Cerita ini saya buat karena sedang lagi mendapat inspirasi saja, untuk cerita yang dikehidupan baru untuk sementara stop karena ceritanya jadi berantakan, mungkin yang legend gear dulu saya lanjutkan.

.

.

.

.

.

Naruto

Xover: Naruto x Highschool DxD

Pair: Naruto x Rias

Disclaimer: Masashi Kishimoto x Ichiei Ishibumi

Genre: Romance, Ecchi, Single pair, Super Power, Supranatural

Summary: Naruto merupakan adik dari Rias, sayangnya semua tidak berlangsung lama, setelah divonis dengan hukuman mati, setelah melanggar perjanjian yang telah disetujui dalam rating game. setelah beberapa hari Rias hidup dalam depresi dan keputusasaan sampai reinkarnasi dari sosok sang adik muncul kembali di hadapannya


chapter 1 permulaan

"Nah sayang sekarang sudah tidak ada yang mengganggu kita, jadi bagaimana jika kita melakukannya sekarang." ucap Raiser sambil membakar pakaian pengantin Rias dan hanya menyisakan pakaian dalamnya saja

"Hentikan Phenex mesum jangan pernah menyentuh nee-sama." ucap sosok yang menerobos masuk

"Na..Naruto-kun." ucap Rias kepada sosok tersebut

"Ck pengganggu." ucap Raiser

Naruto yang kondisi kakaknya langsung mencoba masuk, sayangnya disaat itu tubuh Naruto langsung ditahan oleh seluruh peerage Raiser, Raiser pun langsung tersenyum sinis. "Sudah lebih baik kau lihat baik-baik saat dimana aku mengambil keperawanan kakakmu ini." ucap raiser sambil merobek celana dalam milik Rias yang merupakan benang terakhir yang menutup bagian pribadinya

"HENTIKAAN..." teriak Naruto

Tapi Raiser malah melanjutkan kegiatannya "Nah ingat apap perjanjian kita setelang rating game sayang. kali ini aku akan mendapatkan keperwananmu." ucap Raise yang dimana kejantanannya sudah menyentuh bibir dari kewanitaan Rias

"HENTIKAN KU BILANG." teriak Naruto yang membuat para peerage raiser terpental dan Naruto langsung meninju pipi Raiser

Raiser pun langsung terpelanting terkena tinju Naruto. "Apa yang kau lakukan bocah sialan." ucap Raiser tidak terima

"Naruto-kun." ucap Rias sedikit senang, tapi sayangnya ekspresi Rias langsung berubah saat melihat wajah sang adik yang dimana wajahnya sangat mengerikan. "Nar..ruto-kun." ucap Rias gemetar sambil mengulurkan tangannya ke arah Naruto. Tapi saat itu Naruto langsung melesat kearah Raiser, Naruto pun langsung meremas kejantanan milik Raiser

"Uukkhh..!" lenguh Raiser saat kejantanannya diremas oleh Naruto

"Milikmu besar juga ya, tapi sayangnya milikmu menyentuh tempat yang salah. Jadi ucapkan selamat tinggal." ucap Naruto sambil meledakkan kenjatanan Raiser

"Aakkhhh..." teriak Raiser

"Lalu mulutmu juga ku buka lebih lebar ya hihihi..." ucap Naruto sambil memegang mulut bagian bawah dan bagian atas miulik Raiser lalu menariknya berlawanan

"Aaakkh..." teriak Raiser yang dimana kondisiny mengenaskan, bahkan anehnya dirinya tidak bisa beregenerasi

"Na...ruto-kun hiks...hentikan hikss... ku mohon." ucap Rias menangis

"Nah nee-sama sekarang sudah aman." ucap Naruto yang wajahnya kembali ke wajahnya yang penuh kehangatan

"Apa yang terjadi disini." ucap raiser bersama ketiga Maou ainnya dikarenakan kekuatan yang sangat besar

"Nii-sama." Ucap Naruto dan Rias

Sirzech yang melihat para peerage Raiser dan kondisi Raiser yang mengenaskan langsung mengetahui dalang yang melakukan hal tersebut karena Sirzech satu-satunya orang yang mengethaui perasaan Naruto ke Rias yang sebenarnya. "Naruto kau telah melanggar perjanjian dalam Rating game yang dimenangkan oleh Raiser dan itu juga telah melanggar hukum yang berat." Kata Sirzech tegas

"Apa maksud nii-sama, nii-sama harusnya tahu kalau aku tidka mencintai Raiser." ucap Raiser

"Maaf tapi peraturan tetap peraturan." ucap Sirzech yang sebenarnya dirinya juga tidak tega dan membuat penghalang disekitar Rias

Sirzech bersama ketiga Maou lainnya mengelilingi Naruto dan membaca mantara sihir hingga lingkaran sihir berwarna hitam muncul dibawah kaki Naruto

"Ada perkataan terakhir Gremory Naruto." ucap Sirzech

"Nee-sama aku mencintaimu sangatmencintai mu tapi bukan hanya sebagai kakak tapi juga sebagai perempuan. Selamat tinggal nee-sama." ucap Naruto sambil tersenyum dengan liquid yang membasahi pipinya

"NARUTOOOOO..." teriak Rias

DDuuaarrr...

.

.

.

Sejak kejadian tersebut Rias benar-benar berubah bahkan dirinya sudah tidak terlalu berambisi dalam rating game, terbukti dari 5 kali 3 diantaranya mengalami kekalahan dan hanya 2 kemenangan. Para peeragenya pun cemas dengan kondisi dirinya yang juga tidak jarang dirinya melamun saat semuanya berkumpul

beberapa kemudian Rias masih tidak mengalami perubahan bahkan saat di kelas Rias lebih sering memandangi awan, sampai membuat Akeno dan Sona menyerah kepada dirinya

"Baiklah semua kita kedatangan murid baru dari Sapporo." ucap guru yang sedang mengajar. "Silahkan perkenalkan nama mu."

"Namaku Naruto, Sawada Naruto." ucap murid baru tersebut

Rias yang mendengar nama adiknya langsung menoleh dan membeku seketika bahkan Akeno dan Sona pun juga sama seperti halnya Rias. Sosok yang telah mati seolah hidup kembali hanya saja rambutnya yang berwarna jingga dan matanya berwarna merah.

"Baiklah Sawada-san bisa kau bisa duduk di dekat pintu paling belakang." ucap sang guru

"Baik." balas Naruto yang menuju tempat duduknya

Selama pelajaran Naruto tidak tahan karena terus dipandangi oleh Rias, Akeno dan Sona. Rias memandang Seolah-olah bahwa Naruto yang sekarang ini adiknya, sedangkan Akeno dan Sona memandangnya dengan pandangan curiga. Walau Naruto tidak menyukainya dia lebih kesal terhadap ayahnya yang seenak jidatnya memasukkannya ke sekolah ini, bahkan dia harus pindah rumah juga dari Sapporo dan tinggal sendiri. "Dasar teme-oyaji." gumam Naruto.

Naruto bahkan saat makan siang pun diawasi oleh ketiganya, walau sebelumnya para siswa dan siswi menanyakan beberapa pertanyaan seperti alasan pindah, ada yang minta no hp, hobinya apa, mau masuk club mana dan ada yang menanyakan punya pacar atau belum. Naruto pun hanya menjawabnya dengan santai karena baginya semua pertanyaannya masih dalam sebatasa wajar. seperti menjawab alasannya pindah karena perintah orang tuanya, no hpnya 81xxx xxx xxx xxx, hobinya semua olahraga, inginnya masuk ke klub sepak bola atau basket dan dirinya masih sendiri, karena gak pernah kepikiran soal pacar.

Naruto yang telah selesai mengikuti sekolah hari ini memutuskan untuk langsung pulang dan disaat membuka loker Naruto harus terjatuh akibat banyaknya surat bahkan ada coklat membuat dirinya menghela nafasnya karena jk ada Naruko bisa dijamin coklatnya langsung diambil dan dihabiskan walau Naruto sendiri tidak suka makanan manis.

"Naruto-kun."

"Ah iya." balas Naruto yang menengok dan ccrroott... dirinya dapat melihat celana dalm hitam model g-string. 'Sial nih sekolah jika para siswi memakai ini bisa cepat anemia nih.' Batin Naruto mengelap hidupnya yang mimisan

"Kau benarkan Naruto-kun." ucap sosok itu lagi

"Iya aku Naruto." balas Naruto yang harus menutup hidungnya

"Syukurlaaahh..." ucap sosok tersebut yang langsung memeluk Naruto. Naruto yang dipeluk hanya bisa diam dan bingung dengan sosok yang memeluknya

"A..ano.."

"Syukurlah...syukurlah... kau masih hidup. Nah bagaimana jika kita ke ruang klub ku, aku jamin Issei dan Kiba pasti akan langsung mengajakmu latih tanding." ucap sosok tersebut

'Issei? Kiba?' Batin Naruto yang semakin bingung

Sosok itupun langsung menarik Naruto ke dalam lingkaran sihir. "Ayo." ucapnya

"Hei...hei...Hhwwaaa..." protes Naruto yang akhirnya menghilang dalam lingkatran sihir tersebut bersama sosok yang menariknya

Occult club

"Hhh... Buchou lama sekali." ucap laki-laki berambut coklat bernama Hyoudo Issei

Saat itu lingkaran sihir muncul dan muncul sosok rias tapi dia tidak sendiri melainkan bersama Naruto, saat sosok Naruto muncul membuat seluruh anggota klub tersebut terkejut bahkan Koneko yang selalu memasang wajah datarnya langsung mengeluarkan air mata. "Ini bohongkan." Gumamnya

"A..ano Buchou apakah yang disebelahmu itu." ucap Koneko lagi sambil menahan air matanya

"Yups benar dia Naruto." ucap Rias senang

"DASAR PENIRUUU..." teriak Issei yang langsung menghantam wajah Naruto dengan Boost gear miliknya

Naruto yang terkejut hanya bisa menghalangi wajahnya dengan lengannya dan menyebabkan dirinya menembus dinding Klub dan menghantam dinding kamar mandi yang berada di belakangnya

"Uuoogghh...!" ucap Naruto saat punggungnya menabrak dinding marmer kamr mandi

"Apa yang kau lakukan Issei." ucap Rias sambil berlari menuju Naruto dan membantunya beridir. "Kamu tidak apa-apa Naruto-kun." tambah Rias.

"Ah iya tidak apa-apa, aku hanya terkejut dan punggungku sedikit sakit hehehe..." ucap Naruto.'Sial tinjunya lebih kuat dari Naruko.' uap batin Naruto yang berbeda dengan apa yang dia bicarakan dengan Rias

"Dasar kenapa kau langsung menyerang Naruto-kun, Issei." bentak Rias kepada Issei

"Issei pun mendekat dan memegang kedua bahu Rias. "Sadarlah buchou, Naruto yang jadi adikmu telah meninggal dan dia Naruto yang berbeda." Ucap Issei emosi karena rivalnya yang harusnya sudah meninggal orang yang sudah dianggap saudara kandungnya muncul tapi dengan sosok yang berbeda membuat Issei tidak bisa menerimanya

"Lepaskan tanganmu dan apa maksudmu, Naruto ada disini dia belum mati." Ucap Rias yang masih belum bisa menerima kematian sang adik dan juga orang yang dicintainya

"Kau lihat baik-baik rambut seluruh keluargamu berwarna merah, sedangkan dia jingg. Sadarlah buchou sampai kapan kau menolak atas kematiannya dan bukan cuma kau yang sedih atas kematiannya kami semua juga sedih atas kematiannya." ucap Issei

"Hhhh... jadi bagitu rupanya, ini akan semakin rumit dan lebih baik si tomat ini lebih dapat bisa menerimanya dan aku harus bertanya sama si ekor kuda tentang kematian adik si tomat.' Batin Naruto sambil melihata pertengkaran kedua makhluk yang berbeda gender di depannya

"Kau kenapa Issei apa karena kau tidak terima kalau Naruto mencintai ku hah." ucap Rias yang masih emosi. "Sudahlah berdebat dengan mu tidak akan selesai." tambahnya sambil membawa Naruto pergi

'Hhhh... seandainya tahu begini aku akan kabur dari kota ini sebelum menapakkan kaki di kota ini dasar teme-oyaji' batin Naruto yang resah atas kejadian yang terjadi

"Naruto-kun." ucap Rias tapi maish bisa didengar oleh Naruto

"A..ah iya." balas Naruto

"Kau punya tempat tinggal? karena jika ku bawa ke rumah ada kemingkinan hiks... nii-sama akan membunuh mu hiks... lagi." ucap Rias sambil terisak

'Hhh... hari pertama yang menyebalkan.' batin Naruto yang sudah pasrah. "Tenang kalau tempat tinggal ku ada kok." ucapnya kepada Rias

"Kalau begitu malam ini aku akan tinggal bersama mu ya." balas Rias semangat

"Haahhh...!" balas Naruto terkejut dengan apa yang Rias katakan

Rumah Naruto

'Ini gila...ini gila...ini benar-benar aaakkk... kenapa hari pertama sudah begini.' batin Naruto sambil mengacak-mengack rambut pirangnya

"Naruto-kun." ucap Rias sambil membawa bantal di pintu kamar Naruto

"A...ah iya." balas Naruto

"Bo..boleh malam ini aku tidur bersama mu." ucap Rias dengan rona merah di pipinya

"Hah! yang benar saja. Lagipula kita ini laki-laki dan perempuan dan...dan..." ucap naruto gugup dan tiba-tiba wajahnya langsung memerah memikirkan apa yang terjadi

"Dasar Naruto-kun mesum. Tapi jika itu Naruto-kun aku tidak apa-apa." ucap Rias sambil melepas kancing pakaiannya satu demu satu

"Waa...waaa...waa..." balas Naruto panik dan langsung merapatkan pakaian Rias kembali

Rias yang melihat Naruto hanya bisa menahan tawanya dan langsung mencium bibir Naruto. Naruto yang dicium langsung membelalakan matanya karena terkejut dengan apa yang Rias lakukan. bahkan lidah rias pun mencoba menari-menari dilangit-langit mulut Naruto

"Mmpphh..." ucap Naruto yang tertahan oleh ciuman yang dilakukan Rias kepada dirinya, Naruto pun langsung memegang kedau pundak Rias dan mendorongnya supaya membuat jarak dirinya dengan Rias

Saat sudah terdapat jarak naruto yang wajahnya memerah mencoba menatap Rias. "Kenapa bukannya kau pernah bilang kalau kau mencintai ku sebegaia perempuan Naruto bukan hanya sebagai nee-sama mu saja." ucap Rias bingung dengan sikap Naruto yang berada di hadapannya

"Hhh... maaf aku hanya terkejut." balas Naruto. 'Aku akan melakukan dosa besar.' batinnya

"Jadi bagai mmpphh..." ucap rias terpotong oleh Naruto yang segera menciumnya. Rias yang terkejut langsung membalas ciuman Naruto dan mulai melepaskan pakaian Naruto yang dibantu juga oleh Naruto, begitu juga dengan Naruto yang mulai melepaskan pakaian milik Rias. Setelah selesai Naruto menggendong dan menjatuhkan Rias dikasur. Mereka pun melepaskan ciumannya dan Naruto dengan perlahan menjilati telinga Ruias di bagian dalam membuat rias seperti tersengat aliran listrik

Setelah itu Naruto secara perlahan menjilati setiap inci tubuh Rias membuat rias gelisah karena sensasinya

"Na..Naruto-kun." ucap rias dengan wajah yang sudah memerah

Tapi Naruto tidak peduli bahkan Naruto terus menjilati dan menghisap puting milik Rias dan membuat Rias harus menutup mulutnya supaya desahannya tidak keluar. Setelah puas menjilati dan menghisap puting milik Rias, tangan milik Naruto mengelus bagian pribadi milik Rias

"Kau sudah basah sekali dibagian bawah." ucap Naruto menggodan sambil tangannya terus mengelus bagian pribadi Rias

"NNgghhh... jangan menggoda ku." balas Rias

"Baiklah...baiklah..." balas Naruto yang turun dimana wajahnya tepat dihadapan kewanitaan milik Rias. "Catik sekali." ucapnya

"Na...Naruto-kun i..ini memalukan." Balas Rias yan sangat malu

"Itu karena kau menggodaku duluan." balas Naruto yang mulai menjilati paha Rias

"Nngghh... Na..Naruto-kun. Lenguh Rias saat pahanya dijilati oleh Naruto

Naruto pun terus menjilati paha Rias dan terus naik hingga ke pangkalnya. Naruto yang melihat Rias yang sudah merasa menikmati, dengan jahil Naruto membuka bibir kewanitaan milik Rias dan menjilati klitoris milik Rias

"KKyyyaaa... bodoh apa yang kau lakukan." ucap Rias

"Tidak ada hanya membuat semakin panas." balas Naruto santai dan kembali menjilati klitoris milik Rias

"Kkyyaa... jangan aahh... Naru aahhh... jika.. kau lakukan itu aku aahh..." desah Rias dan juga keluar cairan dari daerah kewanitaannya

"Nah sekarang hidangan uatamnay." ucap Naruto melepas boxernya dan mengelus kewanitaan milik Rias dengan kejantanannya yang sudah berdiri gagah

Rias POV

A..aku tidak menyangka Naruto-kun seperti sudah pengalaman dan kejantanannya juga sudah besar. "Aahh... Naruto-kun aku tidak tahan aahh... jangan menggodaku." ucapku saat Naruto-kun menggesek-gesekkan kejantanannya di bagian pribadiku bahkan sesekali gesekannya mengenai klitoris ku dan membuatku seperti tersengat aliran listrik statis

"Baiklah ku mulai ya." ucap Naruto-kun yang mulai memasukkan kejantanannya ke dalam kewanitaanku. Rasa seperti terbakar di dalam sana

"Na..Naruto-kun pelan-pelan ini pertama bagiku." ucapku

"Baiklah balas Naruto-kun sambil mengecup pipi ku

Kejantanan milik Naruto-kun terus mencoba masuk ke dalam sampai aku dapat merasakan sakit saat kejantanan Naruto-kun merobek keperawanan ku

"Maaf sakit ya." ucap Naruto-kun lembut sambil melihat wajahku

Beberapa saat kami hanya diam, dan disaat aku sudah merasa enakkan, aku meminta Naruto-kun untuk bregerak. "Bergeraklah." ucap ku dengan nada sehalus mungkin smabil mengelus pipi Naruto-kun

Saat Naruto-kun menggerakan kembali rasa sakit itu kembali terasa. Tapi aku mencoba menahannya dan setelah beberapa saat rasa sakit tergantikan dengan rasa membuatku tidak bisa jelaskan dengan kata-kata "Aahh... Naruto-kun nngghh... aahh... jangan aahh... cepat-cepat aaahh..." Ucap ku sat Naruto-kun mem[ercepat gerakannya

"Aahhh.. aku tidak tahan." ucap Naruto-kun

"Na..Naruto-kun aahh... di dalam aahh.. nnghh... keluarkan di dalam." balasku sambil melingkari kaki ku di bokong Naruto

"KKyyaa..." teriakku saat di dalam kewanitaanku terasa hangat oleh cairan milik Naruto

Rias POV End

"Hhooaammm... sudah pagi rupanya." ucap Naruto yang melihat Rias tidur diatas dada bidangnya, Naruto perlahan mengubah posisi tidrunya kesamping dan membuat Rias ikut kesamping sehingga tubuh Rias mengenai kasur, dengan perlahan Naruto melepas kejantanannya yang masih menancap dikewanitaan milik Rias dan segera bangun dan Mandi

'Hhh... sepertinya sudah terlambat untuk kembali ke awal.' batin Naruto pundung. Setelah mandi Naruto segera menyiapkan sarapan untuk mereka berdua

Disaat Naruto sedang memasak, Rias bangun dan melihat Naruto, "Naruto-kun." ucap Rias lembut dan hanya menutupi tubuhnya dengan selimut

"Mandilah dulu nanti kita sarapan." balas Naruto dan Rias hanya mengangguk dan segera menuju kamar mandi.

Disaat Rias sedang mandi entah kenapa kepala Naruto terasa sakit bahkan rasanya ingin meledak. Naruto yang tidak kuat mencoba meraih kotak obat dan segera meminum obat sakit kepala. 'Sial apa itu tadi rasanya ada suara dikepala ku yang memanggilku dan membuat kepala ku ingin meledak.' batin Naruto bingung

"Naruto-kun, aku baru tahu kau bisa masak. Padahal dulu saat dirumah kau paling tidak suka memasak." Ucap Rias sambil memeluk Naruto dari belakang yang sedang menyiapkan makanan di meja

"Mungkin karena nee...nee-sama tidak pernah mengunjungiku beberapa hari terakhir." ucap Naruto gugup. 'Eg tunggu dulu kenapa aku memanggil dia nee-sama.' batin Naruto bingung dengan apa yang dia katakan tadi. "Oh iya hari ini aku tidak masuk sekolah dulu, kepala aku sakit." ucap Naruto lagi

"hoo.. baiklah jika kenapa-kenapa hubungi nee-sama ya." ucap Rias sambil mengecup pipi Naruto dan segera menuju keluar

"Sarapan dulu." teriak Naruto

"Ku sudah jadikan bekal kok." balas Rias

'Hhhh... dasar lebih baik ku kembali tidur.' batin Naruto yang bingung dengan harinya di kota ini

Naruto yang merasa semakin sakit di bagian kepalnya langsung beristirahat dan mulai untuk tidur, beberapa saat naruto tertidurny dirinya bermimpi, di alam mimpinya Naruto melihat sekitarnya hanya putih sampai muncul sosok dihadapannya. "Ka...kau..." ucap Naruto terbata-bata melihat sosok di hadapannya

To be Contiunue


Disini jujur saja saya lumayan susah membuat adegan lemon yang rinci, butuh 2-3 hari untuk membuatnya dikarenakan saya mengetiknya sambil menonton atau membaca adegan lemon di anime 18+ dan disini saya akan ikutin para reader saja, Naruto mau jadi apa? punya kekuatan atau tidak? dan kalau punya kekuatan mau kekuatan yang gimana? jujur saja saya dalam supranatural kurang jago, jadi saya minta bantuan para reader saja