Hari ini adalah hari yang sangat cerah namun ada yang berbeda kali ini di dalam tubuh seorang Byun Baekhyun. Berdiri di depan cermin kamar mandi dan beberapa kali ia menepuk - atau bahkan menampar pipinya sendiri untuk menyakinkan jika saat ini bukan lagi hanya sebuah mimpinya saja. Tentu saja beberapa bulan terjadi sesuatu membuatnya saat ini bisa kembali ke dalam tubuhnya yang sebenarnya adalah mimpinya dan sepertinya saat ini mimpi itu terwujud.

Oh dia ingat dengan perkataan Nenek Hong yang beberapa waktu lalu ia di ajak oleh Luhan untuk minta jalan keluar agar mereka bisa kembali di tubuh masing - masing.

Bukankah mereka harus tidur dan menghabiskan malam bersama orang yang mencintai mereka dengan tulus di saat bulan purnama sempurna tiba? Apa Luhan juga melakukannya semalam?

Terakhir kali yang Baekhyun ingat sebelum ia memejamkan mata adalah ia yang berada di dalam sebuah kamar rumah sakit dan merasakan sakit di sekitar perutnya.

Lalu... - Oh, Baekhyun ingat.

Oh Sehun ada disana. Benar.

Tapi setelah itu ia tidak mengingat apapun. Sial sekali.

"Baekhyun? Apa kau masih lama?"

Suara berat Chanyeol yang di sertai ketukan dari luar pintu kamar mandi sontak menyadarkan Baekhyun dari lamunannya.

"Ya, Sebentar lagi aku akan keluar. Kau tunggu saja di bawah."

Tak mendengar sahutan apapun lagi, Baekhyun menyakinkan jika Chanyeol saat ini sudah keluar dan turun dari kamarnya.

Satu hal yang membuat Baekhyun masih menyimpan rasa penasaran sampai saat ini.

Apa yang Luhan lakukan dan bersama siapa ia semalam dan juga siapa yang tulus mencintai Luhan? Tidak mungkin orang itu adalah Oh Sehun, bukan? Seseorang yang mencintai Luhan dengan tulus?

.

.

.

Present

- What If -

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Xi Luhan

Oh Sehun

YAOI, SHOUNEN – AI, BOYS LOVE, BOYXBOY

Cerita ini murni punya saya. Dilarang plagiat/copas tanpa izin.

Tolong hargai saya.

Byun Baekhyun seorang yang sangat menyukai perkelahian. Park Chanyeol si pelayan setia Baekhyun. Di kehidupan lainnya terdapat Xi Luhan si korban Bullying dan Oh Sehun yang sangat menyukai membully Luhan. Dan sebuah kejadian yang tak pernah di duga oleh mereka. Jiwa Baekhyun dan Luhan tertukar?!

.

.

.

.

"Hari ini sangat cerah. Benarkan, Baekhyun?"

Kepala Chanyeol menoleh ke samping untuk melihat Baekhyun yang sedikit aneh sejak pagi hari tadi. Pandangannya terus lurus ke depan, Seperti orang yang sedang banyak memikirkan masalah.

Tak ada jawaban dari Baekhyun yang sedang berjalan di sampingnya membuat Chanyeol sedikit merasa sedih dan khawatir. sedari tadi Chanyeol terus membuka percakapan tapi jarang di balas oleh Baekhyun, hanya deheman atau kadang gumaman saja yang keluar dari mulut Baekhyun.

Apa Baekhyun tidak suka dengan kejadian yang semalam?

Ah bodohnya kau, Park Chanyeol!

Akhirnya mereka telah sampai di perkarangan sekolah meskipun di dalam perjalanan tadi hanya ada keheningan atau kecanggungan saja.

Ketika mereka melewati lapangan bola sekolah ada satu kejadian yang tidak mengenakan menimpa Baekhyun. Tiba - tiba saja sebuah bola mengenai bahu Baekhyun cukup kencang dan cukup membuat Baekhyun meringis kesakitan, dengan kejadian ini pun mau tak mau Baekhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap lapangan dan tak lupa juga mengambil bola yang tadi mengenai bahunya.

Seorang anak laki - laki dengan seragam sekolah sama menghampirinya.

"Ah, Baekhyun Hyung. Maafkan aku, aku tak tahu jika tendanganku melesat dan mengenai tubuhmu. Sekarang bisakah kau berikan bolanya kembali padaku?" Ujar anak laki - laki itu dengan santai dan tak lupa senyum yang menawan agar hati kakak kelasnya luluh.

Dahi Baekhyun berkerut sempurna tak lupa ia menatapnya dengan tajam setelah anak laki - laki itu mengatakan hal itu dan menunjukan ekspresi wajahnya yang sangat menjengkelkan bagi Baekhyun itu lalu melemparkan dengan tenaga yang kuat bola yang ia pegang tadi tepat mengenai wajah anak laki - laki hingga terjengkang ke belakang dan setetes darah muncul dari lubang hidungnya. Pasti sangat menyakitkan. Teman - temannya dengan cepat menghampiri anak malang tersebut dengan sangat panik.

Semua yang melihat kejadian itu cukup terkejut dan seketika waktu seperti terhenti. Sungguh ini kejadian yang sangat mengejutkan.

"Seperti itu caramu meminta maaf padaku? Dan apa tadi, Kau berbicara Banmal* padaku? Kau pikir kau siapa hah?!"

Chanyeol menahan tangannya ketika Baekhyun akan beranjak maju ke arah anak laki - laki itu.

"Baekhyun-ah, sudahlah." Ujar Chanyeol padanya berusaha tak memancing lebih emosi Baekhyun.

Baekhyun yang sudah terlanjur di bawa oleh emosi pun menghentakan tangannya yang di genggam oleh Chanyeol dan pergi begitu saja menuju kelasnya, ia pun sebenarnya tidak mau memperpanjang masalah ini.

Chanyeol menatap punggung Baekhyun yang bergerak menjauh dan kepalanya menoleh kembali ke arah anak laki - laki tadi yang masih berjongkok di atas tanah bersama teman - temannya.

Ia cukup terkejut melihat Baekhyun yang kembali menujukan emosi dan kekuatannya. Ada apa dengan Baekhyun sebenarnya saat ini? Ia seperti melihat masalalu. Pasti ada sesuatu yang tidak beres saat ini terjadi.

Napas Baekhyun masih terengah - engah mencoba menstabilkan emosinya kembali. Ia jadi berpikir kenapa bisa anak kelas satu itu bersikap seolah - olah mereka telah mengenal lama satu sama lain.

Baru saja Baekhyun duduk di kursinya tiba - tiba ia terkejut bukan main ketika sebuah tangan - yang entah dari mana langsung memiting lehernya. Baekhyun berusaha untuk melepaskan tangan tersebut dengan sedikit ssusah payah.

"Hey Baekhyun-ah, kemarin adalah pertunjukan yang sangat menakjubkan kawan! Kau seperti bintang!"

Heera yang dengan secara tulus mengucapkan itu tiba - tiba saja menurunkan garis bibirnya secara perlahan ketika melihat ekspresi Baekhyun yang menatapnya seolah tak senang atas perlakuannya dengan alis yang bertaut sempurna. Dan dengan perlahan pun tangannya turun dari leher Baekhyun.

Keadaan menjadi kikuk dan canggung bagi gadis tersebut.

Ia berdehem sebentar sebelum mengucapkan, "Pokoknya selamat untuk pertunjukanmu kemarin, suara mu sangat menakjubkan! Kalau begitu, aku harus harus pergi." Heera kembali ke tempatnya dan Baekhyun menatapnya punggung wanita itu dengan bingung.

Pertunjukan apa? Memangnya kemarin ada apa?

Belum terhenti dengan kebingungannya, seorang murid wanita lainnya berdiri tepat di sampingnya. Baekhyun menatap wanita itu dengan menaiki sebelah alisnya, ini masih pagi hari dan kenapa sudah banyak orang yang mengganggunya? kemudian matanya menatap Nametag yang menggantung di pakaiannya. Well, sebenarnya dia tidak tahu nama gadis ini.

"Irene?"

"Baekhyun-ah, bisakah kau membantuku?" Suara wanita itu mengalun dengan nada memohon di telinganya. "Tolong buat Chanyeol mau makan siang bersama ku kali ini. Ada sesuatu yang penting yang harus ku katakan padanya."

Alis sebelah kiri Baekhyun terangkat tinggi kemudian memiringkan kepalanya menatap Irene. Ia memperhatikan wanita di hadapannya dari atas sampai bawah, salah satu jari kelingkingnya bergerak untuk mengorek telinga kanannya - Siapa tau ia salah dengar apa yang di katakan nona ini. Lagi pula kenapa wanita ini sok akrab sekali padanya? Oh yang gadis tadi juga.

"Kenapa aku harus menuruti perintahmu? Memangnya siapa dirimu berani menyuruhku seperti itu?" Suara datar yang sarat akan kesombongan itu terlontar dari mulut Baekhyun membuat Irene sedikit terkejut. "Dan juga memangnya kau siapanya Chanyeol yang harus makan siang bersamamu?"

"Dia pacarku, Baek. Kalau kau masih ingat."

Baekhyun dan Irene dengan bersamaan menoleh ke arah sumber suara. Chanyeol ada disana berjalan menuju ke arah mereka berdua. Suara dengan bernada dingin yang di lontarkan Chanyeol, Baekhyun sangat tahu jika saat ini Chanyeol sedang menahan sesuatu. Tak bisa di pungkiri jika Baekhyun saat ini terkejut bukan main, tapi pemuda itu seolah tak menampakannya ia menatap Chanyeol dengan tajam kemudian beralih ke arah Irene dengan sebuah senyum keji andalannya.

"Dan kau adalah pelayanku, Park. Kalau kau masih ingat juga. Aku tidak bisa membiarkan milikku dimiliki orang lain juga."

Mata Baekhyun kembali menoleh ke arah Chanyeol. "Jadi berbicaralah yang sopan padaku, Park Chanyeol."

"Bukankah kau sendiri yang menyuruhku untuk setuju mengencani Irene? Ada apa denganmu, Baekhyun?"

Baekhyun terdiam menatap Chanyeol dengan tatapan yang sulit di artikan. Pikirannya sangat tidak mengerti saat ini. Terkejut? tentu saja dan apa yang Chanyeol katakan adalah pembualan? Bagaimana bisa ia yang menyuruh Chanyeol untuk mengencani seorang gadis bahkan yang tidak ia kenal sama sekali.

Banyak hal yang Baekhyun lewatkan. Luhan, satu nama itu yang langsung teriang di pikirannya. Apa yang sudah orang itu lakukan di kehidupannya ini?

Yang pertama, adik kelas yang kurang ajar. Kedua, gadis yang mengucapkan selamat atas pertunjukan kemarin dan yang pasti tubuh Baekhyun kemarin telah melakukan suatu pertunjukan di sekolah. Dan sekarang Chanyeol mengaku jika ia disuruh oleh Baekhyun untuk mengencani seorang gadis? Dia benar - benar mengacaukan kehidupannya.

Oh Tuhan! Kepalanya serasa ingin meledak sekarang!

Baekhyun tidak menjawab apapun tapi tangannya bergerak untuk mengambil tas miliknya. Mungkin ia akan membolos di atap sekolah untuk menenangkan diri dari semua terkejutan ini. Keterkejutan yang tidak dapat bisa ia terima sama sekali saat ini.

Tangan Chanyeol mencengah ketika Baekhyun akan melangkah pergi. Pria yang berprofesi penjaga Baekhyun selama seumur hidupnya itu menatap majikannya penuh dengan intimidasi. Well, ini pertama kalinya Chanyeol berani melakukan ini.

"Mau kemana kau?" Tidak sopan memang tapi Chanyeol berusaha mengabaikannya. Tak perduli jika nantinya Baekhyun membencinya tapi yang jelas Chanyeol tidak ingin kehilangan jejak sedikitpun kenapa Baekhyun bisa berubah seperti ini lagi.

Kepala Baekhyun mendongkak untuk menatap kedua mata bulat Chanyeol. Ia menyeringai kecil seolah menatap Chanyeol dengan remeh.

"Oh, bukankah kau ingin sedikit waktu untuk berduaan dengan kekasihmu? Baiklah, aku mengijinkanmu dan sebagai balasannya jangan ganggu waktuku."

Baekhyun akan melepaskan pegangan Chanyeol namun dengan cepat pria tinggi itu menahan tangannya kembali. "Tidak, sebelum kau katakan akan pergi kemana."

Dengan sekuat tenaga pegangan itu berhasil Baekhyun lepaskan. Well, kekuatan Baekhyun sudah kembali seratus persen jadi bukan masalah melawan kekuatan Chanyeol meskipun harus ia akui jika cengkraman nya tadi cukup membuatnya sedikit meringis.

"Kau pasti tau dimana aku berada."

Dan detik itu juga Baekhyun pergi meninggalkan kelas. Ini cukup membingungkannya dan ia butuhkan saat ini adalah keheningan dan kesendirian.

Sebenarnya ia tidak tahu pasti akan pergi kemana. Ia berpikir untuk pergi ke atap sekolah karena disanalah mungkin ia bisa berpikir dengan jernih dan mencerna kejadian hari ini.

Tapi langkah Baekhyun terhenti ketika suara ponsel berdering dari dalam tasnya. Dengan cepat ia mengeluarkan ponsel tersebut dan seketika dahinya berkerut sempurna melihat nama sang pemanggil nomornya.

Luhan.

Pasti pria itu ingin mengabarkan jika ia sudah kembali pada tubuh aslinya. Baekhyun langsung saja menggeser icon yang berwarna hijau lalu menempatkan ponsel di telinga sebelah kanannya.

Belum sempat Baekhyun mengucapkan kata halo, suara tangisan dari sebrang menyapanya terlebih dahulu.

"Baek-baekhyuna. Hiks, Nenekku. Kenapa kau tidak memberitahuku, Baekhyuna."

"Nenek? Ada apa dengan Nenek, Hyung?"

Baekhyun memberhentikan langkah kakinya untuk mendengarkan perkataan Luhan secara jelas. Jujur, mendengar suara Luhan yang serak membuat Baekhyun mau tak mau dilingkupi rasa khawatir yang besar apalagi ini menyangkut Nenek. Seseorang yang sudah Baekhyun anggap keluarganya.

"Apa kau tidak mengetahuinya? Nenekku meninggal dan bagaimana mungkin kau tidak mengetahuinya? Saat ini aku benar - benar sendirian, Baekhyun-ah."

Hati Baekhyun berdenyut mencelos, matanya pun ikut melebar. tiba - tiba ia teringat dengan kejadian saat ia di rumah sakit.

"Hyung, tenanglah. Aku akan segera ke sana secepat mungkin."

Tanpa berpikir panjang, Baekhyun langsung membelokkan tujuan awalnya, ia pergi menuju gerbang sekolah tanpa memperdulikan apapun lagi. Yang ia khawatirkan adalah Luhan saat ini. Ia sangat takut jika Luhan melakukan hal gila seperti sebelumnya.

Terdiam di dalam rumah tanpa melakukan apapun sudah Luhan lakukan selama tiga jam setelah ia kabur dari rumah sakit.

Ya, Luhan kabur bukan keluar dari rumah sakit. Ia sangat terkejut menyadari terbangun di ruangan yang sangat asing dan detik itu pula ia menyadari jika ia sudah kembali di tubuhnya sendiri. Ia tidak mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya sampai ia bisa memasuki rumah sakit ini dan Luhan tidak tahu apakah neneknya mengetahui dirinya di rumah sakit atau tidak karena saat ia sadar tadi pagi ia benar benar sendirian.

Ketika Luhan keluar untuk melihat - lihat, tanpa sengaja retinanya menangkap seorang manusia yang ia kenali dan sangat ia hindari yaitu Oh Sehun. Dengan perasaan takutnya Luhan malah melepas jarum infus yang menempel pada punggung tangannya begitu saja dan membiarkan darah mengalir bebas karena yang terpenting adalah Sehun tidak melihat dirinya maka dari itu ia kabur dari rumah sakit itu menuju rumahnya.

Saat sampai dirumah, Luhan bingung dengan keadaan rumah yang sepi dan tidak ada tanda kehadiran neneknya kecuali foto neneknya yang sedang tersenyum dengan di depannya sebuah guci kecil berwarna merah muda.

Luhan benar - benar terkejut ketika ia membuka dan meilihat isi di dalam guci tersebut. Sebuah abu. Dan Luhan sudah sangat paham apa artinya ini dan ia langsung menangis dengan tangisan pilunya. Tak berselang lama ia langsung menelpon Baekhyun dan memberitahu hal ini.

Sudah hampir enam jam Luhan hanya terdiam meratapi nasibnya. Ia benar - benar bingung dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan, hanya Baekhyun lah yang bisa membantunya.

"Luhan hyung! Apa kau ada didalam?"

Pandangan Luhan langsung tersentak mendengar teriakan suara yang berasal dari luar rumahnya. Ia buru - buru bangkit dari duduknya dan segera membuka pintunya.

Baekhyun termangu melihat keadaan Luhan yang sangat menyedihkan. Masih mengenakan baju rumah sakit dengan kedua mata yang sembab dan bibir yang sedikit mengeluarkan cairan darah, mungkin karena Luhan menggigitnya terlalu kuat. Baekhyun benar - benar tak sampai hati melihat Luhan seperti ini.

Dengan gerakan cepat ia memeluk tubuh lemah Luhan.

Oh, Baekhyun bingung dengan keadaan Luhan saat ini.

"Hyung, maafkan aku. Tapi aku sungguh tidak mengetahui apa yang terjadi pada nenek."

Luhan melepaskan pelukannya sedikit kemudian menatap wajah Baekhyun yang terlihat sangat khawatir. Sempat di pikiran Luhan tentang Baekhyun yang jahat, namun setelah melihatnya secara langsung dan juga tatapan khawatirnya yang terlihat tulus maka Luhan segera membuang pemikiran buruknya jauh - jauh.

"Tidak apa - apa, Baekhyun. Aku hanya- sedikit terkejut saja dengan meninggalnya nenek. Saat aku pulang ke rumah, aku melihat abu nenek sudah berada di dalam situ jadi aku langsung berpikiran buruk tentangmu. Maafkan aku juga." Suara Luhan terdengar melemah, ia menyingkirkan tubuhnya agar Baekhyun bisa melihat abu neneknya.

Baekhyun yang melihat itu pun rasanya seperti tertusuk tepat di jantungnya. Ia juga tidak menyangkan hal ini akan terjadi karena bagaimana pun nenek Luhan juga sudah ia anggap keluarganya sendiri.

"Maafkan aku, Hyung. Sungguh aku benar - benar tidak mengetahuinya." Ujar Baekhyun dengan suara yang menyakinkan, Luhan hanya terkekeh pelan mendengarnya.

"Sudahlah, tidak perlu meminta maaf lagi. Ini sudah di atur oleh Tuhan, kita tidak bisa berbuat sesuatu kan? Dan kulihat kau pasti lelah dengan perjalanan menuju kesini dan aku tebak kau pasti membolos dari sekolah, dasar anak nakal. Duduk lah, aku akan membuat makan dan minuman untukmu."

"Aku akan membantu mu, Hyung!"

Luhan menggelengkan kepalanya. "Tidak dan tetap disana. Aku bisa melakukannya sendiri."

"Tapi wajahmu sangat pucat, Hyung. Atau aku saja yang memasak! Aku bisa memasak!" Keukeuh Baekhyun.

Luhan tetap menggelengkan kepalanya. "Tetap tidak, Byun Baekhyun! Aku tidak mau kau membakar dapurku, Kau adalah tamuku jadi duduklah dengan tenang, oke? Lagipula aku baik - baik saja. Lihat!"

Mereka berdua terdiam sejenak sampai akhirnya Luhan memutuskan untuk membalikan tubuhnya menuju dapur.

"Tapi kau sedang hamil, Hyung."

Itu suara Baekhyun yang mampu membuat Luhan menghentikan langkahnya dengan perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya. Sungguh Baekhyun kelepasan saat mengatakan itu karena ia sungguh khawatir dengan keadaan Luhan, tapi jujur saja ia tidak ingin mengatakannya saat ini.

"Kau jangan bercanda, Baek. Aku -"

"Saat kau terbangun, di rumah sakit- itulah kenapa kau bisa berada di rumah sakit, Hyung."

Tubuh Luhan melemas mendadak. Inilah yang ia takutkan selama ini. Luhan tidak sanggup menampung beban sekaligus seperti ini. Di tinggal oleh neneknya dan kini ia sebatang kara, oh tidak lagi karena ia baru mengetahui fakta jika ada segumpal darah yang akan tumbuh di dalam perutnya.

"Baekhyun, hentikan semua candaanmu karena jika itu benar terjadi mungkin saja aku akan melakukan hal yang sama seperti dulu." Lirih Luhan dan pandangannya mendadak kosong namun tetap berusaha untuk melanjutkan langkah kakinya namun yang ada kakinya terasa sangat lemah hingga ia harus menopang tubuhnya pada dinding.

Baekhyun berjalan mendekat ke arah Luhan dan memegang bahu laki - laki itu. Ia peluk Luhan dengan lembut.

"Hyung, tenanglah. Aku akan selalu bersamamu, aku akan selalu menjagamu dan anakmu. Aku tidak akan membiarkan hal buruk apapun menimpamu dan juga anakmu karena kita adalah keluarga mulai saat ini."

.

.

Epilog

.

.

Suara pintu berdenyit membuat Luhan yang masih berada di dalam tubuh Baekhyun sedikit mengerutkan dahinya. Setelah insiden Chanyeol menciumnya, Luhan langsung pergi ke kamarnya tanpa memperdulikan ada paman Kyuhyun yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah Baekhyun. Ia langsung memaksakan diri untuk bisa terlelap menghilangkan semua perasaan aneh yang hinggap di hatinya.

Rasa bersalah pada Chanyeol muncul ketika ia tahu jika ia telah salah membuat Chanyeol harus berpacaran dengan Irene, padahal yang Chanyeol sukai itu adalah Baekhyun. Seharusnya ia menyadari itu sedari awal, betapa bodohnya dia. Sikap seperti apa yang harus ia tampilkan pada Chanyeol besok pagi?

Luhan belum mau membuka matanya meskipun ia sangat penasaran siapa yang masuk ke dalam kamarnya itu, ia ingin mengabaikannya saja. Atau paling itu Chanyeol karena setelah ciuman itu Chanyeol menampakan wajah bersalah padanya, mungkin ia ingin meminta maaf?

Sisi tempat tidurnya memberat dan sebuah usapan lembut hinggap di pucuk kepalanya.

"Semoga tidurmu nyenyak, Baekhyun-Ku." Selanjutnya ada kecupan di dahinya yang cukup lama. Suara bass itu jelas bukan milik Chanyeol.

"Setiap hari rasa bersalahku terus menumpuk hingga rasanya aku tidak bisa bernapas lagi. Apalagi setiap aku melihat wajah Sungmin, aku merasa telah menyia - siakan anak yang berharga darinya. Maaf jika selama ini aku menjadi seorang ayah yang pengecut. Maafkan Ayah, Baekhyun." Pria itu mengambil jeda sesaat sebelum melanjutkan. "Sepertinya sudah saatnya ada perubahan dan aku tidak tahan dengan keadaan seperti ini. Sehun tidak mau ku ajak ke Seoul, mungkin ini sudah saatnya kau yang ku ajak tinggal di Busan. Sehun tinggal sendirian dan sekarang Luhan juga tinggal sendirian disana. Aku ingin tinggal berdekatan dengan kalian bertiga. Ah, Chanyeol juga bisa ikut. Aku tahu kau tak akan bisa berpisah sedetik pun darinya hahaha."

Pria itu terkekeh pelan, kemudian ia mengecup kembali pucuk kepala Baekhyun. "Ya, akan ku diskusikan dengan ayah angkat mu itu. Lagian selama kau tidak terurus dengannya disini, maaf baru menyadarinya. Selamat malam, Baekhyun-Ku."

Setelah pria itu beranjak dan keluar dari kamarnya, dengan segera Luhan membuka matanya lebar - lebar dengan mulut yang ikut terbuka juga. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya dan tangannya berkeringat meskipun kamarnya cukup dingin.

"Tidak mungkin, kan?!"

.

.

TBC

.

.

.

A/N:

Hai gaes, apa kabar? maaf ya baru bisa update lagi :(( setahun sekali updatenya :(( orang gila ini pasti yang punya ff :( ini ff udh sejak chap kemaren up udh selesai dan baru bisa di upnya sekarang. sorry gaessss T.T jangan sampai kalian bosan ya dengan ini semua :( aku sangat sangat berterima kasih kalau kalian masih bisa menyukai semua karyaku ;) LOVE U ALL 3

ps. kalian bisa follow ig aku autumn2day kalau ingin berteman denganku pasti aku followback :D

pss. btw ff hunhan sama chanbaek sekarang sepi ya :(