High School love Story

.

.

.

.

.


"Blablablabla" manusia berbicara.

"Blablablabla" malaikat berbicara.


CHAPTER 1 : TAKDIR

Konoha,Musim Semi 2016

Naruto kuliah di Universitas Konoha jurusan hukum. Universitas paling bergengsi di Konoha. Selain bergengsi,universitas ini juga mewah. Yang bisa masuk hanya orang-orang pintar dan kaya. Universitasnya luas dan megah. Banyak pohon disana,jadi semakin sejuk. Banyak mahasiswa yang berlalu lalang disana dan salah satunya adalah Uzumaki Naruto. Dia terburu-buru memasuki salah satu gedung di universitasnya. Saat Naruto menaiki tangga,ia menabrak seorang gadis dari arah berlawanan.

BRUKK

"Gomen." Kata Naruto tak sengaja menabrak seorang gadis sehingga beberapa buku yang gadis itu pegang terjatuh. Sebagai laki-laki,Naruto mengambil buku-buku yang berserakan di tangga dan mengembalikannya kepada gadis itu.

"Arigatou." Kata gadis itu pelan. Langsung saja gadis itu pergi meninggalkan Naruto. Saat Naruto akan melangkah lagi,matanya tak sengaja melihat sebuah buku di tangga. Buku itu bersampul putih dan orange yang berjudul 'A Handspan to You'.

Akhirnya Naruto berlari mengejar gadis itu yang sudah menghilang di belokan. Naruto berlari mengejar gadis itu dan melupakan tujuannya sebelumnya.

"Tunggu!" teriak Naruto saat melihat gadis itu menuruni tangga. Saat Naruto sampai didekat tangga,ia tidak melihat gadis itu lagi. Seakan menghilang begitu saja. Namanya juga Naruto,ia akan terus mencari gadis itu sampai ketemu dan mengembalikan bukunya. Naruto mencari gadis itu di kerumunan orang-orang.

"Hahh.. hahh.. hahh.." Naruto menghela nafas kelelahan karena tidak menemukan gadis itu. Ia kembali menatap buku yang di pegangnya. Sebuah novel yang sudah lama,terlihat karena lembaran-lembarannya sudah kusam.

Tes.. tess..

Tetesan air dari langit membasahi novel yang ia pegang. Langsung saja Naruto berteduh disalah satu tempat disana sebelum hujannya tambah deras. Naruto menatap hujan didepannya dan tangannya di ulurkan agar dapat merasakan tetesan air hujan yang dingin. Saat Naruto merasakan ada orang selain dia,ia menarik kembali tangannya yang sudah basah. Ia menatap orang yang berada disebelahnya dan orang itu adalah gadis yang tadi ia tabrak. Bukannya ia mengembalikan bukunya ia malah terpaku pada sesuatu yang menggantung dilehernya. Sebuah kalung berbentuk kunci berwarna emas terpasang dileher jenjang gadis itu.

"Kalung itu.." gumam Naruto sambil memegang kalungnya yang berbentuk gembok kecil berwarna emas juga. Ia kembali mengingat gadis yang dulu pernah Naruto kenal.

"Kau.." Sebelum Naruto berbicara padanya,gadis itu sudah membuka payungnya dan berjalan meninggalkan tempat itu dan Naruto.


Kami jatuh cinta..

Ketika setiap bagian dari diriku menginginkannya.

Dan aku berharap itu kau untuk saat ini.


Konoha,Musim Semi, 2014

Dua tahun yang lalu

Pagi ini,jalanan masih senggang. Belum banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Naruto menaiki motor bututnya sambil membawa sayur mayor yang ia beli dari pasar. Naruto membawa motornya dengan lumayan cepat karena jalanan masih sepi.

Disisi lain seorang pemuda sedang berjalan santai dan headphone terpasang dikedua telinganya dan wajahnya yang datar tanpa ekspresi terlihat jelas diwajah tampannya.

Disisi lain juga,seorang perempuan memakai baju hitam selutut,sepatu boot berhak berwarna hitam dan rambutnya yang panjang dan berponi berwarna indigo berkibar tertiup angin sambil membawa sebuah buku tua di tangannya sedang duduk disalah satu atap bangunan didekat sosok pemuda tadi.

Nggenggg… ngennggg… ngeenngggg….

Suara motor Naruto terdengar disepanjang jalan. Dengan kebetulan Naruto melaju kencang dijalan dan sosok pemuda tadi tanpa menengok kanan-kiri dengan seenak jidatnya berjalan dengan kerennya.

"H-h-hoooooyyy…"teriak Naruto terkejut karena tiba-tiba ada pejalan kaki yang menyebrang dengan sembarangan.

CCKKITTTTT

NGGIIINGGGG

Waktu berhenti berjalan,menghentikan laju motor Naruto yang nyaris mengenai pemuda itu.

CLINGG

Perempuan yang tadinya duduk diatas atap kini berpindah tempat didekat mereka dan berhenti diantara mereka berdua. Perempuan itu menatap Naruto yang mukanya (sudah jangan ditanya) lalu menatap pemuda yang menjadi pejalan kaki disana. Perempuan itu menarik ransel yang dipakai pemuda itu dan membuat pemuda itu mundur. Setelah cukup,perempuan itu berjalan lalu menghilang begitu saja.

NGGIIINGGGG

BRRUKKK

Waktu kembali berjalan,pemuda itu melihat Naruto terjatuh dari motornya tepat dihadapannya. Langsung saja pemuda itu melepas headphonenya dan menggantungnya dilehernya. Banyak barang yang jatuh dari motor Naruto dan berserakan dimana-mana. Untung saja jalanannya sepi,kalau tidak bisa-bisa jadi tanrakan beruntun dan untungnya juga Naruto memakai helmnya jadi ia tidak akan gagar otak.

"Nghhh..hh.." Naruto berdiri dan menatap pejalan kaki tersebut. Pemuda itupun juga menatap Naruto dengan datar. Setelah Naruto menatap pemuda itu cukup lama,ia menunjuk bawang bombai yang berada didekat kaki pemuda itu dan mengisyaratkannya supaya bawang bombai nya diambil dan memberikannya kepada Naruto.

Dengan wajah datarnya,pemuda itu menatap bawang bombai didekat kakinya dan~

PRAKK

Pemuda itu menginjak bawang bombai itu sampai tak berbentuk di aspal. Setelah itu ia memasang kembali headphonenya dan berjalan melewati Naruto. Naruto yang kesal langsung saja mengambil bawang bombai didekatnya dan mengambil ancang-ancang untuk melemparnya kearah pemuda itu. Tapi,berhubung Naruto anak yang baik,ia tidak jadi melepar orang itu.


High School love Story

CHAPTER 1 : TAKDIR

[Sebuah pelarian tak terhindarkan dari kesedihan]


Kedai Ramen Ichiraku

Naruto tinggal di kedainya yang bernama Kedai Ramen Ichiraku. Tempatnya cukup luas dan tdak terlihat sempit. Bangunannya bertingkat,lantai pertama dibuat untuk kedainya dan tingkat kedua ia buat untuk kamar mandi,ruang tamu,dapur dan ruang makan. Sedangkan lantai tiga ia buat untuk kamar tidur. Naruto tidak tinggal sendiri di kedainya itu. Ia tinggal berdua bersama neneknya yang tercinta. Naruto sudah menganggap neneknya itu seperti ibu sendiri. Orang tua Naruto sudah lama bercerai dan memilih menjalani kehidupan mereka masing-masing.. Akhirnya Naruto dirawat oleh neneknya dengan penuh kasih sayang.

"Hhnnnpppp.." saat ini Naruto sedang memotong bawang bombai yang ia bawa tadi pagi. Hidungnya sangat gatal karena dari tadi memotong bawang tanpa henti. Ia sampai memakai helmnya untuk menutupi matanya agar ia tidak nangis.

CKLEKK

Suara pintu terdengar terbuka.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya neneknya yang sedang memakai apron. Ia terkejut karena pagi-pagi ia sudah melihat cucu kesayangannya menangis bombai didapur kedainya. Langsung saja Naruto menghampiri neneknya.

"Ya ampun. Kenapa kau menguras tenagamu untuk sesuatu yang bisa kulakukan?" tanya nenek sambil mengusap air mata Naruto dengan sayang.

"Aku gak mau nenek melihatku menangis dibalik helm ini!" elak Naruto dengan nada manja.

"Ini bukan karena kau sedih. Ini gara-gara bawang!"

"Terserah nenek saja. Jangan menangis." Kata Naruto lalu mengulurkan tangannya. Neneknya yang tahu maksud dari tangannya Naruto langsung saja mengambil beberapa lembar uang dari sakunya dan memberikannya kepada Naruto.

"Kau benar-benar perampok yang membutakan! Kau akan jadi kaya suatu hari nanti!"

"Dan aku akan memberikan kehidupan yang baik ketika aku menjadi super kaya!"

"Kehidupan yang baik untukku bisa melihat wajahnya itu selama mungkin aku bisa!"

"Benarkah? Nenekku adalah orang yang 'praktis'! aku pergi dulu!" seru Naruto sambil membawa tas dan seragam sekolahnya jangan lupa helmnya juga.

"Hati-hati!"


SKIP TIME

Naruto berhenti didekat took dan turun dari motornya. Ia harus jalan kaki dari took ke sekolahnya,karena peraturan disekolahnya adalah tidak boleh membawa kendaraan. Setelah melepaskan helmnya ia berjalan santai menuju kesekolahnya.

Didekat motor yang diparkir Naruto,sosok laki-laki dewasa keluar dari mobil KIA yang berwarna putih dan berjalan menuju salah satu meja yang ada didekat took itu,atau lebih tepatnya kearah pemuda yang memakai seragam sekolah barusan keluar dari took sambil membawa semangkuk mie instan dan sebotol air mineral. Pemuda itu duduk dan mulai memakan mie nya.

"Ahh.." pemuda itu kaget atas kehadiran laki-laki itu.

"Apa kau sungguh ingin seperti ini?" tanya laki-laki itu.

"Apa yang kulakukan?" tanya pemuda itu balik.

"Ibumu mengkhawatirkanmu kalau kau hanya makan ramen terus!" Oowhh,ternyata laki-laki itu adalah ayah dari pemuda itu.

"Ibu yang mana?"

"Keduanya!"

"Kedua-duanya mungkin bohong."

"Kenapa kau tidak suka ibu tirimu?" tanya ayahnya itu.

"Dia bukan tipeku." Kata pemuda itu lalu menyuapkan ramennya kemulutnya.

"Kau sungguh bermuka tebal!" seru ayahnya.

"Tuan,tuan! Sadarlah!" seru seseorang yang tak jauh dari tempat mereka berdua. Langsung saja ia berlari kearah kerumunan dan melihat apa yang terjadi.

Ternyata Naruto tengah berusaha menyadarkan seorang laki-laki yang pisan di trotoar. Langsung saja Naruto membuka jas sekolahnya dan menaruhnya dibawah kepala laki-laki itu sebagai bantal. Lalu Naruto menekan-nekan dada laki-laki itu dengan kedua tangannya.

"1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Huuufff." Setelah Naruto menekan-nekan dadanya,ia memberikan nafas buatan kepada laki-laki itu. Yang melihat adegan itu,bukannya menelpon ambulan,mereka malah sibuk dengan ponsel mereka dan memvideokan aksi Naruto itu sebagai tontonan.

"Polisi! Tolong mundur." Laki-laki yang tadi bersama anaknya itu muncul ke kerumunan lalu ia berbicara lewat ponselnya kepada seseorang.

"Aku ada di persimpangan dekat Konoha High School. Seorang pria barusan pingsan. Tolong kirimkan ambulan. Ya."

"Tolong semuanya mundur." Setelah ia menelpon seseorang ia membantu Naruto melihat keadaan laki-laki yang pingsan itu. Ia membuka mata laki-laki itu satu-satu lalu melakukan lagi apa yang tadi Naruto lakukan.

"1,2,3,4,5,6,7,8,9,10." Pria itu menghitung sambil menekan-nekan dada laki-laki itu. Naruto yang kelelahan langsung mengendorkan dasinya agar ia bisa bernafas lebih.

CLINGG

Sosok perempuan yang berbaju hitam itu tiba-tiba muncul dan tentu saja orang-orang yang ada disana tidak bisa melihatnya.

"Keluarlah." Kata perempuan itu melihat tubuh laki-laki yang terkapar di trotoar.

WUUSHHH

Roh dari tubuh laki-laki itu keluar dari tubunnya. Lalu perempuan itu membuka buku tua yang ia pegang dan membaca tulisan yang tertera disana.

"Suratobi Asuma. Laki-laki,umur 59 tahun. Meninggal 4 Juni,2014" ucap gadis itu sambil menutup kembali bukunya dan memastikan ada gambar laki-laki iitu disana.

Lalu laki-laki itu menatap tubuhnya dan menatap kembali perempuan itu.

"Aku benar-benar meninggal?" tanya laki-laki itu.

"Setiap manusia pasti meninggal. Seperti itulah." Jawab gadis itu.

"Dan kau adalah…"

"Aku sering memandu manusia yang takdirnya sudah berakhir. Manusia menyebutku malaikat."

NNGIUNGG..NGIUNGG.. NNGIUNGG..NGIUNGG..

Mobil ambulan sudah datang,langsung saja mereka membawa tubuh laki-laki itu masuk kedalam ambulan dan dibawa kerumah sakit. Laki-laki itu menatap tubuhnya dengan sedih.

"Ikuti aku." Suruh gadis itu. Lalu berjalan diikututi laki-laki itu dibelakangnya.

Naruto yang menatap kepergian laki-laki itu langsung melihat jam yang ada di ponselnya.

"Ahh,sial." Gumam Naruto. Langsung saja ia mengambil tasnya dan pergi kearah yang sama dengan perempuan itu.

Tapp.. tap.. tap..

Perempuan itu yang mendengar suara langkah kaki yang mendekat langsung saja berbalik. Sebelum Naruto menabrak perempuan itu,perempuan itu langsung menghindar.

"Hey!" teriak polisi itu memanggil Naruto sambil memegang jas sekolahnya Naruto. Langsung saja Naruto berbalik dan berlari menghampiri polisi itu.

Saat perempuan itu berbalik,sebelum sempat ia menghindar,ia bertabrakan dengan Naruto dan membuat perempuan itu merasakan sakit dibagian dadanya sampai-sampai buku yang ia pegang terjatuh.

"Arigatou." Kata Naruto mengambil jasnya dan membungkuk kepada polisi itu dan berlari kesekolahnya dengan cepat.

"Duniaku berbeda dengan dunia manusia. Jadi kami biasanya tak merasakan apapun. Sekalipun tubuh kita saling bertemu satu sama lain. Tapi setiap hal aneh mulai terjadi setiap aku melewati manusia."


Uzushio High School

Naruto sudah sampai disekolahnya dengan selamat. Langsung saja ia menaiki tangga,karena kelasnya berada di lantai dua dan dia berada di kelas 2-5. Sebelum Naruto memasuki kelasnya,teman-teman dikelasnya sedang rebut dengan aksi Naruto tadi dijalan.

"Bagaimana dia bisa melakukannya?"

"Lihatlah dia."

"Dia keren."

"Bagaimana dia bisa sesempurna ini?"

"Jangan berani-beraninya kau menyentuh tanganmu kepadanya." Kata seorang gadis yang berada dibelakang kelas kepada temannya. Dan yang dibilangin hanya cemberut.

Lalu seorang gadis memegang tangan gadis yang sedang cemberut itu. Lalu mengeluarkan dompetnya yang berwarna tosca dan mengambil beberapa lembar uang dari dalamnya.

"Beritahu aku jika kau butuh lagi." Katanya sambil memberikan uang itu pada gadis yang sedang cemberut.

Lalu gadis yang tadi mengajaknya bicara mengeluarkan dompetnya yang berwarna orange kehadapan gadis itu. Gadis yang tadi menyerahkan uangnya juga ikut menyerahkan dompetnya.

"Aku dengar kau melewatkan les-mu hanya untuk mengikuti Naruto kemarin." Kata gadis pemilik dompet orange.

"Itu bukan urusanmu." Jawab gadis pemilik dompet tosca dengan ketus.

"Bagaimana kau bisa mempertahankan peringkat kelasmu kalau seperti ini?"

SREEKK

Sebelum gadis itu menjawab,pintu kelas itu terbuka menampilkan Naruto yang berjalan sambil mengelap keringatnya dan menaruh ponsel kecilnya di sebuah tas khusus untuk penitipan ponsel. Setelah itu,dia langsung menuju kemejanya. Dimejanya sudah banyak kotak kado yang sepertinya dari anak perempuan untuknya. Maklumlah,Naruto itu populer akan kegantengannya dan kebaikannya,jangan lupa senyumnya yang hangat sehangat mentari mampu membuat para gadis meleleh seketika.

"Ini." Kata gadis pemilik dompet orange menyerahkan tisu pada Naruto.

"Ini untuk mu." Kata gadis pemilik dompet tosca juga menyerahkan saputangan kepada Naruto.

Bukannya memberi perhatian kepada kedua gadis itu,Naruto malah bangkit dari duduknya dan membawa kotak-kotak yang dihadapannya ke belakang kelas.

"Siapa yang belum sarapan kesinilah!" seru Naruto. Langsung saja semua laki-laki yang ada disana mengambil kotak yang diberikan Naruto.

SREKKK

Pintu kelas terbuka menampilkan guru yang akan mengajar dikelas itu.

"Kembali duduk!" seru guru itu. Langsung saja semua kembali ketempat duduk masing-masing.

"Jika AN dianggap panjang dari AN dan BN. Ya,itu poin utamanya…"

Disekolah ini,guru-guru tidak perlu repot-repot menerangkannya dengan berbicara,cukup dengan video dan semua murid disana mendengarnya. Sementara gurunya sedang nyaman dikursinya sambil menutup kedua matanya. Ya,gurunya sedang tidur. Dengan jahil,Naruto mengambil ponselnya yang bagus dari sakunya dan membuat pantulan kearah mata gurunya itu. Gurunya yang merasa terganggu dengan cahaya yang mengenai matanya langsung saja membuka matanya. Saat ia melihat kalau Naruto pelakunya,ia mengambil spidol dan melempar kearah Naruto.

"Nice catch!" seru Naruto saat menangkap spidol yang di lempar gurunya itu.

"Wwhhooaaa!" kelas menjadi ribut akibat ulah Naruto.

"Bocah ini…"

SSREEKKK

Sebelum guru itu berbicara,suara pintu yang dibuka dengan kasar,langsung saja mereka semua mengalihkan pandangannya ke orang yang membuka pintu itu.

"Ah,Ibunya Sara!" seru guru itu saat melihat siapa yang membuka pintu itu. Wanita yang memakai pakaian mahal itu langsung masuk sambil menatap lurus guru itu.

"Siapa Uzumaki Naruto?" tanya wanita itu. Langsung saja mereka semua menatap kearah Naruto. Naruto yang namanya disebut-sebut langsung berdiri menatap wanita itu dengan bingung.

Saat wanita itu melihat ada yang berdiri,langsung menghampirinya.

"Uzumaki Naruto.." kata wanita itu sambil menatap nama yang ada diseragamnya.

PLAKK

"Whooaa.."

"Ibu!" seru gadis pemilik dompet berwarna tosca tadi. Ia terkejut melihat perbuatan ibunya itu yang tidak tahu malu.

"Beraninya kau merayu putriku? Jika dia tak masuk perguruan tinggi karena kau sibuk mengejarnya. Apa kau mau bertanggung jawab terhadap hidupnya? Bocah sepertimu hanya butuh dibawah putriku. Jadi dia bisa memperbaiki peringkat kelasnya."

"Taruh ponsel kalian!" seru guru itu saat melihat murid-muridnya mengeluarkan ponselnya dan merekam kejadian tadi.

"Aku akan menahan ponsel ganda kalian!" seru guru itu.

"Kau seharusnya bisa lebih baik,sensei. Kau seharusnya tak membiarkan bocah seperti ini ada disekitar putriku. Dia harus tahu posisinya." Kata wanita itu sambil menatap Naruto rendah.

"Ibu,aku mohon! Aku yang mengejar dia!" kata Sara,putri dari wanita itu.

"Bukankah gampang merayu putriku karena dia tahu bagaimana belajar itu?" kata wanita itu sinis.

"Saya belum pernah merayunya. Dan saya juga tidak mencintainya juga." Jawab Naruto sambil menatap wanita itu.

"Bocah tanpa tata karma selalu seperti ini. Sara,apa kau piker aku mengangkat guru privat yang mahal sehingga kau bisa menjual ramen? Dan kau,jika kau berani merayu Sara lagi,aku tak akan membiarkannya." Setelah wanita itu mengatakannya,Sara yang sudah kehilangan mukanya langsung pergi keluar kelas.

"Sara tidak mirip dengan ibunya. Tampaknya dia tahu betapa memalukannya ini." Kata Naruto. Ia melihat gurunya yang menatap Naruto supaya tidak melanjutkannya lagi. Tapi Naruto tidak peduli.

"Apa? Kau tahu siapa aku?!" seru wanita itu.

"Apa yang kalian lakukan? Taruh ponsel kalian!" seru gurunya saat melihat muridnya kembali mengambil ponsel mereka dan langsung saja mereka menyembunyikan ponsel mereka. Takut disita.

"Aku akan mengharapkanmu untuk melakukan yang lebih baik,sensei." Kata wanita itu kepada gurunya. Sebelum meninggalkan kelas itu,ia melirik Naruto dengan tatapan mengejek,lalu pergi meninggalkan kelas.

"Ikut sensei kekantor. Sekarang! Kalian semua belajar sendiri!" kata guru itu lalu pergi menuju kekantornya. Saat Naruto mengikuti senseinya menuruni tangga,ia mendengar suara pintu dari atas sana. Karena dilantai atas tidak ada ruang kelas dan langusng menuju kearah atap. Naruto yang curiga langsung berlari keatap.


Di lain tempat,disebuah took elektronik bagian televisi. Perempuan yang biasanya manusia sebut yaitu malaikat,sedang asik tiduran disalah satu sofa yang menghadap ke salah satu tv besar yang mentayangkan sebuah dorama romantic. Ia terlihat senyum-senyum sendiri sambil melihat dorama. Namun,kebahagiaannya sirna saat manusia menutupi tv yang sedang ia tonton. Dengan reflek,ia berdiri menaiki sofa itu supaya bisa melihat lebih jelas.

"Kenapa kau sangat suka drama tentang manusia?" tanya seseorang bersuara berat. Tanpa menjawab,malaikat itu hanya memandangnya sebentar lalu duduk disofa dengan benar.

"Cerita mereka sama,yang berbeda hanya manusianya saja. Kenapa kau sangat penasaran?" Kata orang itu lagi. Namun kalau dipikir-pikir lagi,sosok itu tidak bisa dikatakan manusia,melainkan juga malaikat. Jadi manusia tidak bisa melihat mereka.

"Aku penasaran apa itu bahagia,apa itu sakit dan apa itu cinta. Kenapa mereka cinta walaupun mereka tahu itu akan berakhir.. Kenapa mereka hidup walaupun tahu mereka akan mati.. Drama ini punya banyak jawaban untuk menjawabnya." Kata malaikat perempuan itu sambil menunjuk kearah tv tersebut.

JRENGG.. JREENGG… JRRENGG..

Buku yang dipegang malaikat pria itu bersinar,tanda ada seseorang yang akan mati dan harus mereka jemput.

"Satu hal khusus adalah manusia tak membiarkan kita istirahat." Kata malaikat pria itu sambil menatap buku yang ia pegang.

"Semoga beruntung." Kata malaikat perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya dari tv itu.

"Berhentilah memperhatikan urusan manusia dan fokus dengan kewajibanmu."

"Ha'i.. Ha'i.."sebelum malaikat itu menghilang,ia menampilkan senyum tipisnya tanpa malaikat perempuan itu tahu.

"Ohh,wow!" pekik malaikat perempuan itu sambil menutup mulutnya. Ia melihat pemain pria dan wanita itu berciuman bibir.

JRENGG.. JREENGG… JRRENGG..

Ia melihat bukunya bercahaya tanda ada seseorang yang akan mati. Ia pun cuek dan lebih ingin melihat adegan mesra disana.

JRENGG.. JREENGG… JRRENGG..

"Ahh,sekarang sudah klimaks! Sialan kau.." gumam malaikat itu kesal,harusnya malaikat tidak boleh berkata kasar seperti itu. Ia menyerah,ia melihat buku itu untuk mengetahui siapa yang akan mati.

[ Sara. Perempuan,umur 18 tahun.]

Setelah mengetahuinya,ia langsung pergi ke tempat dimana Sara akan mati.


Di atap sekolah

Sara sudah berdiri di perbatasan. Lalu munculah Naruto dari pintu itu.

"Sara! Apa yang kau lakukan?" tanya Naruto mendekati Sara.

"Kau.. Kau lagi?" gumam malaikat itu sedang duduk di atap samping bangunan. Ia bingung karena ia melihat Naruto lagi disini.

"Ini bukan pertama kali aku ada disini." Kata Sara saat berbalik menatap Naruto.

"Aku selalu datang kesini jika aku merasa frustasi dan tidak ingin melihat ibuku. Aku benci ibuku dan terlebih aku benci diriku." Setelah mengatakan itu,Sara berbalik lagi memunggungi Naruto. Tanpa berpikir dulu,Naruto juga ikut memanjat pembatasnya sejajar dengan Sara.

"Ayo kita mati bersama-sama." Kata Naruto.

"Naruto.."

"Raih tangan ku." Kata Naruto sambil mengulurkan tangannya kepada Sara.

"Apa kalian bermain drama sekarang? Jadwalku benar-benar padat. Huhh.."kata malaikat itu,walau ia tahu mereka tidak akan bisa mendengarnya.

"Aku siap. Apa kau siap?" tanya Naruto tetap mengulurkan tangannya,sementara Sara menggelengkan kepalanya dan perlahan mundur.

Tiba-tiba saja,langit menjadi gelap. Mereka bingung kenapa tiba-tiba langit menjadi gelap seperti aka nada hujan yang lebat. Malaikatnya pun juga bingung.

JRENGG.. JREENGG… JRRENGG..

Malaikat itu merasakan bukunya bersinar,langsung saja ia membukanya. Tapi gambar yang tertera disana berganti-ganti. Antara gambar Naruto dan Sara. Gambar itu saling bergerak.

"Ada apa ini? Siapa sebenarnya? Ada apa dengan benda sialan ini?" malaikat itu menggoyang-goyangkan bukunya sampai jatuh. Belum sampai buku itu mendarat diatas mobil,malaikat itu lebih dulu duduk di atas mobil dan menangkap bukunya. Lalu ia membuka kembali bukunya,namun tetap sama,gambar dibukunya tidak jelas siapa yang akan mati.

Dengan kesempatan itu,Naruto mendorong tubuh Sara sehingga jatuh ketanah yang dilindungi pembatas dan Naruto yang tidak bisa menyeimbangi tubuhnya langsung jatuh kebawah.

"Whhoooaaa!" mendengar teriakan seseorang,malaikat itu langsung melihat keatas dan Naruto akan jatuh menimpanya. Dengan terkejut ia jatuh tiduran dengan tangan sebagai pembatas antara malaikat dengan manusia sehingga muncul sinar diantara mereka. Naruto seakan melayang diudara untuk sesaat,karena setelah itu sinar yang sangat terang membuat mereka berdua pingsan. Buku milik malaikat itu tergeletak ditanah dan menampilkan gambar Naruto disana dan setelah itu,buku itu lenyap. Langitpun sudah berubah menjadi cerah kembali.

NGIUNGG..NGIIUNGG.. NGIUNGG..NGIIUNGG..

Alaram mobil itu berbunyi nyaring.

"Menjauhlah." Seru ibunya Sara karena sejak tadi ia diintili terus oleh gurunya.

"Ya ampun. Apa? Apa yang terjadi? Mobilku! Mobilku rusak! Apa yang kau lakukan disana?!" teriak wanita itu melihat Naruto dengan seorang perempuan tergeletak dimobil putihnya. (maksudnya diatas mobil bagian mesin-mesin itu loh..)

"Sara! Turunlah!" seru gurunya itu melihat keatas.

"Putriku! Putri berhargaku! Sara! Ahh,benar-benar!" teriak wanita itu lalu masuk kembali tanpa mempedulikan mereka berdua.


Dirumah sakit

Akhirnya mereka berdua dilarikan kerumah sakit terdekat. Mereka berdua pingsan.

"Nghh.." Narutolah yang pertama kali bangun. Lalu ia menengok kekanan dan kekiri,lau saat ia menengok kekanan ia melihat seorang perempuan terbaring di samping ranjangnya.

"Apa? Aku baik-baik saja?" kata Naruto berbicara sendiri. Ia duduk dikasurnya dan memeriksa badannya.

"Kau sudah bangun." Kata suster yang tiba-tiba muncul memeriksa kondisinya.

"Apa gadis ini baik-baik saja?" tanya Naruto kepada suster itu.

"Dia hanya sedikit shock. Dia akan baik-baik saja." Jawab suster itu lalu pergi sambil menutup kordennya.

Setelah itu ia berdiri melihat kondisi gadis yang terbaring disampingnya.

"Ngghh.." gadis itu bergumam tanda ia sadar dari pingsannya. Matanya mencoba beradaptasi dengan silaunya lampu dirumah sakit itu. Lalu ia melihat Naruto yang sedang menatapnya.

"Kau bisa melihatku?" tanya Naruto.

'Apa ini? Dia bisa melihatku?' kata malaikat itu dalam hati,ia menatap Naruto bingung.

"Kau terluka? Kau baik-baik saja?" tanya Naruto lagi.

'Luka?' malaikat itu tidak paham apa maksudnya. Lalu ia mencoba duduk ditepi ranjang sambil menatap Naruto.

"Kau sungguh baik-baik saja?" tanya Naruto lagi.

"Kau tidak bicara denganku kan?" tanya malaikat itu.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Naruto bingung,lalu ia berinisiatif untuk menyentuh dahinya. Langsung saja malaikat itu menggigit tangannya.

"Aaakkkhh!" pekik Naruto kesakitan.

"Kkkkkyyaaaaaa!" tiba-tiba malaikat itu teriak dengan keras sambil meraba-raba tubuhnya. Sontak saja Naruto kaget dan menjaga jarak dengan malaikat itu.

Lalu dengan wajah datarnya,malaikat itu perlahan berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan dengan baju yang bolong dibagian bawah dan tanpa alas kaki. Naruto yang melihat gadis itu berjalan,langsung menghampirinya dan membawa sandal berwarna coklat yang ada di dekat ranjang gadis itu. Baru lima langkah,gadis itu berhenti.

"Apa?" tanya Naruto bingung karena gadis itu tiba-tiba berhenti dan berbalik kembali keranjangnya.

"Kenapa?" tanya Naruto lagi bingung dengan tingkah gadis itu.

"Catatan hitam!" seru gadis itu sambil mengobrak-abrik tempat tidur yang tadi ia tiduri.

"Apa?"

"Catatan hitamku! Ini gak mungkin terjadi. Bagaimana bisa?!" racau gadis itu.

"Catatan hitammu? Kau mencari buku catatan hitam? Aku bisa membantumu kalau kau memberitahukanku. Aku bisa mencarinya selain jiwamu." Kata Naruto saat melihat gadis itu putus asa karena catatan hitamnya menghilang.

Lalu akhirnya mereka berdua keluar dari rumah sakit dan tetntunya gadis itu sudah memakai sendalnya dikakinya yang kecil itu.

"Kau ingat tempat tinggalmu? Nomor telepon?" tanya Naruto.

"Kenapa aku harus mengingat hal semacam itu?"

"Coba ingat dimana kau tinggal."

"Kau tak akan percaya!"

"Aku akan percaya! Beritahu aku semuanya!" setelah Naruto berkata seperti itu,gadis itu langsung menunjuk kelangit tanda tempat tinggalnya. Naruto reflek memandang kearah yang ditunjuk gadis itu juga.

"Hahh.. ha..ha.."

"Lihat! Aku sudah bilang kau gak akan percaya."

"Ini sedikit klise kalau kau bilang kau dari dunia bawah tanah."

Deg.. degg.. degg.. deg..

Gadis itu merasa ia mendengar sesuatu dari dalam tubuhnya,langsung saja ia meraba dadanya.

"Kkkkyyaaaa!" teriak gadis itu.

"Ada apa?" tanya Naruto bingung karena dari tadi gadis itu teriak terus.

"Ada yang berdetak. Apa kau juga?" tanya gadis itu sambil meraba dada bidang Naruto.

"Hey! Ini gak sopan.." kata Naruto melepaskan tangan gadis itu.

"Ughh.. bagaimana ini bisa terjadi?" gumam gadis itu bingung.

Lalu ia menatap kedepan dan ia melihat sosok yang ia kenal. Naruto yang melihat keanehan dari wajah gadis itu langsung melihat apa yang gadis itu sedang lihat. Tapi Naruto tidak bisa melihat siapa-siapa.

Tiba-tiba gadis itu berlari kejalan.

CKKITTT

Sebelum gadis itu tertabrak,Naruto menarik gadis itu kedalam dekapannya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Kau juga berdetak! Aku benar-benar jadi manusia?" tanya gadis itu sambil merasakan detak jantung Naruto.

"Hei!" teriak Naruto lalu melepaskan pelukannya.

"Senpai!" teriak gadis itu sambil melambaikan tangannya. Yang disapapun terkejut melihat gadis itu.

"Kesini! Cepat!"

Sementara Naruto melihat siapa yang gadis itu panggil.

"Apa yang kau lakukan? Kau ini menakutkan." Kata Naruto.

Lalu sosok yang dipanggil 'Senpai' langsung muncul dihadapan gadis itu. Sosk itu laki-lakki,berambut panjang dan berwarna cokla yang diika kendur. ia memakai seelan jas berwarna hitam,celana panjang berwarna hitam dan juga sepatu hitam. wajahnya sangat tampan..

"Apa yang sudah kau lakukan?" katanya..

"Begini,ini terjadi ketika aku menyelamatkannya dan catatan hitamku menghilang."

"Catatan hitammu hilang?"

"Aku mencarinya kemana-mana,tapi tidak ketemu! Aku gak tahu dimana aku menghilangkannya."

"Dengan siapa dia berbicara? Apa dia kehilangan akal sehatnya karena aku? Gak mungkin. Ini gak mungkin." Racau Naruto melihat gadis itu berbicara seolah-olah dia sedang berbicara dengan seseorang.

"Kau menghilangkannya ketika menyelamatkan orang ini?"

"Hmm.." gumam gadis itu lalu menatap Naruto.

"Ikut aku. Kita harus pergi kesuatu tempat sebelum kau menjadi lebih aneh." Kata Naruto sambil menyeret gadis itu.

"Kumohon carikan solusinya supaya aku bisa kembali. Aku piker orang ini punya jawabannya!" teriak gadis itu.

Naruto menyeretnya kekantor polisi terdekat. Berulangkali gadis itu melepaskan tangannya,namun Naruto langsung menggenggamnya kembali. Akhirnya gadis itu berjalan dengan ogah-ogahan.

"Ini tempat yang tepat untukmu." Kata Naruto namun gadis itu kembali melepaskan pegangannya.

"I want you back…" seorang laki-laki yang bernyanyi sambil mengecet sisi tembok yang didekat mereka pun menatap gadis itu dengan aneh. Langsung saja pria itu berdiri sambil menatap gadis itu,dementara gadis itu menatap bingung pria itu. Langsung saja Naruto menarik tangan gadis itu dan berjalan meninggalkan pria aneh itu.

"Free! I want you.." pria itu kembali bernyanyi dan mengecet lagi.

Naruto dan gadis itu duduk dihadapan seorang polisi yang mengintrogasi mereka.

"Nama?" tanya polisi itu.

"Dia tidak ingat nama maupun alamat rumahnya. Aku pikir akal sehatnya ada ditempat lain." Kata Naruto.

"Oohh,kau bocah yang tadi pagikan. Si Murid Teladan." Kata salah satu polisi yang Naruto lihat tadi pagi saat membantu pria yang pingsan dijalan bername tag Uchiha Fugaku.

"Apa kau kenal mereka,pak?" tanya polisi yang mengintrogasi mereka.

"Aku ingin membantunya,tapi aku tak tahu harus bagaimana." Jawab polisi itu.

"Ehmm,bisa aku menanyakan beberapa pertanyaan?" tanya polisi itu menatap gadis itu.

KRINGG.. KRINGG.. KRINGG..

Ponsel Naruto berbunyi,langsung saja ia angkat dan berbicara dibelakang.

"Hey,Kiba. Ada apa?"


"Apa? Kantor polisi? Kenapa kau disana?" tanya Kiba yang berada di kedainya bersama neneknya dan ibunya Sara.

"Kenapa Naruto ada di kantor polisi?" tanya neneknya khawatir.

"Ini memudahkan pekerjaanku. Ayo!" seru Ibunya Sara sambil merebut ponselnya Kiba dan mematikannya dan ke kantor polisi.

"Wanita ini… tolong jaga kedai." Kata neneknya kepada Kiba,lalu melepaskan apronnya dan menyusul wanita itu.

" Hati-hati nenek!" seru Kiba.


"Kau tak ingat namamu?" tanya polisi itu. Bukannya menjawab,gadis itu mengedarkan pandangannya,seperti mencari-cari sesuatu. Lalu pandangan gadis itu tertuju pada brosur yang tergeletak dimeja polisi itu.

"Hyuuga!" seru gadis itu.

"Hyuuga? Lalu apa nama marga mu?" tanya polisi itu. Lalu gadis itu melihat-lihat lagi kata-kata yang ada di brosur itu.

"Hinata!" seru gadis itu.

"Hinata Hyuuga? Hyuuga? Hinata? Ahh,namamu Hyuuga Hinata!"seru polisi itu.

"Hinata.. Hyuuga Hinata!"seru gadis itu riang.

"Baiklah." Lalu polisi itu memberi kode kepada anak buahnya untuk mengetik namanya.

"Kau tidak bilang waktu aku bertanya itu. Sekarang kau ingat? Kurasa kau sudah mulai ingat hal lain juga." Gumam Naruto. Lalu ia bangkit dan membungkuk hormat kepada kedua polisi itu.

"Tolong bantu dia. Kalau sudah tolong hubungi aku." Kata Naruto sambil menyerahkan kertas yang sudah ia tulis nomornya.

"Aku harus pergi."

SRETT

Hinata memegang tangan Naruto,menahannya agar ia tidak pergi dengan wajah memelas. Berulang kali Naruto mencoba melepaskan pegangan Hinata,tapi tidak berhasil. Lalu ibunya Sara muncul bersama senseinya dari luar.

"Kau sara juga dimana seharusnya kau berada." Seru wanita itu sambil menarik kursi didekatnya dan duduk. Mendengar suara oranglain,akhirnya Hinata melepaskan pegangannya.

"Sensei!" seru Naruto melihat gurunya.

"Bisa ku bantu Nyonya?" kata polisi itu. Lalu wanita itu melepaskan kacamata hitamnya dengan sok anggun.

"Aku disini untuk memberikan surat pernyataan untuk menuntut dia. Karena membantu bunuh diri dan kekerasan disekolah." Kata wanita itu dengan sinis.

"Bu!" seru Naruto tidak terima jika dikatakan seperti itu.

"Putriku hampir saja membunuh dirinya karena pria macam ini! Jika kau ingin menghancurkan hidupmu,hancurkan kehidupamu sendiri! Jangan coba mengganggu kehidupan orang lain! Huhh,sungguh menggelikan!" seru wanita itu menjelek-jelekan Naruto.

"Ohh,yaampun!" seru neneknya Naruto.

"Nenek!" Naruto terkejut bukan main. Ia tak menyangka neneknya akan datang kesini.

"Apa yang terjadi?" tanya neneknya bingung.

"Anda bisa bicara dengan saya. Anda bisa membicarakannya dari pada membuat surat tuntutan.." kata polisi itu mendekati mereka.

"Tuntutan?!" seru neneknya Naruto terkejut.

"Huhh,apa pak polisi ada disisi pelaku?" tanya wanita itu sambil berdiri.

"Bukan begitu. Sulit menyelesaikan kasus anda tanpa adanya bukti. Mereka juga hanya anak-anak,jadi kita harus mendengarkan mereka dahulu." Kata polisi itu menjelaskan.

"Dia menyelamatkan putrimu. Aku melihatnya!" seru Hinata tiba-tiba sambil berdiri.

"Siapa kau ini?" tanya wanita itu tidak peduli. Lalu wanita itu memandang guru disekolah putrinya dan memberi kode padanya. Gurunya yang paham langsung memberikan amplop yang tadi ia pegang kepada polisi itu.

"Ini surat pernyataan dari para siswa terhadap kekerasan yang dia lakukan. Ini cukup jadi buktikan? Tolong diproses secepatnya." Kata wanita itu. Lalu polisi itu membuka amplopnya dan memerika apa isinya.

"Sensei?!" kata Naruto sambil menatap senseinya meminta penjelasan.

"Dia tidak melakukan hal yang salah! Aku melihatnya!" bela Hinata.

"Siapa kau menganggu saja? Benar-benar.." wanita itu kesal sendiri.

"Aku? Aku Hyuuga Hinata! Kau siapa?" kata Hinata dengan lantang.

"Anak ini ya! Kau pikir kau siapa?"

"Wanita jahat!" seru Hinata,yang dikatain pun kaget mendenngar perkataan Hinata.

"Berhentilah ikut campur dan tunggu diluar." Kata Naruto.

"Aku bilang aku melihatnya!" kata Hinata.

"Tunggu diluar!" seru Naruto dan menyeret Hinata keluar ruangan.

"Tetap tenang dan diam!" kata Naruto lalau kembali masuk.

"Hey! Siapa yang menyuruhku untuk diam disini? Dan tetap tenang? Hoo,kalian semua lebih berisik daripada aku!" kata Hinata kesal sendiri.

"Kumohon maafkan cucuku.." kata neneknya Naruto sambil berlutut dihadapan wanita itu.

"Bu,kau bisa bangun." Kata polisi itu bijak sambil membantu nenek berdiri.

"Paling tidak dia harus lulus sekolah untuk mendapatkan pekerjaan!" kata nenek meemohon.

"Kenapa aku harus memikirkan soal proyek kerjanya? Ahh,kau ini orang yang gak tahu menghargai!" kata wanita itu tidak peduli,lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Tunggu,tunggu!" teriak nenek itu,tapi kepala nenek itu terasa berat seakan ingin pingsan.

"Sensei,apa surat pernyataan ini benar-benar ditulis oleh siswa?" tanya Naruto yang telah kembali.

"Kau t-tidak seharusnya m-mulai menyebabkan m-masalah!" kata gurunya dengan gugup.

"Detektif,lakukan pemeriksaan tulisan tangan ini." Kata polisi itu menyerahkan amplop kepada bawahannya. Guru yang mendengarnya pun berhenti berjalan.

"Aku tidak membuat pengecualian terhadap kebohongan orang dewasa. Aku sebenarnya akan memperlakukan mereka lebih keras." Kata polisi itu sambil melirik kearah guru itu yang berjalan keluar.

Naruto jadi teringat dulu waktun masih disekolah,ia memergoki gurunya sedang berbicara dengan ibunya sara lewat ponselnya. Lalu saat ia menatap gurunya,buru-buru gurunya mematikan ponselnya dan menyibukan diri dengan kertas yang ada dimajanya.

Mengingat itu,tangan Naruto mengepal keras,geram dengan tingkah gurunya itu. Lalu ia segera menyusul gurunya,neneknya pun mengikuti cucunya yang mengejar gurunya.

"Surat pernyataan itu palsu. Kenapa? Apa sensei takut dengan Ibunya Sara? Karena dia itu Kepala Komite Sekolah?" tanya Naruto dengan suara keras.

"A-aku akan memindahkanmu ke sekolah yang lain. Ini yang terbaik yang bisa aku lakukan." Kata guru itu,lalu membungkuk kepada nenknya Naruto.

"Terimakasih,sensei! Terimakasih!" seru nenknya Naruto juga membungkuk.

"Aku yang menyelamatkannya! Aku yang menjadi korban!" kata Naruto kesal.

"Ihh,aku tidak membesarkanmu untuk sering kekantor polisi!" seru neneknya Naruto kesal.

"Nenek tidak percaya padaku? Aku korban disini!" kata Naruto tidak terima.

"Aku tidak akan mengakuimu sebagai cucu kalau kau menginjakan kaki disini lagi." Ucap neneknya lalu pergi meninggalkan cucunya.

"Ohh,ohh.. My car!" seru wanita itu dari arah tempat parkir. Ia melihat banyak coretan dimana-mana,tempatnya dimobil kesayangannya.

"Siapa yang melakukan ini? Pembohong?! Apa ini? Bodoh? Wanita jahat? Siapa yang melakuakn ini? Siapa? Wanita jelek? Bagaimana bisa aku jelek? Siapa yang melakukan ini?!" teriak wanita itu menyebutkan satu-satu apa yang tertulis disana.

Nenek itu melihat Hinata sendirian dijalan dengan wajah penuh coretan. Ia ingat kalau Hinatalah yang mendukung Naruto tadi dikantor polisi. Akhirnya ia membawanya ikut pulang bersama Naruto.


Setelah sampai,Hinata didudukan disalah satu meja disana dan kebetulah kedai sangat sepi. Naruto duduk disampingnya,sementara dihadapannya ada Kiba yang sedang menyantap ramen pedasnya. Hinata yang melihatnyapun terus memperhatikan Kiba,dengan wajah penuh coretan gara-gara mengotori mobil wanita itu.

'Masukan kemulut. Kunyah. Kemudian telan. Oke!' batin Hinata melihat cara makan Kiba. Lalu ia mengambil sumpit yang tersedia dan memegangnya. Memegangnyapun saja tidak benar. Seperti memegang pensil. Lalu ia mencoba mengambil ramen dimangkuk Kiba,tapi tidak bisa.

"Hey! Ahh,benar-benar.." seru Naruto saat kuah ramen mengenai pipi tannya akibat kelakuakn Hinata.

"Apa kau melakukannya sengaja?" tanya Naruto kesal.

"Gomen." Kata Hinata.

Lalu sebelum Hinata melakukannya lagi,Naruto sudah menahannya dan mengganti sumpitnya dengan garpu. Lalu Hinata mengambil ramennya sedikit dan memasukannya kedalam mulutnya. Baru tiga kali kunyahan,wajah Hinata memerah.

"Ahh.. ahh… Apa ini?!" seru Hinata saat merasakan keanehan didalam mulutnya. Kiba dan Narutopun menatap aneh Hinata.

"Wahh,kau benar-benar mencari perhatian. Kau tidak bisa makan makanan pedas? Inilah kenapa kau makan ramen! Pedas!" kata Kiba lalu melanjutkan makannya.

"Karena pedas?" tanya Hinata bingung.

"Ini!" kata nenek menghampiri mereka dan duduk disebelah Kiba dihadapan Naruto sambil menyerahkan segelas air untuk Hinata dan Kiba.

"Berapa umurmu?" tanya nenek.

"Aku tidak pernah menghitungnya." Jawab Hinata setelah meminum airnya. Mereka bertigapun menatap bingung Hinata. Hinata yang sadar ditatapi aneh oleh mereka langsung memperbaiki jawabannya.

"Sama dengannya!" seru Hinata sambil menunjuk Naruto.

"Kau 18 tahun juga?" tanya nenek lagi memastikan.

"Ya,18." Seru Hinata.

"Apa kau bohong untuk menyembunyikan fakta bahwa kau lebih muda dari ku?" tanya Naruto bingung. Sementara Hinata hanya memberikan senyum polosnya. Tanpa sengaja tatapan Hinata tertuju pada pengumuman yang dipajang didinding.

[Dicari Karyawan]

Begitulah tulisannya.

"Aku akan melakukannya." Kata Hinata sambil menunjuk pengumuman itu.

"Kau punya pengalaman kerja?" tanya nenek.

"Hei,jangan berpikir untuk meminta-minta kepada kami. Kami hanya membiarkanmu menginap hanya untuk satu hari saja." Kata Naruto sambil menatap Hinata. Sementara Hinata hanya cemberut mendengar perkataan Naruto.

"Dimana keluargamu?" tanya nenek lagi.

"Kau tidak ingat?" tanya Naruto tidak mendengar jawaban dari Hinata dan Hinatapun mengangguk.

"Kau akan mengingatnya kalau sudah makan dan beristirahat. Kau menyelamatkan Naruto,jadi kau bisa tinggal selama yang kau mau!" seru nenek.

"Nenek!" seru Naruto tidak terima.

"Dia menyelamatkan hidupmu!" kata nenek sambil menatap Naruto.

"Kau bisa ganti baju dilantai tiga." Kata nenek.

"Arigato. Arigato gozaimashita." Jawab Hinata dengan sopan.

"Tak masalah." Jawab nenek dengan senyuman.

Malamnya,Naruto dan Kiba pergi ke sungai dekat rumahnya dengan motornya. Naruto sedang melemparkan batu kedanau. Sementara Kiba hanya duduk dimotor dengan menatap malas Naruto.

"Jadi kau benar-benar tidak terluka waktu kejadian itu?" tanya Kiba saat mendengar cerita dari Naruto.

Kiba adalah teman dekat Naruto waktu kecil. Walaupun saat ini mereka masih berteman dan Kiba sering membantu neneknya membantu melayani dikedainya. Walaupun teman dekat,tapi mereka disekolah yang berbeda.

"Hmm,bahkan mobilnya tidak rusak." Kata Naruto saat mengingat lagi kejadian tadi siang.

"Kapan kau akan pindah sekolah?" tanya Kiba mengalihkan pembicaraan.

"Datanglah kesekolahanku! Gadis-gadis disekolahku cantic-cantik!" kata Kiba bersemangat mempromosikan sekolahannya.

"Tidak ada yang bisa kulakukan. Hentikan!" teriak Naruto karena dari tadi Kiba mengarahkan lampu motornya tepat di mata Naruto.

"Berhentilah keras kepala dan pindahlah! Itu bisa melelahkan untuk jadi terkenal. Jadi jika kau mengajariku bagaimana menjadi terkenal,itu akan mengurangi bebanku.."

Kiba terus saja mengoceh,sementara Naruto yang tidak tahan karena silau langsung mendorong Kiba sampai jatuh dari motornya.

"Aawww! Aww!" Naruto langsung memakai helmnya dan menstrater motornya dan meninggalkan Kiba.

"Hey! Hey! Jangan pergi tanpa aku! Bantulah temanmu! Hey!" teriak Kiba.


Dikamar nenek

Terlihat nenek sedang duduk diata futonnya sambil menghitung uang hasil penjualan tadi. Sementara Hinata,sudah ganti pakaian memakai baju kemeja putih yang dimasukan kedalam rok sepertiga berwarna bitu dan kaos kaki putih semata kaki yang membungkus kaki kecilnya dari dinginnya malam. Hinata hanya melihat nenek yang sedang menghitung uang.

KRIIETT

Pintu terbuka menampilkan Naruto yang sudah selesai mandi. Setelah itu,ia langsung duduk disamping neneknya.

"Nenek sudah menghasilkan banyak uang!" seru Naruto.

"Kenapa? Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya nenek sambil terus menghitung uang.

"Heyy!" seru nenek saat melihat Naruto ingin memegang uang itu.

"Kenapa kau malah menyentuh uang yang kotor setelah mandi?"

"Kau selalu menyebutnya uang kotor,tapi ini barang favoritmu!"

"Kalau kau sudah tua sepertiku,uang adalah sumber energy terbesar!"

"Ahh,ini adalah hadiah ulang tahun mu." Kata nenek sambil menyerahkan sebuah kotak yang lumayan besar kepada Naruto.

"Apa ayah yang mengirimnya?" tanya Naruto.

"Ayahmu itu tidak punya kepekaan. Bagaimana bisa dia mengirimkan sepatu ukuran yang sama setiap tahun." Seru nenek. Lalu Naruto melihat isinya dan benar! Sepasang sepatu berwarna putih yang tersusun rapi disana.

"Suruh dia mengirimkan uang seperti ibu."

"Itu untuk mu!" kata Naruto lalu menyerahkan kotak itu pada Hinata.

"Benarkah? Arigato!" seru Hinata,lalu melihat-lihat sepatu baru yang telah menjadi miliknya.

"Ayahmu mengirimkannya dari Amerika. Lalu dimana ibumu?" tanya Hinata dengan polos. Nenek dan Naruto pun hanya menatap Hinata kaget.

"Ibumu tidak tinggal disini?" tanya Hinata lagi.

"Kau pasti lelah. Pergilah tidur." Kata nenek mengalihkan pertanyaan Hinata.

"Aku tidak akan pindah sekolah. Aku akan tetap disana." Kata Naruto lalu berdiri menuju kepintu. Saat melihat Naruto berdiri,Hinata menyusul Naruto sambil membawa bantalnya. Naruto yang melihatnya langsung berhenti dan memandang Hinata.

"Apa kau akan tidur bersamaku?" tanya Naruto.

"Kenapa? Tidak boleh? Mereka selalu tidur bersama di dorama." Kata Hinata dengan polos.

"Tidakkah kau pikir apa yang telah kau katakana sungguh berbahaya? Lalu apa yang terjadi selanjutnya?"

"Ehmm,gelap!"

"Kau harus lebih memperhatikannya ketika kau menonton dorama! Tidur yang nyenyak,Nek!" kata Naruto lalu keluar dari kamar neneknya.

"Hey!" seru Nenek menghentikan Hinata yang akan menyusul Naruto. Langsung saja Hinata menatap nenek sambil memeluk bantalnya.

"Kau jangan lagi mengatakan soal ibunya didepannya lagi. Jika kau mengatakan soal ibunya lagi,kau akan diusir dari sini. Mengerti?"

"Kenapa?" tanya Hinata. Lalu saat Hinata melihat nenek memberi pandangan menyeramkan Kearah Hinata,ia hanya bisa menurut.

"Ha'i~~"


Setibanya Naruto dikamarnya,ia langsung menuju ke meja belajarnya didekat kasurnya. Interior kamarnya Naruto mencerminkan kalau Naruto sangat suka dengan mainan robot-robotan dan tokoh superhero. Terbukti jika ada berbagai macam robot di disamping meja belajarnya yang diletakan disebuah tempat sendiri.

Langsung saja ia mengambil kotak berwarna biru dan menyimpan uangnya disana yang ia minta dari nenek tadi pagi. Setelah itu,ia menyimpannya kembali ditempatnya semula dan mengambil satu butir permen karet di dalam toples dan tiduran dikasurnya sambil memegang kalung yang ada dilehernya

"Dimana ibuku sekarang?" gumam Naruto. Gara-gara Hinata berbicara tentang Ibunya,ia jadi rindu ibunya. Lalu ia meniup permen karetnya dan menjadi seperti balon kecil,namun tidak bertahan lama sehingga balon kecil itu meletus.

KRINGG.. KRINGG.. KRINGGG

Ponsel Naruto bordering dan menampilkan nama Sara disana.


Hinata bosan dikamar terus akhirnya ia berjalan-jalan kebawah,tapatnya ke kedai. Lalu ia melihat kulkas kecil yang didalamnya terdapat berbagai macam minuman disana. Hinata yang penasaran langsung membuka kulkas,mengambil salah satu minuman kaleng disana dan meminumnya.

KREEKK

GLEKK

"Ahh.. tidak enak~" kata Hinata saat mencoba minumannya. Lalu ia ambil lagi kaleng yang lain.

KREEKK

GLEKK

"Ahh,ini enak~" kata Hinata sambil tersenyum saat minumannya yang ia ambil kali ini enak rasanya. Lalu dengan semangat ia kembali mencoba minuman yang lain.

KREEKK

GLEKK

"Ahh.. ini menyengat!" seru Hinata saat tenggorokannya terasa perih saat minum minumannya barusan.

KRIIETT

Pintu terbuka menampilkan Naruto yang sedang memakai jaket jeansnya. Lalu Hinata menatap Naruto bingung.

"Huuuwaa! Kau mengagetkanku!" seru Naruto kaget saat melihat Hinata didepan kulkas. Hinatapun hanya tersenyum kecil. Lalu ia bingung menatap kepergian Naruto.


Naruto keluar untuk bertemu dengan Sara didekat rumahnya Naruto. Naruto menemukannya disalah satu bangku disana. Langsung saja Naruto duduk disalah satu bangku didekat bangkunya Sara.

"Gomen." Kata Sara pelan.

"Jangan melihatku lagi. Aku tidak ingin dipaksa keluar. Tapi tolong jangan bunuh dirimu tak peduli seberapa sulitnya itu." Kata Naruto lalu pergi meninggalkan Sara. Sara yang melihat Naruto pergi langsung berdiri dan memegang tangan Naruto supaya berhenti.

"Ini terjadi karena kau mencoba menyelamatkanku. Jadi kita bisa mendiskusikannya dengan ibuku.."

"Kau ingin aku mengemis?" tanya Naruto lalu berbalik,tanpa sengaja ia melihat Hinata dibalik pohon yang sedang pura-pura olahraga.

"Aku tidak bisa membiarkanmu dipindahkan. Akan aku hentikan bagaimanapun itu. Aku akan menghentikannya!" kata Sara sambil memeluk Naruto dari belakang. Sementara Naruto terus memperhatikan Hinata yang diam-diam mengintip itu.

"Jadi kepindahanku tergantung keputusan kau dan ibumu?"

"Kau tidak akan dipindahkan kalau kau pergi denganku. Percayalah padaku." Kata Sara.

Lalu saat Sara memeluk Naruto,Naruto mengisyaratkan Hinata untuk mendekat. Sementara Hinata yang ditunjuk bingung,ia menoleh kekanan-kekiri tidak menemukan siapapun,lalu saat ia yakin bahwa dirinyalah yang ditunjuk langsung menghampiri mereka.

"Maaf,tapi aku harus pergi. Kekasihku ada disini." Kata Naruto lalu melepaskan tangan Sara dari tubuhnya dan menghampiri Hinata. Sara yang melihat Naruto dan Hinatapun hanya bisa mengeluh dalam hati.

"Kau jangan keluar larut malam begini." Kata Naruto berpura-pura menjadi pacarnya Hinata,lalu ia membuka jaketnya dan memasangkannya di tubuh Hinata.

"A-apa? A-apa ini?" tanya Sara tidak percaya.

"Ayo pergi. Sudah malam." Ajak Naruto lalu berbalik berjalan menjauhi Sara.

"Uzumaki Naruto!" teriak Sara.

"Jangan menengok,berjalanlah!" bisik Naruto saat Hinata hendak berbalik namun ia cegah.

"Hey! Kau jahat!" teriak Sara sambil menatap kepergian Naruto dan Hinata.


Setelah agak jauh dari tempat Sara,Naruto kembali dengan normal dan memakai kembali jaketnya. Saat berjalan,Naruto melihat Hinata yang berjalan dengan aneh.

"Kikuk sekali kau." Kata Naruto saat melihat sepatu yang ia berikan tadi dipakai Hinata tanpa diikat dulu. Lalu Naruto berjongkok dihadapan Hinata dan mengikat tali sepatunya.

"Woww,kau benar-benar pandai dalam hal ini. Aku idak bisa melakukannya." Puji Hinata saat melihat Naruto dengan telaten mengikat sepatunya. Lalu saat sepatu sebelah kiri sudah selesai,Hinata memberikan sepatu kanannya untuk diikat juga. Sepatu itu melekat sempurna dikaki kecilnya Hinata.

"Ketika kau bilang kau kekasihku.."

"Tak apa-apa. Aku sering menontonnya di dorama! Itu menyenangkan!" seru Hinata senang. Mau tidak mau,Naruto ikut tersenyum mendengar perkataan Hinata.

"Aku bukan teman priamu,jadi aku akan menjadi teman wanitamu! Kuasa aku tidak salah sama sekali!" kata Hinata lagi sambil tersenyum senang.

"Akan lebih mudah jika kau itu laki-laki!" jawab Naruto saat selesai mengikat tali sepatunya. Lalu berjalan beriringan menuruni tangga dijembatan.

"Apa kau benar-benar tidak pindah? Apa itu hal yang buruk?" tanya Hinata saat ia mendengar pembicaraannya Naruto dan Sara tadi.

"Kurasa itu hal yang buruk."kata Hinata lagi saat Naruto tidak menjawab pertanyaannya dengan menyesal.

"Itu bukan hal yang buruk. Hanya tentang menghilangkan kenangan." Kata Naruto lalu mereka lanjut berjalan.

"Menghilangkan kenangan? Lalu itu hal yang buruk!" seru Hinata.

"Ada beberapa kenangan yang ingin aku hapus juga."

"Hilang.. Menghapus.. Rumit sekali! Manusia itu rumit." Kata Hinata membuat Naruto berhenti dan menoleh kearah Hinata.

"Kau berbicara seperti bukan manusia saja." Kata Naruto lalu memandang langit malam yang penuh dengan bintang. Hinatapun juga ikut memandang kelangit.

"Kapan aku bisa kembali? Aku ragu jika aku bisa kembali." Kata Hinata.

"Hey! Disini!" teriak Hinata sambil melambaikan tangannya kelangit. Seakan akan ada malaikat yang akan mencarinya. Melihat Hinata,Naruto juga ikut-ikutan.

"Aku juga disini!" teriak Naruto. Merekapun saling berpandangan sambil tersenyum.

"Siapa yang kau ajak bicara?" tanya Naruto mengingat kembali saat Hinata berbicara sendiri waktu dirumah sakit.

"Hmm.." Hinata hanya tersenyum menjawab pertanyaan Naruto.

"Dasar gadis gila." Kata Naruto sambil melanjutkan kembali perjalanannya. Namun Hinata tidak tersinggung sama sekali.

.

.

.

.

TBC


Hai,hai...

kembali lagi di fic ku. hehe..

semoga kalian suka ya..

bye-bye.. .

Review?