Kuroko no basuke belongs to Fujimaki-sensei

Cover pict is not mine

Aomine x Kagami

Kagami dan Aomine beda 8 tahun if you wondering..

FYI, Kagami 10 tahun, Aomine 18 tahun/di awal

.

.

"Hiks.. Papa jahat.. Hiks..hiks.."

Isak tangis seorang anak terdengar dari sekitar taman. Ia sedang duduk di ayunan yang berayun pelan sambil sesekali menyeka air matanya. Hanya boneka harimau kecil di pangkuannya yang menemaninya.

Di jalan setapak tak jauh dari sana, tampak seorang pemuda bersurai navy blue yang sedang berjalan dengan kedua tangan di saku dan kepala ditundukkan.

Mendengar suara isak tangis di tengah taman yang sepi membuat bulu kuduknya berdiri. Ia melihat sekitar lalu menyadari asal suara itu. Bocah surai crimson gradasi hitam yang sedang duduk di ayunan.

Si navy berhenti sebentar dan memandangi bocah itu. Tersenyum sedih sebelum menghampirinya.

Bocah crimson mendongak saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Matanya terbelalak melihat om-om berwajah bejat di depannya. Mamanya sering bilang agar hati-hati pada orang asing. Jangan mau kalau diberi permen, nanti kamu bisa diculik. Apalagi keadaan sekarang sedang sepi dan langit sudah hampir gelap.

Bocah itu bangkit dan berlari, namun berhenti di tempat saat mendengar suara dibelakangnya.

"Hei Kiddo, kau lupa bonekamu"

Ia berbalik dan hendak mengambil boneka kesayangannya. Boneka pemberian Ibundanya tercinta sebelum ia meninggal dunia . Namun ia terlalu pendek, sehingga ia hanya menggapai-gapai dan melompat-lompat. Membuat si navy tertawa pelan lalu mengembalikan bonekanya.

Anak yang baru berumur sepuluh tahun itu memeluk bonekanya erat. Yang lebih tua mengacak rambutnya.

"Tenang bocah, aku bukan orang jahat"

Bocah crimson mendongak dan memandang wajahnya dengan polosnya.

"Siapa namamu?"

"..., K-kagami taiga.."

"Taiga? Seperti bonekamu ini?"Katanya sambil tersenyum dan menunjuk boneka di pelukan Kagami.

Kagami mengerucutkan bibirnya, masa ia disamakan dengan boneka macan?

"Dia namanya Tola!"

"Tola?"

"Tollha!"

"Hahaha, maksudmu Tora? Kau cadel ya?" Aneh, biasanya orang jepang tidak bisa bicara L bukan R"

Kagami menggembungkan pipinya kesal.

"Aku Aomine Daiki, panggil saja aku Daiki-nii, atau Onii-chan saja tidak apa-apa"

Kagami mengangguk, "Ok, Onii-chan!"

"Kau sedang apa disini?, sudah malam nanti ada orang jahat gimana?"

"..."

"Hei.., ayo aku antar pulang. Dimana rumahmu?"Aomine membungkuk lalu menggendong Kagami.

Kagami tidak menjawab lalu beberapa lama kemudian ia menunjuk. Aomine pun mengikuti arah yang ditunjukkan bocah itu.

.

.

Aokaga Fanfiction rate T

-Magical Lies-

By Vergissco

Enjoy!

.

.

Bertemu dengan Kagami sudah menjadi kegiatan rutin yang ia lakukan setiap hari. Biasanya mereka akan bermain ayunan atau perosotan atau mungkin basket. Hanya berdua saja.

Anak-anak disana tidak ada yang ingin bermain dengan Kagami. Ia diejek karna ayahnya adalah pernah masuk penjara waktu masih remaja dulu. Ia hanya bisa duduk di ayunan bersama Tora sambil menunggu Aomine datang.

Aomine sudah tahu alasan kagami menyendiri dari anak-anak lain, yaa lebih tepatnya 'dihindari'. Kagami sudah memberitahu segalanya tentangnya.

"Jika kau punya masalah, cerita saja padaku. Itu akan membuatmu merasa lebih baik"

Katanya pada Kagami waktu itu.

Awalnya Kagami masih tidak sepenuhnya percaya. Tapi suatu hari, tiga orang anak menendangnya. Merebut ayunan yang ia duduki setiap hari. Kagami bangkit dan melawan namun ia kalah telak. Tangan Tora dirobek dan diinjak-injak. Kagami menangis dan tiga anak itu meledeknya hingga Aomine datang, ia membentak tiga anak yang menyakiti Kagami hingga mereka berlari ke rumahnya masing-masing, menggendong dan menenangkan Kagami hingga ia berhenti menangis. Ia juga menjahit tangan Tora dan mencucinya sehingga bagus seperti semula. Walau ia hampir gila saat memasukkan benang ke jarum, dan jahitannya benar-benar berantakkan.

Sejak saat itu Kagami sepenuhnya percaya dengan Aomine dan menceritakan semuanya.

Tentang ibunya yang meninggal, ia duduk di samping kasur ibunya sambil menunggu ayahnya pulang. Lalu berkata pada ayahnya Mama tidur lama sekali. Lalu ia panik saat melihat ibunya dikubur di dalam tanah.

Tentang ayahnya, yang selalu membentaknya, memukulnya dan pulang malam dalam keadaan mabuk (Kagami tidak bilang ia mabuk, ia bilang sikapnya aneh dan ia membawa botol kaca dengan minnuman aneh).

Aomine tidak pernah bertemu dengan ayah Kagami. Ia hanya mengantarnya sampai pintu depan, tidak mengetuknya karna Kagami melarangnya bertemu dengan ayahnya.

Sudah enam bulan tiga minggu dua hari (Aomine yang menghitung) sejak pertama kali mereka bertemu.

Hari ini, Aomine hendak bertemu Kagami seperti biasa. Tapi kali ini Kagami tidak berlari ke arahnya saat ia datang, ia menangis di ayunan seperti hari pertama mereka bertemu.

"Hei kiddo, kenapa kau menangis?"

"..., aku tidak mau pulang lagi.."

"Eh?"

"Onii-chan! Aku tidak mau pulang, Papa jahat!"

"Tenang dulu bocah, apa yang terjadi?"

"Hiks.. Papa, menendang pelutku hiks.."

"Boleh aku lihat?"Aomine tidak menunggu jawaban Kagami dan mengangkat t-shirt hitam yang ia kenakan. Ada satu bagian dimana kulitnya berwarna biru keunguan, Aomine memegangnya.

"A-aw, sakit.."

"Wow.. ini terlihat parah, ayo ke tempatku. Biar aku obati"

Aomine menggandeng tangan Kagami dan membawanya ke apartemennya.

.

Mereka duduk dalam diam di sofa setelah Aomine selesai mengobati perut Kagami.

"Aku tidak mau pulang"Kata Kagami memecah keheningan.

"Tapi-"

"Aku ingin tinggal disini saja dengan Onii-chan!"Kagami memandangnya dengan berurai air mata.

Aomine menarik nafas, ia juga tidak tega mengembalikan Kagami karna ayahnya terdengar mengerikan tapi..

"Lagipula.. Papa bilang sebaiknya aku tidak ada, Mama.. pasti masih hidup"Lanjut Kagami selagi memeluk Tora dengan erat

Ok, itu sudah keterlaluan. Mungkin beberapa hari saja tidak apa-apa

Aomine membuang nafas panjang "Ok, dengar. Kau boleh tinggal disini tapi kau harus kembali suatu saat, ok?"

Kagami menatap Aomine, matanya seperti berkilau.. "Aligatouu Onii-chan!"Katanya sambil memeluk Aomine dengan erat, Tora terlempar dan dilupakan begitu saja.

"...Panggil aku Daiki-nii"

"Hai'! Daikinii-chan!"

Aomine tertawa pelan sambil mengusap punggung Kagami yang mungil. Ia hanya anak kuliahan yang mendapat uang dari part-time jobnya sebagai kasir di toko makanan, bagaimana ia bisa mengurus Kagami?.

Aomine menunduk dan menatap wajah Kagami. Ia tertidur, manisnya..

Yah, apapun agar Kagami bahagia.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

A/N : ..., hai! Err.. gatau mau ngomong apa..

Ya pendek saya tau ._. ...

Dan.. yaa... tiba-tiba ngilang tanpa ff baru selama... entahlah beberapa hari(?) selama itu saya.. sedang membuat game dan ada suatu lomba2 gitu dan... nyari inspirasi buat ff dan.. dapet banyak jadi.. :v

Terima kasih sudah membaca~

Hanya melalui satu proses pengeditan jadi.. maaf atas kekurangan saya dalam menulis.

Update jam 11 jika yang berkuasa berkehendak