INNOCENT FEELING

Jeon Wonwoo – Kim Mingyu

Meanie Couple

Seventeen Members

"Aku tidak mau tinggal bersama gay sialan sepertimu"

Ucapan Wonwoo membuat Mingyu tersinggung tapi dia tau bahwa ia yang salah disini. Mingyu membiarkan Wonwoo pergi untuk menenangkan diri setidaknya pakaian dan barang-barangnya yang lain masih tertinggal dikamarnya.

.

.

Please Enjoy It!

Mingyu terduduk lemas diruang tamu rumahnya, pria dengan kulit sedikit tan itu terlihat sangat frustasi. Ia terlihat berkali-kali mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas kasar. Mingyu merasa kesal pada Wonwoo karena pergi dari rumah tanpa member tahunya dimana ia akan menginap. Istrinya itu sudah pergi dua hari dan Mingyu tidak bisa menemukannya dimanapun bahkan dikampus sekalipun. Mingyu tau apa yang ia lakukan pada Wonwoo itu memang hal yang buruk tapi bukannya berlebihan kalau anak itu sampai harus kabur dari rumah seperti ini?. Memangnya dia tidak pernah berciuman sebelumnya?.

Mingyu kembali menggeram kesal. Tentu saja Wonwoo akan perti meninggalkannya seperti ini, anak itu bilang dia normal dan dia juga memiliki gadis yang disukannya. Dan Mingyu juga tahu Wonwoo sedikit Homophobic jadi siapapun orang yang seperti Wonwoo tidak akan mau tinggal lagi bersama laki-laki yang mencium laki-laki lainnya.

"ah sial" kembali mengacak rambut nya yang memang sudah kusut Mingyu beranjak dari duduknya ia harus pergi kekampusnya, setidaknya mungkin ia akan bertemu Wonwoo disana dan mengajak anak itu kembali pulang atau kalau tidak ibunya akan benar-benar memukul wajahnya seperti yang Wonwoo lakukan kepadanya dua hari lalu atau bisa dibilang tiga hari yang lalu,

.

Mingyu berjalan dilorong kampus dengan langkah pelan, mata pria itu tidak berhenti mengamati orang-orang disekitarnya berharap bisa menemukan Wonwoo. Namun Mingyu sama sekali tidak menemukannya. Mingyu sudah dua hari ini mengelilingi fakultasnya ketika ia memiliki jam kosong namun nihil, Wonwoo sepertinya tidak pergi kekampus setelah ia kabur dari rumah. Merasa sekit pusing Mingyu memutuskan untuk masuk kedalam kelas yang harus ia ikuti, masalah Wonwoo bisa ia lanjutkan nanti.

Seusai mengikuti mata kuliahnya Mingyu kembali mengelilingi fakultasnya seorang diri, meskipun sedikit malu tapi Mingyu berusaha tidak perduli anak it uterus berkeliling tanpa bertanya. Karena menurutnya percuma saja dia tidak tau harus bertanya kepada siapa, Mingyu tidak hafal wajah-wajah seniornya ditahun kedua. Mingyu hamper saja menyerah sebelum ia melihat punggung seseorang yang ada didepannya sedang berjalan memunggunginya.

Punggung kurus itu Mingyu yakin adalah Wonwoo tinggal bersamaa pria itu selama beberapa bulan membuat Mingyu hafal posture tubuh Wonwoo. Mingyu mengikuti langkah Wonwoo yang berjalan seorang diri dengan pelan dan saat mereka sampai didepan kelas yang kososng dan koridor sepi Mingyu segera menarik Wonwoo masuk kedalam kelas tersebut. Wonwoo yang terkejut hamir saja memekik keras sebelum ia menyadari bahwa itu adalah Mingyu.

Pandangan Wonwoo berubah menjadi marah serta ada sedikit jijik dan tiba-tiba Mingyu jadi merasa cnggung. Tapi ia harus tetap membawa Wonwoo pulang karena bagaimanapun dia istrinya dan Mingyu idak sebrengsek itu membiarkan istrinya minggat dari rumah dan yang lebih penting ia tidk ingin orang tua mereka tahu bahwa ia dan Wonwoo sedang bertengkar.

"Hyung dengarkan aku" Mingyu menekan pundak Wonwoo pada pintu yang tertutup sedangkan laki-laki yang ia tekan tetap berwajah marah atau mungkin semakin marah/ mingyu segera melepaskan cengkramannya dari pundak Wonwoo tapi tetap menghimpit pria itu.

"Hyung aku mohon kembalilah kerumah." Ucapan memelas Mingyu membuiat Wonwoo memalingkan wajah seperti tidak sudi mengabulkan permohonannya.

"Hyung kau tidak bisa bertindak seperti ini. Oke, aku tahu aku yang salah dengan menciummu malam itu tapi aku sedang tidak sadar hyung. Aku sedang mabuk jadi tidak bisakah kau memakluminya?" Wonwoo masih diam mendengarkan.

"Kalau hyung masih tetap keras kepala seperti ini hyung bisa membuat orang tua kita khawatir. Hyung mau hal itu terjadi?"

"dengar Jeon kau tidak bisa hanya mementingkan pikiran konyolmu tentang ketidak-Gay-anmu. Kau bilang kau tidak ingin semua orang dikampus tahu bahwa kita menikahkan? Kalau begitu pulang dan aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku kemarin dan asal kau tahu aku juga bukan gay jadi pulanglah." Mingyu berucap panjang lebar dengan nada tertekn amarah sedang Wonwoo hanya menatap Mingyu seakan menantang pria itu. Sepertinya anak itu masih keras kepala.

"dan kalau kau masih keras kepala akan ku pastikan semua orang tau bahwa kita adalah sepasang suami-istri" tambah mingyu, senyum miring tercetak diwajah rupawannya.

Wonwoo melotot marah pada Mingyu namun beberapa saat pria dengan kulit putih agak pucat itu mengangguk dan Mingyu menatapnya seolah-olah dia tidak mengerti maksud Wonwoo.

"Aku akan pulang" gumaman lirih Wonwoo membuat Mingyu tersenyum sangat lebar dan cerah.

"Baguslah, kalau begitu jangan pulang terlambat hyung"

Setelah berucap demikian Mingyu pergi meninggalkan Wonwoo yang Nampak sedikit menahan kesal. Wonwoo menghembuskan nafas kasar kemudian kembali berjalan kearah tujuannya semula, perpustakaan.

.

.

Sore hari Mingyu sudah ada dirumah, ia duduk disofa ruang tamu dan berkutat dengan Game diponselnya. Pria itu sudah bertekad untuk tidak main-main dengan minuman keras lagi karena takut akan menyebabkan sesuatu yang tidak-tidak yang mungkin saja lebih parah dari yang sebelumnya. Mingyu masih berusaha sibuk dengan game nya tapi tetap saja sesekali akan melirik kearah pintu, menunggu Wonwoo pulang.

Sementara disisi lain Wonwoo sedang berjalan pulang dengan langkah pelan. Agak malas karena ia harus seatap lagi dengan Mingyu. Wonwoo masih tidak terima dengan tindakan Mingyu yang menurutnya sudah melecehkannya. Wonwoo kembali menghela nafasnyadengan kasar yang entah sudah ia lakukan untuk keberapa kalinya hari ini. Membayangkan seatap dengan Mingyu lagi membuatnya merinding dan entah kenapa sedikit was-was.

Saat sampai didepan pagar rumah sederhana nya dan Mingyu, Wonwoo kembali menghela nafs kali ini sedikit pelan untuk menetralkan rasa tidak nyamannya. Pria 20 tahunan itu masuk kedalam pekarangan dan ia menghela nafas lagi saat sampai didepan pintu rumah. Benar-benar merasa tidak nyaman dengan keadaannya tapi Wonwoo harus memaksakan diri karena bagaimanapun dia masih sayang dengan kihidupan tenangnya.

Wonwoo membuka pintu pelan dan sosok Mingyu lah yang pertama ia lihat saat itu. Pia itu duduk bersila disofa dan sibuk dengan ponselnya , sepertinya Mingyu tidak menyadari kehadiran Wonwoo. Wonwoo berjalan pelan menuju kamarnya namun saat baru lima langkah menuju kamarnya Mingyu menolehkan kepala nya dan mendapati Mingyu. Pria itu menegurnya dan otomatis Wonwoo akan mengabaikannya dan berjalan cepat menuju kamar.

Sesampainya dikamar Wonwoo kembali menghela nafas kali ini karena merasa lega. Setidaknya mereka tidak harus berbagi kamar lagi kan. Wonwoo merebahkan badannya dikasur empuk miliknya dan tersenyum senang saat punggungnya menyentuh empuknya kasur. Sungguh Wonwoo sangat rindu kasur yang empuk. Selama dua hari anak ini tidur disauna beralaskan handuk saja. Sebenarnya ia ingin menginap dihotel tapi ia tidak punya cukup uang dan yah rekening dan kartu kreditnya sekarang berada ditangan ibunya. Karena sejak menikah dengan Mingyu segala urusan keuangannya harus Mingyu yang mengurus.

Diruang tamu Mingyu masih menatap pintu kamar Wonwoo agak heran dengan sikap Wonwoo yang mengacuhkannya. Sedikit merasa kesal karena diabaikan sebenarnya. Tapi Mingyu berusaha tidak perduli lagipula mereka memang jarang berkominikasi dan Mingyu juga yakin Wonwoo tidak akan terlalu lama mengacuhkannya karena Mingyu yakin besok pagi anak itu akan berdiri didepan kamarnya dan bergumam 'uang' dengan sangat pelan seperti biasanya.

.

.

Sekitar jam 7 malam Mingyu keluar dari kamarnya untuk menyiapkan makan malam karena jujur saja kemampuan memasak Wonwoo tidak bisa diandalkan. Pria tan tersebut berkutat dengan peralatan dapur hamper sekitar satu jam dan saat semua sudah tertata rapi diatas meja makan Mingyu pergi menghampiri kamar Wonwoo. Dengan pelan Mingyu mengetuk namun tidak mendapat sahutan sama sekali dari si pemilik.

"hyung keluarlah, makan malam sudah siap" ucap Mingyu sedikit keras.

Menunggu beberapa menit tapi sepertinya tidak akan mendapat respon apapun akhirnya pria tan tersebut memilih pergi. Namun belum setengan jalan menuju meja makan Mingyu kembali lagi kedepan kamar Wonwoo.

"aku akan menyisakannya untukmu, jadi keluarlah nanti dan makanlah. Jangan keras kepala pada perutmu sendiri" setelah mengucapkan hal itu Mingyu pergi kemeja makan dan memakan makanannya. Sementara Wonwoo didalam kamarnya sedang duduk didepan meja belajar dengan tangan memegang perutnya. Ia lapar dan sangat tergiur dengan aroma masakan Mingyu tapi pria itu merasa gengsi untuk datang ke meja makan.

Merasa tidak kuat menunggu Mingyu menyelesaikan makannya dan masuk kekamarnya akhirnya Wonwoo memilih melupakan kekeras kepalaannya dan keluar dari kamar. Berjalan pelan menuju meja makan dan duduk dikursi didepan Mingyu. Dengan kepala tertunduk dan tanpa berkata-kata lagi pria 20 tahun tersebut mengambil makanan yang ia inginkan dan memakannya dalam diam.

Mingyu memperhatikan Wonwoo dengan sangat intens. Pria tersebut menarik sudut bibirnya, tersenyum kecil. Tingkah Wonwoo terlihat sangat menggemaskan dimatanya dan Mingyu sedang berusaha tidak mengusap rambut Wonwoo sekarang. Melihat Wonwoo yang makan dengans angat lahap membuat Mingyu ingin tertawa . anak ini benar-benar lucu. Pikirnya. Mingyu berusaha menahan gejolak tertawa dalam dirinya dan melanjutkan makannya.

Setelah selesei dengan acara makannya Wonwoo kembali kekamarnya tanpa menghiraukan Mingyu yang sedang mencuci piring bekas mereka membuat Mingyu menggerutu tentang Istri macam apa Wonwoo, berani-beraninya pria itu, dan apa gunanya menikahi pria yang bahkan tidak bisa meakukan pekerjaan rumah tangga.

.

.

Kesokan pagi nya Mingyu sudah siap untuk berangkat ke kampus dan saat ia membuka pintu ia menemukan Wonwoo berdiri didepannya dengan kepala tertunduk dan kedua tangannya memainkan ujung-ujung tangan sweaternya yang terlalu panjang itu. Dan Mingyu benar-benar ingin memeluk Wonwoo saat itu juga, anak itu snagat menggemaskan menurutnya.

"uang" gumaman Wonwoo membuat Mingyu tersadar dari kegilaannya yang ingin memeluk Wonwoo. Dan Mingyu menyeringai saat sebuah pikiran melintas diotaknya.

"Uang? Akan aku berikan kalau hyung berjanji untuk mengurus rumah da tidak membebankan semua pekerjaan rumah padaku. Kita harus berbagi hyung bukan Cuma akau." Ucap Mingyu, senyum nakalnya masih tertinggal diwajahnya.

Wonwoo menatap Mingyu sejenak sebelum menundukan kepalanya lagi, kemudian bergumam baiklah. Dia piker memang ia tidak boleh membebankan semua pekerjaan rumah pada Mingyu saja. Wonwoo masih tetap menunduk menunggu respon Mingyu tapi laki-laki tan itu masih diam dan membuat Wonwoo ingin mengangkat kepalanya untuk sekedar menatap ekspresi Mingyu. Tapi saat ia akan melakukannya beberapa lembar uang berada didepannya dan Wonwoo menerima.

"uangmu hari ini. Makanlah dengan baik dan jangan membeli makanan cepat saji yang tidak sehat" setelaqh berkata demikian Mingyu mendorong tubuhnya pelan agar minggir dari depan pintu kamarnya. Wonwoo menggeser badannya kesamping dengan kepala masih tertunduk dan Mingyu pergi meninggalkannya setelah berucap sampai jumpa.

Wonwoo masih berdiri disamping pintu kamar Mingyu yang terbuka dengan kepala tertunduk. Wonwoo merasa merinding dengan ucapan Mingyu tadi yang seperti mengandung perhatian untuknya. Ia merasa aneh dan ia piker itu adalah rasa jijik tentang kegay-an Mingyu yang membuatnya tidak nyaman. Tapi entah kenapa Wonwoo juga merasakan panas di wajanya terutama pipinya.

Wonwoo menggeleng pelan kemudian segera berlari keluar rumah tidak lupa mengunci pintu rumahnya. Ia harus cepat karena ia menaiki kendaraan umum dan ia bisa terlambat masuk kekelas pagi nya jika ia tidak cepat-cepat. Saat sampai dihalte tempatnya biasa menunggu bis Wonwoo segera berlari menuju bis yang biasa ia naiki sudah akan berangkat. Saat ia berhasil naik ia menghela nafas lega Karena tidak tertinggal. Dan beberapa saat ia memukul kepalanya sendiri dengan pelan karena kebodohannya yang tidak beranai mengetuk kamar Mingyu dan malah menunggu pria itu keluar kamarnya membuatnya hamper telat untuk kuis dimata kuliah pentingnya hari ini.

.

.

.

TBC

Maaf lama updatenya karena pas mau nulis bukannya kebayang meanie malah kebayang SoonSeok wkwk xD ah iya kalau ada typo maafkan ya. Karena ngetiknya udah malem banget jadi kurang teliti-teliti gimana gitu /.\

Btw lanjutan ini gimana? Bisa dipahami kah? Karena ada yang sempet bilang alurnya kecepetan jadi ini aku buat agak lambat /padahal diotak udah siap munculin konflik2/ .g

Dan tentang Kurang panjang, jangan panjang-panjang nanti bosen bacanya xD

Please give me a Review Reader-nim biar semangat ngetiknya xD