Aku bisa melihat tubuhku sendiri, kenapa? Apa aku sudah mati? Aku berusaha bersuara, namun aku tak mendengar apapun.

Aku mendekat ke tempat tidur dimana tubuhku berbaring. Aku merasa pernah mengalami hal ini sebelumnya...

Aku mencoba merebahkan diri di tubuhku, tapi aku tetap merasa mati rasa. Seperti aku tak merasakan apapun. Sangat sunyi, aku tak bisa mendengar apapun. Aku tak bisa menyentuh apapun. Yang kubisa hanyalah melihat dengan mataku.

Aku tidak mendengar suara pintu terbuka, tapi tiba-tiba Sehun duduk disampingku. Tangannya menggenggam tanganku walaupun aku tak bisa merasakannya.

Bibirnya bergerak seperti mengatakan sesuatu, namun mataku terpaku pada air matanya. Aku tak pernah melihatmu menangis dan aku benci melihat itu.

Aku bahkan tak bisa mengeluarkan suaraku. Aku merasa sangat frustasi karena itu. Aku ingin kau berhenti menangis, aku ada disini. Apa kau tak bisa merasakan aku disini?

Aku menyadari sesuatu karenamu. Semua indraku kecuali mataku sepertinya tak berfungsi dan itu membuatku gila, tapi perasaan di hatiku ternyata berfungsi sangat baik.

Aku merasakan kehadiran orang lain dan itu membuatku menoleh. Dokter Minseok?

Mereka seperti membicarakan sesuatu yang tidak bisa kudengar, tapi aku bisa melihat dari situasi, dari tangan Sehun yang semakin erat menggenggam tanganku... Mereka tidak membicarakan hal yang baik.

Aku duduk diatas tubuhku, melihat perlakuan yang Sehun lakukan untukku. Ia mengusap rambutku, menggenggam tanganku, menciumku.

'Tapi aku tak merasakan apapun'

Sehun terlihat sangat putus asa. Ia meletakkan kedua tanganku di bibirnya dan aku bisa melihat dengan jelas air matanya.

Ia kemudian mengangkat kepalanya menatap tubuhku. Ia mulai menggerakkan bibirnya lagi dan Aku berusaha menirukan gerakan bibirnya.

'Jangan bawa dia pergi dariku'

"Ikut aku"

Aku terkejut tiba-tiba mendengar suara dari belakang Sehun. Seorang pria dengan pakaian rapi serba hitam menatapku dengan dingin.

"Si-siapa kau?"

Aku menyentuh bibirku. Aku bisa berbicara. Aku segera memanggil Sehun tapi suara itu tak muncul lagi. Apa ini?

"Kau hanya bisa mendengarku dan berbicara denganku. Jangan membuat ini semakin sulit dan ikut aku"

Dia menatapku dengan dingin dan itu membuatku takut, tapi aku tak bisa mengadu pada siapapun.

"Kemana kau akan membawaku?"

"Tergantung kau. Jika kau membuat ini mudah aku akan membawamu ke surga, tapi jika kau membuat ini sulit aku akan melemparmu ke neraka"

Mataku melebar melihatnya. Apa itu artinya aku sudah mati?

"Ya. Kau sudah mati jadi ayo ikut aku"

Aku tersentak ketika ia menjawab seakan tahu apa yang kupertanyakan. Walaupun itu hanya sebentar karena kemudian aku merasa sangat sakit. Karena usahaku tidak berhasil.

Namja itu meraih tanganku dan membawaku kesini buah tempat. Sangat cepat membuatku sempat bingung dimana aku berada.

Di depanku ada semacam portal yang menyala sangat Indah. Namja itu menyuruhku masuk kesana. Memang terlihat sangat Indah dan entah kenapa tubuhku ingin pergi kesana. Aku menghentikan langkahku dan mengepalkan tanganku erat.

"Aku tak bisa pergi. Sehun tidak ingin aku pergi"

"Kau benar-benar ingin dilempar ke neraka?"

Aku menjatuhkan diriku dan berlutut di depan namja itu. Aku menyatukan tanganku benar-benar memohon padanya.

"Apa aku tak bisa...? Biarkan aku hidup. Aku akan melakukan apapun. Kumohon! Kumohon, Sehun akan membenciku jika aku pergi tanpa mengatakan apapun padanya"

"Ayolah, namja itu akan segera melupakanmu dan mendapat yang lain"

Aku mendongak keatas dan berdiri. Menatap namja di depanku tajam..

"Sehun tidak seperti itu! Ia mencintaiku seperti aku mencintainya! Ia pasti menungguku!"

Aku bisa melihat namja itu berdecak dan menatapku remeh.

"Kau bodoh! Dia akan melupakanmu dan ia akan segera pergi ke club setelah kau dikubur"

"Tidak! Aku percaya pada Sehun!"

"Apa kau ingin anak itu depresi terus memikirkanmu yang nanti pasti akan bersenang-senang di surga"

"Aku tidak akan bahagia tanpa Sehun! Dan ia tidak akan depresi memikirkanku karena aku akan selalu bersamanya!"

Namja itu kini tertawa dan membuatku sangat kesal. Tatapannya yang remeh dan tangannya yang dilipat seakan akan dia penguasa yang tangguh.

"Baiklah nona kecil. Kau beruntung karena bertemu dengan pencabut nyawa yang memiliki kedudukan tinggi sepertiku"

"Aku tak peduli apakah kau pe-"

"Kau ingin hidup kan?"

Aku menghentikan kalimatku ketika mendengar namja itu menanyaiku. Tentu saja! Aku tidak mati aku hidup! Aku mengangguk dengan antusias.

"Karena kau sangat percaya dengan namja itu maka aku akan membantumu untuk hidup dengan syarat"

Namja itu kembali menatapku remeh.

"Bahwa namja yang kau cintai itu tetap menunggumu selama 3 tahun walaupun kau seperti mayat hidup."

"3 tahun?! Itu sangat lama!"

"Kau percaya ia takkan berpaling darimu, jadi sepuluh tahun tidak sulit bukan? Jika tidak mau yasudah"

Namja itu mulai mendorongku masuk ke dalam portal.

"Baiklah! Baiklah!"

Kami berhenti. Aku menatapnya tajam.

"Aku yakin dia akan menungguku dan tidak akan menyerah walaupun harus memakan 3 tahun"

Namja itu menyeringai menyebalkan dan membuatku ingin menamparnya.

"Oh jangan lupa. Kau bilang dia tidak akan depresi karenamu, jadi dia tidak boleh ke club. Jika dia menginjakkan kakinya ke club, jangka waktu bertambah satu tahun setiap ia masuk ke club. "

"APA?! Tidak adil!"

"Apa kau mulai meragukannya?"

Aku benar-benar kesal dengan melihat senyumnya, membuatku naik darah.

"OKE! AKU TERIMA!"

Pesan Krisgi

Hai, Krisgi berniat untuk menceritakan perjuangan Luhan sampai akhirnya bisa bangun dari koma, apa kalian berminat? Jika iya Krisgi akan membuat Fanfiction 10 Years to Remember ini, tapi jika sudah cukup tidak apa-apa.

Gimana ya, jika Vote nya mencapai lebih dari 100 dan Comment mencapai 50 Krisgi akan buat jika tidak maka Krisgi akan berusaha keras membuat Fanfiction yang lain.

Beri pendapat kalian ya, 감사합니다