First Night
Rated : M
Couple : Chanbaek (girl Baekhyun)
Warn: Genderswitch for uke! Typo(s)! No Bash Don't Like Don't Read!
Summary : Bagi sebagian wanita, malam pertama adalah hal yang paling menakutkan dan malam ini Baekhyun akan melewatinya dengan suaminya, Park Chanyeol.
.
.
Di dalam ruang rias, terlihat seorang yeoja yang memakai gaun putih sedang duduk merenung. Gaun putihnya memeluk tubuhnya dengan baik, mencetak lekuk-lekuk tubuhnya yang proporsional. Rambut cokelatnya yang panjang disanggul ke atas kemudian diletakkan sebuah mahkota. Sebuket mawar merah berada dalam genggamannya. Senyuman terukir di wajahnya yang elok, namun ekspresinya sedikit merenung.
"Kau bisa Baekhyun!" gumamnya pada dirinya sendiri. "Kau tidak boleh merenung seperti ini! Sebentar lagi kau akhirnya bisa menikah dengan Park Chanyeol."
Ya, hari ini adalah hari bersejarah bagi yeoja yang bernama lengkap Byun Baekhyun ini, karena sebentar lagi di depan altar gereja dia akan mengucapkan sumpah setia dan berganti nama menjadi Park Baekhyun.
Brak.
Pintu rias yang terbuka dengan kasar mengalihkan perhatian sang yeoja dari lamunannya kepada sang pembuka pintu. Senyuman lebar terpancar di wajahnya melihat siapa yang datang. Adik perempuannya, Kyungsoo, adalah seorang yeoja dengan rambut yang sedikit lebih pendek darinya. Sebuah cengiran terukir pada wajah imut milik Kyungsoo.
"Chukkae, eonnie!" teriaknya kemudian memeluk kakak perempuannya. Baekhyun membalas pelukannya dengan hati-hati, tak ingin merusak dandanan yang sudah dibuat oleh saudara sepupunya –Luhan– rusak.
"Gomawo, Kyungsoo-ah." gumamnya pelan.
Kyungsoo waktu itu memakai sebuah gaun spaghetti line yang panjangnya selutut memperlihatkan paha putihnya yang mulus. Rambut pendeknya diurai begitu saja menutupi beberapa bagian atasnya sehingga tidak terlalu kelihatan. "Kyungsoo, aku tidak mau kalau dandanan yang sudah susah payah kubuat hancur karenamu!" Suara Luhan terdengar dari belakang Kyungsoo. Sementara yang ditegur hanya menyengir lebar saja.
"Chukkae ya Baekhyun-ah. Eonnie tidak menyangka kau sudah sebesar ini." Luhan berdiri di depan Baekhyun. Baekhyun mengangguk sembari tersenyum simpul menyebabkan kedua alis yeoja di depannya terangkat. "Kenapa? Kau sepertinya gugup?"
Semburat merah muncul di kedua pipi Baekhyun. "Err...anu, itu...a...aish, aku tak tahu bagaimana mengatakannya!" Dia ingin sekali menggaruk rambutnya frustasi, namun tidak ingin membuat eonnienya yang sudah bersusah payah mengerjakannya itu marah.
Luhan menatap dongsaengnya itu dengan tatapan bingung, tetapi tiba-tiba sebuah seringaian terpasang di wajahnya. "Ahh..aku tahu!"
"Apa itu Luhan-eonnie?" tanya Kyungsoo dengan wajah polosnya.
"Eonniemu ini takut dengan malam pertama, benar kan, Baek?"
Kedua pipi Baekhyun semakin memerah seperti kepiting rebus. Dia mengangguk perlahan dan menyembunyikan wajahnya di balik buket bunga yang dia genggam. "Hahaha..tenang saja, awalnya memang sakit kok, tapi nanti juga kau akan merasa nikmat." jawab Luhan sembari sesekali menepuk memberi semangat kepada dongsaengnya itu.
"Itu...sa...saat eon pertama kali melakukannya dengan Sehun-oppa, apakah sakit?" Mata sipit Baekhyun membesar. Pertanyaannya membuat kedua pipi Luhan yang memerah sekarang.
Tangan kirinya menutupi wajahnya sembari mengangguk. "Sakit sih, tapi Hunnie benar-benar gentle. Tenang saja, aku yakin Chanyeol juga begitu kok!" Luhan menekankan kalimat terakhirnya, mencoba meyakinkan dongsaengnya. Baekhyun menjadi sedikit lega dan tersenyum lembut. Dia mengangguk sebagai jawaban dan menenangkan dirinya.
"Kalian bicara apa sih? Aku tidak mengerti! Yang gentle itu kan Kris-oppa! Kalau Chanyeol-oppa itu bukannya sejenis sama Kai juga ya? Liar dan ganas?" Pernyataan polos dari seorang Kyungsoo sekali lagi mendatangkan kegalauan dalam hati Baekhyun. Sementara Kyungsoo sendiri mendapat hadiah jitakan dari Luhan. "Appo."
.
.
"First Night"
.
.
Gaun tidur yang dikenakan Baekhyun tidak bisa menutupi dingin yang dia rasakan sekarang. Dia bukan merasa kedinginan karena pendingin di ruangan itu, namun karena rasa gugupnya yang terus menerus mengeluarkan keringat dingin.
Malam itu dia sedang terduduk di ujung ranjang berukuran king size tempatnya untuk melewati malam pertama dengan suaminya, Chanyeol. Sesekali dia menengok ke arah belakang, tempat bantal dan guling yang tersusun rapi oleh pembantu rumahnya. Di bagian lantai juga terdapat hiasan berupa kelopak mawar merah. Kamar itu sungguh telah disusun untuk pengantin baru seperti dirinya dan terlihat romantis. Lampu dalam ruangan itu berwarna kuning sehingga menciptakan suasana remang-remang yang menambahkan keromantisan kamar itu.
Helaan nafas keluar dari dirinya. Kedua tangannya mencengkram ujung gaun tidurnya sampai sedikit berantakan. Tubuhnya terasa kaku begitu mendengar bunyi shower berhenti dan pintu kamar mandi terbuka.
Kepalanya menoleh ke arah samping kanannya di mana seorang Park Chanyeol yang hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya sedang berdiri. Tetesan air dari rambutnya yang basah menampilkan kesan seksi bagi namja bermata bulat itu. Dadanya yang bidang dan terlatih juga basah oleh air dari kamar mandi. Chanyeol sendiri sedang mengelap rambutnya agar sedikit kering. Ketika matanya bertemu dengan Baekhyun dia tersenyum lembut.
Handuk di tangan untuk mengelap rambutnya tadi sudah diletakkan kembali kepada gantungan. Dengan langkah perlahan dia menuju ke arah istrinya. Sekarang Chanyeol sudah berada di depan Baekhyun dengan kedua tangannya berada di kedua sisi Baekhyun mengurung semua gerakan yeoja itu.
Gulp.
Baekhyun meneguk ludahnya menatap langsung ke sepasang mata elang itu. Dirinya begitu dihanyutkan oleh mata bening itu. "Yeol...aku - " Belum sempat Baekhyun menyelesaikan kalimatnya, bibir Chanyeol telah mengunci perkataannya. Ciuman Chanyeol begitu lembut namun sedikit memaksa. Kedua tangan yeoja itu berada pada dada bidang sang namja mencoba melakukan perlawanan tak berarti.
"Yeol...ah...aku..." Baekhyun mencoba mengatur nafasnya ketika bibir Chanyeol sekarang sudah berada pada lehernya, menikmati setiap inci dari leher putih milik sang yeoja.
"Hmm?" tanya Chanyeol di sela-sela ciumannya pada sang leher yang sekarang sudah mulai memilik tanda-tanda kemerahan.
"Aku...aku..." Baekhyun mendorong Chanyeol sedikit untuk memberi jarak pada mereka. Dia menoleh ke arah lain sembari menggigit bibir bawahnya. Chanyeol bisa melihat bahwa badan istrinya terlihat gemetaran. Sebuah senyum lembut terukir di bibir sang namja.
Tubuh mungil yeoja itu berada dalam dekapan hangat sang namja. Posisi mereka sekarang, Chanyeol duduk di atas ranjang dengan yeoja itu duduk di atas kedua pahanya dan berada dalam pelukannya. Sesekali Chanyeol membelai rambut lembut istrinya dan mengecupnya. "Baek...kenapa?" tanyanya dengan lembut mencoba menenangkan istrinya yang badannya semakin bergetar.
"Aku takut, Yeol." ujar Baekhyun dengan lirih. Rasanya dia tidak percaya mengatakan ini pada suaminya. Bukankah sudah seharusnya dalam malam pertama mereka saling memuaskan satu sama lain. Dia sudah menjaga dirinya untuk saat ini, tetapi sekarang dia sudah begitu ketakutan.
Belaian lembut di rambutnya membuat yeoja itu merasa sedikit tenang, tetapi tak bisa dipungkiri rasa takut itu masih ada. Tangan kanan namja itu memutar kepalanya sehingga sekarang dia langsung berhadapan dengan suaminya yang sedang tersenyum ke arahnya. Oh, betapa dia sangat mencintai namja yang ada di hadapannya ini. Sekali lagi mereka berciuman. Kali ini kedua tangan Baekhyun melingkar di leher Chanyeol untuk memperdalam ciuman mereka.
Tangan kanan Chanyeol melingkar pada istrinya untuk menarik tubuh mungil istrinya dan mempererat dekapannya. Tangan kirinya menjelajahi tubuh istrinya yang terbungkus oleh gaun malam yang tipis dan sedikit transparan. "Ahh...urmm..." Baekhyun mendesah ketika tangan kiri Chanyeol meraba nipple kanannya dengan pelan. Sangat tidak membantu ketika dia juga tidak memakai bra atas suruhan Luhan-eonnienya.
Ketika kain gaunnya bersentuhan dengan dadanya berkat sentuhan dari Chanyeol, Baekhyun kembali mendesah. Rasanya ada sesuatu yang minta keluar dari dirinya. Sentuhan Chanyeol begitu memabukkan. Dia juga bisa merasakan bagian bawahnya mulai basah. "Hah...hmm..." Sesekali tautan mereka berhenti untuk mendapat pasokan oksigen dan melanjutkannya lagi ketika oksigen yang dihirup sudah cukup.
Chanyeol mengangkat Baekhyun dan meletakkan kedua kaki istrinya melingkar di pinggangnya kemudian berdiri dan mendorong istrinya terbaring ke atas ranjang dengan dirinya berada di atas sang istri. Bibirnya masih melumat bibir merah nan menggoda milik istrinya sementara sekarang kedua tangannya sudah berada pada kedua dada istrinya. Dia meremas-remas dada yeoja itu dengan lembut mendatangkan erangan pelan dari Baekhyun di sela-sela ciuman mereka. "Ermm...ahh..." Badan Baekhyun sesekali menggeliat ke atas saat kedua ibu jari Chanyeol meraba kedua nipplenya yang mulai menegang. Kedua tangannya masih setia melingkar di leher suaminya yang sekarang sudah kembali menjelajahi leher putih polosnya.
Baekhyun bisa merasakan sesuatu di selangkangan Chanyeol mulai membesar dan bersentuhan dengan bagian kewanitaannya yang mulai basah. "Hah...ahh..."
Tangan Chanyeol sekarang perlahan turun ke bawah, menyelinap ke dalam celana dalam istrinya, menyentuh bagian kewanitaan istrinya yang sudah mulai basah. Kedua tangan Baekhyun sekarang sudah berada pada sprei kasurnya, mengenggamnya dengan erat hingga dia yakin besok pembantunya harus merapikannya.
"Ahh...hmm...errm...aahhh...ohh..." Dia meracau tak jelas ketika dirasakannya lidah Chanyeol menjilati daerah kewanitaannya. Rasanya begitu memabukkan membuat dia tak bisa berpikir dengan jernih. Sesekali dia menahan desahannya dengan menggunakan tangan kirinya.
"Keluarkan desahanmu, Baek. Aku ingin mendengarnya." ujar Chanyeol yang sudah berada di dekat wajahnya dan kembali mengecup lembut bibir sang yeoja. "Ahh...Yeolhh...hmm..."
Jari-jari tangan kanan Chanyeol mulai masuk satu persatu ke dalam bagian kewanitaan Baekhyun. Dengan hati-hati dia menggerakkan jarinya sembari bibirnya masih melumat Baekhyun mencoba mengalihkan perhatian istrinya. Chanyeol sendiri bisa merasa bahwa Baekhyun mulai sedikit kesakitan karena kedua tangan yang berada di punggungnya sekarang mulai meremas daging punggungnya. Chanyeol mengecup kening milik istrinya dengan lembut mencoba menenangkan yeoja yang dicintainya itu. "Tenanglah, chagiya. Aku akan pelan-pelan." bisiknya lembut.
Air mata mulai mengalir membasahi kedua pipi Baekhyun yang tembam. Chanyeol tersenyum lembut melihatnya dan mengelap air mata tersebut dengan tangan kirinya. Baekhyun mengangguk pelan di sela-sela tangisannya. Dia bingung, di satu sisi dia ingin melakukan ini, tetapi di sisi lain, dia juga takut. Dia mendengar bagaimana sakitnya ketika pertama kali dinding kewanitaan ditembus oleh kejantanan pria. Tetapi, dia percaya, percaya pada tangan hangat yang membelai pipinya dengan lembut, percaya pada pria yang mengecup dirinya untuk menenangkan ketakutan dalam hatinya.
Chanyeol mengeluarkan jari-jari tangan kanannya dari kewanitaan Baekhyun. Dia meraih tangan kanan Baekhyun dan membawanya pada dadanya yang juga sedang berdegup kencang. "Kau bisa merasakannya?" Baekhyun mengangguk pelan. Dia bisa merasakan bagaimana jantung Chanyeol juga berdetak kencang seperti dirinya sekarang dan samar-samar dia juga bisa merasakan tangan Chanyeol juga sedikit gemetar dalam genggamannya. "Saranghae, Baekhyun." Kemudian tangan kanan Baekhyun dikecup dengan perlahan.
"Saranghae, Yeollie." jawab Baekhyun mendatangkan senyuman hangat dari namja pemilik mata elang itu.
"Ini akan sedikit sakit Baek, tapi aku janji akan pelan-pelan." bisiknya pada telinga Baekhyun yang segera dibalas oleh anggukan dari yang ditanya.
Chanyeol sekarang melepas handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya membuat Baekhyun meneguk ludah melihat betapa sempurnanya tubuh yang terpampang di hadapannya. Otot-otot kekar yang selalu memberinya kehangatan, wajahnya yang tampan namun terlihat tegas, dan matanya kemudian tertuju pada kejantanan Chanyeol yang sudah menegang. Mukanya bersemu merah membayangkan kalau sebentar lagi kejantanan itu akan masuk ke dalam tubuhnya.
Perlahan Chanyeol melingkarkan kedua tangan Baekhyun pada pundaknya. Dia mengangkat badan Baekhyun sedikit sembari memasukkan juniornya pada kewanitaan Baekhyun dengan perlahan. "Gigitlah pundakku Baek kalau kau merasa sakit." Baekhyun mengangguk dan dia kemudian menggigit keras pundak Chanyeol begitu Chanyeol memasukkan semua kejantanannya pada bagian kewanitaannya. Dia bisa merasakan bagaimana junior Chanyeol berdenyut di dalamnya, perlahan mulai menegang dan mengeluarkan cairan precumnya. "Errm..." Chanyeol merasakan sakit pada bagian pundaknya namun dia menahannya merasa bahwa ini tidak sebanding dengan apa yang sedang dirasakan oleh Baekhyun sekarang. Kedua tangannya melingkar pada pinggang mungil istrinya, memeluknya lebih erat.
"Ahhh..." Tubuh Baekhyun sedikit melengkung dan gigitannya pada pundak Chanyeol terlepas ketika sesuatu di dalam dirinya tersentuh oleh kejantanan Chanyeol. "Hah...Yeollie...ahh..."
"Urgh...Baek...hah...urm..." Chanyeol mempercepat tusukannya dan pelukannya kepada Baekhyun sendiri semakin erat sehingga Baekhyun bisa mencium aroma shampoo dari tubuh Chanyeol yang sudah bercampur sedikit dengan peluh keringatnya.
"Ah...Yeollie...di sanahh...hah...ahh..." Mengetahui di mana letak titik itu, Chanyeol kembali menusuknya. Dia bisa merasakan dinding Baekhyun mulai menyempit atau miliknya yang semakin membesar? Dia tidak peduli, yang penting sekarang dia merasa begitu nikmat bagaimana miliknya berada dalam sesuatu yang hangat milik istrinya. Sesekali Chanyeol memberi kecupan ringan pada wajah Baekhyun untuk memberikan sedikit kenyamanan.
"Ahh...Baek...cumming...hah..."
"Yeolliee!"
Cairan putih milik Chanyeol keluar ke dalam bagian kewanitaan milik Baekhyun untuk bertemu dengan sel telur dalam tubuh Baekhyun melakukan pembuahan. Baekhyun merasa lelah, tubuhnya merasa sedikit sakit apalagi bagian bawahnya. Chanyeol mengeluarkan juniornya pelan – pelan dari dinding kewanitaan Baekhyun yang mengeluarkan sedikit darah karena baru pertama kali ditembus.
Segera bibir Baekhyun dilumat oleh suaminya untuk menghilangkan rasa sakit dalam pikiran yeoja itu. "Saranghae Baek." bisiknya pelan.
"Saranghae Yeollie."
Brug.
Chanyeol menjatuhkan dirinya di samping Baekhyun. Keduanya saling berhadapan, masing-masing dengan senyuman di wajahnya. Tangan Chanyeol membelai pipi kanan Baekhyun membuat yeoja itu menutup matanya menikmati sentuhan hangat suaminya. Betapa beruntungnya Chanyeol memiliki istri secantik dan seindah Baekhyun. Tak lupa dengan kebaikan hatinya yang bisa meluluhkan hatinya. Dia menarik badan mungil istrinya yang masih terbalut oleh gaun malam ke dalam pelukan dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Masing-masing saling menghangatkan di tengah malam yang cukup dingin itu.
.
.
.
Pagi hari ketika Chanyeol terbangun, dia cukup kaget mendapati istrinya tidak berada di sampingnya. Dengan gelisah dia segera mengenakan kaos dan celana tidur yang dia tak pertanyakan asalnya dari mana. Dia segera menuju dapur ketika mendengar ada suara berisik di sana.
"Sshh...jangan berisik Hyunnie, ayahmu masih tidur." Suara lembut Baekhyun membuatnya merasa tenang. Sembari mengendap-endap dia masuk ke dapur. Jari telunjuknya dia letakkan pada mulutnya ketika Chanhyun – anaknya – melihatnya masuk ke dalam. Chanhyun mengangguk tanda mengerti bahwa ayahnya menyuruhnya untuk diam. Dia kembali mengalihkan perhatiannya kepada eommanya.
Sepasang lengan melingkar di pinggang Baekhyun, menarik yeoja mungil itu ke dalam pelukan Park Chanyeol. Dia bisa mencium bau shampoo dari rambut istrinya dan juga aroma wangi strawberry khas istrinya. "Yeollie...ada Hyunnie, di sini." ujar Baekhyun dengan nada sedikit manja. Sementara anak mereka hanya menggeleng-geleng kepala melihat tingkah laku kedua orang tuanya. Usianya memang baru 5 tahun, namun dia lebih pintar daripada teman-teman seusianya.
"Aigo.. eomma dan appa ini." gumam Chanhyun. "Aku ke kamar saja." kata Chanhyun dan kemudian berjalan meninggalkan orang tuanya.
"Yeollie, Hyunnie jadi ngambek kan." Baekhyun memajukan bibirnya membuatnya terlihat menggemaskan di wajah Chanyeol. 5 tahun sudah berlalu, tetapi istrinya tetap saja terlihat cantik dan bisa membangkitkan sesuatu dalam dirinya.
"Salahmu, chagiya~ siapa suruh kau meninggalkanku." bisiknya pada telinga Baekhyun membuat wajah yeoja yang memakai celemek itu memerah. "I want my morning kiss." Sekali lagi bisikan dari Chanyeol sukses membuat wajah Baekhyun menjadi merah seperti tomat. Lidah Chanyeol menjilati daun telinga istrinya dengan lembut. Hembusan nafas suaminya terdengar di telinganya membuatnya merasa sedikit gugup.
Chanyeol tiba-tiba terkekeh pelan dan kemudian memutar badan mungil istrinya. Tak sempat bereaksi, bibirnya sudah dilumat oleh namja tampan di depannya.
Malam pertama mungkin menakutkan bagi Baekhyun, tetapi karena bersama dengan Park Chanyeol, baginya malam pertama adalah hal terindah.
.
.
"Aigo, kayaknya malam ini aku harus memakai headphone lagi untuk tidur. Kalau terus seperti ini, aku bisa tuli." gumam Chanhyun yang melihat hubungan intim kedua orang tuanya sembari menggeleng-geleng kepalanya.
.
.
THE END
.
CBHS mana suaranyaaaaa?!
Ini kisah malam pertamanya mamih dan papih. hehehehe
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.. ^^