Chapter 1

LIKE A FOOL

Cast: Haruno Sakura, Uchiha Sasuke, Namikaze Naruto, Uchiha Itachi, Sabaku no Gaara,

Hinata Hyuga, Ino Yamanaka, Uzumaki Karin, Shimura Sai, Neji Hyuga, Hatake Kakashi, yang lain menyusul seiring berjalannya cerita.

Cameo cast: Hyakuya Yuuichirou, Hiragi Shinoa, Mikasa Ackerman, Eren Yeager. Nanti ada juga yang lain. Maaf minjem-minjem karakter anime tetangga.

Naruto itu punya Masashi Kishimoto-sensei.

saya cuma minjem nama dan karakternya.

Cerita murni dari saya.

Genre: Frienship, romance, hurt, humor, comfort

Rated: T+, Ecchi?

memang nanti ada adegan rada dewasa sedikit, tapi tidak sampai rated M kok. XD

=SATA ERIZAWA PRESENT=

WARNING: aneh, gaje, abal-abal, OOC, rada gemblung, XD

ALUR SINETRON

.

.

===========ITADAKIMASU==========

.

.

.

SAKURA'S POV

Pernah mendengar kata persahabatan?

Pernah tidak? Pasti pernah, kan?

Mana mungkin tidak? Jika tidak, maka kalian itu kurang gaul! Gomen-gomen kalau gak terima… XD Boleh kok melempariku dengan uang.. Haha..

Hah, setiap orang yang menjalin sebuah jalinan pertemanan yang sangat erat, saling mengerti satu sama lain, saling memahami meski kadang terasa sulit dielaskan, tahu akan yang tidak perlu diketahui, mengerti lebih dari 120% diri temannya, selalu ada dalam segala suasana hati. Susah, senang, duka, cita selalu bersama. Saling menggenggam tangan, menarik saat memerlukan pertolongan, mendorong saat terpuruk, dan menggandeng erat bersama saat masalah mendera.

Ya, itulah jalinan persahabatan yang aku percayai..

Sahabat sejati tentunya.

Menjalin persahabatan anata dua manusia sejenis, ah maksudku sama-sama se-gender, layaknya cewek dengan cewek, atau cowok dengan cowok itu suatu hal yang wajar. Tapi, bagaimana menjalin persahabatan antara cewek dengan cowok?

Ada yang akan mengindikasikannya sebagai persahabatan yang bakal ditumbuhi jamur cinta. Haaah, aku sudah sering mendengarnya dari banyak teman-temanku di sekolah.

Cotto matte, jamur cinta? Berasal dari kamus mana kata-kata itu? Hah, biasa, dari kamus cinta karanganku..

Hanya saja, bagiku, suatu persahabatan yang ditumbuhi jamur cinta itu rada aneh…

Kenapa?

Bayangkan saja, dari lahir udah bersama, TK bersama, SD bersama, SMP bersama, SMA-pun juga masih bersama. Kebetulan atau memang takdir Tuhan? Rasanya sudah seperti dengan keluarga sendiri karena kami juga selalu dipertemukan di sekolah yang sama..

Sekelas?

Ya begitulah..

Sampai bosan lihat wajah tampannya..

Tampan dari mana?

Katanya menurut semua anak di sekolah, dari TK sampai SMA, bocah ayam itu tampannya minta duit, eh maksudku minta ampun sangat tampan. Membuat klepek-klepek.. Membuat jantungan, membuat deg-gegan, membuat terpesona, terpanah asmara, bukankah itu terlalu lebay? Sangat berlebihan!

Ayolah…

Heh, apanya yang tampan? ya memang aku akui sih, dia setingkat di atas teman-teman sebayanya. Memiliki kulit bagus, putih pucat, kaya, dan otak yang pintar, ralat, jenius! Ah kurasa lebih dari sekedar jenius.. Heran, otaknya itu terbuat dari apa ya?

Sempurna?

Pemikiran yang bisa kutarik sebagai kesimpulanku atas opini anak-anak di sekolahku…

Tapi, menurutku, ITU BIASA SAJA!

Ya, bagaimana tidak merasa biasa saja orang tiap hari ketemu, tiap hari cecok masalah tidak penting, tiap hari bertengkar, tiap hari makan es cream bersama, Bercanda bersama, berangkat sekolah bersama, tersenyum bersama, tertawa bersama, sekelas, sebangku.. Serumah juga!

Nah loh, hebat kan?

Wajar saja jika aku merasa biasa saja, kan? Yang setuju boleh kok angkat rok-nya? Boleh juga lambaikan tangan ke arah kamera dan bilang menyerah.. Hahaha.. Uji nyali?

Lalu…

Apanya yang menarik dari itu bocah?

Rasanya tidak ada…

Yang ada juga membosankan, apalagi saat penyakit bawaan lahirnya itu kumat. Dijamin, bocah yang terkenal sangat sopan, disayang guru-guru, menantu idaman-cuuiih, buronan mertua-hooekk, akan berubah menjadi manusia super dingin dengan mata merah semerah darah! Siap memakan apapun yang ada di depannya. Dia akan menjadi manusia sok cool, sok ngirit bicara, sok poker face, sok pendiam, sok-sok-an gitu dah..

Seperti orang lain saja..

Aku pernah melihatnya, setidaknya dua kali. Mungkin kalau tidak salah hitung.. Hehe.. Dan rasanya aku enggan mengingatnya… Itu mengerikan, sangat! Dia, ah, .. begitulah.. Aku malas mengingatnya..

Pokoknya dia aneh, seperti memiliki dua kepribadian…

Ah, dia kan memang aneh…

Apalagi gaya rambutnya yang aneh bin langka. Bukankah yang aneh itu memang langka ya?.. Gaya rambutnya itu loh, mencuat ke belakang! Kayak, oops.. bun.. oops tut… uhuk, ayam..

Hoho, selamat, selamat, aku berhasil mengatakannya meski disensor. Jika tidak, aku yakin dia akan melemparku dari lantai dua rumah ini.. Untung saja dia lagi ada di kamarnya, palingan sedang sibuk main game online di smartphone-nya… Dia itu maniak game. Kalau sudah main game, mukanya serius banget. Fokus banget juga… Serius amat yak? Lebih serius dari mendengarkan penjelasan Kakashi-sensei di kelas…

Semakin dewasa semakin aneh saja rasanya..

Lupa, aku juga memiliki sahabat cowok lain dari si buntut ayam itu. Sifatnya kebalikkan dari si buntut. Dia sangat hangat, baik hati, dan tidak sombong. Tapi juga aneh, dia itu suka senyum-senyum seperti orang gila.. Hahha… Gomen Naruto… (Di rumah, Naruto sedang bersin-bersin)

TOK.. TOK..TOK..TOK..

he? Ada yang mengetuk pintu!

"SAKURA BUKA PINTUNYA!"

Sial, baru saja diceritakan orangnya sudah triak triak di depan pintu kamar. Panjang umur dia..

Oke, ambil nafas!

Huuuuuuuu, Haaaaaahhhhhhhh…

Aku berjalan untuk membuka pintu kamarku.. Kulihat wajah kesalnya menyapa pagiku yang terasa mendung, akankah hari ini lebih suram dari biasanya?

"APA?" Tanyaku kesal.. Gimana tidak kesal, pagi-pagi dia sudah teriak-teriak di depan kamarku. Membuat kupingku terasa ingin pecah saja…

"APA KATAMU, HAH? JAM BERAPA SEKARANG? KAU INGIN MEMBUAT KITA TELAT?"

Tuh kan, aku kena semprot pagi-pagi buta yang cerah seperti ini.. Merusak suasana saja.. Kukira dia sedang sibuk main game, ternyata sudah berseragam rapi sepertiku rupanya..

"Iya, maaf, aku bangun telat.." Kataku lelah..

"Makanya jangan tidur malam-malam! Dasar pemalas!"

"Apa katamu? Heh, yang membuatku tidak bisa tidur cepat itu siapa hah? KAU, BODOH! Kau mengajakku bermain game online semalaman suntuk.. Selamat, kau berhasil membuatku tidur dengan sangat pulas!"

"Arigato.." Dia nyengir kepadaku..

Siaalannn…

Aku benar-benar kesal! Aku memberinya muka cemberut..

"Ho, jadi kau kesal? Semakin jelek saja." Katanya santai sambil menjitak jidatku.

"SAAASSSUUUUUUKKKEEEEEEEEEEEEE…"

sial, sial, sial

dia kabur setelah mendaratkan jitakan andalannya di kepalaku!

"SASUKE, JANGAN KABUR KAU!"

Cih, menyebalkan, ini dia yang dengan sangat terpaksa ku akui sebagai sahabatku, UCHIHA SASUKE-SIALAN, sahabat dari lahir, beginilah dia, suka menggangguku jika sedang di rumah, lain saat di sekolah, dia akan sangat baik padaku-ya walau banyak bikin kesalnya juga sih…

Ah, hampir saja lupa, aku akan mengejarnya..

Aku harus balas dendam!

END OF SAKURA'S POV

...

Sukura mengejar Sasuke sampai meja makan, ia mencak-mencak tak karuan, melayangkan protes pada Sasuke karena sudah menjitak jidat lebarnya. Sementara Sasuke terlihat santai sambil meminum jus tomatnya..

"Ada apa lagi, kalian ini?" Tanya Mikoto, ibu Sasuke..

"Ibu, Sasuke menjitak kepalaku.." Jawab Sakura.

"Sasuke, apa itu benar?" Tanya Mikoto.

Sasuke hanya mengangkat kedua bahunya.

"Sasuke, kau jangan seperti itu sama Sakura! Kasihan Sakura jika kau selalu seperti itu pada Sakura… Kalian terlihat Tom and Jerry versi nyata saja.." Kata Mikoto.

"Bukan Tom and Jerry saja, Bu… Aku rasa, jika pertengkaran mereka itu hanya membuat mereka terlihat semakin imut saja. Kawaiii…" Kata Itachi Uchiha yang sedang menikmati sub kubis kesukaannya, Itachi sang anak sulung keluarga Uchiha yang terkenal yang senyuman manis yang meneduhan.

"Kawaii janai! KAMI TIDAK IMUT!" Bantah Sakura dan Sasuke bersamaan. Seperti biasa, Itachi hanya akan membalas dengan senyuman maut andalannya.

"Ibu, aku berangkat!" Kata Sasuke yang langsung meninggalkan ruang makan.

"Ibu, Itachi-nii, aku berangkat dulu.. SASUKE TUNGGUUUU!" Pamit Sakura.

"Sakura, kau belum sarapan, nak.." Kata Mikoto.

"Nanti saja di sekolah, bu…" Jawab Sakura yang sudah menghilang dari pandangan mata Mikoto dan Itachi.

"Mereka itu, benar-benar…" Mikoto geleng-geleng kepala menanggapi tingkah Sakura dan Sasuke.

"Tapi jika tidak seperti itu, rumah kita akan terasa sepi, Bu.." Sahut Itachi yang hampir menyelesaikan makan paginya.

"Kau benar.. Tapi ibu akan tetap kesepian saat kalian pergi sekolah.."

"Besok ayah akan pulang, Bu.. Rumah akan semakin ramai…"

"Rumah akan terasa damai, sayang.. Ayahmu, pasti akan memarahi Sakura dan Sasuke saat bertengkar.."

"Benar juga.. Ya, setidaknya ada orang yang mereka takuti… Baiklah Bu, aku berngkat kuliah dahulu.. Itekimasu.."

"Iterasai, Itachi-kun.."

Di sekolah…

Sakura dan Sasuke berjalan beriringan menuju ruang kelas mereka, kelas XII-A. Sakura dan Sasuke sudah kelas XII di Konoha Iternational High School. Baru saja menginjak semester satu di kelas XII, masih ada setahun ke depan untuk lulus dari KIHS.

Sakura memegangi perutnya saat ia harus berjalan cepat mengimbangi langkah Sasuke. Perutnya terasa sangat sakit.

"Kau kenapa?" Tanya Sasuke.

"Terima kasih sudah menghawatirkanku!" Jawab Sakura ketus.

"Aku tidak mengkhawatirkanmu! Jawab saja pertanyaanku, Sakura!"

"Gunakan otakmu yang jenius itu, tuan! Kau fikir perutku sakit itu gara-gara siapa? Gara-gara kau! Kau membuatku bangun kesiangan, aku tidak sarapan! Itu membuat perutku tidak nyaman, ditambah kita berlari menuju kereta terakhir!"

Sasuke memberikan sebuah bungkusan kresek hitam kepada Sakura. "ini.."

"Apa ini?"

"Buka saja!"

Sakura membukannya. Lalu ia tersenyum saat melihat isi dari bungkusan kresek itu…" Sasuke, arigato na.."

"Hn.."

"Aku terselamatkan.. Sasuke, kau memang penyelamatku. Aku menyayangimu…" Sakura memeluk lengan Sasuke. Hal itu sudah biasa ia lakukan jika ia merasa senang karena Sasuke selalu saja menjadi penyelamatnya.

"Masih kesal padaku?" Tanya Sasuke.

Sakura menggeleng. "Mana mungkin aku bisa berlama-lama kesal denganmu.."

"Ayo ke kelas, aku tidak mau membuat alasan palsu untuk lolos dari Anko-sensei.."

"Itu tugasku, Sasuke…"

Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas XII-A. Kelas XII-A berada di lantai dua sebelah timur bangunan sekolah KIHS. Setelah melewati ruang guru, lab bahasa, ruang OSIS, ruang klub jurnalis, jajaran kelas XI-A sampa XII-C, ada tangga ke atas, belok ke kanan lurus, ruan klub kesenian, ruang kelas music, lab IPA, lalu akan muncul papan bertuliskan XII-A, nah itu kelas mereka. Cukup jauh memang dari pintu gerbang KIHS.

Sakura enggan menghafalnya karena ia yakin, ia kan pusing sendiri dibuatnya.

Saat memasuki ruangan kelas, Sakura dan Sasuke tidak merasa heran melihat kelas yang sudah dipenuhi oleh banyak penghuninya. Tidak merasa heran juga saat mereka berdua melihat berbagai macam kegiatan di dalam kelas itu.

Empat anak lelaki di pojok depan dekat jendela, tepat di depan meja guru, itu adalah Naruto, Kiba, Shino, dan Lee sedang berebut saling contek PR Matematika.

"Mereka itu memang selalu seperti itu. Apa mereka lupa jika Anko-sensei itu siap melahap mereka jika lupa tidak mengerjakan PR Matematika?.. Naruto, dia itu belahan jiwanya Sasuke, biasanya dia akan memohon-mohon pada Sasuke untuk mencontekinya, menyuap Sasuke dengan sekranjang tomat, atau mengadakan konser tunggal di depan rumah, tapi sepertinya usahanya gagal. Buktinya pagi ini dia baru mengerjakannya… Kiba dan Lee mah memang sudah biasa mengerjakan PR di sekolah. Suatu keajaiban jika bisa melihat mereka berdua menyelesaikan PR mereka di rumah… Loh? Shino juga? Tidak biasanya.. Hmm, padahal setahuku anak pendiam dan maniak serangga seperti dirinya itu terkenal cukup rajin… Apa yang membuatnya seperti itu? Serangganya hilang lalu ia mencarinya sampai lupa mengerjakan PR? Haah, entahlah, anak yang satu itu sangat misterius.."

Si gendut Chouji sedang asik memakan sarapan paginya, empat roti ukuran jumbo, dua susu kotak rasa vanilla, dan sebotol air mineral, ada sebuah kotak berwarna hitam di mejanya yang Sakura yakini sebagai bekal makan siangnya Chouji.

"Chouji itu kira-kira perutnya bisa menampung berapa kilo makanan ya? Aku pernah bertanya apa dia lupa sarapan karena dia selalu membawa makanan di pagi hari. Katanya tidak pernah lupa sama yang namanya lupa sarapan, tapi tenaganya akan habis untuk menaiki tangga menuju kelas, jadi ia pasti akan membawa bekal double atau membelinya di canteen sekolah… Ckckck, ah, toh sebanding dengan ukuran tubuhnya yang extra large…"

Gaara dan Neji sibuk dengan komik yang mereka baca.

"Dua tuan jenius saingan berat Sasuke. Gaara dan Neji memang maniak manga, sama seperti Sasuke. Maniak game. sama seperti sasuke. Sama-sama pintar, sama juga seperti Sasuke. Sasuke peringkat satu, Gaara tiga, Neji empat. Loh duanya? Duanya ditempati oleh tuan tidur, Shikamaru… Mereka semua itu terkenal pendiam, tak banyak bicara, dan kata anak-anak di sekolah, mereka itu cool… Apa semua anak cowok yang pintar itu seperti itu? Heran saja…"

Sai? Sai sibuk dengan sketsa pemandangan yang memang sudah menjadi hobinya, melukis.

"Art Club no Kaichou, Sai sang ketua klub seni lukis sedang membuat sketsa pemandangan, dan itu indah sekali. Ah, rasanya aku ingin dilukis olehnya.. Meski dia memiliki senyum paling tidak tulus sedunia, tapi sebenarnya dia sangat manis, dan juga tampan tentunya.."

Karin dan Ten-ten sedang berdebat acara drama Korea yang semalam mereka tonton di TV.

"Dua Miss Korea sedang mengadakan talk show ulasan drama Korea seperti biasanya.. Haaah, mereka itu apa tidak ada hal lain yang lebih menarik dari itu? Eh tapi drama Korea Yong Pal bagus menurutku, gak muluk-muluk kisah romancenya…"

Temari sedang memarahi Shikamaru yang datang telat padahal hari itu mereka mendapatkan jatah piket.

"Pertengkaran biasa si pasangan paling tidak serasi di sekolah ini. Aku penasaran bagaimana ceritanya nona Temari yang cantik itu bisa menjadi kekasih Pangeran tidur ala Shikamaru. Apa Shikamaru membuat rayuan gombal? Berlutut di depannya dan memberikan sebuket bunga? Haahhh, aku tidak bisa membayangkannya… Sepertinya aku harus segera mencaritahu. Jika berhasil, aku akan menjual informasi ini ke klub jurnalis. Temari itu ketua OSIS, sudah pasti terkenal. Aku akan mendapatkan uang banyak. Haha.."

Hinata sedang membaca sebuah buku di meja paling depan, dekat dengan papan tulis. Sasuke menatap Hinata sekilas.

"Seorang putri Hyuga yang memiliki perusahaan di bidang pengembang. Saingan berat Uchiha Mangekyou Group. Si cewek rajin, anggun, dan idaman para lelaki. Sepertinya aku tahu siapa cowok yang serius memandanginya meski sudah kugoda berkali-kali tapi tidak pernah ngaku…. Loh Ino dimana ya?" Sakura celingak celinguk mencari Ino.

Ino? Sahabat Sakura yang merupakan sahabat dekatnya selain Sasuke. Ino juga sahabat lama Sakura. Tepatnya dari SD sampai SMA mereka selalu bersama meski sempat beda kelas, tapi kali ini, di kelas XII mereka berdua mendapatkan keberuntungan untuk bersama lagi.

Terlihat Ino sedang mendekati Sakura. Ia mencoba untuk mengagetkan Sakura dari belakang.

"BWAAAA!" Kata Ino sambil memegang pundak Sakura dari belakang.

Sakaura yeng kaget langsung menoleh ke belakang. "YA AMPUN INO! KAU MEMBUATKU KAGET!" Sakura mengelus dadanya.

"Gomen, gomen, Sakura-chan.."

"Dua gadis berisik sudah bertemu." Sindir Sasuke. Sakura reflek langsung memukul lengan Sasuke. "Sakura, itaii!"

"Rasain, Sasuke jelek..!"

Sakura dan Sasuke menuju tempat duduknya di pojok paling belakang dekat jendela. Setelah meletakkan tasnya, Sakura meninggalkan Sasuke yang terlihat sibuk memainkan smartphone-nya. Game lagi? Memang ada selain itu?

Kadang Sakura merasa iri karena Sasuke lebih memilih game daripada menemaninya belanja bulanan.

Sakura menghampiri Ino yang duduk tak jauh dari tempat duduknya, di bangku paling belakang, sebaris dengan bangku hinata.

"Ino mau?" Tawar Sakura saat ia membuka bungkusan kresek dari Sasuke yang rupanya berisi roti dan susu kotak.

"Tidak, terimakasih. Aku sudah makan tadi, Sakura.. Etto.. Dari Sasuke?" Tanya Ino. Sakura hanya mengangguk dan menikmati rotinya. "Sasuke itu perhatian sekali denganmu ya? Dia selalu saja seperti itu, dari dulu, dia tidak pernah berubah.."

"Itu memang sudah tugasnya. Ia harus tanggung jawab! Memang salah siapa dia selalu membuatku melewatkan sarapan pagiku.."

Ino nyengir saja… "Memangnya apa yang kalian lakukan semalaman suntuk seperti itu? Sampai-sampai membuat kalian berangkat kesiangan dan membuatmu melewatkan sarapanmu.."

"Hmm, main game, main kartu remi, mengerjai Itachi-nii, perang bantal, main, main seperti itulah.. Memangnya kenapa?"

"Sasuke melakukan hal itu? Perang bantal? Tidak meyakinkan sekali.."

"Kau masih mempercayai jika Sasuke itu keren dan cool?" Tanya Sakura. Ino mengangguk. "Sepertinya di kelas ini yang tidak mempercayainya hanya aku dan si kepala duren saja.."

"Kau kan sudah lama serumah dengannya, jadi bisa tahu banyak ekpresi dari seorang Sasuke.. Sedangkan Naruto itu teman dekatnya Sasuke. Sudah pasti tahu bagaimana karakter asli Sasuke.."

" ho ho.. Dari tadi kau membicarakan Sasuke terus, kau menyukainya ya?" Goda Sakura.

"Ih, apaan kau ini, tidak.. Yang aku suka itu…" Ino melirik ke arah Sai yang tengah focus menggambar sketsa pemandangannya.

Sakura tersenyum penuh arti. "Benar sesuai dugaanku, dari awal masuk sekolah kau sudah suka padanya kan? Aku sangat ingat waktu itu, di musim panas dua tahun yang lalu, kau dan aku berlarian ke kelas karena terlalu senang akan mendapatkan liburan musim panas. Kau tak sengaja menabraknya di depan kelasnya dia. Dia menolongmu dan tersenyum padamu. Lalu wajahmu semerah tomat saat dia menanyakan keadaanmu… Dan sekarang sudah sekelas, sudah dua tahun lebih kau memendamnya, kan?"

"Sa-Sakura, jangan dilanjutkan! Aku malu sekali!… Demo, kau tahu itu?" Wajah Ino terasa panas hanya karena mengingat kejadian yang sudah berlalu itu.

"Haha, aku melihat wajah yang sama dengan dua tahun yang lalu. Ciee… Masalah bagaimana aku tahu… Tentu saja aku tahu, memang kau fikir aku ini siapa? Aku ini database sekolah ini. Aku tahu segala hal.." Sakura membanggakan diri.

"Percaya deh, tapi sepertinya hal-hal tidak penting saja yang kau ketahui. Bagaimana dengan pelajaran? Kau itu kan, No-na Da-ta-ba-se?"

"Hee, itu lain bidang. Itu bidangnya orang-orang macam Sasuke, Shikamaru, Gaara ataupun Neji… Hahah.. Jadi, apa kau berniat menggunakan jasaku?" Sakura melihat adanya peluang.

"Memang aku sudah melihat kemampuanmu Sakura, tapi rasanya aku malu…"

"Sebagai temanmu, ah bukan, sebagai sahabat sejatimu, aku pasti akan membantumu. Di dalam cinta itu tidak boleh mengenal rasa malu. Tetap terus berjuang! Kau datang pada orang yang tepat. Aku akan membantumu! Pastikan saja bayarannya cocok.." Sakura mengedipkan mata kirinya.,

"Katanya sahabat, tapi kenapa harus memikirkan bayaran sih Sakura? Huh. Modus saja kata-katamu itu."

"Yey, modus itu data yang sering muncul! Aku kan juga membutuhkan banyak uang, Ino-chan.."

"Baiklah, gampang. Berapa kau minta?"

"50.000 Yen.." (Rp 5.000.000-an)

"Mahal.."

"Kau itu kaya, Ino.. Uang segitu hanya untuk sekali perawatanmu ke salon, kan?"

"Iya,iya, aku akan mentransfernya saat misimu sudah sukses. Ok?"

"Hai, OK.."

Mereka saling berjabat tangan.

Misi apa? Bukan misi, tepatnya pekerjaan sampingan Sakura. Sakura dikenal sebagai pusat database-nya sekolah. Dia tahu hampir semua rahasia, issue, berita, gosip apapun yang ada di sekolah. Selain itu, ia juga merupakan seorang yang membantu menyatukan hubungan cinta alias mak comblang. Ia mendapatkan banyak uang dari hal itu. Hebatnya, sampai kelas XII saat ini, ia tidak pernah sekalipun mengecewakan pelanggannya. ia selalu saja bisa membuat kliennya merasa puas.

"Tapi sabar ya, aku sedang membantu Hyakuya Yuuichirou si anak kelas B yang menyuakai ketua kelasnya, Hiragi Shinoa. Kau tahu, kan?"

"Ah, mereka yang terkenal sering bertengkar itu ya? Tak kusangka Yuuichi-kun menyukai Shinoa-chan.. Hahaha.. Cinta memang unik ya.."

"Ya begitulah cinta.. Eh, Anko-sensei sudah datang, aku kembali ke bangku dulu ya.."

Pelajaran matematika dimulai. Suasana terasa mencengkam, sama rasanya seperti sedang menonton film horror di bioskop. Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran yang satu ini. Matematika memang membuat mati kutu. Apalagi untuk otak pas-pasan macam Sakura, Ino, Naruto, Kiba, Lee, dan Chouji. Mendapat nilai C saja sudah sujud syukur.

Sakura memang bukan murid istimewa macam Sasuke, Shikamaru, Gaara, atau Neji yang selalu menduduki peringkat atas di kelasnya, bahkan seangkatan. Sakura sebenarnya cukup pintar, tapi ia malas belajar, ia terlalu focus pada pekerjaan sampingannya. Sakura akan belajar jika test semesteran saja. Itu ia lakukan demi menuruti Sasuke agar tidak pisah kelas dengannya. Nyatanya jika ia belajar, nilai testnya bisa bagus. Ya meski tidak menolong peringkatnya, tapi setidaknya ia selalu berhasil sekelas dengan Sasuke. Rasanya rada miris jika melihat kopian hasil peringkat di kelasnya. Sasuke ada di paling atas, sedangkan dirinya ada di paling bawah, di atasnya ada Naruto, Kiba, dan disusul oleh Ino, serta Lee. Selalu seperti itu.

….

Jam istirahat sudah tiba. Rasanya lega sekali setelah beberapa jam melalui ujian hidup anak sekolahan yang terasa amat menyiksa dan menguras tenaga, fisik maupun batin. Otot-otot yang sedari tadi terasa tegang, mulai diregangkan. Banyak dari mereka yang langsung berhamburan ke canteen untuk mencari suplay energy. Ada juga yang ke perpustakaan untuk sekedar membaca buku. Rupanya murid KIHS juga banyak yang rajin-rajin ya?

Lain halnya dengan Sasuke dan Sakura yang lebih memilih setia di bangku mereka. Mereka tidak berniat ke canteen karena belum begitu merasa lapar. Sasuke malas untuk berjalan menuruni tangga, sedangkan Sakura, ia masih ada sesuatu yang harus segera ia selesaikan.

Untuk menghilangkan kebosanannya, Sasuke mengambil smartphone dari saku celananya. Membuka kunci, menggeser beberapa kali, lalu mengeklik applikasi permainan kesukaannya. Mencoba melanjutkan game yang selalu ia mainkan.

Sakura juga bermain dengan smartphone-nya, tapi tidak bermain game. Ia sibuk dengan social media.

Mereka berdua saling berdiam diri. Tidak ada percakapan di antara mereka berdua terhitung dari terdengarnya bel tanda istirahat.

Merasa bosan dengan permainan game-nya, Sasuke mengalihkan pandangannya dari smartphone tersayangnya, mencoba melirik Sakura yang sedang sibuk sendiri di sampingnya. Ia memandang sebentar, melihat apa yang Sakura lakukan dengan smartphonenya.

"Kau sedang apa? Serius sekali.."

"Aku sedang sibuk."

"Jawab yang benar, Sakura!"

"Kerjaan.."

"Belum juga usai misimu dari bocah itu?"

"Namanya Yuuichirou, Sasuke.."

"Terserah kaulah.."

"Iya belum selesai, Shinoa-chan itu orangnya sulit berekspresi, jadi sulit juga menebak cara berfikirnya."

"Hm, suruh saja bocah itu untuk selalu mengganggunya. Shinoa itu memang sulit berekspresi, tapi ia sebenarnya cukup perhatian. Ia akan menandai orang-orang yang berkontribusi banyak dalam kehidupannya. Aku pernah seklub Juudo dengannya. Setelah menjadi orang yang ditandai oleh Shinoa, buat hatinya tersentuh saja. Wanita itu pasti akan luluh.."

"He, benar juga kau, Sasuke. Aku akan membuat Yuuichi-kun menjadi orang yang ditandai oleh Shinoa-chan. Dengan begitu Shinoa-chan akan kepikiran Yuuichi-kun!… Arigato na, Sasuke-kun… Aku tertolong.." Sakura mengusap rambut Sasuke dan kembali sibuk dengan smarphone-nya sendiri. Ia sedang berkomunikasi dengan Yuuichirou menggunakan aplikasi Line.

Sasuke memegang bekas usapan Sakura di rambutnya. Ia tersenyum tipis, ah, sangat tipis. "Doumo.." Gumannya pelan. Dan Sakura tidak begitu mendengarnya.

Tiba-tiba, suara cempreng Naruto mengagetkan kesibukan Sakura dan Sasuke.

"SASUKE-TEME, SAKURA-CHAN…"

PLEETAAAKKK… Sasuke memukul kepala Naruto.

"ITAIIII!" Teriak Naruto sambil memegangi kepalanya yang dihadiahi pukulan oleh Sasuke.

"Berisik kau, Dobe.." Kata Sasuke.

"Ye, kalau tidak berisik bukan gayaku…. Ne ne, Sakura aku ada pekerjaan untukmu…" Kata Naruto. Naruto lansung duduk di kursi depan bangku Sasuke dan Sakura.

Mata Sakura langsung berbinar saat mendengar ada pekerjaan untuknya. Itu artinya ia akan mendapatkan uang, kan?

"Apa, Naruto?" Tanya Sakura antusias.. Sasuke hanya berdiam diri, tapi ia mencoba mendengarkannya.

"Kau tahu, Mikasa Ackerman dari kelas D menyukai si manusia tidak peka macam Eren Yeager!" Jawab Naruto.

"Aku sudah tahu itu, Naruto. Bukankah itu wajar. Mikasa itu kan saudaranya Eren.." KKata Sakura.

"Aku juga tahu itu, tapi mereka itu tidak sekandung! Orang tua Mikasa meninggal dan sejak itu ia dirawat oleh orang tua Eren.."

PLEETAAAK… Sasuke kembali memukul kepala Naruto.

"Sasuke, bisa tidak kau berhenti memukul kepalaku? Aku yang bodoh akan bertambah bodoh!" Protes Naruto.

"Kau membuatnya sedih, bodoh!" Kata Sasuke.

Naruto menoleh ke arah Sakura. Mencoba memandangi Sakura. Benar, Sakura terlihat menahan beban. Naruto memang tak begitu bodoh untuk segera memahami maksud Sasuke. Ia sangat tahu akan keadaan Sakura. Hidup Sakura hampir sama dengan hidup Mikasa…

"Sakura, gomen…" Naruto terlihat menyesalinya.

Sakura tersenyum manis. "Tidak apa-apa, Naruto-kun. Aku baik-baik saja. Jangan terlalu menanggapi perkataan Sasuke-kun ya.."

"Tapi Sasuke ada benarnya, Sakura-chan. Tak seharusnya aku berbicara seperti itu, tidak, maksudku dengan nada ceria seperti itu.. Lain kali aku akan berhati-hati.."

"Jangan terlalu difikirkan! Itu sudah lama sekali… Sudah ah, ayo lanjutkan ceritamu…"

"Arigato, Sakura-chan.. Kau memang yang terbaik… Baiklah, begini, kau sudah tahu bagaimana background masa lalu Mikasa, tapi di sini, kasusnya Mikasa menyukai Eren dalam cara yang berbeda.."

Sasuke hanya kembali berdiam diri, ia melanjutkan game-nya yang sempat ia pause.

"Maksudnya sebagai seorang cowok? Cinta?"

"Bingo!.. Mikasa menyukai Eren dari SMP! Karena Eren tidak peka, makanya ia curhat kepadaku tentang perasaanya pada Eren. Kau tahu sendiri kan bagaimana persahabatanku dengan Mikasa. Mudah bagiku untuk membuatnya buka suara tentang perasaannya pada Eren.."

"Lalu?"

"Lalu aku menceritakan tentang kau pada Mikasa, tentangmu yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang mak comblang di sekolah ini. Dan hebatnya, Mikasa memintaku untuk membuatmu membantunya menjadikan Eren sebagai kekasihnya…"

"Agak berat Naruto-kun, mereka sudah bersama sejak kecil sebagai keluarga, aku memahami perasaan Mikasa, wajar saja memiliki rasa cinta pada lawan jenis. Hanya saja, mungkin akan sulit bagi Eren yang bisa saja menganggap Mikasa sebagai adiknya, kan?"

Sasuke tiba-tiba berhenti bermain game, ia bahkan lupa mem-pause-nya. Tapi ia tidak berniat ikut andil dalam pembicaraan Naruto dan Sakura. Ia hanya memandangi layar smartphone yang dipegangnya.

"Iya juga sih, tapi bantulah Mikasa, Sakura. Dia sahabatku…" Naruto menakupkan kedua tangannya untuk memohon pada Sakura.

Sakura menghela nafas. "Haah, baiklah, aku akan mencobanya…" Naruto tersenyum senang.

arigato, Sakura-chan…"

K.O sebuah tulisan besar terpampang di layar smartphone-nya Sasuke. Ia kalah, tidak, ia membiarkan dirinya kalah. Ia sejenak teralih fokusnya untuk mendengarkan cerita Sakura dan Naruto yang cukup mengganggunya. Ia hanya tidak tahu apa itu. Rasanya ada yang mengganjal hatinya. Pertanyaan yang lama ia coba simpan kembali mencuat ke permukaan. Mencoba menuntut jawaban.

"Seperti itu ya?" Bantin Sasuke.

.

.

To be continue…

.

.

.

Ini fanfiction ke dua aku, setelah kemaren SAKURA'S LOVE STORY, ya memang sih masih ON GOING. Tapi karena kemaren waktu habis buka puasa, tiba-tiba nemu ide buat bikin cerita baru, ya sudah aku tulis saja. Masih sama, setia dengan fandomnya Naruto, karena pasangan idamanku Sasusaku, ya maaf-maaf saja jika aku memakai pasangan ini kembali. Gomen ne..

Note: Hyakuya Yuuichirou dan Hiragi Shinoa itu fandomnya Owari no Seraph, sedangkan Mikasa Ackerman dan Eren Yeager itu fandomnya Shingeki no Kyojin. Ada yang sudah menonton animenya? Aku sih sudah, lagi nunggu season lanjutannya… Yang lama banget, bikin baber karena sering diPHPin. Nah loh, galau terus…

Ya, pokonya gitu deh pembukaan ceritanya. Mungkin saja ada yang mau baca. Syukur-syukur ada yang suka.

Kalau gak ada ya sudah, tapi aku akan tetap melanjutkannya.. Hahahha..

Aku hanya tidak mau ide yang aku dapat menguap begitu saja. Rasanya jadi mengganjal di hati… Ceileee..

Lanjut?

Ditunggu reviewnya ye?

Matta neeeeeeee…