Tak seperti biasanya, pagi kali ini tampak terlihat suram karena rintikan hujan. Sang mentari seolah tengah berlelah dan menggantikannya dengan tetesan air matanya.

Hujan selalu menyimpan rasanya sendiri. Selalu melekat dengan kenangan kesedihan dan kepedihan. Sebanyak tetesan hujan yang jatuh menyentuh bumi ini, sebanyak itu pula beban akan penyesalan dan rindu Lee Sungmin untuk namja itu. Pria yang pernah benar-benar menyentuh hatinya dengan hanya tingkah bodohnya.

"Kau ada dimana ?" Gumamnya sambil menatap sendu miniatur sebuah pesawat ditangannya.

SORRY

Lee Minnkyu Present

Main Cast

Lee Sungmin

Marchus

Kyuhyun

Disclaimer :Mereka hanya milik mereka, hanya pinjam nama. Jangan berfikiran berlebihan cause Its my FF.

Warning :GS / Typo bersebaran / Tidak ada fanwar/NO LIKE DONT READ/ NO FLAME !

Untuk kalian yg masih bertahan Joy ! Aku ff ni untuk kalian :")

Back To 2009

Cibiran demi cibiran terus menghujaminya ketika semua penghuni sekolah mereka mengetahui hubungan keduanya. LEE SUNMIN DAN KIM KYUHYUN.

Sungmin cukup gerah dengan tingkah Kyuhyun yang selalu menempelinya bak lem. Meski ia terus bersikap ketus dan kejam namun pemuda tambun tersebut tetap terus berada disampingnya. Pria itu bahkan kerap dimanfaatkan oleh Seohyun dan kawannya yang lain. Namun dengan polosnya, Kyuhyun selalu saja menuruti semua kemauan mereka dengan alasan demi dirinya.

Mungkin atara polos dan bodoh memang terlalu tipis perbedaannya. Meski diperlakukan kasar sekalipun, Kyuhyun tak pernah bergeming berlari. Dengan bodohnya, pria itu tetap menerima semua teriakan, cacian dan hinaan dari Seohyun dan kawan-kawannya.

Bahkan saat Sunghyun terus saja membullynya, Kyuhyun hanya diam tak melawan. Ia tau betul jika dengan mendekati Lee Sungmin sudah merupakan menggali kuburannya secara tidak langsung. Namun perasaanya terhadap Sungmin sungguh tulus dan ia berharap jika Sungmin juga memiliki perasaan yang sama untuknya. Meski itu hanya kecil harapannya.

Sedangkan Sungmin sendiri tak tahan bukan karena fisik Kyuhyun, tapi karena sikap orang-orang disekitarnya ketika memperlakukan Kyuhyun begitu tak manusiawi membuat dirinya gerah dan marah. Ia tidak ingin ada orang lain yang harus menanggung semua perlakuan buruk tersebut hanya karena dirinya. Baik itu Kyuhyun ataupun orang lain. Maka dari itu, selama ini ia membatasi perasaannya terhadap pria yang mencoba mendekatinya.

Hari demi hari Seohyun dan lainnya semakin buruk memperlakukan Kyuhyun. Sungmin sungguh ingin berteriak marah dan menyudahi semuanya tapi ia tidak memiliki keberanian sebanyak itu melawan Seohyun. Dirinya seperti pecundang yang terus saja bersembunyi diatas penderitaan orang lain. Diatas penderitaan Kyuhyun.

Saat itu hujan turun begitu lebat mengelilingi sekitar sekolah mereka. Beberapa pelajar nekad menerjang hujan tersebut dan sebagian menunggu sampai hujan tersebut redah. Dan Sungmin menjadi salah satu yang memilih menunggu dari pada menerjang hujan yang begitu lebat tersebut.

Beberapa jam ia habiskan untuk sekedar menggambar sesuatu diatas buku sketsa miliknya diruangan kelas seni. Kadang rasanya sendiri seperti ini lebih menyenangkan. Bergulat dengan pinsil dan buku sketsanya saja membunuh banyak waktu.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Bahkan sebentar lagi sang mentari akan kembali keperaduannya. Sungmin menatap sekelilingnya, tak seorangpun yang masih tersisa disekolahnya terkecuali dirinya. Hujan masih saja turun begitu deras. Ia tidak begitu terlalu menyukai dingin ataupun hujan. Tapi hari mulai senja dan tak mungkin dirinya harus lebih lama lagi menunggu hujan redah.

Saat hendak berlari, samar-sama Sungmin melihat sosok besar dan tinggi berlarian kearahnya. Matanya terbelalak kaget saat menyadari jika sosok tersebut merupaka Kyuhyun yang tengah berlari tergopoh-gopoh kearahnya.

Sungmin mengerutkan dahinya heran, kenapa Kyuhyun bisa mengetaui jika dirinya masih berada disekolah.

"Hosh...hosh...syukurlah kau baik-baik saja." Ujar Kyuhyun dengan nafas yang tersedat-sedat.

Sungmin mengepalkan jemari kukunya kesal melihat sikap Kyuhyun yang sok perduli padanya. Untuk apa pria itu mengkhawatirkan dirinya yang selalu berbuat jahat terhadapnya.

"Bagaimana bisa kau tau, aku masih berada disini ?"

Kyuhyun tersenyum simpul dan menunjukan ponsel miliknya. Sungmin hanya ber'Oh' ria saja. Rupanya pria itu tidak sebodoh yang ia fikirkan. Pria itu bahkan memikirkan hal yang tak terfikirkan olehnya, yaitu melacak dirinya lewat GPS.

"Um, a-ayo kita pulang." Ajak Kyuhyun sambil memayungi tubuh Sungmin.

Sungmin melotot marah kearah Kyuhyun. "Apa kau mau membuat ku basah kuyup eoh?" Ujarnya begitu ketus.

Kyuhyun salah tingkah, ia lupa jika payung miliknya terlalu kecil untuk berbagi dengan Lee Sungmin dan tubuhnya yang besar. Ia memberikan payung tersebut kehadapan Sungmin.

"Um-maaf Sungmin. Kau-kau bisa menggunakannya. Gwencana."

Tanpa berkata berkata banyak, Sungmin langsung menarik kasar ganggang payung tersebut, meninggalkan Kyuhyun sendiri yang terpengkur.

Kyuhyun menyentuh dada sebelah kirinya yang terasa berdenyut sakit. Bukan hal pertama Sungmin memperlakukannya begitu kasar seperti ini tapi ia juga tidak tau kenapa bisa sebodoh itu terus mempertahankan cintanya. Jelas-jelas Sungmin tak pernah menginginkannya. Tapi ia tetap saja berjalan dibelakang gadis itu. Terus menatap punggungnya, berharap jika suatu saat gadis itu akan berbalik dan melihat cintanya yang tulus.

Dengan tergopoh-gopoh Kyuhyun mengejar langkah Sungmin didepannya. Hujan turun begitu deras membasahi seluruh pakaiannya. Seketika pandangannya menghambur saat kaca mata yang ia kenakan tak luput dari guyuran air hujan. Beberapa kali Kyuhyun mengusap kaca matanya sampai ia tak sengaja menerjang kerikil besar dibawah kakinya.

Dugg...

Tubuh besar milik Kyuhyun ambruk karena terjatuh. Dan sialnya lagi kaca matanya terjatuh dan tertimbah tubuhnya sendiri sampai terbelah dua. Ia tidak tau harus berbuat apalagi, pandangannya begitu tak jelas ditambah guyuran hujan semakin menghamburkan penglihatannya.

Saat jemari tangannya meraba jalanan mencoba menyentuh sesuatu, gambar uluran tangan seseorang samar didepannya.

"Apa yang kau lakukan ? Cepat bangun."

Suara lembut itu tak asing lagi baginya. Tanpa ragu lagi, Kyuhyun langsung meraih uluran tangan tersebut.

"Go-gomawo."

"Hm..."

Keduanya kembali dalam percakapan canggung dan dingin seperti biasanya saat hanya berdua.

Saat ini keduanya sepakat untuk berteduh untuk sementara waktu didepan pintu sebuah pertokoan. Pakaian keduanya hampir basah kuyup setelah Sungmin membagi payung tadi dengan Kyuhyun.

Tetesan rintik hujan bak alunan musik yang terdengar mencekam. Detik demi detik waktu Sungmin habiskan bersama pria disampingnya tersebut namun tak ada percakapan berarti diantara keduanya. Rasanya aneh setiap kali ia berdekatan dengan Kyuhyun. Tak sebelumnya ia merasa begitu gelisah seperti ini jika pria lain mencoba mendekat tapi dengan Kyuhyun rasanya begitu berbeda. Ada apa dengan dirinya ?

"Hm, itu. Apa kau tidak dingin ?"

Sungmin menolehkan wajahnya kearah Kyuhyun. Pertanyaan macam apa itu, tentu dirinya merasa dingin disaat pakaiannya basah dengan cuaca seperti ini. Masih saja bertanya tak penting seperti itu.

"Bukan urusan mu." Ujar Sungmin ketus.

Sungmin kembali menatap kearah rintikan hujan didepannya tanpa melihat tatapan Kyuhyun yang begitu sendu.

"Apa aku menjadi beban untuk mu Sungmin ?" Tanya Kyuhyun terdengar begitu memilukan.

"Apa jika aku mengatakan 'Ya' kau mau berhenti menyukai ku Kyuhyun ?"

"..." Kyuhyun sendiri tak tau harus menjawab apa. Ia terlalu egois terus mempertahankan Sungmin disisinya sedangkan gadis itu sendiri tak pernah menolehkan matanya untuk sekedar melihat perasaannya. Memikirkan berpisah dengan Sungmin seperti merampas sumber oksigennya.

Sungmin masih terdiam dan merenung beberapa saat sebelum berkata kembali.

"Kyuhyun, sebenarnya apa yang kau sukai dari ku ?" Gumamnya begitu kecil, mungkin suara rintik hujan mengalahkan suaranya. Namun Kyuhyun masih menangkap gumaman Sungmin tersebut.

"Tidak butuh alasan untuk menyukai seseorang." Jawab Kyuhyun mantap. Ia memang tidak memiliki alasan kenapa hatinya jatuh pada Sungmin. Bahkan jatuh sampai berkali-kali.

"Terlalu klise dan konyol." Timpal Sungmin terdengar sinis.

Kyuhyun menarik nafasnya pasrah. "Lee Sungmin..." panggilnya.

Sungmin hanya menggumam tak berminat.

"Buang semua amarah mu. Setelah itu kau bisa melihat dengan jelas, perasaan yang tulus tanpa pamrih itu seperti apa."

Sungmin tercekat, perasaannya berdesir semakin aneh. Pria itu berhasil menyentuh titik dingin dalam hatinya yang tak pernah tersentuh oleh seseorang.

Kyuhyun sendiri tak begitu faham, tapi ia selalu merasa jika tatapan Sungmin terhadap orang disekelilingnya terlihat penuh amarah yang siap meledak. Entah itu karena apa, tapi Kyuhyun yakin jika dibalik sikap dingin dan perkataannya yang kejam, Sungmin masih memiliki sisi lembut jika saja amarah itu telah hilang.

Sulit mengkaui jika apa yang Kyuhyun katakan itu benar adanya.

Perlahan ia menatap wajah lusuh Kyuhyun disampingnya. Keduanya sempat terpaku satu sama lainnya untuk beberapa saat. Sungmin segera memalingkan wajahnya ketika merasa ada desiran aneh didalam hatinya.

Kyuhyun sendiri tak kalah gugupnya dengan Sungmin. Pemuda pemalu tersebut menggaruk rambut lepeknya yang tak gatal saking gugupnya.

Sungmin merogoh tas ransel miliknya, mencari sesuatu didalamnya. Dengan enggan Sungmin mengulurkan sapu tangan miliknya kehadapan Kyuhyun.

"Dagu mu berdarah. Bersihkan."

Kyuhyun tersenyum simpul saat Sungmin memberikan sapu tangan tersebut. Meski nada suara Sungmin yang masih tak begitu bersahabat, tapi Kyuhyun terharu akan bentuk perhatian Sungmin.

"G-gomawo." Kyuhyun meraih uluran tangan Sungmin. Jantungnya hampir meloncat dari dadanya saat kulit tangannya tak sengaja bersentuhan dengan kulit jemari Sungmin. Kali pertamanya, bisa menyentuh langsung kulit sehalus porselen tersebut yang biasanya hanya bisa ia impikan.

Saat Kyuhyun sibuk membersihkan darah dari dagunya, diam-diam Sungmin mencuri pandang padanya. Gadis es tersebut memperhatikan cara Kyuhyun membersihkan lukanya dengan begitu gugup. Ia gemas sendiri melihat Kyuhyun yang begitu.

Karena tak sabar, Sungmin mengambil alih pekerjaan Kyuhyun. Perlahan-lahan Sungmin membersihkan darah dari luka tersebut.

Tanpa sadar jika keduanya kini terjebak dengan situasi begitu intim sebagai sepasang kekasih. Jantung Kyuhyun semakin berdetak tak menentu saat Sungmin terus menyentukan sapu tangan tersebut diatas dagunya. Bau khas dari Lee Sungmin tercium dari sapu tangan tersebut.

Saat mata mereka tak sengaja beradu pandang, keduanya terpaku satu sama lainnya. Tangan Sungmin yang terasa mati rasa, masih berada diatas dagu Kyuhyun.

Bola mata hitam Kyuhyun begitu terlihat memikat bak kegelapan malam berhiaskan bintang-bintang. Tak pernah sebelumnya Sungmin merasa jika hanya menatap seorng pria membuat jantungnya berdegup kencang. Kyuhyun mungkin tak setampan namja diluar sana, tapi Sungmin merasa jika dari balik tatapan bola mata Kyuhyun telah memancarkan segala kesempuranaan hati dan wajah Kyuhyun sendiri. Tak perlu fisik untuk mendeskripsikan tampan atau cantik seseorang, tapi hati lebih penting dari segalanya. Untuk apa rupa menawan bila tak didukung hati yang bersih.

Suasan hening dan gemericik hujan seolah mendukung suasana sendu diantara keduanya. Tanpa sadar, perlahan Kyuhyun semakin mendekatkan wajahnya kearah wajah Sungmin. Tak seperti biasanya, Sungmin tak bergeming ataupun berusaha memalingkan wajahnya.

Gadis es tersebut bahkan memejamkan matanya saat bibir Kyuhyun menyentuh lembut bibirnya untuk pertama kali dalam hidupnya. Terasa manis dan hangat.

Seumur hidup mereka, baik Kyuhyun dan Lee Sungmin takan pernah bisa melupakan ciuman pertama mereka dibawah rintik hujan tersebut.

Flashback Off

ooo000ooo

"Kau tidak kuliah pagi hari ini ?"

Sungmin terkesiap menolehkan wajahnya kearah sumber suara tersebut. Suara kakaknya membunyarkan lamunannya tentang Kyuhyun dan menariknya kembali kedunia nyata.

Sungmin tersenyum kilas, "Malas." Ujarnya acuh.

Sang kakak langsung mendekat kearah jendela, dimana Sungmin tengah duduk diatas kusen jendela tersebut memandangi hujan turun dari kaca jendelanya yang lebar.

"Malas atau kau takut bertemu Marchus eoh ?" Goda sang kakak.

Sungmin memutar bola matanya malas. "Tsk. Untuk apa aku takut ?"

Sang kakak ikut duduk diatas kusen dipojok jendela lainnya. "Mungkin kau takut jatuh cinta padanya ?" Jawabnya asal.

"Itu konyol !"

"Tidak, aku fikir dari sekian banyak pria yang mendekati mu, hanya dia yang paling tangguh. Mungkin kau bisa berfikir ulang mengenai itu. Jangan terlalu membencinya. Kau tau bukan, antara benci dan cinta itu hanya beda tipis."

Sungmin tertegun memikirkan perkataan sang kakak yang mungkin memiliki setengah kebenarannya. Kebenaran jika ia memang sangat membenci tingkah Marchus yang selalu membuatnya malu.

".."

Victoria, sang kakak hanya bisa mendesah pasrah melihat adiknya selalu saja merespon dingin dan acuh setiap ia membahas pria yang berusaha mendekati adiknya tersebut.

"Kau tidak bisa terus-menerus hidup dengan semua masalalu mu min. Kau bisa menciptakan penyesalan lainnya jika kau terus membentengi hati mu seperti itu." Tidak ada yang bisa Victoria lakukan selain memberikan nasehatnya pada Sungmin saat ini. Ia cukup tau bagaimana terpuruknya Sungmin dulu, karena itu ia tidak bisa memaksa adiknya untuk membuka hatinya pada semua pria. Ia hanya ingin adiknya merasa bahagia. Hanya itu saja.

Victoria mengelus surai Sungmin sekilas sebelum ia beranjak dari kamar adiknya itu. Namun saat berada tepat dibibir pintu, Victoria membalikan badannya kembali.

"Cepat bersiap, aku akan mengantar mu."

"Ya." Sungmin hanya mengangguk sekilas memberikan jawabannya. Rasanya ia tak bersemangat sama sekali namun ia ingat jika hari ini ia harus mengumpulkan tugas dosen Seok.

ooo000ooo

Hujan masih terlalu lebat saat memasuki kampusnya. Mau tak mau Sungmin harus menggunakan payung jika tak ingin basah kuyup menyebrangi bangunan sekolahnya itu. Victoria yang merupakan mahasiswa semester akhir yang tengah sibuk mempersiapkan sekripsinya hanya dapat mengantarkan adiknya sampai kepelataran kampus mereka saja kemudian kembali.

Sungmin berlarian kecil agar lebih cepat sampai tujuannya sambil membawa payung miliknya. Namun entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja Marchus menyabotase jalannya dan memaksanya berbagi payung.

"Apa kau sudah gila ?" Pertanyaan Sungmin bahkan lebih mirip makian dari sebuah pertanyaan.

Namun dengan acuhnya, pria berambut coklat legam tersebut hanya mengedikan bahunya. "Pelit sekali eoh ? Aku hanya memaksa mu berbagi payung bukan berbagi ranjang mu." Gerutu Marchus.

"Apa ?"

Marchus tersenyum polos atau mungkin lebih tepat berpura-pura bodoh.

"Tidak ada, ayo." Dengan lancang Marchus merangkul pundak Sungmin.

Sungmin langsung menepisnya dan bergerak menjauhkan tubuhnya. Namun sayang tindakannya tersebut malah membuat kesempatan tangan Marchus merangkul pinggangnya.

"Jangan jauh-jauh seperti itu. Kau bisa basah nanti, kau benci dingin bukan ?"

Lagi-lagi Sungmin terpana akan onyx berwarna biru tersebut. Enatah kenapa dirinya selalu terpesona akan mata Marchus. Pria itu memiliki biru jernih dimatanya.

Keduanya saling berpandangan dibawah rintik hujan untuk beberapa saat sebelum Marchus menerbarkan senyuman menawannya yang membuat Sungmin sadar jika pria itu tengah berusaha menggoyahkan hatinya.

"Mungkin sepuluh detik lagi kau akan jatuh cinta pada ku jika kita terus berada disini."

"M-mwo ?"

"Sebaiknya kita cepat berteduh sebelum pakaian kita basah kuyup." Marchus menggenggam jemari Sungmin erat dan mengajak gadis manis itu berlarian kecil.

Saat berlarian, Sungmin terus memperhatikan tautan tangan mereka. Berfikir jika ia pernah merasakan perasaan semacam ini saat seseorang melakukan hal sama.

"Terimakasih atas tumpangan payung mu nona Lee. Sampai bertemu nanti." Marchus mengedipkan sebelah matanya nakal kearah Sungmin yang masih belum penuh akan kesadarannya tadi.

Sungmin masih memperhatikan punggug Marchus yang semakin menjauh menerjang derasnya hujan menyebrangi faluktasnya yang memang berjauhan dengannya.

'Kyuhyun...?'

Rintih Sungmin dalam hatinya saat menyadari jika perasaan itu mengingatkannya pada sosok Kyuhyun.

Pikirannya terus melayang bagaimana bisa ia membandingkan perasaannya terhadap Kyuhyun dan Marchus.

Fokusnya mulai menghilang saat berjalan sampai ia tak sengaja menubruk sesuatu yang keras hingga tubuhnya ikut terhuyung. Beruntung ia tidak sampai terjatuh.

"Apa kau tidak bisa menggunakan matanya mu dengan benar eoh ?" Maki sosok dihadapannya tersebut.

Sungmin mendongakan wajahnya dan tercekat tak bisa berkata. Tampak sekali jika mata pria tersebut berkilat marah. Perasaan sesal kembali menghampiri Sungmin setiap kali melihat kilatan amarah pria tersebut. Jika saja waktu bisa diputarnya kembali.

"Maafkan aku..." Gumam Sungmin sambil menundukan wajahnya tak berani menatap wajah pria didepannya itu.

"Tidak berguna !" Ujar sang namja begitu terdengar sarkatis.

"Yaa kau ini kasar sekali eoh !" Tiba-tiba saja Kibum muncul dari belakang mereka membela Lee Sungmin. Sebenarnya Kibum sudah memperhatikan pertengkaran keduanya dari kejauhan tadi namun hanya diam dan disaat pria tersebut semakin berbuat kasar, dirinya sungguh tak tahan lagi.

Tak berniat membalas perkataan Kibum, pria tersebut berbalik angkuh meninggalkan keduanya.

"Yaa Lee Donghae, tunggu !" Kibum hendak menarik kembali pria itu namun tertahan oleh tangan Sungmin.

Sungmin memberikan kode pada Kibum agar tak memperkeruh masalah mereka. "Tidak, bum-ah"

"Aish ! Aku tidak mengerti, kenapa Donghae sangat kasar pada mu ? Apa kau pernah menolak cintanya dulu ?" Tanya Kibum asal. Ia begitu heran karena selama ini sikap Donghae memang terlihat begitu sinis ketika menyangkut tentang Lee Sungmin.

Sungmin hanya bungkam tak bisa menjawab.

"Kekanakan sekali hum..." Tambah Kibum.

-Hati ku begitu sakit menahannya, berapa banyak lagi kebencian yang harus ku bayar untuk mu ?- Lee Sungmi ...

Tbc

Hadir lagi sesuai janji ku sabtu malam minggu ^^...

Meski respon ff ni gk begitu baik, sedih banget liatnya tapi aku usahain trs apdet untuk kalian yg masih setia dan bertahan mendampingi ku, memberikan semngat untuk ku. Sampai ada yg bil kalo bisa satu chp.y dia kasih respon sebanyak"y dia kash karena terbatas akun aku mengerti kok. Makasih ya saeng ^^ dan Makasih yg selalu bertahan masih nunggu ff ku.

Kadang seneng baca komenan kalian yg bermcam" senyum" sendiri bacanya. *curhat sedikit. Aku berasa balik ke jaman AOM :D

Pokoknya makasih yg masih sempetin buat komen...buat sider hayo tobat... :D gk bakal gigit kok...

Satu suara kalian sudah sperti ribuan batrai penyemangat buat para author loh...

Sampai malam minggu berikutnya jika mash ada yg berminat~~~

Give me Rivew eoh ?

~Lee Minnkyu