Aku Author baru dan ini cerita pertamaku. Rada Gaje soalnya aku baru belajar nulis cerpen

Inspirasi ceritanya dari Arc Yoshino Di seri Anime Date A Live.

Settingnya Beberapa Episode setelah Boboiboy Api berevolusi. lho terus Api kapan berevolusinya(nggak tau juga)*PlAAkK

Monsta atau Animonsta pinjem karakternya bentar aja ya *Dilempar Komputer sama mejanya.

Chapter 1 : Sadness Rain

Di dunia ini manusia memiliki berbagai macam bentuk perasaan yang disebut 'emosi'. Dan salah satu dari emosi itu adalah rasa takut.

Rasa takut yang berlebihan bukan hal yang baik, karena bisa mengganggu pola aktivitas dari kehidupan yang dijalani oleh seorang individu. Kita sering menyebutnya phobia. Tapi disatu sisi rasa takut juga penting untuk memberikan manusia rem agar dia tidak berbuat seenaknya dan melanggar peraturan.

Perasaan lembut yang tidak ingin dilukai ataupun melukai orang lain pun mungkin juga adalah penyebab dari rasa takut tersebut. Itu adalah hal baik, tapi dalam kondisi yang salah kau hanya akan disebut terlalu naïf. Mungkin hal itulah saat ini sedang dirasakan oleh Boboiboy air. Tepatnya saat melihat teman-temannya bahkan dirinya yang lain satu- persatu berhasil dikalahkan dan tumbang oleh serangan gabungan Adu du, Ejo jo, dan Lima Panglima Scamer saat berusaha mempertahankan diri dari serangan tiba-tiba Adudu Cs tersebut dari sebuah kota kecil di planet asal Kapten Kaizo dan Fang. Ya planet Kapteyn B yang merupakan planet dengan atmosfher seperti bumi atau lebih mudahnya planet kembaran bumi ini sebenarnya sudah didiami oleh bangsa alien yang memiliki wajah seperti manusia bumi. Tapi setelah beberapa tahun planet ini juga menjadi tujuan wisata dan migrasi di seluruh galaxy. Jadi tak heran jika ada beberapa alien berkepala kotak sejenis Adu du atau jenis lain juga mendiami planet tersebut.

Ok, kembali ke cerita.

Jadi seperti yang kita tahu sifat Boboiboy Air ini sangat lembut, dia tidak akan menyerang orang lain dan juga cengeng. Mungkin sebentar lagi dia akan menangis. Begitu melihat Boboiboy Blaze sudah terkapar lemas di tanah dan dengan mudahnya dikalahkan dengan serangan laser gabungan Adudu CS.

"hahaha….Sekarang giliranmu, Boboiboy Air!" seru Ejo jo seraya mengarahkan senapan lasernya kepada Boboiboy Air. "Terima pembalasan karena sudah berani mempermalukanku!"

Sementara itu Boboiboy Air yang lembut tersebut tidak mau menyerang dan hanya bisa mundur secara perlahan. Dengan penuh ketakutan. Dia hanya bisa merasakan tubuhnya gemetar, matanya mulai berkaca-kaca seolah mengharapkan Ejo jo akan mengampuninya atau mungkin akan ada keajaiban yang bisa membuatnya keluar dari masalah ini. Tapi selagi dia memikirkan hal tersebut, tubuhnya sudah menabrak sesosok besar Robot PETAI milk Ejo jo yang menggeretekan buku-buku jarinya bersiap akan menghajar habis-habisan Boboiboy Air ini.

Tanpa disadarinya, ternyata dia sudah dikepung dari berbagai arah dengan todongan pistol. Sudah dipastikan tidak akan ada cara melarikan diri lagi.

"Uh… Air…." ucap Boboiboy Blaze lirih sambil berusaha mengangkat tubuhnya dan berharap bisa membantu Air. Tapi apa daya, berkat tembakan gas bius buatan Adu du yang ditembakan sebelumnya. Dia sama sekali sulit menggerakan tubuhnya. Dia bisa merasakan kaki dan tangannya kesemutan, bahkan Boboiboy yang lain pun sudah tidak bisa bergerak lagi. Dan entah mengapa hanya Boboiboy Air yang kebal dengan efek dari obat bius tersebut.

"Sekarang, cepat kita habisi dia" seru Ejo jo lantang pada anggota yang lain. Dan semuanya hanya mengganguk setuju sambil bersiap mengaktifkan serangan tembakan mereka.

Boboiboy Air sudah tidak bisa berkutik lagi, yang bisa dia rasakan saat ini hanya rasa takut yang tak bisa terbayangkan lagi. Jantungnya berdebar kencang, dia sangat takut, sangat sangat takut. Ketakutannya saat ini melebihi ketakutan saat dia berhadapan dengan Boboibot ataupun Kapten Kaizo. Tubuhnya gemetar, dia tak tahu harus berbuat apa, tidak mungkin dia sanggup berhadapan dengan musuh sebanyak ini sekaligus. Tidak mungkin dia bisa menyakiti makhluk hidup. Di tengah-tengah rasa takutnya itu dia bisa merasakan ada energi besar yang mengalir di tubuhnya.

Blass. Ejo jo melepaskan serangan laser pertama dan diikuti oleh pasukan lain sasarannya tentu saja Boboiboy Air.

"Hahh…" ucap Boboiboy Air pelan. Sekarang ketakutannya bertambah besar dan energi itu pun mengalir semakin besar. Saat tembakan laser dari Ejo jo hampir mengenainya, Boboiboy Air memutuskan untuk melepaskan energi tersebut."Tidak!" serunya sambil menghentakkan tangan kanannya ke tanah.

Dan tiba-tiba dari tubuh Boboiboy Air keluar udara dingin dan badai salju yang berhasil menangkis serangan laser tersebut, sekaligus mementalkan Ejo jo, Adu du beserta antek-anteknya.

"ukh…Apa yang barusan terjadi?" seru Adu du kebingungan sekaligus kaget karena tiba-tiba terpental dengan sangat keras.

Semua yang ada disana hanya bisa tercengang melihat apa yang sebenarnya telah terjadi dengan Boboiboy Air. Samar-samar di balik badai yang mulai menipis mereka bisa melihat perubahan pada Boboiboy Air. Jaketnya berubah warna menjadi abu-abu terang, dia mengenakan topi berwarna biru tua dan hoodi yang dinaikkan, juga celana biru tua dan ditangan kanannya ada semacam sarung tangan es *(ya pokoknya tau aja gimana penampilan Boboiboy Ice, kan?)

Boboiboy Ice mengangkat wajahnya dan berdiri "Aku Boboiboy Ice!"

"Alamak, Encik Bos…Dia sudah bertukar pula" ucap Probe yang saat ini sedang berubah menjadi Mode Mega Probe sambil dinaiki oleh Adu du.

"Boboiboy! Cepat selesaikan mereka semua!" seru Ying yang juga sudah lemas bahkan kehilangan kekuatan karena sempat bersin saat terhirup gas tersebut.

"Ba-Baik!" sahut Boboiboy Ice yang nampaknya masih kebingungan dengan yang harus dia lakukan. Kemudian dia kembali menghentakkan tangannya ke tanah seraya menyebutkan nama jurusnya. "Awan Kabut!"

"Eh…" kata semua Boboiboy dan kawan-kawannya yang lain.

Lalu secara mendadak di seluruh tempat langsung diselimuti oleh kabut tebal sampai siapapun tidak bisa melihat satu sama lainnya.

"Te-tebal sekali kabutnya!" seru Adu du panik karena dia tidak bisa meihat apa-apa selain dirinya sendiri dan Probe yang sedari tadi ada di sampingnya.

"Tak apa-apa Encik Bos, saya masih ada disini. Selama saya ada Encik Bos tak perlu khawatir." ucap Probe percaya diri seraya mengacak pinggangnya. " Huhh…Menyeramkan… sudah seperti adegan film horor kuntilanak cari Mak Timah saja"

"Apa kau cakap!?"

"Tak ada apa-apa Encik Bos"

Sementara itu Kapten Kaizo yang sejak lama sudah mengawasi di Kapal Angkasa miliknya. Menunggu kesempatan untuk menyelamatkan Boboiboy dan yang lainnya.

"Lahap ini kesempatan kita, bawa Private Pang dan Kawan-kawannya kembali ke Kapal Angkasa, sekarang"

"Baik, Kapten" Dia pun segera menjalankan program teleportasi tercepat dan langsung menarik kembali Boboiboy dan teman-temannya dengan Petunjuk koordinat yang ada sebelumnya.

Beberapa saat kemudian kabut yang diciptakan oleh Boboiboy Ice semakin menipis, dan beberapa detik kemudian menghilang sepenuhnya.

"Ejo jo, mereka semua sudah melarikan diri" ucap Thomas Tom.

"Ish…bagaimana bisa mereka melarikan diri dengan kondisi seperti itu!?" ucap Ejo jo geram. "Sebenarnya berapa lama efek obat biusmu itu, Adu du" lanjutnya mulai menyalahkan kegagalan ini pada Adudu.

"Aku kan sudah bilang efeknya bisa bertahan satu jam" jawab Adu du yang tak ingin disalahkan. Kenapa tidak langsung habisi saja mereka tadi mudah sekali kan?

"Tunggu saja kau Boboiboy!"

.

Sementara disaat itu, Boboiboy dan yang lain berhasil kembali dengan selamat ke kapal angkasa Kapten Kaizo. Hanya bisa tergolek lemas dan kesulitan berdiri kembali, karena obat bius itu masih bereaksi.

"Private Pang, kalian semua tak apa-apa" ucap Kaizo dengan tatapan khawatir, padahal sebelumnya dia tidak pernah merasakan hal seperti menghkawatirkan orang lain seperti ini.

"Tidak Kapten, kami baik-baik saja. Hanya saja masih sulit bergerak" balas Fang mencoba meyakinkan Pemimpinnya itu bahwa mereka memang tidak kenapa-napa.

Dan beberapa menit kemudian perlahan mereka semua mulai bisa mengangkat tubuh mereka dan mendudukkan diri mereka. Mungkin efek obatnya sudah mulai habis.

"Boboiboy, kalian semua tidak apa-apa?" seru Yaya menanyakan keadaan semua Boboiboy yang ada disana. Karena mereka semua masih belum bisa bangun.

"Tidak, kami semua baik-baik saja, Yaya" balas Boboiboy Gempa sebagai perwakilan dari semua Boboiboy.

"Wuih…Untung saja ada Boboiboy Ice. Kalau tidak kita semua sudah jadi lempeng, tidak ada bentuknya lagi" ucap Gopal lega.

"Eh, tapi mana dia?" ucap Ying baru menyadari jika Boboiboy yang ada disini hanya ada 4 orang. "Haiyoi…Kurang satu orang nih"

"Kalau seperti itu, Boboiboy tidak bisa bercantum semula, habislah sudah kita" seru Gopal mulai panik mengingat terakhir kali saat Boboiboy pecah terlalu lama maka semakin lama ingatan mereka akan hilang, waktu itu yang satunya lagi diculik oleh Adudu, Halilintar ditipu dan mengatakan bahwa namanya adalah Ada da.

"Mungkinkah dia diculik oleh Adu du dan Gengnya itu?" ucap Yaya berusaha tenang walaupun sebenarnya dia juga sangat khawatir.

"Lahap, coba kau periksa kemungkinan keberadaan Boboiboy yang satu lagi" perintah Kaizo

"Baik, Kapten". Lahap pun langsung bergegas ke ruang kontrol diikuti oleh yang lain.

Ralat, nggak semua. Boboiboy masih pada lemes jadi mereka masih tiduran ditengah sana. Kemudian dengan segera dia memeriksa kemungkinan keberadaan Boboiboy Ice, sekaligus mengecek Adu du dan Pasukannya.

Dan mereka berhasil menemukan koordinat keberadaan dari Boboiboy Ice dan diketahui saat ini dia ada di pinggiran kota.

"Napa. Ternyata dia baik-baik saja. Tidak tertangkap oleh Ejo jo dan yang lain. Dan mereka sepertinya belum menemukannya" ucap Kaizo lebih lega sekarang.

Lalu tiba-tiba kapal angkasa mengalami goncangan hebat dan beberapa kali lampunya mati menyala mati.

"Eh, apa yang sedang terjadi" seru Kaizo yang tersentak kaget dengan guncangan pada kapal angkasanya secara tiba-tiba.

"Sepertinya ada menyerang Pesawat kita, Kapten." ucap Lahap.

"igh…Siapa lagi yang berani menyerang kita!?"

"Kita bukan mendapat serangan dari luar, tapi dari dalam, Kapten"

"Eh?"

"Jangan-jangan…" sahut Yaya, Ying, Gopal, dan Fang saling berpandangan dengan tatapan 'krik-krik'. Sepertinya mereka semua sudah tau apa penyebabnya.

.

Kemudian mereka kembali ke ruangan tengah tempat mereka meninggalkan para Elemental Boboiboy. Saat mereka kembali mereka sudah melihat Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Taufan sedang berkelahi di ruangan tengah. Ini hal biasa dan pasti pemancing awalnya adalah omongan seenaknya dari mulut Boboiboy Taufan yang nyelekit, juga sifat Boboiboy Halilintar yang temperamental dan langsung terpancing omongan Boboiboy Taufan.

"Pedang Halilintar" Boboiboy Halilintar maju dan berusaha menebaskan pedangnya ke arah Taufan.

Dan dengan cepat Boboiboy Taufan pun langsung berkelit tentu saja dengan ekspresi jahilnya "hehe…Tak kena~"

"Ambil ini, Tetakan Halilintar!" Boboiboy Halilintar pun menebaskan pedangnya pada Taufan.

"Hmph. Perisai Taufan~" Boboiboy Taufan pun mengeluarkan perisai angin disekitarnya dan menepis serangan milik Boboiboy Halilintar hingga menyebabkan aliran listriknya menyebar kesegala arah.

"Tak ada kesan pun~" komentar Boboiboy Taufan yang kemudian memeletkan lidahnya untuk mengejek Boboiboy Halilintar.

"Igh… Gerakan Kilat!" kali ini Boboiboy Halilintar bergerak dengan sangat cepat, tapi Boboiboy Taufan masih mampu melawan kecepatan Boboiboy Halilintar.

Mereka bertarung dengan kecepatan tinggi hingga tidak bisa dilihat hanya dengan mata telanjang.

Mereka melakukan itu terus-menerus sedari tadi semenjak efek biusannya hilang, hingga menyebabkan Kapal Angkasa terguncang dan Mati lampu karena konslet. Sementara, Boboiboy Blaze dan Boboiboy Gempa hanya memperhatikan mereka berdua tanpa berbuat apa-apa.

"Wouah…Hebatnya!" ucap Boboiboy Blaze sambil berbinar-binar menyaksikan perkelahian antara dua Boboiboy yang punya sifat saling bertolak belakang ini. *(Kau pikir ini Film Action?)

Boboiboy Gempa hanya diam kebingungan tidak tahu harus berbuat apa untuk menghentikan bagian dirinya yang lain itu saling beradu kekuatan. Padahal dia tahu kalau dia harus menghentikan mereka.

Sementara yang lain hanya bisa sweat drop menyaksikan kelakuan 4 Boboiboy yang ada disini.

"hahh… Sudah kuduga…" desah Gopal. Dia sudah tahu pasti kejadian akan begini.

"Apa ini… Déjà vu?" komentar Ying. Mungkin lebih ke dirinya sendiri.

"Apa yang begini sudah pernah terjadi sebelumnya?" tanya Kapten Kaizo pada Gopal dan yang lain.

"Sudah. Dan semakin bertambah parah jika mereka sudah hilang ingatan" sahut Ochobot yang ikut serta dengan pasukan Kapten Kaizo.

"Lahap, hentikan mereka berdua"

"Baik Kapten" balas Lahap seraya maju dengan niat menghentikan kedua Boboiboy yang sedang bertengkar kecil tersebut. Namun, sebelum melangkah lebih jauh dia sudah dihentikan lebih dahulu oleh Papa Zola yang juga ada di sana. *(Sebenarnya kejadian aslinya adalah Papa Zola tidak sengaja terbawa kapal angkasa milik Kapten Kaizo).

"Sih..Sih…Sih…Sih. Tak perlu susah-susah wahai Kapten yang perkasa. Biarkan Saya, sebagai Guru dan pengawas dia yang sudah mendapat mandat langsung dari Tok Aba yang menghentikannya" ucap Pria Paruh baya berkostum unik tersebut.

"Rasakan ini! Pukulan Bor Taufan!" Boboiboy Taufan membuat serangan bor pusaran angin di tangannya dan berencana menghantamkannya pada Halilintar.

"Tebasan pedang Halilintar!" Boboiboy Halilintar berlari ke arah Boboiboy Taufan dan bersiap menusuknya dengan pedang di tangannya.

"Pulasan…! telinga…! Kebenaran!" dan Papa Zola langsung menjewer dua Boboiboy bandel yang sejak tadi berkelahi dan menyusahkan orang lain.

"Aduh…, Aduh… Ampun Cikgu…" ucap Boboiboy Halintar dan Boboiboy Taufan bersamaan saat Papa Zola menjewer telinga mereka berdua.

"Hei… Seperti melihat Tok Aba ada di sini saja…" komentar Gopal dengan tatapan krik-krik.

Sementara itu di bumi

"Haicih…" Tok Aba yang sedang sibuk di kedai dan menyiapkan coklat pesanan Ayah Gopal tiba-tiba saja bersin.

.

Kembali lagi ke Setting kapal luar angkasa Kapten Kaizo. Sekarang kedua Boboiboy yang sedang berseteru itu hanya membalikkan badan masing-masing sambil menggerutu dan melipat tangannya.

"Kenapa kalian sampai berkelahi begini!?" seru Fang dengan nada kesal.

"Kau tanya saja pada dia" ucap Boboiboy Taufan menyalahkan Boboiboy Halilintar.

"Apa!? Kau yang mulai duluan kan!?" seru Boboiboy Halilintar membalikkan tubuhnya menatap Boboiboy Taufan dengan geram sambil mengepalkan tinjunya.

"Hei sudahlah. Apa masalahnya ini?" ucap Gopal mencoba menenangkan kedua Boboiboy tersebut.

"Dia bilang kejadian saat aku ditipu oleh Adu du itu lucu! Padahal dia sendiri terisak-isak saat menonton telenovela tentang kucing itu!"

"Hei! Masih bagus aku suka menonton telenovela itu. Kalau tidak kau pasti sudah habis babak belur dihajar olehku"

"Apa katamu!?"

Keadaan jadi semakin bertambah runyam saja. Dua orang pecahan diri Boboiboy ini masing-masing tidak ada yang mau disalahkan. Sementara itu Boboiboy Blaze hanya tertawa-tawa dan membiarkan mereka berdua berkelahi seperti itu seolah-olah itu adalah hiburan baginya. Dan Boboiboy Gempa yang merupakan Boboiboy yang paling waras pun hanya diam kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. Saat Boboiboy terpecah seperti ini, masing-masing bagian dirinya akan menjadi individu dengan kepribadian dan ingatan tersendiri. Jadi saat mereka bergabung lagi, Boboiboy belum tentu bisa mengingat semua kejadian yang dialami oleh pecahan dirinya. *(Emang aneh ya…)

"Aduh… Kita harus segera cari dia yang satunya lagi sebelum mereka hilang ingatan dan bertambah parah" ucap Ying semakin bertambah panik jika mengingat kejadian saat Boboiboy Halilintar kehilangan ingatan.

"Lalu mereka ini bagaimana?" komentar Fang dengan nada Sarkatis.

"Betul itu. Pertama kita harus cari cara mencegah mereka menyerang satu sama lain" tambah Yaya.

"Tapi bila dipisah tambah susah nanti" kata Gopal.

"Hmm…Yang penting asal mereka tidak bisa menyerang dengan kuasa elemen bukan?" ucap Kapten Kaizo seraya memikirkan sebuah solusi. "Bagaimana jika kita kurung dulu mereka semua disana? Lahap!"

"Baik, Kapten" balas Lahap. dia pun menggendong paksa Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Taufan. Kemudian memberikan isyarat pada Boboiboy Gempa dan Boboiboy Blaze untuk mengikutinya.

.

Lalu mereka semua berjalan menggiringi Lahap yang sedang menggendong dua Boboiboy yang sedang berseteru dan mencoba memberontak itu. Beberapa saat kemudian mereka tiba di depan sebuah pintu yang cukup besar berwarna putih.

Kemudian Kapten Kaizo menekan tombol digit angka yang berada di samping pintu itu dan memasukan kode kuncinya. Pintunya pun terbuka dan di dalamnya terdapat ruangan yang cukup luas dengan keseluruhan bagian baik lantai, dinding, maupun plafonnya ditutupi oleh keramik yang seluruhnya berwarna putih. Ruangan itu kosong hanya ada sebuah tonjolan berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai bangku untuk duduk. Persis seperti sebuah penjara.

"Nah, Masuklah kalian kesini!" ucap Lahap seraya melemparkan Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Taufan ke dalam ruangan tersebut.

"Tempat apa ini?" gumam Gopal penasaran dengan ruangan yang tidak ada apa-apa di dalamnya.

"Sebenarnya ini adalah penjara, kami menyebutnya Zona Bebas Kuasa. Jadi kuasa apapun tidak bisa digunakan disini" ucap Fang menjelaskan dengan tenang "Ha… Boboiboy, Masuklah" lanjutnya mengajak Boboiboy Gempa dan Boboiboy Blaze yang masih ada diluar untuk ikut bergabung Boboiboy Hallintar dan Boboiboy Taufan yang sudah ada di dalam.

Awalnya mereka sedikit ragu. Namun akhirnya mereka mengikuti apa yang diminta oleh Fang. Perlahan mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk di bangku yang ada di sana.

"Kalau begini mereka pasti aman. Jadi jangan khawatir" ucap Kapten Kaizo dengan tenang. Setelah melihat keempat Boboiboy sudah berada di ruangan tersebut. " Private Pang, jangan lupa kunci pintunya jika kau ingin pergi" dia pun berlalu menuju ruang kendali utama.

"Baik, Kapten." balas Fang dengan penuh hormat.

"Sekarang kalian semua duduk manis disini. Kalau kalian berkelahi lagi, Awas saja!" ancam Lahap sambil mengepalkan tinjunya yang dimaksudkan untuk Boboiboy Halilintar dan Boboiboy Taufan. Kemudian mengikuti Kapten Kaizo menuju ruang kendali.

"Hei, ayolah kita cari Boboiboy yang satu lagi" ajak Gopal yang langsung berlari kembali menuju ruangan tengah

"Ayo!" seru Yaya dan Ying mengikuti langkah Gopal.

"Wei! Lalu siapa yang akan menjaga mereka!?" seru Fang yang terkejut saat menyadari tiga temannya itu langsung pergi berlalu.

"Kau sajalah yang menjaga mereka" sahut Gopal yang langsung pergi dan menghilang di ujung lorong.

Fang hanya bisa diam membeku dengan mulut menganga. Dia harus menjaga 4 orang Boboiboy yang kemungkinan besar akan segera kehilangan ingat sebentar lagi sendirian? Seketika itu Fang segera jatuh di tempat. "Haduh…Terbalik"

.

Kemudian Yaya, Ying dan Gopal pun turun ke kota tepatnya di dekat koordinat lokasi keberadaan Boboiboy Ice yang terakhir kali tadi. Dan entah bagaimana sekarang sedang turun hujan. Memang tidak terlalu lebat tapi cukup untuk membuat seseorang basah kuyup.

"Eh. Sedang hujan ternyata" ucap Gopal seraya merasakan tetesan air mulai membasahi kaosnya yang kering.

"Lho Hujan? Tapi tidak ada awan di langit" komentar Kapten Kaizo yang sedang menghubungi Gopal dan yang lain melalui ruang kendali.

"Ha. Ini pasti pekerjaan Adu du dan Geng nya itu" ucap Ying menarik sebuah kesimpulan. Karena biasanya hanya Adu du yang melakukan hal yang tidak masuk di pikiran.

"Untuk apa mereka membuat hujan? Kurang kerjaan sekali" protes Gopal.

"Kalau begitu berarti ini perbuatan Boboiboy Ice?" tanya Yaya.

"Bisa jadi. Dan mungkin dia membuat hujan ini tanpa di sadarinya" ujar Kapten Kaizo menarik kesimpulan yang mungkin lebih masuk akal. "Hei sudahlah, cepat cari dia secepatnya"

"Baik Kapten" balas mereka bertiga dan segera berlari menuju koordinat Boboiboy Ice yang terakhir kali tadi.

Sementara itu di markas Ejo jo atau lebih tepatnya kapal luar angkasanya. Mereka sedang mendeteksi keberadaan Boboiboy Ice sejak tadi. Dengan sabar Ejo jo menunggu hasilnya.

"Keberadaan berhasil dideteksi, Tuan" ucap Super Komputer canggih milik Ejo jo.

"Oh Bagus. Kalau begitu Adu du, kau pergi duluan ke sana dan pancing dia menuju ke tempat kami" perintah Ejo jo seenaknya pada mantan kawannya itu?

"Kenapa harus aku!?" seru Adu du kesal karena sejak tadi selalu di salahkan oleh Ejo jo. Sudah di perintahkan macam-macam, di salahkan lagi.

"Diam. Ini bayaran karena obat bius tidak berguna mu itu. Cepat pergi sana!"

"Baiklah. Baiklah. Selalu saja aku. Ayo kita pergi Probe" balas Adu du seraya mengajak robot satu-satunya itu melakukan pekerjaan yang di suruh oleh Ejo jo.

.

Sementara disaat itu juga Yaya dan yang lain sudah sampai di koordinat keberadaan Boboiboy Ice. Tempat itu merupakan sebuah tanah luas di pinggir kota, di tempat itu hanya berdiri sebuah bangunan besar yang kosong mungkin bisa dibilang setengah jadi, tapi tak pernah di lanjutkan pembangunannya dan dibiarkan teronggok dan ditumbuhi oleh rumput-rumput ilalang, semak berduri dan berbagai tumbuhan liar lainnya.

Hujan semakin bertambah deras, hingga membuat Yaya, Ying dan Gopal terpaksa harus berteduh di bangunan tersebut dan berhenti sejenak mencari Boboiboy Ice. Mereka langsung berlari dan menaiki teras bangunan tersebut dan membiarkan angin yang bertiup mengeringkan pakaian yang basah dengan sendirinya.

"Benarkah tempatnya di sini?" ucap Gopal ragu sambil melingkarkan kedua tangannya dan memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.

"Haiya, menurut koordinat yang di berikan Kapten, tidak salah lagi ini memang tempatnya" balas Ying sambil memeras Topinya yang sangat basah.

"Tapi aku tidak melihat siapa-siapa selain kita di sini" kali ini Gopal mencoba meyakinkan kedua temannya untuk mencari Boboiboy di tempat lain.

Yaya membalikkan badannya dan sedikit memasuki bagian bangunan. Di dalam sana walaupun agak remang-remang karena tidak cahaya dari luar dikarenakan langit yang mendung, dia bisa melihat jika gedung itu memiliki banyak ruangan dan dinding penyekat, juga ada tangga untuk naik ke lantai atas dari luar bisa terlihat jika gedung ini memiliki empat lantai. (Bangunan apa ini?) begitu pikirnya.

"Coba kita cari ke dalam. Mungkin saja dia ada di dalam sini" ucapnya

"Betul itu. Ayo kita berpencar dan periksa setiap ruangan yang ada" ucap Ying setuju dengan pendapat Yaya.

"Kalian ingin masuk mencarinya? Dari luar saja sudah menyeramkan apalagi dalamnya, seperti rumah hantu saja" protes Gopal tidak sependapat dengan idenya Yaya. Dari awal dia memang tidak setuju untuk masuk ke bangunan ini, tapi hujan bertambah deras. Jadi mau tak mau dia terpaksa harus berteduh. Dan sekarang dia harus mencari Boboiboy ke tempat menyeramkan itu? Berpencar lagi.

"Penakut sekali sih kau ini! Kalau tidak mau ikut, tunggu saja di luar sendirian!" omel Ying. Dia heran dengan temannya yang satu ini, apa sih ditakutkan. 'Mana ada hantu yang keluar siang bolong begini. Lagipula apa iya hantu itu benar-benar ada.'

Sayangnya, tepat setelah dia berpikir begitu tiba-tiba di depan matanya atau tepatnya di belakang Gopal terlihat sosok putih, wujudnya seperti anak kecil yang sedang bermain hujan-hujanan. Yaya dan Ying terdiam memandangnya dengan wajah horror.

Gopal bingung melihat ekspresi kedua temannya tapi kemudian menyadari ada suara percikan air di belakangnya dengan gemetar perlahan dia membalikkan wajahnya dan menatap sosok tersebut.

Tapi beberapa saat setelah memperhatikan sosok tersebut dengan jelas, ekspresi horror mereka langsung menghilang, sosok itu sangat familiar. Mereka sadar itu Boboiboy Ice yang sedang mereka cari sejak tadi. Dia sedang bermain hujan sambil melompati genangan air. Kakinya yang kecil membuatnya tak sampai untuk melewatinya hingga tak sengaja menginjak lumpur yang licin di genangan tersebut dan akhirnya terpeleset, lalu jatuh tersungkur.

"Bo-Boboiboy!" seru Gopal, Yaya dan Ying panik sambil berlari menghampiri Boboiboy Ice yang sudah meringkuk di tanah itu. mereka sudah tidak peduli lagi dengan hujan yang bertambah lebat.

Gopal berjongkok dan mencoba membantu temannya itu untuk bangkit lagi. "Kau…Kau baik-baik saja?" tanyanya sambil membantu Boboiboy mendudukkan tubuhnya.

"Apa ada yang terluka?" ucap Yaya dengan tatapan khawatir sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Uh…" Boboiboy Ice hanya menatap mereka bertiga dengan wajah sendu dan mata yang berkaca-kaca. Tapi beberapa saat kemudian dia tersadar dan membelalakkan kedua matanya. Kemudian segera merosot mundur menjauhi mereka bertiga.

Ying, Yaya dan Gopal terkejut melihat Boboiboy tiba-tiba saja menjauhi mereka.

Boboiboy Ice melindungi dirinya dengan tangan kirinya. "To-Tolong jangan mendekat…" katanya lirih

"Eh?"

"Tolong… Jangan sakiti aku…"

Dan mereka bertiga hanya terdiam menyaksikan kelakuan salah satu pecahan diri dari kawan baik mereka ini. Kenapa dia menghindari mereka? Kenapa dia terlihat sangat takut? Apa yang sebenarnya sudah terjadi?

.

Sementara di saat bersamaan Fang yang di tugaskan untuk menjaga Boboiboy yang lain, sedang mencoba mengalihkan perhatian mereka masing-masing agar tidak sampai berkelahi dengan mengajak mereka bermain UNO. Sementara di luar Kapten Kaizo mengawasinya mengawasi Boboiboy.

"Ha… Boboiboy Blaze, sekarang giliranmu" ucap Fang berusaha ramah dan meminta Boboiboy Blaze mengeluarkan kartunya.

"Eh? Giliranku ya? Bukannya sekarang giliran dia?" balas Boboiboy Blaze sambil menunjuk Boboiboy Gempa yang tepat berada di samping Fang.

"Giliran dia sudah, barusan tadi giliranku. Jadi sekarang giliranmu?"

"Eh benarkah? Kupikir barusan giliran dia." ucap Boboiboy Gempa sambil menunjuk Boboiboy Taufan di depannya.

"Blaze saja belum main bagaimana bisa jadi giliran dia?!" balas Fang yang mulai stress berhadapan dengan para Boboiboy yang ingatannya mulai kacau ini. Dari tadi mereka bermain UNO satu putaran pun belum selesai. Mimpi apa dia semalam, jadi harus menghadapi situasi begini?

"Bagaimana, kalian sudah menemukan dia?" tanya Kapten Kaizo, menghubungi Gopal sambil berdiri di luar ruangan dan menyenderkan tubuhnya ke dinding.

"Sudah Kapten. Tapi kami belum bisa membawanya kesana" sahut Gopal.

"Kenapa?"

"Ah…itu karena dia…"

"Tidak! Kumohon jangan mendekat!"

"Eh? Kenapa itu?"

Ternyata di sana Yaya dan Ying sedang berusaha mengajak Boboiboy Ice untuk ikut dengan mereka. Mereka berkejar-kejaran masuk satu ruangan ke ruangan lain. Naik turun satu lantai ke lantai lain. Kelihatannya dia sudah tidak mengenali lagi tiga sahabatnya ini. Tadi mereka sudah berusaha meyakinkannya bahwa mereka adalah teman-temannya dan mereka sama sekali tidak berniat jahat, tapi tetap saja sepertinya Boboiboy Ice tidak mempercayai mereka dan takut apabila di dekati.

"Hilang ingatannya sudah sangat parah, dia bahkan sudah tidak kenal dengan kami lagi. Puas sudah kami mencoba meyakinkan dia! Kalau Boboiboy yang ada di sana bagaimana?" ucap Gopal tanpa ekspresi.

"Walaupun ingatan mereka mulai kacau, mereka baik-baik saja. Saat ini Private Pang sedang mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan bermain kartu"

"Ini kartu apa sih, Kok warnanya beda dengan yang lain? Ungu gitu." tanya Boboiboy Taufan membolak-balikkan satu kartunya yang itu.

"Itu joker bisa di bilang itu kartu bebas. Jadi kau boleh ngintip kartu pemain lain dan menentukan warna untuk giliran selanjutnya" ujar Fang berusaha tenang dan menjelaskan panjang lebar.

"Tadi bagaimana cara mainnya ya, Lee?" tanya Boboiboy Halilintar.

"Aduh…" Fang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sekarang dia harus menjelaskan aturan permainannya dari awal. Dan juga, siapa Lee itu.

"Ha…Kalau begini kan bagus mereka tidak saling berkelahi." ucap Papa Zola yang tiba-tiba masuk sambil membawakan lima gelas Ice Coklat Tok Aba.

"Kalau begini saya yang bisa gila, Cikgu" keluh Fang sambil mengusap wajahnya.

"Tidak apa-apa. Teruskan saja kalian bermain. Nah, Minumlah airnya"

"Betul yang dikatakan Pakcik Salim tu. Ayo kita main lagi" ucap Boboiboy Blaze bersemangat padahal dari tadi dia bahkan belum mengeluarkan kartunya.

Fang hanya bisa menggerutu kesal merasa tidak ada yang membelanya sejak tadi. Dia sudah mulai kehabisan kesabaran. Jika Pimpinannya itu tidak ada di depan pintu mungkin Fang sudah meledak dan mengomeli Boboiboy sejak tadi. "Sabar Fang… Sabar…" ucapnya dalam hati.

"Eh… Air…" gumam Boboiboy Blaze memperhatikan isi dalam gelasnya. Dia merasa seperti ada hal penting yang dia lupakan.

"Pokoknya kalian harus bisa membawanya kesini. Apapun caranya bahkan meskipun harus menyeretnya paksa dengan kekerasan" perintah Kapten Kaizo.

"Baiklah" balas Gopal sambil menutup panggilan dari Kapten Kaizo. 'Bicara gampang, caranya yang bagaimana?'

Setelah terus-menerus Boboiboy Ice berhasil berkelit, tampaknya permainan kejar-kejaran ini sudah hampir menemukan akhirnya di ruangan kecil di lantai 3 gedung ini. Boboiboy Ice sudah tidak bisa lari kemana-mana lagi tapi jadinya Sekarang Yaya dan Ying tidak bisa berkutik saat Boboiboy Ice hanya bisa merapat ke dinding pojok dengan wajah pucat pasi, nafasnya sudah tidak teratur lagi. Jika di paksa dia hanya akan semakin memberontak dan mungkin akan membahayakan dirinya sendiri.

"Hei. Kenapa kalian diam saja? Dia sudah terpojok itu." tegur Gopal saat melihat kedua temannya itu hanya terdiam di tengah ruangan dan tidak berbuat apa-apa. *(Padahal dia sedari tadi juga tidak melakukan apa-apa.)

"Dasar kau ini. Kau tidak lihat wajahnya sudah pucat begitu. Kalau dia pingsan nanti bagaimana?" omel Yaya pada Gopal yang seperti tidak membaca situasi saat ini.

"Kalau dia pingsan pasti lebih gampang membawanya" jawab Gopal

"Itu kalau dia pingsan. Kalau dia melukai dirinya sendiri bagaimana?" tambah Ying ikut menimpali Gopal

"Ya terserahlah kalian lah. Tapi apapun caranya kita harus bisa membawanya" balas Gopal lagi.

Disaat Ying, Yaya dan Gopal sedang sibuk berdiskusi dan tidak lagi memperhatikannya. Boboiboy Ice berdiri dan mengambil kesempatan di saat mereka lengah untuk melarikan diri. Perlahan dia berjalan merapat di dinding memutari Gopal dan yang lain. menuju ke arah satu-satunya pintu di ruangan itu.

Tapi tepat sebelum dia keluar dari ruangan Ying menyadarinya.

"Alamak! Dia mencoba kabur lagi!" serunya. Membuat Yaya dan Gopal terpenjarat.

Boboiboy Ice tersentak kaget. Dia langsung keluar dari ruangan itu dan berlari menuju ke arah tangga untuk turun. Sementara di belakangnya Yaya dan yang lain sudah mengejarnya. Dengan sekuat tenaga dia mengerahkan kakinya secepatnya menuju tangga.

Tapi sebelum sempat berhasil mencapai tangga, kakinya tersandung dan membuatnya kembali jatuh tersungkur dengan topi yang terlepas. *(Ajaibnya Hoodie-nya tidak ikut-ikutan melorot.)

"Hah! Boboiboy!" seru Yaya dan Ying panik dan berlari menghampiri temannya itu.

"Haduh… Mau berapa kali sih kau terjatuh?" gerutu Gopal.

Yaya dan Ying berhenti sejenak dan mendelik sebal pada Gopal. Sudah tidak melakukan apa-apa, seenaknya bicara lagi.

"Apa? Aku benar, kan?" kata Gopal dengan raut wajah tak bersalah. Yaya dan Ying hanya memutar matanya dan mengindahkan Gopal karena yang lebih penting saat ini adalah membantu Boboiboy yang sedang kesulitan.

Tapi ketika Yaya dan Ying berbalik. Tiba-tiba saja Adu du dan Probe sudah ada di hadapan Boboiboy Ice. Mereka sangat terkejut dengan kemunculan Adu du yang tidak terdeteksi hawa keberadaannya.

"Aduh… Kau tidak apa-apa? Pasti sakit kan? Mari kubantu." ucap Alien hijau berkepala kotak itu sambil mengulurkan tangannya pada Boboiboy Ice. Dan diterima begitu saja.

"Hei. Sejak kapan kalian ada di sini?" tanya Gopal

"Hehehe. Baru saja kok." sahut Probe.

Boboiboy Ice pun berhasil berdiri tegak kembali dengan sedikit bantuan dari Adu du. Dia menepis debu yang menempel di baju, jaket, dan celananya.

"Boboiboy hati-hati, dia pasti sedang merencanakan niat jahat! Cepat menjauh darinya!" seru Ying memperingatkan Boboiboy Ice.

"Huh?" gumam Boboiboy Ice bingung dengan maksud perkataan Ying.

"Hei. Aku bahkan belum melakukan apa-apa, dan kau menuduhku yang tidak-tidak" protes Adu du yang kesal di prasangkai.

"Hu..uh. Buruk sangka betul. Tak patut… Tak patut" gumam Probe si robot ungu milik Adu du menimpali.

Boboiboy Ice semakin bingung siapa yang harus di percayainya sekarang. Dua makhluk aneh di depannya saat ini atau Tiga manusia yang seperti dirinya itu. mereka memang tidak terlihat jahat tapi sepertinya dua makhluk aneh ini juga tidak memiliki niat jahat, barusan dia membantunya kan? Dia sudah tidak tahu lagi siapa yang teman dan siapa yang musuhnya.

Adu du mengambil topi Boboiboy yang sempat terlepas barusan dan mengembalikannya pada Boboiboy. "Nah, ku kembalikan topimu." ucapnya seraya menyerahkannya pada Boboiboy.

"Te-Terima kasih…" ucap Boboiboy Ice. perlahan mengarahkan tangannya untuk menerima topinya.

Tapi tepat sebelum Boboiboy Ice memegang topinya. Adu du mengeluarkan seringai liciknya. "Jika kau bisa ambil sendiri!" seru Alien berkepala kotak tersebut sambil melemparkan topi itu pada Probe yang ada di sampingya.

Boboiboy tersentak dan sontak berusaha menangkap topi miliknya.

Tapi Probe berhasil menangkapnya lebih dahulu dan mengayun-ayunkannya ke udara. "Ayo ambil sini~" seru Robot berbentuk aneh tersebut.

Boboiboy Ice mengangkat kedua tangannya ke udara "Ku…mohon… kembalikan" dan melompat-lompat mencoba merebut topinya kembali dari Probe. Tapi apa daya tubuhnya yang kecil membuat dia tak sampai meraih topinya yang saat ini ada di tangan Probe.

"Ha.. Ambilah. Coba saja ambil sendiri"

"Tuh kan. Sudah kubilang" ucap Ying.

"Hei. Sudah cukup mengerjainya begitu." gerutu Gopal pada Adu du dan Probe.

"Hahaha… Untuk apa aku berhenti?" seru Adu du dengan tawanya khasnya yang mengesalkan.

"Nanti setelah dia menangis menjerit-jerit, kalian baru tahu rasa" tambah Gopal lagi.

"Biarkan saja dia menangis. Lagipula dia bisa apa-apa, menyerang saja tidak berani" ucap Adu du semakin angkuh. Dia seperti sudah lupa kalau dulu dia pernah dibelasah oleh Boboiboy Air, sepertinya dia tidak terpikir kalau Boboiboy Ice adalah peningkatan kuasa dari Boboiboy Air.

Sadar usaha untuk merebut topinya kembali tidak akan berhasil. Dan tidak ada cara lain untuk keluar dari masalah ini, Boboiboy Ice pun menghentikan aksinya. Dia melangkah mundur, menutup matanya dan mengangkat tangan kanannya ke udara sambil menyeru "TARING ES!". Dia memanggil senjatanya.

Lalu muncul retakan besar di lantai tepat di belakang Boboiboy Ice dan dari sana keluar seekor makhluk? *(sebuah robot? mungkin boneka? Aku kurang tahu itu benda apa) berbentuk seperti rubah putih besar yang menyeramkan dengan mata merah dan taring yang panjang.

"Be-Benda apa itu!?" seru Gopal ketakutan dengan makhluk aneh besar yang ada di depannya saat ini.

Boboiboy Ice melompat mundur. Kemudian melompat ke atas punggung monster itu dan memasukkan kedua tangannya ke panel kontrol yang ada di belakang leher monster tersebut.

Monster itu meraung dan menyebarkan udara dingin ke sekitarnya, membuat lantai, dinding dan atap-atap gedung tersebut membeku dengan sangat cepat. Itu pertanda sistemnya sudah aktif dan siap untuk menjalankan program perintah.

"Kita harus kabur dari sini, Probe!" seru Adu du sambil berlari tunggang lantang menuruni tangga lantai 3 tersebut.

"Baik Encik Bos" sahut Probe yang juga panik dan langsung mengikuti Adu du pergi dari sana. Dia tidak sadar masih memegangi topi milik Boboiboy Ice.

"Dasar Kepala Kotak penakut!" seru Ying begitu Adu du sudah menghilang di tangga bawah.

Kemudian monster itu mulai menembakkan bongkahan es berujung tajam ke segala arah, tak terkecuali ke arah Yaya dan yang lain.

"Yaya! Gopal!" seru Ying yang langsung melesat menarik tangan mereka berdua dan menyeret mereka ke dalam sebuah ruangan untuk berlindung dari amukan monster es tersebut.

Setelah memeriksa tidak ada penggangu yang menghalangi jalannya. Monster itu langsung berlari dan menabrakkan dirinya ke dinding. Hingga menyebabkan dinding tersebut rubuh dan menghasilkan lubang besar. Lalu monster tersebut melompat keluar melalui lubang tersebut membawa serta Boboiboy Ice di punggungnya.

Siapa sangka ternyata Ejo jo dan Lima panglima Scamer sudah menunggu dan memberikan sambutan pada mereka di luar dengan tembakan bertubi-tubi dari peluru dan misil. Tanpa kenal ampun mereka menembaki monster tersebut dan juga Boboiboy Ice yang sedang mengendalikannya.

Mereka menembakkan misil dan tepat mengenai kepala dari monster tersebut. "Aaaah…!" Boboiboy Ice menjerit saat dia berhasil mendapat serangan mendadak tersebut.

Monster itu membalikkan wajahnya menatap orang-orang yang menyerangnya tadi. Sambil mencoba menjauh, kemudian dia mengaktifkan sistem pembentukan energi untuk menciptakan kabut.

Programnya berhasil dan menghasilkan kabut tebal dengan radius satu kilometer. Dan memberikan kesempatan mereka berdua untuk melarikan diri.

"Menghilang lagi?" gumam Baga ga sambil menurunkan pistolnya. Sementara Ejo jo kelihatan sangat kesal dan tidak puas.

.

Disaat bersamaan Ying, Yaya dan Gopal yang masih berada di dalam gedung.

"Uh… Kalian baik-baik saja?" tanya Ying. Dia mengangkat tubuhnya sambil meringis memegangi tangannya yang sempat tergores oleh salah satu es tajam milik monster tersebut. Sakit memang, tapi setidaknya mereka masih utuh.

"Pikirkan dirimu sendiri Ying. Coba lihat lukamu itu" seru Yaya panik melihat tangan Ying terluka cukup dalam dan mengeluarkan banyak darah.

"Kita harus segera mengobatinya" tambah Gopal.

"Tidak. Aku baik-baik saja. Kita harus mengejar Boboiboy sebelum dia semakin jauh. Uh…" tolak Ying mencoba berdiri. Tapi ketika bahunya digerakkan, luka di tangannya itu semakin menjadi-jadi saja sakitnya.

"Sudah cukup, jangan memaksakan diri. Segera kembali ke pesawat dan obati lukamu" perintah Kapten Kaizo yang sedari tadi menyaksikan kejadiannya melalui ruang kontrol dan langsung menghubungi Ying, Yaya dan Gopal.

"Tapi Kapten-" balas Ying

"Tidak ada tapi-tapi an. Cepatlah kembali!" potong Kapten Kaizo yang bertambah geram.

"Baik Kapten" balas Yaya dan Gopal.

"Uh… Baiklah…" balas Ying lirih dan pasrah saja dengan keputusan yang diberikan pimpinan mereka itu.

Kemudian dengan secepat kilat mereka di teleport kembali ke pesawat angkasa Kapten Kaizo.

"Huhh… Ejo jo dan Gengnya itu benar-benar sudah membuat kacau segalanya" gerutu Kapten Kaizo sambil mendesah dan melipat kedua tangannya.

To Be Continued