My Darkness

Disclaimer : I own nothing but story

.

.


Setiap hati wanita yang pernah melihatnya akan jatuh cinta padanya.

Tak ada satu pun gadis yang mampu berpaling ke lain hati setelah terjerat olehnya.

Ia tampan, ia menawan, ialah pangeran sekolah yang diselimuti karisma kuat—Uchiha Sasuke.

"Aku menyukaimu, Sasuke-kun!"

Adalah Haruno Sakura, satu-satunya gadis yang berani memanggil Uchiha Sasuke dengan nama depan dan suffix 'kun', di antara para gadis yang pernah menyatakan cinta pada sang pangeran, Uchiha Sasuke.

"Pergi, pengganggu!" Reaksi dingin Sasuke terhadap Sakura telah menjadi konsumsi sehari-hari penghuni sekolah.

Sakura sudah mendapat gelar 'gadis tak tahu diri' dan 'gadis tak tahu malu' karena sifat pantang menyerahnya yang merendahkan harga dirinya sendiri untuk mengejar-ngejar pangeran sekolah.

Di sisi lain, raja sekolah, Uzumaki Naruto, anak dari pemilik sekolah elit ini sekaligus calon atlit basket nasional, selalu menghujaninya dengan perhatian.

Hampir semua murid membenci Haruno Sakura karena itu. Sebagian membenci karena mereka menyukai Sasuke, sebagian membenci karena mereka mengidolakan Naruto yang terkenal sebagai anak konglomerat yang supel.

Akibatnya, Sakura terus-terusan jadi bahan bulan-bulanan siswa-siswi yang membencinya. Dari mulai jebakan seklasik lem kuat di tempat duduknya (yang membuatnya dihujani tatapan kebencian karena Naruto langsung meminjamkan jaket MAHALnya untuk menutupi rok Sakura yang robek dan kotor) sampai yang terekstrim seperti pot tanaman dari atap yang nyaris merenggut nyawanya kalau saja (lagi-lagi) Naruto menyelamatkannya dengan menariknya.

"BERHENTI MENGGANGU DIA, ATAU AKU AKAN MASUKAN PELAKUNYA KE PENJARA!" Seisi koridor gempar dengan kemurkaan sang raja sekolah, Uzumaki Naruto, yang tak pernah menunjukan kemarahan selain hanya senyum ramah bak penguasa baik hati.

Karena serangan pot itu, telah membuat Sakura gemetar ketakutan selama satu hari penuh. Namun esok harinya, ia masuk ke sekolah seolah tak terjadi apa-apa.

Haruno Sakura tidak punya teman sejak memutus tali pertemanannya dengan model cantik sekolah, Ino Yamanaka, hanya karena Sasuke. Ini juga menjadi faktor, mengapa hanya Uzumaki Naruto yang mengganggapnya manusia di sekolah ini.

'Tak setia kawan', 'tak tahu diri', 'tak tahu malu'.

Tapi Haruno Sakura, tak pernah menunjukan raut tangis goyah akibat serangan bertubi-tubi, nilainya tetap tinggi sebagai murid berprestasi.

'Prestasinya karena ia punya koneksi melalui Uzumaki Naruto!'

'Apa-apaan!'

Sejak insiden pot tanaman itu, tak ada lagi serangan fisik yang diterima Sakura, melainkan kumpulan surat kebencian di loker, buku-buku, laci meja dan terkadang di tas sekolahnya.

"Apa kau tuli? Pergi, kataku!" Sasuke membentak, seakan kebencian satu sekolah yang tercurah ke Sakura masih belum cukup. Sakura menandaskan senyumnya, dua kotak bekal di kedua tanganya yang semula terangkat tinggi pun turun sepanjang tangannya sendiri.

"Aku muak melihat wajahmu. Jangan muncul di hadapanku lagi."

Sasuke pergi, mengacuhkan kedatangan Naruto yang menatapnya tajam. Wajah ingin membunuh Naruto berubah drastis saat Sakura mengangkat wajahnya dari tundukan.

"Wah Sakura-chan, apa kau memiliki ikatan batin denganku? Aku lapar sekali!" Naruto merebut salah satu kotak bekal di tangan Sakura.

"Kau… kan sudah punya jatah menu spesial untuk makan siang." Jawab Sakura pelan, tak mampu menyembunyikan kesedihannya walau senyumnya saat ini ditarik selebar yang ia bisa.

Dalam hati, Naruto ingin membunuh Sasuke. Sungguh.

"Aaah, aku bosan. Aku mau mencicipi yang kaubuat. Kau feminine juga ya Sakura-chan, aku jadi ingin menikahimu, hehehe."

Sakura tertawa. "Akan aku carikan perempuan yang jago masak untukmu. Bekal ini buatan ibuku. Hihi."

"A-ah. Aku tidak butuh istri yang jago masak kok!"

"Aku malas masak."

"Cocok sekali! Aku juga inginnya istriku tidak melakukan pekerjaan rumah, urusi aku dan anak kita saja."

"Berhenti membuat orang lain salah paham akan candaanmu! Kautahu fans-mu kan banyak."

Tawa keduanya mengundang tatapan kebencian yang semakin kuat dari murid-murid yang mereka lewati saat menuju kantin.

"Sakura itu… apa bagusnya sih?"

"Sshh! Mereka belum jauh, jangan sampai Naruto-sama mendengarnya!"

.

.

Kepalanya pusing, kulit-kulit rambutnya terasa sakit. Sakura terbangun, belum pulih betul kesadarannya, ia langsung berjengit kaget melihat Naruto yang ahli bela diri dan calon atlit basket nasional telah terkapar tak sadarkan diri di sebelahnya. Luka-luka lebam terlihat di sudut bibir Naruto dan mata kirinya.

Teriakan akan rasa sakit terdengar, menarik kesadaran Sakura sepenuhnya dan menoleh ke sumber suara.

Seseorang menjerit karena tangannya akan dipatahkan oleh Sasuke yang…

"SASUKE-KUN!"

Mata Sakura terbuka lebar. Sasuke menoleh dengan mata merah dan… sebuah segel kutukan di sebagian wajah dan tubuhnya.

"Akan kubunuh kau…" dengan suara berat penuh penekanan dan emosi, Sasuke benar-benar mematahkan tangan orang itu. Sakura langsung terhuyung ke belakang dan menutup mulutnya, terkejut bukan main dengan mata hijaunya yang melotot.

Ternyata sudah tujuh orang terkapar di sana, semuanya mengenaskan.

Dua orang lainnya yang masih sadar memohon ampun dan bersujud di kaki Sasuke yang kali ini terlihat sangat lain.

Karismanya seakan terganti dengan aura kegelapan. Matanya merah! Dan segel kutukan…

"BANGUN! Hibur aku." suara Sasuke pun terdengar… sangat menyeramkan.

"T-tolong jangan bunuh kami."

Secara tak masuk akal, satu tangan Sasuke sanggup menjambak rambut dari dua kepala orang-orang yang sedang bersujud padanya.

"Maafkan kami! Kami berjanji tidak a—aaaggg…"

Tangan Sasuke yang berubah menjadi hitam dan lebih besar itu mengeluarkan kuku dan menggores leher yang sedang dicekiknya. Sementara yang lainnya berusaha kabur namun rambutnya digenggam erat oleh Sasuke.

Entah apa yang membuat Sakura memiliki kekuatan, tubuhnya yang semula lemas kini mampu berdiri dan berlari…

"HENTIKAN!"

Seakan waktu terhenti.

Sasuke, dengan mata merah dan sebelah wajah bersegel kutukan, menoleh ke belakang.

"Sasuke-kun…"

Sakura telah memeluknya dengan erat.

"…tolong, hentikan."

Gadis itu menangis, membasahi seragam bagian punggungnya.

Emosi Sasuke… perlahan menguap…

Perlahan… mata merahnya kembali hitam, seiring segel kutukannya yang tertarik ke dalam pusaran di tengkuk lehernya.

Pelukan Sakura kian erat, dua orang yang tengah dihajar Sasuke pun terlepas. Yang satu jatuh terkapar di tanah dan yang satu lagi berlari kalang kabut sambil berteriak "monster".

Tangisan Sakura pun bertambah pecah, mengisak-isak namun pelukannya terhadap punggung Sasuke kian erat.

.

.

Dialah kegelapan.

Kegelapanku…

Cintaku.

.

.


Author note!


Kangen banget sama SasuSakuNaru #nangisKejer aku terlambat jatuh cinta… sama narusaku. Di saat Sakura dah happy ending sama Sasuke dan anak mereka. Aku gagal move on. #nangisKejerrrr

Anyway akhirnya bisa punya waktu untuk ffn I miss it so much #nangisnangisnangis