"Pelarian"

Remake Story by Astrella

Park Chanyeol

Byun Baekhyun (GS)

Others

[Chanbaek]

.

.

.

.

.

.

Putri Baekhyun begitu marah saat mengetahui Ayahnya Yang Mulia Raja Kyuhyun menjodohkannya dengan pemuda yang tak pernah di kenalnya. Dengan kekesalan hati akhirnya sang tuan putri melarikan diri dari istananya yang serba mewah. Namun siapa sangka, perjalanannya malah terdampar di kastil sang tunangan. Chanyeol. Dengan berpura-pura sebagai gadis yang kehilangan ingatan, sang putri akhirnya memulai petualangannya dengan riang. Ternyata kebebasan di luar istana begitu memikatnya. Alam bebas, pohon-pohon, kicau burung dan padang rumput mengiringi kisah cinta sang putri yang biasanya penat oleh tugas-tugasnya sebagai putri mahkota.

.

.

.

.

.

.

Beberapa minggu telah berlalu sejak Baekhyun tinggal di Castil Q`arde, tapi Chanyeol tidak dapat berhasil mengembalikan ingatan gadis itu. Baekhyun tetap tidak dapat mengingat apapun walaupun hanya sedikit. Keberhasilan Chanyeol hanya satu yaitu membujuk Raja Kyuhyun. Usahanya untuk membujuk Raja Kyuhyun ternyata tidak sesulit yang diduganya. Seperti halnya keluarga Kryntz, Raja Kyuhyun juga sangat senang mendengar kabar baik dari Chanyeol.

.

.

.

.

.

"Aku percaya kau akan menemukannya, Chanyeol," kata Raja Kyuhyun senang, "Di mana ia sekarang? Aku ingin menemuinya."

"Saat ini Baekhyun berada di Castil Q`arde. Saya rasa saat ini ia tertidur."

"Ya, Baekhyun pasti lelah setelah perjalanan jauh dari Synghz. Aku akan menemuinya nanti bila ia sudah bangun."

"Saya mempunyai permintaan, Paduka."

"Katakan saja."

"Saat ini Baekhyun kehilangan ingatannya."

"Apa katamu?" potong Raja.

"Baekhyun tidak dapat mengingat segala masa lalunya. Dan saya ingin Baekhyun tinggal di Castil Q`arde sampai ingatannya pulih. Dan sampai saat itu tiba, saya tidak ingin seorangpun mengatakan kepada Baekhyun kalau ia adalah Putri Mahkota."

"Apa?" tanya Raja Kyuhyun terkejut.

"Saya rasa permintaan saya sudah jelas, Paduka."

"Bagaimana mungkin kau memutuskan hal itu?" tanya Raja Kyuhyun, "Aku tidak menyetujuinya."

"Bila Anda ingin ingatan Baekhyun lekas pulih, Anda harus melakukannya, Paduka," kata Chanyeol tenang.

"Tidak, Chanyeol. Aku tidak akan menyutujuinya. Baekhyun harus kembali ke sini tidak peduli apa ia hilang ingatan atau tidak. Aku ingin Baekhyun kembali melaksanakan tugasnya."

"Itulah yang ingin saya hindari, Paduka."

"Apa maksudmu?" potong Raja Kyuhyun.

"Menurut saya, ingatan Baekhyun akan semakin cepat pulih tidak ada beban lain di hati maupun pikirannya."

"Apa itu berarti kau ingin mengatakan tugas kerajaan adalah beban bagi Baekhyun?"

"Seperti itulah yang saya maksudkan."

"Kau mengatakan tugas kerajaan adalah beban bagi Baekhyun. Bagaimana mungkin kau mengatakan itu? Baekhyun adalah Putri Mahkota dan tugas-tugas itu adalah kewajibannya bukan beban baginya."

"Tidak, Paduka. Tugas-tugas kerajaan yang setiap hari terus menumpuk itu menjadi beban bagi Baekhyun. Sedangkan saat ini Baekhyun tidak boleh terbebani apapun walaupun itu adalah kewajiban dari kedudukannya."

"Beraninya kau mengatakan semua itu adalah beban bagi Baekhyun," kata Raja Kyuhyun geram.

"Maafkan saya, Paduka. Tapi dari yang saya lihat selama ini, Baekhyun tampak terbebani oleh tugas-tugasnya itu."

"Apa yang membuatmu berkata seperti itu?" selidik Raja Kyuhyun.

"Tingkah laku Baekhyun selama ia tinggal di Castil Q`arde juga di Synghz," kata Chanyeol tetap tenang, "Baekhyun tampak lebih bebas dan lebih ceria saat ia berada di luar Istana dengan segala kesibukannya."

"Apa itu berarti kau mengatakan Baekhyun tidak senang tinggal di sini?"

"Saya tidak mengatakan seperti itu, Paduka. Saya hanya melihat Baekhyun tampak lebih ceria saat ia berada di Castil Q`arde juga di Synghz. Bila Anda tidak mempercayainya, Anda dapat melihat Baekhyun di Castil Q`arde."

"Aku tidak akan menyetujui usulmu itu, Chanyeol. Aku ingin Baekhyun tinggal di sini dan menyelesaikan apa yang telah ditelantarkannya selama ia pergi dari Istana," kata Raja tegas.

Kesabaran Chanyeol benar-benar hilang. Ia telah mencoba menahan amarahnya dan terus memberikan pengertian kepada Raja Kyuhyun tapi Raja tetap tidak mengabulkan permintaannya.

"Bila Anda memang ingin Baekhyun segera menyelesaikan apa yang telah ditelantarkannya, Paduka, Anda harus membiarkan Baekhyun tinggal di Castil Q`arde," kata Chanyeol dingin.

"Baekhyun tetap harus kembali ke sini. Aku yakin ingatan Baekhyun lebih cepat pulih bila ia berada di sini."

"Saya meragukannya, Paduka. Baekhyun tidak teringat apapun yang ada di Istana ini. Baekhyun hanya mengingat Chymnt."

"Walaupun Baekhyun tidak dapat mengingat Istana ini, aku yakin ia akan teringat semuanya bila ia melihat segala sesuatu di Istana ini. Baekhyun lebih lama tinggal di sini daripada di Castil Q`arde," kata Raja Kyuhyun tegas, "Aku tidak akan pernah mengijinkannya, Chanyeol."

"Walaupun Anda tidak mengijinkannya, saya tetap akan menahan Baekhyun tinggal di Castil Q`arde sampai gadis itu pulih," kata Chanyeol dingin.

"Apa hakmu melakukan itu, Chanyeol?" tanya Raja Kyuhyun marah, "Aku adalah ayah Baekhyun."

"Dan saya tunangan Baekhyun," kata Chanyeol tajam.

Raja terdiam. Ia memandang lekat-lekat wajah Chanyeol. Semula Chanyeol mengira Raja akan marah tapi ternyata Raja tertawa terbahak-bahak hingga membuat Chanyeol kebingungan.

"Kau benar, Jieun. Mereka benar-benar serasi."

Chanyeol kebingungan mendengar Raja menyebut nama Ratu sambil menatap geli kepadanya.

"Kau benar-benar mirip Baekhyun, Chanyeol."

"Maksud Anda, Paduka?" tanya Chanyeol tidak mengerti melihat perubahan sikap Raja.

"Kau dan Baekhyun sama-sama keras kepala dan tidak takut melihat kemarahanku. Kau benar-benar seperti dia yang selalu membantah setiap kata-kataku," kata Raja Kyuhyun sambil tersenyum geli.

Chanyeol tidak menduga Baekhyun yang terlihat penurut sebagai Putri Mahkota itu ternyata selalu membantah Raja. Chanyeol mengerti satu hal. Bagi semua orang, Baekhyun adalah Putri yang penurut tapi tidak bagi ayahnya. Raja tetap tersenyum geli ketika ia berkata, "Karena Jieun sangat mempercayaimu hingga ia menyerahkan Baekhyun kepadamu sejak kalian masih kecil, maka aku juga menyerahkan Baekhyun kepadamu."

Chanyeol senang mendengar keputusan itu. "Terima kasih, Paduka."

"Sudahlah, Chanyeol. Istriku sangat mempercayaimu karena itu aku yakin kau dapat menjaga Baekhyun dengan baik," kata Raja, "Aku juga mempunyai permintaan, Chanyeol."

"Apa itu, Paduka?"

"Aku ingin kau membawa serta wanita tua yang selalu mengganggu kerjaku itu."

Chanyeol tidak mengerti. Di dalam Istana banyak orang baik tua maupun muda. "Wanita tua yang mana, Paduka?"

"Siapa lagi selain pengasuh Baekhyun, Chanyeol? Hampir setiap saat wanita tua itu menggangguku hanya untuk menayakan hal yang sama kepadaku, 'Apa Tuan Puteri sudah ditemukan?'. Hana akan sangat senang mendengar kabar ini."

"Baik, Paduka. Saya akan membawa serta wanita itu ke Castil Q`arde sehingga ia tidak perlu mengkhawatirkan Baekhyun lagi."

"Jangan jauhkan wanita itu dari Baekhyun, Chanyeol," pesan Raja, "Atau ia akan selalu mengganggu pekerjaanmu seperti ia menggangguku."

"Saya mengerti, Paduka."

"Aku akan memanggil wanita itu," kata Raja sambil menarik tali yang berwarna keemasan yang berada tepat di dinding belakang kursinya. Tak lama setelah itu muncul seorang pelayan yang datang tergesa-gesa.

"Panggil Hana ke sini," kata Raja.

Raja menatap dalam-dalam wajah Chanyeol seperti sedang mencari sesuatu. "Katakan kepadaku, Chanyeol, mengapa kau tadi berani mengatakan kepadaku, 'Aku adalah tunangan Baekhyun'."

"Karena pada kenyataannya saya memang tunangan Baekhyun."

"Kau tidak khawatir aku membatalkan pertunanganmu itu dengan Baekhyun?"

"Kalau Anda memang berniat membatalkannya, Anda tentu sudah melakukannya saat Baekhyun kabur dari Istana. Saya tahu seperti orang tua saya, Anda ingin mewujudkan keinginan Ratu."

"Ya, aku memang tidak akan pernah membatalkan pertunangan ini. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Jieun bila ia melihat Baekhyun menolak pertunangan ini."

Sampai saat ini Chanyeol tidak pernah memikirkan apa yang akan dilakukan Ratu bila melihat mereka yang ditunangkan olehnya, selalu bertengkar. Apa yang akan dilakukan Ratu melihat Baekhyun kabur dari Istana Urza hanya untuk menghindari pertunangannya ini? Chanyeol dapat memastikan Ratu akan sangat sedih. Chanyeol masih ingat Ratu selalu tersenyum senang melihat ia dan Baekhyun bermain bersama.

"Aku sedang berpikir, Chanyeol. Kau tahu Baekhyun tidak menyukai pertunangan ini lalu mengapa kau berusaha melakukan apa saja demi Baekhyun?"

"Saya merasa sebagai orang yang dipercayai baik oleh Ratu maupun Anda, saya harus memberikan yang terbaik bagi Baekhyun," kata Chanyeol tanpa mengatakan perasaannya yang sesungguhnya.

Tiba-tiba terdengar suaru ketukan di pintu.

"Masuk," sahut Raja.

Seperti yang pernah dilihat Chanyeol, Hana tampak penuh wibawa. Wanita itu membungkuk hormat sebelum berkata, "Anda memanggil saya, Paduka?"

"Aku mempunyai kabar gembira untukmu, Hana. Sekarang Baekhyun berada di Castil Q`arde."

Hana terkejut. "Tuan Puteri telah ditemukan," ulangnya senang. Melihat air mata membasahi mata Hana, Chanyeol tahu Hana sangat menyayangi Baekhyun.

"Tapi Baekhyun kehilangan ingatannya," Raja melanjutkan.

Sekali lagi Hana terkejut. "Saya ingin menemui Tuan Puteri," katanya.

"Jangan khawatir, Hana. Kau tidak akan hanya bertemu dengan Baekhyun tapi kau juga akan tinggal bersama Baekhyun di Castil Q`arde."

"Tuan Puteri tidak tinggal di sini?" tanya Hana tidak mengerti.

"Tidak, Hana. Tunangan Baekhyun telah memaksaku untuk membiarkan Baekhyun tinggal di Castil Q`arde sampai ingatannya pulih," kata Raja sambil menatap Chanyeol.

"Saya ingin Anda melakukan sesuatu selama ingatan Baekhyun belum pulih," kata Chanyeol, "Saya tidak ingin Anda atau siapapun mengatakan kepada Baekhyun tentang kedudukannya. Saya ingin sampai ingatannya pulih, Baekhyun tetap menduga ia adalah gadis biasa."

"Mengapa Anda melakukan itu, Tuan Muda?" tanya Hana tak mengerti.

"Sebaiknya kau menurutinya, Hana. Aku telah memberikan wewenang kepadanya untuk menentukan segala yang terbaik bagi Baekhyun dan siapapun harus menurutinya," kata Raja.

"Baik, Paduka. Saya akan melakukannya bila ini memang untuk kebaikan Tuan Puteri."

"Ini semua memang untuk kebaikan Baekhyun, Hana. Juga demi pulihnya ingatan Baekhyun," kata Chanyeol.

Raja merasa Hana akan memberikan banyak pertanyaan dan ia sudah bosan mendengar segala kekhawatiran wanita itu. "Kurasa sebaiknya aku tidak menahanmu terlalu lama di sini, Chanyeol. Kau harus segera membawa Hana ke sisi Baekhyun."

"Baik, Paduka."

"Chanyeol, kau mengijinkan aku menemui putriku, bukan?"

Chanyeol tersenyum, "Tentu saja, Paduka. Anda adalah ayah Baekhyun. Tapi saya ingin Anda tidak mengenakan mahkota Anda bila Anda menemui Baekhyun juga tidak mengatakan apapun kepada Baekhyun tentang kedudukannya."

Raja Kyuhyun tersenyum. "Tentu, Chanyeol. Aku telah menyerahkan putriku kepadamu dan itu berarti setiap orang harus menuruti segala keputusanmu yang menyangkut Baekhyun tidak terkecuali aku."

.

.

.

.

.

Dengan ijin yang diberikan Raja Kyuhyun, keluarga Kryntz tidak perlu mengkhawatirkan keberadaan Baekhyun di Castil. Chanyeol memang berniat mempertahankan Baekhyun di Castil Q`arde walaupun Raja tidak memberi ijin. Tapi keluarganya mencemaskan yang akan dilakukan Raja bila ia mengetahui Chanyeol menculik sang Putri Mahkota yang merupakan tunangan Chanyeol sendiri. Kini Chanyeol dapat membawa Baekhyun ke manapun gadis itu inginkan, seperti janjinya, tanpa perlu mengkhawatirkan pasukan Istana yang mungkin mengejar mereka. Satu-satunya yang perlu dikhawatirkan Chanyeol adalah Hana. Walaupun Chanyeol percaya Hana tidak akan melanggar janjinya, Chanyeol tetap tidak ingin Hana terlalu lama bersama Baekhyun. Pengasuh Baekhyun sejak Ratu meninggal itu tidak ingin jauh dari Baekhyun. Akibatnya, Chanyeol bukan hanya kesulitan mengajak Baekhyun berjalan-jalan tapi juga khawatir. Chanyeol khawatir pengasuh Istana yang berwibawa dan tampak ketat itu memberikan peraturan Istana yang berat yang justru dijauhkan Chanyeol dari Baekhyun, kepada gadis itu.

Chanyeol tidak terlalu mengalami kesulitan membawa gadis itu kabur dari sisi Hana. Hana tidak pernah marah bahkan tidak mengatakan apa-apa bila mereka berdua pergi diam-diam tanpa sepengetahuannya. Hana hanya tersenyum bila keduanya kembali bersama-sama. Semua orang di Castil Q`arde kecuali Sehun tidak ada yang melarang Chanyeol selalu bersama Baekhyun. Mereka juga membiarkan Chanyeol dan Baekhyun pergi ke manapun walau mereka hanya berdua.

Keluarga Kryntz juga Raja telah mempercayakan keselamatan gadis terpenting di Kerajaan Lyvion itu kepada Chanyeol. Dan Chanyeol tidak mau membuat semua orang kecewa. Chanyeol selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi gadis itu. Apapun yang terjadi Chanyeol selalu menepati janjinya kepada Baekhyun juga kepada semua orang.

Seperti hari ini, pagi-pagi sekali Baekhyun mengajak Chanyeol ke lapangan rumput. Walaupun masih lelah karena kemarin malam mengantar Baekhyun berkeliling Chymnt, Chanyeol mengantar gadis itu juga. Chanyeol heran melihat Baekhyun yang tetap tampak riang. Gadis itu sama sekali tidak tampak lelah walaupun sepanjang hari kemarin mereka berjalan-jalan mulai dari pagi sampai sore.

Melihat Baekhyun kembali mempermainkan rerumputan, Chanyeol berbaring di dekat gadis itu sambil terus mengawasinya. Baekhyun membiarkan Chanyeol. Ia terus memperhatikan sekitarnya. Walaupun setiap hari ia ke lapangan ini, Baekhyun tidak pernah merasa bosan. Ada sesuatu di lapangan ini yang membuat Baekhyun ingin terus datang ke tempat ini.

Keluarga Rpiayh yang telah mengetahui segalanya dari Chanyeol, merasa curiga ketika sehari setelah kedatangan mereka, Baekhyun tetap berada di Castil Q`arde. Kecurigaan mereka berubah menjadi keheranan melihat ketika Raja datang ke Castil Q`arde bukan Putri Baekhyun yang kembali ke Istana Urza. Yang semakin mengherankan adalah Raja datang tanpa banyak pengawal hanya ada dua orang pengawal yang besertanya. Sebelum menemui Baekhyun, Raja berbicara dulu dengan keluarga Chymnt. Dari perbincangan itulah Donghae mengetahui Raja telah memutuskan Putri Baekhyun tinggal di Castil Q`arde sampai ingatannya pulih.

Melihat Baekhyun telah kembali ke keluarganya dan benar-benar dalam keadaan aman, Donghae dan Yoona memutuskan untuk kembali ke Synghz. Baekhyun sedih mendengar keputusan itu, tapi ia tahu ia tidak boleh menahan mereka di Chymnt terlalu lama. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan Donghae di Synghz. Masih banyak urusan yang harus mereka selesaikan.

.

.

.

.

.

Walaupun Chanyeol juga senang dapat menemani Baekhyun di hutan tempat mereka bermain dulu, tapi ia merasa heran mengapa Baekhyun tidak bosan setiap hari berada di hutan itu. Chanyeol mengakui hutan itu memang indah. Dedaunannya yang rimbun seperti atap. Sinar matahari yang terus berusaha menembus kerimbunan dedaunan tampak berkilau seperti permata putih kekuning-kuningan. Udara yang sejuk itu membuat hati terasa damai. Segala masalah menjadi terlupakan dan kadang membuat Chanyeol mengantuk.

Baekhyun tersenyum nakal melihat Chanyeol tertidur di sampingnya. Baekhyun mengerti Chanyeol lelah setelah seharian mengantarnya pergi. Namun ide nakal yang muncul tiba-tiba itu, membuat Baekhyun tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menggoda Chanyeol.

Mula-mula Baekhyun mencoba membangunkan Chanyeol dengan rumput panjang. Ujung rumput yang seperti bulu itu diputar-putar Baekhyun di wajah Chanyeol. Melihat Chanyeol terus tertidur, Baekhyun tersenyum senang. Baekhyun kembali melakukan kebiasaannya semasa kecil.

Chanyeol terkejut ketika ia merasa sesuatu disiramkan ke wajahnya seperti air yang mengalir. Chanyeol membuka matanya dan melihat Baekhyun tersenyum nakal sambil terus menyiramkan rumput ke wajahnya. Baekhyun tidak berhenti walaupun Chanyeol telah bangun. Kesal karena Baekhyun telah menganggu tidurnya, Chanyeol segera menangkap lengan gadis itu sebelum gadis itu menjauhinya.

"Kau nakal sekali," kata Chanyeol pura-pura marah.

"Kau yang nakal. Kau tidur sementara aku duduk di sisimu," kata Baekhyun sambil tersenyum nakal, "Bahkan sekarang kau tetap tidak mau bangkit."

"Justru karena aku tahu kau ada di sisiku, aku merasa tenang dan dapat tidur dengan tenang pula."

Baekhyun terkejut ketika Chanyeol tiba-tiba menarik tangannya hingga ia terjatuh di sisi pria itu. "Apa yang kaulakukan?"

Chanyeol tersenyum nakal melihat keterkejutan Baekhyun. "Daripada kau marah hanya karena aku tidak mau bangkit, lebih baik kau yang ikut berbaring di sini."

"Kau beruntung aku tidak meninggalkanmu sendirian di sini," kata Baekhyun cemberut.

"Kalau kau berani melakukannya, aku akan menghukummu," kata Chanyeol memperingati.

"Hukuman apa?" tantang Baekhyun.

Chanyeol tersenyum penuh misteri seperti sinar matanya. "Hukuman yang paling manis."

"Hukuman yang paling manis?" kata Baekhyun tidak mengerti, "Apa ada hukuman yang manis?"

"Baekhyun, walaupun bagi semua orang kau adalah gadis dewasa yang anggun tapi bagiku kau tetap gadis kecil yang lugu dan polos."

Baekhyun semakin kebingungan melihat senyum geli Chanyeol yang bertentangan dengan sinar matanya. Chanyeol menatap dalam-dalam kebingungan di mata Baekhyun. Walaupun Baekhyun tampak anggun di mata semua orang dan tampak dewasa, tapi gadis itu tetaplah seorang gadis bukan wanita dewasa. Kepolosan serta keluguan masa kanak-kanak masih ada pada diri gadis itu walaupun selama lima belas tahun dikubur dengan paksa.

Chanyeol terus menatap Baekhyun yang kebingungan. Setiap kali melihat wajah cantik yang penuh tantangan itu, Chanyeol ingin sekali mengungkapkan cintanya tapi Chanyeol tidak pernah melakukannya. Chanyeol khawatir Baekhyun terlalu terkejut dengan pernyataannya hingga ia kabur lagi. Chanyeol tidak ingin itu terjadi. Selama ini Chanyeol memang berhasil menahan dirinya untuk tidak mengatakannya tapi ia tidak tahu hingga kapankah ia akan bertahan.

Baekhyun menatap langit biru. "Kau benar, Chanyeol." Chanyeol mengubah posisinya. Ia berbaring ke arah Baekhyun. Telapak tangannya menopang kepalanya yang terus mengarah ke wajah Baekhyun.

"Benar?" tanyanya.

"Aku merasa aku sangat polos dan lugu bila aku bersamamu. Aku juga merasa aku menjadi semakin kekanak-kanakan dan manja. Aku tahu itu tidak boleh tapi aku tidak dapat menahannya."

Mata Chanyeol menyipit. "Siapa yang mengatakannya?"

Baekhyun mengalihkan perhatiannya dari langit biru. "Entahlah, Yeol. Seseorang dalam diriku mengatakan semua orang tidak ingin aku kekanak-kanakan seperti itu. Mereka ingin aku menjadi gadis yang anggun."

Chanyeol tersenyum lembut hingga membuat jantung Baekhyun berdebar-debar. "Semua itu salah, Baek. Kau memang gadis yang anggun tapi tidak seorangpun yang memaksamu bersikap seperti itu. Bagiku dan bagi semua orang di Castil Q`arde, kau adalah gadis yang anggun."

"Kau yang salah, Chanyeol," kata Baekhyun sedih, "Walaupun aku tidak dapat mengingat masa laluku, aku tetap mengetahui satu hal. Aku harus menjadi gadis yang anggun."

"Percayalah kepadaku, Baekhyun. Hingga kapanpun kau adalah gadis yang anggun."

"Dalam ingatanku, aku mendengar seseorang mengatakan aku harus bersikap dewasa agar dapat menjadi gadis yang anggun."

Chanyeol turut sedih mendengarnya. Walaupun Chanyeol telah berusaha membuat Baekhyun melupakan semua perasaannya selama berada di Istana Urza, tapi perasaan itu telah melekat erat dalam diri gadis itu. Chanyeol tidak ingin melihat Putri Mahkota yang angkuh dalam diri Baekhyun. Yang ingin dilihatnya adalah Baekhyun yang sesungguhnya, Baekhyun yang anggun tapi liar dan suka menantang dengan kata-katanya yang tajam seperti matanya.

"Aku tidak melarangmu bersikap manja dan kekanak-kanakan kepadaku. Justru aku akan merasa marah sekali kepadamu bila kau berusaha menutupinya di depanku," kata Chanyeol memperingati, "Aku senang melihat kau bersikap manja kepadaku dan aku ingin kau tetap melakukannya."

Baekhyun tersenyum manis. "Aku mengerti, Chanyeol. Aku juga senang dapat bermanja-manja padamu."

Wajah cantik Baekhyun yang tampak semakin cantik dengan senyum manisnya, membuat Chanyeol tidak dapat menahan diri lagi. Chanyeol menundukkan kepalanya dan mencium perlahan bibir Baekhyun yang masih membentuk senyum manis itu. Senyum manis Baekhyun menghilang ketika bibir mereka bertemu. Rona merah menggantikan senyum manis di wajah Baekhyun.

Chanyeol berbaring kembali di tepat sisi Baekhyun. Chanyeol merasa bersalah melihat pipi Baekhyun yang memerah. "Maafkan aku, Baek. Kau selalu membuatku melupakan segalanya kecuali satu yaitu menciummu. Kau membuat aku melupakan pekerjaanku."

Suara bersalah itu membuat Baekhyun merasa sedih. "Jangan berkata seperti itu, Yeol. Aku tidak marah karena kau menciumku. Aku… aku…," wajah Baekhyun semakin memerah, "Aku hanya merasa malu karenanya."

Chanyeol tersenyum, "Itu berarti kau tidak biasa dicium laki-laki."

Baekhyun membalas senyuman Chanyeol, "Mungkin kau benar."

Melihat kesedihan dan perasaan bersalah di wajah Chanyeol, Baekhyun berkata, "Jangan sedih, Chanyeol." Baekhyun meletakkan tangannya di wajah Chanyeol. "Mungkin ini akan membuatmu merasa senang. Kau juga selalu membuatku bersikap manja. Hanya kau, Chanyeol."

"Aku tahu itu, Baekhyun. Bahkan sebelum kau mengatakannya aku sudah tahu," kata Chanyeol, "Sekarang apa yang akan kita lakukan?"

"Memandang langit," jawab Baekhyun singkat.

"Kalau kau bersikap seperti ini, kau seperti Jackson."

Baekhyun mengalihkan perhatiannya dari langit. "Jackson?"

"Ia adalah kemenakanku. Kau sangat menyayanginya dan iapun juga menyayangimu. Ia senang memandang langit sepertimu saat ini. Setiap kali aku menemaninya bermain di sini, ia selalu berbaring sambil memandang langit bahkan hingga tertidur."

"Di mana dia?" tanya Baekhyun ingin tahu.

"Ia telah kembali ke Druqent. Ketika kau tinggal di sini, ia membujuk setiap orang di keluarganya untuk menunda kepulangannya dan ketika kau menghilang, ia terpaksa pulang."

"Kasihan dia," kata Baekhyun, "Bisakah kita menjemputnya?"

Chanyeol bangkit. "Mengapa tidak? Itu adalah ide yang bagus."

Baekhyun terkejut melihat Chanyeol cepat-cepat bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantunya bangkit.

"Kita akan pergi ke Druqent siang ini juga, Baek. Kita akan menjemput Jackson."

Baekhyun tersenyum senang, "Jackson pasti senang sekali."

"Tentu saja, ia sangat menyayangimu," kata Chanyeol, "Mari kita kembali ke Castil Q`arde."

Baekhyun menurut ketika Chanyeol menarik tangannya ke Castil Q`arde. Chanyeol yang biasanya berjalan lambat di sisi Baekhyun kini berjalan sangat cepat sambil menarik tangan Baekhyun. Walaupun ia harus berusaha keras menyesuaikan langkah kakinya dengan langkah kaki Chanyeol, Baekhyun tidak merasa khawatir akan jatuh. Baekhyun tahu Chanyeol selalu menjaganya dengan hati-hati. Rupanya Chanyeol menyadari kesulitan Baekhyun karena pria itu tiba-tiba berhenti.

"Ada apa, Yeol?" tanya Baekhyun khawatir.

"Seperti kataku, bersamamu membuatku melupakan segalanya," jawab Chanyeol, "Aku lupa kau akan kesulitan menyamakan langkahmu denganku."

"Tidak apa-apa, Chanyeol."

"Gaunmu dapat membuatmu terjatuh kalau kau berjalan cepat sepertiku," kata Chanyeol memperingati.

"Aku tidak khawatir akan jatuh. Aku tahu kau akan menjagaku,"

kata Baekhyun sambil tersenyum.

"Aku memang akan selalu menjagamu, Baekhyun. Karena itu sekarang aku tidak akan berjalan cepat lagi," kata Chanyeol sambil menarik Baekhyun mendekat, "Kita akan berjalan pelan-pelan ke Castil Q`arde, hari masih pagi. Aku tidak perlu khawatir kita kesiangan."

Baekhyun tertawa. "Kau lucu, Chanyeol. Bagaimana mungkin kita akan kesiangan kalau Castil Q`arde telah berada di dekat kita. Di depan kita saja sudah tampak menara Castil yang menjulang."

"Kau benar. Aku terlalu bersemangat hingga aku

melupakannya."

"Kadang-kadang aku merasa kau kekanak-kanakan juga, Chanyeol."

"Kita akan menjadi pasangan yang paling kekanak-kanakan, Baekhyun. Aku yakin itu apalagi bila mengingat semua pertengkaran kita yang seperti anak kecil yang sama-sama tidak mau mengalah."

Baekhyun tersenyum, "Aku juga merasa demikian. Aku senang akhir-akhir ini kita jarang bertengkar."

Suasana akrab yang ada di antara mereka sejak mereka tiba di Castil Q`arde, membuat Baekhyun merasa senang. Baekhyun senang tinggal di antara keluarga Kryntz yang ramah kepadanya walaupun ada Sehun yang tidak disukainya. Tidak seperti dulu, kini Baekhyun benar-benar tidak menghiraukan Sehun. Setiap kali melihat pria itu mendekatinya, Baekhyun segera mencari perlindungan dari Chanyeol. Baekhyun benar-benar tidak suka melihat Sehun yang selalu mengikutinya hanya karena ingin menunjukkan kepandaian memujinya. Sering mereka memanjat pohon hanya untuk menghindari Sehun.

.

.

.

.

.

Walaupun Hana juga tinggal di Castil Q`arde, wanita tua itu tetap tidak mengetahui apa saja yang dilakukan Baekhyun bersama Chanyeol. Tapi Hana yang biasanya selalu mengetahui tindakan Baekhyun itu tidak pernah merasa kecewa. Ia sudah cukup senang bertemu kembali dengan Baekhyun yang telah menghilang darinya selama setengah tahun lebih. Dan wanita itu akan menjadi lebih senang lagi bila ingatan Baekhyun pulih.

Melihat waktu terus mengalir seperti sungai tapi ingatan Baekhyun tidak pulih, Hana merasa cemas. Hana tidak dapat membiarkan keadaan seperti ini terus berlangsung. Baekhyun adalah Putri Mahkota, banyak tugas yang harus dilakukannya. Hana semakin tidak sabar melihat usaha Chanyeol untuk mengembalikan ingatan Baekhyun. Sampai saat ini Chanyeol tidak pernah mengatakan apa-apa tentang usahanya bahkan kemajuan ingatan Baekhyun. Tidak seorangpun di Castil Q`arde yang mengetahui apa ingatan Baekhyun telah pulih bahkan Hana yang biasanya selalu berada di sisi Baekhyun juga tidak mengetahuinya. Sejak berada di Castil Q`arde, Hana jarang berada di sisi Baekhyun. Hana juga tidak sedekat dulu lagi dengan Baekhyun. Seluruh waktu dan perhatian Baekhyun telah direbut Chanyeol dari Hana. Setiap hari Chanyeol 'menculik' Baekhyun dari pengasuhnya itu. Hana tidak menganggapnya sebagai masalah besar. Yang menjadi masalah besar baginya adalah ingatan Baekhyun. Baekhyun adalah satu-satunya penerus Raja Kyuhyun. Bagaimana gadis itu dapat menjadi Ratu yang diinginkan setiap orang bila ingatannya tidak pulih. Hana telah berjanji untuk tidak mengatakan apa-apa tentang kedudukan Baekhyun yang penting itu dan Hana tidak ingin mengingkarinya.

Tapi Hana tidak dapat membiarkan keadaan ini terus berlangsung. Hana merasa ingatan harus segera pulih demi masa depan Kerajaan Lyvion yang berada di tangan Baekhyun. Hana telah membuat rencana untuk Baekhyun dan Hana yakin Chanyeol akan menyetujuinya. Mulanya Hana khawatir ia harus menanti hingga petang sebelum ia menyampaikan rencananya kepada Chanyeol tapi ketika ia melihat mereka berdua mendekati Castil Q`arde, ia merasa lega karena tidak perlu menanti lebih lama dari dugaannya semula. Hana segera menyambut kedatangan mereka.

Chanyeol terkejut ketika pintu terbuka tepat pada saat ia akan membukanya. "Kau membuatku terkejut, Hana."

"Apa yang terjadi, Hana? Kau seperti dikejar hantu saja," kata Baekhyun sambil tersenyum geli melihat pengasuhnya terengah-engah.

"Tidak ada apa-apa, Tuan Puteri. Saya hanya ingin berbicara dengan Tuan Muda."

"Kita akan membicarakannya di dalam, Hana. Sekarang biarkanlah kami masuk."

"Tentu, Tuan Muda." Hana segera membuka pintu lebar-lebar dan

membiarkan mereka masuk.

Baekhyun mengawasi wajah Hana. "Katakanlah kepadaku apa yang terjadi, Hana. Kau tampak tegang seperti telah terjadi sesuatu yang serius."

"Tidak ada apa-apa, Tuan Puteri," kata Hana meyakinkan Baekhyun, "Sungguh, tidak terjadi apa-apa. Saya ingin berbicara hanya dengan Tuan Muda."

Melihat kecemasan Baekhyun, Chanyeol berkata, "Kalau memang tidak ada masalah yang serius, kurasa kau dapat mengatakannya sekarang." Hana menatap cemas wajah Baekhyun.

Melihat kecemasan Hana, Chanyeol mengerti apa yang akan dibicarakan Hana. Hana benar Baekhyun tidak boleh tahu pembicaraan mereka ini.

"Lebih baik kau bersiap-siap sekarang, Baek. Kau dapat bersiap-siap sendiri, bukan? Atau kau membutuhkan bantuan Hana?"

Baekhyun mengerti Chanyeol tidak ingin ia mengetahui pembicaraan mereka. "Jangan khawatir, Chanyeol. Aku bisa melakukannya. Kalau nanti aku membutuhkan bantuan, aku akan memanggil pelayan yang lain."

"Bagus, sekarang pergilah. Nanti kalau kau belum selesai, aku akan menantimu di sini," kata Chanyeol.

Baekhyun segera menuju ke kamarnya. Begitu Baekhyun menghilang di tangga, Hana berkata, "Anda dan Tuan Puteri akan pergi?"

"Benar, Hana. Aku dan Baekhyun berencana ke Druqent siang ini."

Chanyeol mengawasi sekelilingnya, "Lebih baik kita tidak berbicara di sini, Hana. Di sini pembicaraan kita terlalu mudah didengar orang."

"Tentu, Tuan Muda. Seperti saya, keluarga Anda juga telah menanti Anda sejak tadi."

"Apa urusan yang akan kaubicarakan ini sangat penting, Hana, hingga keluargaku ikut campur tangan juga."

Chanyeol membiarkan Hana membawanya ke Ruang Duduk. Seperti yang dikatakan Hana, orang tua Chanyeol juga berada di sana.

"Aku senang kau sudah ada di sini, Chanyeol. Aku khawatir kau akan pergi hingga sore."

"Tidak, Papa. Aku dan Baekhyun ingin menjemput Jackson siang ini."

"Tidak dapatkah Anda menundanya, Tuan Muda?"

"Aku dapat menundanya, Hana, tapi hal itu akan membuat Baekhyun sedih," kata Chanyeol, "Katakan saja apa yang terjadi, Hana. Aku yakin Baekhyun akan mengerti bila ia tahu ia terpaksa menunda perjalanan ini."

"Tidak terjadi apa-apa, Tuan Muda. Saya hanya ingin membawa Tuan Puteri ke Istana Urza."

"Istana Urza? Untuk apa, Hana? Raja telah membiarkan Baekhyun tinggal di sini sampai ingatannya pulih."

"Itulah sebabnya, Tuan Muda. Sampai saat ini saya belum melihat ingatan Tuan Puteri telah mengalami kemajuan. Sejak tiba di sini hingga saat ini, saya merasa Tuan Puteri tetap tidak mengingat apapun."

"Kau salah, Hana. Walaupun ingatan Baekhyun belum pulih tapi ada beberapa hal yang mulai diingatnya."

"Saya merasa ingatan Tuan Puteri akan cepat pulih bila ia pergi ke Istana Urza. Tuan Puteri tinggal di sana lebih lama dibandingkan di sini. Maafkan saya, Tuan Muda, tapi itulah kenyataannya."

"Aku mengerti, Hana. Baekhyun memang lebih lama tinggal di Istana Urza daripada di sini tapi yang diingat Baekhyun adalah kenangan masa kecilnya di sini. Baekhyun tidak dapat mengingat apapun tentang Istana."

"Kita harus mencobanya, Chanyeol. Kita harus membawa Tuan Puteri ke Istana," bujuk Victoria.

Chanyeol menatap wajah Hana. "Apa kalian mengerti, mengapa aku berusaha agar Baekhyun tinggal di sini bukannya di Istana?"

"Saya mengerti, Tuan Muda. Anda tidak ingin Tuan Puteri terbebani apapun selama masa penyembuhannya ini," kata Hana, "Tapi, Tuan Muda. Bagaimana dengan nasib Kerajaan ini? Tuan Puteri adalah satu-satunya penerus Raja Kyuhyun. Bagaimana bila ingatannya tidak segera pulih?"

"Kekhawatiran Hana beralasan, Chanyeol. Kau harus mengikuti sarannya," kata Changmin.

"Aku telah memikirkannya. Walaupun lama tapi aku yakin ingatan Baekhyun akan pulih."

"Kita harus mencobanya, Tuan Muda. Kita harus membawa Tuan Puteri

ke Istana," kata Hana bersikeras.

Chanyeol menatap wajah keriput Hana sambil berpikir. Chanyeol tahu Hana benar, ingatan Baekhyun mungkin akan pulih bila ia berada di Istana tapi Chanyeol juga tahu itu tidak mungkin. Baekhyun tidak menyukai kedudukannya yang dapat berarti pula bahwa ia tidak senang tinggal di Istana dan kemungkinan Baekhyun melupakan Istana sangat besar.

"Tidak harus kau yang menjemput Jackson."

"Benar, kau dapat menyuruh orang lain menjemput Jackson sementara kita pergi ke Istana Urza," sahut Victoria.

"Aku baru saja memikirkan hal itu. Aku memutuskan menyuruh Sehun menjemput Jackson sementara kita membawa Baekhyun ke Istana Urza."

"Benar, Chanyeol. Lebih baik kita menyuruh Sehun menjemput Jackson daripada orang lain," kata Victoria.

"Selama kita dan Baekhyun berada di Istana Urza nanti, aku minta kita semua tidak mengatakan apa-apa."

"Tentu saja, Chanyeol. Takkan ada seorangpun dari kita yang mengatakan tentang gelar Baekhyun kepada Baekhyun."

"Bukan hanya itu maksudku, Papa. Aku tidak ingin seorangpun mengatakan tempat yang kita datangi itu adalah Istana."

"Lalu apa yang harus kita katakan kalau gadis itu bertanya mengapa tempat yang kita datangi itu ramai. Kau tahu bukan Istana selalu ramai," kata Changmin.

"Apa pula yang harus kita katakan kalau gadis itu melihat lukisan dirinya di sana?" tambah Victoria.

"Saya tidak ingin Tuan Puteri tidak melihat lukisan-lukisan dirinya. Saya ingin Tuan Puteri melihat segala sesuatu yang ada di dalam Istana yang berhubungan dengan dirinya," kata Hana.

Ketiga orang yang terus memberikan pertanyaan dan pernyataan kepada Chanyeol, tidak membuat pria yang sedang itu terganggu. "Kita akan mengatakan tempat itu adalah rumahnya dan tempat itu ramai karena orang-orang yang berada di sana memiliki urusan dagang dengan Raja."

"Saat ini Raja tidak berada di Istana, Chanyeol. Saat ini Raja berada di luar Kerajaan," kata Changmin mengingatkan.

"Aku tahu, Papa. Bila melihat sikap acuh Baekhyun setiap kali Raja datang ke sini, aku yakin gadis itu tidak akan mencari Raja. Lagipula saat ini Istana pasti tidak seramai saat Raja ada di Istana."

"Anda benar, Tuan Muda. Tuan Puteri tidak pernah akrab dengan Paduka. Walaupun telah lama mereka tidak bertemu, Tuan Puteri tidak pernah tampak rindu pada Paduka."

"Maksudmu, selain di sini, di Istanapun Tuan Puteri selalu tidak

mempedulikan keberadaan Raja," kata Victoria heran.

Sejak kedatangan Raja yang pertama yaitu sehari setelah ia tiba di Chymnt, Raja memang jarang datang ke Castil Q`arde tapi Baekhyun tidak pernah tampak khawatir ataupun rindu. Bahkan pertemuan pada pertama mereka setelah Baekhyun kabur dari Istana Urza, Baekhyun bersikap sangat dingin kepada ayahnya. Walaupun tahu pria itu adalah ayahnya dan ayahnya senang dapat bertemu lagi dengannya, Baekhyun tidak berusaha bersikap ramah kepada Raja Kyuhyun. Hal itu sangat mengherankan semua orang di Castil Q`arde kecuali Hana yang telah terbiasa dengan keadaan seperti ini dan Chanyeol. Semua orang semakin heran ketika melihat Baekhyun segera pergi setelah melihat ayahnya.

"Tuan Puteri memang selalu begitu."

"Aku heran, mengapa Tuan Puteri bersikap seperti itu. Bukankah seharusnya ia lebih akrab dengan ayahnya setelah kematian ibunya," gumam Victoria.

"Kurasa saat ini bukan saatnya kita membicarakan itu, Mama. Aku akan memanggil Baekhyun," kata Chanyeol, "Lalu mengenai Sehun, tolong Mama yang mengatakannya. Aku yakin ia akan semakin membenciku bila aku yang mengatakan hal ini."

Victoria tersenyum pengertian, "Mama mengerti, Chanyeol. Mama akan mengatakannya kepada Sehun tanpa menyebut namamu ataupun Tuan Puteri."

Sebelum membuka pintu, Chanyeol membalikkan badannya dan berkata, "Hana, kurasa kau tidak perlu membantu Baekhyun. Aku yakin saat ini gadis itu telah siap."

"Baik, Tuan Muda. Saya akan mengurus kereta yang akan membawa kita ke Istana Urza," kata Hana.

"Terima kasih, Hana" kata Chanyeol sambil membuka pintu.

Chanyeol tahu Baekhyun akan sedih dengan rencana baru ini tapi gadis itu pasti mengerti setelah mendengar penjelasannya. Baru saja Chanyeol memikirkan apa yang harus dikatakanya kepada Baekhyun ketika ia melihat gadis itu berada di ujung tangga pertama yang harus ia lalui. Baekhyun yang berdiri di dekat jendela yang terbuka lebar, tampak sangat cantik. Sinar matahari yang memasuki lorong membuat gadis itu bermandikan sinar matahari dan membuatnya tampak seperti bidadari dengan gaunnya yang putih itu. Seulas senyum manis yang menghias wajahnya membuat Chanyeol ingin segera mendekati gadis itu dan memeluknya erat-erat sebelum gadis itu menghilang.

Baekhyun tersenyum senang ketika melihat Chanyeol. Baekhyun diam menanti Chanyeol tiba di sisinya.

"Kita akan berangkat sekarang?" tanyanya.

Chanyeol meraih tangan Baekhyun dan menciumnya, "Tentu, Tuan Puteri. Kalau kita tidak berangkat sekarang, aku khawatir kecantikanmu akan pudar."

Wajah Baekhyun memerah mendengar pujian itu. Bagi Baekhyun, pujian Chanyeol benar-benar tulus bukan karena memiliki tujuan lain.

"Walaupun kau adalah seorang gadis liar, tapi kau sangat manis, Baekhyun. Apalagi pipimu yang memerah seperti mawar merah ini," katanya kemudian Chanyeol mencium pipi Baekhyun. "Dan membuatku ingin menciumnya," tambah Chanyeol sambil tersenyum.

"Kau tidak mengganti bajumu?"

"Tidak, Baekhyun."

"Kita tidak jadi pergi?"

Chanyeol menatap lekat-lekat wajah Baekhyun dan membuat gadis itu kebingungan melihat wajahnya yang serius. "Kita tetap akan pergi, Baekhyun, tapi kita tidak ke Druqent. Aku tahu kau sedih, tapi dengarkanlah penjelasanku ini dulu."

"Aku akan mendengarkannya, Chanyeol."

"Kita akan ke rumahmu untuk mencoba mengembalikan ingatanmu. Kita tidak dapat menunda kepulanganmu ini, Baekhyun."

"Apa aku akan meninggalkan tempat ini?" tanya Baekhyun cemas.

"Tidak, Baekhyun. Aku tidak akan membiarkanmu meninggalkan Castil ini sebelum ingatanmu pulih."

"Bagaimana setelah ingatanku pulih?" Chanyeol terdiam. Hingga saat ini Chanyeol belum tahu apa yang akan terjadi setelah ingatan Baekhyun pulih. Selama gadis itu kehilangan ingatannya, mereka semakin dekat. Chanyeol tidak pernah memikirkan apa yang terjadi bila ingatan gadis itu pulih bahkan tidak dapat menebaknya. Andaikata Chanyeol tahu bagaimana perasaan Baekhyun kepadanya, mungkin ia dapat menebaknya. Tapi Chanyeol tidak tahu dan ia tidak pernah menanyakannya kepada Baekhyun walaupun ia selalu ingin bertanya.

"Aku belum memikirkannya, Baekhyun," kata Chanyeol jujur, "Lupakan saja masalah itu. Aku janji akan memikirkan hal ini. Saat ini yang penting adalah memulihkan ingatanmu."

"Chanyeol, bila kita tidak jadi ke Druqent hari ini, apa kita akan ke sana besok?"

"Tidak, Baek. Aku telah meminta Sehun menjemput Jackson hari ini juga. Aku tahu kau ingin menjemput sendiri Jackson, Baekhyun, tapi kau pasti lelah setelah seharian berkeliling untuk memulihkan ingatanmu."

"Jangan kaulakukan itu, Chanyeol. Aku tidak akan lelah," kata Baekhyun membujuk.

"Aku mengerti kau kecewa, Baekhyun, tapi jangan membujukku. Aku tahu apa yang terbaik bagimu," kata Chanyeol, "Saat ini yang terbaik bagimu adalah ikut aku ke rumahmu."

"Chanyeol, aku ingin menjemput Jackson. Kalau kau tidak mengijinkan aku pergi ke Druqent besok, kita dapat pergi lusa atau esoknya lagi," kata Baekhyun manja.

"Baekhyun, biarkan Sehun yang menjemput Jackson. Kita akan melakukan banyak hal yang penting sambil menanti mereka seperti menyiapkan pesta penyambutan kedatangan Jackson."

"Aku tidak suka pesta, Chanyeol."

"Mengapa?"

"Karena itu hanya menghabiskan waktuku sedangkan aku tidak mempunyai banyak waktu."

"Kau mempunyai waktu yang banyak, Baekhyun. Tapi saat ini kau tidak mempunyai waktu lagi. Kita harus segera ke rumahmu sebelum hari semakin siang. Aku tidak ingin kau terbakar sinar matahari."

"Chanyeol…"

Sebelum Baekhyun membujuknya, Chanyeol segera menyela, "Kalau kau tidak mau mengikutiku, aku akan membopongmu" Chanyeol diam memandang Baekhyun. Gadis itu tampak masih tidak mau meninggalkan tempat itu. Tangan gadis itu masih memainkan topi putih yang dibawanya.

"Kurasa lebih baik aku membopongmu," gumam Chanyeol sambil mengangkat tubuh Baekhyun.

"Chanyeol, turunkan aku."

"Setiap kali aku membopongmu, kau selalu minta diturunkan. Kau tidak senang kubopong?" kata Chanyeol merujuk.

"Bukan begitu. Hanya saja apa yang akan dikatakan orang tuamu bila melihat kita?"

Chanyeol tersenyum. "Mereka tidak akan mengatakan apa-apa. Mereka akan tersenyum senang. Kalau kau tidak mempercayaiku, lihat saja mereka yang sekarang berdiri di pintu."

Baekhyun melihat pintu depan Castil Q`arde. Di sana Changmin dan Victoria berdiri sambil tersenyum menatap mereka. Melihat Changmin dan Victoria yang tampak menanti seseorang, Baekhyun berkata, "Mereka akan ikut juga?"

"Tidak hanya mereka. Hana juga akan ikut."

"Kau juga," tambah Baekhyun.

"Tanpa perlu dikatakanpun semua orang tahu aku akan ikut."

"Kau selalu berada di sisiku sejak kita bertemu di Synghz. Walaupun kau lelah, kau tetap mau menemaniku ke manapun."

"Aku telah berjanji kepadamu, Baekhyun. Dan aku selalu berusaha menepatinya. Apapun yang terjadi, aku akan selalu mengantarmu ke setiap tempat yang ingin kaudatangi. Tapi untuk saat ini kau harus menuruti aku."

Melihat kereta kuda keluarga mereka telah tiba di depan Castil, Changmin dan Victoria segera keluar. Hana yang muncul dari pintu setelah Changmin dan Victoria keluar, segera mendekati Chanyeol yang masih berjalan sambil membopong Baekhyun.

"Kereta kuda telah siap, Tuan Muda," kata Hana melaporkan.

"Terima kasih, Hana."

"Topi Anda, Tuan Puteri," kata Hana sambil mengulurkan tangannya. Baekhyun segera menyerahkan topi itu kepada Hana yang segera menepi setelah menerimanya. Chanyeol baru menurunkan gadis itu ketika merekatiba di pintu kereta yang terbuka. Pria itu membantu Baekhyun dan Hana sebelum ia naik.

Setelah semua orang naik, kusir kereta mulai menjalankan keretanya ke Vximour. Melihat setiap tempat di Vximour yang mereka lalui, Baekhyun merasa ia mengenal baik tempat-tempat itu. Bahkan Baekhyun yakin mengetahui setiap sudut Vximour. Tidak ada suatu tempatpun di Vximour yang tidak diketahui Baekhyun. Tapi Baekhyun tidak tahu tempat yang mereka tuju saat ini adalah Istana Urza. Bahkan ketika mereka telah memasuki halaman Istana yang luas, Baekhyun tidak menyadarinya. Tidak juga saat ia berada di depan pintu masuk Istana. Sepasang prajurit membukakan pintu depan Istana untuk mereka ketika melihat kedatangan mereka. Kedua prajurit itu tampak terkejut sekaligus heran melihat kedatangan mereka yang mendadak ini.

Sebelum Baekhyun curiga, Chanyeol segera mendekati kedua prajurit itu dan mengatakan sesuatu. Setelah itu ia mendekati Baekhyun.

"Benarkah ini rumahku, Chanyeol?" tanya Baekhyun lirih, "Rumah ini besar sekali."

Chanyeol tidak menjawab pertanyaan itu. Ia hanya tersenyum sambil membawa Baekhyun memasuki Istana. Begitu mereka menginjakkan kaki di dalam Istana, Hana segera mengambil alih tugas Chanyeol.

Seperti janjinya, Hana tidak akan mengatakan apa-apa tentang gelar Baekhyun. Dan untuk itu Hana tahu ia tidak boleh membawa Baekhyun berkeliling tingkat pertama dan kedua Istana yang menjadi pusat kegiatan menggandeng Baekhyun ke kamarnya yang juga berada di tingkat dua tapi wanita itu tidak mengatakan apa-apa tentang setiap ruangan yang mereka lalui. Baekhyun heran. Bila benar tempat ini adalah rumahnya, tentunya ia masih dapat mengingat setiap sudutnya walaupun hanya sedikit. Tapi Baekhyun tidak dapat mengingat apapun. Setiap jalan yang dilaluinya bersama Hana, terasa asing baginya. Dan itu membuat Baekhyun semakin heran. Tidak mungkin Chanyeol membohonginya. Tidak mungkin pula Hana yang selalu setia kepadanya, membohonginya.

"Ini adalah kamar Anda, Tuan Puteri," kata Hana sambil membuka pintu. Walaupun Hana mengatakan ruangan itu adalah kamarnya, Baekhyun tetap tidak mengenali ruangan itu.

Baekhyun menatap wajah Chanyeol. Melihat pandangan yang penu kebingungan itu, Chanyeol berkata, "Ini adalah kamarmu, kalau kau tidak percaya, lihatlah lukisan itu." Chanyeol mengantar Baekhyun ke tempat yang dimaksudkannya. Baekhyun mengamati sebuah lukisan tergantung di atas perapian. Melihat wajahnya yang ada di dalam lukisan itu, Baekhyun percaya tempat ini adalah rumahnya. Tapi mengapa ia tidak dapat mengingatnya, Baekhyun tidak tahu.

"Aku tidak ingat aku pernah di sini," kata Baekhyun lirih, "Bahkan aku merasa asing berada di sini."

"Tidak apa-apa, Baekhyun. Kami tidak memaksamu mengingat semuanya hari ini. Kami hanya ingin menunjukkan padamu tempat ini."

"Mengapa aku tidak dapat mengingat rumahku ini?"

"Karena kau hilang ingatan, Baekhyun."

"Kalau aku pernah tinggal di sini, seharusnya aku dapat mengingatnya."

Chanyeol meletakkan tangannya di pundak Baekhyun dan berkata, "Jangan sedih, Baek. Kalau kita kehilangan ingatan kita, kita dapat melupakan segalanya bahkan tempat tinggal kita dan orang-orang yang kita sayangi."

Hana tetap tidak mau menyerah. Wanita itu membawa mereka ke Ruang Kanak-Kanak. Segala yang ada di Ruang Kanak-Kanak tidak membuat Baekhyun mengingat apapun. Gadis itu hanya senang melihat mainan-mainan yang tertata rapi di ruangan itu. Melihat Baekhyun yang tampak seperti memasuki ruangan yang belum pernah dimasukinya, Hana tetap tidak mau menyerah. Changmin dan Victoria hanya tersenyum melihat semangat wanita itu untuk mengembalikan ingatan Baekhyun dengan segala sesuatu yang ada di dalam Istana. Usaha Hana tidak berhasil. Setiap ruangan yang tidak berhubungan dengan kegiatan Kerajaan, telah ditunjukkan Hana kepada Baekhyun tapi gadis itu tetap tidak dapat mengingat apapun.

Mereka sampai dibuat lelah oleh semangat Hana. Semangat wanita itu pula yang membuat mereka sepanjang hari itu berada di Istana untuk mengelilingi Istana. Mengelilingi Istana yang luas dengan cepat saja membutuhkan waktu yang cukup lama, apalagi bila pelan-pelan. Selelah apapun mereka, tidak seorangpun dari mereka yang berhenti berusaha. Mereka tetap mengikuti Hana ke manapun wanita itu membawa mereka.

.

.

.

.

.

.

TBC

READ , REVIEW , FAV PLEASE?

PS : WOAAA IM BACK GILA SIAPA YANG KOBAM LIAT BYUN BAEKHYUN ABS DAN PARK CHANYEOL ABS GILA GUE KAGET BANGET LOH COWOK SECANTIK BAEKHYUN PUNYA ABS OMG GA NYANGKA walaupun dia kurus banget ya kasihan banget huhu ga makan karbo 3 bulan T.T kalo chanyeol gue juga rada kaget habisnya terakhir dia kek buncit gitu EH GATAUNYA TADI MALEM BAEKHYUN MALAH NGEBUKA HOODIE CHANYEOL WEI TAMPILAH ROTI SOBEK ALA PCY. BAEKHYUN OBVIOUS BANGET SIH HERAN. HE IS SO PROUD BANGET SAMA PCY

UDAH GITU YA GUYS BYUNBAEKHEE CANTIK BANGET AHELAHHHHHH GA PAKE WIG AJA BAEK UDAH CANTIK NAH INI CROSSDRESSING OMO UDAH LAH GUE YANG CEWEK AJA KALAH HAHA

PSS : CIYE YANG KEMAREN-KEMAREN SEMOBIL BERDUA

PSSS : KOK CAPS SMUA. MAAF YA GUYS

PSSSS : TETEP REVIEWNYA OWE TUNGGU YAKKKKK^^

Last but not least PLEASE STILL SUPPORTING CHANBAEK NO MATTER WHAT AND BELIEVE THAT CHANBAEK IS REAL! ILY!