, karena Pc saya di haruskan memasuki UGC dan yang kedua saya akan mengikuti program sekolah selama empat bulan lebih.

Tapi saat kedua alasan saya selesai, fict akan kembali bangkit kok tenang saja

Jadi mohon maaf Minna-san.

Review :

Asd : ya akan saya lanjut walau lama

Ruko : Ampun mbak (bener gk) nih chap udah aku panjangin kok

Damarwulan : yups

Archgosel : hehe garing ya. Gomen saya Cuma nyoba ngasih bumbu" humor

Bayu : waduh ane dapet bangsat XD, ni dah di panjangin

Guest : ini dah saya perbaiki

Nina : haha punya Naru dah karatan gk di pake ratusan tahun

Damarwulan : hehe bagus kan?

Oke itu balasan Review untuk yang tidak pakai/tidak memiliki akun Fanfiction

.

.

Neo out