HAI. AKU KEMBALI DENGAN MELANJUT FF INI

MAU TANYA HEY~ MASIH ADA YG TERTARIK SAMA CERITA INI TIDAA?

MAAFKAN UNTUK KETERLAMBATAN UPDATE YG BENER BENER LAMBAT:')

ABIS KUSEDIH, SILENT RIDERS BANYAK SEKALI:') PADAHAL REVIEW GA SUSAH SUSAH AMAT LHOOOO

BUAT READERS SETIAKU, THIS IS FOR YOU GUYS, I LOVE YOU:*


Prev chapter:

"Ahhh ahhh ahhh ahhh.." Baekhyun sudah tidak bisa mengeluarkan kata-kata lain selain melenguh dan mendesah untuk Chanyeol. Chanyeol menghisap, menyesap, menggigit bahkan menjilat-jilat kedua nipplenya yang sudah basah akibat ulah Chanyeol saat ini.

Croth crothh

Baekhyun menyemprotkan cairannya, mengenai dada Chanyeol yang terekspos dengan seksi itu. "A-aku tidak tahan Chanyeol nghhh.."

"Tidak apa-apa Baek.. Aku rasa sebentar lagi aku akan-arghhh!"

Chanyeol mengerang ketika dengan sengaja Baekhyun mengetatkan lubangnya, meremas-remas penis besar Chanyeol di dalam sana. Chanyeol kembali mempercepat tempo genjotannya, membuat tubuh Baekhyun terhentak dengan hebat kembali.

"Keluarkan di luar Chanyeol angghhh.."

Seperti biasa, Baekhyun selalu tidak memberikan Chanyeol izin untuk mengeluarkan cairan cintanya di dalam. Setelah ia rasa penisnya berkedut, dengan lima hentakan terakhir, Chanyeol menarik keluar penisnya dari dalam lubang anal Baekhyun dan menyemburkan cairannya di atas dada Baekhyun.

Croth croth croth crothh crothh

Tubuh Chanyeol ambruk di atas tubuh Baekhyun, mereka menstabilkan nafas mereka yang terengah-engah. Chanyeol menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Baekhyun, sementara Baekhyun melingkarkan kakinya pada pinggang Chanyeol sembari mengusap-usap dengan lembut surai hitam kekasihnya.

.

"Chanyeol?"

Suara seseorang membuyarkan lamunannya pada kenangan masa lalu, refleks Chanyeol menyembunyikan foto Baekhyun ke dalam sebuah tumpukan file kerjanya di atas meja. Lalu ia mendongak ke arah suara yang menyebut namanya.

"Kyungsoo?"


Title: PRICKED

Present by. Lin Shouta

Main cast:

- Byun Baekhyun

- Park Chanyeol

Support cast:

Kim Jongin

And others

Rating:

M

Genre:

Hurt/comfort, drama, romance, marriage life

Disclaimer:

The story, plot and alure is purely mine. Aku buat cerita ini dengan sedikit pengalaman pribadi (ea curhat broh?) dan menambahkan beberapa alur dengan khayalan pastinya kkk. Semoga suka ya:)

WARNING:

BOYS LOVE, YAOI, FUJOSHI, GAY, MATURE AND ADULT CONTENT INSIDE. Typo(s) RnR!

Hope you like guys

Enjoy!

.

.

Chanyeol menatap Kyungsoo yang sedang berjalan ke arahnya, jujur saja ia agak gugup kali ini, ia takut Kyungsoo melihat apa yang tadi ia pegang.

"Kau sedang apa?" Kyungsoo menatap Chanyeol dengan mata bulatnya, ia sudah berdiri di samping Chanyeol.

"Ah.. Bukan apa-apa, hanya mengecek berkasku untuk hari senin." Chanyeol berhasil menyingkirkan kegugupannya, mata Kyungsoo yang bulat dan tatapannya yang terlihat seperti menginterupsi itu sudah biasa ia tangani.

Kyungsoo memperhatikan penampilan Chanyeol pagi ini, kelihatannya Chanyeol akan pergi. Meskipun terlihat simple, tapi Kyungsoo paham ini adalah style Chanyeol ketika ia akan keluar rumah.

"Kau ingin pergi?"

Chanyeol mendongak ke arah Kyungsoo seraya berdiri. "Aku hanya akan mengantar Sehun ke lokasi shootingnya hari ini."

Kyungsoo mengangkat sebelah alisnya, "mengantar? Bukankah Sehun memiliki mobil sendiri dan bisa menyetir sendiri?"

Chanyeol berusaha memperkerjakan otaknya dengan cepat agar bisa menjawab semua pertanyaan sarkartis Kyungsoo, demi Tuhan Chanyeol merasa seperti tawanan setiap kali ia akan pergi keluar jika tidak bersama Kyungsoo.

"Kyungsoo, aku hanya ingin mencari udara segar dan kebetulan Sehun sedang tidak enak badan jadi dia minta tolong padaku yang kebetulan libur hari ini." Chanyeol menarik tangan Kyungsoo sambil mengusap-usapnya dengan lembut.

Tapi Kyungsoo masih memiliki beribu pertanyaan di otaknya, "Lalu kemana manager Sehun? Bukankah Sehun memiliki manager? Kenapa harus denganmu?"

Chanyeol bergumam dalam hati. Sial,ia merutuki kebodohan Sehun yang datang terlambat untuk menjemputnya hingga Kyungsoo sudah sampai duluan ke apartemennya.

"Manager Sehun sedang mengurus anaknya yang sakit, sayang." Ujar Chanyeol seraya menatap mata bulat Kyungsoo dengan lembut.

Kyungsoo menghela nafasnya, ia mengangguk. "Baiklah, aku mengizinkanmu, aku akan menunggu disini sambil membereskan apartemenmu."

Chanyeol tersenyum menatap kekasihnya yang begitu baik dan manis, ia mengecup bibir berbentuk hati milik Kyungsoo untuk berpamitan karena ia sudah melihat Sehun sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Menyaksikan aksi merayu Chanyeol untuk pergi dari sangkarnya.

"Tunggu aku pulang, aku janji tidak akan lama."


Sehun mendengus di dalam mobil, ia melirik ke arah sepupunya lalu kembali fokus ke jalan. "Aku tidak percaya kau masih bisa mengecup bibir kekasihmu saat kau akan menemui mantan kekasihmu."

Chanyeol mendengus membalas perkataan Sehun. "Jika dengan begitu aku bisa menemui Baekhyun, akan aku lakukan."

"Wow wow wow, sepertinya kau begitu tergila-gila dengan Baekhyun. Kenapa tidak kau putuskan saja lagi Kyungsoo dan kembali dengan Baekhyun? Hahaha."

PLETAK!

Satu pukulan mengenai kepala Sehun.

"Brengsek, ini semua tidak semudah seperti yang kau katakan." Geram Chanyeol.

"Kau sendiri yang membuat kisah cintamu menjadi rumit, bung!" Sehun berucap dengan mengusap-usap kepalanya yang terasa perih akibat pukulan yang Chanyeol beri sementara matanya masih fokus ke jalan.

"Bukan aku yang mau semua ini jadi rumit, ini masalah balas budi Oh Sehun. Kau tidak akan mengerti itu." Sergah Chanyeol.

Sehun memutar stirnya ke kiri, menuju lokasi shootingnya berada. "Aku tahu soal itu, aku tahu ada apa di antara kalian dan apa yang sebenarnya terjadi, tapi jika aku yang ada di posisi Baekhyun, aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi Chanyeol. Ya, aku rasa ia akan melakukan hal yang sama denganku."

Chanyeol menoleh, menatap Sehun dengan tatapan ketidak sukaannya. "Kau dan Baekhyun berbeda. Aku akan menemuinya bagaimanapun caranya."

Sehun mendengus kasar sambil menggelengkan kepalanya, "Itu mungkin saja, orang mana yang tidak sakit hati ditinggal begitu saja setelah menjalin hubungan bertahun-tahun lamanya-"

Kalimat Sehun terpotong dengan decakan Chanyeol, "Ck! Baekhyun mencintaiku Sehun, aku tahu itu hingga sekarang perasannya belum berubah."

"Aku belum selesai bicara, jangan potong pembicaraanku keparat."

Chanyeol terkekeh, ia menatap keluar jendela dan Sehun melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong. "Orang mana yang tidak sakit hati dan kecewa ketika sudah mempercayai kekasihnya sepenuhnya hingga rela memberikan apapun yang kekasih brengseknya mau tapi di campakkan begitu saja? Terlebih lagi jika ia benar-benar memiliki anak darimu. Tamat riwayatmu Park. Kau harus kembali padanya."

Oke dimanakah Sehun yang urakan, tidak perduli terhadap urusan orang lain, kekanakan dan berandalan itu? Ia mulai menasehati kakak sepupumya sekarang. Bahkan yang Chanyeol tahu, mengurus kekasihnya sendiri yang jauh saja ia tidak becus.

"Aku tidak bisa meninggalkan Kyungsoo." Jelas Chanyeol. Ia menutup wajahnya dengan topi hitam yang ia kenakan dan memejamkan mata, ia lelah. Semalam ia kurang tidur.

"Kalau begitu mati saja kau."

"Aku akan mati jika ajalku memang sudah tiba sekarang."

Sehun membuat gerakan seperti ingin muntah, jawaban Chanyeol terdengar menjijikan daritadi. "Persetan dengan Kyungsoo, aku tidak perduli si anak bermata bulat itu. Aku akan membantumu bertemu dengan Baekhyun."

"Itu memang kesepakatan kita sejak awal, bodoh."


Baekhyun sedang duduk di pinggir kolam renang, lebih tepatnya wajahnya sedang di rias oleh crew. Ketika ia selesai dengan crew penata rias, ia berjalan mendekati sutradara yang sudah menunggunya.

"Wow Baekhyun-sshi, setelah sekian lamanya vakum dari dunia layar kaca, kau akhirnya kembali dan menjadi semakin manis." ucap sang Sutradara.

Baekhyun tersenyum, "Jangan berlebihan seperti itu Tuan Song."

Tuan Song selaku sutradara dari shooting kali ini tertawa, "Baekhyun, bisa aku meminta sesuatu darimu?"

"Apa itu?" Baekhyun menatap Tuan Song dengan wajah penasarannya.

Tuan Song berdekhem, "Bisa aku meminta kau shirtless untuk shooting ini?"

Deg!

Jantung Baekhyun berdetup kencang tiba-tiba dan itu rasanya sangat menyesakkan. Ia tidak mungkin mengekspose perutnya sementara disana masih ada bekas jahitan ketika ia melahirkan anaknya dulu.

Baekhyun diam seribu bahasa, ia ragu bagaimana caranya menolak dan memberi alasan kepada Tuan Song. Tapi ia terselamatkan ketika sebuah tangan menepuk pundaknya sambil berkata, "Setahuku, temanku yang satu ini tidak pernah mengumbar tubuhnya secara cuma-cuma Tuan Song, meskipun iya, mungkin hanya sebatas dada yang ia buka. Bukan begitu, Baek?"

Baekhyun menoleh terkejut dengan suara dan rangkulan secara tiba-tiba itu, "Y-ya, kau benar Sehun-ssi."

Tuan Song mengelus dagunya yang terdapat rambut-rambut kecil disana, "Kau benar juga, aku tidak akan merusak image cute dan manis yang Baekhyun punya." kemudian orang itu menghela nafasnya, "Baiklah kalau begitu, Sehun-ssi, kau saja yang shirtless sementara Baekhyun akan memakai singlet nantinya."

"DEAL" Ucap Sehun dan Baekhyun bersamaan.


"Sehun, terima kasih." Baekhyun berbalik menghadap Sehun yang sedang mengoleskan sunblock di kakinya, matahari begitu terik dan mereka akan bermain air di siang hari ketika shooting di mulai nanti. Tidak ada salahnya Sehun menjaga kulitnya agar tetap baik-baik saja, lagipula ia seorang model, jadi harus lebih berhati-hati.

Sehun mengernyit, "Terima kasih untuk apa?"

"Terimakasih karena menyelematkanku dari Tuan Song tadi," Baekhyun tersenyum dengan manis ke arah Sehun.

"Ah.. Itu, santai saja Baek."

"Bagaimanapun aku sangat berterima kasih, Sehun."

Sehun meringis, lalu sebuah ide muncul di kepalanya, "Aku sudah bilang padamu untuk biasa saja. Aku menyelamatkan image cute dan manismu yang tidak mungkin di hilangkan. Lagi pula kenapa kau menganggap hal seperti ini begitu penting? Bukankah ini adalah hal yang sepele?" Bohong. Sehun tahu jawabannya, hanya saja ia sedang menyindir Baekhyun dengan acting ketidak tahuan nya.

"I-itu penting untukku, ada luka bekas operasi di perutku sewaktu aku sakit, jadi akan jelek kalau aku memperlihatkan tubuhku." Baekhyun tergagap, ia tersenyum canggung ke arah Sehun.

"Operasi? Kau sakit apa?"

Mati kau Baekhyun, Baekhyun merutuki otak bodohnya yang bekerja sangat lamban saat ingin berbohong. "Aku pernah terkena usus buntu saat beberapa bulan yang lalu."

Melihat Sehun yang menganggukkan kepalanya, akhirnya Baekhyun bernafas lega. "Dimana Managermu yang selalu menempel padamu?"

"Jongin maksudmu?" Baekhyun bertanya dan Sehun mengangguk.

"Jongin ada sedikit urusan pagi ini, jadi ia hanya mengantarku ke lokasi dan pergi setelah bertemu dengan Tuan Song."

Baekhyun berbohong lagi, sejujurnya Jongin seharusnya memang berada disini bersama Baekhyun, tapi pagi tadi ibunya menelepon kalau Nyonya Kim harus menengok nenek Jongin di desa yang mendadak sakit. Akhirnya Jongin menjaga anak Baekhyun sendirian di rumah.

"Dia bekerja di tempat lain juga?"

Baekhyun sekali lagi mengangguk, tapi beberapa detik kemudian ia tersadar dan meurutuki otak bodohnya lagi. "I-iya maksudku tidak masalah kan seorang manager punya pekerjaan lain? Asalkan ia tidak mengabaikanku dan semua jadwalku beres."

"Hebat juga managermu, bisa menghandle jadwalmu sementara ia punya kesibukan lain. Bisa carikan aku manager seperti itu?"

"A-ah.. Maaf aku tidak punya kerabat yang berminat menjadi manager lagi, Sehun-ssi." Baekhyun sedikit meringis.

"Hahahaha, aku hanya bercanda Baek." Sehun tertawa menampilkan eyesmilenya sementara tangannya berusaha menggapai punggungnya untuk mengoleskan sublock disekitar sana.

Baekhyun melihat Sehun kesusahan, maka ia menawarkan diri untuk mengoleskan sunblock ke bagian punggung Sehun.

"Kau yakin?" Tanya Sehun pada Baekhyun sementara Baekhyun menganggukkan kepala dengan sangat lucu.

Well sekarang Sehun tau kenapa Chanyeol tidak bisa lepas dari lelaki mungil ini. Baekhyun sangat manis, dan juga cantik. Ia akui itu.

Sehun melirik ke arah Chanyeol yang duduk agak jauh dari mereka. Kalian ingat kan perihal Chanyeol mengantar Sehun pagi tadi atau sebenarnya bisa dibilang Sehun yang mengantar Chanyeol kesini untuk melihat Baekhyun dari kejauhan.

Chanyeol duduk disana, menggunakan kaos bertuliskan crew, masker putih dan juga topi hitam, ia juga mengenakan kacamata ala-ala nerdnya. Ia sedang menyamar sebagai salah satu crew saat ini. Tentu saja dengan meminta pertolongan Sehun, agar Baekhyun tidak mengenalinya.

Terpikir sebersit kejahilan di otak Sehun, ia akan membuat Chanyeol merasa terbakar.

"Baiklah kalau kau menawarkan," Sehun menyerahkan botol sunblock itu kepada Baekhyun dan Baekhyun menyambutnya.

Baekhyun duduk di samping Sehun sementara Sehun memunggungi Baekhyun agar bisa mengoleskan sunblock ke bagian belakang tubuhnya. Baekhyun mulai mengoleskan tubuh Sehun dengan jari lentiknya.

Hal itu membuat Chanyeol geram, matanya tidak percaya dengan pemandangan memuakkan yang ia lihat.

"Sialan kau Oh Sehun." Chanyeol mengambil handphonenya, ia mulai mengetik sesuatu disana.

Tak lama kemudian handphone Sehun berdenting menandakan satu pesan masuk, Sehun tersenyum dalam diam. Ia tahu itu pasti Chanyeol.

From : Chanyeol

Menjauh dari Baekhyun sialan!

Sehun melirik sedikit kebelakang, takut-takut Baekhyun melihat pesannya. Tapi sepertinya tidak, Baekhyun sedang fokus mengolesi sunblock di punggungnya.

Otak jahil Sehun berjalan dengan lancar, ia mengetikkan balasan untuk Chanyeol yang tak lama kemudian diterima oleh pria bertelinga peri disana.

From: Sehun

Sentuhannya sangat lembut, sekarang aku tahu kenapa kau tidak bisa melupakan Baekhyun. Ah... nikmatnya..

Chanyeol mendengus kasar, ia meraih sekaleng cola yang tersedia di meja kemudian membukanya dengan kasar lalu meneguknya. Chanyeol masih merasakan cemburu rupanya.


Kyungsoo menepati kata-katanya, ia merapihkan apartement Chanyeol. Setelah beres dengan ruang tamu, dapur dan kamar Chanyeol, ia beralih ke ruang kerja lelaki jangkung itu. Bibirnya bersenandung dengan suaranya yang merdu.

Ia membuka pintu ruang kerja itu, memperhatikan sekitar, disinilah tempat Chanyeol biasanya bekerja mengurus perusahaan Ayahnya, ia berjalan ke arah potret-potret yang menggantung di tali dengan sebuah jepit disana. Begitu banyak potret Kyungsoo yang sedang melakukan apapun, entah Chanyeol yang memotretnya secara diam-diam atau saat Kyungsoo yang sadar akan kamera. Kyungsoo sangat tahu apa sebenarnya hal yang benar-benar Chanyeol suka dari dulu. Ya, Chanyeol menyukai hal yang berbau fotografer, itu adalah profesinya dulu. Dulu, jauh sebelum semuanya terjadi dan lelaki itu harus terjebak di dalam sebuah ruangan megah di gedung kokoh yang Ayahnya miliki.

Terkadang Kyungsoo berfikir apakah Chanyeol benar-benar serius dengan perkataan nya atau hanya karena terpaksa. Apakah Chanyeol benar-benar mencintainya atau ia hanya terpaksa. Tapi Kyungsoo berusaha menepis semua pemikiran itu, ketika Chanyeol bersikap manis padanya, mengecup keningnya, mencium bibirnya dan memeluknya, rasa sayang dan cinta Kyungsoo semakin besar.

Ia tidak perduli dengan mantan kekasih Chanyeol yang merasa ia merebut Chanyeol darinya. Baekhyun, Kyungsoo sangat mengenal orang itu, ia adalah adik kelasnya di sekolah menengah atas dulu. Dan Baekhyun juga yang merebut Chanyeol saat itu, Baekhyun merebut Chanyeol di saat dirinya sedang benar-benar membutuhkan Chanyeol, benar-benar menyayangi Chanyeol.

Itulah yang ada di fikiran Kyungsoo, dan ketika Chanyeol kembali padanya setelah sekian lama, Kyungsoo tidak menolak. Meskipun Chanyeol sedang kesulitan, ia dengan senang hati membantu lelaki itu, meskipun Ayahnya tidak terima di awal karena Ayahnya tahu dulu Chanyeol meninggalkan anaknya, Kyungsoo membuat ayahnya yakin untuk yang kesekian kalinya.

Keadaan keluarga Chanyeol sedang kacau saat itu, perusahaan management Ayahnya terancam bangkrut, Chanyeol terpaksa menjual studionya, ia berhenti menjalani profesinya sebagai potografer meskipun namanya sudah terkenal dimanapun. Ia menyimpan kamera yang telah bertahun-tahun menemaninya dalam bekerja, demi Ayahnya, demi keluarganya. Chanyeol harus mengubur mimpinya menjadi seorang potografer yang profesional dan menerima tawaran dari Tuan Do —Ayah Kyungsoo—

Tuan Do menawarkan akan membantu keluarganya, membantu biaya operasi ibunya yang sakit komplikasi dan membutuhkan biaya yang besar. Ayahnya sudah mengeluarkan banyak biaya demi menyembuhkan ibunya, sampai akhirnya perusahaan nya terancam bangkrut. Kakak Chanyeol, Park Yura sudah sekuat tenaga memutar balik otak untuk mengangkat kembali perusahaan ayahnya, namun semua sia-sia, ia tidak cukup kuat untuk itu.

Ketika Tuan Do menawarkan akan membantu keluarganya, Chanyeol tentunya sangat senang dan sangat berterima kasih. Namun semua itu bukanlah secara cuma-cuma, Tuan Do akan membantunya jika Chanyeol kembali pada putranya, Kyungsoo. Saat itulah Chanyeol menjadi orang yang kejam di mata Baekhyun, kekasihnya. Disaat itulah Chanyeol menjadi lelaki paling brengsek dan bajingan yang pernah Baekhyun kenal. Disaat itulah ia tidak dapat menjangkau Baekhyun lagi meskipun ia rindu setengah mati.

Kyungsoo tersenyum miris ketika melihat sebuah foto polaroidnya dengan Chanyeol. Ia tidak perduli jika memang Chanyeol tidak mencintainya dan terpaksa bersamanya, maka Kyungsoo akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat Chanyeol mencintainya kembali seperti dulu, jauh saat ia bertemu dengan Baekhyun. Kyungsoo tidak perduli, ia mencintai Chanyeol, ia akan melakukan apapun untuk lelaki itu.

"Aku mencintaimu, Chanyeol." kalimat itu selalu terucap dari bibir tebal Kyungsoo.

Ketika tangannya merapihkan berkas-berkas pekerjaan Chanyeol di mejanya, sesuatu terjatuh dan Kyungsoo segera memungutnya. Dahinya berkerut membuat alisnya yang hitam tebal itu seperti akan menyatu.

Ketika ia mengambil benda yang seperti foto itu dan membaliknya, mata bulat Kyungsoo semakin terlihat membesar. Hatinya bergemuruh, bibirnya bergetar menahan tangis. Foto yang ada di tangannya adalah foto Baekhyun, mantan kekasih Chanyeol.

Jadi selama ini Chanyeol masih memikirkan Baekhyun? Atau ia hanya ingin tahu bagaimana hari-hari Baekhyun? Tunggu.. Foto itu terlihat janggal.

Siapa anak kecil ini? Tanya Kyungsoo dalam hatinya.

Apakah ia anak Baekhyun? Atau adiknya? Siapa? Rasa sakit hati Kyungsoo berubah menjadi penasaran. Ia menepis pikiran-pikiran buruk tentang Chanyeol yang masih mencintai Baekhyun, meskipun ia tetap waspada akan hal itu.

Untuk apa Chanyeol menyimpan foto ini? Foto Baekhyun dengan seorang balita. Apa hubungannya dengan Chanyeol?

Kyungsoo menarik nafas, dadanya terasa sesak. Ia tidak ingin perduli, ia akan menutup mata dan berpura-pura tidak tahu apapun, ia akan bersikap seperti biasanya saat bertemu dengan Chanyeol. Ia tidak akan membuat hubungannya dengan Chanyeol menjadi rentan.

Baekhyun dan Chanyeol menjalani hubungan selama 4 tahun lebih, mungkin hal itulah yang membuat Chanyeol masih berada di lingkup kehidupan Baekhyun. Tidak semudah itu melepasnya, ya, Kyungsoo mencoba memahami hal itu. Chanyeol bersamanya sekarang, dan Kyungsoo akan berusaha lebih keras lagi agar Chanyeol benar-benar melihatnya kembali seperti 5 tahun lalu. Dimana hanya ada dirinya dan Chanyeol, tanpa embel-embel seseorang bernama Byun Baekhyun.

Kyungsoo menyimpan foto itu kembali pada tempatnya, menyelipkan di dalam dokumen kerja Chanyeol. Biarkan ia menutup matanya kembali, biarkan ia menampik kenyataan untuk yang kesekian kalinya jika memang Chanyeol masih mencintai Baekhyun.

Tidak terasa hari sudah sore, Kyungsoo keluar dari ruang kerja Chanyeol. Ia mengambil jas putihnya dan memakainya kembali, ia harus menjalani tanggung jawabnya kembali. Semoga ia lupa dengan apa yang terjadi hari ini. Semoga.


Chanyeol keluar dari toilet, ia masih setia menemani Sehun. Ralat, bukan menemani Sehun, tapi melihat Baekhyun dan memperhatikan Baekhyun dari kejauhan. Meskipun ia sudah berpura-pura menjadi crew dan membantu segala kegiatan crew saat dirinya dibutuhkan, Chanyeol tetap tidak bisa mendekati Baekhyun. Ia takut ketahuan.

Seorang pegawai pizza delivery lewat di hadapannya, ia tahu untuk siapa pizza itu, itu untuk Baekhyun. Karena sayup-sayup ia mendengar kalau Baekhyun ingin makan pizza dan akan membelikan pizza untuk semua crew, hitung-hitung merayakan kembalinya dirinya kedalam dunia entertainment. Saat itu juga sebuah ide terlintas di pikiran Chanyeol.

"Tuan!" Chanyeol dengan segera menghampiri pegawai pizza tersebut, membuat orang itu menoleh bingung kepadanya.

Raut wajah pegawai itu awalnya seperti orang keheranan, mungkin karena penampilan chanyeol yang agak errr... Aneh. Wajahnya seperti tenggelam karena ia memakai topi, kacamata, terlebih lagi ia menggunakan masker. Tapi setelah ia melihat bet bertuliskan crew di dada sebelah kiri Chanyeol, si pegawai pizza baru paham kalau orang aneh ini -Chanyeol- adalah crew. Crew palsu lebih tepatnya jika ia tidak tahu.

"Apakah itu pizza atas nama Byun Baekhyun?" Chanyeol bertanya dan pria itu menjawab dengan anggukan.

Chanyeol tersenyum dalam hatinya, ia segera mengeluarkan dompet setelah ia bertanya berapa semua harga pizza yang Baekhyun pesan. Ia memberikan beberapa lembar uang yang sebenarnya terlalu banyak dari harga pizza tersebut kepada si pegawai.

"Maaf tuan ini terlalu banyak, saya akan mengambil kembalian dulu di box motor-"

"Tidak usah." Sergah Chanyeol, "ambil saja kembaliannya, anggap itu tips untukmu."

Pegawai pizza itu terkejut, setelahnya ia mengucapkan terima kasih pada Chanyeol dan membungkuk untuk pamit.

Chanyeol melihat sekeliling, ia mencari sosok mungil nan kecil di sekitar kolam renang. Disanalah Baekhyun, sedang terduduk meminum segelas cocktail. Sepertinya ia sangat haus. Seutas senyum kembali terukir di balik masker putih Chanyeol.

Ia melangkah membawa beberapa kotak pizza di tangannya, semakin Chanyeol mendekat ke arah Baekhyun, semakin cepat pula detak jantungnya.

"Baekhyun-ssi." Panggil Chanyeol. Membuat Baekhyun menoleh ke arahnya dengan mata yang dikerjapkan.

Habislah sudah riwayat Chanyeol, Baekhyun sangat terlihat menggemaskan dengan kaos singlet putih dan tubuhnya yang basah. Ia sangat ingin memeluknya.

"Iya?" Baekhyun menatap heran ke arah Chanyeol.

"I-ini pizza yang anda pesan, pegawai pizza yang mengantar terburu-buru, jadi aku yang berinisiatif mengantarkannya padamu." Sial. Chanyeol mendadak gugup. Beruntung suaranya agak teredam oleh masker yang ia gunakan, semoga Baekhyun sudah lupa dengan suaranya.

"Ah.. Terimakasih," ucap Baekhyun sembari mengambil pizza dari tangan Chanyeol, tangan mereka bersentuhan dan demi Tuhan itu membuat Chanyeol tidak nyaman. Karena semakin lama semakin membuat Chanyeol ingin membuka identitasnya sekarang juga.

"Kau baik-baik saja?" Suara itu menghancurkan lamunan Chanyeol.

"Y-ya?"

"Aku bertanya padamu berapa harga semuanya, aku akan mengganti uangmu tapi kau malah melamun, kau baik-baik saja?" Baekhyun menatap dengan seksama wajah Chanyeol.

"A-ah maaf aku agak gugup," Bohong. Chanyeol berlagak sok culun di hadapan Baekhyun. "Aku sedang tidak enak badan, lalu bicara denganmu semakin membuatku gugup, aku salah satu penggemarmu."

Baekhyun tertawa pelan, ia terus tertawa tanpa menyadari Chanyeol terpesona kembali dengan tawa itu, bibir yang berbentuk persegi ketika sang pemilik tertawa.

"Tidak perlu gugup seperti itu, kita sesama pemakan nasi, hm..."

Chanyeol mengerti, Baekhyun pasti tidak tahu namanya. "A-aku Richard, ya, panggil saja aku Richard."

Baekhyun agak terkejut, ia seperti pernah melihat atau mendengar nama itu di suatu tempat, tapi ia lupa.

"Baiklah Richard-ssi, jadi.. Berapa harga semua pizza yang aku beli? Aku harus mengganti uangmu."

"Tidak usah," sergah Chanyeol. Baekhyun kembali memasang wajah keheranannya. "Maksudku, bukan aku yang membayarnya, Oh Sehun yang membayar semua pizzamu."

Baekhyun mengangguk paham, "baiklah aku akan mengganti uang Sehun nanti."

"Kalau begitu aku permisi," Chanyeol membungkuk sembilan puluh derajat pada Baekhyun.

"Kau tidak ikut makan?"

Chanyeol menggelengkan kepalanya, "tidak, aku sudah izin pulang lebih awal pada Tuan Song, aku harus ke klinik." Chanyeol membungkukkan sekali lagi tubuhnya lalu berlalu dari hadapan Baekhyun.

"Richard-ssi." Baekhyun memanggilnya kembali setelah Chanyeol berada belum jauh di depannya.

Chanyeol tersentak dan menoleh takut-takut Baekhyun mengenali dirinya.

"Y-ya?"

"Terimakasih atas kerja samanya, selamat beristirahat." Baekhyun tersenyum."Sampai jumpa, Richard-sshi."

Jantung Chanyeol hampir saja copot di buatnya. Ia pikir Baekhyun mencurigainya, ia pikir Baekhyun akan menghampirinya dan membuka alat-alat penyamarannya. Tapi itu hanya ketakutan Chanyeol yang berlebihan.

Chanyeol membungkuk, "Terimakasih atas kerjasamanya." Dengan kalimat itu, Chanyeol tersenyum sembari melangkahkan kaki jenjangnya.

Dan senang bisa bertemu denganmu kembali, Baekhyun-ah. Ucap Chanyeol dalam hatinya.

Chanyeol telah sampai di mobilnya, ia membuka topi, kacamata, serta masker yang ia gunakan. Ia mengatur detak jantungnya. Untung saja penyamaran yang Sehun sarankan berhasil. Dan ia juga berhasil bertemu dan berinteraksi dengan Baekhyun. Chanyeol sangat bahagia hari ini.

Getar handphone di saku celananya membuat Chanyeol terlonjak, ia merogoh ke dalam saku celana, mengambil handphonenya dan melihat siapa yang menelepon.

"Halo?"

"Ya! Dimana kau?" itu suara Sehun.

"Aku di mobil, kalau kau sudah selesai cepat kemasi barangmu. Jangan lupa dengan perjanjian kita, aku tunggu di mobil." Chanyeol tahu shooting telah selesai, jam sudah menunjukkan pukul enam sore, matahari juga sudah mulai tertidur dibalik selimutnya.

"Kau sudah dimobil?! Sial kau Park, baiklah. Tunggu aku."

Chanyeol menjawab Sehun dengan sebuah gumaman sebelum mematikan sambungan telepon tersebut.


Sehun selesai membilas badannya dan berjalan menuju ruang loker tempat ia, Baekhyun dan para crew menyimpan peralatan pribadi di loker masing-masing. Sebenarnya Sehun sudah mengambil ranselnya, hanya saja ia lupa earphone nya tertinggal di dalam loker.

Ketika ia baru sampai di depan pintu, ia mendengar sayup-sayup suara Baekhyun di dalam.

Sehun agak mendekatkan kepala dan mempertajam pendengaran nya. Ia melihat sekitar, takut-takut ada yang memergokinya menguping, tapi beruntung semua crew sedang sibuk dengan urusan mereka membereskan peralatan.

"Apa?! Lalu bagaimana?! Kau tidak salah memberinya susu lagi kan Jongin?!"

Sehun menautkan alisnya, ah rupanya Baekhyun menelepon Jongin, managernya. Tapi mengapa ia menyebut-nyebut susu?

"Bodoh! Bagaimana aku tidak panik kalau anakku sedang sakit disana?!"

Deg!

Tidak ada yang tahu betapa terkejutnya Sehun disana.

Anak? Jadi benar Baekhyun telah mempunyai anak?

Dengan gerakan cepat Sehun mencari dompet Baekhyun di dalam ranselnya, dan membuka dompet itu, jadi benar dugaan nya. Anak ini adalah anak Baekhyun, ya, Sehun yakin itu.

Sehun segera keluar dari persembunyian nya, ia menyimpan dompet Baekhyun di saku belakang jeans nya.

Baekhyun menoleh, ia terkejut. "Aku akan segera pulang, aku tutup." ia memutuskan sambungan teleponnya dengan Jongin.

"Kau terlihat pucat, apa sesuatu terjadi?" Sehun berpura-pura menanyakan keadaan Baekhyun tanpa menoleh ke arah Baekhyun, Sehun sedang membuka lokernya.

Gerakan Baekhyun membereskan barang-barangnya terhenti, habislah sudah jika Sehun mendengar percakapan nya di telepon. Sudah yang keberapa kalinya Baekhyun merutuki kebodohannya saat berada di dekat Sehun. Ia terlalu panik tadi sampai tidak menyadari nada biacaranya di telepon bisa di dengar orang.

Lagipula Baekhyun berfikir sudah tidak akan ada lagi yang masuk ke ruang loker, jadi ia kelepasan, terkutuklah Sehun yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"T-tidak, tidak ada." Baekhyun menutup kembali lokernya, tidak perduli dengan pandangan Sehun, ia harus menyusul anaknya di klinik sekarang. "Aku permisi."

Baru saja Baekhyun melangkahkan kakinya, Sehun sudah mencekal tangannya, membuat Baekhyun menetap di tempat.

"Kau tidak ingat ini?" Sehun menunjukkan sebuah dompet pada Baekhyun, hingga Baekhyun membulatkan matanya.

"I-itu dompetku!" Baekhyun menatap ke arah mata Sehun dengan pandangan sedikit takut. "Jadi kau?!"

Sehun melepaskan cengkramannya pada lengan Baekhyun. "Wow wow wow calm down. Aku bukan pencuri yang kau pikirkan."

"Kalau begitu kembalikan dompetku!"

Dengan cekatan Sehun menyembunyikan dompet itu ketika Baekhyun ingin menyambarnya dari tangan Sehun. "Apakah tidak ada ucapan terimakasih untukku?"

Baekhyun menghela nafasnya, "Baiklah. jelaskan bagaimana dompetku bisa ada di tanganmu Sehun-ssi."

Sehun tersenyum miring dan hal itu membuat Baekhyun bergidik ngeri. Ada aura berbahaya di sekitar Sehun, Baekhyun jadi agak takut padanya.

"Aku akan menjelaskan kronologisnya jika kau menjelaskan sesuatu padaku."

Sehun membuka dompet Baekhyun, ia mengambil foto Baekhyun dengan seorang balita lalu menunjukkannya pada Baekhyun.

Entah sudah yang keberapa kali Baekhyun membulatkan matanya, habislah sudah. Sehun pasti mendengar percakapannya di telepon dengan Jongin.

"Apakah anak ini adalah anakmu?"

Hati Baekhyun mencelos, kakinya terasa seperti jelly sekarang. Mungkin ia akan ambruk jika saja tidak ada Sehun di hadapannya.

"I-itu... Itu..."

"Apakah anak ini adalah anakmu yang sedang sakit?"

Baekhyun benar-benar menganga dibuat Sehun. Pertanyaan pertama belum terjawab lalu Sehun menohoknya dengan pertanyaan kedua.

"Jawab saja Baekhyun-ssi, aku pintar dalam menjaga rahasia." Sehun tersenyum dan demi Tuhan Baekhyun tidak butuh senyum itu.

"Ya." Final Baekhyun. Ia menyerah, lagipula tidak ada cara lain untuk menampik hal itu karena Sehun memiliki bukti yang kuat.

"Wah aku sungguh tidak menyangka. Ckck. Jadi selama ini kau menghilang bukan karena menjadi penulis, hal itu hanya alibimu untuk menyelesaikan masa penyembuhan pasca operasi melahirkan anakmu. Benar?"

Baekhyun mengangguk dalam diam, ia menunduk. Cukup sudah. Ia butuh Jongin sekarang.

"Apa maumu? Sebutkan! aku akan memberikannya, tapi tolong jangan sebarkan rahasia ini pada siapapun Sehun-ssi." Baekhyun menatap Sehun penuh harap.

Sehun dapat melihat air mata menggenang di dalam mata Baekhyun. Sepertinya hal ini benar-benar sensitif untuk diri Baekhyun.

Ia memasukkan kembali foto itu, ia sudah mendapatkan jawaban. Selebihnya ia akan menyerahkan hal ini pada Chanyeol.

"Aku tidak ingin apapun. Aku akan tutup mulut. Kau bisa mempercayaiku, sebagai teman... Atau mungkin sahabat?" Sehun menaruh dompet itu di telapak tangan Baekhyun.

"Bagaimana?" lanjutnya.

Baekhyun menggenggam erat dompetnya lalu mengusak matanya yang berair. "Baiklah, terimakasih banyak Sehun-ssi."

Sehun tersenyum sembari mengusak-usak surai kecokelatan Baekhyun. "Aish cengeng. Kau sudah menjadi sahabatku tapi masih memanggilku dengan embel embel untuk orang asing?"

Baekhyun terkekeh dibuatnya, ternyata preferensinya terhadap Sehun salah. Sehun tidaklah berbahaya. "Maaf, Sehun-ah."

"Tidak apa, lalu kau mau kemana sekarang? Ke klinik?"

Baekhyun mendongak menatap Sehun, ia mengangguk. "Anakku demam tinggi dan diare. Aku harus kesana sekarang."

"Kalau begitu biarkan aku mengantarmu."

"Apa? Tidak usah, aku bisa naik taxi."

"Aku tidak akan membiarkan sahabatku kesulitan seorang diri, ayo." Sehun menarik tangan Baekhyun keluar ruangan.

Baekhyun menatap tangannya yang berada dalam genggaman Sehun, lalu tersenyum dengan begitu manisnya tanpa ia sadari.

"Bisa kau tunggu disini? Aku rasa aku butuh ke toilet sebentar." Sehun meringis, ia lupa kalau di mobilnya ada Chanyeol, hampir saja semuanya kacau.

Baekhyun mengangguk, ia duduk di sebuah kursi yang berada tidak terlalu jauh dari toilet dan menjawab beberapa sapaan dari crew.

Sehun masuk ke salah satu bilik toilet, ia segera menghubungkan telepon nya dengan Chanyeol.

"Cepat angkat sepupu bodoh." Sehun menggerak-gerakan kakinya, sudah nada sambung kedua dan Chanyeol belum juga mengangkatnya. Jangan bilang kalau anak itu tertidur di mobil.

"Ada apa?" Nada sambung ke-empat akhirnya Chanyeol mengangkatnya.

"Kemana saja kau? Sudah mulai tuli?"

Terdengar suara decakan disana, "aku tertidur."

Benar dugaan Sehun, ia sudah hapal dengan kebiasaan buruk si caplang itu. "Keluarlah dari mobil, pesan taxi dan tunggu aku keluar."

"Kurang ajar kau mengusirku?"

"Aish sudah cepat lakukan! Aku akan mengantar Baekhyun pulang. Kau ikuti aku dengan taxi itu."

"APA?!"

TBC

TBC dengan tidak asiknya:')

Lanjut atau ga?

25 review dan aku bakal lanjut ff ini

So

Review juseyoooo

Review kalian penting buat aku:') entah kalian tertarik atau ga sama cerita ini dan apa yg kurang dari aku juga kan aku bisa tau kalau kalian mereview

SARANGHAEEEEE

With Love,

LIN