Another Little Red Riding Hood

Credits to Masashi Kishimoto

Cerita punya saya, tapi charanya diadaptasi dari karya sensei. Wkwkwk

.

.

Halo semuanya, saya hadir dengan karya terbaru. Tanpa basa-basi lagi, ini dia sinopsisnya :

Uchiha Sasuke pria lajang 29 tahun, DJ terkenal dan playboy yang berbahaya. Hyuga Hinata, 19 tahun, mahasiswa sastra inggris tahun pertama di Univ. Tokyo. Bagaimana mereka bisa bertemu? Meet the one and only, Uchiha Toma keponakan Sasuke yang tinggal bersama Sasuke. Hinata tau pria seperti Sasuke adalah pria yang harus dia jauhi, tapi mana bisa dia menahan diri dari pesona si kecil Toma? Sasuke tidak pernah tertarik pada anak kecil, dan baginya Hinata adalah anak kecil. Pertemuan yang tidak disengaja, kebutuhan Toma yang harus dipenuhi, dan benih-benih cinta yang tumbuh.

.

.

"Paman, paman!"

"Paman! Paman! Aku lapar!"

Sasuke masih merasakan kepalanya pusing dan juga berat akibat alcohol yang diminumnya semalam, dia bahkan tidak berencana bangun sepagi ini. Setidaknya bangun jam 1 siang seperti biasanya akan cukup untuk menghilangkan hang overnya.

"Paman! Aku lapar!"

Suara itu lagi. Sasuke tidak ingat dia pernah menerima tamu menginap di apartementnya, dan tamu itu memanggilnya Paman yang berarti itu keponakannya. Keponakannya?

"Astaga, Toma!" Sasuke tersadar dari tidurnya, Uchiha Toma tepat berada di samping tempat tidur, tangannya masih memegang lengan Sasuke.

"Toma lapar, Paman. Ayo bangun!" panggil Toma.

"Baiklah, baiklah. Aku akan membuatkanmu sarapan, setelah itu biarkan aku tidur lagi, oke?" Sasuke akhirnya beranjak dari kamar menuju dapur. Apartemennya tidak terlalu besar. Apartemen itu memiliki 1 ruang tamu sekaligus ruang tv, 1 dapur sekaligus ruang makan, 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Dia membeli apartemen ini untuk dirinya sendiri. Meskipun ada 3 kamar, dia tidak berencana memakai ketiga kamar itu. Dia hanya akan menggunakan salah satu sebagai kamarnya dan satunya sebagai kamar tamu, jaga-jaga kalau shisui datang untuk menginap atau beberapa staffnya menginap dan kamar terakhir sudah direnovasi sebagai studio rumahnya. Pekerjaan Sasuke sebagai DJ, membuat dia menginginkan studio di dalam apartemennya. Ide music bisa datang kapan saja, dan dia tidak ingin kehilangan momen itu.

"Baiklah, lihat kita punya apa? Sereal! Dan susu! Itu cukup kan?"

"Aku ingin nasi, paman. Kita sudah makan sereal itu selama seminggu!" rengek Toma.

"Serius? Waktu berlalu dengan cepat ya." Jawab Sasuke santai, "Tapi aku tidak punya yang lain, hanya hari ini saja. Besok kita sarapan diluar, oke?" janji Sasuke. "Baiklah, janji ya paman!"

Uchiha Toma baru berumur 4 tahun, namun anak ini sudah menunjukkan kepintarannya. Dia sudah sangat lihai dalam berbicara, dia sudah bisa membaca sedikit kata, dan juga mengenal berbagai objek bahkan petunjuk jalan. Gen Uchiha, itulah jawabannya. Semua Uchiha terlahir genius seperti itu.

"Paman, Toma bosan dirumah. Boleh jalan-jalan?" pinta Toma.

"Sebenarnya aku mau saja jalan-jalan, tapi aku masih sangat mengantuk Toma. Tunggulah sampai jam satu siang, saat aku sudah lebih segar kita akan mencari makan siang. Bagaimana?"

"Baiklah, tapi kalau toma lapar bagaimana?"

"Makan saja apa yang ada di kulkas, tapi jangan buka minuman kaleng ya!" perintah Sasuke. Minuman kaleng tentu saja maksudnya adalah bir, bir persediaan Sasuke.

Setelah selesai mengurus sarapan Toma, seperti yang direncanakan. Sasuke kembali ke kamar dan melanjutkan tidurnya. Sementara Toma sendirian menonton acara pagi untuk anak-anak. Sasuke tidak habis pikir, bagaimana mungkin kakaknya bisa meninggalkan putra satu-satunya untuk tinggal bersama Sasuke. Sementara dia adalah seorang bujangan sejati, tidak pernah berurusan dengan anak-anak. Dia benar-benar tidak mahir berurusan dengan anak-anak, lain halnya jika wanita. Sasuke adalah yang terbaik dalam urusan wanita. Meskipun semua wanita itu tidak akan bertahan sampai tiga bulan bersamanya. Entah kenapa, semua hubungannya berakhir saat menginjak masa dua sampai tiga bulan.

Uchiha Shisui, kakak Sasuke adalah designer kenamaan di Tokyo. Setelah kasus perceraiannya menjadi booming di media, dia meninggalkan Jepang. Milan adalah tempat yang sempurna bagi para designer, well selain paris. Milan juga terkenal sebagai kota mode dunia. Shisui mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya di sana. Namun sayangnya, dia tidak bisa membawa Toma bersamanya. Sasuke adalah satu-satunya harapan Shisui. Mereka hanya dua bersaudara, kedua orang tua mereka tidak bisa diharapkan. Hanya Sasuke yang bisa dia percayai untuk menjaga putranya. Keluarga Uchiha terkenal karena kedua kakak beradik ini. Sang kakak designer jenius, dan sang adik DJ multi talenta. Well, diluar tentang fakta kalau mereka adalah keluarga kaya raya yang cukup tersohor. Sang Ayah adalah seorang direktur perusahaan teknologi terbesar di Jepang, dan Sang Ibu adalah seorang penulis novel terkenal.

Sasuke sebagai DJ terkenal, sudah bermain hampir di seluruh club ternama di Jepang, dan dia tidak hanya bermain di club saja. Dia bahkan sudah pernah bermain di konser-konser EDM seluruh Jepang. Well, Japan know his name. Sasuke cukup tersohor di bidang EDM. Saat dia tidak ada jadwal bermain di kota lain, Sasuke akan menetap di Tokyo, mencari inspirasi dan juga bermain hampir setiap malam dalam seminggu di club terbesar di Jepang. EMPIRE. Seluruh anak muda kaya dan sosialita tau Empire, bahkan selebritis juga senang clubbing di club terbesar di Jepang itu.

Namun, karena sekarang Sasuke harus merawat Toma. Dia mengurangi jadwal bermainnya di Empire. Jika dia biasanya bisa bermain 5-6 malam dalam seminggu, sekarang dia hanya bermain di malam jumat dan malam sabtu, atau bermain 3 malam dalam seminggu sesuai permintaan manajer Empire. Setidaknya untuk alasan yang bagus dia bisa mendapatkan waktu tidur lebih banyak.

Terkadang Sasuke sangat ingin bertanya kepada Shisui, apakah dia meninggalkan Toma bersamanya karena dia benar-benar tidak bisa merawat Toma di Milan. Atau karena Shisui ingin melupakan masalah perceraiannya. Sasuke merasa tidak benar dengan meninggalkan Toma sendirian, sementara dia tidak bersalah dan bahkan tidak mengerti kenapa sekarang dia harus tinggal bersama Pamannya yang masih melajang diumur yang hampir menginjak kepala tiga. Sasuke masih ingat hari pertama Toma tinggal bersamanya. Anak itu masih sering bertanya kapan Ibunya pulang, sampai akhirnya dia mengerti kalau Ibunya tidak akan pulang dalam waktu dekat. Menjelaskan hal itu juga berat untuk Sasuke, dia tau jelas bagaimana hidup tanpa orang tua, dan dia tidak ingin Toma mengalami hal yang sama. Jadi dia, akan berusaha sebaik mungkin, agar Toma bisa tumbuh normal layaknya anak biasa. Meskipun mungkin agak sulit untuk pria lajang seperti dia, dia butuh bantuan.

.

.

.

.

"Hinata bisa kau pergi membeli perlengkapan melukis? Kita akan melukis siang ini, dan ternyata perlengkapannya ada yang kurang." Pinta Shizune.

"Tentu saja, Kak! Apa ada yang lain yang harus ku beli?" tanya Hinata.

"Persediaan obat demam sudah mulai menipis, bisa sekalian ke apotik untuk membelinya?

"Tentu saja."

Hyuga Hinata, mahasiswa sastra inggris di Universitas Tokyo. Dia baru berumur 19 tahun dan tahun ini adalah tahun pertama kuliahnya. Hinata bukan berasal dari Tokyo, melainkan Osaka. Namun dia sudah lebih dari empat tahun tinggal di Tokyo. Dulu keluarga Hinata tinggal di Tokyo, karena sang ayah bekerja di sini. Namun dua tahun yang lalu ayah Hinata dipindahkan kembali ke Osaka, karena cabang perusahaan di Osaka sedang membutuhkan kepala cabang yang baru. Hinata yang hampir menyelesaikan sekolah menengah atas tidak ingin kembali ke Osaka dan membuang beasiswa untuk kuliah Universitas Tokyo. Tidak semua orang bisa mendapat beasiswa yang sudah susah payah dia dapatkan itu.

Setiap selesai kuliah, Hinata akan bekerja sambilan sebagai pengurus anak di pusat penitipan anak di dekat kampusnya. Kebetulan Shizune adalah tetangganya sejak SMA. Shizune memberikan pekerjaan itu karena tau Hinata menyukai anak-anak, dan gadis itu juga punya banyak waktu luang, setidaknya sekarang dia bisa melepaskan stress belajarnya dengan bermain bersama anak-anak.

Hinata membawa sekantong besar belanjaan. Dia tidak tau peralatan melukis akan jadi sebanyak ini, dia bahkan berkali-kali mengecek apakah dia sudah membeli dengan benar. Salahnya tidak bertanya terlebih dahulu, kalau seperti ini seharusnya dia mengajak pengurus yang lain.

Sekarang, sebelum pulang Hinata hanya perlu pergi ke apotik yang ada beberapa blok dari toko alat tulis. Shizune menyuruhnya untuk membeli persediaan obat demam. Berjalan dengan barang belanjaan terasa sulit karena matahari juga semakin panas. Benar ini sedang musim panas, enaknya kalau bisa berlibur ke pantai.

Di tengah khayalannya, Hinata mendengar suara tangisan anak lelaki di sampingnya. Seorang anak laki-laki jatuh tersungkur di jalan. Dengan sigap Hinata membantu anak lelaki itu untuk berdiri.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hinata.

"Kakiku sakit." Balas anak itu sambil menangis.

Lutut anak itu terluka, karena dia baru saja jatuh tersungkur. Untung saja kepalanya tidak apa-apa dan lengannya hanya sedikit merah. "Tenanglah, akan kakak obati. Nanti sakitnya akan hilang." Bujuk Hinata sambil mengambil plester dari kantong celemeknya. Sudah menjadi kebiasaan hinata membawa plester dan tisu, anak-anak di pusat penitipan sering berkelahi maupun bermain dan salah satunya terjatuh.

"Nah, sudah selesai." Kata Hinata. "Sekarang lukamu akan segera sembuh, jangan menangis lagi ya."

"Terima kasih, kakak. Tapi lututku masih sakit." Rengek anak lelaki.

"Tidak apa-apa, sebagai anak laki-laki luka itu tidak masalah. Rasa sakit pasti akan segera pergi. Jadi anak baik, dan tahan sedikit ya!" bujuk Hinata.

"Toma!" panggil seorang pria berlari menuju Hinata dan anak lelaki itu.

"Toma, kau tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

"Toma luka, tapi sudah diobati oleh kakak." jelas anak lelaki yg ternyata bernama Toma. Dia menunjukkan lututnya yang sudah ditempel plester oleh Hinata.

"Lain kali jangan berlari keluar seperti tadi, untung saja kakak ini menolongmu."

"Tapi tadi, Toma seperti melihat mama. Toma ingin melihat mama." jelas Toma tiba-tiba suram.

"Mama sedang tidak di sini Toma, mama sedang bekerja di luar negri. Dan kita sudah membahas ini, oke?" Toma hanya bisa mengangguk lemah membalas perkataan pria itu.

"Oh, terimakasih sudah menolong Toma. Oh iya, aku Uchiha Sasuke dan ini Uchiha Toma." jelas si pria memperkenalkan diri. "Dia mungkin melihat seseorang yang terlihat seperti ibunya dan mengejarnya tanpa pikir panjang."

"Dia hanya rindu pada ibunya. Dan jangan sungkan-sungkan, aku hanya memberikan plester dan tidak lebih."

"Apa kau bekerja di pusat penitipan anak? Sunshine? Itu yang didekat sini bukan?" tanya Sasuke saat memperhatikan clemek yang Hinata kenakan.

"Iya, aku kerja sambilan disana."

"Apa itu penitipan anak?" Toma tertarik.

"Orang tua yang sibuk, mengantar anak-anak mereka ke tempat kami. Di sana ada banyak teman-teman, kita bisa belajar dan bermain di sana. Saat hari mulai sore orang tua akan menjemput anak-anak saat pulang kerja. Oh iya, hari ini kami akan melukis bersama." jelas Hinata.

"Melukis? Toma suka melukis."

"Toma ingin coba ke sana?" tanya Sasuke.

TBC

Author's note :

Hai semuanya, berjumpa lagi dengan saya. Terimakasih sudah sudi membaca "Another Little Red Riding Hood." Ini karya saya setelah "The Sun and The Moon". Saya ingin minta maaf kepada reader yang menantikan kelanjutan TSTM, karena saya vakum cukup lama dikarenakan saya harus menyelesaikan kuliah saya *intinya nyusun skripi wkwk. Sebenarnya ALRRH, muncul karena saya kehabisan ide untuk melanjutkan TSTM. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Tapi inilah yang terjadi, saat saya ingin melanjutkan entah kenapa terasa hambar dan tidak ada yang muncul di otak, *Maaf masih penulis pemula.

Jadi untuk permintaan maaf saya, saya membuat FF baru ini. Semoga bisa disukai oleh readers smua :D

Seperti judulnya, FF kali ini terinspirasi oleh cerita Little Red Riding Hood, kalian pasti akan tau dibagian mana saya terinspirasi wkwkw. Dan juga terinspirasi oleh Love So Life. Manga yang baru-baru ini saya baca. Ceritanya simple dan menarik, saya terinspirasi dengan menambahkan character seorang anak pada cerita little red riding hood. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat cerita yang original, jadi dimohon dukunganny!

Akhir kata, tetap nantikan chapter berikutnya. Saya akan berusaha update setiap minggu! Semoga inspirasi saya tidak habis wkwk. Please Read n Review, but don't flame. Jika tidak suka tinggal tidak usah baca. Wkwk terimakasih sampai jumpa dichapter berikutnya minggu depan!