Ginhiji/Okihiji
"Ah..ah….ngg.."
Gintoki bergerak, memasuki tubuh Hijikata dengan miliknya. Sougo masih menunggu gilirannya, dia mencium pipi Hijikata dari belakang sementara dia memasukan kedua jarinya ke mulut Hijikata.
Dari pipi, dia bergerak menuju leher dan memberi beberapa bekas pada kulit mulus tersebut.
Dengan cepat, dua kali Hijikata 'keluar'. Namun selangkangannya masih berdiri tegak. Untuk ketiga kalinya, Gintoki dan dia keluar secara bersamaan. Merasa gilirannya telah tiba, Sougo menarik lelaki berambut hitam tersebut.
Dia mengarahkan pantat bulat Hijikata ke wajahnya., lalu memasukan lidahnya ke lubangnya. Sementara barang Gintoki berhadapan dengan wajah Hijikata yang mengerang kenikmatan "Oogushi-kun…aku baru keluar sekali tahu," wajah si pemilik Yorozuya memerah begitu needy, terlihat menggoda. Entah apa yang dipikirkannya mungkin nafsu membawanya, Hijikata memasukan barang Gintoki ke mulutnya lalu menghisapnya.
Pantat yang sangat membutuhkan itu bergoyang, bagaikan anjing yang meminta. Dengan senang hati Sougo memasukan miliknya sedari tadi menginginkan lubang tersebut.
Barang gintoki mem-penestrasi tengorokannya, sementara milik Sougo di pantatnya. Kali ini yang memenuhi ruangan adalah desahan mereka berdua.
Tanpa disadari 3 jam berlalu, dan efek obat Hijikata telah habis.
Hijikata begitu berantakan. Yukata hitamnya terlempar entah kemana, cairan putih melumuri seluruh tubuhnya. Baunya begitu menyengat, hanya dengan menciumnya saja bisa membuat tubuhnya kembali memanas. Beruntung efek obat sudah habis dan dia begitu lelah. Dia berbaring lemah di atas futon sementara kedua pelaku kejahatan ini masih bugar, berdebat tentang siapa yang membuatnya puas.
Jaket seragam Okita berada di dekatnya, dia mengulurkan kedua tangannya yang masih terborgol. Akhirnya dia menemukan kunci borgol tersebut dan lepas. Kedua orang penjahat di kamarnya itu masih belum menyadari jika dirinya bebas, atau mungkin mereka tidak peduli.
Punggungnya, pantatnya. Bahkan tengorokannya merasa kesakitan, ini adalah pengalaman terburuknya!. Dengan tatapan kesal dia melihat alas tidurnya sendiri, di penuhi dengan XXX, bagaimana caranya mencucinya?
"Kalian, apa yang kalian pikirkan?" keluh Hijikata lemah "Di siang hari, terlebih lagi pada laki-laki," seadanya dia menutupi tubuh dengan selimut, tidak ingin mencari masalah dengan menggoda mereka dengan tubuh telanjangnya.
"Ini sudah sore Hijikata-san," balas Sougo lalu meloncat dan memeluk pemuda yang lebih tua seperti anak kecil. "Danna ingin merebutmu dariku!," remaja tersebut mendongak padanya, mata sadis itu berubah menjadi manis macam Uke.
Sayangnya, bahkan Hijikata tak percaya jika anak tersebut bisa manis "Memangnya sejak kapan aku milikmu!?," serunya berusaha menjauhkan Sougo yang lengket padanya.
Gintoki mengerucutkan bibirnya, cemburu pastinya. Pemuda yang lebih berat satu kilo dari Hijikata juga ikut nimbrung, menabrakan dirinya pada lelaki yang terkuras staminanya oleh mereka. "Oogushi-kun! Jika aku tidak muncul dia akan memakai cambuk!," entah kenapa dia malah mengadu.
"Mau pake cambuk atau tidak kalian berdua sudah menyakitiku!," teriak Hijikata seraya berusaha untuk berdiri. BRUUK sayangnya kakinya tidak bisa diajak berkompromi, Hijikata Toushiro sang wakil komandan jatuh dengan bibir mencium tatami.
Yang lebih memalukan, dia bisa merasakannya!, cairan putih milik Gintoki dan Sougo meluncur dengan bebas dari lubangnya ke pahanya. Segera mendudukan dirinya, dia bahkan tidak bisa menatap kedua lelaki tersebut.
Semburat merah menghiasi wajah mereka berdua. Okita tertawa baru menyeringai dengan nakal "Daripada mencium tatami bukannya lebih baik menciumku Hijikata-san?"
Tanpa sadar Gintoki meneteskan air liurnya, ya ampun itu seksi banget. Dia tidak bisa mengatakan apapun dan hanya memeluk dirinya sendiri agar tak memperkosa Hijikata lagi.
Kali ini tubuhnya memanas bukan karena nafsu namun rasa malu yang luar biasa. Sekujur tubuhnya memerah, rasanya dia ingin membuat kuburan untuk dirinya sendiri.
"AKU BENCI KALIAN!"
Hijikata berteriak, lalu membalikan tubuh untuk menutupi wajahnya yang merah padam. Ketika mereka berdua memanggil namanya, Hijikata mengulung dirinya dengan selimut.
"Hijikata-san" / "Hijikata-kun"
Bersi keras. Gintoki dan Sougo memanggil nama Hijikata berulang kali. Nama yang terlontarkan dari mulut mereka berdua berbeda dari biasanya, terdengar lembut penuh kasih sayang. Kakaknya; Tamegoro, selalu memanggilnya dengan cara demikian. Bukti jika kakaknya itu mencintai dirinya…Tapi….Untuk mereka berdua sih….
"Meskipun kalian berdua memanggilku seperti itu. Aku tetap akan membenci kalian!"
Mengabaikan teriakan Hijikata. Gintoki mulai bertanya "Ngomong-ngomong darimana kau mendapatkan obat tersebut? Setahuku obat perangsang banyak palsunya," tunjuknya pada plastik bening yang tergeletak di dekat kakinya
Menaikan kedua pundaknya, masih menjawab "Maa…dari OC Fic sebelah. Ano….namanya Jun" dengan santai dia kembali memakai jaketnya "Red Blood tidak akan pernah berjalan dengan baik. Bukannya si Author janji akan membuat Story yang berhubungan dengan dunia ciptaannya sendiri?"
"Dan akhirnya hanya nama OC tersebut yang muncul disini? HOY KENAPA KITA MALAH BANTU NGIKLANIN KALAU BEGITU!?"
Tanda siku-siku memenuhi wajah tampan Hijikata. Dengan geram dia bertanya "Apa itu Happy End kalian? Asal kalian tahu aku tidak akan pernah berhubungan dengan kalian lagi!," ocehnya sebelum merangkah mendekati yukatanya lalu memakainya.
Tapi mau bagaimanapun, ini adalah awal mula hubungan aneh mereka bertiga.
EXTRA
Sudah sejak lama Hijikata menyerah. Wakil komandan yang sudah tidak memiliki waktu dan stamina lagi untuk kabur dari 'stalker'nya. Sudah tidak peduli dengan nasibnya.
Dia mengantuk, mengingat jadwalnya besok hanya akan membuatnya semakin lelah karena tidak bisa tidur. Mau bagaimanapun dia butuh tidur!— Sementara dua iblis yang haus akan tubuhnya masih prima dan berusaha membuatnya mengikuti permainan kotor mereka.
"Hijikata-san kejam sekali kau mengabaikan kami," Sougo menguncang tubuh lelaki lelah yang sudah memejamkan matanya. Lelaki tersebut mendiamkannya, hanya menutup mata berusaha untuk tidur.
Gintoki yang masih sibuk dengan susu strawberry kotakannya hanya diam, berharap jika remaja berambut coklat itu berhasil membujuk si wakil komandan.
Setelah beberapa menit berlangsung. Hijikata masih tidak menunjukan tanda-tanda jika dia akan menurut. Bahkan ketika Sougo mengancam akan membuang semua berkas yang berserakan di dekat meja kerjanya, Hijikata masih menutup telinganya.
"Toushi….setelah apa yang kulakukan untukmu. Kau sama sekali tidak membalasku? Ingat, ketika kau jatuh sakit aku membantumu untuk mengembalikan ingatanmu. Bahkan setelah kau mengatakan kalau kau mau menikah dengan parody sailor moon, aku masih tidak menghukummu," Oceh Gintoki, bergabung untuk menguncang tubuh Hijikata.
"Itu Toushi, bukan Toshi," masih dengan mata tertutup Hijikata membalas "Apalagi memangnya perbuatan baik apa yang sudah kau lakukan padaku?"
" Hijikata-san. Aku selalu membantu pekerjaanmu bukan? Sekarang bantulah *biip* ku. Hanya dengan melihatmu tidur saja ini sudah menegang…"
Kedua kepala mereka saling terbentur "SEJAK KAPAN KAU MEMBANTUKU!?," kali ini Hijikata membuka matanya dan menghajar mereka, matanya melotot pada dua orang aneh yang berusaha untuk memperkosanya….untuk kesekian kalinya.
" APA SETIAP KALI KALIAN DATANG, HANYA ADA 'ITU' DI PIKIRAN KALIAN!?..." dia mengambil nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya "Kalian pikir betapa sibuknya aku…". Kepalanya terkantuk, tidak bisa menahannya lagi dia menguap. Benar katanya, dibawah matanya yang tajam itu terdapat garis hitam yang tebal.
Hijikata mengeryitkan alisnya, menahan pusing "Jadi….lakukan sendiri. Atau…cari di Yoshiwara, harusnya kalian memiliki simpanan bukan?"
Pandangan Gintoki menajam, mata merahnya itu menusuk tepat iris biru tersebut "Hijikata…Kau tidak pernah mengakui perasaan kami…" ujarnya, menarik kerah seragam Hijikata. Sebenarnya siapa yang egois diantara mereka; bahkan Hijikata tidak sempat untuk menganti pakaiannya. Namun disisi lain Hijikata juga telah melukai hati Gintoki dan Juga Okita."Berapa kali aku harus memberitahumu jika aku mencintaimu?," tanyanya miris.
Sougo memasang wajah tidak peduli, namun kenyataannya dia juga merasakan hal yang sama dengan si rambut perak. Dia mengosok tengkuknya "Danna….Kau memiliki—" Sebelum selesai.
Hijikata menyelanya "Lepaskan," mintanya pada Gintoki.
Rasa marah namun tak bisa melakukan apapun yang buruk pada orang yang disayanginya, membuat Gintoki menurut. Tubuh kelelahan Hijikata langsung ambruk, berbaring diatas futon. Cukup lama ruangan tersebut hening, sampai akhirnya orang yang telah dikira telah mengarungi lautan kapuk berbicara "Jika kalian hanya memilikiku…lakukan. Tapi aku tidak akan ikut bermain…"ujarnya seraya memiringkan tubuhnya, menutupi wajahnya yang memerah "Aku tetap tidur"
Sougo dan Gintoki saling menatap lalu tertawa kecil bersamaan, mereka hanya merasa geli betapa kekanak-kanakannya mereka. Namun, semenjak sang wakil komandan menawarkan dirinya mereka tidak akan sungkan.
Jika sebelumnya Gintoki di depan sementara Okita di belakang, kali ini Okita yang mendahului. Remaja tersebut melepas rompi hitam, dan mulai melepas kancing kemeja putih. Sementara itu, si pemuda perak membelai rambut hitam Hijikata dengan lembut, penuh kasih sayang.
Melihat wajah Hijikata yang tidur dengan damai membuat tangan mereka berdua berhenti dan membeku di tempat. Rasanya tidak tega merusak saat-saat damai orang yang disayangi, namun disaat bersamaan ini sudah 4 bulan mereka—bertiga— tidak melakukan apapun.
Sougo tidak mengembalikan rompi hitamnya, namun dia menutup kembali kancing Hijikata. Gintoki tersenyum masam pada lantai yang dia duduki. Bersamaan mereka bergumam "Tidak ada Mood"
Pagi, dimana para personil Shinsengumi mulai melakukan aktivitas. Sesuai dengan perjanjian, Yamazaki menuju ke ruangan wakil komandan. Mata culunnya melebar melihat yang ada di dalam sana. sambil senyum-senyum kecil dia memutar arahnya dan menjauhi ruangan tersebut.
Menemukan wakil komandan yang beristirahat dengan baik, dengan orang-orang yang mencintainya. Untuk hari ini saja Yamazaki akan membantu secara suka rela, untuk melarang orang lain berada di sekitar ruangan tersebut.
Sougo memeluk Hijikata, sementara Gintoki memberikan pillow arm pada Hijikata. Sungguh pemandangan yang tidak akan kita lihat di Animenya. Tapi moga-moga ada fanart nya atau Dj nya. _(Entah kenapa kalimat terakhir yang paling ngawur)
END?
A/N:
Bagaimana? Hahaha ini adalah Fic Lemon pertamaku, semoga kalian menyukainya.
THANK YOU FOR READING, MIND TO REVIEW THIS WORK ?