Sudah nyaris seminggu ini, Jongin berkirim pesan dengan Park Chanyeol.

Pria itu selalu mengirimkan pesan singkat seperti "good morning, jongin," setiap pagi, bahkan sebelum dirinya dibangunkan oleh alarm terkutuk Oh Sehun. Selain itu, pria itu juga tidak pernah lupa mengucapkan "good night, Jongin. Have a nice dream," setiap malam yang membuat Jongin berguling ke kiri dan kanan, lantas berakhir tidak bisa tidur karena memikirkan pria yang berhasil mengacaukan hatinya lagi itu.

Chanyeol memperlakukannya seperti princess dan ia menyukainya–sangat menyukainya. Hanya saja ia mulai menyadari kalau Chanyeol tidak benar-benar mengerti konsep Sugar Daddy dan Baby. Mungkin, ia bisa saja mengabaikan hal itu asal dirinya bisa sedekat ini dengan crush masa sekolahnya. Tetapi, uang semester Jongin tidak terbayar sendiri. Selain itu, alasan utamanya men-download aplikasi mengerikan ini bukan untuk mencari Park Chanyeol dan memenangkan hatinya. Melainkan, untuk membayar uang semesternya.

Jongin berusaha untuk memfokuskan dirinya pada tujuan utama yang harus dicapainya. Namun, setiap Chanyeol menceritakan hari-hari melelahkannya. Ia sama sekali tidak bisa fokus. Karena sebagai seorang Sugar Baby sudah menjadi tugasnya untuk menghibur dan mengalihkan stress akibat sibuknya pekerjaan dari pikiran Daddy-nya–well, setidaknya itulah yang Luhan ajarkan padanya. Tapi, fuck it, sekalipun Chanyeol bukan Daddy secara resminya. Ia tetap akan menghibur pria itu dengan pesan penuh sarkasme serta humor garingnya, yang entah mengapa selalu berhasil membuat mood Chanyeol menjadi lebihbaik.

Jongin sedang menemani Sehun di dalam Coffe Bean. Pemuda itu terlihat jauh lebihbaik setelah memesan coffe latte yang sama sekali tidak cocok dengan karakternya. "Seharusnya, aku membawamu ke pinggiran jalan untuk membeli Bubble Tea," tukas Jongin menyesali keputusannya.

Sehun mendelik ke arahnya sembari menyesap latte hangatnya. "Diam, Nini. Aku adalah pria dewasa sekarang. Aku tidak membutuhkan Bubble Tea lagi,"

"Huh," Jongin mendengus keras. Puluhan gelas Bubble Tea yang Sehun timbun di kamarnya sebulan yang lalu akan merasa dikhianati apabila mereka mendengar pernyataan pemuda itu. "talk to my ass, jerk,"

"Aku lebih memilih memakan pan-"

"Hei, jaga bicaramu!" seru Seulgi yang kemudian duduk di samping Jongin.

Sehun memutar mata lalu dengan dewasanya kembali meminum latte-nya. Jongin sangat ingin menyumpalkan sedotan di genggamannya ke dalam hidung Sehun dan mari kita lihat apa bajingan itu akan bertindak dewasa seperti cara ia meminum latte-nya. Sebelum, ia sempat mempertimbangkan tindakannya itu. Ponselnya bergetar membuat Seulgi pun melirik ke arahnya. Jongin merogoh saku celana dan mengeluarkan Iphone-nya.

Wow. Dr. Park baru saja online dan mengirimkan pesan padanya.


Park Chanyeol : aku benci teman-temanku

Park Chanyeol : mereka membuatku sangat mabuk kemarin sampai-sampai aku bolos kerja hari ini


Jongin menyeringai. Ia melihat update foto instagram Jongdae semalam. Pria hidung belang itu sedangber-selfie dengan dua orang stripper wanita. Mereka mencium kedua pipi Jongdae, sementara Jongdae memasang wajah pura-pura terkejut ke arah kamera. Damn, kalau begitu, semalam Chanyeol juga ikut bersama Jongdae ke klub stripper. Yang artinya mungkin saja Park Chanyeol mendapatkan ekstra lap dance dari salah satu stripper yang kemudian berakhir menjadi-


Park Chanyeol : apa kau sedang sibuk?

Park Chanyeol : aku tahu kau sedang online sekarang

Park Chanyeol : :))


Persetan. Seandainya, kemarin Chanyeol berakhir berhubungan seks dengan salah seorang stripper. Itu jelas bukan urusannya sama sekali. Jadi, untuk apa ia memikirkannya dan merasa akan membakar seluruh stripper di Seoul? Hahaha, konyol sekali.


Kim Jongin : maaf tadi aku sedang memperhatikan sehun yang

Kim Jongin : baru saja tersedak kopinya sendiri

Park Chanyeol : lol sehun itu roommate sekaligus mantan kekasihmu, bukan?

Kim Jongin : mantan fuck buddies, Chanyeol-ssi. Bukan, kekasih.

Park Chanyeol : Oops, maaf. aku sudah cukup TUA untuk tidak mengetahui apa itu fuck buddies

Kim Jongin : kau bercanda


Seulgi masih menertawai Sehun, begitupun dengan salah seorang mahasiswi yang mungkin pernah Sehun patahkan hatinya. Sehun menatap ke arahnya dengan wajah memelas karena selamat tinggal sudah kesan misterius serta cool di mata para pelanggan serta baritsa Coffe Bean yang dirinya miliki. Jongin hanya melemparkan tatapan prihatin, sekalipun dirinya tidak benar-benar merasa simpati.


Park Chanyeol : tentu saja aku bercanda lol

Park Chanyeol : aku masih menggunakan kata fuck buddies setiap aku menegur salah satu temanku yang tidak berhenti melakukan one night stand


Jongin mendengus keras lalu bergumam, "Kim Jongdae."


Park Chanyeol : i meant i am not that old.. im only 29

Kim Jongin : and i am only 22,

Kim Jongin : daddy


Jongin sama sekali tidak bermaksud untuk memancing Chanyeol. Ia hanya ingin menggoda pria itu yang kadang menurutnya suka bertingkah seperti ahjussi yang tidak pernah bisa menyesuaikan diri dengan dunia modern. Panggilan daddy itu jelas hanyalah lelucon. Namun, begitu ia melihat balasan dari Chanyeol. Jongin bersumpah kalau ia tidak menyangka inilah balasan yang akan diterimanya


Park Chanyeol : i know, baby boy


Fuck it. Setelah ini, ia akan pulang ke apartemennya, mengunci pintu kamarnya dan akan bermain dengan koleksi vibrator yang Jongdae berikan sebagai hadiah ulang tahunnya dua tahun yang lalu. Ia akan membayangkan Chanyeol berada di atasnya, menindih tubuhnya dan membisikkan kata-kata seperti 'yes, you are a good boy. MY good boy' yang kemudian akan dibalasnya dengan 'yes, daddy, yes, i am your good boy'.

"Jongin," Seulgi berdeham dari sampingnya. "kau tidak sedang membayangkan hal aneh-aneh yang menggunakan kata daddy dan good boy, kan?"

"Huh?"

"Kau baru saja menggumamkan kata-kata itu. Jangan bilang kalau kau mulai berhubungan lagi dengan Sehun," tuduh Seulgi membuat Sehun mengangkat jempolnya, mengiyakan sesuatu yang bahkan tidak akan pernah terjadi lagi.

Sehun adalah patner seks yang sangat baik dan mampu memuaskan dirinya dibanding patner lainnya. Namun, semenjak mereka mulai berteman dan ternyata Sehun memiliki obsesi terhadap film keluaran Disney seperti dirinya. Ia tahu kalau Sehun bernilai lebih dari sekedar patner seksnya–bajingan itu adalah teman yang kemudian menjadi sahabat serta roommate-nya bersama Taemin.

"Ew, NO. I will never bang him again, you know that,"

"Hei!" seru Sehun merasa sedikit tersinggung.

Seulgi mengangguk percaya. Ia tahu kalau Jongin tidak akan pernah berbohong padanya berkebalikan sekali dengan Sehun yang selama ini hobi menipunya. "Jadi?" Seulgi menunggu penjelasan dari Jongin, begitupun dengan Sehun yang sudah tidak mempedulikan kopinya lagi.

Sehun mengamati semburat merah di pipi Jongin serta gelagat mencurigakan sahabatnya itu. Jangan bilang kalau ini ada hubungannya dengan aplikasi konyol yang Luhan rekomendasikan pada Jongin. Sehun pernah tidur dengan Luhan sekali sebelum pria itu lulus. Siapa yang menyangka kalau pria mungil berwajah polos sepertinya ternyata menyukai BDSM serta memiliki kink aneh–seperti blood kink? Sehun bukan Edward Cullen yang berkilau di bawah sinar matahari. Ia hanya seorang pemuda biasa yang hanya menginginkan seks normal tanpa mencambuk atau menghisap darah patnernya.

Jadi, tentu saja, saat Jongin mengaku padanya kalau Luhan lah yang merekomendasikan aplikasi itu. Diam-diam, Sehun dan Taemin mulai merasa cemas. Karena siapa yang menyangka juga kalau Taemin pernah menjadi korban Luhan seperti dirinya.

"Fuck, you got a daddy!" tuduh Sehun. Pemuda itu setengah berteriak. Membuat beberapa orang yang semula sedang menikmati kopi mereka dengan tenang, menoleh ke arah Jongin dengan mata terbelalak serta tatapan bingung.

Seulgi refleks menutup mulutnya. Ia tahu kalau Jongin sedang kesulitan mencari pekerjaan baru dan baru saja putus dari kekasih bajingannya. Namun, tidak pernah terpikir olehnya kalau Jongin akan memilih jalan seperti ini demi melunasi uang semesternya. "OMG, Jongin! Cepat berikan ponselmu!" perintah Seulgi. Suaranya melengking naik menandakan kalau pemuda itu tidak memiliki pilihan lain, selain menuruti kemauannya.

"Yeah, dude. Sebaiknya, kau tidak mencoba kabur atau membuang ponselmu keluar kafe," Sehun memperingatinya.

Jongin menelan ludahnya dengan susah payah. Matanya bertumbukkan dengan mata Seulgi yang mengilat tajam, menuntut penjelasan. Ia tidak bisa menentang Seulgi karena terakhir kali ia menentangnya, laptop Jongin berakhir di tong sampah. Dengan wajah muram, ia memberikan ponselnya pada Seulgi. "Gomawo," kata Seulgi dengan sopan lalu merampas ponsel dari tangannya. That bitch.

Sehun berpindah duduk di samping Seulgi sekarang. Tentu saja, bajingan itu tidak mau melewatkan kesempatan ini. Beberapa saat kemudian, Seulgi yang semula memasang wajah 'aww-this-is-cute' langsung berubah menjadi 'holy-shit' dengan mata terbelalak, begitupun dengan Sehun yang seperti akan pingsan.

"Holy shit!" seperti dugaannya, Sehun hanya bisa mengeluarkan dua kata itu setelah melihat siapa daddy-nya sekarang.

"Bitch, this is Park Chanyeol!" seru Seulgi seolah Jongin tidak tahu siapa orang yang selama seminggu ini berkirim pesan padanya. "and you fucking call him daddy," gumam gadis itu, lebih kepada dirinya sendiri, yang direspon anggukkan oleh Sehun.

Jongin memutar matanya. Ia langsung merampas ponselnya kembali dan memasukkannya ke dalam saku celana. Seulgi dan Sehun masih memasang wajah terkejut yang sama. Jongin menghela nafas panjang, merasa ingin cepat-cepat minggat dari sini. Inilah salah satu alasan mengapa ia tidak bercerita kepada siapapun mengenai Chanyeol. Karena ia sudah mengira kalau mereka akan bereaksi seperti ini.

"Jongdae akan membunuhmu lalu membunuh Park-sex God-Chanyeol," tukas Seulgi dengan wajah serius. Sehun, si bajingan, hanya mengangguk-angguk saja. Jongin bertaruh kalau dia sangat menikmati momen-momen penderitaannya ini.

"Jongdae tidak tahu, oke? Jadi, demi nyawaku serta nyawa Chanyeol. Aku memohon pada kalian untuk merahasiakan ini, kecuali dari Taemin. Karena ia berhak tahu mengenai hal ini," mohon Jongin dengan mata memelas.

Seulgi dan Sehun saling berpandangan. Mereka seperti sedang bertelepati mempertimbangkan permohonan Jongin itu. Hingga, akhirnya Seulgi menganggukkan kepala dan Sehun mengikutinya. Jongin yakin kalau Sehun tidak benar-benar tahu ide apa yang berada dalam pikiran Seulgi. Bajingan itu hanya menganggukkan kepalanya agar tidak terlihat seperti idiot–yang tentu membuatnya terlihat super idiot di mata Jongin sekarang.

"Oke, kami akan tutup mulut-"

"-Yes! Thank you so-"

"-asal Chanyeol datang ke pesta ulang tahu Sehun minggu depan-"

"-muchh, but, wait, WHAT?"

"Huh? Minggu depan aku ulang tahun, ya?"

Dan saat itu juga, Jongin serta Seulgi menjitak kepala Sehun secara bersamaan.

.

.

Chanyeol yakin kalau dirinya masih setengah mabuk saat ia menyebut Jongin dengan sebutan baby boy–yang kalau menurut Google adalah salah satu panggilan umum seorang Sugar Baby. Chanyeol nyaris memukul kepalanya dengan remote tv. Ia benar-benar bodoh telah menyebut Jongin dengan sebutan seperti itu sebelum dirinya benar-benar memastikan kalau Jongin menginginkan dirinya sebagai, uhuk, Daddy pemuda itu.

Ya, dua hari setelah berkirim pesan dengan Jongin. Ia mulai mencari hubungan Sugar Baby-Daddy di Google dengan panduan Jongdae–yang tidak berhenti menertawainya, Kris–yang berakhir tertidur, dan Yixing–yang benar-benar membantu dirinya–lewat Skype.

Inti dari hubungan ini adalah Sugar Baby take care of his/her Daddy dan berusaha menghilangkan stress akibat pekerjaan Daddy mereka. Dan Sugar Daddy akan membalas Sugar Baby-nya dengan hadiah, uang atau semacamnya.

Chanyeol sempat berpikir kalau ini sama saja dengan dia membayar prostitusi untuk menemani dan memastikan kalau keadaannya baik-baik saja. Namun, setelah ia membaca artikel di website Sugar Baby-Daddy. Hubungan Sugar Baby-Daddy tidak harus melibatkan aktivitas seksual–yang artinya mereka tidak wajib berhubungan seks.

Iphonenya berdering di atas meja nakas. Ia meraba-raba ponselnya di atas meja lalu melihat notifikasi pesan. Senyumnya langsung merekah lebar begitu melihat nama Kim Jongin.


Kim Jongin : I'm SOO SORRY

Kim Jongin : my friends being a jerk dan sekarang mereka tahu soal dirimu

Kim Jongin : is that okay? /sad emoticon/


Oke. Jongin tidak malu mengakui siapa dirinya di depan teman-teman pemuda itu. Apa mungkin itu suatu pertanda yang bagus? Apa artinya Jongin setuju untuk menjadi Sugar Baby-nya bahkan sebelum ia memintanya secara resmi?


Park Chanyeol : it's okay

Park Chanyeol : dan, oh, aku ingin minta maaf karena


Sebelum, Chanyeol sempat menyelesaikan kalimatnya. Pesan capslock dari Jongin muncul dari bawah layar Iphone-nya.


Kim Jongin : NO, DONT BE SORRY

Kim Jongin : you are my daddy so, it's okay


Chanyeol begitu kagum dengan kecepatan tangan Jongin sampai-sampai ia tidak menyadari apa yang baru saja dibacanya. Dan saat ia menyadarinya, Chanyeol nyaris menjatuhkan Iphone-nya ke lantai. WHAT?!


Park Chanyeol : sepertinya, kita perlu bicara sekarang

Park Chanyeol : boleh aku meminta nomormu?

Kim Jongin : yeah, sepertinya kita harus bicara, daddy ;)

Kim Jongin : and please don't be too formal with me


Chanyeol yakin kalau senyumnya terlihat sangat mengerikan sekarang. Mungkin, jika Jongdae berada di sampingnya sekarang. Pria itu sudah menampar wajahnya dengan bantal, mengira dirinya kerasukan setan penasaran atau semacamnya. Setelah, Jongin mengirimkan nomornya. Chanyeol langsung menyimpan kontak pemuda itu dengan nama KJI. Ia tidak berusaha untuk menyembunyikan identitas Jongin. Ia hanya ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu.

Ketika, panggilan telepon tersambung. Tubuhnya seperti membeku dan lidahnya tertahan. Ia dapat mendengar jelas suara Jongin yang berulang kali mengatakan halo. Chanyeol menarik nafas berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya–bicara dengan orang yang ditemuinya di internet–sehingga jangan salahkan dirinya kalau ia bertindak seperti ini.

Di dalam pikirannya, Chanyeol mulai mengutuki setiap majalah yang sempat menyebut dirinya seorang playboy, cassanova, dan semacamnya. Karena, fuck them, kenyataannya sedikit payah dalam hal memulai pembicaraan dengan orang yang dianggapnya menarik dan kadang ia bisa menjadi super awkward. Apalagi, semenjak dirinya masuk Harvard dan bertemu kawanan orang sepertinya yang hanya mencintai ilmu pengetahuan dan teori kedokteran. Chanyeol semakin sulit untuk terbuka dengan orang baru. Mungkin, itu jugalah yang menjadi alasan terpendam mengapa ia tidak mau melakukan one night stand.

Chanyeol berharap kalau Jongin tidak menaruh ekspektasi besar terhadap dirinya. Atau ia sangat berharap juga Jongin tidak pernah melihat wajahnya di majalah-majalah wanita yang hobi sekali memasukkannya ke dalam daftar pria paling diinginkan di Asia.

"Halo?"

Goddamnit it. You can do this, Park Chanyeol. Apa gunanya kau kuliah jauh-jauh ke Harvard kalau bicara dengan pemuda cute seperti Kim Jongin saja kau tidak bisa?! "Halo, ini Chanyeol,"

.

.

Jongin berguling di atas ranjangnya. Sialan, suara Chanyeol masih terdengar sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Deep and sexy. Sial, sial, Jongin mulai dapat merasaka sengatan-sengatan aneh di dalam dirinya. Mungkin, selama ini ia selalu bersikeras kalau tipe idealnya adalah seorang bad boy (dan agak bajingan). Namun, sebenarnya tipe ideal Jongin adalah Park Chanyeol dari dulu sampai sekarang.

"Oh, hahaha, hai, hyung," Jongin langsung menepuk keningnya sendiri begitu menyadari kalau ia baru saja memanggil calon Daddy-nya dengan sebutan hyung.

"Hyung?" Jongin semakin membenci dirinya sendiri sekarang. "aku kira kau akan mulai memanggilku Daddy or something like that,"

"Hai, Daddy," gumam Jongin cukup keras untuk didengar oleh Chanyeol.

"Hai, baby boy,"

Jongin nyaris meleleh karena, fuck, ini adalah hal terpanas yang pernah di dengarnya. Ia mulai memikirkan apa jadinya kalau Chanyeol membisikkan kata-kata kotor semacam itu di telinganya. Shit, mungkin ia langsung menyemburkan sper-

"Jongin, are you there?" pria itu terdengar cemas di seberang sana.

Jongin mengerang rendah berharap Chanyeol tidak mendengarnya. Celananya mulai terasa sesak di bawah sana. Berbagai macam fantasi liar mengenai Chanyeol yang selama ini berusaha dikuburnya mulai muncul di permukaan. "Yes," Jongin menarik nafas. "daddy,"

"Umm, oke, sepertinya, kita harus mulai membahas ini," suara Chanyeol terderangak serak membuat suhu tubuh Jongin semakin memanas. "so, um, do you want to be my Sugar Baby, Jongin?

FUCK YES! "Ya, aku mau," sangat mau.

Sejenak, Chanyeol terdiam di seberang sana berusaha mencerna apa yang baru saja didengarnya. Jujur saja, ia tidak mengira kalau Jongin akan menyetujui tawarannya secepat ini. Ia berdeham keras berusaha untuk menetralkan suaranya. Ia tidak terdengar horny di depan Sugar Baby pertamanya (dan kalau bisa, terakhirnya). "Sepertinya, kita harus membicarakan hal ini secara empat mata. Aku bisa membuat kontrak untuk ini,"

Ya, kontrak terdengar masuk akal dan mengingatkan dirinya akan hubungan BDSM. Damn, apa mungkin Chanyeol juga tertarik dengan hal-hal menyangkut hubungan BDSM? Jonngin menekan guling yang berada dalam pelukannya. Ia nyaris menggesekkan penisnya pada permukaan guling sebelum ia tersadar kalau Chanyeol bisa mendengarkan desahannya dari sambungan telepon. "Ya, kita bisa bertemu besok. Aku tidak memiliki jam kuliah besok,"

"Bagus. How about Starbucks, eleven o'clock?"

"Yes,"

Chanyeol kembali menjeda kalimatnya untuk beberapa detik. "Yes, what?"

Jongin tidak bisa menahan dirinya lagi. Persetan dengan gulingnya atau boxer favoritnya yang sedang ia pakai sekarang. Jongin memasukkan satu tangan ke dalam boxernya lalu memejamkan matanya. "Yes, Daddy,"

Jongin dapat mendengar suara helaan nafas Chanyeol. Ia mulai memikirkan apa pria itu juga merasa horny sekarang seperti dirinya. Jongin harap Daddy-nya itu juga merasakan hal yang sama. Tangan Jongin mulai mengocok penisnya sendiri dalam tempo sedang. Ia ingin mencapai orgasmenya dengan mendengarkan pujian serta kata-kata kotor dari mulut Chanyeol.

"Good boy,"

Tempo tangannya mulai mencepat. Jongin tidak peduli lagi jika Chanyeol mendengar helaan nafas serta erangan rendahnya sekarang. Damn, ia justru ingin Chanyeol mendengarnya agar Daddy-nya itu tahu betapa ia menginginkan sentuhan darinya. "Jongin, apa kau sedang bermasturbasi sekarang?"

Jongin mengatur nafasnya. Tangannya yang kini basah oleh precum menyusup masuk ke dalam kaos tidurnya, untuk menyentuh putingnya yang sensitif. Tangan Jongin yang memegang ponsel mulai kesulitan untuk tetap menjaga posisi ponsel di telinganya. Sentuhan dari tangannya sendiri, yang terasa lengket oleh precumnya, membuat pikiran Jongin melayang membayangkan jika Chanyeol lah yang melakukan semua ini padanya.

"Jawab aku,"

Jongin memelintir salah satu putingnya yang sudah mengeras. "Akhh! Yes, Daddy, yes,"

"Jongin, apa aku menyuruhmu untuk bermasturbasi?"

Pertanyaan yang dilontarkan Chanyeol padanya itu berhasil membuat Jongin berhenti memainkan putingnya sendiri. Seolah Chanyeol dapat melihatnya, ia menggeleng pelan. "Tidak, Daddy," fuck, fuck, ia benar-benar memiliki Daddy kink sekarang dan terima kasih pada Park Chanyeol yang membuatnya ketagihan memanggil pria itu Daddy sekarang.

"You are a very bad boy, Baby,"

No, no, i am not. "Maafkan aku, Daddy,"

Entah darimana datangnya perasaan ini. Namun, tiba-tiba saja ia merasa sangat kecewa saat Chanyeol menyebutnya bad boy–yang hanya bisa membuat Daddy-nya kecewa. Jongin inginmembahagiakan Chanyeol. Ia ingin menjadi seorang good boy untuk Daddy-nya. Sehingga, tanpa mempedulikan kalau Chanyeol benar-benar kecewa atau tidak, ia mengambil sekotak tisiu di atas meja nakas untuk mengelap precum di tangannya. Meskipun, penisnya masih berdiri dan memerah menuntut untuk dipuaskan. Jongin akan mendengarkan Daddy-nya dan tidak akan menyentuh dirinya lagi tanpa izin dari Chanyeol.

"Still touching yourself, Baby?"

"Tidak, Daddy," Jongin mengeratkan pelukan pada gulingnya.

"Good boy," yes, yes, I am your good boy, Daddy. "sebaiknya, kau tidur sekarang, Jongin,"

Jongin memejamkan matanya. Matanya memang mulai terasa mengantuk. Jadi, ia kembali mendengarkan Daddy-nya dan menuruti perkataan pria itu. "Ya, sepertinya, aku harus tidur sekarang. Mataku mulai mengantuk,"

"Kalau begitu, have a nice dream, Jongin,"

Setengah tertidur, Jongin berbisik, "You too, Daddy."

Sebelum, ia benar-benar terlelap ke dalam dunia mimpinya. Ia mendengar derai tawa Chanyeol serta bisikan pria itu yang mengantarnya ke dalam mimpi mindah;

"Night, princess,"

.

.

(Dan selang beberapa menit, Chanyeol mengubah kontak Jongin dari KJI menjadi baby boy.)


Rin's note :

HAAHAHAHA WTF IS THIS SHIT?! SERIOUSLY GUYS IM GOING TO HELL.. daddy!chanyeol is hot but needysugarbaby!jongin lebih panas dari apapun yalord

can you imagine kalau daddynya jongin jadi dua? *uhuk* we can make *uhuk* that dumb oh sehun *uhuk* to be his second daddy *uhuk* but well maybe in another fic or ANYONE ADA YANG MAU BIKIN FIC DUA DADDY DAN SATU SUGAR BABY SEKAIYEOL?!

p.s still, i am going to hell