FAMILY 3

Warning : OOC, Typo bertebaran, EYD dilupakan, alur kecepetan.

.

.

SELAMAT MEMBACA

.

.

"Manami-chan Manami-chan bangun..." Karma melihat Manami-chan sangat khawatir dan meraasa bersalah karena sudah memberitahu istrinya hal yang sangat buruk. Tapi, mau bagaimana lagi, istrinya harus mendengarkan hal itu.

"Karma-kun" Lirih suara Manami membuyarkan lamunan Karma.

"Manami-chan, kau tak apa ?"

"Maaf Karma-kun, tiba-tiba aku malah pingsan begini"

"Tak apa Manami sayang"

"Kenapa aku bisa pingsan, Karma-kun ?" tanya Manami kebingungan

"sebenarnya kita tadi sedang membicarakan Yukiko yang ingin mengangkat anak kita sebagai anaknya"

"A aku tidak mau Karma-kun." SetetEs air mata mulai menupuk di pinggiran mata Manami

"Iya Manami-chan, aku juga tak mau itu sampai terjadi. Jangan menangis sayang, semua pasti ada jalan keluarnya" ucap Karma menyemangati Manami yang air matanya sudah mengalir deras.

"Baiklah Karma-kun, aku percaya padamu." Manami membenamkan kepalanya di dada bidang Karma

"Sekarang sudah jam 11, ayo tidur sekarang." Karma memeluk erak Manami yang sedang berada di dadanya itu, 1 kecupang hangat nan dalam diberikan Karma untuk Manami di bibir mungilnya.

.

.

Esoknya

.

.

Sinar mentari yang belum begitu hangat masuk disela-sela jendela kamar, menyinari 2 orang manusia yang tidur sambil berpelukan yang sedang terlelap. "WAAAAAA..." Tangis yang kencang bagaikan alarm di pagi hari sehingga membangunkan ke dua orang itu dari tidurnya yang lelap. Manami dengan segera melangkahkan kaki nya menuju kedua buah hatinya, yang tersisa diatas kasur hanyalah seorang lelaki bersurai merah yang enggan melangkahkan kakinya dan masih ingin melanjutkan tidurnya.

Tangis kedua bayi itu tak kunjung padam, membuat seorang lelaki bersurai merah harus turun tangan.

"Manami, kenapa tangisan Haruko-kun dan Haruka-chan tak berhenti-henti ?" Karma yang tiba-tiba datang dengan keadaan masih telanjang dada malah mengejutkan Manami yang sedang menimang-nimang Haruka dan Haruko.

"Karma-kun, seharusnya kau menggenakan baju mu dulu."

"Bukanya kau suka yang beginian Manami-chan." Sontak semburat merah menguasai wajah Manami.

"Karma-kun, disaat-saat seperti ini masih sempatny kamu menggoda ku."

"Habisnya kamu manis sih." Goda Karma sambil mecolek pipi Manami yang sudah merah.

"HUWWWWWAAAAA..." Tangisan Haruka dan Haruko semakin menggelegar, Acara menggoda Manami pun tidak jadi dilanjutkan Karma.

"Sudah jangan menangis, sayang." Ucap Karma menimang-nimang Haruko sembari mencium dahi Haruko. Karma mersakan hal yang aneh didahi Haruko, panas, pikirnya. Jangan-jangan demam.

"Manami-chan, jangan-jangan Haruko demam, coba cek Haruka apa dahinya panas ?"

"Eh ? dahi Haruka tidak panas kok." Manami jadi iuktan tak kalah panik dari Karma.

"Berarti Cuma Haruko yang demam, kalau begitu ayo ke dokter saja."

"Karma-kun, kau pakai baju dulu." Ucap Manami sambil meemparkan kaos hitam kewajah Karma

"Makasih Manami"

Mereka berdua pergi menuju dokter anak tanpa mengetahui bahwa Sugino dan Yukiko datang menuju kerumahnya.

"Sugino-kun, sepertinya mereka berdua pergi. Apa kita pulang saja ?" Yukiko yang sedari tadi memanggil Karma dan Manami yang tak kunjung merespon akhirnya menyeraah

"Tidak, tunggu saja disini. Lihat, pintu nya tidak dikunci, pasti mereka berdua pergi tak akan lama." Ucap Sugino yang sedang mencoba membuka pintu rumah Karma dan Manami

"Baiklah Sugino-kun"

.

.

.

"Anak anda tidak apa-apa, hanya demam biasa. Cukup kasih minum obat ini." Ucap dokter sambil memberikan beberapa obat sirup kepada Manami.

"Syukurlah kalau begitu, tapi apa Haruka juga tidak apa-apa, dari tadi dia juga menangis keras." Tanya Manami pada dokter tersebut.

"Untuk yang anak perempuan nya tidak apa-apa. Mungkin diamenangis karena saudara laki-lakinya sedang sakit." Ujar dokter itu

Karma dan Manami bersyukur tidak terjadi apa-apa yang cukup membahayakan anaknya dan mereka pun pulang kerumah.

.

.

"Sugino-kun, lihat Karma dan Manami sudah pulang." Yukiko menunjuk ke arah mobil Karma dan Manami.

"Tuh kan sudah kubilan mereka akan pulang cepat."

"Iya."

Perasaan Karma tidak enak setelah Karma yang meyadari kehadiran Sugino dan istrinya dari dalam mobil, rasanya Karma ingin kabur dari rumah pada saat itu. Tapi, sepertinya itu tidak bisa, Sugino dan istrinya itu sudah menyadari kehadiran Karma dan Manami. Diurungkannya niat kabur dari rumah.

"Sugino-kun, Yukiko-chan, sedang apa kalian disini, apa menunggu kami ?" Tanya Manami ramah seakan-akan tidak ada masalah diantara keduannya, berbeda dnegan Karma yang sedari tadi sudah was-was dengan kehadiran mereka berdua.

"Iya kami menunggu kalian berdua. Baru setengah jam kok, tadi rumah kalian tidak dikunci jadi kupikir kalian tidak akan pergi lama. Ngomong-ngomng kalian berdua dari mana ?" tanya Sugino.

"Kami berdua baru saja pergi ke dokter. Haruko demam." Jawab Manami

"Eh Haruko-kun sakit ? bagaimana dengannya ? apa tidak apa-apa ?" tanya Yukiko panik, Yukiko langsung melihat Haruko yang sedang digendong Karma dan membelai lembut pipi Haruko, sontak Haruko langsung menangis akibat balaian dari Yukiko.

"Eh apa Haruko membenci ku ?" tanya Yukiko

"Bukan begitu, Haruko hanya tidak suka saat dipegang orang yang baru dikenalnya." Ujar Manami.

'Bagus Haruko-kun teruslah menangis saat dipegang Yukiko, biar dia merasa bersalah.' Batin Karma dengan senyum iblis mewarnai wajahnya.

"Ada keperluan apa kalian berdua kemari ?" Tanya Karma sinis.

Sugino yang mengetahui perasaan Karma pun akhirnya mulai angkat bicara "Ada permasalahan yang harus diluruskan, KARMA." Sugino memberikan penekanan diakhir kalimat. Karma dan Manami mulai mendengarkan kata-kata Sugino dengan seksama.

"Karma, maaf atas ucapan istriku tadi malam. Aku kaget saat istriku menceritakan padaku semuanya. Kami tidak bermaksud untuk mengadopsi anakmu. Sekali lagi kami minta maaf." Sugino dan Yukiko menundukan badan untuk meminta maaf pada Karma dan Manami.

Karma yang melihat Sugino dan Yukiko yang sedang minta maaf malah merasa bersalah karena telah berpikir yang jelek-jelek tentang mereka berdua.

"Eh tidak apa-apa Sugino-ku, Yukiko-chan, kami berdua memakluminya. Iya kan Karma-kun ?" Ujar Manami menenangkan suami istri itu.

"Ya." Jawab Karma singkat. Jawaban Karma yang singkat masih membuat Sugino merasa bersalah.

"Karma, kumohon maafkan perkataan istri ku tadi malam." Sugino kembali meminta maaf pada Karma.

"Ya aku sudah memaafkan kalian kok." Ucap Karma sambil tersenyum.

"Syukurlah.."

"Yukiko-chan, kalau kamu merasa kesepian, sering-sering saja main kesini. Main dengan Haruko." Ucap Manami.

Yukiko langsung menangis keras Setelah mendengar perkataan dari Manami "Kalian baik sekali."

"Sudahlah jangan menangis Yukiko-chan." Manami menyeka air mata yang mengari di pipi Yukiko.

"Mau menggendong Haruko." Saran Karma sambil menyerahkan Haruko pada Yukiko.

"Te terima kasih, aku akan sering-sering main kesini jika diperbolehkan."

"Lihat-lihat Haruko mengngompol digendongan Yukiko-chan. Kan ada mitos saat seorang terkena ompolan bayi, orang tersebut akan segera memiliki anak" ujar Manami semangat.

"Hahaha mana ada mito seperti itu." Ejek Karma

"Ada lho Karma-kun"

"HAHAHA..."

Dan semua berakhir bahagia...

End~

Terimakasih sudah membaca fict gaje ini wkwk

Ending nya aneh banget ya -_-a