Hai :) Maaf baru update. Adakah yang masih nunggu ini lanjut ? Soalnya 2 minggu lagi aku UN :v Jadi yaaa gitu. hehe.

Btw, aku nulis suratnya dibagian awal disini.

.

Enjoy.

.

{Aku ingin, kau memanggil Mingyu dengan suaramu sendiri. Aku ingin kau menjawab semua panggilan Mingyu. Aku menyesal tidak menjawab panggilannya. }

.

Jadi, Mingyu dan Airin telah resmi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Dan Wonwoo yang masih bertanya-tanya bagaimana nasib surat yang ia taruh di loker Mingyu kemarin.

Dan pagi ini Wonwoo berkata pada Mingyu jika ia mungkin tidak akan memberi Mingyu bekal lagi dengan alasan tidak enak hati dengan Airin sunbae. Dan Mingyu mengangguk memaklumi.

Sejak itu juga, Mingyu selalu bersama Airin. Hubungan Mingyu dan teman-temannya mulai memiliki jarak. Bahkan Wonwoo dan Mingyu juga jarang berbincang. Hanya mengucapkan selamat pagi atau sampai jumpa besok.

Wonwoo yang biasanya pendiam kini menjadi lebih pendiam. Setiap ada Mingyu, Wonwoo pasti berusaha untuk menghindarinya. Wonwoo bahkan bingung kenapa ia harus menghindari Mingyu. Bahkan jika Mingyu memanggilnya ia tidak pernah menengok atau menjawab panggilan Mingyu

Atau saat Mingyu sedang terlihat sendiri, Wonwoo merasa senang dan ingin menghampirinya. Tapi saat ia akan menyapa Mingyu, Airin sunbae selalu tiba-tiba datang dan Wonwoo langsung berbalik arah menjauhi sepasang kekasih itu.

Dan itu terus berlanjut hingga dua minggu ini.

Tapi Wonwoo berpikir. Mungkin lebih baik ia berbicara pada Mingyu agar dirinya tidak menyesal. Jadi saat Mingyu keluar dari kelas untuk pulang, Wonwoo akan mengerjarnya. Tapi,

BRAK!

Saat ia keluar dari pintu kelas, ia tertabrak oleh seseorang dan Wonwoo jatuh terduduk sedangkan orang yang menabraknya meringis kecil.

Mingyu langsung menengok kearah suara keras tadi dan saat melihat Wonwoo yang terduduk, Mingyu langsung menghampirinya.

"Wonwoo ! Kau tidak apa-apa ? Apa kau terluka ?"

"Mingyu ! Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau membelanya ? Dia yang menabrakku !" Oh, suara itu. Wonwoo sedikit mendongak dan melihat Airin sunbae yang memegangi lengannya sambil menatap tajam dirinya.

Mingu menghiraukan ocehan kekasihnya itu dan tetap bertanya kepada Wonwoo yang membuat Airin semakin geram.

"Ya ! Apa yang kau lakukan ? Kau tidak punya mata, hah ?" Airin membentak Wonwoo dengan keras yang membuat beberapa siswa dikoridor melihat kearah mereka.

Wonwoo kesal dengan ucapan wanita dihadapannya. Wonwoo ingin sekali membentaknya atau menjambak rambut panjangnya itu. Jika wanita ini bukan seniornya, mungkin Wonwoo akan benar-benar melakukannya.

Akhirnya Wonwoo bangkit dengan wajah tertunduk. Mingyu melihatnya dengan khawatir.

"Aku minta maaf, sunbae." Ucap Wonwoo dengan nada datar dan sedikit membungkukkan badannya. Setelah mengatakan hal itu, Wonwoo langsung pergi dari tempat itu.

Saat Wonwoo ingin menuruni tangga, seseorang menarik tangannya. Choi Seungcheol.

"Kau tidak boleh lari, Won." Seungcheol terkekeh. "Aku ini sahabatmu. Aku tahu kau ingin berbicara dengan Mingyu. Lakukanlah."

"Tapi-,"

Seungcheol mengehela napas. "Haah, kau tahu ? Ini sangat menyebalkan. Mingyu sekarang jarang latihan. Dia tidak berkonsentrasi saat bermain. Badannya ada di lapangan, tapi jiwanya pergi entah kemana."

Seungcheol menepuk bahu Wonwoo. "Dia sangat kesulitan, Won. Dia juga ingin berbicara denganmu. Aku tahu kau itu pemalu, tapi, bicaralah padanya."

"Kita ini sahabat, kan ?"

.

.

Wonwoo langsung berlari mencari Mingyu disekitar sekolah dan berharap Mingyu belum keluar dari gedung sekolah. Wonwoo mencarinya di lapangan sepakbola tetapi ia tidak ada.

Kemudian matanya menangkap postur seseorang yang sangat dikenalnya di koridor. Wonwoo tersenyum. Dengan lantang ia berteriak, "KIM MINGYU !"

Pria tan di depannya menghentikan langkahnya dan menengok kebelakang. Wonwoo berlari menghampiri Mingyu dengan napas yang terengah-engah.

Wonwoo mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja baru berbicara pada Mingyu.

"Maaf. Aku tidak pernah menjawab panggilanmu." Mingyu terdiam. "Sekarang, katakan padaku apa yang ingin kau katakan padaku. Aku akan mendengarkan semua."

Pria dihadapan Wonwoo tersenyum lebar hingga menampilkan kedua gigi taringnya yang membuatnya semakin mempesona. Dan lihatlah bagaimana Wonwoo yang sedang mengatur agar pipinya tidak merona.

"Aku lupa."

.

.

Angin sore melambai dengan lembut membuat surai kedua orang yang sedang duduk di bangku taman sekolah bergerak halus. Keduanya duduk bersebelahan dengan suasana hening dan agak canggung menghiasi mereka.

"Aku putus dengan Airin sunbae." Pria yang lebih tinggi memecah keheningan diantara mereka.

"Kenapa ? Bukankah kalian baru berpacaran sebentar ?"

"Awalnya, aku pikir Airin sunbae memiliki kepribadian yang hebat. Tapi saat aku berpacaran dengannya, semua jadi terasa berbeda."

"Tapi-,"

"Jangan." Mingyu melirik Wonwoo disebelahnya. "Kau yang bilang itu, kan ?"

Hal itu sukses membuat Wonwoo terdiam dan menundukkan kepalanya karena ia malu.

"Lagipula, ada seseorang yang lebih menarik perhatianku daripada Airin sunbae." Mingyu berkata sambil tersenyum, bahkan melirik Jeon Wonwoo yang membuatnya salah tingkah.

"Apa- dia orang kau suka ?"

Mingyu menaikkan sudut bibirnya. "RAHASIA," dan langsung berlari meninggalkan Wonwoo disana.

"Yaa !"

Mingyu melambaikan tangannya pada Wonwoo dari kejauhan. Setidaknya, hubungan mereka sudah membaik, kan ? Dan Wonwoo mensyukuri hal itu.

.

.

Saat pelajaran kimia, Prof. Oh menjelaskan materi tentang penjelajahan waktu yang tentu saja membuat Jeon Wonwoo tertarik dan mendengarkan setiap penjelasaannya.

(Kalau pusing bagian ini dilewat aja :v) "Jadi, anggaplah kita berada di dunia A. Di dunia ini, waktu akan terus berjalan." Prof. Oh menggambar garis memanjang dengan huruf A di kedua sisinya. "Tapi, ada suatu kejadian yang mengakibatkan terjadinya dunia baru," dia membuat titik ditengah dan menarik garis memanjang yang baru.

"Ini disebut dunia pararel." Dan semua siswa disana mengangguk -angguk. "Tapi, jika kita kembali ke masa lalu untuk merubah sesuatu, itu tidak akan terpengaruh pada dunia kita yang asli, tapi di dunia yang lain."

Jihoon mengangkat tangannya untuk bertanya. "Meskipun kita tetap berusaha mengubah masa lalu dan membuat dunia baru, itu tidak akan berubah pada diri kita ?"

Prof. Oh mengangguk. Dan kelas dilanjutkan dengan materi yang lain. Tapi Wonwoo terus termenung memikirkan perkataan Prof. Oh tadi.

"Jadi, meskipun di dunia ini aku menyelamatkan Mingyu, tapi dunia yang mengirimiku surat tidak akan berubah. Penyesalanku disana, juga tidak menghilang."

.

.

TBC

.

{.. Festival sekolah. Kolam renang. Aku ingin kenangan itu dengan Mingyu tetap ada sampai nanti.}

.

Anggap lah itu bocoran chapter depan :v Makasih banget yang udah baca.

Jangan lupa review ;;-;;