I take no profit. Characters are belong to their owner, and this story is mine.

Warning(s) contain; MalexMale/Slash, Alternate Universe, Explicit Sexual Intercourse, R18, Bloody Scenes and Actions, No Editing.

.


Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Park Jimin, Min Yoongi, Oh Sehun, others.

[VKook/Taekook—as main pair, YoonMin/HunKook, others.]


...::: TRAILER :::...


Dia menggambar garis takdir, jauh tanpa pernah ada penghubungnya.

Tapi ia merencanakan akhir sejak awal bergerak.

Tangannya kembali menekan tombol pada Headphone.

"Dapat kupastikan, aku menang dan kau kubuat merendahkan kepala dihadapanku."

.

.

"Kenapa... kau bersikeras... membantuku?"

Ada iris yang tertangkap begitu dekat dan menghangatkan.

"Membantu itu bukan tentang bersikeras atau apa, Tuan. Tapi, aku tak mungkin membiarkanmu sendirian, sementara kau meregang nyawa, mungkin. Aku harus membantumu bagaimanapun caranya, dan tolong-menolong itu tidak harus dijelaskan dengan alasan jika rasa kemanusiaan itu masih ada."

"Indah sekali..."

"Huh?"

Ia tak pernah menjatuhkan darah diatas kontrak, lantas apa yang terikat hingga ia tak bisa lepas?

.

.

...Ia bahkan tak menyadari satu garis tipis dari bibir yang tertoreh ke kanan, serengit yang ambigu pada pijakan langkah kedua pasang kaki yang berjalan beriringan.

.

.

"Mendapatkan kejutan menarik bukan? Poin 0 lawan 2, kemenangan kedua yang mutlak milikku saat ini. Sampaikan pada pimpinan kalian, akulah yang menang."

.

.

"Kita harus segera bergerak sekarang."

"Siap, Bos! Dan ngomong-ngomong, Namjoon Hyung."

"Hm?"

"Aku punya rencana dan sedikit kejutan."

Dia berada diluar garis batas semenjak awal, untuk apa mundur jika dalam selangkah ia bisa maju?

.

.

"Tu—tuan... Ugh..."

Ia kembali memejamkan mata. Ngilu sekali rasanya.

"Diamlah."

Dan suara dingin itu menyapa indera pendengaran. Dirinya langsung diam, meski tubuhnya sudah bergetar luar biasa karena sensasi aneh yang dikirimkan dibawah sana. Tangan lain pun turun kearah bawah tubuhnya guna meredakan sumber rasa yang membuat dirinya merinding setengah mati.

Sesuatu yang berbeda menyapa rasa penasarannya, dan rasanya tak ada yang akan berubah drastis dalam sedetik hanya dengan mencoba.

.

.

"Hangat..."

lirih suara tersampaikan untuk penguasa tahta malam yang takkan pernah menjawab hangatnya bisikan hati, dan senyuman tipis penuh kesedihan sesaat setelah pemandangan mata berubah menjadi dewi yang membuatnya hampir berlutut sekejap berada disisi.

Dia membentuk benteng untuk dirinya sendiri bertahan, dan kini ada saatnya ia memperluas perlindungannya.

Menambahkan satu prioritas saja takkan membuatnya menyesal, bukan?


—To Be Continued—


Mind to review, maybe? Fanfiksi Taekook pertama saya. And, what do you think of this? Kalau ada yang merasa familiar dengan plotnya, fanfiksi ini memang remake dari fanfiksi fandom anime sebelah yang pernah saya tulis.

Tanggapannya boleh? Saya akan post chapter pertamanya segera setelah mendapat tanggapan yang baik, karena fanfiksi ini memang sudah dipersiapkan sampai akhir, tinggal menunggu respon pembacanya saja.

Kindly hug,

Petra