Light Killer
Original
Pembunuh Cahaya
By
Santhy Agatha
.
.
.
It's not my own story, it's just a remake from novel
Perubahan menyesuaikan cerita dan tokoh
.
.
.
GS for uke
.
.
.
HunHan
.
.
.
PROLOG
"Hai." Ketika lelaki itu mendekatinya, Luhan menatapnya dengan bingung, lelaki itu tidak seharusnya berada di sini. Dengan setelan serba hitam, rambut yang disisir rapi ke belakang dan penampilan yang luar biasa elegan, dia seharusnya berada di luar sana bersama para tamu yang berkelas itu. Tetapi entah tersesat atau bagaimana lelaki itu bisa menemukan jalannya kemari, di ruangan belakang dekat gudang tempat Luhan membereskan pot-pot bunga dan berbagai macam tanaman serta beberapa karung tanah bersama pegawainya untuk dinaikkan ke dalam truk pick up mereka.
"Apakah anda tersesat?" Luhan bertanya pelan, lalu menepiskan tanah dari bajunya. Dia mengangkat beberapa pupuk tadi dan itu mengenai pakaiannya, penampilannya pasti sangat bau dan berantakan tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli. Dia mengembangkan senyuman yang luar biasa manis.
"Aku sengaja ke bagian belakang untuk mencari siapa di balik tanaman indah yang membuat pesta ala taman terbuka untuk perusahaanku berhasil."
Perusahaanku? Oke. Jadi lelaki ini adalah pemilik perusahaan yang kebetulan menyewa mereka untuk menyediakan stok tanaman bagi dekorator taman terkenal yang mendekor pesta mewah ala taman terbuka milik perusahaan itu.
"Saya menyediakan tanaman sesuai spesifikasi yang diminta oleh dekorator anda, dan dia mempunyai standar yang tinggi dalam menentukan jenis tanaman apa yang harusdipasangnya di depan. Keindahan dekorasi pesta di depan murni karena tangan emas dekorator anda." Luhan tersenyum merendah.
Sementara lelaki itu mengernyitkan matanya tampak tidak setuju. "Tidak, dekoratorku tidak akan berhasil kalau kau tidak menyediakan tanaman berkelas tinggi. Aku bahkan masih terkagum-kagum akan keindahan varietas anggrek berwarna warni yang menghiasi bagian depan taman."
"Anggrek memang salah satu produk andalan rumah kaca kami." Mata Luhan berbinar, matanya memang selalu berbinar kalau membicarakan tentang bunga anggrek. Dia menumbuhkan tanaman itu dan merawatnya dengan tangannya sendiri, seperti seorang ibu yang menunggu dengan penuh kasih sang bayi tumbuh berkembang dan menjadi remaja yang cantik jelita.
"Dan yang pasti dirawat dengan sepenuh hati." Lelaki itu melemparkan tatapan memuji yang membuat pipi Luhan memerah. Lalu dia mengulurkan tangannya, "Kenalkan, aku Oh Sehun, pemilik Green Enterprises. Teman-temanku memanggilku Sehun."
Luhan menyambut uluran tangan lelaki itu, terpesona. "Xi Luhan." Jawabnya dengan suara pelan dan ragu.
Lelaki itu tampak ingin berkata-kata, tetapi kemudian salah satu pegawainya muncul di belakangnya. Dari percakapan mereka, Luhan mendengar bahwa ada tamu penting yang sudah datang di pesta di depan. Lelaki itu lalu melemparkan tatapan penuh permintaan maaf kepada Luhan, "Maafkan aku, sebenarnya aku masih ingin bercakap-cakap denganmu, mungkin nanti di lain kesempatan." Dia melemparkan senyuman yang sopan lalu membalikkan badan dan meninggalkan Luhan.
Tanpa sadar Luhan menghela napas panjang, aura lelaki itu tampak begitu mengintimidasi dan membuatnya tanpa sadar menahan napas dengan jantung berdebar. Dia lelaki yang tampan dan yang pasti luar biasa kaya. Green Enterprises adalah perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang cukup terkenal, mereka juga sudah mengembangkan diri menjadi penghasil produk-produk kemasan yang berbahan kelapa sawit.
"Luhan, sudah semua?" rekan kerjanya sekaligus sahabatnya, Chanyeol membangunkannya dari lamunannya, "Kalau semua sudah beres, kita bisa pulang sekarang."
"Sudah beres semua." Jawab Luhan cepat, lalu mengibaskan kembali kotoran tanah dan pupuk dari bajunya, dan naik ke kursi penumpang mobil pick up mereka. Chanyeol menyusul kemudian dan menjalankan mobilnya, pulang ke rumah Luhan.
Rumah Luhan adalah rumah mungil yang terletak di pinggiran kota yang dingin dan berbukit, tetapi memiliki halaman yang sangat luas. Di tempat itu, Luhan melanjutkan merawat dan mengembangkan seluruh tanaman yang ada di rumah kaca warisan mamanya. Rumah kaca itu besar, dengan berbagai macam varietas tanaman dan bunga hias yang indah. Anggrek adalah jenis yang paling banyak di sana, karena anggrek adalah bunga kesukaan mamanya.
Setelah lulus kuliah di bidang pertanian yang mendukung hobinya merawat tanaman dan bercocok tanam, Luhan fokus untuk mengembangkan bisnis rumah kacanya. Semula memang berat, karena mamanya dulu kebanyakan hanya menjual tanaman anggrek dan tanaman hias hasil dari rumah kacanya, kepada sahabat-sahabatnya. Tetapi sejak mamanya meninggal, Luhan berusaha mengembangkannya, dengan dibantu Chanyeol, sahabatnya sejak kecil yang memiliki bakat di bidang pemasaran. Mereka menawarkan pasokan tanaman ekslusif dan berkualitas ke semua pihak. Pada akhirnya ada beberapa hotel besar, rumah makan, dan butik-butik terkenal yang menerima pasokan tetap mereka setiap saat untuk menghias tempat mereka dan juga selalu mengambil tanaman dari mereka untuk taman-taman yang ada di sana.
Bisnis Luhan berkembang bukan hanya karena menjual tanaman hasil rumah kacanya, tetapi juga memasok bunga-bungaaan yang indah untuk hiasan hotel. Selain itu Luhan juga menerima tender untuk memasok tanaman bagi event-event tertentu, seperti untuk dekorasi pernikahan, pesta, dan sebagainya. Dan sekarang dia dan Chanyeol sudah bisa menggaji beberapa pegawai untuk membantu mereka.
Seperti sekarang, mereka menerima tender untuk memasok tanaman yang dipesan oleh dekorator tanaman ternama untuk menghias acara pesta eksklusif bertema taman terbuka yang diadakan oleh Green Enterprises.
Tak disangkanya sang pemilik perusahaan sendiri yang menemuinya karena kagum pada tanaman yang dihasilkan oleh rumah kacanya. Pipi Luhan terasa memerah ketika membayangkan senyum Sehun, tetapi kemudian dia menepuk pipinya, berusaha menyadarkan dirinya. Sehun memuji tanamannya, bukan memuji dirinya, dia mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.
…..
"Halo lagi Luhan."
Hampir saja Luhan terlonjak dan menjatuhkan pot tanaman yang sedang dipegangnya. Dia menoleh dan ternganga melihat Sehun berdiri di sana, di pintu masuk rumah kacanya.
Lelaki itu masih tampak tidak cocok karena dia masih memakai jas hitam yang elegan dan menempel pas ditubuhnya, seolah dijahit khusus untuknya.
Apa yang dilakukan pria itu di sini?
"Aku tadi di depan dan menemui... kekasihmu dan dia bilang aku bisa menemuimu di sini. Ada tawaran bisnis yang ingin kutawarkan kepadamu."
"Chanyeol bukan kekasihku." Luhan langsung membetulkan kata-kata Sehun, membuat lelaki itu mengangkat alisnya penuh arti, "Dan kalau masalah penawaran bisnis, anda bisa membicarakan dengan Chanyeol." Itu memang betul, kalau menyangkut tender dan sebagainya semua diatur oleh Chanyeol, Luhan hanya bertugas sesuai dengan hasratnya, menyediakan tanaman yang indah dan berkualitas, menikmati setiap saat yang bisa dihabiskannya di rumah kaca ini.
"Aku sudah membicarakan draft awal kesepakatan bisnis dengan Chanyeol, tetapi aku tetap ingin menemuimu. Karena kata Chanyeol kalau menyangkut tanaman kau yang paling ahli."
"Boleh saja, anda ingin membahas tanaman apa?"
"Bisakah kita membicarakan sambil makan malam? Makan malam informal saja, kau dan aku membicarakan secara santai tentang bisnis kita dan pemilihan makanan."
Pada akhirnya Luhan menerima tawaran itu, dan tidak disangka pertemuan itu membawa mereka ke pertemuan-pertemuan berikutnya yang membuat mereka berdua semakin dekat.
…..
"Aku sangat senang menghabiskan waktu denganmu." Sehun menatap Luhan dengan lembut, ketika mereka makan malam bersama di akhir pekan.
Sudah hampir tiga bulan mereka berhubungan, sejak pembicaraan masalah bisnis yang berlanjut dengan tender kontrak selama lima tahun dari seluruh cabang perusahaan Sehun. Dimana seluruh dekorasi kantor mereka dan taman mereka di pasok oleh rumah kaca Luhan, mereka menjadi sangat dekat.
Bisa dikatakan hampir setiap hari sepulang kerja, selarut apapun Sehun selalu mampir dan kemudian mereka makan malam bersama. Mereka sangat cocok dalam semua pembicaraan, baik menyangkut hal-hal serius seperti masalah politik negara ini, sampai ke hal santai seperti film dan musik. Setiap saat mereka bersama sangat menyenangkan dan terasa begitu cepat. Ketika mereka berpisah, Luhan sudah langsung merindukan saat pertemuan mereka selanjutnya.
Semula Luhan tidak pernah berpikir bahwa Sehun memiliki perasaan lebih kepadanya, dia mengira Sehun benar-benar tertarik kepada tanaman hasil rumah kacanya dan kesepakatan bisnis mereka. Tetapi kemudian Chanyeol menggodanya, mengatakan bahwa kalau Sehun tertarik dengan kesepakatan bisnis, dia bisa saja mengirim salah satu pegawai atau sekertarisnya untuk mengaturnya, tidak usah datang sendiri, apalagi sampai mengajak Luhan makan malam hampir setiap hari.
Sekarang sudah tiga bulan mereka berkenalan, dan mereka sudah sangat dekat dan mengenal satu sama lain. Seperti halnya Luhan, Sehun juga sudah tidak mempunyai ayah.
Tetapi ibu Luhan meninggal karena sakit, enam bulan yang lalu, sedangkan Sehun masih memiliki seorang ibu yang katanya tinggal di pinggiran kota di rumah besar milik keluarga mereka. Sehun sendiri memiliki sebuah rumah di kompleks mewah di tengah kota.
Malam ini, entah kenapa Sehun tampak misterius, lelaki itu banyak berdiam diri dan tidak penuh canda seperti biasanya. Dan ketika mereka sampai di rumah makan, Sehun telah mengatur sebuah makan malam resmi yang mewah, tidak seperti makan malam santai yang biasanya mereka lakukan setiap malam.
Dan sekarang lelaki itu menatap dirinya dengan tatapan mata serius dan penuh harap. Suaranya ketika berkata-kata terdengar serak dan lembut.
"Aku mencintaimu Luhan, kau mungkin tidak percaya cinta pada pandangan pertama, tetapi aku merasakannya. Semakin lama kita melewatkan waktu bersama, aku semakin merasa yakin. Aku ingin menjagamu Luhan, aku ingin menghabiskan hidupku denganmu, menjadi tua bersamamu."
Lelaki itu mengeluarkan kotak hitam dari saku jasnya dan kemudian membukanya di depan Luhan yang ternganga kaget, "Luhan Paramadina, aku mencintaimu, maukah kau memberiku kehormatan dengan menikahiku?"
Mata Luhan membelalak kaget melihat cincin berlian yang berkilauan itu. Dia mengalihkan tatapan matanya ke arah Sehun, melihat keseriusan yang terpancar di sana. "Astaga Sehun, apakah kau serius?"
Sehun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lembut, "Aku mencintaimu, Luhan."
"Tetapi kita... kita belum saling mengenal lama..."
"Tidak perlu waktu lama untuk mengenali cinta sejatimu." Jawab Sehun mantap, "Kalau kau menerima lamaran ini, kau akan membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia."
Luhan menelan ludah, perasaannya bergejolak, dia juga mencintai Sehun tentu saja, kebersamaan mereka telah menumbuhkan benih-benih cinta yang makin lama makin kuat, dan lamaran Sehun ini benar-benar membuat dirinya sungguh bahagia.
Tiba-tiba matanya terasa panas, air mata bahagia berdesakan menyeruak di sudut matanya, Luhan menelan ludahnya lalu menghela napas panjang, mengambil keputusan terpenting dalam kehidupannya, "Ya. Sehun... aku mau menikah denganmu."
Lelaki itu memejamkan matanya dengan penuh kelegaan, lalu mengecup jemari Luhan lembut, "Terima kasih Luhan." Bisik Sehun serak, penuh cinta.
…..
Perempuan itu duduk di kursi roda, dengan mata kosong, dalam kegelapan kamar yang temaram. Suasana kamar itu lengang, dan mewah.
Lalu pintu terbuka dan seorang lelaki memasuki kamar, dengan lembut lelaki itu berlutut di depan kursi roda perempuan itu. Dan dengan lelah meletakkan kepalanya di pangkuan si perempuan, memejamkan matanya dan tidak mengucapkan apa-apa.
Jemari perempuan itu bergerak, membelai kepala lelaki itu, meskipun matanya tetap kosong menatap ke depan.
Suasana begitu sakral dan syahdu... suasana kedekatan yang agung dan penuh kasih sayang.
.
.
.
.
.
T.B.C
a/n:
halloooow, hai hai, bawa ff baru nih saya. Yah, remake an sih.
Salah satu karya yang saya suka, dan berhubung lagi suka hunhan jadi dibikin versi luhan.
Berharap banget ini dapet respond yang baik. Yg "Perjanjian Hati" rada bikin down aslinya.
Oke tanpa banyak cincong, jangan lupa review.