BACK IN TIME

.

.

.

Cast :

Xi Luhan

Oh Sehun

.

.

Support cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

And other cast/?

.

.

CERITA SAYA KEMBALI DENGAN CAST YANG BERBEDA KARENA ADIK SAYA YANG MEMINTANYA /PLAK

KALO GA SUKA YAOI GAK USAH BACA DARIPADA SAYA NANTI DAPAT REVIEW YANG GA ENAK DI HATI /DUOR/?

.

.

.

.

BACK IN TIME

.

.

.

.

Pemikiran mereka mulai jenuh, karena dosen sejarah mereka cukup membuat mereka muak dan ingin cepat-cepat meninggalkan kampus ini sekarang juga. Dengan seenaknya, dosen tersebut mengoceh, menceritakan masa lalu –dengan menceritakan buku tebal yang ia pegang- terus berulang-ulang.

Sudah tidak kaget lagi jika dalam kelas ini, semua mahasiswa maupun mahasiswi mulai mengantuk karena harus mendengarkan sejarah dari dosen mereka ini. Tak tanggung-tanggung, dosen ini juga seenaknya memberi tugas membuat artikel yang baru saja ia ceritakan, sesuai dengan bahasa mereka sendiri.

Chanyeol dan baekhyun saat ini sedang berdebat dengan dosen kim, dosen sejarah mereka yang sangat membosankan. Mereka berdebat karena baekhyun tidak terima dengan penilaian dokter kim atas artikelnya yang susah payah ia buat, membuat luhan harus turun tangan untuk menengahi mereka berdua. Tapi malah luhan ikut berdebat juga.

''tapi aku sudah susah payah membuat ini, pak. Apa anda tidak kasihan dengan saya ataupun teman saya ? kenapa anda memberi saya dan baekhyun nilai D?,''

''bahasa kalian tidak terlalu baku. Dan materi yang kalian tulis agak tidak sesuai di hati saya. Jadi kalian harus mengerjakan ulang,''

''APA?,''

''maaf, saya ada kelas lain. Saya tidak suka di bantah, jika kalian ingin protes, maka kalian proteslah dengan pemilik kampus ini karena dia yang sudah mempercayai saya untuk menjadi dosen kalian. Permisi,''

Bedebah ! Chanyeol dan baekhyun menghembuskan nafasnya dengan panjang dan duduk di kursi dengan lemas. Sebenarnya, dosen membosankan itu memiliki hati atau tidak? Kenapa dia begitu jahat pada baekhyun juga chanyeol?

''baek, aku rasa dia balas dendam dengan kita,''chanyeol mengusap wajahnya kasar, artikel yang sudah ia cetak begitu tebal. Siapa yang tidak emosi jika melihat hasil jerih payah kita, dan dosen hanya menilai D dalam tugas kita.

''mungkin dia balas dendam dengan kita,''

''maksudmu?,''

''iya dia balas dendam. Kita sering tidur saat dosen tua itu menerangkan materi, dan kita sering bermain juga saat dosen itu menceritakan hal memuakkan di buku tebalnya,''

''maka dari itu, kalian tidak usah tidur dan bermain. Sudah tau dosen kim seperti itu orangnya, kalian masih saja berani melawannya,''

Chanyeol dan baekhyun menoleh kea rah luhan dengan tajam. Luhan langsung tersenyum kecut dan mengangkat dua jari nya, membentuk perdamaian.

''kita akan mengetik apa lagi? Aku tidak bias mengetik untuk kesekian kalinya,''

''aku juga tidak tau bagaimana seluk beluk kuil bulguksa,''

Chanyeol dan baekhyun mulai menimang-nimang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Luhan menggelengkan kepalanya pelan ketika pasangan yang ada di hadapannya ini mulai memikirkan sesuatu. Luhan tau, ide chanyeol maupun ide baekhyun, tidak ada yang cemerlang.

''ahh, aku tau, byun.''

Baekhyun menoleh, menatap chanyeol dengan serius. Sedangkan chanyeol, menunjukkan senyum idiotnya.

''bagaimana kalau kita langsung dating ke kuil bulguksa? Tempatnya tidak jauh dari sini,kan? Untuk masuk kesana, biarkan aku yang akan mencari jalan keluarnya.''

''mmm, boleh juga. Kenapa aku tidak terpikirkan hal itu?,''

''karena kau selalu memikirkanku, ya kan?,''

Pipi baekhyun merona tipis. Ia meninju bahu chanyeol dengan pelan.

''a-apa yang kau bicarakan?,''

''hey, apa yang akan kalian lakukan ? kalian tidak berusaha ingin mencelakai atau menjahili dosen kim,kan?,''

Chanyeol dan baekhyun meutar bola matanya malas secara bersamaan. Mencelakai dosen kim? Itu sama artinya dengan kau mencari mati, walau dosen itu terlihat membosankan.

''tentu tidak, sayangku. Otak kami berdua tidak sedangkal itu.''

Luhan mengangkat satu alisnya.

''kami akan pergi ke kuil bulguksa langsung, dan kau harus ikut dengan kami.''

''a-apa?,''

''kenapa hm? Kau kan sahabat kami berdua, jadi susah senang kau juga haru ikut merasakannya.''

What the hell ! Kenapa luhan harus memiliki teman yang tidak waras seperti baekhyun dan chanyeol.

''kalian gila? Kalian tidak tau, kuil bulguksa di jaga ketat oleh penjaga yang langsung suruhan dari Negara. Para biksu juga sering berdoa disana, kalian benar-benar.''

''biksu?,'' chanyeol dan baekhyun berucap bersamaan, membuat luhan mengangguk.

''iya, memang kenapa?,''

Chanyeol Nampak mulai berfikir, baekhyun pun begitu. Tak lama kemudian, baekhyun menjentikkan jarinya, ia memiliki ide cemerlang –gila lebih tepatnya- dengan senyuman cerah di bibirnya.

Oh Tuhan, tidak lagi.

.

.

.

.

BACK IN TIME

.

.

.

.

Luhan bergerumul dengan selmut tebal kesayangannya. Ia tidak ingin pegi dengan chanyeol dan baekhyun . Pergi ke kuil bulguksa? Itu sama saja dengan mencari mati, bahkan lebih mengerikan dari pada menjahili atau mencelakai dosen kim.

Ponsel luhan sedari tadi terus saja bergetar. Luhan mengacuhkannya, pasti itu dari baekhyun ataupun chanyeol untuk mengajak luhan menjalan ide pasangan gila itu. Luhan mendapat nilai B, dan itu sudah lumayan bagus baginya. Kenapa ia haru susah-susah pergi ke kuil bulguksa?

TINN TINNN !

Klakson mobil berbunyi tepat di depan rumah luhan. Luhan menggerutu dan menutup telinganya dengan bantal, mengabaikan bunyi klakson di depan rumahnya. Ia tidak akan pergi ke kuil bulguksa. Tidak akan pernah.

Baekhyun turun dari mobil dan masuk ke rumah luhan yang tidak di kunci. Kebiasaan luhan, lupa untuk mengunci rumahnya sendiri. baekhyun sudah hafal betul sahabat karibnya ini. Ia berjalan menuju kamar luhan dan membangunkan luhan dengan cara yang kekanak-kanakan, yaitu dengan melompat-lompat di atas kasur kesayangan luhan, membuat luhan kesal setngah mati dan segara bangun dengan wajah yang mengerikan.

''hei, rusa cantik. Ayo persiapkan dirimu. Aku sudah smengunggumu dengan chanyeol sejak tadi. Kenapa kau tidak mengangkat telfonku?,''

Luhan tidak menanggapi ocehan baekhyun. Ia lebih memilih untuk kembali tidur lagi, lengkap dengan menutup wajahnya dengan bantal.

''hey, kenapa tidur lagi? Ayo bangun saying. Kau sahabat karibku, kenapa tidak mau membantuku dan juga chanyeol? Ayolah, jangan seperti ini.''

Baekhyun menarik-narik lengan luhan dengan paksa. ,e,buat luhan melenguh sebal dan mengiyakan ajakan baekhyun.

''baiklah-baiklah. Aku akan bersiap. Kau tunggu saja di ruang tamu, ajak chanyeol juga masuk.''

Kali ini, luhan harus rela berkorban demi kedua sahabatnya, tanpa memperdulikan resiko yang akan ia dapatkan.

.

.

.

.

BACK IN TIME

.

.

.

.

Mereka bertiga sudah sampai di depan kuil bulguksa. Mereka menatap kuil itu dengan takut, kemudian menegukkan saliva secara bersmamaan. Kuil ini sungguh mengerikan. Walaupun ini kuil untuk tempat berdoa, kuil yang sangat bersejarah ini cukup mengerikan jika di lihat pada saat malam hari.

''kalian yakin akan masuk ke kuil ini? Kalian tidak takut apa yang akan terjadi pada kalian jika pihak yang berwajib mengejar kalian nanti?,''

Luhan tidak mendengar jawaban baekhyun maupun chanyeol. Ia menolehkan kepalanya, dan melihat baekhyun dan chanyeol sedang bersiap-siap menganakan pakaian ala biksu yang mereka bawa. What the f*ck ! Kenapa mereka antusias sekali untuk mendapatkan nilai bagus dari dosen kim?

Chanyeol melemparkan pakaian yang sama ke arah luhan dan luhan langsung menangkapnya. Luhan tidak tau, mereka menyewa pakaian seperti ini darimana. Tapi ia yakin, ia akan di landa masalah setelah ini.

.

.

.

.

.

.

Ketiga biksu palsu itu masuk ke dalam kuil bulguksa dengan hati-hati. Mereka melihat, penjagaan di malam ini tidak teralu ketat. Jadi mereka agak lega dan bisa memfoto isi kuil bulguksa ini untuk materi mereka.

Sempat mereka berpapasan dengan pejaga yang berbadan kekar dan berwajah garang. Tapi, saat penjaga kuil tersebut melihat mereka bertiga, mereka langsung membungkuk hormat, kemudian kembali ke tugasnya. Membuat baekhyun dan chanyeol terkikik geli, sedangkan luhan hanya memutar bola matanya dengan malas.

Sampai di inti ruangan, baekhyun chanyeol, maupun luhan, di buat takjub oleh seisi kuil ini. Di ruang pertama, mereka melihat ada patung raksasa yang begitu anggun dan cantik. Sepertinya, dulu dia adalah seorang putri yang dikutuk oleh sang dewa karena perlakuan sombongnya. Eh?

Sibuk memotret apa yang ada di ruang in tersebut, luhan memutuskan untuk melihat lihat yang lain. Ia tidak di hukam, kan? Jadi ia bebas melihat lihat tanpa harus memotret untuk membuat tugas ulang.

Luhan melihat, ada seperti terowongan kecil yang menarik perhatiannya. Luhan melihat kebelakang, dan melihat chanyeol dan baekhyun sedang asyik memfoto apa yang ada di ruang inti. Jadi, luhan juga ingin melihat seisi terowongan sempit tersebut.

Sarang laba-laba membuat luhan repot, ia harus menyingkirkan sarang laba-laba yang menutupi jalannya, sampai akhirnya, ia berada di jalan buntu. Terowongan macam apa ini? Tidak ada istimewanya. Luhan kira, ia dapat menemukan harta karun atau yang lain. Ia memutuskan untuk kembali dengan kedua temannya.

Sesuatu yang berkilau membuat luhan memberhentikan langkahnya. Ia melihat, ada kalung berliontin berlian berwarna merah darah begitu bersinar di matanya. Kalung tersebut sangat cantik, tidak kotor sama sekali. Padahal terowongan ini sangat kumuh dan terlihat tidak pernah di bersihkan.

Luhan memilih untuk mengambil liontin tersebut. Terowongan ini tidak pernah di periksa, kan? Jadi apa salahnya ia mengambil barang tidak berguna seperti ini. Luhan memandang liontin tersebut dengan senyuman yang begitu manis, kemudia ia memasukkannya ke dalam saku dan segera keluar dari terowongan tersebut.

''luhan, kau dari mana saja? Apa kau mengambil sesuatu di sini?,''

''ugh? T-tidak, aku tidak mengambil apapun. Ayo kita pergi, sebelum para penjaga sadar kalau kita sedang menyamar. Apa kalian sudah selesai?,''

Terlihat chanyeol dan baekhyun mengangguk, dan mereka bertiga segera keluar dari kuil tanpa kembali ketahuan oleh penjaga.

.

.

.

.

BACK IN TIME

.

.

.

.

Luhan melambaikan tangannya ketika melihat baekhyun dan chanyeol pergi dari rumahnya. Ia memilih berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang kotor karena debu dan juga sarang laba-laba yang masih tersisa sedikit di bajunya.

Selesai membersihkan badan dan tercium bau anggur yang menguak di tubuhnya, ia kembali ke kasur kesayangannya. Tapi, ia kembali mengingat sesuatu, kalung berliontin berlian merah yang ia temukan tadi.

Ia kembali menggeledah baju kotornya, kemudian mengambil kalung tersebut dan mengamatinya dengan lekat. Sungguh luar biasa indah kalung yang ia temukan. Kalau ia jual kalung ini, pasti ia akan mendapatkan uang yang sangat banyak.

Ia berfikir kembali, tapi jika ia menjual kalung ini dan salah seorang warga mengenali kalung ini adalah kalung dari kuil bulguksa, ia bisa menjadi teroris korea selatan untuk pertama kalinya. Luhan menggelengkan kepalanya dengan kencang, bergidik ngeri membayangakan semua itu.

''kau canti, tapi kenapa kau tidak di rawat seperti barang yang lain? Bagaimana kalau aku yang merawatmu, hm? Selamat malam, kalung cantikku.''

CHUP !

Luhan mengecup liontin pada kalung itu sebentar, kemudian ia memutuskan untuk tidur. Karena chanyeol dan baekhyun sudah berhasil membauatnya lelah seharian ini.

Baru saja luhan memejamkan matanya, sebuah sinar yang entah datang dari mana menyilaukan wajahnya. Ia menutup matanya dengan tangan kirinya, berusaha untuk menyingkirkan sinar yang begitu mengkilat di depannya. Apa dia benar-benar menjadi teroris?

Seteah merasakan sinar tersebut hilang, luhan perlahan membuka matanya, dan melihat, ada seorang laki-laki berpakaian aneh duduk bersila di hadapannya. Laki-laki tersebut nampak seperti seseorang yang bertapa, karena tangannya menyatu seperti naruto yang akan mengeluarkan jurusnya.

Tentu saja luhan kaget bukan main. Ia langsung saja teriak dan membuat laki-laki itu membuka matanya. Laki-laki itu melihat sekeliling kamar luhan, kemudian matanya berhenti di luhan yang tengah berbaring.

''siapa kau, nona?,''

Luhan makin berteriak kencang. Ia langsung saja berdiri dan menendang laki-laki tersebut hingga jatuh tersungkur di lantai dengan tidak elitnya. Luhan mengampil bantal dan guling untuk di jadikan senjata. Bayangakn saja, bantal luhan gunakan sebagai tameng, guling luhan gunakan sebagai pedang. Benar-benar konyol.

Laki- laki tersebut nampak marah. Ia memandang luhan dengan wajah yang bengis sambil berkacak pinggang. Luhan tidak peduli, ia menganggap pencuri ini akan mencabulinya. Lihat saja wajah mesumnya, benar-benar kentara bahwa dia adalah orang jahat.

''PENCURIII ! KELUAR DARI KAMARKU !''

''tidak sopan sekali, hey ! aku ini pangeran, putra mahkota dari kerajaan oh ! dan kau harus minta maaf padaku nona,''

''BERHENTI MEMANGGILKU NONA ! KAU TIDAK MELIHAT DADAKU ? DADAKU TIDAK BESAR DAN AKU INI LAKI-LAKI !''

''hm, benar juga. Bisa kau buka celanamu itu nona? Kau harus membuktikannya,''

''DASAR MESUM ! KEPARAT KAU !''

''cepat minta maaf,''

''SIAPA KAU SEBENARNYA? KAU PENCURI, KAN? KAU MENYAMAR DENGAN MENGGUNAKAN PAKAIAN HANBOK SEPERTI ITU, APA KAU GILA ? KAU SIAPAAAAAA ?,''

''aku? Aku keluar dari liontin itu,nona.''

''A-APA?,''

.

.

.

.

BANCK IN TIME

.

.

.

Haloooo saya kembali dengan ff baru saya. Saya lagi suka ff bergenre fantasy jadi harap di maklumi ya. Mumpung imajinasi saya terlalu tinggi/?

Yang masih nunggu ff saya yang NIGHTMARE, tunggu aja sampe ubanan /gggg. Masih dalam proses pengetikan, masih newbie jadi dimaklumin yaww /ketjup sehun/.

.

.

.

.

.

.

Last, review or end?