Disclameir :

Ini hanya FF, sebuah karya fiksi yang terlahir dari otak sederhana saya. Jangan bash cast yang saya pakai karena mereka tidak tahu apa-apa. Saya hanya pinjam nama saja. V cinta damai chingu ^_^

Cast : KYUMIN and Friends ^^

Warn : GS, Geje, OOC, Drama

.

oOo

.

Ice Cream!

Memang, Kibum mengiriminya pesan yang mengatakan jika mereka -Eunhyuk, Ryeowook, Donghae- akan datang terlambat ke cafe tempat mereka akan menyusun tugas akhir sekolah masing-masing.

Namun, ini sudah hampir 1 jam mereka belum juga menampakan batang hidungnya.

Sebal, sebal, sebal!

Karena itu, Sungmin menghabiskan waktunya dengan bermain game dan melupakan pemuda dihadapannya yang setia menemaninya itu.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya. Bagaimana bisa Sungmin melupakannya dan asyik bermain game? Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya.

Ia menyendokan ice cream dan akan menyuapinya pada Sungmin.

"Aaaa..." Kyuhyun membuka mulutnya reflek saat ia mengisyaratkan Sungmin untuk membuka mulutnya juga.

Sungmin tersenyum dan menghentikan bermain gamenya. Ia mencondongkan kepalanya untuk meraih sendok yang penuh ice cream itu.

Pluk!

Namun dengan sengaja, Kyuhyun bukannya menyuapkan ice cream pada mulut Sungmin, ia malah sengaja menyentuhkan sesendok ice cream itu pada bibir atas Sungmin hingga bibir shap M itu belepotan.

"Ihhh..." Sungmin mengerucutkan bibirnya. Padahal tadi suasananya sudah romantis tapi Kyuhyun malah merusaknya.

"Makanya jangan mengabaikanku," Kyuhyun berujar dengan kekehan kecil. Lucu melihat wajah Sungmin yang semakin menggemaskan.

Sungmin meraih tisu untuk membersihkan ice cream di bibirnya tapi tangannya dicekal oleh Kyuhyun. Sebelum Sungmin melayangkan protesnya, Kyuhyun telah mendekatkan wajahnya dengan bibir yang terbuka dan...

Hup!

Cup!

Sungmin terkejut. Ia bisa merasakan bibir Kyuhyun mengulum bibir atasnya. Sungmin pun merinding saat lidah Kyuhyun menyapu bibir atasnya, membersihkan ice cream disana.

Sungmin menatap mata Kyuhyun yang menatapnya dengan teduh. Karena itu, dengan gerakan kaku, Sungmin mencoba membalas ciuman Kyuhyun.

Namun gerakannya terhenti karena Sungmin tiba-tiba merasa tubuhnya lemas saat Kyuhyun berganti mengulum bibir bawahnya sebentar kemudian kembali mengulum bibir atasnya diikuti hisapan pelan.

Oh God! It's crazy!

Apa Kyuhyun tidak mengingat jika mereka berada di cafe? Walau mereka duduk di pojok, tapi kan cafe itu di dindingi oleh kaca bukan tembok.

Kaca?

Sungmin membulatkan matanya saat menyadari hal itu. Sontak ia mendorong pelan bahu Kyuhyun hingga ciuman mereka terlepas, ia takut ciumannya tadi jadi tontonan orang. Ia pun menoleh pada kaca yang sontak membuat dirinya semakin kaget.

"Omo." Sungmin menutup mulutnya.

Melihat kekagetan sang kekasih, Kyuhyun ikut menoleh dan kini ia melihat Kibum, Ryeowook, Eunhyuk yang tersenyum sembari melambaikan tangan dari balik kaca. Yang paling menyebalkan yaitu Kyuhyun melihat seringai dari sahabatnya.

Walau ia tidak bisa mendengar suara Donghae, tapi Kyuhyun cukup pintar untuk bisa membaca bahasa bibir sahabatnya itu.

"Eeehh, bukan untuk konsumsi publik, eoh?"

...

Future!

Hari kelulusan tiba.

Suka cita sangat terasa di aula besar milik Sapphire Blue High School ini. Tangis, tawa, canda, bahagia bergabung menjadi satu. Setelah ini, mereka akan menghadapi kehidupan yang jauh lebih luas.

Setelah acara kelulusan selesai. Malamnya Sungmin dan teman-temannya di undang ke rumah Kyuhyun untuk merayakan kelulusan mereka. Jadilah di halaman belakang yang luas milik Paman Cho ini telah tersulap indah dengan macam-macam peralatan BBQ.

Mereka telah makan malam sebelumnya tapi dalam porsi sedikit karena mereka menyiapkan ruang di dalam perut untuk menyantap daging panggang dan beberapa sosis.

Sungmin mengedarkan pandangannya karena ia tidak menemukan Kyuhyun. Tak lama, ia mendapati sang kekasih tengah duduk di kursi ayunan yang bisa di naiki oleh dua tiga orang.

Kyuhyun disana, sendirian, menatapnya.

Sungmin tersenyum, lalu menghampiri Kyuhyun. Tanpa meminta izin dan menunggu di persilahkan, Sungmin duduk disamping Kyuhyun.

"Kenapa disini?" tanyanya.

"Memangnya kenapa?" Kyuhyun malah balik bertanya.

"Ya, tidak sih. Ck!" Sungmin cemberut. Mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun untuk menatap teman-temannya yang tengah bercengkrama dengan Paman Cho, Bibi Cho dan kakak perempuan Kyuhyun.

Sungmin menoleh pada Kyuhyun saat merasakan tangannya di genggam oleh pemuda itu. Kyuhyun tersenyum dan Sungmin balas tersenyum. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu Kyuhyun. Dengan kakinya, Kyuhyun menggerakan ayunan itu pelan membuat hembusan angin membelai mereka.

"Sungmin."

"Hm?"

"Aku ingin bicara." Bersamaan dengan itu, ayunan berhenti. Sungmin duduk tegap namun rilek, menatap Kyuhyun. Ia tahu, jika Kyuhyun ingin berbicara serius.

Setelah memastikan Sungmin siap untuk mendengarkan, Kyuhyun mulai bicara.

"Maukah kau menungguku?"

Sungmin tersentak mendengarnya. Apa? Kenapa Kyuhyun bicara seperti itu? Apakah Kyuhyun akan pergi?

"Tidak, aku tidak akan pergi kemana-mana," jawab Kyuhyun yang bisa menerka pikiran kekasihnya. Sungmin tersenyum lega dan terkekeh malu.

Suasana kembali tenang.

Kyuhyun semakin menggenggam tangan Sungmin erat. Dibalas Sungmin dengan mengelus lengan Kyuhyun. "Lanjutkan," kata Sungmin.

Kyuhyun tersenyum, ia membenturkan dahinya dengan dahi Sungmin pelan. Kyuhyun menarik nafas lalu membuangnya.

"Kau tahu? Aku tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hubungan kita. Malah aku ingin hubungan kita ini semakin menaiki tingkat yang lebih serius. Jujur saja, aku ingin hubungan kita bisa sampai di persatukan di dalam gereja, di altar didepan Tuhan dan pendeta, dan disaksikan banyak orang."

Kyuhyun dan Sungmin saling menatap. "Maukah kau menungguku?" tanya Kyuhyun lagi. "Saat ini, aku belum layak dalam segi apapun, untukmu."

Kyuhyun menunduk, jemarinya mengelus punggung tangan Sungmin. "Tunggu aku. Aku akan berjuang untuk melayakkan diriku hingga cukup untuk bisa bertanggung jawab sepenuhnya akan dirimu. Disaat itu, aku kan menemui orang tuamu untuk meminta mereka menyerahkanmu padaku. Karena itu..."

Kyuhyun mendongak dan kaget mendapati Sungmin yang sudah terisak. "Kenapa kau menangis?" tampak sekali wajah Kyuhyun yang polos dan panik bersamaan.

"Hiks... kau harus bertanggung jawab. Kau sudah membuat anak gadis menangis karena mu," seru Sungmin.

"Apa aku telah melakukan sesuatu?" Kyuhyun bergumam pelan, menelaah apa ada yang salah. Sepengetahuannya, ia tengah berbicara pada Sungmin. Tidak ada yang menyinggung bukan? Apa Sungmin menangis karena ia menggengam tangannya terlalu erat? Atau karena dia menggerakan ayunan terlalu kencang?

"Sungmin-ah aku minta ma-"

"Aku mau!" Sungmin memotong ucapan Kyuhyun membuat pemuda itu mematung.

Sungmin mengusap air matanya, yang sepertinya gagal karena air bening itu terus mengalir dari mata rubahnya. "Aku mau, menunggumu."

Kyuhyun tersenyum kemudian senyumanya berubah menjadi kekehan. Kalian tahu? Dia tengah bahagia mendengar jawaban Sungmin.

Tanpa banyak kata lagi, Kyuhyun memeluk tubuh kecil kekasihnya. "Terima kasih."

Sungmin menangguk dan semakin memeluk erat tubuh pemuda yang ia cintai itu.

"Hey kalian, berhenti bermesraan dan cepatlah kemari. Daging dan sosisnya sudah siap, kalau tidak jangan protes saat jatah kalian tidak ada," seru Donghae.

"Yah. Kami kesana sekarang," teriak Kyuhyun.

Ia bangun dari duduknya, menatap Sungmin. "Ayo."

Sungmin menahan tangan Kyuhyun yang akan menariknya, membuat kekasihnya itu menoleh. "Hm?"

Sungmin menatapnya malu-malu. "Kyuhyun-ah, saranghae."

Kyuhyun tersenyum dengan wajah merona. "Saranghaeyo."

...

Medulla Oblongata!

"Dia Lee Sungmin. Medulla Oblongata bagi ku."

Sungmin memiringkan kepalanya sembari menatap Kyuhyun yang asyik dengan jjangmyeonnya. Ia masih penasaran dengan apa yang Kyuhyun katakan tadi saat beberapa gadis menyatakan cinta pada kekasihnya itu.

Well, beberapa bulan masuk universitas, Kyuhyun yang mengambil jurusan Kedokteran sudah mencuri banyak perhatian para gadis. Karena itu hampir tiap harinya Kyuhyun selalu mendapat pernyataan cinta, seperti hari ini. Tentu saja mereka semua mendapat penolakan.

Tapi hari ini ada yang berbeda. Kyuhyun merangkul Sungmin dan dengan lantang menyerukan jika dirinya adalah Medulla Oblongata bagi Kyuhyun. Sungmin jadi penasaran apa arti Medulla Oblongata.

"Kau bisa cari sendiri di internet," ucap Kyuhyun.

"Ih, sedang malas. Kenapa tidak kau beritahu saja langsung padaku?" Sungmin sedikit merengek.

"Ah, Aku juga sedang malas." Kyuhyun menirukan gaya bahasa Sungmin.

Sungmin jadi sebal sendiri. Karena itu, saat berada di rumah Sungmin mencoba mencari arti kata Medulla Oblongata yang sanggup membuat gadis itu pusing tujuh keliling. Bukannya menemukan arti Medulla Oblongata malah yang ia dapati definisi, fungsi dan bagian-bagian lainnya yang menyangkut urusan medis.

Sungmin menyerah.

Ia harus meminta penjelasan Kyuhyun.

Keesokan harinya disaat jam makan siang, Sungmin mengajak Kyuhyun untuk makan bersama. Sungmin merengek lagi dan memaksa Kyuhyun untuk menjelaskannya.

"Coba kau baca sebuah artikel mengenai Medulla Oblongata," perintah Kyuhyun.

"Aku sudah membacanya semua, tapi aku tidak mengerti. Penjelasannya mengenai medis. Ya ampun bagaimana bisa aku mengerti. Aku kan anak designer bukan kedokteran." Sungmin menggerutu sembari mencari kembali artikel yang sama.

"Nih aku akan membacanya." Sungmin menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kemudian mulai membaca.

"Medulla Oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoly dengan Medulla Spinallis. Bagian-bagian Medulla Oblongata diantaranya Traktus Asenden, Tranktus Desenden bla bla bla aku malas membacanya."

"Lalu ada lagi, Medulla Oblongata adalah bagian dari otak belakang yang mengontrol fungsi otonomik seperti pernapasan, pencernaan, jantung, pembuluh darah dan lain-lain dan lain-lain dan lain-lain dan lain lain."

Sungmin menatap Kyuhyun dengan wajah memelas. "Aku tidak mengerti hubungan Medulla Oblongata denganku."

Melihat Sungmin yang terlihat seperti seekor puppy yang meminta makan dengan bermanja kepada sang majikan membuat Kyuhyun terkekeh. Kenapa kekasihnya begitu mengemaskan?

"Kau tahu jika Medulla Oblongata termasuk saraf vital dalam tubuh manusia?"

"Setelah membaca beberapa artikel yang membuatku pusing, ya mungkin?" Sungmin tampak berpikir namun kepalanya sudah terlalu berkabut.

Kyuhyun lalu berujar hati-hati. "Diibaratkan jila Medulla Oblongata adalah dirimu dan tubuh manusia adalah aku. Bagaiamana jika tubuh manusia tanpa Medulla Oblongata?"

"Kau tanyakan saja pada Dosen mu," celetuk Sungmin.

Kyuhyun jadi gemas sendiri. "Coba pikirkan lagi. Tubuh manusia adalah aku, Medulla Oblongata adalah dirimu."

Terlalu banyak Medulla Oblongata seharian dari kemarin sepertinya berhasil membuat otak Sungmin tidak berjalan.

"Wakaranai (Aku tidak tahu). Gomen (Maaf)."

Kyuhyun memejamkan matanya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemudian menatap Sungmin. "Sudahlah."

"Kau mau pergi?" tanya Sungmin melihat Kyuhyun berdiri sembari membereskan buku paketnya. "Kau marah?"

"Tidak, jam kuliahku akan segera dimulai." Kyuhyun melempar senyum pada Sungmin berusaha mengatakan jika dirinya sungguh tidak marah.

Kyuhyun mencondongkan tubuhnya dan mengecup singkat dahi Sungmin. "Rak Na Dek Ngo," bisiknya yang didengar Sungmin.

Gadis itu menangkup kedua pipinya merasa frustrasi. "Bahasa apa lagi itu? Aku tidak mengerti," rengek Sungmin dengan mata berkaca-kaca.

Bukannya bersimpati melihat kekasihnya dalam kebingungan, Kyuhyun malah tertawa sembari mengusak rambut Sungmin kemudian pamit pergi meninggalkan Sungmin yang menggerutu tidak jelas.

"Hah. Kenapa tidak langsung bilang jika dirinya tidak bisa hidup tanpa Sungmin? Pakai istilah kedokteran lagi!" celetuk Ryeowook yang sedari tadi ia menguping bersama Kibum.

"Kyuhyun gengsi, Sungmin bodoh. Ya, mereka serasilah." Kibum menimpali.

...

Jarak!

Bulan silih berganti tahun pun demikian, 4 tahun sudah berlalu.

Sungmin kini bekerja di sebuah rumah Mode yang cukup terkenal di Seoul. Kyuhyun sendiri bekerja di sebuah rumah sakit besar Miracle Hospital walau pemuda itu masih menjadi Dokter magang.

Karenanya, Sungmin dan Kyuhyun jarang sekali bertemu. Dalam sehari hanya beberapa jam, Kyuhyun harus segera kembali ke rumah sakit. Pemuda itu jarang sekali pulang ke rumahnya karena saking sibuknya menjadi Dokter magang. Itu masih mending, dari Kyuhyun yang harus di tugaskan di luar kota seperti saat ini.

Sudah lima bulan mereka tidak bertemu. Saling menelpon satu sama lain hanya membuat semakin rindu.

"Aku baru selesai menggambar sketsa," jawab Sungmin saat Kyuhyun menanyakannya sedang apa.

"Apa kau sudah makan?"

"Aku yang harus bertanya seperti itu."

Disebrang sana Kyuhyun tersenyum. "Sudah."

"Awas saja kalau kau sakit." Sungmin mengancam.

"Iya, siap Nona Lee."

Ada jeda hening dari keduanya.

"Aku merindukanmu."

Entah kenapa air mata Sungmin tiba-tiba menetes. "Hm, aku juga."

Sungmin sangat merindukan Kyuhyun. Dia tahu dirinya sensitif tapi rasa rindu itu selalu membuat dadanya sakit. Hampir setengah tahun mereka tidak bertemu.

"Kapan pulang?" tanya Sungmin dengan suara bergetar.

Sungmin selalu khawatir dan cemas. Ia takut pekerjaan Kyuhyun bisa membuat kekasihnya itu sakit. Waktu kerja yang sangat panjang, jam makan tidak teratur. Kyuhyun sangat kurus dan itu membuat Sungmin selalu mengingatkan Kyuhyun untuk tidak lupa makan.

Jika Kyuhyun disini, Sungmin akan menyempatkan untuk mengantarkan makanan dan bertemu walau hitungan jam. Tapi Kyuhyun berada di luar kota.

"Maaf membuatmu cemas. Sudah jangan menangis."

"Aku tidak menangis."

"Iya, iya."

Hening lagi.

"Apa kau lelah menungguku?"

"Kenapa kau berbicara seperti itu?"

"Tidak, hanya banyak orang mengatakan pada akhirnya yang istimewa akan kalah dengan yang selalu ada."

Kyuhyun tahu, banyak pemuda di luar sana yang mengagumi Sungmin. Mungkin saat mereka bersama, Kyuhyun akan yakin dengan hatinya. Tapi ketakutan Kyuhyun yang tidak di ketahui oleh Sungmin adalah jarak di antara mereka.

Kyuhyun tidak meragukan kesungguhan hati Sungmin untuknya. Ia...

Hanya takut.

Wajar bukan?

"Cepatlah pulang dan aku akan menghajarmu habis-habisan. Aku juga akan meminta bantuan Ryeowook, Eunhyuk, Kibum dan Donghae untuk ikut menghajarmu. Perkataan siapa itu? Siapa yang bilang?"

"Maaf, kau marah ya."

"Itu karena kau!" seru Sungmin merasa tersinggung. Ia kembali menangis. "Jangan bicara seperti itu lagi."

"Maaf." Di sebrang sana, Kyuhyun menundukan kepalanya merasa menyesal telah mengucapkan kata yang bahkan Kyuhyun membencinya sendiri.

"Dengar ya. Pada akhirnya semua yang bilang sayang akan kalah dengan yang berani meminang! Aku sudah menaruh semua hatiku padamu, dan kau sudah mengunci hatiku hanya untukmu saat kau melamarku saat pesta kelulusan SMA kita."

"Lagian, kau melakukan itu untukku juga kan?"

"Hah?

"Kau kan sedang berjuang melayakkan dirimu hingga cukup untuk bisa bertanggung jawab sepenuhnya akan diriku. Jangan bilang kau lupa."

"Aku tidak lupa. Itu adalah tujuan utamaku."

"Makanya kau jangan bicara asal-"

"Aku mencintaimu."

Sungmin menghapus air matanya. Kenapa Kyuhyun selalu mengatakan hal yang membuatjantungnya berdetak tidak beraturan? "Aku juga. Cepat pulang. Sudah ya aku tutup."

Disebrang sana, Kyuhyun tersenyum, wajahnya terlihat lega dan jika di lihat lebih dekat. Kedua mata onix pemuda itu memerah dengan tumpukan air mata di kelopaknya.

Kyuhyun menyadari itu hanya ketakukannya. Pada kenyataannya, Sungmin adalah miliknya dan ia pun adalah milik Sungmin, seutuhnya.

...

Doa!

Sungmin menganga takjub pada arsitektur gereja yang ia datangi sekarang. Perpaduan antara sentuhan Eropa, Asia. Gereja itu tidak besar namun terkesan minimalis dengan halaman bunga yang indah.

"Hei, seharusnya kau berdoa."

Seruan itu membuat Sungmin membalikan badan, ia tersenyum pada Kyuhyun yang berdiri tak jauh darinya. Sungmin berlari mendekat pada Kyuhyun kemudian duduk di susul oleh kekasihnya itu.

Mereka pun berdoa, setelah mengucapkan amin keduanya saling berpandangan lalu tersenyum.

"Gerejanya indah ya." Tampaknya Sungmin masih ingin menjelajahi tiap sudut gereja.

"Hm," Kyuhyun mengangguk setuju. "Darimana kau tahu tempat ini?" tanya Sungmin. Dan Kyuhyun menjawab rahasia membuat Sungmin mendengus.

"Aku punya sesuatu." Kyuhyun tersenyum genit.

"Apa? Tunjukan padaku."

Kyuhyun meronggoh sesuatu dari balik jaket navy yang ia pakai. "Jjang-jjang!" serunya sembari memperlihatkan sebuah pucuk surat.

"Apa ini?" tanya Sungmin.

Kyuhyun menyerahkan surat itu. "Bacalah."

Sungmin menatap Kyuhyun sebelum ia membuka surat tersebut dan membacanya. Tak perlu waktu lama sampai gadis itu berseru gembira. "Kau di angkat menjadi Dokter tetap? Sungguh?" Sungmin menatap Kyuhyun dengan mata membulat.

Kyuhyun mengangguk sebagai jawaban.

Pria itu menggengam tangan Sungmin. "Kau siap menikah denganku?"

Tanpa pikir panjang Sungmin mengangguk namun saat Kyuhyun akan memeluknya Sungmin teringat sesuatu.

Ia mendorong dada Kyuhyun. "Apa kau sedang melamarku sekarang?"

Kyuhyun mengerjap. "Hm, mungkin bisa dikatakan begitu?" Kyuhyun malah balik bertanya.

"Melamar tanpa cincin?"

"Ah?"

Bagus, sepertinya Kyuhyun melupakan hal itu. Sungmin sebal, ia berdecak kemudian menatap kedepan.

"Hei," Kyuhyun berusaha membuat gadis itu untuk menatapnya. Jangan sampai gadis itu marah. Sungmin terus keukeuh tidak ingin menatap Kyuhyun membuat pemuda itu tidak punya pilihan.

"Apa yang kau maksud dengan cincin itu, seperti ini?" Sungmin terkesiap saat melihat sebuah cincin emas putih bermata satu dengan ukiran disampingnya. Sangat simple namun anggun.

Sungmin menoleh pada Kyuhyun yang telah tersenyum lebar padanya.

"Kau menjahiliku," Sungmin merajuk. Kyuhyun terkekeh sembari mengendikan bahunya, sok cool.

"Kau mau memakainya?"

"Tentu saja."

Kyuhyun terbahak, ia meraih tangan Sungmin lalu memasangkan cincin itu di jari manis sebelah kiri Sungmin.

"Cantik sekali," kagum Sungmin melihat cincin itu telah melingkar di jemarinya.

"Hm, tapi aku lebih mengagumi gadis yang memakainya."

Sungmin berdecak. "Hentikan. Wajahku memerah." Sungmin menangkup kedua pipinya.

Kyuhyun melepas tangan Sungmin dari pipinya, mengggenggamnya lalu mengecup punggung tangan gadisnya itu.

"Terima kasih."

Kecupannya beralih pada dahi Sungmin, cukup lama Kyuhyun mengecup dahinya. Sungmin sendiri ingin menangis, dan benar saja. Ia merasakan tetesan air mata yang jatuh dari kedua foxy eyesnya. Penantiannya telah berakhir. Kyuhyun telah membuktikan dirinya.

"Aku mencintaimu," ujar Kyuhyun.

Pemuda itu tersenyum lembut dan menghapus air mata yang membasahi pipi Sungmin.

Gadis bergigi kelinci itu menyatukan kedua tangannya kemudian kembali berdoa.

Tuhan, terima kasih.

Kau telah memberikanku pemuda disampingku ini. Dia sangat mencintaiku kan? Begitu pun aku.

Tuhan, aku mohon.

Jaga cinta kami. Jangan biarkan cinta diantara kami goyah.

Aku mohon padamu, Tuhan.

"Aamin..." ucap Sungmin.

"Apa yang kau minta?" Sungmin menoleh pada Kyuhyun. "Rahasia." Gadis itu terkekeh geli.

Kyuhyun tersenyum kecil, ia mengusap sisi wajah Sungmin. "Aku mencintaimu," ujarnya lagi.

"Ih, mukaku tambah merah kan!" rengek Sungmin membuat Kyuhyun gemas.

Cup!

Sebuah ciuman pipi Kyuhyun berikan.

"Yah." Kali ini Sungmin sudah seperti kepiting rebus.

Kyuhyun tertawa, ia berdiri dari duduknya. "Ayo pergi, perutku lapar." Ia berjalan meninggalkan Sungmin di belakangnya.

"Kyuhyun-ah," Kyuhyun menoleh. "Saranghae." Sungmin membuat sigh love dengan kedua tangannya melingkar yang jatuh di kepala.

Kyuhyun mengulum bibirnya. "Saranghaeyo." Ia pun membuat tanda yang sama seperti Sungmin namun tak lama ia berbalik dan berjalan kembali. Ya ampun, Kyuhyun tahu jika wajahnya memerah.

Grep!

"Yak!" Tahu-tahu Sungmin meloncat dan menerjang punggungnya, gadis itu hanya tersenyum polos. Untung Kyuhyun sigap menahan bobot tubuhnya dan juga Sungmin. Pemuda itu sedikit membenarkan posisi Sungmin, Piggy back.

"Setelah mencari makan. Ayo kita mencari hotel."

"Kau gila ya?" Kyuhyun mencoba menoleh pada Sungmin. "Kita melakukannya setelah menikah."

"Ayolah, Aku ingin sekarang."

"Ya Tuhan. Jangan memancing srigala kelaparan Sungmin."

"Uhh, kau srigala aku kelinci hihihi." Sungmin membenamkan kepalanya pada ceruk leher Kyuhyun. "Aku mencintaimu," lirih Sungmin.

"I love you more."

...

END

...

Hai...

Aku tahu ini molor banget, moga aja temen-temen masih inget cerita sebelumnya heheh.

Aku beneran kurang feel pas nulis bagian akhirnya yang DOA, maaf ya kalo agak aneh. Oh yg Medulla oblongata yg kt kyu saraf vital itu aku ngarang jadi beneran fiksi kecuali yg pengertian itu bener, klian bisa cek di mbah google ya heheh.

Terima kasih banyak untuk,

Chapter 1

kiran theacyankEsa, cici fu, auntyjeje, intankyuhyunelf, SecretVin137, sanmayy88, teukiangle, KyuMinElfcloud, vha137, ratu kyuhae, Shengmin137, ratihsusi31, may 'vitamins, fitriKyuMin, paul kim, Maya Agnes, lee kyurah, kiikyuming, seira minkyu, nurul, orange girls, Pspnya kyu, nova vha 137, Gyumin cho, lee hye byung, alit, ovallea, bantalnya kyu, FitriYani137, ChoLeeKyuMinggie, 137Wine, PumpkinEvil137, parkhyun1004

Chapter 2

Shywona489, may 'vitamins, SecretVin137, ratu kyuhae, sanmayy88, PinkyuDeer, vha137, seira minkyu, nurindaKyumin, Shengmin137, Park Heeni, AiKyuMin137, SPRKJNG, nanayukeroo, Frostbee, ovallea, Dewi Lestari657, ChoLeeKyuMinggie, Gyumin cho, FitriYani137, lee hye byung, paul kim, 137Wine, Cho MeiHwa, keykyu, orange girls, PumpkinEvil137, SSOK, parkhyun1004

Terima kasih, terima kasih banyak. Kalian masih mendukungku. Sebenarnya aku cukup pnya banyak draf yang belm diselesaikan, tapi entahlah...

Silahkan yang mau tanya2 #gr# kalian bisa pm aku kok :P

Mohon dukungannya buat ff kyumin lainnya ya...

Sampai jumpa di ff ku selanjutnya. See you all, saranghae bow.