3.1 Awal Mula
Mari kembali pada masa-masa awal semester empat. Saat event PeekNic masih buka Oprec. Siang itu Sasuke lagi sendirian di kantin teknik, makan siangnya udah abis menyisakan sebotol teh favoritnya yang sesekali ia minum. Jari-jarinya gak bisa berhenti buat scrolling hpnya sejak bermenit-menit yang lalu. Dan lo tau gak, dia sibuk ngapain? Enggak, kali ini dia gak lagi sibuk scrolling group chat angkatan. Bukan pula cari bahan tugas, karena siang ini dia lagi scrolling instagramnya Haruno Sakura sembari berdoa agar tidak kepencet tombol suka di setiap foto Sakura.
Awalnya sih iseng buka explore instagram, eh taunya ada foto Naruto yang diupload sama akun ignya pers mahasiswa which is unit-nya Sakura. Nah, di caption foto itulah akun tersebut ngetag seseorang dengan username hsakura. Yaudah deh berakhir begini.
Isi instagram Sakura sih kebanyakan hasil fotografinya. Beberapa diantaranya itu foto dari berbagai galeri pameran seni. Ada juga foto Sakura yang full body, yang ala-ala ootd gitu lho. Cantik sih, tapi Sasuke paling suka foto Sakura yang ini nih. Foto Sakura yang lagi sendirian dengan latar belakang acara nikahan sodaranya. Rambutnya ia sanggul rendah, terus pake kebaya warna silver. Model kebayanya biasa aja, tapi gatau kenapa bikin Sasuke mesem-mesem dalem ati. Sampe gasadar kalo jempolnya tergelincir hingga muncul gambar hati berkali-kali.
Lah?
Lah?
Anjrit.
Goblok.
Bangsyad.
Manalagi itu foto ada dibawah-bawah.
Ketauan kalo lagi stalking dong bor.
Goblok emang.
Dan Sasuke bersumpah kalau hari ini dia telah melakukan kegoblokan untuk pertamakalinya. Eh gak pertamakalinya juga ding. Dia kan pernah ngompol di celana pas pertamakali masuk TK. Eh tapi itu kan udah lama banget. Eh anjrit itu ga penting kampret. Yang penting itu, dia harus apa abis ini?
.
.
.
.
Localized
by goodbyesummer
.
.
.
.
Kali ini kelas Sakura udah selesai tapi masih aja studio buat ngelarin tugasnya, dan sekarang ia sedang menikmati waktu berfoto bareng temen-temen kuliahnya pake kamera analog baru milik Tenten.
"Pake analog asik juga sih. Tapi gue pengen kamera mirrorless dari bahula. Sumpah bikin ngiler, apalagi ngeliat orang-orang yang banyak make. Tapi rada miris liat orang di ig pake kamera mirrorless tapi cuma dipake selfie doang." Keluh Sakura sambil bertopang dagu.
"Minta aja ke bokap lo, atau ke abang lo yang cakep." Kata Tenten enteng.
"Yee dikira harga mirrorless macem permen limaratus dapet tiga apa. Ya gak segampang itu kali." Baru Tenten akan membalas perkataan Sakura saat Shikamaru, teman angkatannya menghampiri mereka berdua.
"Ra, lo dicari ama Gaara. Dia nungguin di depan."
"Hah?"
"Bisa gak sih gausah pake hah mulu, Ra. Cepet samperin, dia nungguin tuh." Selepas itu Sakura dengan bingung meninggalkan tempat duduknya. Gaara kesini? Ngapain?
Keluar dari pintu studio, Sakura mendapati seorang pria tengah berdiri sembari bersender di dinding. Ia memanggul tasnya di bahu kiri sementara tangan kanannya memegang benda panjang berselimut kain hitam.
"Gaara? Ngapain?"
"Kata lo mau pinjem tripod?"
"Oo ooh. Oke thanks eh tapi ngapain harus kesini segala sih? Gedung seni rupa ke sini kan jauh, gak chat gue juga. Tau gini kan gue yang ke sana." Kata Sakura yang meraih benda panjang itu dari tangan Gaara.
"Entar lo lagi yang repot. Lagian kaya yang lo bilang, gedung kita kan jauh."
"Lo tuh ya, masih aja suka bolak-balikin kata orang tau ga." Sakura tersenyum hendak meraih rambut Gaara dengan mengacaknya pelan.
"Udah makan siang belum? Makan yuk! Gue ada rekomendasi tempat baru nih." Tawar Gaara yang menatap Sakura seolah penuh harap. Ya apa boleh buat deh, lagian perut Sakura juga laper gini.
"Ntar ya gue taruh ini dulu. Sekalian ngambil tas."
Sakura kenal Gaara udah dari SMA, temen satu eskul jurnalistik. Eh sekarang se kampus, ya meskipun Gaara gak ikut unit pers lagi. Yang bikin mereka klop selain hobi fotografi adalah minat mereka terhadap pameran seni rupa. Apalagi Gaara yang jadi anak seni murni, yaudah deh tuh sampe lupa jam kalo mereka lagi pergi ke galeri pameran.
Mereka sampai di sebuah warung sederhana yang ramenya luar biasa. Kata Gaara tempat ini jual mie ayam enak banget sampe harus ngantri 50 meter panjangnya. Untung-untung ini gaperlu pake ngantri ampe 50 meter walaupun yang makan disini bejibun sih. Sembari menunggu Gaara memesankan makanan, Sakura mengambil ponselnya dari tas punggung yang ia bawa. Matanya menatap layar ponselnya bosan, sampe dia ngeliat notifikasi instagramnya yang terbaru.
sasuke23 like your photo. (10m ago)
sasuke23 like your photo. (10m ago)
sasuke23 like your photo. (11m ago)
sasuke23 like your photo. (11m ago)
Sasuke? Kaya pernah denger deh. Sakura mengernyitkan alisnya. Rasa penasarannya meluap hingga ia sesegera mungkin membuka profil Sasuke.
Foto profil Sasuke berupa seorang siluet pria dari belakang yang tengah berdiri di atas tebing. Jumlah followersnya ribuan, buset anak femes dia nih. Display namenya bilang kalo nama panjangnya Uchiha Sasuke. Dan bio-nya bilang, "Teknik Material 87 KI"
KI? Konoha Institute? Lah sekampus ama dia dong.
Sakura kembali meneliti postingan instagramnya. Yaelah ini isinya napa alam semua coba. Sakura kembali scrolling ke bawah sampe nemu foto banyak orang pake setelan formal di sebuah restoran, kayanya itu keluarga besarnya deh. Sakura kembali scrolling dan menemukan satu foto yang pemilik akun nampak dengan jelas. Ada foto dua cowo pake jaket himpunan fakultas mesin dengan caption,
'partner in crime.'
589 suka
47 komentar
sooigetchu : tak terpisahkan hingga maut menjemput, tsaah.
jug_0 : sakit mata liat username lo ~sooigetchu
sooigetchu : ywd gausa diketik napa nyet, repot amat idup law ~jug_0
naruto_u : yaelah, lo lagi – lo lagi Sas.
itachiu : cie jodoh emg g kmn.
obitouchiha : wah ini almamater om dulu, makin keren aja skrg
madaraswag : Madara swag, madara madara swag.
itachiu : Ini sp bikin akun instagramnya si mbah?!
sasuke23 : Kerjaannya ponakan lo, siapa lagi ~kentouuu
kentouuu : Hal ini didasarkan atas perintah mbah karena beliau juga ingin terkenal dan jadi selebgram yang bisa ngerapp. Fyi, akun mbah ini dikelolah oleh staff khusus pengurus keluarga besar uchiha. ~itachiu
itachiu : bapaknya kemana sih, anaknya kok bisa begini ~shisui_uchiha
shisui_uchiha : biarkan anak2ku berkreasi. Lu sirik ae, nikah sono kerja mulu. dsr bujang lapuk ~itachiu
Mereka foto dengan background monumen ikonik kampus. Cowo yang satunya dia kenal, itu Naruto. Sementara yang satunya lagi, yang rambutnya item itu... OH! Inget. Dia kan yang nemenin Naruto waktu itu pas pemotretan di sekre pers! Tanpa pikir panjang lagi Sakura mencet tombol follow. Ya biasa sih dia, kenal dikit udah main follow aja di instagram. Ya namanya juga menjalin networking kan.
Selepas itu, Gaara datang dengan dua mangkuk mi ayam. Membuyarkan pikiran Sakura atas notifikasi yang ia terima siang ini tanpa tahu kalau hal tersebut menjadi titik awal bagi pertemuan kecil Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke.
.
.
.
.
Uchiha Sasuke gak pernah percaya yang namanya kebetulan akan membentuk sebuah pola. Baginya, kebetulan yauda kebetulan aja. Cuma selingan yang gak perlu diperhatikan lebih jauh. Tapi kali ini berbeda, karena kebetulan itu benar-benar membentuk sebuah pola, karena dia dipertemukan kembali dengan Haruno Sakura di auditorium B4. Dia terlambat, rapat dimulai sejak 10 menit yang lalu. Membuatnya harus mengambil tempat di paling atas. Jauh dari Sasuke.
Sumpah deh, dia enggak tau kalau Sakura ikut Oprec kegiatan ini. Ya mana dia tau juga sih, orang dia bukan siapa-siapanya. Bego emang. Selama rapat berlangsung Sasuke cuma menopang dagu bosan, sebenernya bagian yang paling ia enggak sukai dari kepantiaan adalah ikut rapat begini ini. Dia tuh pengennya bergerak langsung ke lapangan. Ya walaupun dia tau action tanpa perencanaan itu sama aja kaya bunuh diri.
Rapat berlangsung selama satu setengah jam. Beberapa anak udah keluar dari ruangan, termasuk Sasuke yang segera menyusul mereka.
"Gak tau gue kalo bakal ada lo. Btw inget gue kan?" Seseorang nyamperin dia begitu Sasuke hendak mengenakan kembali kemeja flanelnya yang ia lepas sehingga menyisakan kaos berwarna hitam.
"Sakura?" Yaelah parah deh kalo Sasuke gak inget. Masa iya ranking satu parallel pas SMA ga bisa nginget nama satu cewe doang, kan cemen. Manalagi masa iya doi lupa kalo doi pernah stalking tombol like di fotonya? Parah sih kalo ampe amnesia.
"Hm. Foto-foto lo keren ya di instagram, pake kamera apa?" Tanya Sakura yang bikin Sasuke inget kejadian kapan hari. Yang bikin Sasuke nge-like beberapa foto Sakura gegera satu foto doang yang gak sengaja kena like. Jempol dia kegedean bgt si, tai emang.
"Kamera hp doang, foto lo juga keren."
"Masih belajar sih, tapi thanks." Mereka berjalan beriringan keluar dari auditorium.
"Btw gue kira lo anak mesin gara-gara klop banget ama Naruto." Imbuh Sakura.
"Bukan, gue ambil teknik material. Kenal Naruto udah dari orok gue, kalo lo kenal Naruto dari kapan?" Anjir lah Sas, lo udah tau kali ngapain nanya lagi. Kekurangan topik abis dah.
"Pas jadi maba, dia sekelompok bareng gue."
"Oh."
Mereka masih berjalan beriringan melewati selasar kampus gedung B.
"Lo kenapa ngambil material? Kayanya asing banget ditelinga gue jurusan lo haha." Sakura melirik Sasuke sekilas, Sasuke kegantengan njir. Dia gabisa ngeliat lama-lama, bisa-bisa malah jatuh hati cuman gegara tampang dia.
"Awalnya gue pengen masuk KI tanpa tau mau pilih apaan, terus ngerasa cocok aja di material. Kalo, lo?"
"Kenapa gue ngambil arsitekur?" Sasuke mengangguk.
"Jadi gue daftar FK kan di kampus sebelah, taunya ga dapet. Dapetnya disini, yaudah gue jalanin aja."
"Jadi lo terpaksa?" Kata Sasuke penasaran, semakin penasaran ketika jawaban Sakura berupa gelengan kepala.
"Gimana ya jelasinnya,kadang tuh kenyataan emang gak sesuai ekspektasi kan. Dan kalo udah gitu, yang bisa lo lakuin apa coba? Cuma nerima kan? Jadi itu yang gue lakuin sekarang."
"Kenapa gak pilih farmasi disini?"
"Pengennya gue FK disana, terus sama abang gue disaranin pilihannya di KI arsitektur. Yaudah haha."
"Terus kenapa lo gak nyoba FK lagi taun sebelumnya?"
"Dan biarin waktu setaun lebih gue gak ada artinya? Emang sih awalnya setengah hati gue ngejalanin kehidupan gue di kampus, butuh perjuangan banget sumpah. Tapi makin kesini gue justru membuat zona nyaman gue yang baru. Ya walaupun hectic nugas tiap hari, tapi kuliah kan dimana-mana emang gitu. Iya kan, Sas?" Sasuke mengangguk dalam diam.
Hari ini, jawaban-jawaban yang Sakura lontarkan itu seolah membuat Sasuke ingin mengenalnya lebih jauh.
.
.
.
.
Di rapat selanjutnya, mereka kembali berjalan beriringan melewati selasar gedung B. Mereka lagi-lagi ngomongin hal-hal random. Mulai isu kampus sampe tempat wisata alam yang baru dibuka untuk umum. Sakura akan kembali pamitan pergi ke perpustakaan yang ada di dekat gedung B sementara Sasuke memilih untuk berlalu ke parkiran seperti pertemuan di rapat pertama mereka kemarin. Dan semenjak hari itu, mulai deh tuh mereka ngelakuin personal chit-chat di line.
Pada rapat ketiga, Sasuke datang terlambat. Sangat terlambat malah, karena dia ngeliat sekarang udah jam 3 padahal rapat panitia udah dimulai dari sejam yang lalu. Itu karena dia masih harus nyari Dosen Orochimaru yang suka ngilang buat ngumpulin laporan. Sumpah coba kalo bukan dosen udah dia tebas deh pake jurus karatenya, ngeselin amat. Eh, becanda ding, ntar Sasuke gak lulus-lulus lagi.
Rapat selesai, padahal Sasuke baru duduk di kursi ruangan cuma lima belas menit. Ahela maunya sih ga dateng, tapi ntar dinyinyirin temen-temennya walaupun dia cuma ngelakuin kesalahan sebiji kacang ijo. Manalagi kata project officernya rapat kali ini harus dateng semua lagi. Kalo udah begitu sih bisa timbul fitnah kaya yang dia disangka pasangan gaynya Naruto. Mulut anak Konoha ini kan mulut-mulut terdepan buat ngegosip. Ya terpaksa deh mau ga mau nyempetin dateng rapat.
Tapi tau gak, sejak tadi, ternyata ada hal yang lebih menarik untuk diperhatikan dari apapun bagi Sasuke. Dan itu adalah Haruno Sakura. Dia enggak tau kenapa Sakura harus banget ia lirik sesekali sejak di auditorium, dan juga ia enggak tau kenapa ia harus banget jalan berdua gini menyusuri selasar gedung B lagi.
"Iya, temen gue di teknik material juga pernah bilang kalo pak Orochimaru itu susah banget ditemui." Kata Sakura begitu Sasuke bilang alesan dia telat tadi. Mereka lagi-lagi jalan berdua melewati selasar gedung B.
"Temen lo?" Sasuke mengernyitkan alisnya kepo.
"Iya, Lee, temen SMA. Tau dia kan? Yang rambutnya lucu itu lho." Sasuke terdiam sembari mencari sosok Lee di dalam pikirannya. Hingga muncul gambaran pria yang berpakaian serba hijau, berponi... dan setiap helai rambutnya tampak basah. Awalnya sih Sasuke pikir itu keringet(ya kan Lee hiperaktif bgt), tapi ternyata itu pomade njir. Kayanya pomade sekilo dia abisin sendiri deh. Tapi bentar, lucu? Yakin dia denger kata lucu terucap dari bibir Sakura?
"Hayo, mikir yang engga-enggak ya? Mukanya begitu amat, Sas. Gitu-gitu dia baik lho."
"Gitu-gitu? Lo kan yang mikir dia gitu-gitu?"
"Eh? Napa jadi gue sih? Abis muka lo kaya yang shock gitu sih. Gue bilangin ya, meskipun dia beda dari yang lain—"
"Nah kan, lo yang bilang dia beda."
"Ih, gak gitu maksud gue." Sasuke menyeringai saat ia merasakan cubitan Sakura di lengan kirinya. Mungkin ngejahilin Sakura harus ia tambah di daftar hobi terbarunya.
"Gak ke perpus lagi, Ra?"
"Enggak ah, males."
"Lo bawa motor?" Tanya Sasuke begitu Sakura masih ngikutin dia ke parkiran
"Enggak, gue masih kaya anak sd tau. Masih antar jemput." Sakura tertawa sejenak.
"Yaudah bareng gue, lo mau kemana abis ini?"
"Mau hunting foto, tapi hari ini gue bareng temen gue kok." Sakura mengedarkan pandangannya, selepas itu ia kembali membuka suara.
" Tuh dia udah nunggu. Gue duluan ya, daaaah." Mata Sasuke mengikuti langkah Sakura. Bagaimana langkah gadis itu berhenti dan kemudian ia mengembangkan senyum kepada lawan bicaranya. Bagaimana Sakura mengacak rambut pria itu sembari tertawa renyah. Temannya seorang pria, dan mereka, tampak sangat-sangat akrab.
Interaksi mereka jelas berbeda dari apa yang Sasuke lihat ketika Sakura mengobrol dengan panita-panita PeekNic. Beda ketika Sasuke ngelihat Sakura lagi ngobrol ama Naruto kaya di sekre pers waktu itu. Sasuke juga bisa ngeliat bagaimana si pria menatap Sakura begitu dalam, begitu berperasaan. Seharusnya ia biasa aja dong ngeliat itu semua. Secara mereka cuma temenan doang gitu. Tapi gatau kenapa perasaan aneh yang mengganjal. Mengetahui fakta kalau Sakura deket ama cowo lain kok jadi sendu gini ya. Ada perasaan enggak rela yang diam-diam menyusup seperti hawa dingin malam hari.
Ingatannya kembali pada waktu sebelum hari ini. Coba Sasuke menolak ajakan Naruto saat itu, mungkin dia gak bakal ketemu Sakura. Enggak bakal stalking akun instagramnya. Enggak bakal tau kalau Sakura adik dari temen kakaknya. Atau juga tentang Sakura yang ternyata gabung dalam kepanitiaan PeekNic secara tiba-tiba ini, Sasuke juga gak bakal jalan bareng sambil ngobrol lewat selasar kampus kalo dia dan Sakura enggak saling tau sebelumnya. Hal-hal yang berkaitan tentang Sakura dan Sasuke seolah merujuk pada satu titik. Satu titik yang mampu menjawab pertanyaan yang Sasuke ajukan pada dirinya sendiri sejak lama.
Tentang apa yang ia cari selama ini.
Jadi, ketika Sasuke sudah menemukan apa yang ia cari di hangatnya senja dia enggak boleh membiarkannya lepas gitu aja. Enggak boleh semua kebetulan itu berakhir dengan sia-sia. Sehingga satu solusi yang ia punya saat ini adalah, memperjuangkan apa yang seharusnya ia perjuangkan.
-TBC-
A/N: Yeee akhirnya fic ini update! Maaf kl adegan cheesynya kurang tuk chapter ini y wgwgwg tidak menyangka banyak yang suka, kan aku jadinya terharu:') Belum bisa bales review kalian satu2 nih huhu tapi thanks a lot guys, u rock!
Btw kadang tuh kebanyakan orang suka melewatkan momen/kesempatan yg telah disediakan ya. Nyadarnya baru pas nanti, kaya coba aja gue dulu gue ambil tindakan ini atau coba aja gue dulu seenggaknya mencoba biar gak nyesel karena gak ngambil resiko sama sekali. Rasanya tuh nyesek gitu lho pas sadar kalo lo tuh sebenernya sedekat itu dengan impian lo, tapi lo nya yang gak sadar waktu itu haha. Paham ga? Oke kayanya cuma gue yg paham. /cry
Sampai jumpa di chapter depan aja deh ya:)