Di hari Minggu ini, keluarga ku pagi-pagi sekali sudah keluar rumah untuk menghirup udara segar. Kami membuat telah rencana untuk jalan-jalan ringan di sekitar apartemen, aku tiba-tiba tersadar saat Ayah Sehun menggendong ku dan menurunkan ku di kereta bayi, dengan telaten ia menutupi setengah badanku dengan Selimut agar tidak kedinginan. Aku menatap nya intens, dapat kurasakan kasih sayang yang begitu besar darinya, melihat diriku memandang nya seperti itu membuat Ayah Sehun tiba-tiba tersenyum dan mengecup dahiku.

"Kenapa memandang Ayah mu seperti itu hmm..? biasanya kau akan berceloteh, kenapa sekarang putri Ayah diam?"

Sudut bibirku terangkat, aku bergumam dengan bahasa bayi sebagai jawaban. Mendengar ocehanku membuat Ayah Sehun tersenyum lagi, berulangkali ia mencolek pipi gembulku yang semakin berisi, tiba-tiba suara lengkingan yang berasal dari dapur menghentikan aktifitas kami

"Sehun, barang-barang sudah siap. Tolong kau bawakan ini dan kita akan segera piknik!"

Ayah lalu menatap ku, kemudian bergumam "Tunggu disini ya, Bunda membutuhkan bantuanku"

Bibirku sedikit mengerucut karena Ayah meninggalkanku, tapi sejenak rasa kesepianku tergantikan dengan hadirnya Haowen dan Ziyu Oppa yang menemaniku.

.

.

NAUGHTY DAUGHTER

CHAPTER 03

By: HunHan SeRaXi

.

.

"Andaikan setiap hari bisa seperti ini" gumam Luhan, sedari tadi senyum nya tak pernah luntur memandang setiap anggota keluarga nya yang nampak bahagia. Ia ingin sekali semuanya dapat berkumpul dan menghabiskan waktu bersama-sama.

"Ya, jika saja urusan kantor tidak melilitku seperti ini. Aku pasti bisa mengajak kalian jalan-jalan setiap hari" sahut Sehun, ditangan kanan dan kirinya menggandeng Haowen dan Ziyu agar tidak tersesat, pagi ini orang-orang sudah memadati area taman untuk sekedar bersepeda atau jogging

"Kau tahu Sehun, ini terasa berbeda. Dulu kita berjalan berdua, saling bergandengan tangan, dan sekarang lihat! Kedua tangan mu bahkan menggandeng Ziyu dan Haowen, sedangkan aku mendorong kereta bayi, bukankah ini perubahan yang luar biasa?" ujar Luhan menggebu-gebu

Sehun lantas tertawa mendengarnya, ia melirik Luhan dan berujar "Masa itu sudah berakhir, aku lebih bahagia saat ini, daripada dulu saat aku berusaha menggapai cinta mu, itu sangat sulit"

Luhan tiba-tiba merona, suaminya ini pandai membuat nya berbunga-bunga dan ia semakin sayang padanya "Cinta itu perjuangan asal kau tahu, tapi buktinya sekarang aku malah berlabuh padamu"

Keduanya tersenyum lebar, tangan Sehun terangkat untuk mengusap ujung kepala Luhan "Aku mencintaimu.."

"Aku tahu.." sahut Luhan percaya diri

...

Mereka duduk diatas rerumputan beralaskan tikar sederhana, Luhan membuka keranjang piknik nya dan mengeluarkan beberapa botol air mineral beserta roti yang telah ia siapkan tadi pagi, ia juga tidak lupa membawakan bubur untuk si mungil Hana yang tengah bermain bersama oppa-oppa nya

"Anak-anak, kemarilah sebentar! Ayo sarapan dulu" ujar Sehun lantang, ia menghampiri ketiga anak nya yang asyik bermain gelembung sabun, Haowen yang bertugas meniup sementara Ziyu dan Hana berusaha memecahkan gelembung-gelembung tersebut dan setelahnya mereka tertawa riang.

"Haowen, Ziyu, dan Hana. Bunda sudah menunggu, ayo kita kembali" ajak nya

Kedua anak lelaki itu berlari menuju tempat Bunda nya, Hana yang masih berdiam diri segera di dorong kereta nya oleh Sehun menyusul kedua putra nya yang sudah sampai duluan. Disana, Luhan sudah menyiapkan sandwich dan beberapa camilan untuk mereka nikmati.

Sehun menurunkan Hana disamping nya, si kecil itu rupanya juga ingin menikmati sepotong sandwich yang tersaji dipiring, tangan mungil nya terjulur hendak menggapai namun Luhan menahannya "Hana sayang, itu untuk Ayahmu. Bunda sudah menyiapkan khusus untukmu, kemarilah, Bunda akan menyuapi mu"

Luhan dengan cekatan meraih pinggang Hana, ia memposisikan bayi cantik nya duduk diantara kedua pahanya yang merapat, sedikit mendorong dada putri nya agar dia bisa bersandar nyaman di dada Bunda nya.

...

Kini tubuhku beralih di pangkuan Bunda Lulu, ia mengaduk-aduk bubur lalu mengambil sedikit untuk ia masukkan ke dalam mulutku. Karena diriku tak kunjung membuka mulut, Bunda akhirnya menggunakan jurus ampuh dengan menggerak-gerakkan sendoknya meliuk seperti ular berjalan

"Ssst... ada ular ingin masuk goa, ia semakin mendekat dan ahmm.."

Karena Bunda Lulu membuka mulut nya, refleks mulutku juga ikut terbuka, mungkin efek telepati. Akhirnya sendok itu berhasil menembus mulut kecilku, aku mengecap rasa bubur yang sama setiap hari, sejujurnya aku bosan tapi apa daya saat ini aku hanya bisa memakan itu

"Uhukk.."

Tidak sengaja aku terbatuk, mungkin tersedak. Sebagian bubur yang masih dimulut ku terpaksa ku keluarkan, Bunda Lulu sedikit panik. Ia cepat-cepat menarik tisu dan mengusapi sudut bibirku, setelah nya ia peluk tubuh kecil ku dan menepuk punggung ku beberapa kali

"Maafkan Bunda yang terlalu cepat menyuapi mu" runtuk Luhan

Setelah dirasa membaik, Bunda menyandarkan tubuhku ke dada nya. Ia menyodorkan susu dalam dot tersebut kearah mulutku yang langsung ku hisap isinya, Bunda Lulu memelukku erat, ia mengusak surai rambutku yang perlahan tumbuh sehabis dibabat ketika lahir, ia juga menghujani ku dengan ciuman diseluruh permukaan wajah ku, menepuk-nepuk pantat ku, juga menimangku dengan nyanyian lembutnya

Sungguh betapa aku sangat menyayangi Bunda cantikku ini

...

"Luhaaaan...!"

Itu bukan suara teriakan Ayah ku maupun oppa-oppa ku, tapi siapa ya? Kenapa terdengar excited sekali, karena rasa penasaranku yang tinggi, aku menolehkan kepala ku ke asal suara dan menatap seseorang.. –tunggu, bukankah itu ehm.. siapa ya? Sebentar, ahh iya Tante Baekhyun. Lelaki yang sama cantik nya dengan Bunda ku ini menghampiri kami, atensi ku sedikit tertarik pada balita yang sepertinya jauh lebih tua dariku, dimulut nya sudah disumpal dengan sebuah dot lucu.

"Aigoo... Jiwonnie sudah besar" sebelah tangan Luhan terangkat mengusap pipi lembut Jiwon, ia menatap Baekhyun yang hanya bersama Jiwon saja pagi ini, kemanakah Chanyeol dan anak-anak nya? Luhan lalu berdehem sebentar lalu bertanya "Baek, kau sendirian saja?"

"Ahh itu, Chanyeol sedang dinas keluar kota selama 3 hari. Sedangkan keempat jagoanku itu saat ini berada dirumah nenek nya, mungkin mereka diajak meladang atau memancing, haha.." Baekhyun tertawa sumbang, Luhan tentu menyadari bahwa Baekhyun kesepian. Ia menarik sudut bibir nya agar tidak kentara bahwa ia juga ikut sedih mendengarnya

"Sehun sendiri dimana?" tukas Baekhyun, pengalihan yang bagus. Luhan mengembangkan senyum nya kemudian berujar "Dia mengajak Haowen dan Ziyu bersepeda"

Baekhyun mangut-mangut, tiba-tiba Luhan merasakan kedua paha nya kram, ia menurunkan Hana kecil dari pangkuannya, Hana yang masih belum bisa duduk dan berdiri hanya bisa tengkurap, posisinya berhadapan tepat dengan Jiwon yang saat ini menatapnya dengan mengedipkan matanya lucu

"Baek, rencana arisan minggu depan dirumah siapa?" Luhan tiba-tiba saja teringat, bulan kemarin Luhan sudah absen dari acara arisan hingga 3 kali karena masih merasakan sakit pasca persalinan nya. Namun ia masih bertanggung jawab dengan menitipkan uang nya pada Baekhyun

"Di rumah Tao. Tapi jika kau masih tidak bisa hadir juga tidak apa-apa. Kami memaklumi mu" kemudian Baekhyun tersenyum, kedua lelaki itu larut membicarakan masalah arisan dan semacam nya hingga mengabaikan sang anak yang saling bertatapan

Karena suasana yang canggung, Jiwon hanya melirik si bayi perempuan lalu menjatuhkan tatapan nya kebawah, menatap motif tikar yang mereka duduki, ia lalu melirik kereta bayi nya, matanya yang bulat nan besar menemukan suatu benda yang menarik atensi nya, karena Jiwon sudah bisa berjalan, ia dengan mudahnya menggapai benda itu disana lalu kembali lagi tepat dihadapan Hana.

Hana mengerutkan dahinya bingung, apa yang dilakukan balita itu? Sayang nya ia saja belum bisa mengucapkan kata Bunda atau Ayah, kata-kata tadi tertahan dalam benak nya. Jiwon menggenggam benda itu dengan senyuman lebar nya, ia menggoyangkan benda itu yang menimbulkan suara gemerisik, Hana yang masih tidak tahu benda sejenis marakas tiba-tiba tertarik dengan benda itu, tangan mungil nya menggapai-gapai benda yang berulangkali digoyangkan Jiwon, namun anak lelaki itu enggan memberikannya, hal ini membuat Hana cemberut

"Berikan padaku, kumohon..." ujar nya dengan bahasa bayi

Jiwon masih bergeming, ia terlalu bergembira dengan mainannya, mengabaikan Hana yang saat ini menatapnya penuh permohonan, namun Hana akhirnya tidak ingin menyerah, ia menyeret tubuh nya semakin mendekat kearah Jiwon, tangan-tangan mungil nya mencengkram erat baju yang Jiwon kenakan hingga balita itu sedikit tercekik saking erat nya, Hana tidak peduli, yang penting saat ini mainan itu berada ditangannya.

Jiwon terbatuk-batuk, karena merasa sesak di lehernya, pegangannya pada mainan itu mengendur, marakasnya jatuh. Kedua mata Hana lantas menunjukkan tatapan berbinar, bayi itu meraih mainan Jiwon dengan tangkas dan membawa tubuh nya sedikit menjauh setelah mendapatkannya.

Jiwon tidak terima, ia berusaha merebut kembali mainannya, namun bayi perempuan itu rupanya enggan mengembalikan, ia menggenggam erat benda itu dan memasukkannya pada mulutnya, wajar saja jika umur segitu masih suka memasukkan benda-benda asing dalam mulutnya. Kegiatan Hana sedikit terusik ketika balita itu selalu mengganggunya, berusaha mengambil benda yang saat ini ia emut. Hana mendengus jengkel, ia mendorong Jiwon menjauh darinya.

"Gggrrr..."

Jiwon menggeram, ia merasakan bagian dadanya sakit akibat dorongan bayi tersebut. kaki nya melangkah lagi mendekati Hana, bayi perempuan itu kini tidak mengemut mainannya lagi namun menggoyang-goyangkan nya hingga menimbulkan suara bunyi yang berisik. Jiwon berusaha meraih kembali mainannya namun secara tidak sengaja Hana malah memukul kepala Jiwon

"Huwaaa...Eomma!" Jiwon menangis dengan nyaring, kedua lelaki yang awalnya asik bergosip itu langsung mengalihkan atensi mereka pada anak-anak nya. Baekhyun sebagai Ibu langsung menenangkan putra nya tersebut agar tidak menangis lagi

"Ssst...Jiwon, jagoan eomma. Jangan menangis, arraseo?" timang Baekhyun

Sedangkan Luhan menatap bayi perempuan nya dengan tatapan tajam, kenapa putrinya ini ajaib sekali? Ia sudah bisa membuat Jiwon menangis yang notabene dia lebih tua darinya. Luhan mengembuskan napas, tangannya terangkat untuk mengambil mainan itu dari Hana agar Jiwon tidak menangis lagi, namun putrinya enggan memberikannya, ia mengiginkan mainan itu.

"Hana sayang, kembalikan ya? Jangan membuat Jiwon menangis" ujar Bunda nya selembut mungkin

Hana memberikan respon acuh, Luhan semakin kesal, ia memijit pelipis nya, lelah menghadapi putrinya yang satu ini. Luhan kemudian berujar lagi "Hana, nanti bunda belikan mainan yang seperti ini ya? Sekarang kembalikan pada Jiwon"

Meskipun Luhan mengatakan itu, Hana tetap bergeming. Luhan sebagai ibu akhirnya terpaksa menarik benda itu secara paksa dari tangan anak nya. Hana yang kehilangan benda itu suasana hatinya berubah menjadi sendu, mata nya telah berkaca-kaca, dan sedetik kemudian ia juga menangis tak kalah nyaring dari Jiwon

"Yatuhan, berilah aku kesabaran..." gumam Luhan

...

Untung lah hari ini Sehun mendapati harinya senggang, saat ini ia sedang dalam perjalanan bersama si mungil Hana yang akan menuju toko mainan. Mendengar cerita Luhan tadi, Sehun nampak terkekeh, ia begitu menyesal tidak melihat kejadian langsung ketika anak bungsu nya berusaha berebut mainan, pasti terlihat lucu bukan? Sayang nya saat itu ia sedang bersepeda bersama kedua putranya.

Ketika lampu jalanan berwarna merah, Sehun menghentikan mobil nya sejenak, ia melirik kesamping tepat pada Hana yang terfokus menatap jalanan. Bayi mungil itu duduk disamping kemudi dengan sabuk yang melilit tubuh nya, Sehun tergerak membenahi bantal si bayi agar putrinya itu duduk dengan nyaman, kemudian ia mengakhirinya dengan mencubit pelan hidung mungil Hana yang nampak menggemaskan.

"Ayah jarang sekali ya mengajakmu jalan berdua dengan mobil?" sesal nya, selama ini hanya Luhan yang selalu mengurus anak-anak nya. Terkadang ia ingin sekali menggantikan tugas Luhan, ia ingin lebih dekat dengan anak-anak nya. Namun untunglah ketiga anak nya bukan tipe manja yang selalu merengek minta ditemani, malah berkas-berkas sialan itu yang selalu minta diperhatikan setiap saat- ya, resiko pekerjaan

Sehun mengalihkan fokus nya ketika mobil didepannya itu bergerak, ia segera menginjak pedal gas nya dan melaju menuju swalayan tempat toko mainan.

...

Sambil menggendong Hana, ia arahkan pandangannya kesegala penjuru ruangan. Disana sudah tertata rapi jenis mainan yang beragam dan banyak macam nya, Sehun jadi bingung, selama 6 tahun menikah ini ia terus kedapatan anak laki-laki dan sekarang perempuan, ia merasa awam dengan jenis mainan untuk perempuan selain barbie dan boneka tentunya.

Ia langkahkan kakinya menuju rak tempat mainan barbie, ia amati pilihan macam harga dan kualitas nya, astaga! Sehun jadi bodoh sekarang, seharusnya Luhan saja yang kemari. Tapi pria cantiknya itu bersikeras ingin dirumah sambil mengurus kedua putranya. Sehun lalu mengalihkan pandangan pada putrinya, si kecil itu tidak merespon apa-apa. Ia terlalu asik mengamati jajaran mainan yang terdapat disana.

"Maaf, Tuan mencari apa?" si wanita pegawai toko itu dengan ramah menghampiri Sehun dan menawarkan bantuan

"Ehm..Aku sedang mencari mainan untuk putriku" tukas Sehun sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal, ia sedikit merasa kikuk sekarang

"Putri anda usia berapa, Tuan?" tanya wanita itu lagi

"Yang sedang kugendong ini" sahut nya

"Apa?" wanita itu memekik, sedetik kemudian ia merubah ekspresinya dan sedikit terkikik "Maaf, mainan barbie hanya diperuntukkan untuk anak usia mulai 3 tahun dan seterusnya. Mari ikut saya, saya akan tunjukkan mainan yang cocok untuk usia putri anda saat ini"

Sehun mengikuti langkah wanita itu, selanjutnya ia berhenti di depan jajaran mainan bayi "Tuan, untuk bayi usia 2-7 bulan, saya menyarankan anda membeli mainan dengan banyak gantungan seperti ini. Pada usia itu bayi juga suka bercermin, anda dapat memberikannya cermin kecil sesekali. Lalu ini, anda dapat mengaitkan benda ini di kaki dan tangan bayi, ketika digerakkan ini akan menimbulkan bunyi yang unik dengan tujuan merangsang motorik bayi" wanita itu mengambil jeda

Sehun hanya mangut-mangut, berarti saat itu ia salah memberikan mainan untuk kedua putranya dulu. Lalu wanita itu melanjutkan ucapannya "Nah, mainan berbentuk kura-kura beroda ini, anda dapat mengaitkan sebuah tali dilehernya. Mainan ini akan anda tarik talinya sehingga bayi akan mengikuti dengan cara merangkak, ini merangsang bayi agar cepat merangkak" jelas wanita itu

Sehun menghembuskan napas, mendengar promosi wanita itu membuatnya pusing menentukan mainan mana yang akan ia beli. Akhirnya ia memotong ucapan si wanita dan bertanya "Ok, aku akan beli semua yang kau ceritakan tadi" tukas nya, lalu si wanita itu mengangguk

...

Aku terbaring dengan lesu dikasur mainanku, tadi Ayah Sehun kembali dengan menenteng banyak mainan yang sialnya tidak kusukai. Aku menatap nanar gantungan diatas kepalaku, memandang nya dengan malas dan sama sekali tidak tertarik untuk menyentuh ataupun menggerakkannya. Aku menghembuskan napas, tiba-tiba saja aku sudah menguap di jam seperti ini.

"Hyung! Ayo kita duel" suara itu, aku mengenalnya. Itu suara Ziyu oppa, aku yang awalnya tidur telentang menggerakkan tubuhku hingga..hap! aku berhasil tengkurap sekarang. Kuseret tubuhku mendekat kearah dua kakakku yang tengah asyik bermain, aku ingin melihatnya lebih dekat.

"Ayo! Yang menang nanti bonus bubble tea" Haowen nyengir, ia mengajukan bubble tea sebagai hadiah karena minuman tersebut kesukaan mereka berdua

"Baiklah, ayo bersiap -eeh..sebentar, Hyung"

Ziyu menatap adik kecilnya yang nampak berbinar, ia akan menjadikan sepanjang lantai ini sebagai jalur duel mobil mainannya, Ziyu beranjak menghampiri adiknya lalu berjongkok "Hana adikku, Oppa akan bermain mobil-mobilan. Kau jangan disini" Ziyu lalu menggendong Hana dan menempatkannya sedikit minggir dari posisinya tadi "Nah, kau bisa melihatnya dari sini" kemudian tangan Ziyu terangkat untuk mengusap pucuk kepala adiknya

"Ayo kita mulai hyung!" seru Ziyu

Kemudian Haowen memberi aba-aba dan menghitung "Bersiap... hana, dul, set"

Brrmm...wushh...

Kedua mobil mainan itu melaju kencang, yang paling cepat menabrak tembok, itulah pemenangnya. Namun ditengah permainan baterai remot Haowen habis, ia lalu menghentikan permainan ini sepihak "Ziyu hentikan! Baterai remotku habis. Tunggu sebentar, aku akan mencari Ayah" serunya, Ziyu mengangguk patuh dan menghampiri adik kecilnya yang saat ini mengaga dengan liur sedikit menetes.

"Ayahhh!" pekik Haowen, Sehun yang awalnya menonton tv dengan Luhan langsung mengalihkan fokus pada putra tertuanya. Haowen mengambil tempat disampingnya sambil merengek "Ayah, baterainya habis" Haowen menggoyangkan remote nya, Sehun tanpa sadar tersenyum dan berujar

"Baiklah, tunggu disini ya? Ayah akan menggantinya"

Sementara Haowen duduk menunggu, Luhan angkat bicara "Sayang, kalian kelihatannya seru sekali. Bermain apa eoh?"

"Sudah jelas main mobil-mobilan" dengus Haowen

Tiba-tiba alis Luhan menukik "Yakk! Sopan sedikit pada Bunda mu. Kau ini..." gerutu Luhan

Lalu Sehun datang dan memberikan remote tersebut pada Haowen.

"Terimakasih Ayah!" pekik Haowen senang, ia kemudian berlari menuju ketempat adik-adiknya berkumpul

Sehun duduk kembali disamping Luhan, ia menyandarkan kepalanya di kedua paha Luhan lalu merengek manja "Sayang, aku lapar. Buatkan aku sesuatu yang enak ya?"

Luhan mendengus, kemudian ia mengusap surai Sehun dibawahnya "Arraseo baby Hun, tunggu Bunda memasak ya?" tawarnya dan langsung disahut oleh sang suami

"Tentu saja Bunda, aku ikut!"

...

Luhan berulangkali menghembuskan napasnya kasar, bagaimana tidak? Ketika ia sedang menghangatkan lauk pauk beserta sayur nya. Sehun tidak henti-hentinya bergelanyut manja dibelakang nya, suaminya itu mengecupi daerah sensitif disekitar lehernya dengan gemas

"Sehun, hentikan. Geli ughh..." rancu Luhan

"Sayang, kau wangi" ujarnya sambil terkikik, Luhan memutar bola matanya malas

"Iya sebentar ya, tahan dulu.. ish.." Luhan sedikit kasar menjambak rambut Sehun, akhirnya si manja itu menghentikan aktifitasnya sejenak, namun tetap melingkarkan lengannya erat dipinggang sang istri tercinta

Ketika Luhan sudah selesai mengatur besarnya api, Sehun langsung menarik tubuh istrinya itu menjauh dari kompor dan memojokkannya ke dinding, dengan ganas ia meraup bibir Luhan dan langsung melesakkan lidahnya

"Nghh.."

Luhan terkejut, suaminya ini seringkali tidak sabaran. Ia masih belum bisa mengimbangi Sehun karena terlalu mendadak, namun akhirnya perlahan ia membalasnya. Ia lingkarkan kedua tangannya dipundak Sehun dan semakin memiringkan kepalanya, suaminya itu semakin merapatkan tubuh keduanya, tidak jarang menggesek bagian tubuh di ujung selatan sana. Luhan mendesis ditengah lumatannya, fokusnya dirusak oleh Sehun karena pergerakan dibawah sana, akhirnya Sehun membawa tubuh istrinya untung di telentangkan di meja makan.

"Sehunaa..." rengek Luhan, ia sedikit khawatir meninggalkan kompor dalam keadaan seperti ini

Sehun tidak menggubrisnya, ia melanjutkan lumatannya pada bibir Luhan. Kedua kaki pria cantiknya itu mengangkang diatas meja, tangan-tangan kekar Sehun bergerak nakal menyibak kaos Luhan dan memainkan kedua benda imut diatas sana.

"Mmhh..Sehun.."

Luhan mendesah, kedua puting nya dipermainkan oleh Sehun. Tubuhnya sedikit melengkung mengingat ia terlalu geli sekaligus nikmat, ia memejamkan kedua matanya, ekspresi sange nya yang khas membuat libido Sehun naik drastis

"Fuck!, aku ingin mengurungmu dikamar" ujar Sehun ditengah permainan mereka

Luhan tiba-tiba memekik saat penisnya tiba-tiba dipijat dari luar oleh tangan Sehun, suaminya itu benar-benar berniat menggodanya saat ini, karena tak tahan Sehun menurunkan sedikit celana Luhan dan membebaskan penis mungil istrinya yang hampir menegak. Dikocoknya batang itu yang membuat Luhan mendesah semakin keras

"Ah..Ah..Sehunna, lebih cepat sayang..." rancau Luhan keenakan

"As you wish dear"

Sehun mati-matian menahan ereksinya yang terhalang oleh kain celana, ia ingin segera mengeluarkannya dan langsung menjebloskan penis kekarnya di lubang sempit Luhan. Namun ini belum saatnya waktu yang tepat, ia hendak mengeluarkan si burung dari sarangnya namun lengkingan anak-anaknya mengacaukan segalanya.

"HANA JANGAN DIBANTING!"

"HANA DENGARKAN OPPA! LETAKKAN MOBIL ITU"

"ARGGHH... JANGAN TARIK RAMBUTKU! SAKIT..."

Lalu bunyi yang tidak ingin didengarkan kedua anak itu terdengar

Pyarrr...

"OHH TIDAK! MOBIL KESAYANGANKU HANCUR, HIKS..."

"HANA, KAU KETERLALUAN" ujar Haowen dengan mata berkilat marah, ia mengucapkan kalimat itu dengan nada tinggi yang otomatis membuat Hana memekik kaget

"Huwaaa..." Hana akhirnya menangis karena ketakutan

Luhan diujung dapur sana mendelik tajam kearah Sehun, dengan terpaksa ia bangkit dari meja makan kemudian membenahi pakaiannya dan segera berlari menuju anak-anaknya yang tengah bertengkar, dengan berlari Luhan berujar "Dilanjutkan kapan-kapan saja, Hun"

"Sial" runtuk Sehun dalam hati

.

.

TBC

nahlooh udah berapa bulan ni epep gw anggurin gaes? :v rencananya sih nih epep jangan dibawa serius, loh maksudnya? jadi gini, gw jarang update karena ff ini hanya selingan. kalo misalnya abis baca yang angst cuba deh mampir kesini. pasti senyum-senyum gaje pan :3 dan gw gatau sampai dimana ujung nih epep :( pokoknya nanti konfliknya ga berat-berat amat kok :' cuma seputar kehidupan rumah tangga HunHan aja :v

dan gw minta maaf, kemaren gw gabisa ikut event 20/12 yang diadain sama para author HunHan :( ku lagi stuck ide nih, lagian klo gw pgen bikin oneshoot pasti banyak enceh nya kan? :v wkwk favorit kalian dan kita semua/? ku ijin pamit lagi ya? dan sebelum itu gw need review untuk perbaikan kedepannya ;) bye-bye \(^.^) *lambai tangan bareng Hana wkwk