Sudah hampir satu jam Mingyu berada sendirian di kafe milik sepupunya, Jeonghan. Dia mempunyai untuk bertemu dengan beberapa orang di kafe ini. Rencananya, mereka akan berkumpul jam lima sore disini. Dan ini sudah jam lima lebih lima belas menit, mereka masih juga belum menampakkan batang hidungnya. Membuat Mingyu harus berkali - kali menahan kesal karena mereka. Mereka disini adalah Seungcheol, Jisoo, Jihoon, dan Hanbin. Tadi siang ketika pulang sekolah, Mingyu memaksa mereka untuk membantu Mingyu. Dan meminta mereka untuk bertemu di kafe ini. Tapi, sudah hampir dua puluh menit Mingyu berada di kafe ini mereka masih saja belum datang. Rasanya Mingyu bisa mati kebosanan jika dibiarkan menunggu mereka yang tak kunjung datang. Mingyu bukanlah tipe orang yang bisa disuruh bersabar. Mingyu tak bisa menunggu lebih dari sepuluh menit sebenarnya. Tapi demi rencananya besok, Mingyu berusaha bertahan dalam kebosanannya menunggu Seungcheol dan yang lainnya. Mingyu yakin mereka pasti datang. Mingyu mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja disamping ice americano pesanannya yang tersisa setengahnya saja. Namja itu tersenyum melihat wallpaper ponselnya, foto selcanya bersama Wonwoo dan Hanbyul saat berada ditaman beberapa hari yang lalu. Hampir lima menit Mingyu menatap wallpapernya tanpa mengalihkan pandangannya kemanapun, namja itu akhirnya tersadar akan tujuannya menyalakan ponselnya. Mengirim pesan kepada Seungcheol.

KimGyu : Hyung kau dimana?! Aku sudah hampir setengah jam disini!

Hanya berselang satu menit, Seungcheol membalas pesan adik sepupunya.

: Aku sedang memarkirkan mobilku.

Mingyu menatap kearah luar jendela kafe. Dapat dilihatnya mobil Seungcheol sudah berada didepan kafe. Mereka berempat segara memasuki kafe dan segera menghampiri Mingyu.

" Mian, Gyu. Aku harus mengisi bensin dulu tadi, dan kau tau harus antre panjang sekali.", ucap Seungcheol sambil melepas mantelnya, menyisakan sweater rajut berwarna hitam pada badan kekarnya.

Mingyu hanya mengangguk sambil mengaduk ice americanonya yang sudah tidak dingin lagi mendengar alasan dari kakak sepupunya itu. Dan Seungcheol tau jika adik sepupunya itu tengah kesal pada mereka karena telah membuatnya menunggu selama hampir setengah jam. Pemuda bertubuh kekar itu tersenyum tipis melihat kelakuan Mingyu yang tak pernah berubah dari dulu.

" Sebenarnya kau mau membicarakan apa, Gyu? ", tanya Jisoo dengan lembut. Gadis itu juga paham jika adik sepupu kekasihnya itu tengah kesal.

Mingyu mengangkat kepalanya menatap Jisoo yang duduk dihadapannya. Namja itu sadar akan rencana awalnya mengumpulkan mereka berempat disini. Melupakan kekesalannya pada Seungcheol dan yang lain karena terlambat dan membuatnya menunggu.

" Aku ingin menyatakan perasaanku pada Wonwoo noona lusa, tepat dihari ulang tahunnya lusa dan aku ingin kalian bisa membantuku.", ucap Mingyu. Membuat yang lainnya menatapnya dengan tak percaya.

" Kau benar - benar ingin menjadikan Wonwoo kekasihmu, eh? ", goda Seungcheol yang dihadiahi pukulan dilengannya dari Mingyu.

" Aku masih kesal padamu, hyung.", gerutu Mingyu

" Kau benar - benar serius pada Wonwoo kan, Gyu? ", tanya Hanbin dengan nada serius. Mingyu langsung mengalihkan pandangannya pada Hanbin yang juga menatapnya serius.

Mingyu mengangguk. " Aku serius dengan Wonwoo noona. Aku akan berusaha semampuku untuk selalu menjaganya, hyung."

" Kupegang janjimu.", balas Hanbin. " Awas kalau kau sampai membuatnya menangis."

" Lalu apa yang harus kami lakukan? ", tanya Jihoon yang daritadi hanya fokus pada waffle cokelat pesanannya.

Mingyu mengembangkan senyumnya. " Aku telah mempunyai rencana, noona.", ucap Mingyu. " Pertama, aku akan menaruh fotoku saat berpelukan dengan adik perempuanku dilokernya besok. Karena, selain Seungcheol hyung, tak ada yang mengetahui kalau aku mempunyai seorang adik perempuan. Wonwoo noona juga tak tau kalau aku mempunyai saudara perempuan. Aku juga akan mengabaikannya disekolah. Sebenarnya, aku sudah mengabaikannya sejak tadi. Aku sama sekali tak mengiriminya pesan ataupun meneleponnya. Aku tau Wonwoo noona pasti tak akan mau menelepon atau mengirimiku pesan lebih dahulu. Dan aku membutuhkan kalian karena kalianlah yang telah mengenal Wonwoo noona lebih baik daripada aku. Jadi besok sepulang sekolah, aku ingin mencari hadiah untuknya. Tepat jam dua belas malam, aku akan menyatakan perasaanku. Jadi aku ingin Jihoon dan Jisoo noona untuk menginap di apartemen Wonwoo noona. Agar aku tau jika Wonwoo noona sudah tertidur apa belum. Aku mohon kalian mau membantuku.", jelas Mingyu.

Hanbin dan yang lainnya mengangguk paham pada apa yang dijelaskan Mingyu tentang rencananya.

" Aku juga ingin meminta saran dari Seungcheol hyung dan Hanbin hyung tentang bagaimana caranya menyatakan perasaanku pada Wonwoo noona lusa. Karena jujur, aku gugup. Ini pertama kalinya aku menyatakan perasaanku pada seseorang.", lanjut Mingyu pelan.

Hanbin, Jihoon, dan Jisoo menatap kaget karena ucapan Mingyu tadi.

" Yang benar saja? Mana mungkin kau belum pernah menyatakan perasaanmu pada seorang gadis? Kau kan pangeran sekolah.", tanya Hanbin tak percaya yang diikuti anggukan kepala dari Jihoon dan Jisoo. Sedangkan Seungcheol hanya tersenyum melihat ekspresi terkejut dari teman - temannya. Dirinya tau apapun tentang Mingyu, jadi dia tak terkejut sama sekali dengan apa yang dikatakan Mingyu.

" Wonwoo noona yang pertama.", tegas Mingyu.

" Sulit dipercaya, pangeran sekolah kita ternyata belum pernah pacaran sama sekali.", ucap Jihoon yang dihadiahi kekehan dari Mingyu.

" Gyu, kalau kau ingin menyatakan perasaanmu dengan romantis. Kau jangan meminta saran pada hyungmu itu. Dia sama sekali bukan orang yang romantis.", kata - kata Jisoo langsung disambut protes dari Seungcheol.

" Aku bukan tidak romantis, Jis. Aku hanya tak bisa mengekspresikan perasaanku dengan baik.", sangkal Seungcheol yang disambut tertawaan dari yang lainnya.

" Sama saja, Choi! ", jawab Jisoo.

" Tapi, akhirnya kau mau juga denganku kan, Jis? ", ucapan Seungcheol langsung dihadiahi lemparan tissue dari Jisoo yang wajahnya memerah.

.

.

.

.

.

[ D - 1 Wonwoo Birthdays ]

Mingyu kembali berangkat ketika sekolah masih sangat sepi. Kaki jenjangnya segera mengarah menuju loker milik Jeon Wonwoo. Dibukanya loker Wonwoo, Mingyu meletakkan foto dirinya dan adik perempuannya, Minseo. Foto itu saat Minseo sedang berulang tahun tiga bulan yang lalu. Minseo mencium pipi kanan kakaknya, sedangkan Mingyu memeluk tubuh adik perempuannya yang terpaut dua tahun dengannya itu. Mingyu menatap foto dirinya dan sang adik yang telah diletakkannya di loker Wonwoo dengan senyum penuh arti.

" Aku berharap kau cemburu, noona.", harap Mingyu. Namja tampan itu segera meninggalkan loker Wonwoo menuju kelasnya.

.

.

.

.

.

.

Satu jam berselang setelah Mingyu meletakkan foto itu diloker Wonwoo. Wonwoo tiba disekolah dan segera menuju lokernya bersama Jihoon dan Jisoo. Wonwoo terpaku ketika membuka lokernya. Gadis itu menatap nanar pada sebuah foto yang terletak diatas tumpukan buku - bukunya. Jemari tangannya bergetar ketika bergerak untuk mengambil foto tersebut.

" Kau, mengatakan jika kau mencintaiku, Gyu. Lalu ini apa? ", gumam Wonwoo dengan suara yang amat kecil. Berusaha agar kedua sahabatnya tak mencurigainya.

Jihoon dan Jisoo tau Wonwoo pasti sangat terkejut ketika mendapati foto Mingyu sedang memeluk seorang gadis. Kedua gadis itu merasa sangat kasihan pada Wonwoo. Sahabat mereka itu sangat terlihat tengah menahan emosi dan airmatanya. Jisoo mendekati Wonwoo yang sedang memegang foto itu dengan bergetar.

" Apa itu, Nu? ", tanya Jisoo yang sedang berpura - pura tak mengetahui apapun.

Wonwoo tersentak ketika mendengar suara Jisoo. Gadis itu segera memasukkan foto itu kedalam saku blazzer seragamnya.

" Bukan apa - apa.", jawab Wonwoo sambil menutup lokernya.

Jisoo hanya mengiyakan jawaban Wonwoo dan mengajaknya untuk pergi menuju kelas. Baru saja berjalan beberapa langkah dari loker Wonwoo, seorang Kim Mingyu berjalan dari arah berlawanan. Seperti biasa, Mingyu selalu terlihat tampan. Tapi, untuk saat ini Wonwoo sedang tak ingin melihat wajah Mingyu. Jujur, Wonwoo sangat sakit hati pada Mingyu. Padahal belum tentu gadis itu adalah gadis yang tengah dekat dengan Mingyu selain dirinya saat ini. Entahlah, Wonwoo hanya sedang tak bisa berpikir jernih saat ini. Jarak antara Wonwoo dan Mingyu semakin dekat. Jika biasanya mereka berdua akan saling menyapa atau saling tersenyum satu sama lain, kini keduanya hanya saling melewati begitu saja. Tanpa saling memandang satu sama lain. Wonwoo yang lebih memilih untuk menundukkan kepalanya, sedangkan Mingyu berjalan dengan fokus menatap kedepan tanpa menoleh kemanapun. Satu air mata lolos dari mata sayu Wonwoo mendapati Mingyu yang melewatinya begitu saja. Wonwoo buru - buru menghapus airmatanya. Dia masih bersama dengan Jisoo dan Jihoon saat ini. Gadis itu terlalu malas untuk menanggapi pertanyaan dari kedua sahabatnya jika mereka melihatnya menangis.

" Aku sangat kecewa padamu, Gyu. Sangat kecewa.", batin Wonwoo.

" Mianhae, noona. Aku terpaksa melakukan ini.", batin Mingyu saat melihat Wonwoo yang terlihat seperti tengah menghapus airmatanya.

.

.

.

.

.

Selama pelajaran berlangsung,Wonwoo benar - benar tak bisa fokus. Pikirannya terlalu melayang kemana - mana. Gadis itu tengah bergulat dengan perasaannya. Terlalu banyak hal yang dipikirkannya. Tentang foto itu, tentang Mingyu yang seperti mengabaikannya. Bahkan Mingyu tak menelpon ataupun mengiriminya pesan apapun dari semalaman. Pikirannya semakin penuh dengan Mingyu saat ini. Hatinya terasa sangat sesak. Wonwoo sebenarnya bukanlah gadis yang terlalu mudah menangis hanya untuk seorang namja. Tapi, ini Kim Mingyu. Ini Mingyu, namja yang telah membuat perasaannya menghangat. Namja yang menemaninya ketika ia pingsan. Namja yang menemaninya menjaga Hanbyul. Namja yang selalu menyelamatkan moodnya dengan dua buah chupa chups rasa cola favoritnya. Namja yang selalu membuat pipinya bersemu. Dan yang paling penting, namja yang dicintai Wonwoo saat ini.

Wonwoo terlalu memikirkan tentang Mingyu, sampai tak menyadari bahwa sudah waktunya istirahat makan siang. Jihoon dan Jisoo menatap kasihan pada Wonwoo. Pasti sahabatnya itu sangat terkejut dengan Mingyu hari ini. Tapi mereka berdua tak bisa melakukan apapun. Ini demi kebaikan Wonwoo sendiri. Jadi kedua gadis itu hanya meninggalkan sebotol susu rasa pisang dan dua chupa chups dimeja Wonwoo yang tengah asyik memandang kosong kearah lapangan basket dan meninggalkan Wonwoo sendiri. Wonwoo lebih baik sendiri dulu, menenangkan pikirannya yang pasti tengah kacau saat ini.

Mata sayu Wonwoo lagi - lagi berkaca -kaca. Dibawah sana, ditengah - tengah lapangan basket. Mingyu tengah dikerubungi oleh para gadis - gadis yang menyukainya. Menerima bunga, hadiah, cokelat dan lainnya dari para gadis - gadis itu. Biasanya Mingyu tak seperti itu. Namja itu hanya akan melewati mereka tanpa melirik ataupun memerdulikan mereka semua. Tapi ini, Mingyu bahkan tersenyum pada mereka.

" Kau kenapa melakukan ini padaku, Gyu.", gumam Wonwoo lirih sambil terus menatap lapangan basket dengan nanar.

Pikirannya terputar saat - saat dimana hanya ia yang bisa melihat senyum tampan Mingyu.

.

.

.

.

.

.

Mood Wonwoo semakin berantantakan saat Hanbin mengatakan ada urusan penting jadi mereka tak bisa pulang bersama. Wonwoo sedang tak ingin memaki Hanbin saat ini. Jadi ia hanya berlalu tanpa memerdulikan apa yang dikatakan oleh sepupunya itu. Yang ada dibenak Wonwoo hanyalah segera pulang dan segera mengistirahatkan dirinya. Wonwoo sudah lelah dengan hari ini. Ia terlalu banyak menahan emosinya hari ini. Wonwoo hanya ingin istirahat dan semua kembali normal esok hari. Mingyu kembali seperti biasa padanya. Hanya itu yang Wonwoo harapkan. Sesampianya diapartemen, Wonwoo langsung merebahkan tubuhnya diranjang empuknya. Diliriknya jam berbentuk karakter Eddie yang menggantung didinding kamarnya, yang menunjukkan pukul setengah lima sore. Ia ingat nanti pukul tujuh, Jihoon dan Jisoo akan berkunjung dan menginap disini. Tidur sebentar bukan masalah, kan? Itu pikir Wonwoo. Toh kedua sahabatnya itu pasti akan menghubunginya ketika sudah sampai.

Setelah membersihkan tubuh dan mengganti seragamnya dengan baju rumahan, Wonwoo segera mengisi perutnya sambil menonton Tv. Sepuluh menit setelah makanannya habis, Wonwoo tanpa sadar terlelap disofa depan TV masih dengan TV yang menyala.

.

.

.

.

.

Sementara itu Mingyu tengah sibuk dengan segala yang akan menjadi hadiah dan kejutan untuk Wonwoo diapartemen Hanbin. Kenapa apartemen Hanbin? Karena apartemen Hanbinlah yang paling dekat engan aparteme Wonwoo daripada yang lainnya. Tak bisa Mingyu pungkiri, dirinya sangat gugup saat ini. Mingyu benar - benar berharap Wonwoo akan menerimanya. Sangat tak lucu jika ia ditolak nanti. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Satu jam lagi Wonwoo akan bertambah usia. Jihoon dan Jisoo telah berada diapartemen Wonwoo sejak beberapa jam yang lalu.

" Gyu, kita akan berangkat sebentar lagi. ", ucapan Seungcheol membuat Mingyu tersadar dari lamunannya. Mingyu hanya sanggup mengangguk seadanya.

Sementara Seungcheol dan Hanbin malah tertawa melihat ekspresi Mingyu. " Gyu, kau hanya akan menyatakan perasaanmu. Bukannya melamar Wonwoo. Santai saja.", goda Hanbin.

" Kau tak tau bagaimana aku saat ini, hyung.", sungut Mingyu kesal.

Akhirnya ketiga namja tampan itu bergegas menuju apartemen Wonwoo setelah Jihoon mengatakan Wonwoo telah tertidur. Tak sampai dua puluh menit, ketiganya telah sampai dibasemant apartemen Wonwoo. Menunggu Jisoo turun kebawah untuk membantu membawa kejutan untuk Wonwoo. Begitu sampai didepan apartemen Wonwoo, Jihoon membuka pintu dengan perlahan. Mereka berjalan mengendap agar tak menimbulkan suara yang bisa membuat Wonwoo terbangun dari tidurnya. Meskipun sangat mustahil mengingat Wonwoo sangat hobi tidur dan akan sangat susah untuk membangunkannya. Jarum jam telah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Setengah jam lagi sebelum tanggal berubah menjadi tanggal 17 Juli.

Mingyu, Hanbin dan Seungcheol tengah sibuk dengan balon - balon huruf berukuran lumayan besar dengan rangkaian huruf yang membentuk kat yang telah diisi dengan nitrogen jadi balon - balon itu melayang di tembok apartemen Wonwoo. Dibawahnya terdapat balon - balon huruf dengan ukuran lebih kecil yang telah diberi pemberat dan membentuk kata I L Y. Serta banyak balon - balon biasa dengan banyak warna bertebaran diruang tengah apartemen Wonwoo. Dan jangan lupakan sebuah teddy bear berukuran besar dibawah balon - balon itu.

Sementara itu,Jihoon dan Jisoo sibuk dengan tart ulang tahunWonwoo. Semuanya telah beres tepat saat pukul sebelas kurang lima belas menit. Kelimannya segera berkumpul.

" Noona, kalian masuk dan katakan pada Wonwoo noona kalau aku kecelakaan, oke? ", komando Mingyu. Jihoon dan Jisoo mengangguk paham. Sedangkan Hanbin akan membuka confettinya dan Seungcheol akan menjadi bagian dokumentasinya. Waktu terus berjalan dan tanggal 17 July kurang beberapa menit lagi. Semua sudah standbye diposisi nya masing - masing. Mingyu juga sudah berada di tengah ruangan sambil membawa tart untuk Wonwoo. Lampu ruang tengah juga sudah dimatikan.

.

.

.

" Wonwoo- ya! Ireona palli! YAK JEON WONWOO BANGUNLAH! ", teriakan Jihoon sukses membuat Wonwoo membuka mata sayunya yang masih sangat terlihat sembab.

" Wae tto? ", tanya Wonwoo penuh dengan nada kesal.

" Maaf harus mengganggu tidurmu, tapi...", Jisoo dengan sengaja menggantung kalimatnya.

" Mwo? ", tanya Wonwoo penasaran.

" Mingyu kecelakaan. Seungcheol yang baru saja mengatakannya.", lanjut Jisoo dengan nada sedih yang dibuat - buat.

" APA? KAU MENGATAKAN APA? ",teriak Wonwoo. Airmata sudah siap meluncur dari kedua matanya.

" Mingyu.… kecelakaan."

Wonwoo segera menyambar jaketnya dan berlari keluar dari kamarnya. Baru satu langkah keluar dari kamarnya, lampu ruang tengah telah menyala. Wonwoo sontak membekap mulutnya saat melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Confetti yang baru saja dibuka oleh Hanbin, balon dimana - mana, teddy bear berukuran besar, dan... KIM MINGYU YANG TENGAH TERSENYUM PADANYA SAMBIL MEMBAWA TART. Air mata yang tengah ditahan oleh Wonwoo langsung turun begitu saja ketika teman - temannya dan Mingyu mendekat dan menyanyikan lagu Happy Birthday unutknya. Wonwoo hanya bisa tersenyum, tapi airmata terus saja mengalir dari matanya

" Selamat ulang tahun, sepupu jelekku.", ucap Hanbin dengan jahil.

" Selamat ulang tahun, Jeon. Semoga kau tak terus dengan wajah datarmu itu.", ejek Seungcheol. Wonwoo hanya balas tertawa kecil.

" Selamat ulang tahun, sahabatku.", ucap Jihoon dan Jisoo bersamaan. Wonwoo langsung memeluk kedua sahabatnya dengan erat. Sambil membisikkan kata terimakasih. Jisoo melepaskan pelukan mereka.

" Dan ini, yang paling utama.", Hanbin, Seungcheol, Jisoo dan Jihoon menepi. Menyisakan Mingyu dan Wonwoo ditengah ruang tengah apartemen Wonwoo.

Mingyu menatap Wonwoo dengan senyum terkembang diwajahnya.

" Selamat ulang tahun, noona. ", ucap Mingyu. Belum sempat Wonwoo membalas, Mingyu langsung melanjutkan kata - katanya. " Kau mau menjadi kekasihku, noona? ", tanya Mingyu langsung. Wonwoo menatap bingung pada Mingyu.

" Kau... Bukannya sudah memiliki kekasih? ", pertanyaan dari Wonwoo membuat senyum diwajah Mingyu makin terkembang.

" Kau kata siapa? "

" Seseorang meletakkan fotomu dengan seseorang gadis dilokerku.", jelas Wonwoo.

" Bisa kau ambil foto itu? ", pinta Mingyu. Saat Wonwoo mengambil foto yang dimaksud, Mingyu meletakkan tart ultah Wonwoo dan menggantinya dengan sebuket bunga krisan berwarna kuning yang telah dirangkai sedemikian rupa membentuk karaket Eddie di kartun Porro favorit Wonwoo. Mingyu menyembunyikan buket bunga itu dibalik tubuhnya saat Wonwoo keluar dari kamarnya.

" Ini.", ucap Wonwoo sambil menunjukkan foto itu.

" Coba kau balik foto itu, dan baca tulisan dibaliknya.", titah Mingyu.

" Selamat ulang tahun, Kim Minseo. From Mingyu oppa.", makin lama suara Wonwoo makin mengecil diiringi wajahnya yang memerah.

" Dia adikku, noona. Kim Minseo.", jelas Mingyu.

" Kau tak pernah mengatakan jika memiliki seorang adik.", kata Wonwoo.

" Kau tak pernah bertanya.", jawab Mingyu.

" Noona.",panggil Mingyu. " Maafkan aku karena mengabaikanmu dua hari ini. Maafkan aku juga karena meletakkan fotoku dengan Minseo dilokermu. Karena sebenarnya, ini semua karena aku ingin memberikan hal yang berkesan saat ulang tahunmu."

Wonwoo menatap Mingyu dengan tatapan tak percaya.

" Aku sudah berulang kali mengatakan kalau aku menyukaimu kan, noona. Aku mulai menyukaimu didetik pertama aku melihat kau tersenyum saat memberikan laporan kepada Seungcheol hyung. Dan perasaanku tumbuh semakin besar tiap harinya.", lanjut Mingyu.

Namja tampan itu tak bisa menyembunyikan kegugupannya. Bukan hanya Mingyu, tapi juga Wonwoo dan yang lainnya. Mingyu mengeluarkan buket bunga yang sedari tadi disembunyikannya dibalik tubuh tegapnya.

" Kuulangi lagi, noona. Kau mau menjadi kekasihku? ", ulang Mingyu

Wonwoo terdiam. Menatap dalam mata cokelat milik namja dihadapannya. " Aku mau.', jawab Wonwoo. Suaranya terdengar pelan namun pasti. Tanpa basa - basi lagi, Mingyu menerjang tubuh mungil Wonwoo kedalam pelukannya. Hanbin dan yang lainnya langsung bersorak setelah mendengar jawaban Wonwoo.

" Permisi guys, tapi kita harus merayakan ulangtahun Wonwoo juga. Jadi, silahkan tiup lilinnya Jeon Wonwoo.", Wonwoo langsung meniup lilin - lilin itu ketika Jihoon menyodorkan tart yang tadi dibawa Mingyu.

" Demi apapun Mingyu benar - benar romantis. Kau mengikuti saranku agar tak meminta saran pada hyungmu, ya? ", ucap Jisoo.

" Dasar kekasih kurang ajar.", sungut Seungcheol kesal.

END

Dan makin gajelas ceritanyaaaaa.…..

Trims buat reviews dan follow buat fic ini...

Tunggu aja fic selanjutnya ya [ semoga gak seawkward ini ]

- BBYWU -