Summary : Byun Baekhyun. Seorang gadis liar penggila seks yang tidak peduli dengan komitmen. Namun suatu kejadian membuatnya harus terjebak dalam suatu ikatan yang disebut pernikahan. Sanggupkah dia menjalankannya?


"Accidentally Married"

2016©Byun Min Hwa

Main Cast :

Byun Baekhyun ― Park Chanyeol

Genre : Romance ― Drama

Rated : M

Category : Genderswitch

Length : Chaptered

Warning : Mature Content ― Typo(s) ― AU ― OOC

DON'T LIKE ― DON'T READ ― DON'T BASH


Chapter 10 : Beautiful Morning

Pias mentari pagi yang menerobos melalui celah-celah ventilasi udara di ruangan itu mau tak mau membuat Baekhyun mengerjap-ngerjapkan mata untuk membiasakan cahaya yang masuk ke retinanya. Wanita itu masih dalam mode agak linglung setelah tertidur pasca menangis tadinya.

Sosok tubuh bongsor yang terlelap di sampingnya pun belum menunjukkan pergerakan apapun yang berarti. Napasnya yang berhembus teratur dengan dada yang kembang kempis menandakan bahwa lelaki itu memang masih hidup.

Rasa berat yang menggelayuti kelopak matanya membuat Baekhyun kembali memejamkan indra penglihatannya tersebut. Dan tanpa sadar ketika berpaling ke samping ia kembali memeluk dan melilit tubuh Chanyeol bagai guling kesayangannya.

Hembusan napas hangat yang menerpa permukaan kulit wajahnya serta suara lenguhan yang cukup berat membuat Baekhyun terkejut. Ia sempat tidak sadar dengan apa yang alam bawah sadarnya perbuat. Dalam sekian nano detik mata itu kembali terbuka dan membulat sempurna. Saking terkejutnya, Baekhyun malah lupa untuk melepaskan lilitannya pada tubuh Chanyeol yang kini juga sudah bangkit dari alam buainya.

"Selamat pagi," terdengar agak serak dan dalam.

Pemilik suara yang tak lain adalah suaminya sendiri baru saja menyapa Baekhyun dengan lantunan yang begitu lembut. Mengamati ekspresi terkejut Baekhyun dari jarak sedekat ini membuat Chanyeol menatapnya dengan sorot mata yang geli. Mimik syok dan diameter bola mata Baekhyun yang membesar seperti itu sungguh terlihat lucu baginya.

Mengingat jika dalam jarak yang sedekat ini, pikiran Chanyeol terbawa pada kejadian beberapa jam yang lalu. Ketika ia terbangun dari mimpi buruk dan tanpa sadar meremas bokong Baekhyun begitu saja. ia takut kalau-kalau wanita itu akan kembali dalam mode ganasnya. Maka sekarang Chanyeol hanya bergeming di tempat dengan posisi tangan yang berada di kedua sisi tubuhnya tak berani ia gerakkan sejengkal pun.

Baekhyun sendiri kini malah terpaku akan tatapan kornea mata Chanyeol yang berwarna kebiruan dengan pias abu di tepinya. Menghipnotis daya pikat wanita itu hingga membuat ia tak mampu beralih barang sedetik pun. Terlebih kini Chanyeol dalam keadaan mata telanjang alias tidak menggunakan kacamata kuno yang biasanya bertengger pada batang hidung lelaki itu. Warna biru safir yang cerah bertabur warna abu-abu yang bias di tepinya membuat mata itu terlihat berbeda dari yang lain.

Iris biru itu sama sekali tak berkedip ketika menatap wajah Baekhyun yang nampak begitu polos jika disaat seperti ini. Baekhyun yang ditatap sedemikian intensnya tiba-tiba mulai merasakan hawa-hawa panas dingin yang menjalar di sekitar perutnya.

Entah mendapat dorongan dari mana, tiba-tiba tubuh Chanyeol digerakkan oleh lelaki itu sendiri untuk semakin mendekat pada Baekhyun. Bibir tebalnya yang terkesan itu kini hanya berjarak satu centi dari bibir tipis Baekhyun. Organ tubuh Baekhyun yang membuatnya masih hidup sampai sekarang bertalu begitu cepat dan kuat di dalam sana. Aliran darahnya terasa berdesir akibat terjadi pompaan yang cepat di seluruh urat nadinya.

'Apa ini? Perasaan macam apa ini?' begitulah batin wanita itu.

Baekhyun terus bertanya kepada dirinya sendiri ketika merasakan sesuatu yang mengembang di dalam perutnya. Hingga rasa-rasanya sesuatu tersebut akan meledak dari dalam perut.

Bibir Chanyeol kian mendekat hingga ia bisa merasakan deru napas hangat yang membelai setiap inci permukaan kulitnya. Menuruti naluri, tanpa sadar Bakhyun memejamkan mata untuk menunggu bibir Chanyeol yang akan menyatu dengan belahan bibir ranumnya.

Detik demi detik terlewati. Namun Baekhyun belum merasakan sesuatu apapun yang menempel pada permukaan bibirnya. Alih-alih penyatuan bibir, Chanyeol justru malah menempelkan keningnya pada dahi Baekhyun. Dengan maksud mengukur secara serius suhu tubuh Baekhyun.

"Suhu badanmu sudah kembali normal. Kulitmu sekarang juga sudah berwarna lagi," Chanyeol tersenyum. "Bahkan, berwarna lebih cerah dari sebelumnya." Chanyeol memundurkan kepala untuk mengamati wajah Baekhyun yang kini memerah bak tomat busuk.

Karena malu dan merasa gengsi dengan kelakuannya sendiri, Baekhyun pun mendorong dada laki-laki itu supaya menjauh.

Sebelum mengeluarkan suara Baekhyun berdeham terlebih dahulu untuk mengendalikan rasa gugupnya.

"Apa kau tidak bekerja?" ujar Baekhyun mengalihkan pembicaraan.

Chanyeol menghela napas pelan, kemudian mengedikkan bahu. "Aku ragu untuk meninggalkanmu sendirian di rumah." Ucapnya jujur.

Bukannya tanpa alasan Chanyeol mengatakan hal itu. Pasalnya ia hanya ingin waspada kalau-kalau nantinya Baekhyun kembali mengalami morning sickness seperti beberapa saat yang lalu atau bahkan mungkin lebih parah dari itu. Memang pada dasarnya pula Chanyeol itu orangnya parnoan. Maka ia menanggapi hal tersebut secara berlebihan.

"Aku baik-baik saja, Yeol. Mual yang aku alami hanya terjadi di pagi hari, setelah itu mualnya tidak akan muncul lagi kok." Baekhyun meyakinkan, seraya mempoutkan bibirnya.

Chanyeol memicingkan mata, dan memasang ekspresi ragu yang membuat Baekhyun berdecak kesal. Suaminya itu terlalu khawatir. Padahal ia tidak merasakan masalah yang begitu besar. Ia hanya mengalami morning sickness, bukan pasien gawat darurat yang setiap menitnya harus dijaga.

"Aku yakinkan padamu jika hal ini memang selalu terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil mengalami seperti ini karena hormon yang ada di dalam tubuh kami bekerja dengan berlebihan." Ujar Baekhyun final seraya berniat meloloskan tubuhnya dari tempat tidur.

Namun belum sempat telapak kakinya menginjak permukaan lantai kamar tersebut dengan sigap Chanyeol telah menarik pergelangan tangan Baekhyun sehingga tubuh wanita itu kembali terbanting dan jatuh di atas tempat tidur.

Chanyeol merangsek naik ke atas tubuh wanita Baekhyun. Mencengkram masing-masing pergelangan tangan Baekhyun supaya menempel di kasur hingga Baekhyun merasa terpenjara. Kedua kaki panjangnya juga ia bentangkan pada sisi paha Baekhyun hingga wanita itu tak bisa bergerak sama sekali pada saatini.

Mulut Chanyeol mengeluarkan suara kekehan geli ketika ia menatap mata Baekhyun yang kembali melebar oleh karena rasa terkejut. Mata bulat itu kembali meliar hingga kini fokusnya terjatuh pada kedua gundukan kembar Baekhyun yang tengah kembang kempis secara teratur.

Jantung Baekhyun yang tadinya sudah tenang mau tak mau kembali berdetak secara kurang ajar. Sistem kerja otaknya menjadi lambat. Entah kenapa hal yang bisa ia pikirkan adalah kejadian yang terjadi di malam itu. Malam yang seharusnya tidak terjadi namun tidak dapat ia hindari. Malam dimana lelaki itu menanamkan sebuah benih ke dalam perutnya yang sekarang sudah tumbuh menjadi janin.

Membayangkan hal itu justru membuat celana dalam Baekhyun basah seketika. Untuk menutupi organ kewanitannya yang sudah basah agar tidak ketauan Chanyeol wanita itu buru-buru mengapit kedua paha. Menyembunyikan bukti gairahnya yang sekarang kembali tersulut.

Baekhyun menggelengkan kepala, berusaha menjernihkan otak dan bersikap secara normal―menekan dalam-dalam dan mengesampingkan hasratnya yang timbul begitu saja.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak Baekhyun setelah ia berhasil mengendalikan diri. Tubuhnya meronta, berusaha melepaskan kedua tangannya dari cengkaraman Chanyeol yang cukup kuat.

"Ssssh…. Tenanglah, Baek." Ujar Chanyeol begitu santai.

Kepala Chanyeol bergerak turun mendekati payudara Baekhyun. Karena tindakan Chanyeol ini entah sudah berapa kali sumpah serapah terlontar dalam hati Baekhyun ketika ujung hidung bangir lelaki wanita itu menyerempet pada tepi puting payudaranya. Mengakibatkan benda kecil yang menghiasi payudaranya itu menegang minta untuk disentuh dan disayang.

Tak berhenti disitu. Chanyeol menggiring kepalanya menuju ke bawah, kemudian menunduk untuk mencium perut Baekhyun yang masih terlapisi kaos. Dalam sekejap perut Baekhyun terasa menghangat akibat kontraksi. Ditambah dengan seribu kupu-kupu yang terasa bertebangan di dalam perutnya menyebabkan seluruh kulitnya meremang akibat sentuhan Chanyeol.

"Hai, kiddo," Sapa Chanyeol di depan perut Baekhyun yang belum begitu mengembang.

"Ini Daddy." Chanyeol mengedipkan matanya kepada Baekhyun ketika mereka bertemu pandang sesaat sebelum Chanyeol kembali memusatkan perhatiannya pada perut wanita itu. Bermaksud ingin mengajak berkomunikasi secara langsung pada buah janinnya yang ia panggil 'kiddo'

Yang pernah Chanyeol dengar, mengajak bicara janin dapat membentuk kepribadiannya kelak. Dipercaya hal itu dapat membuat bayi yang dilahirkan mengalami perkembangan pesat kecerdasannya. Juga dalam hal ketrampilan motorik kasar halusnya, komunikasinya, dan kemampuan menolong dirinya sendiri.

"Daddy akan pergi bekerja untuk mencari uang yang banyak untukmu. Jadi Mommy akan Daddy tinggal sendirian di rumah," mulut Chanyeol mengerucut lucu. "Daddy harap kau tidak berulah kiddo. Jangan menyusahkan mommymu. Arrachi?" ujarnya begitu antusias dengan mata yang berbinar-binar.

Chanyeol memiringkan kepala dan mendaratkan telinga sebelah kanannya pada perut Baekhyun. Ekor matanya ia buat melirik ke atas untuk mengamati ekspresi wajah istrinya.

"Aha..," Chanyeol mulai berbicara sendiri lagi―atau lebih tepatnya berbicara pada si jabang bayi. "Hmm… Baiklah, baiklah." Chanyeol bergumam, seraya memanggut-manggutkan kepala seakan-akan si jabang bayi itu mengerti dan menggapi segala ocehannya. Peduli apa, yang penting Chanyeol percaya jika bayinya itu pasti bisa mendengar suaranya.

Baekhyun hanya bisa terdiam di tempatnya berbaring. Perutnya yang tadi menegang tanpa sengaja mengempis ketika merasakan hangat wajah Chanyeol yang bergesekan dengan kulitnya. Baekhyun hanya berharap, semoga kali ini tidak ada bunyi perut kelaparan yang memalukan lagi seperti saat mereka tiba pertama kali di Spanyol.

Chanyeol mengangkat kepalanya tanpa melepaskan pandangan dari Baekhyun. Kedua jarinya bergerak-gerak mengelus dagunya sendir dengan pelan kemudian berkata,

"Kiddo ingin kau berjanji untuk tidak berkeliaran kemana-mana selama daddynya bekerja. Dia juga berkata kalau kau harus menelpon Daddy setiap jam jika perlu." Chanyeol nyengir setelah mengatakan hal itu dengan percaya diri.

Alis Baekhyun mengkerut, merasa aneh dan heran dengan apa yang diucapkan oleh Chanyeol barusan. "A―aku…." Ujar Baekhyun tersendat-sendat.

Chanyeol kembali mendekat pada perut Baekhyun, kemudian menciumnya tiba-tiba. "Mommy mengatakan iya. Jadilah anak yang baik, kiddo."

Mulut Chanyeol mencium perut Baekhyun sekali lagi dan melepaskan pergelangan tangannya untuk melepaskan Baekhyun.

Baru saja Baekhyun ingin berteriak memprotes namun lelaki itu cepat ambil tindakan dengan membawa tubuhnya kabur ke dalam kamar mandi. Baekhyun hanya bisa berdecak dan menggeleng-gelengkan kepala atas kelakuan Chanyeol barusan yang begitu kekanakkan. Namun terlihat menggemaskan disaat yang bersamaan. Heh.


"Mana handphonemu?" Tanya Chanyeol yang muncul di dapur ketika Baekhyun tengah menyiapkan sarapan dari bahan seadanya yang tersedia.

"Untuk apa?" Baekhyun balik bertanya tanpa merasa repot-repot harus berbalik mengahadap pada Chanyeol. Wanita itu asik dengan kegiatannya sendiri yang tengah menata isi sandwichnya.

"Apa kau tidak mendengar, apayang dikatakan oleh kiddo tadi pagi, hm?" Nada mengejek yang tersirat dari kalimat Chanyeol mau tak mau membuat Baekhyun menghadap dan menatap mata lelaki itu.

Ketika membalikkan badan, kening Baekhyun berkerut dalam dengan ekspresi yang terlihat ngeri oleh karena mengamati penampilan Chanyeol sekarang.

"Kau serius akan pergi kerja dengan dandanan seperti itu?" tanya Baekhyun sambil berkacak pinggang menatap penampilan lekaki itu dari atas ke bawah kemudian ke atas lagi.

Chanyeol ikut memandang pantulan dirinya sendiri dari pantulan lemari es yang terdapat di dapur itu. chanyeol merasa bingung, dia merasa tidak ada yang aneh atau pun salah dari penampilannya. Ia sudah biasa berpenampilan ini jika berangkat ke kantor. Lalu apa yang dipermasalahkan oleh istrinya itu?

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penampilan Chanyeol. Jas konservatif abu-abu tua, celana dan dasi dengan warna senada dengan ditambah kemeja putih di dalamnya. Menurutnya, ia tampak luar biasa. Mengapa Baekhyun menatapnya seakan dia tengah memakai gaun tipis wanita tua dengan rol-rol yang menghias di kepalanya?

"Tidak ada yang salah dengan penampilanku." Ujar Chanyeol polos.

"Ck," Baekhyun berdecak keras. "Semua yang kau pakai itu membuatmu terlihat lebih tua daripada umurmu yang sebenarnya, Yeol. Hell, dan tentu saja itu salah bagiku." Sahut Baekhyun sarkastis.

"Benarkah?" tanya Chanyeol dengan pelafalan yang amat lirih―nyaris berbisik dan kembali menatap pantulan dirinya. Wajahnya yang tampak sendu akibat kritikan Baekhyun barusan membuat si istri merasa bersalah karena tak menyangka Chanyeol bisa menjadi begitu sensitive.

"Kemarilah," Baekhyun menarik tangan Chanyeol dan menggiring suaminya itu kembali masuk ke dalam kamar.

Baekhyun membuka lemari pakaian dan mengacak-acaknya secara asal untuk memilihkan kostum yang akan digunakan oleh Chanyeol nantinya. Setelah puas mengacak-acak isi lemari itu secara berulang-ulang akhirnya Baekhyun mengambil satu baju dan menempelkan baju itu di depan tubuh Chanyeol untuk mencocokkannya dengan lelaki tersebut.

Chanyeol menggigit bibir bawahnya dan hanya berdiri diam di belakang Baekhyun yang kembali mengacak-acak isi lemari Baekhyun mengambil satu buah kemeja bergaris berwarna ungu, dasi berwarna ungu yang lebih gelap dan satu stel jas berwarna abu-abu pudar.

"Kau menyuruhku memakai warna janda?" protes Chanyeol tak terima pada istrinya.

Baekhyun memutar bola mata penuh kejengahan. Tak habis pikir dengan selera fashion Chanyeol yang begitu buruk.

"Tidak ku sangka manusia modern sepertimu mempercayai mitos seperti itu. Ungu sekarang sudah menjadi warna universal, bukan hanya warna untuk janda. Sama seperti merah muda, warna itu sekarang sudah bisa dipakai untuk semua gender, kau tahu." Ceramah Baekhyun panjang lebar.

Sebelum Chanyeol mengeluarkan argumennya Baekhyun sudah mendorong tubuh lelaki itu terlebih dahulu ke dalam kamar mandidan menutup pintunya begitu saja dari luar.

"Ganti pakaianmu dengan baju yang sudah ku pilihkan. Kalau sudah segera temui aku di dapur!" teriak Baekhyun seraya beranjak pergi meninggalkan Chanyeol yang mengomel di dalam kamar mandi.

Sesampainya di dapur Baekhyun kembali sibuk menyiapkan sandwichnya untuk ia santap sebagai sarapan. Baru sandwich itu akan masuk ke dalam mulutnya ia kembali teringat pada Chanyeol. Ia merasa jahat sebagai istri jika tidak juga menyiapkan sarapan untuk suaminya. Maka ia letakkan sandwich yang hampir masuk dalam mulutnya dan membuatkan satu buah sandwich lagi untuk Chanyeol.

Alunan-alunan lirih lagu yang didendangkan dari mulut Baekhyun ketika menyiapkan sandwich yang satunya lagi terhenti ketika ia mendengar derap langkah mendekat menuju dapur. Seonggok manusia bertubuh besar dengan muka ang tertekuk kini berdiri di hadapannya. Chanyeol membentangkan kedua tangannya kemudian meminta pendapat kepada Baekhyun,

"Bagaimana? Apa aku masih terlihat tua, sekarang?" tanyanya.

Baekhyun berdiri mengemati Chanyeol. Telunjuknya bergerak memutar, memberikan perintah pada Chanyeol untuk mengikuti gerakan tangannya. Tanpa banyak bertanya Chanyeol bergegas berputar dan kembali menghadap Baekhyun yang tengah menyipitkan mata mengamati penampilan Chanyeol, berlagak seperti seorang pengarah gaya model.

'Ctek' Baekhyun menjentikkan jarinya bangga.

"Yap! Mahakarya yang luar biasa dari seorang Byun Baekhyun." Ujarnya dengan tersenyum percaya diri.

Chanyeol memutar bola mata bosan, "Park. Park Baekhyun. Ingatlah kau sudah menikah sekarang." Tegur Chanyeol membetulkan.

Jari manis Chanyeol yang tersemat sebuah cincin emas naik ke udara. Member peringatan pada Baekhyun mengenai satus mereka pada Baekhyun yang kini memasang wajah kecut.

"Duduk dan makanlah. Ada satu hal lagi yang akan ku perbaiki darimu."

Chanyeol menurut, lantas duduk di sebelah wanita itu. Tanpa disuruh terlebih dahulu Chanyeol sudah menyambar piring yang berisi sandwich beberapa lapis di atas meja makan. Chanyeol memakan sandwich itu dengan lahap, tak pernah tahu jika ada sandwich seenak buatan tangan Baekhyun.

"Pantas saja cafému laku. Ini sangat enak." Puji Chanyeol dengan mulut yang berisi penuh kunyahan sandwich.

Baekhyun mengernyitkan keningnya dengan memasang ekspresi jijik. "Ish, kau itu jorok sekali! Habiskan makananmu lebih dulu, Yeol. Baru berbicara setelahnya," Baekhyun kemudian berdeham dengan senyum yang mulai menghiasi wajah cantiknya. "Well, ngomong-ngomong, terimakasih pujiannya."

Chanyeol manggut-manggut sambil terus mengunyah makanannya. Sama sekali tak sadar ketika Baekhyun mendekat ke sampingnya. Jari-jari lentik Baekhyun mendarat di rambut Chanyeol yang sudah disisir dengan klimis. Kemudian mengacak-acak surai itu tanpa dosa.

"Aba bang ko bakukan?" ― 'Apa yang kau lakukan?' tanya Chanyeoldengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Aku hanya ingin mempermuda dirimu. Habiskan saja makananmu. Jangan banyak bergerak, cerewet." Perintah Baekhyun layaknya ibu yang tengah mengomel pada anaknya.

Chanyeol hanya diam, menikmati sentuhan tangan Baekhyun yang membelai kulit kepalanya. Alirah darahnya mengalir secara deras ke sekujur pembuluh darah ketika payudara montok Baekhyun tanpa sengaja menggesek lengannya.

Isi kepala kotor Chanyeol sibuk membayangkan kekenyalan payudara Baekhyun jika berada di kedua tangannya, membuat sesuatu di dalam celananya berkedut dan mulai bangun.

Organ kejantannya berkedut semakin kuat ketika mencium aroma tubuh Baekhyun yang begitu menggiurkan. Makanan yang ia santap pun terlupakan begitu saja. Chanyeol menutup mata, hidungnya sibuk fokus mengendus aroma tubuh Baekhyun.

"Sekarang kau terlihat lebih muda." Ujar Baekhyun sembari menjauhkan diri dan menatap hasil karyanya dengan bangga. Namun seketika kening Baekhyun mengernyit ketika melihat ekspresi damai Chanyeol dengan kedua mata yang terpejam.

"Kau makan sambil tidur?" tanya Baekhyun yang berhasil membangunkan Chanyeol dari lamunan tak senonohnya barusan.

"Apa? Ti―tidak. Aku hanya mengagumi rasa makananmu. Menghayati cita rasanya." Kilah Chanyeol kelabakan.

"Dasar nerd." Ucap Baekhyun sambil geleng-geleng kepala kemudian memakan sandwichnya.

Chanyeol bernafas lega karena Baekhyun tidak curiga kepadanya kemudian ia segera mengalihkan pembicaraan, "Mana handphonemu?"

Lelah dengan argument tak masuk akal Chanyeol tentang kiddo yang menyuruhnya untuk menelpon lelaki itu setiap jam pun akhirnya Baekhyun pasrah dan menyerahkan ponselnya kepada Chanyeol.

Chanyeol segera menekan tombol satu pada ponsel itu dan langsung tertera sebuah nama kontak di layar ponsel tersebut. Kontak dengan nama Jung Daehyun yang tidak Chanyeol kenal sebelumnya.

Nama pria itu membuat Chanyeol seketika jengkel dan menghapus kontak tersebut tanpa sepengetahuan Baekhyun. Chanyeol terkekeh sendiri seperti orang gila ketika ia menyimpan nomornya ke dalam speed dial nomor satu kemudian menekan tombol 'call'.

Nomor ponsel Baekhyun muncul di layar handphone miliknya. Setelah memastikan nomor itu benar-benar tersimpan, Chanyeol pun mengembalikan benda pipih berbentuk persegi panjang itu pada Baekhyun.

"Aku akan berangkat." Chanyeol bergegas menyambar tas kerjanya yang berada di dalam kamar.

"Hmm." Jawab Baekhyun yang masih sibuk dengan makanannya.

"Ah, aku lupa." Ucap Chanyeol ketika sudah sampai di pintu depan dan kembali menemui Baekhyun di dapur.

"Ada apa?" tanya Baekhyun bingung ketika Chanyeol mendekat padanya. Tanpa rasa bersalah Chanyeol mengecup kedua pipi Baekhyun. Baekhyun pun hanya membelalak kaget dengan tingkah Chanyeol.

"Terimakasih untuk make over dan makanannya." Ucap Chanyeol kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Baekhyun yang masih terdiam.

Tangan wanita itu naik menyentuh sesuatu yang memanas di pipinya tempat dimana bibir Chanyeol mendarat dengan mulus. Belum selesai Baekhyun terkejut, wajah Chanyeol kembali muncul mengejutkan wanita itu.

"Satu hal lagi. Aku sudah menghapus kontak Daehun, ah tidak. Daehyun atau siapalah itu aku tidak peduli. Yang penting aku sudah menggantinya dengan nomorku dan jangan sampai kau hapus, hm?" Chanyeol tersenyum, kemudian mengusak-usak puncak kepala Baekhyun. "Aku berangkat dulu, jaga kiddo baik-baik selama aku tidak ada di rumah."

Baekhyun hanya berdecak kesal dengan Chanyeol yang sok mengatur seperti itu. Chanyeol sendiri hanya cuek dan melanjutkan niatnya untuk pergi bekerja. Di sepanjang perjalanannya melewati lorong itu Chanyeol terus bersiul sambil sesekali tersenyum mengingat pagi yang indah hari ini.

"Dasar idiot." Monolog Baekhyun kemudian kembali ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Ia membongkar isi kopernya dan mengambil sebuah buku catatan kecil yang sebelumnya sudah ia persiapkan dari korea. Buku catatan itu berwarna biru muda dengan sebuah pita merah sebagai penguncinya. Halaman utama dari buku itu masih kosong. Baekhyun tersenyum, teringat dengan nama jabang bayi yang diberikan oleh Chanyeol tadi. Maka Baekhyun bergegas mengambil pulpen dan menyoretkan huruf demi huruf pada buku catatan itu dengan judul,

'KIDDO'S DIARY'


To Be Continue


[A/N]:

Update? Iyaiyaiya XD Jangan tanya kenapa dikit, aku lagi blank :v

Apa kabar? Mut rindu kalian, tbh :) Hemm apa ya, bingung mau ngomong apa /lah? Gak. Gak. Bercanda. Mut cuma mau bilang―mungkin lebih tepatnya bisa kalian sebut sebagai alasan―kalau Mut akhir-akhir ini sibuk di RL. Waktu buat ngetik FF sangat minim dan ini tadi pun Mut ngetiknya kebut-kebutan.

Mut sekarang juga nggak pernah sempet baca FF dan stalking+kepoin bias lagi saking (sok) sibuknya. Padahal dulu kalo ada notif FF update Mut langsung brb meluncur FFn. Kalo sekarang, boro2 meluncur FFn, cek notifnya aja pasti telat. Yg sedih lagi (ini curhat) Mut byk ketinggalan info soal EXO. Ngenes banget kan ya:')

Jadi intinya Mut cuma mau berpesan kalian maklumi/antisipasi aja kalo semisal FF ini ke depannya lebih slow update lagi. Hampuranya ya readers-nim. Oh ya, akun Line Mut yg lama sudah deact. Buat yg mau berteman lagi sama Mut di Line (kalo ada) silahkan komen di kolom review nanti Mut kasih ID-nya via PM. Trimakasih ^^

Udah gitu aja :D Jangan lupa jaga kesehatannya. Mut sayang kalian :)

P.S : Edisi update jamaah w/ Pupuputri; Baekbychuu; SilvieVienoy96; Oh Yuri; RedApplee; PrincePink; Railash61; Hyurien92; Park Ayoung; Myka Reien (tim rusuh, tim hore, tim jualan kacang); JongTakGu88; Sayaka Dini; CussonsBaekby


Special thanks to reviewer:

Dee Stacia ǁ asdfghjku ǁ ssuhoshnet ǁ fairylovess ǁ elfvilkyu ǁ yeoldaa ǁ choi96 ǁ mabelyuan ǁ kareninarahmaayu333 ǁ teukiangle ǁ bbhyn92 ǁ parkchanchan ǁ fvirliani614 ǁ Della265 ǁ bbhyun06 taneptw307 ǁ DBSJYJ ǁ fuckyeahSeKaiYeol ǁ sebeyeolxo ǁ Asayakano ǁ mrsbunnybyun ǁ Ao no Yuri ǁ aizahputri ǁ azurradeva ǁ whey. K ǁ kajedetroll ǁ narsih556 ǁ sakura ǁ rere ǁ BabyByunie ǁ lee ana ki ǁ Guest(1) ǁ hunnaxxx ǁ acc94 ǁ sanmayy88 ǁ Shengmin137 ǁ parkayoung ǁ NaomiRB ǁ FearlessDelight614 ǁ Baek04 ǁ Chanbaekhunlove ǁ parkobyunxo ǁ Babyeollie ǁ Kimmuth ǁ galaxyhyung ǁ Retno Tyass ǁ byunbaekhill ǁ okkiaines ǁ BunnyJoon ǁ LeoZy ǁ LittleJasmine2 ǁ yeolshiii ǁ ChanBMine ǁ yoyokim ǁ yousee ǁ itsxoxodiyo ǁ Mawara757 ǁ Hanaquel ǁ firdha arafah ǁ GHanChan ǁ diauthie ǁ selepy ǁ PeppermintSugar ǁ D1 ǁ rly ǁ Memel861 ǁ RufEXO DICKtator ǁ Baeks06 ǁ Tak Secantik Baekhyun ǁ ieznha. azmaulhaq ǁ blxns ǁ silvamiac28 ǁ Namekeysha ǁ TKsit ǁ Babyfiechan ǁ AudreyNath21 ǁ daeri2124 ǁ phyv ǁ happinessdelight65 ǁ Guest(2) ǁ mikaanggra ǁ jdc21 ǁ princebaechan ǁ myungie ǁ jonginims ǁ chanbaeklmn ǁ Luhanssi ǁ byunrinhee ǁ cbunga6104 ǁ channin610 ǁ Arsdesu ǁ ByunJaehyunee ǁ pcyyeoja ǁ rizkaa ǁ chanbaeklopelope

Lafyah:*