2009

"Lee-Lee Sungmin-ssi, aku

..aku...menyukai mu, ja-jadilah kekasih ku. Kumohon."

Pemuda tambun tersebut menundukan kepalanya sambil memberikan setangkai bunga mawar dihadapan Sungmin secara tiba-tiba saja. Sungmin dan beberapa teman perempuannya yang lainpun terperangah. Sungmin sangat terkejut mendapatkan pernyataan cinta seperti itu.

Ini bahkan terlalu pagi untuk menyatakan cinta, apalagi didepan umum seperti ini. Beberapa penghuni sekolah mereka yang tadi berlalu lalang langsung saja menghentikan langkah mereka seketika mendengar seseorang dengan berani menyatakan cinta pada salah satu primadona sekolah mereka tersebut. Apalagi seorang Lee Sungmin yang terkenal karena menjadi incaran preman sekolah mereka yaitu Choi Sunghyun.

Sejak dulu lelaki yang berani mendekati ataupun menyatakan cintanya pada Lee Sungmin akan selalu berakhir dirumah sakit karena Sunghyun takan segan untuk menghajar pria-pria tersebut tanpa ampun.

"Ow ow...romantis sekali eoh ? Uri Sungmin, lihatlah sepagi ini ! Betapa beruntungnya dirimu." Salah satu teman Sungmin menyaut dan merebut setangkai bunga mawar tersebut dari genggaman sang pemuda tambun.

Sungmin tau jika dibalik ucapan temannya tersebut hanyalah sebuah hinaan untuknya.

"Aku tidak menyukai mu, pergilah !" Sungmin berucap begitu dingin dan tak berniat membalas perkataan temanya tersebut. Ia juga tidak ingin mempermalukan dirinya lebih lama lagi dihadapan siswa-siswi lainnya yang tengah memperhatikan mereka.

"Hey Sungmin ! Kau jahat sekali, dia ini terlihat seperti anak baik-baik loh !." Suara teman gadis Sungmin lainnya ikut menyaut dan kemudian menengok wajah pria tambun tersebut yang masih menunduk dalam. "Waw ! Wajahnya tidak terlalu buruk kok, dia bahkan memiliki beberapa lapis pada kaca matanya." Ujar gadis tersebut dengan aegyonya membuat tiga gadis lainnya tersebut tertawa terkecuali Lee Sungmin yang hanya menatap datar pada pemuda disamping Sunny, temannya tersebut.

"Aku tidak perduli, kita pergi saja." Sungmin kembali mencoba tak ingin perduli dan mencoba mengalihkan perhatian teman-temannya tersebut.

"Hey Sungmin, jangan seperti itu dong. Setidaknya kau terima bunga ini." Seohyun memberikan bunga yang sempat ia ambil dari pemuda tersebut kepada Sungmin. "dan juga berikan jawaban yang bagus."

Wajah Sungmin bergerak gelisah melihat ekspresi Seohyun yang memberikan isyarat penuh mengancam. Lagi-lagi, ia tak bisa berbuat lebih untuk melawan Seohyun.

"Kalau begitu ulangi lagi jawaban mu dengan benar Sungmin." Tiffany, salah satu temannya lagi ikut menimpali.

"Terima saja." Jessica ikut memberikan saran sambil tersenyum mengejek.

Pemuda tersebut hanya menunduk dan tak berani menatap sedikitpun Sungmin dan teman-temannya yang lain. Antara sifatnya yang memang pemalu dan juga tidak berani.

"Hey gendut, jangan menunduk seperti itu terus dong, bagaimana uri Sungmin melihat mu." Celetuk Sunny lagi dengan suara khas anak-anaknya.

Perlahan-lahan pemuda tersebut memberanikan diri untuk menegakan wajahnya.

Seohyun, Sunny, Jessica dan Tiffany langsung mengantupkan bibirnya kala melihat seberapa buruknya pemuda dihadapan mereka tersebut sampai membuat mereka hampir meledakkan tawanya. Beberapa para siswa-siswi lainnya mulai berbisik iba dan juga mengejek pemuda tersebut.

Seohyun terkekeh melihat tampilan pemuda tersebut. Rambut hitamnya yang semi ikal begitu acak-acakan dan wajahnya yang tembam dipenuhi jerawat dan juga kaca mata tebal seperti yang Sunny tuturkan beberapa saat lalu. Tubuhnya yang tambun juga tak luput dari pandangan mereka. Bagaimana tidak, pemuda itu benar-benar sangat over dalam bentuk tubuhnya sangat berbanding terbalik dengan tubuh mereka sang primadona sekolah. Berani sekali pemuda itu mengharapkan menjadi salah satu kekasih mereka. Tidak tau diri, fikirnya.

"Baiklah, siapa nama mu ?" Seohyun kembali bersuara.

"Kim-Kim..."

Sunny yang geram langsung membentak pemuda tersebut dengan suara cemprengnya. "Kim apa ? Kalau ngomong yang benar dong !"

"Kyu-Kyuhyun. Kim Kyuhyun." Jawab pemuda tersebut dengan logat khasnya yang terbata ketika gugup.

"Omo ! Dia Kim Kyuhyun sungguhan ?" Celetuk Sunny kaget.

Sunny membekap mulutnya tak percaya.

"Nugu ?" Sahut Tiffany yang merasa tak mengenal siapa itu Kyuhyun.

Sunny menepuk bahu Tifanny, "Dia itu yang terkenal karena pintar sekali matematika."

"Wah bagus sekali bukan Sungmin ?" Seohyun kembali memancing kemarahan Sungmin yang tampak tenang dan dingin.

"Baiklah, terserah kalian." Jawab Sungmin sambil membuang wajahnya kearah lain.

Ada binar kebahagian dimata Kyuhyun saat Sungmin mau menerima cintanya tersebut meski gadis itu masih enggan menatapnya sekalipun. Cinta pertamanya akhirnya bersambut setelah sekian lama ia pendam.

SORRY

Lee Minnkyu Present

Main Cast

Lee Sungmin

Marchus

Kyuhyun

Disclaimer :Mereka hanya milik mereka, hanya pinjam nama. Jangan berfikiran berlebihan cause Its my FF.

Warning :GS / Typo bersebaran / Tidak ada fanwar/NO LIKE DONT READ/ NO FLAME ! SILAHKAN BACA JIKA SUKA NAMUN BILA TAK SUKA SILAHKAN KLIK TANDA SILANG DIPOJOK KANAN ATAS LAYAR ANDA. TERIMAKASIH.

ooo000ooo

Now

"Hei kau Lee Sungmin jadilah kekasih ku !" Dengan lantang, pria itu menyuarakan isi hatinya tanpa tau malu dihadapan mahasiswa-mahasiswi lainnya. Bahkan dosen yang tengah mengajarpun tak kalah kagetnya ketika pria itu seenak hati menerobos kelasnya dan menyatakan cintanya didepan kelas.

Sontak semuanya melirik kearah Sungmin dengan pandangan penasaran. Sungmin terperangah, ia bahkan tidak mengenal siapa pria itu. Pria yang berani menyatakan perasaannya pada dirinya. Kibum menyenggol lenangannya pelan, menarik kembali kewarasannya saat ini.

"Weh, siapa dia ?" Bisik Kibum penasaran.

Sungmin mengerutkan dahinya, ia tampak terlihat begitu bodoh.

"Hey hey nak ! Kau ini siapa ? Kenapa kau mengacau dikelas ku ?" Dosen kelas seni tersebut mulai naik pitam. Namun pria itu hanya menyeringai santai.

"Nama ku Marchus Cho, aku ini anak fakultas Teknik Mesin pak. Aku hanya ingin mengencani murid mu yang manis itu." Dengan mata birunya, pria itu menatap tajam kearah Sungmin.

Ryewook memekik tertahan, menutup bibirnya sendiri. Ia sepertinya pernah mendengar nama Marchus Cho itu. Ya, anak fakultas Teknik Mesin yang sangat terkenal karena selain cerdas, pria itu juga sangat menyukai perempuan. Dalam artian suka merayu dan mengencani mereka semua. Si flamboyan dari fakultas Teknik Mesin.

"YA TUHAN, kau beruntung min !" Puji Ryewook berbisik kesamping Sungmin.

Dosen kelas mereka berbicara lagi dan kali ini sepertinya terlihat tak main-main untuk mengancam pria itu.

"Sungmin, kau mengenalnya ?"

"Tidak, aku tidak mengenalnya pak." Ujar Sungmin membuang membuang mukanya asal tak melihat wajah pria asing itu. Entah kenapa mata pria itu membuat hatinya resah.

"Kau bisa mendengar bukan nak ? Pergilah, sebelum aku benar-benar marah. HEI KAU!"

Namun dengan santainya, pria itu kembali berulah. Berjalan mendekati bangku Sungmin dan berhenti didepannya. Sungmin melototkan matanya ketika pria itu dengan lancangnya mengangkat dagunya.

"Apa yang kau-"

"Jadi benar kau Lee Sungmin ? Kau benar-benar cantik seperti yang dibicarakan." Seringaian itu kembali muncul.

Tiba-tiba saja tubuh Sungmin menegang, ia jadi lemas karena perilaku berani pria itu.

"Sampai bertemu lagi manis." Pria itu, Marchus Cho mengedipkan sebelah matanya menggoda Sungmin sebelum benar-benar keluar dari kelasnya.

Jantung Sungmin sempat berpacu hebat saat menatap dekat onyx biru itu.

Perasaan macam apa ini ?

ooo000ooo

Bagai mencium bau amis, gosip beredar hangat dikalangan pelajar Universitas Kyunghee begitu cepat tersebar hari itu juga. Sungmin bahkan mendapatkan pertanyaan berbondong-bondong dari teman satu kelasnya karena berhasil menarik perhatian pangeran kampus mereka. Sebenarnya hanya Kibum dan Ryewook yang berani bertanya banyak, karena Sungmin memang tidak memiliki banyak teman seperti mereka. Gadis itu memang terkenal dengan julukan sipedas yang berhati beku.

"Apalagi yang harus ku jelaskan ? Aku tidak mengenalnya. Hanya itu." Ucap Sungmin jengah mendapati pertanyaan sama dari kedua sahabatnya. Ini bahkan jam istirahat, bisakah dia tenang.

Hampir semua orang meliriknya penuh tanya. Mungkin sebagian juga menatap iri dan benci, terutama para gadis. Sebenarnya bukan karena insiden kelas pagi ini, tapi sejak dulu mungkin Sungmin sudah menjadi bulan-bulanan para gadis itu karena kecantikan Sungmin memang sudah tersohor dari fakultas ekonomi sampai keperawatan.

Jika bisa memilih, Sungmin sebenarnya ingin kehidupan normal saja. Ia tidak suka menjadi terkenal seperti ini. Makanya setiap kali pria datang padanya, gadis itu dengan dinginnya selalu menolak. Namun, Sungmin tak menyangka jika penolakannya membuahkan cibiran. Awalnya sangat berat untuknya, setiap kali para gadis datang untuk melabraknya mencaci maki tapi semuanya sudah menjadi biasa saja saat dirinya lebih membuat benteng tebal dihatinya.

"Min, kau bermimpi apa semalam ? Kau sungguh beruntung ! Terima saja Marchus itu ! Aku tidak menyangka dia sungguh tampan. Kyaaa !" Puji Ryewook tak henti, mengingat wajah Marchus tadi pagi.

"Tapi sebaiknya kau fikirkan lagi." Tambah Kibum menasehati bijak.

"Apa yang harus ku fikirkan lagi ? Aku tidak tertarik, lupakan pria aneh itu." Sungmin menepis semua perasaan aneh yang timbul dihatinya.

Kenapa dirinya merasa begitu gelisah saat ia tidak bisa melupakan tatapan pria itu. Ada apa dengan dirinya ?

ooo000ooo

Sejak insiden tadi pagi Sungmin sudah tak bisa lagi berkonsentrasi pada semua disekitarnya. Bahkan dia menghiraukan Ryewook dan Kibum saat kedua sahabatnya itu mengajaknya untuk pulang ketika kelas mereka telah usai. Namun Sungmin masih betah merenungkan sesuatu. Ia masih saja menerka-nerka tatapan Marchus yang mengingatkannya entah pada siapa. Sungmin yakin jika tatapan itu pernah ia lihat sebelumnya.

Saat menuruni tangga, tak sengaja kakinya menelikung karena melamun hingga membuatnya hampir terjatuh jika saja seseorang tak menahannya.

Deg

Sungmin kembali gelisah saat menatap mata itu, Marchus Cho. Kenapa disaat seperti ini, pria itu muncul dihadapannya.

"Berhati-hatilah. Kaki mu terlalu berharga. Memang apa yang sedang kau fikirkan ?" Suara Marchus terdengar begitu serak terdengar sangat sensual ditelinga Sungmin. Pria itu terlihat begitu matang dalam mempermainkan wanita.

Sungmin terkesiap, membuyarkan pikirannya. Memasang wajah dinginnya kembali. "Tidak ada hubungannya dengan mu."

Gadis itu melepaskan tautan pelukan mereka dan berjalan kembali meninggalkan Marchus yang tengah menyeringai. Pria itu menarik tangan Sungmin dan menyudutkan ditembok. Beruntung sepertinya gedung seni mulai sepi hingga dirinya lebih leluasa menggoda gadis ini.

"Apa yang kau lakukan ?!" Gertak Sungmin.

Lagi-lagi Marchus menyeringai senang, "Kenapa ? Kau takut ? Ingin berteriak ?"

"Dasar kurang ajar ! Lepaskan !" Sungmin meronta melepaskan diri dari kungkungan Marchus namun sia-sia saja tenaga pria itu sungguh kuat.

"Berteriaklah ! Perlu kau tau, aku ini sangat pandai membuat wanita diam dalam sekejab dengan ciuman ku." Bisik Marchus mengancam.

Sungmin terdiam beberapa saat. Dirinya sungguh gelisah namun tak ingin kalah. "Kenapa aku harus berteriak ? Kau hanya pria rendahan yang suka memaksa wanita !"

"Bagus, aku suka pujian mu sayang."

Marchus meregangkan cekalannya bahkan melepasnya membiarkan Sungmin bernafas lega. Ia yakin Sungmin yang terkenal sangat angkuh itu takan merendahkan harga dirinya dengan berlari kabur.

"Aku membutuhkan jawaban mu ?"

Sungmin mengerutkan dahinya tak mengerti atau lebih tepatnya berpura-pura bodoh saja.

"Aku tidak mengerti. Minggirlah."

Marchus mendorong kembali bahu Sungmin. "Beri aku jawaban dulu Sungmin !"

Mata foxy Sungin berputar kesegala arah agar tak menatap langsung kearah biru shafire milik Marchus itu.

"Aku tidak menyukai mu. Puas ? Menyingkirlah !" Sungmin kembali mendorong tubuh Marchus.

Kali ini Marchus tak menahannya lagi, Sungmin sedikit bernafas lega. Dengan sedikit tergesah kakinya terasa bergetar hebat. Seolah tulang-tulangnya menghilang saat itu juga.

Marchus terkekeh geli melihat Sungmin ketakutan. Sebenarnya ia masih ingin menggoda gadis angkuh itu, namun ia rasa cukup untuk hari ini.

ooo000ooo

Lagi-lagi Marchus tak pantang menyerah untuk mengejar Sungmin meski sudah menerima penolakan berkali-kali. Pemuda bermata biru itu masih saja bersikeukeh ingin bersama Sungmin.

Berbagai rayuan telah Marchus lakukan untuk meluluhkan hati seorang Lee Sungmin. Namun tak sedikitpun meruntuhkan es didalam hati gadis itu. Bahkan saat ia melakukan hal romantis sekalipun.

Seperti pagi ini Marchus bahkan rela berangkat lebih awal untuk mempersiapkan kejutan manis untuk Lee Sungmin. Ia dan dibantu beberapa temannya membuat kelas Lee Sungmin dipenuhi oleh hiasan bunga disepanjang sudut ruangan. Dan juga Marchus tidak lupa menuliskan kata-kata menggelikan menurut Sungmin "Selamat pagi manis" diatas papan tulis dengan huruf yang sangat besar.

Sungmin terperangah saat pertama kali memasuki kelasnya yang penuh dengan hiasan pesta tersebut. Ubun-ubunya serasa mendidih saat melihat pengirim pesan menggelikan itu ternyata Marchus. Dan siapapun pasti tau kepada siapa pesan tersebut tertuju.

Dengan langkah lebarnya, Sungmin berjalan cepat kearah fakultas teknik mesin sambil membawa hiasan-hiasan yang berhasil ia singkirkan dari kelasnya tadi.

Seketika Sungmin langsung menjadi sorotan dalam fakultas tersebut. Tentu saja karena jarang sekali seorang perempuan berani memasuki fakultas yang berisikan pria semua itu, terkecuali beberapa dosen wanita tentunya. Terlebih lagi Sungmin membawa barang yang terlihat mencolok dan barang itu bukanlah barang yang tepat untuk anak mesin mainkan sebagai pria sejati tentunya.

Dengan bersungut marah, Sungmin memasuki kelas ia yakini merupakan kelas pria itu.

"Berhenti melakukan ini ! Apa kau ini bodoh ?" Ujar Sungmin begitu kejam sambil melempar semua hiasan tersebut kehadapan Marchus.

Jika pria lain mungkin akan berfikir berkali-kali untuk mendekati Sungmin,jika gadis itu hanya terlihat manis dari luar saja namun mulutnya seolah menyimpan berbagai racun ketika membuka suara. Tapi tidak dengan Marchus. Pria itu pantang menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.

Marchus yang tengah bersenda gurau dengan beberapa temannyapun langsung menghentikan tawanya. Ia hampir saja memaki seseorang yang seenaknya saja mengganggu ketenangannya itu jika saja ia tidak sadar jika seseorang yang ia maksud itu Lee Sungmin.

"Hey, kenapa kemari ? Kau merindukan ku ?" Tanya Marchus begitu manis dan disambut gelak tawa beberapa teman disampingnya.

Sungmin ingin sekali menyiram wajah pria didepannya itu jika saja ada air didekatnya. Dengan begitu ia berharap jika pria itu cepatlah sadar dengan semua kebodohannya itu.

"Berhenti membual Marcus ! Berhenti melakukan ini, aku tidak menyukai cara mu yang memalukan itu !"

Dahi Marchus langsung mengerut tak mengerti atau lebih tepatnya pura-pura tak mengerti. " Eoh ? Bagian mana yang memalukan ? Aku hanya ingin memberikan mu pesan manis sayang, bukan membuat mu malu."

"Aku tidak perduli, pokoknya kau jangan pernah lagi membuat hal itu."

"Baik, tidak masalah. Tapi, dengan satu syarat."

Sungmin hendak melayangkan protesnya ketika Marchus kembali bersuara.

"Kau tidak berhak menolak, ini adalah wilayah ku. Kau tidak memiliki kuasa untuk diriku disini sayang."

Sungmin baru sadar ketika mata biru itu berkeliling menyadarkannya jika ia tengah masuk kedalam kandang singa secara suka rela.

"Terima aku menjadi kekasih mu. Maka aku akan berhenti melakukan itu,-" Marchus melirik kesebelah temannya meminta bantuan untuk mengingat kata apa yang ia lupakan itu. "Hal romantis, ya aku akan berhenti melakukan itu." Tambahnya.

Konyol, Sungmin bahkan tak terkesan dengan semua itu apalagi menganggap itu merupakan hal romantis.

"Lebih baik kau bunuh aku sekarang juga." Tatapan Sungmin semakin mendingin. Ia tak main-main dengan ucapannya, terlihat jelas dari amarah yang terpancar dari balik foxy miliknya.

Semua orang disekitarnya terperangah, menyaksikan langsung penolakan gadis tersebut. Semua orang tau jika Marchus selalu bisa mendapatkan gadis manapun tanpa ia kejar sekalipun. Hanya Sungmin yang menjadi wanita pertama yang terus menolaknya sekejam itu.

Saat Sungmin membalikan badannya, Marchus mulai tak tenang langsung bergegas menegakan tubuhnya.

"Jawab aku, kenapa kau menolak ku ? Apa yang kurang dari ku hey Lee Sungmin ? Jika karena kau tidak ingin bekencan sekarang, aku tidak bisa menerima alasan konyol mu itu." Dengan lantang Marchus bersuara.

Sungmin terpaku ditempatnya. Ia tidak memikirkan jika ada seorang pria semacam Marchus yang begitu agresifnya terus mengejarnya tanpa lelah meski berbagai kata-kata kejam telah ia keluarkan. Terlebih lagi perkataan Marchus tadi begitu menohok membuatnya bungkam seketika. Untuk beberapa pria yang pernah ia tolak karena alasan tersebut mungkin bisa menerimanya namun tidak dengan Marchus.

Sungmin membalikan tubuhnya perlahan kemudian menatap kedua onyx biru milik Marchus. Beberapa saat keduanya saling menatap satu sama lain. Aura disekitarnyapun terasa begitu dingin, tak seorangpun berani bersuara untuk menyela keduanya.

Sampai Sungmin sendiri yang kembali bersuara terlebih dahulu.

"Karena kau, bukanlah orang yang kusukai. Marchus Cho."

Tbc

Hallooooooooo...

Mohon maaf lahir batin untuk semua readers ^^... aku minta maaf ya kalo ada kesalahan yg d sengaja maupun tdk...

Dan Happy JoyDay untuk seluruh Joyer's diseluruh dunia :) semoga taun ini hati kita semakin kuat dan ttp bertahan untuk Kyumin. Untuk mom and dad...tetap percaya cinta kalian tulus dan bersabar. Kebahagian akan datang untuk mereka yg selalu bersabar menunggu...jadi kalian gk boleh nyerah...karna kami selalu percaya kalian :")

Ok udh lama gk nongol ya...hehe...mklm bulan puasa sibuk banget ^^ sampe susah cari waktu buat ketik. Sekali nongol bukan apdet Still Love malah munculin ff baru *author digorok readers *ampunn...

Hehe... ST bakal apdet kok...tp ntr...

Karna ff baru semoga respon kalian jg baik untuk memulai sesuatu yg baik ^^

See next Malming berikutnya...

-Lee Minnkyu