Author : Hyuna Park #AdeknyaPCY

Genre : SchoolLife,Action,Romance,etc

Rating : T

Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Oh Sehun, Kim Jongin, EXO Member OT12,etc

Pair : ChanBaek,HunHan,KaiSoo,EXO Official Pair

Warning : Kekerasan, Bullying, Bad Word, Thypo(s).

(GAK SUKA GAK USAH BACA)

Disclaimer : All Cast milik Tuhan YME, Orang Tua masing - masing, dan Agency masing - masing. Ide Cerita murni milik Hyuna.

a/n : FF ini terinspirasi dari beberapa FF dan JDrama. Kalau ada kemiripan, itu karena Hyuna terinspirasi. Hyuna bener - bener gak plagiat. PLAGIARISM IS NOT MY STYLE *keinget Showtime* #Baper

.

.

Don't Be Plagiarsm. Don't Forget To Review.

.

.

.


Takdir mempertemukan kita kembali

Kita saling merindukanmu

Mari kita mengembalikan hubungan kita yang dulu


2 hari sudah Pheonix menghilang dari SM SHS. Tak ada yang tahu dimana Pheonix. Hanya ada beberapa kabar dari mulut ke mulut yang mengatakan Pheonix sedang dirawat di rumah sakit karena telah bertarung dengan seseorang yang cukup 'besar'. Ya...itu hanya kabar dari mulut ke mulut yang tak tahu asal mula berita itu. Sekolah terasa sepi tanpa Pheonix, tak ada perang besar antar geng. Hanya ada beberapa pembullyan atau pun pertarungan kecil. Berbeda dengan adanya Pheonix.

Tetapi ada yang sedikit janggal dengan sekolah ini. Selain sepi karena tak ada Pheonix, tapi juga ada beberapa –arm terbilang banyak- siswa yang dilarikan ke SM Medical Center bagian kejiwaan, pasalnya mereka dengan tiba – tiba berteriak ketakutan juga marah tanpa sebab di dalam kelas. Ada pun siswa berjalan ke segala penjuru sekolah dengan tatapan kosong atau bahkan ada yang bersembunyi dengan ketakutan. Entah apa yang menyebabkan itu, tetapi beberapa murid yang masih dalam kesadarannya merasa sedikit gelisah. Mereka berharap Pheonix atau Lightsaber cepat kembali ke sekolah untuk menyelesaikan yang entah apa penyebabnya ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Apa anak baru itu yang membuat semua ini ?" Seorang siswa dengan wajah yang terlihat imut tengah bermonolog dengan dirinya sendiri. Ia sedang duduk di bawah pohon menikmati pemandangan yang ada di hadapannya.

"Hai!" Sapa seseorang yang tiba – tiba duduk di samping siswa tadi.

"Kim Minseok-ssi ? Bangapseumnida." Namja tadi –Kim Minseok- hanya mengernyit tak mengenali siswa yang tiba – tiba armon.

"Ah… kenalkan namaku Chen." Senyum manis terlihat dibibir tipis nan lebar itu. Sementara Minseok hanya menunduk sebagai jawaban. Setelah itu Minseok mengembalikan pandangannya kedepan lagi, mengabaikan siswa yang tiba- tiba memperkenalkan dirinya dengan nama Chen.

"Hei… apa kau tahu, aku arm memainkan alat armo lho. Aku suka dengan armonica, aku selalu membawa ini kemana pun." Buka Chen tadi setelah mendapati suasa hening antara mereka berdua. Ia mengeluarkan sebuah armonica dengan ukiran bertuliskan 'Chen' di armonica itu.

"Chen..." Lirih Minseok kala Chen hendak membunyikan sebuah nada dari harmonikanya.

"Iya ?"

"..." Minseok tak bisa berkata – kata lagi. Memori otaknya tiba – tiba memutar begitu saja. Memori – memori dimana ia bertemu dengan orang di depannya.

"M-min- minnie hyung?"

"K-kau... apa mungkin kau Chenchen-ku yang dulu ? Apa kau Kim Jongdae yang dulu ?" Minseok benar – benar tergagap. Ia tak sanggup lagi menahan rasa rindu bercampur marahnya yang membuncah.

"K-kau Kim- Minseok ? K-kau..." Setetes air mata turun dari mata Chen tanpa seizin orangnya. Ini entah sudah berapa tahun ia tidak menangis karena seseorang. Dulu terakhir kali ia menangis pada waktu umur 12 tahun. Dan ia sudah memupuk dirinya menjadi pribadi yang kuat dan ia berkeliling kota sambil memainkan nada – nada menyakitkan orang lain. Setiap nadanya membuat orang lain memutar paksa memori menyakitkan yang pernah ia alami di otaknya.

"Minseokie~" Panggil seorang namja kecil itu dengan riang. Sementara pria manis yang memunggunginya menoleh dengan senyum yang begitu manis.

"Ne ?" Bahkan suaranya mampu menenangkan siapa saja yang mendengarkannya. Chen pun mendudukkan dirinya di samping namja manis yang tengah memandangi taman bunga di depannya.

Kim Jongdae dan Kim Minseok. Dua namja kecil itu adalah anak dari dua perguruan yang sangat terkenal di daerah Cheonju. Mereka selalu pergi kemanapun bersama – sama. Bahkan di usia yang ke 9 Jongdae, sementara Minseok saat itu berusia 11 tahun. Jongdae menyatakan rasa sukanya kepada Minseok dengan malu khas anak – anak. Sementara Minseok tersipu malu dengan wajah memerah. Mereka resmi tidak sebagai teman lagi mulai saat itu. Jongdae yang selalu mengunjunginya, dan mereka terlihat sedikit lebih mesra dari biasanya. Sampai pada suatu hari-

"Minnie hyung..."

"Jongdae-ya..." Minseok segera menghambur ke pelukan Jongdae saat kekasihnya itu menghampirinya. Jongdae menerima pelukan kekasihnya itu dengan senyum lebar.

"Minnie hyung~"

"Ne ?"

"Tadi appa-ku memberikanku nama baru. Apa kau mau dengar ?"

"Kenapa appa-mu memberikanmu nama baru ? Apa yang salah dengan namamu ?"

"Aissshh... tidak ada. Apa kau mau tahu apa nama baruku itu ?"

"Memangnya apa ?"

"Chen. Kim Chen. Itu keren sekali."

"Huwwaa... aku jadi ingin memanggilmu. Emmmhhh- Chenchennie. Ah benar- Chenchennie... Saranghae." Minseok mencubit keras pipi Jongdae dengan gemas. Sementara Jongdae hanya meringis walaupun sakitnya hanya sedikit.

Tiba – tiba seorang anak didik dari perguruan appa Jongdae menghampirinya dan menariknya paksa. Sementara Jongdae meronta tidak mau ikut.

"Appa-mu memerintahkanku untuk mengajakmu pulang. Beliau bilang ini penting."

"Apa sepenting itu ? Kenapa harus membawaku dengan seperti ini." Teriak Jongdae marah – marah. Sementara Minseok terdiam bingung memperhatikan dua orang di depannya itu.

"Minseokkie... Mianhae, Jeongmal mianhae. Besok akan kutemui lagi disini. Anyeong." Dengan itu Jongdae pergi mengikuti orang suruhan appa-nya.

Besoknya, Minseok masih tetap menunggu Jongdae di tempat Jongdae tak kunjung datang. Dan Minseok tak ambil pusing untuk memikirkan segala kemungkinan yang sedang dllakukan Jongdae. Ia pun memilih pulang. Tetapi pada keesokan – keesokan harinya, Jongdae taak kunjung menemuinya. Dan ia pun memutuskan pergi ke rumah Jongdae.

Saat disana, ia hanya melihat anak didik dari perguruan milik appa ragu Minseok memasuki tempat itu. Dan baru sampai halaman rumahnya, ia dihadang oleh dua tubuh yang lebih besar darinya. Mereka adalah anak didik dari appa Jongdae.

"A-aku mencari Jongdae. Kim Jongdae." Dua orang itu saling berpandangan sebentar. Lalu salah satunya menjawab.

"Kenapa kau mencari anak dari guru kami ?"

"Ti-tidak aku adalah temannya. Aku adalah anak dari perguruan sebelah."

"Aaahh... Guru kami pergi ke Seoul. Mereka ingin menyekolahkan Chen ke sekolah formal."

"K-kenapa begitu ? K-kenapa ia tidak bilang padaku." Mata Minseok mulai berkaca – kaca. Ia pun berlari tak tahu arah.

Mulai saat itu Mineok hanya berada di kamar. Ia tidak mau makan dan berbicara pada siapapun. Semakin hari ia semakin merindukan kekasihnya itu. Setiap hari ia memandangi kalung yang sempat Jongdae berikan padanya yang bertuliskan 'Chen'. Dia selalu menangis ketika menatap kalung itu.

Sementara di Seoul. Kim Jongdae sudah benar – benar menjadi Kim Chen. Identitasnya banyak yang berubah. Ia bersekolah di sekolah formal. Dan appa-nya juga bekerja diperusahaan di Seoul. Jongdae sekarang menjadi sangat dingin dan pendiam. Sewaktu appa-nya mengajak pindah secara paksa beberapa waktu lalu, ia benar – benar menangis ketika ia tidak diperbolehkan bertemu dengan Minseok terakhir kalinya. Ia benar – benar menangis kencang dan tidak mau berbicara pada siapa pun.

Sang eomma pun berusaha dengan telaten mengurusnya, mulai dari ia yang tak mau makan, tak mau pergi ke sekolah, hingga ingin bertemu Minseok saat itu juga. Tetapi sang eomma dengan sabar mengurus anak semata wayangnya itu. Hingga saat ini ia sudah menjadi anak remaja yang menawan.

FLASHBACK OFF

Kedua orang yang sedanng duduk bersampingan itu berhambur kepelukan masing – masing. Mereka benar – benar rindu. Air mata keduanya tak sanggup lagi di tahan. Rasanya benar – benar ingin meledak. Sampai titik dimana Chen melepaskan pelukannya dan memandang wajah manis kekasihnya dulu yang masih saja imut seperti beberapa tahun lalu. Chen membelai wajah itu, air mata Minseok masih saja turun deras. Tetapi Chen sesekali menghapus liquid itu.

"Bogoshipeo... Minnie hyung"

"Nado. Nado bogoshipeo hiks" Minseok memeluk tubuh Chen yang sangat membidang dan terlihat manly itu.

Setelah lama saling meluapkan rasa rindu masing - masing. Mereka terdiam menikmati suasana hening diantara keduanya. Saling memeluk dan meluapkan kerinduan. Tidak ada satupun yang menanyai kabar.

"Apa kau masih melakukan itu ?" Tanya Minseok tiba - tiba disela - sela keheningan mereka.

"Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan. Dengan kemampuanku ini aku tak tahu tujuan aku memiliki kekuatan ini. Terkadang aku merasa bersalah menyanyikan lagu itu kepada orang lain. Tetapi aku tak bisa menahan iblis dalam diriku sendiri"

"Mungkin ini alasan kenapa kita dipertemukan lagi" Chen menatap Minseok bingung, apa maksud dari kata - kata itu.

"Aku, aku yang akan membantumu mengendalikan dirimu"

Chen tersenyum, ia merasa jiwanya telah kembali ke tubuhnya. Iya, Minseok adalah jiwanya yang pergi sementara. Chen berjanji akan melindungi dan selalu berada di sisi Minseok selamanya. Ia tidak akan meninggalkan Minseok lagi seperti dulu.

-Kelopak Bunga Sakura-

"Hmmm sepertinya kita harus kembali ke Korea" Seseorang tengah duduk di sebuah kursi singgasana yang besar. Di situasi ini, terlihat orang yang tadi berbicara adalah ketua geng dari sekolah ini.

Di dalam ruangan remang – remang ini penuh dengan bau asap rokok dan bau alkohol. Jika kalian mebayangkan ini dibar, tidak, kalian salah. Mereka di sekolah, kenapa di sekolah bisa ada seperti itu ? Bisa saja, ini di Jepang. Mereka adalah siswa – siswa SMA calon gengster sadis Jepang. Ya mereka adalah sebuah geng yang menguasai sekolah ini.

"Kenapa harus ke Korea lagi ? Bukankah para geng di Korea sudah meredup ?" Tanya seorang laki – laki yang berdiri di depan orang tadi. Terlihat bahwa dia merupakan bawahan dari lelaki tadi.

"Aku tahu itu" Lelaki yang berperawakan tinggi dan bermata tajam itu memikirkan sesuatu

"Pheonix ada disana dan aku ingin menghabiskannya" Lanjutnya.

"P-pheonix ? d-d-dia masih di Korea ?"

"Kita harus merencanakan sesuatu" Terdengar bunyi gemelatuk gigi dari orang itu. Membuat seseorang yang duduk di kursi sebelahnya merasa sedikit bergidik.

"B" Panggilnya dengan nada sedikit lebih lembut, walaupun masih terlihat menakutkan. Orang yang disampingnya pun menoleh.

"Kau besok pindah ke Korea dan bersekolah disana hingga beberapa bulan"

"T-tapi kenapa ?"

"Oppa ada yang harus selesaikan disana" Lelaki itu mengelus rambut seseorang yang diketahui sebagai adiknya itu.

"Apa berhubungan dengan itu lagi ?" Lelaki itu mengangguk.

"Baiklah, oppa"

.

.

.

TBC

a/n :

Akhirnya setelah sekian lama cerita ini update. HYUNA IS BACK YOOO
Ada yang nunggu FF ini ? /gak/ hyuna tau ff ini semakin aneh, hyuna coba memikirkan ulang alurnya agar gak aneh lagi. Hyuna beneran usahain buat tetep lanjut ff ini. Oh iya, tadinya hyuna akan double update, tetapi apa daya ide yang tiba - tiba stuck. Mianhae~ hyuna bakal usahain sekeras mungkin buat cepet - cepet update chapter selanjutnya. Do'ain agar cepet dapet ide yaa

Ini chapter yang paling absurd dan gak ada greget - gregetnya, gak ada fight-nya. Mianhae~ semoga chapter depan bisa lebih bagus yaaa. Hyuna gak yakin chapter ini bakal bikin kalian dapet feel.

Who's excite with EXO's comeback ? Back to MAMA era yaaa, conceptnya bikin hyuna jingkrak - jingkrak
Jangan lupa keep streeaming di website musik manapun dan youtube ya... Inget keep support EXO ya

Review kalian sangat menyemangati hyuna
Mind to review ? Jusseyo~