"E-Engh...?"
"Jadi kau adalah Malaikat pertama yang bangun, hm? Kalau begitu, kaulah yang akan menyandang nama Azriel."
[Second Life: Azriel]
Disclaime: I don't own anything
Warning: Just Spin-off, Just Fiction (not real), not for education, Short Fic, OC (Main Chara).
Summary: Membahas tentang kehidupan satu-satunya Malaikat yang paling disegani di Surga. Sejarah dimana ia memulai perjalanan dari awal ia membuka mata dan menghembuskan nafas, sampai ia hidup untuk sekarang ini.
Azriel Present
[...]
Aku berjalan-jalan menyusuri tempat yang bernama Surga ini. Sejauh mataku memandang tak terlihat sedikitpun objek yang mencolok, kecuali sebuah danau besar yang berada di tengah-tengah tempat ini.
Mulai sekarang namaku adalah Azriel, malaikat pertama yang membuka mata di Surga. Sebenarnya aku sendiri juga tak terlalu mengerti kenapa Tuhan memberikan nama itu kepada malaikat yang pertama kali membuka mata, namun bagaimana lagi, aku tidak bisa menentak kehendak-Nya.
Dikarenakan aku adalah yang pertama kali membuka mata, tentu saja aku masih sendiri di Surga ini. Tak ada siapapun selain diriku yang kini hanya bisa menatap wajah sendiri dengan air danau, dan lebih parahnya lagi, aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini?"
Aku menoleh ke belakang saat ada suara yang kudengar, dan ternyata yang kini berdiri di belakangku adalah malaikat perempuan dengan rambut pirang panjang yang tergerai. "Aku hanya sedang menikmati pemandangan disini."
"Bolehkah aku duduk disini?"
Aku bahkan belum menjawab pertanyaannya, tapi dia sudah lebih dulu duduk di samping kiriku.
"Boleh aku tahu namamu?"
Saat aku menoleh, aku melihat kalau dia sedang tersenyum padaku. "Namaku Azriel, malaikat yang pertama kali terbangun."
"Wuoh, sugoii. Berarti aku harus memanggilmu Onii-sama 'kan mulai sekarang?"
Aku mendesah. Ternyata ada juga malaikat yang cerewet seperti ini, "Terserah kau saja."
[...]
1 abad kemudian.
Hari ini adalah hari kelahiran Adam, makhluk hidup yang dinamai Manusia. Seluruh makhluk yang berada di Surga disuruh untuk merayakan hari kelahiran ini, namun kesepuluh malaikat yang dipanggil akan mendapatkan tugas mulai hari ini.
Aku diberi sebuah tugas untuk mencabut setiap nyawa makhluk hidup, aku bahkan terkejut dengan hal ini, terlebih dengan apa yang harus kucabut mulai sekarang, tidak ada makhluk fana di dunia ini, dan Bumi pun masih kosong tak berpenghuni. Mungkin aku harus menunggu sekali lagi.
Penyerahan tugas ini diwakilkan oleh malaikat perempuan yang dulu pernah mengajakku bicara. Aku tidak tahu namanya, dan aku juga tidak ingin tahu hal itu. Malaikat perempuan tersebut memberikan sebuah buku dengan sampul bertuliskan [Death Note], yang di dalamnya terdapat banyak nama yang masih belum berputar durasi waktu hidupnya. Namun ada satu yang sudah berjalan, waktu dari Adam.
Aku sempat bertanya pada diriku sendiri. Jika Adam berada di Surga, apa yang harus aku cabut darinya? Memang aku merasa sedikit bingung dengan hal ini, tapi ini adalah kehendak-Nya, jadi apa boleh buat.
Setelah penyerahan tugas telah selesai, aku kembali ke tempat perayaan hari kelahiran Adam. Namun saat aku sampai di sana, hanya ada satu malaikat yang duduk termenung di atas rerumputan. Aku mencoba melihatnya lebih dekat, dan ternyata itu adalah malaikat perempuan yang menyerahkan tugas dari Tuhan tadi.
"Kenapa kau sendirian disini?"
Malaikat perempuan itu menoleh ke arahku, "Ah, Onii-sama. Aku hanya sedang ingin sendirian, dan sedang berpikir sesuatu juga."
Aku berhasil menemukan ekspresi kesedihan di balik senyum yang ia paksakan, "Kau tidak puas dengan apa yang ditugaskan Tuhan padamu?" saat aku bertanya sedimikian rupa, dia membalas dengan gelengan. "Lalu, apa?"
Malaikat perempuan ini menoleh padaku sambil memasang senyuman paksa itu, "Aku sedikit sedih saat tahu kalau kita semua akan saling terpisah nanti."
Aku mendengus. Ternyata hanya masalah sepele, "Kupikir tentang apa, ternyata hanya karena hal seperti ini. Dengar, kita adalah kesepuluh malaikat khusus yang sudah terpilih untuk menjadi pimpinan dari malaikat lain, kita nantinya menjalankan tugas khusus dari Tuhan, jadi harusnya kau bangga dengan hal itu. Tidak ada artinya kau bersedih untuk hal sepele dan tidak penting seperti itu."
Malaikat perempuan yang kulihat sekarang ini sepertinya sedang terkejut, terlihat jelas dari kedua matanya yang melebar. Namun itu hanya bertahan beberapa saat sebelum pada akhirnya dia tersenyum lepas, "Benar juga, bodohnya aku sampai merasakan sedih saat kita akan berpisah nanti. Terima kasih telah mengajarkan hal ini padaku, Onii-sama!"
Aku mengarahkan tatapanku kembali ke depan saat malaikat perempuan ini tersenyum dengan menampakkan rentetan giginya, "Sudah tugasku."
One side POV end.
[...]
Sudah dua abad berselang setelah kelahiran Adam, dan kini Adam sudah dibuang ke Bumi karena melanggar larangan Tuhan untuk tidak memakan buah Persik Surga. Lalu ada juga kejadian dimana malaikat yang menentang perintah Tuhan dan kemudian dia jatuh dan akhirnya di tolak oleh Surga. Dan satu lagi yang lebih parah adalah dimana Setan telah bervolusi menjadi lebih kejam dari sebelumnya, dan Tuhan menamai setan yang berevolusi itu sebagai iblis.
Dalam dua abad terakhir, pemberontakan yang dilakukan oleh malaikat setiap harinya semakin banyak. Bahkan pihak Surga mendengar kabar bahwa malaikat yang memberontak itu sudah memiliki perkumpulan sendiri di dunia bawah, berita ini kemudian masuk ke telinga Maou yang sudah lebih dulu mendiami dunia bawah. Dan terjadilah peperangan dua kubu.
Namun sebenarnya bangsa iblis hanya melakukan hal itu sebagai kedok belaka, tanpa bangsa datenshi sadari, jauh diantara mereka bangsa iblis telah menawan satu malaikat sebagai umpan peperangan. Dan setelah mendengar berita terbunuhnya tawanan itu, pihak Surga marah besar, dan pada akhirnya mereka setuju untuk memenuhi panggilan perang bangsa iblis.
Berita besar kaum akhirat ini sudah didengar oleh malaikat berambut putih keperakan yang saat ini menyamar sebagai seorang pejalan kaki di sebuah kota kerajaan. Saat melihat ada sebuah gang kecil di depannya, dia kemudian berjalan ke sana untuk menghindari perhatian publik. Dan setelah yakin sudah jauh dari jalanan umum, malaikat yang kini menutupi tubuhnya dengan jubah kehitaman itu menghilang.
Dia muncul kembali di samping wanita yang tengah duduk sambil terus memegangi tangan ibunya yang tengah terbaring lemah di atas kasur. Wanita tua itu sendiri kini juga balas menatap pandangan Azriel yang tertuju padanya.
"Apakah kau Sang Malaikat Maut?" tanya wanita tua itu, dan Azriel mengangguk pelan. Wanita itu tersenyum meskipun tahu kalau ini adalah detik-detik terakhir ia bisa mengambil nafas, anaknya kini sudah menangis histeris saat mengetahui kalau ibunya sudah bertemu penghenti waktu kehidupannya.
"Ibu, jangan pergi!"
Wanita tua itu hanya memberikan senyuman kepada anaknya, sebelum akhirnya dia berkata. "Terima kasih kau sudah memberikan cucu untuk Ibumu ini, sayang. Terima kasih sudah sabar merawat Ibumu yang sudah tua ini, dan terima kasih sudah memberikan arti hidup pada Ibu. Ibu sangat sayang padamu, jadi jagalah kesehatanmu dan teruslah bahagia dengan keluargamu dalam keadaan apapun. Ibu akan selalu mengawasimu, sayang. Dari Atas sana."
Azriel menutup matanya sejenak setelah wanita tua itu mengangguk padanya, kemudian dia mendekati wanita tua itu dan menyentuh keningnya pelan.
"[Ruhé]"
Dan akhirnya wanita tua itu terlelap dalam keabadian.
To be Continued...
.
A/N: Ini adalah [Spin-off] kedua Second Life, yang mungkin akan membahas kehidupan... pokoknya ada di Summary.
Sekedar pemberitahuan bahwa alur fic ini berhubungan dengan [Spin-off] yang sebelumnya. Jadi pada singkatnya [Second Life: Azriel (Begin)] – [Second Life: MoT DxD] – [Second Life: Azriel (Before Civil War)].
Yah, intinya alur cerita fic ini bertumpu pada yang di atas.
Mungkin fic ini akan terus berlanjut, ya... meskipun UP-nya sedikit lama dan wordnya juga terkesan pendek. Tapi bagaimana lagi? Waktu luangnya memang ngaret dan sedikit.
[Ruhé] disini artinya Kedamaian, sekedar informasi.
Dan untuk yang terakhir, sekedar mengingatkan bahwa fic ini tidak memiliki unsur APAPUN selain hanya IMAJINASI belaka. Jadi jangan menyerap hal-hal yang tidak perlu dari cerita ini, kalian hanya perlu menikmati dan menjadikannya sebagai hiburan, bukan PELAJARAN!
Okelah, kalau begitu saya pamit undur diri. Salam Lolicon!