Disclaimer Naruto belongs to Masashi Kishimoto
And High School DxD belongs to Ichiei Ishibumi
Story by shirayuki-su
Rate T (maybe)
Warning : Au, OOC, tipo dll
"The Slayer"
Chapter 6
Para anggota klub Occult tengah berkumpul di gedung sekolah lama terkecuali Issei. Mereka menunggu dimulai nya Rating Game. Mereka saat ini mengenakan pakaian seragam Kuoh Academy. Kiba dengan posisi knight dalam peerage Rias sedang memasang gauntlet dikedua tangan, pedang yang biasa ia gunakan diletakan di dinding. Koneko yang beberapa kali mengecek sarung tangan nya, meskipun wajah gadis kecil itu tenang tapi dirinya gugup dalam menghadapi rating game pertama mereka. Rias yang duduk dikursinya dan Akeno berdiri disamping memiliki wajah tenang. Mereka berdua telah membuat strategi yang memungkinkan memenangkan rating game ini.
"Bagimana apa ada kabar dari Issei Akeno?" Rias bertanya dengan wajah yang kuatir "Dia yang mengatakan akan datang saat Rating Game, dan sekarang ia belum muncul?"
Ketiga anggota peerage Rias saling memandang dan mendesah lemah. Mereka dapat mengerti apa yang dirasakan Raja mereka, dengan Rating Game yang akan dilakukan kurang dari sepuluh menit lagi. Kiba, Akeno dan Koneko tahu pion mesum itu pasti akan datang dan mereka hanya bisa percaya.
Tekanan dalam ruangan terasa berkurang saat suara pintu ruang klub terbuka. Memperlihatkan Issei dengan memakai penampilan yang berbeda berjalan masuk. Raut wajah seluruh anggota klub Occult yang semula tegang sedikit berkurang.
Rias dengan cepat menghampiri Issei dan akan memberikan sebuah pertanyaan. Tapi ia harus menundanya karena Grayfia muncul dengan lingkaran teleportasi. Dengan wajah datar Grayfia berkata "Rating Game akan segera dimulai. Rias-sama, tolong melangkah masuk kedalam lingkaran sihir. Setelah sihir berakhir kalian akan diteleportasi ke lokasi dimana Rating Game diadakan"
Grayfia menujuk pada lingkaran sihir dibelakangnya, Rias dan para peerage-nya mengikuti dengan patuh perintah dari ratu terkuat di Underworld.
Issei tersenyum dan melangkah kelingkaran sihir bersamaan dengan Koneko. Ia mengepalkan tangan keras-keras, bahwa latihannya dengan Naruto akan dibayar sebentar lagi.
The Slayer
"Issei aku ingin menayakan banyak hal padamu, tapi untuk saat ini aku akan menyimpanya. Setelah kita memenangkan Rating Game ini kau harus menjelaskan semuanya" Rias berkata dengan serius kearah issei
"Tenang saja Buchou, aku akan menjelaskan semuanya"
"Bagus" Rias tersenyum mendengar jawaban Issei "Melihat lokasi yang digunakan adalah replica dari Kuoh Academy, maka ruang klub ini adalah markas kita" yang dijawab anggukan oleh Kiba, Akeno dan Koneko.
"Markas kita berada diruang klub sedangkan Riser digedung sekolah baru. Dengan melihat jumlah pion diteam Riser maka ia pasti akan memaksimalkan mereka, dengan mengirim semua ke sini ruang klub. Dan karena pion dapat berpromosi, itu akan memberikan tambahan kekuatan para Riser"
"Kita akan melakukan seperti yang sudah direncakan sebelumnya, dengan membagi kekauatan menjadi tiga" Rias melihat kearah para peerage nya dan mengangguk yakin "Kiba akan mengambil lapangan, Akeno akan terbang menyerang dari udara, sedangkan Koneko dan Issei akan mengambil gedung ruang olahraga"
"Tapi Buchou, apa itu tidak terlalu beresiko tinggi dengan melakukannya" Issei berkata, membuat semua terkejut mendengarnya. Rias bahkan melihat lebih jelas, apa benar ini adalah Issei yang ia kenal.
"Resiko selalu ada Issei, dengan rencana ini akan memudahkan kita mengalahkan mereka. Riser memiliki set peerage yang lengkap dan kita hanya memiliki sedikit. Dengan jumlah dan perhitungan kita pasti akan kalah, karena itu rencana ini diperlukan" kata Rias dengan yakin
"Aku percaya padamu Buchou" Issei berkata, ia membawa sebuah tangannya menyentuh lantai dan dalam sekejab, sebuah lingkaran sihir tercipta disana.
Rias dibuat terkejut saat melihat dari dalam lingkaran tersebut keluar empat burung elang dengan garis putih dibagian bawah tubuhnya. Suara pekikan pelan mengema dalam ruangan, dan burung tersebut dengan sigap bertenger dipundak Issei.
"Buchou mereka familiar-ku dan akan sangat membantu dalam pencarian musuh dan bertarung, karena itu Akeno, Kiba dan Koneko-chan akan membawa masing-masing satu"
"I-issei bagaimana kau bisa mendapatkan mereka" Akeno bertanya dengan senyum, ia pun terkejut mendapati bahwa Issei yang sebagai iblis renkarnasi baru bisa mendapatkan familiar.
"Aku akan menjelaskannya nanti, yang lebih penting mereka akan sangat berguna"
"Baiklah kalau begitu issei, aku pastikan akan mendengar semuanya darimu. Semua seperti dalam rencana semuanya bergerak" Perintah Rias.
The Slayer
"Mereka telah memulainya. Rating Game" Azazel berkata sambil meminum bir ditangan, ia menatap laki-laki disampingnya sesaat dan berkata lagi "Kau tidak ingin melihatnya Naruto, bukankah meski sebentar dia menjadi muridmu"
"Aku ingin, tapi bagaimana aku untuk pergi ke Underworld. Dan jika ada yang mengenaliku, bisa terjadi banyak masalah nantinya" Naruto berkata, ia ingin melihat pertarungan Issei. Tapi jika ia memaksa masuk kedalam Underworld dan ada yang tahu siapa dirinya. Akan menjadi masalah besar dikemudian hari. Apalagi dengan infomasi bahwa dirinya masih hidup, itu saja sudah menggemparkan dunia supernatural.
"Serahkan saja hal tersebut padaku, Aku bisa meretas frekuensi dimana dimensi yang mereka gunakan untuk Rating Game. Itu hal yang mudah, dengan teknologi Gregory" Azazel berkata dengan bangga
"Heh ternyata rumor dirimu genius itu benar Azazel, kupikir itu hanya hal yang trivial seperti kecintaanmu dengan Sacred Gear"
"Jadi bagaimana kau mau melihatnya atau tidak" Gubernur malaikat jatuh itu kembali bertanya
"Aku ikut, tapi aku akan mengajak Asia juga. Dia memerlukan pengetahuan lebih tentang dunia supernatural" kata Naruto, ia juga harus berpikir untuk mengenalkan lebih dalam pada gadis itu tentang dunia supernatural. Naruto tidak ingin, Asia terkena tipu daya iblis lain dan tanpa sepengetahuan dirinya berubah menjadi iblis. Jika itu terjadi, Naruto mungkin sudah tidak peduli lagi identitasnya terbongkar. Ia akan membunuh siapa yang merenkarnasikan Asia dan membawa mayat nya kehadapan maou.
"Ah gadis pemilik Sacred Gear Twilight Healing itu. Oke aku tidak keberatan" Azazel meminum habis bir nya dan berdiri "Aku tunggu diapartementku" dengan perkataannya Azazel terbang pergi.
Naruto mendesah pelan melihat teman minumnya telah lenyap dari pandangan, ia dengan pelan membawa dirinya pulang untuk mengajak Asia bersama. Selang beberapa menit ia sudah bersama Asia didepan pintu apartement Azazel. Sejujurnya Naruto sedikit terkesan dengan pemimpin Gregory tersebut, yang dengan santainya membeli seluruh gedung Apartement ini. Naruto mengetuk pelan, dan terdengar suara yang menyuruhnya masuk.
Naruto membuka dan melangkah masuk kedalam dengan Asia yang mengikuti tepat dibelakangnya. Ruangan didalam cukup rapi menurut Naruto, tidak seperti bayangan dikepalanya. Yang dimana banyak bungkus makanan dan botol minuman yang bertebaran. Oh betapa tepatnya perkiraan Naruto, karena ruangan yang digunakan Azazel saat ini, adalah ruangan Apartement lain yang jarang malaikat jatuh itu tempati. Dan yang biasanya, seperti yang dibayangkan Naruto.
"Ah jadi ini gadis bernama Asia Argento. Salam kenal, aku Azazel pemimpin dari malaikat jatuh dan Gubernur Gregory" Azazel berkata dengan santainya sambil melihat kearah Asia.
Asia yang tidak biasa mengadapi orang asing dengan cepat bersembunyi dibelakang punggung Naruto. ia sesekali melihat pria dengan rambut hitam dan sedikit pirang tersebut, Asia ingin menjawab, tapi tangan besar Naruto memberikan isyarat untuk menyerahkan padanya.
"Sudah basa-basi nya Azazel, jika terus membuang waktu pertarungan Rating Game Issei akan berakhir. Dan aku akan menyalahkanmu untuk itu" Naruto berkata dan membawa Asia untuk duduk disofa empuk ruang tamu. Azazel yang melihat Naruto hanya bisa mendesah lemah, ia dengan santainya juga duduk disofa.
"Baik baik. Aku akan menyetel, dan kita bisa melihat pertarungan dari layar tv ini" dengan berkata demikian Azazel mengeluarkan energy sihirnya dan dalam beberapa menit siaran tentang pertarungan Rating Game telah dapat dilihat dilayar.
Naruto harus berkata ia kagum dengan kemampuan Azazel dalam melakukan hal tersebut. Ia juga sadar bahwa pertarungan antara Rias dan Riser tidak akan disiarkan secara luas, karena ini berhubungan dengan urusan keluarga bangsawan di underworld. Jika salah satu kalah entah itu dari Gremory atau Phenex, maka akan dengan cepat menurunkan popularitas dari keluarga mereka.
"Ah pertarungan telah berjalan selama dua puluh menit ternyata" Naruto berkata, ia dengan cepat mencari keberadaan Issei dilayar "Asia, kau ikat rambutmu"
"T-tapi Naruto-niichan"
"Ini untuk kebaikanmu, melihat pertarungan mereka akan memberimu sedikit pengetahuan akan kekuatan dari iblis"
"Baik nii-chan" Asia dengan patuh mengikat rambut pirang panjangnya dengan gaya ponytails, dan dalam sekejab raut wajah gadis itu berubah dengan serius.
"Perhatikan pertarungan ini Asia, lihat pada teknik dan cara mereka bertarung. Dengan begitu kau bisa membuat rencana untuk melawan balik jika lawan memiliki karakteristik yang sama" Naruto berkata sambil menunjuk pada layar.
"Baik Onii-sama" jawab Asia, mata hijau nya saat ini dengan leluasa melihat pertarungan dari sudut yang berbeda.
"Heh aku tidak tahu bahwa Asia punya kepribadian seperti ini. Ini sungguh mengejutkan" Azazel berkata sambil membawa beberapa botol bir dan makanan ringan. Ia meletakan diatas meja dan melihat kearah pertarungan yang ada.
"Ini sebenarnya bukan rahasia besar, hanya sesuatu yang unik yang telah diciptakan Asia tanpa sadar" Naruto mengambil botol bir, membuka dan meminumnya pelan "Knight dari peerage Rias itu memiliki potensi yang besar, tapi entah kenapa ada yang membuat potensi itu terhambat. Kau tahu apa Sacred Gear miliknya Azazel"
"Ah dia kah? Dia bernama Yuuto Kiba, memiliki Sacred Gear bernama Sword Birth. Dimana dapat menciptakan pedang sesuka hatinya. Kemampuan tersebut cukup unik karena dapat juga membuat pedang dengan elemen, dari api, es, angin, listrik, kegelapan bahkan pedang cahaya pun dapat dia ciptakan. Yang membatasi kemampuan pemuda itu adalah imajinasi dan emosi, makin kuat imajimasi dan emosi yan dituangkan pedang yang dibuat maka semakin kuat pula pedang yang tercipta" Azazel menjelaskan, sambil terus melihat pergerakan Kiba, yang saat ia tenggah beradu pedang dengan peerage Riser.
Kedua Knight itu tengah bertarung dengan percikan-percikan api yang mengitari. Pedang dari Knight Riser dengan cepat terselimuti api, dan dengan begitu membuatnya melesat kearah Kiba. Disisi lain Kiba membuat pedang lain yang terbuat dari es murni dan mengadu keduanya dalam pertarungan pedang.
"Apa pedang gadis itu Sacred Gear Azazel. Melihat bahwa api yang menyelimuti badan pedang dan kemampuan itu terlihat seperti Sacred Gear. Meski dengan menambahkan energy sihir kedalam benda dan membuatnya mengeluarkan elemen, tidak terlalu asing. Tapi memerlukan pengendalian yang hebat. Selain itu juga, harus mengetahui elemen yang paling cocok dengan mereka. Jika ingin mengunakannya" Naruto juga dengan pelan mengomentari apa yang dilihatnya dari pertarungan Rating Game tersebut.
Azazel menautkan alisnya sedikit melirik pada Naruto. apa yang dikatakan Naruto memang tidak salah, tapi mengunakan energy sihir kedalam senjata sekarang sudah sangat langka. Mungkin dulu banyak yang melakukannya untuk meningkatkan daya serang, tapi sekarang banyak makhluk supernatural yang lebih mengandalkan kemampuan alami mereka, tanpa mengasah lebih jauh dengan mengendalikan kekuatan sihir dan memaksimalkan nya. Azazel sendiri yang telah mengalami apa yang dikatakan Naruto, merasakan perbedaan yang besar. Jika seorang malaikat jatuh bisa menguasai dengan bebas energy sihir nya maka ia dapat membuat tombak cahaya dengan kekuatan dan daya tahan yang berbeda dari yang lain. Tapi sayang pola pikir seperti itu sudah banyak berubah, dan telah tergantikan.
"Gadis itu bernama Karlamine dia tidak memiliki Sacred Gear, pedang yang digunakannya itu mungkin pedang dengan elemen api yang dikembangkan oleh keluarga Phenex"
"Heh banyak yang berubah ternyata. Tapi pedang seperti itu seperti membatasi penggunanya, lihat itu Kiba dengan Sacred Gear nya dengan mudah mengalahkan gadis itu. Dia hanya perlu menggunakan elemen sebaliknya dan menguatkannya. Dan seorang Knight tanpa senjata bukanlah Knight" Naruto menunjuk pada layar dimana Kiba menebas pedang api dengan pedang es miliknya dan mengalahkan penggunannya.
"Tapi melihat pertandingan sampai sejauh ini, apa menurutmu Rias Gremory bisa menang Naruto. dengan mereka yang kalah jumlah dan kelelahan berserta dampak dari pertarungan yang dilakukan untuk mejatuhkan lawan. Kesempatan untuk menang cukup kecil"
"Aku harus setuju denganmu untuk itu Azazel, peerage milik Rias memang memiliki potensi besar. Tapi dengan keterbatasan waktu dan pengalaman yang membuat mereka kalah dalam Rating Game ini. Aku juga sudah mengatakan hal tersebut pada Issei, tapi bocah itu keras kepala dan ingin terus melakukannya" Naruto berkata, ia mengambil keripik dimeja dan memakannya
"Apa dia bisa menggunakan kekuatan penuh Sacred Gear-nya" tanya Azazel penasaran, ia juga ingin tahu seberapa jauh pemuda itu mengetahui akan Sacred Gear miliknya.
"Hanya sedikit yang bisa dia keluarkan dan jika Issei memaksakan tubuhnya mungkin dia bisa mengambil 10 % dari kekuatan Ddraig. Tapi beban yang akan diterima tubuhnya begitu kuat, ia sendiri masih terlalu lemah untuk menanggungnya" kata Naruto sambil melihat kearah layar "Hei Azazel, gadis kecil berambut putih itu kalau tidak salah. Dia nekomata kan?"
Azazel yang mendengarnya melihat kearah layar dan mendapati Koneko yang tengah bertarung dengan Rook milik Riser dan beberapa pion. Adu pukulan dan tendangan jarak dekat, terjadi antara mereka.
"Kau benar dia Nekomata, tapi berbeda dengan Nekomata pada umumnya, dia sub spesies bernama Nekoshou. Ras mereka hampir punah, karena pembantaian beberapa puluh tahun lalu oleh bangsa iblis. Ras tersebut terkenal dengan kemampuan mereka dengan senjutsu, tapi karena itu juga yang menyebabkan mereka hampir punah. Dari yang kuketahui ada 2 Nekomata yang masih hidup, dia Toujo Koneko dan kakaknya yang menjadi buronan" Azazel berkata sambil menyesap bir nya pelan.
"Benar-benar banyak yang terjadi ya. Senjutsu kah" Naruto mendesah pelan, ia tidak menyangka banyak yang terjadi didunia supernatural tanpa sepengatahuna dirinya. Kedamaian yang dulu ia dambakan dengan teman-temannya telah berubah, dan sekarang ketiga fraksi berada dalam masa perang dingin. Sedikit saja percikan api terjadi, maka akan mengakibatkan kebakaran besar yang berupa perang.
Naruto sendiri tidak menyalahkan dari sisi mana, karena setiap dari mereka membawa hal yang dipercayai. Perang yang tanpa idiologi dan kepercayaan hanya akan berakhir dengan kehancuran belaka. Karena jika setiap dari mereka bertemu, yang ada hanya rasa saling menghancurkan satu sama lain.
Dan dihadapan Naruto saat ini. Cerminan kecil dari hal tersebut, Issei yang tidak ingin melepaskan Rias, dan akhirnya pemuda yang beberapa bulan lalu hanya manusia normal. Berakhir disini, dipertarungan bernama Rating Game yang berada di Underworld. Tempat para iblis tinggal, kurasa itu juga sudah menjadi suratan takdir bagi mereka pemegang Longinus.
Mata shapire Naruto kembali ia hadapkan kearah layar untuk melihat kelanjutan dari pertarungan Issei. Ia hanya berharap pemuda itu tidak terlalu memaksakan diri menggunakan kekuatan Ddraig, dan bisa menang tanpa mengeluarkan itu.
The Slayer
Nafas Issei memburu cepat, ia mengela nafas berat dan membuatnya. Berusah mengembalikan stamina yang terkuras habis. Saat ini mungkin pertarungan terakhir dalam Rating Game, ia dengan kawan-kawannya telah berjuang dan akhirnya hanya dirinya dan Rias yang tersisa. Mata coklat Issei memandang tajam kearah atas, melihat sosok Riser yang tengah diselimuti sayap api.
Issei benar-benar berterima kasih pada Naruto, karena telah melatihnya selama sebulan yang lalu. Jika ia tidak melakukannya, Issei yakin dirinya pasti akan kalah saat pertarungan pertama dengan Pion Riser digedung olahraga. Dua gadis kembar yang menyerangnya sungguh meremehkan Issei, dan membuat pemuda dengan Sacred Gear Boosted Gear memiliki kesempatan untuk mengalahkan keduanya dengan mudah.
Mata Issei memandang dua elang yang terbang melingkar dilangit, familiar miliknya telah berjuang keras dalam pertarungan yang ada. Mereka memberitahu Kiba dan Koneko tentang penyergapan peerage Riser dan memberi dukungan dengan menjadi pengalih perhatian untuk serangan yang dilakukan Knight dan Rook Rias. Meskipun dua dari empat elang itu harus kembali, karena menerima luka fatal. Issei jujur berterima kasih pada mereka.
Dengan terus mengulang pernafasannya, Issei mengumpulkan lebih dan membangun stamina nya yang telah habis. Gauntlet dilengan kiri nya menyala hijau cerah, menandakan telah mengandakan lagi kekuatan.
"Kau sungguh keras kepala Rias, jika kau menyerah maka aku tidak perlu untuk melukai para peerage-mu. Tapi semua itu sudah terlambat, kau sekarang hanya memiliki pion yang terluka dan apa yang dia bisa" Riser berkata dengan nada meremehkan, sayap api dipunggunnya makin melebar.
"Aku tidak akan menyerah, aku tidak sudi untuk menikahi Riser" Kata Rias sambil membuat bola-bola energy dari Power of Destruction.
"Sesuai keinginanmu Rias, aku akan menghancurkan harapanmu. Dan kita akan melangsungkan pernikahan sebentar lagi" kata Riser dengan membawa kedua tangganya kebawah.
Bersamaan dengan tangan Riser, bola api panas melesat kearah issei dan Rias. Rias dengan cekatan membuat sihir pertahanan yang membuat serangan Riser tidak mengenainya. Disisi lain, Issei melesat dan menghindari setiap serangan yang mengarah kepadanya.
Issei kembali mengeratkan gengaman tangan kirinya, membuat kilauan cahaya hijau dengan suara mekanik mengema. Kekuatan Issei terasa bertambah kembali akibat dari Boosted Gear. Tapi ia merasa belum cukup untuk bisa mengalahkan Riser. Dengan pikiran itu Issei, membuat Isyarat tangan kepada familiarnya. Kedua elang tersebut menangkap pesan Issei dan melesat cepat kearah Riser.
Dua elang itu saat ini memiliki tugas untuk mengulur waktu, agar Boosted Gear bisa menambah kekuatan Issei.
"Familiarmu ini tidak berguna, dasar iblis rendahan" Riser mengeram marah, menyaksikan dua burung elang mengarah padanya. Dengan erangan keras, api menyelimuti tubuh Riser yang membuat semacam perlindungan bagi iblis Phenex tersebut. Tapi Riser terlalu meremehkan elang pengguni pulau langit Valias, kedua elang itu tanpa rasa takut menerjang kearah Riser. Sayap kedua elang perlahan tertutupi udara yang terus memadat membuat kedua sayap itu seperti silet yang dapat mengiris daging dengan mudah.
Meski tubuh Riser ditutupi api, tapi serangan kedua elang itu tetap mengenainya. Sayatan demi sayatan tercipta ditubuh iblis Phenex itu. Meskipun dalam waktu singkat kembali seperti sedia kala, tapi rasa sakit yang diderita Riser benar-benar nyata. Riser sampai harus dibuat menyerit sakit, merasakan tubuhnya dicincang oleh dua burung.
Dengan rasa kepercayaan diri yang terlalu tinggi, Riser menolak kalah. Ia dengan cepat menaikan kekuatan sihir nya dan menghempaskan familiar Issei kesegala arah. Dengan wajah kemenangan Riser menatap remeh pada Issei dan Rias.
"Berapapun jumlah dari burung-burung itu, tidak akan berguna melawanku" Kata Riser dengan arogan.
Issei yang mendengar perkataan Riser mendengus, ia berpikir bahwa jika Riser bertemu dengan Roc apa yang akan dilakukan iblis Phenex tersebut. Meski Roc terlihat hanya seperti burung, tapi memiliki kekuatan yang sangat besar. Issei sendiri telah merasakan nya. Saat itulah kilautan hijau kembali terlihat dan suara mekanik mengema. Sebuah senyuman dengan cepat tercipta diwajah Issei.
"Buchou, bisa tolong alihkan perhatiakan Riser. Dengan begitu aku bisa mengeluarkan kekuatan Boosted Gear" Issei meminta pada Rias yang tidak jauh darinya.
Rias yang mendengar permintaan Issei mengangguk pelan, sampai sejauh ini pemuda berambut coklat itu telah memberikan pertarungan yang jauh diluar perkiraan Rias. Dan berkat Issei, dirinya bisa sampai sejauh ini. Jika dengan perkiraan dan rencana awal Rias, maka mereka pasti akan kalah saat Ratu Riser Yubella keluar. Tapi berkat familiar Issei, dan arahan dari pemuda itu mereka dapat mengeleminasi Ratu tersebut, meski harus mengorbankan Akeno dalam prosesnya. Rias sendiri harus menelan perasaannya, Akeno juga setuju dengan rencana yang ia buat. Diakhir pertarungannya Akeno tersenyum dan memberikan semangat untuk bisa lepas dari pertunangan ini.
Rias dengan tekad yang bulat membuat bola dari Power of Destruction. Ia dengan cepat menembakan serangan-serangan tersebut kearah Riser. Suara ledakan yang mengema dan debu yang bertebaran, Rias hiraukan. Saat ini tujuannya adalah membuat celah agar Issei, bisa menyerang Riser.
Dengan sekali lagi suara mekanik dari Boosted Gear, Issei mengambil sebuah botol dari kantung celanannya. Botol yang berisi air suci, yang ia dapatkan dari Asia. Ia dengan cepat membasahi gautlet ditangan kirinya dan mengkonsentrasikan energy sihir pada kepalan tangannya.
Mata coklat Issei menajam saat ia merasakan puncak dari kekuatan tersebut. Dua sayap iblis keluar dari punggung Issei, dan dengan itu ia melesat cepat kearah Riser.
Riser yang terus menghindar dari serangan Rias tidak menyadari keberadaan Issei. Saat ia merasakan kehadiran lain disisinya, saat itulah Riser bertemu dengan pukulan Issei. Pukulan yang berisi dua puluh kali Boosted Gear dan air suci menghantam dengan keras kepala Riser.
"Dragon Crush!"
Dengan teriakan yang mengema Issei terus mengeratkan dan memberi dorongan keserangannya. Tubuh Riser bagaikan peluru menembus bangunan gedung baru dan terus melaju.
Suara kehancuran dan debu bertebaran dimana menjadi sunyi senyam seketika saat tubuh Riser mendantam gedung dan tumpukan semen menguburnya hidup-hidup.
Issei yang melayang diudara langsung jatuh saat merasakan kekuatan Ddraig meninggalkan dirinya. Ia menghantam tanah dengan suara keras, ia berusaha berdiri tapi rasa sakit terus mengema disetiap sudut tubuhnya.
[Kau terlalu memaksakan diri, untuk menggunakan dua puluh kali penguatan]
"Hehe tapi berhasilkan"
[Ya kau cukup hebat, Patner]
Dari sudut mata Issei, ia dapat melihat Rias yang berlari kearahnya dengan wajah Kawatir. Saat ia ingin mengucapkan kata, telingga Issei mendengar suara gemuruh dimana Riser terkubur.
"K-kau a-akan kuhan-curkan iblis ren-dahan" Riser berkata dengan nafas yang memburu, keadaan tubuhnya telah sedikit pulih karena darah Phenex. Tapi luka dari serangan Issei diwajahnya tidak bisa sembuh begitu saja. Riser dengan langkah pelan keluar dari reruntuhan, senyuman arogan dengan cepat tercipta saat melihat Issei yang terbaring ditanah.
Rias yang melihat dari samping dengan cepat mengambil posisi didepan Issei, untuk melindungi pemuda tersebut. Air mata tanpa sadar tercipta saat melirik pada kondisi Issei, dia telah berjuang begitu keras sampai seperti ini untuk dirinya.
"Riser tolong hentikan semuanya, Aku me-" saat Rias akan menyerah, ia mendapati sebuah tangan mengengam pundaknya. Ia melirik kesamping dan mendapati Issei yang berusaha untuk bangun, mata Rias meneteskan air mata dengan cepat melihat lagi kondisi pemuda tersebut.
Kata yang ingin diucapkan Rias tidak bisa terucap. Ia hanya bisa melihat Issei yang bergerak kedepan dan gautlet yang terus menyala hijau.
"A-yo K-kita A-khi-ri i-ni DDRAIG!" Teriakan Issei dengan sekuat tenaganya. Seakan menanggapi semangat Issei, Boosted Gear dilengannya menyala dengan suara mekanik yang mengema dalam sunyi.
"Over-Boost!"
[Welsh Dragon Over-Booster!]
TBC
Hehehehehe lagi banyak pikiran dan waktu luang. Jadi pengen nulis fict lagi, Nikmati saja cerita yang ada, entah itu baik atau buruk. Kalau mau komentar pada kolom review saja Ok.