Chapter 01

Island of Truth

Begin of Truth

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Sci-fi, Romance

Pagi yang cerah di daerah perkotaan Konohagakure, meskipun matahari masih sedikit mengintip di ufuk timur, tetapi langit sudah tampak begitu biru dengan serabut putih yang tampak jauh di atas sana. Dingin, mungkin itulah yang dirasakan oleh seorang pemuda berambut raven yang sekarang sedang berjalan di trotoar jalan utama yang masih sangat sepi.

Bibir pemuda tersebut tampak bergetar kebiruan. Tangannya terlipat di depan dadanya dengan jaket abu-abu cerah yang juga menyembunyikan helaian raven yang tampak kusut dengan style emo yang selalu menjadi ciri khasnya. Wajah putihnya tampak pucat dengan noda lingkar hitam yang melingkari bagian bawah matanya. Biji onyx itu tampak menatap kosong kedepan dengan tampang yang waspada sehingga terkesan seperti dia memaksa matanya untuk tetap terbuka lebar.

Itulah Sasuke, Uchiha Sasuke, seorang pemuda yang sudah hidup sebatang kara di sebuah apartemen murahan yang berada di dekat Universitas Konohagakure. Mahasiswa yang satu ini bertahan hidup dengan gajinya yang cukup tinggi berkat kerja sambilannya di sebuah perusahaan security. Meskipun hal itu benar-benar harus dibayar mahal dengan hilangnya waktu oleh kerja dan kuliah di jurusan ilmu komputer Universitas Konohagakure. Sehingga bisa dilihat dengan tampilannya yang kusut dan tampak kurang tidur tersebut.

Bocah tersebut menghentikan langkahnya di depan sebuah bangunan tinggi di pusat sebuah lintasan berbentuk lingkaran untuk jalur putar kendaraan. Dia pun menoleh ke arah bangunan tersebut untuk menemukan seorang gadis pirang berambut panjang yang sedang duduk sambil memainkan hapenya. Sinar matahari tampak menyinari gadis tersebut dari arah kanannya sehingga kulit wajah putihnya tampak sedikit bercahaya.

Gadis tersebut nampaknya menyadari kehadiran Sasuke sehingga dia mengalihkan biji aquamarine miliknya ke arah Sasuke yang tampak sedikit tersenyum, meskipun yang keluar adalah senyuman lemah. Gadis tersebut tampak memejamkan matanya dengan ekspresi kesal sambil menggenggam hape yang sejak tadi ada di tangan kanannya dan mulai berbicara pada Sasuke.

"Ada apa kau mengajakku kemari? Selain itu, kenapa harus Minggu pagi sih?" Tanya gadis tersebut dengan nada kesal. Gadis tersebut bernama Ino, Yamanaka Ino. Seorang gadis cantik bak boneka barbie yang merupakan putri dari seorang pemilik toko bunga yang paling terkenal di Konohagakure. Tak heran jika kecantikan dan keanggunannya juga menyerbak diantara para mahasiswa bagai bunga yang menyebarkan aroma wanginya.

"Aku sudah bilang ga papa kalo kamu sedang sibuk" Kata Sasuke sambil mengangkat bahunya dan melihat ke arah lain dengan ekspresi gugup. Ino tampak memutar matanya sambil melihat kearah jam tangan yang sudah terpasang secara menawan di tangan kanannya.

"Mana telat lagi" Gumamnya tanpa terdengar oleh Sasuke. Sasuke pun berjalan mendekati Ino sebelum akhirnya duduk di sebelahnya, meskipun agak jauhan dikit sih. Tangan kanannya tampak sedikit meremas tangan kirinya dengan gemas menunjukkan betapa gugupnya dia ketika sedang duduk di sebelah gadis yang sudah terkenal di kelasnya tersebut. Yah...! Sasuke dan Ino memang sekelas sih, jadi tak heran kalo mereka berdua sudah saling kenal.

"Terus kita disini ngapain?" Tanya Ino frustasi ketika melihat Sasuke yang masih duduk dengan wajah gugup di sebelahnya. Sasuke hanya memandang gadis tersebut dengan matanya yang tampak sangat kelelahan sekali dan akhirnya bergerak sedikit mendekat ke arah Ino dengan ekspresi kegugupan yang terlihat jelas di wajahnya.

Teng...! Teng...! Teng...!

Bersamaan dengan bunyi lonceng dari jam yang berada di gedung di belakangnya, cowok berambut raven itu melepaskan tudung jaketnya. Rambut emo itu tampak sedikit berkilau tertimpa cahaya matahari pagi yang masih segar. Helaian raven itu masih tampak basah dengan tetesan air yang masih berkumpul di ujungnya, meskipun wajah pria yang memilikinya masih tampak kusut. Sasuke sekarang tampak sedang berlutut di depan Ino sambil membawa sekuntum bunga dan menyerahkannya kepada gadis pirang tersebut.

"Ino, aku menyukaimu. Maukah kau jadi pacarku?"

Dengan background menara jam yang sedang berbunyi, Sasuke dengan lancar mengatakan hal tersebut di depan Ino. Meskipun nadanya masih,tetap gugup seperti orang kedinginan. Mulut Ino tampak terbuka mendengar ucapan Sasuke yang tidak disangkanya sebelum akhirnya dia menutupnya kembali.

"Hah...! Hahahahah, Sasuke, jangan bercanda deh, kita kan teman" Kata Ino dengan ekspresi gugup sambil mengalihkan pandangannya dari Sasuke yang saat itu masih berlutut dan memandanginya dengan tatapan tajam onyx miliknya. Bocah berambut raven itu masih tidak bergerak menatap Ino dengan posisi yang masih berlutut. Ino pun menghela nafas sejenak melihat tingkah Sasuke yang nampaknya memang tidak bercanda.

"Terima kasih deh, kamu memang yang terbaik kok Sasuke. Tapi, mungkin kita temenan aja deh ya? Soalnya kita kan juga masih kuliah nih, dan aku mau serius untuk semester depan jad..." Ino pun mulai menjelaskan sesuatu ketika melihat Sasuke yang tidak mengubah arah pandangannya tersebut, Bibir Sasuke pun menyunggingkan seulas senyuman kecil sebelum akhirnya dia berdiri dan kemudian membuang bunganya tadi entah kemana. Dia pun berjalan menjauhi Ino yang masih duduk di bangku tersebut.

"Ah...! Mungkin ada baiknya juga kalo kamu jujur saja" Kata Sasuke ketika dia sudah berada agak jauh dari Ino dan melambaikan tangannya tanpa menoleh ke arah gadis tersebut. Dia pun merogoh sakunya untuk mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dan kemudian menuliskan sesuatu di buku catatan tersebut.

We're Definitely Give Up

-0-

Sasuke's POV

Kubuka pintu apartemenku kecilku dan kemudian masuk setelah mengunci pintunya. Aroma apartemen berantakan merasuk begitu saja melewati hidungku. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengan aroma seperti ini, aku jadi bener-bener gak terganggu dengan aroma yang 'kata' temen sekelasku berbau tak sedap ini.

Apartemenku hanya apartemen kecil yang hanya memuat satu kamar tidur dan satu kamar kecil. Aku biasanya menerima tamu di ruang tengah yang cukup luas dan terlihat sederhana dan bersih. Tikar dengan warna hijau polos tampak terbentang dengan rapi di tengah ruangan disertai beberapa cemilan yang biasanya kugunakan untuk menjamu tamu. Terlihat bersih bukan? Tapi jangan kaget bila kamu membuka pintu yang cukup besar yang lurus dengan pintu masuk tadi.

Sebuah gunungan pakaian kotor telah menumpuk di ranjang ukuran sedang milikku. Karena aku tidur sendiri, maka biasanya aku menumpuk pakaian kotor di setengah bagian ranjangku sementara aku tidur di setengah sisanya. Bukannya aku mau menumpuk gitu sih, tapi lagi males aja kalo mau udah waktunya untuk laundry minggu ini. Aku pun melepaskan jaket abu-abu cerah milikku dan langsung melemparkannya ke arah tumpukan pakaian tersebut dan kemudian menghadap ke arah tiga layar monitor. Oke, aku punya tiga layar monitor untuk tiga PC. Kenapa? Karena hobiku adalah hacking.

Yups...! Aku bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan security untuk memenuhi kebutuhan hidupku yang sekarang tidak ada siapapun di dalamnya kecuali satu orang. Yaitu aku. Selain itu, aku juga seorang mahasiswa di Universitas Konohagakure jurusan ilmu komputer.

Sepulangnya dari kerja biasanya aku langsung melampiaskan hobiku pada hacking dengan mencari banyak informasi dari web. Entah itu carding, web hacking, dan lain sebagainya. Tetapi ini hanya sebatas hobi aja kok. Meskipun sekarang aku sudah punya akses ke banyak sekali kartu kredit orang, tetapi aku tidak pernah sekalipun untuk menggunakan kartu tersebut.

Setiap malam aku pasti dapet setidaknya satu korban untuk kemudian aku arsipkan kedalam koleksi korban milikku dengan menyimpan datanya kedalam CD arsip.

Haha...! Aneh bukan, Ketika pagi aku menjadi mahasiswa yang membantu untuk merancang software, siangnya membantu mengamankan software, dan malamnya aku harus merusak software. Terkadang hidup ini lucu ya.

Layar komputerku sekarang sedang menunjukkan sebuah layar scanning untuk melihat apakah ada korban yang bisa aku jaring. Aku menggunakan sebuah service provider yang cukup terkenal untuk mendapatkan akses internet dan biasanya aku menggunakan google untuk melihat apakah ada yang punya kelemahan. Tapi untuk sekarang...

Aku udah punya target sendiri kali ini.

Yamanaka Ino. Cewek cakep yang satu ini merupakan temen sekelasku. Memang masih beberapa bulan sekelas sih, tapi apa salahnya kalo aku suka sama dia kan? Oke, oke, Tadi pagi aku sudah ditolak oleh dia. Apa masalahnya? Toh aku bukan siapa-siapa kan. Aku hanya seekor hacker autis yang juga merangkap sebagai seorang polisi cyber dan mahasiswa yang juga autis. Nah, dia? Dia anak dari seorang penjual bunga terbesar di Konohagakure. Bayangin aja, gimana aku bisa dapetin dia? Tidak mungkin bukan?

Terus kenapa aku mau target Ino untuk hacking hari inii. Yah...! Aku gak bisa dengan jelas menyebutkan alasannya sih, tapi aku akan melakukannya. Aku pun membuka web jejaring sosial paling terkenal saat ini, facebook, dan kemudian mencari nama Yamanaka Ino di search bar. Tampak sebuah facebook dimana foto seorang cewek pirang cakep layaknya barbie sedang berpose diatas sebuah sepeda motor keluaran terbaru. Haduh...! Udah cakep, tjajir pula.

Bagi kalian yang gak tahu, hacking itu bukan masalah teknis aja. Mungkin apabila kalian mau membobol security bank, website organisasi, atau buat spyware, kalian harus menggunakan bahasa pemrograman dan hal teknis yang sangat rumit. Tetapi, untuk membobol sebuah akun personal (kayak akun facebook ini) kalian hanya perlu memperhatikan gerak-gerik penggunanya.

Manusia, apalagi orang yang sudah tua, cenderung menggunakan password yang mudah diingat oleh mereka. Entah itu password random, tanggal lahir, nama pacar, tanggal jadian dll. Maka dari itu, meskipun aku seorang hacking yang autis, tapi mataku sudah benar-benar terlatih untuk membaca gerakan orang dan sedikit dari kepribadiannya. Hal ini juga penting untuk teknik hacking yang disebut dengan social engineering.

Aku sudah menyiapkan list password yang 'mungkin' akan digunakan oleh Ino, mulai dari tanggal lahir, nama peliharaan, aktor favorit dll. Sekarang yang perlu aku lakukan adalah mencoba password tersebut satu per satu. Aku sudah membuat program otomatis yang akan mengambil list password tersebut dan login, jadi sekarang aku tinggal menuggu hasil yang keluar saja.

"Sepertinya cukup lama, ngopi dulu ah" Gumamku pelan sambil berjalan menuju ke sebuah rak kecil yang berada di samping tempat tidurku. Rak itu adalah tempat aku menyimpan bajku yang masih bersih. Diatasnya, berjejer lampu tidur, printer dan juga mesin pembuat kopi. Aku pun keluar dari kamar menuju dapur yang hanya kubatasi dengan sekat triplek dari ruang tengah ku.

Dapurku juga sederhana, hanya ada wastafel yang memanjang yang berisi kompor gas dengan beberapa peralatan masak yang kugantung di dinding. Sementara itu, di tepi ruangan ada rak yang berisi peralatan makan yang sudah tersusun rapi. Aku pun mengambil cangkir kopi dari rak tersebut dan kemudian bergegas kembali menuju kamarku.

Sesampainya di kamar, aku langsung berjalan menuju ke arah mesin kopi dan menuangkan kopinya kedalam cangkir yang kubawa. Aroma kopi tampak tercium dari kepulan uap air yang mendidih tersebut dan tampaknya hanya dengan aroma tersebut aku sudah merasakan semangat seorang pecandu kafein. Aku pun berjalan menuju ke arah komputerku untuk melihat apakah proses yang tadi sudah selesai.

"Hmm...! Sudah kuduga. Meskipun dia anak IT, tapi dia masih belum tahu seni password" Kataku ketika melihat halaman facebook Ino yang sudah login. Di pojok kanan atas, tampak sekali ada banyak sekali notifikasi yang menumpuk. Seperti yang kuduga dari gadis populer anak dari pengusaha bunga paling terkenal di Konohagakure.

99+ permintaan pertemanan, 99+ notifikasi. Eh...! Tapi kenapa dia gak begitu punya banyak pesan ya? Hanya 13 pesan disini. Mungkin dia baru saja membuka pesan dari temannya beberapa saat yang lalu. Aku pun iseng membuka pesan dari Ino dan membaca beberapa pesan.

Mataku terpaku pada sebuah pesan yang dia kirim satu jam yang lalu kepada seseorang yang bernama Sakura. Tanganku tiba-tiba saja bergetar membaca baris per baris dari pesan tersebut, onyxku membuka lebar dan pupilku bergerak tak beraturan.

Ih...! Ogah banget deh. Mending kalo dia tajir, orang ke kampus aja biasanya jalan kaki, kalo sampe kampus udah bau keringet pula. Selain itu, tampilannya juga rusuh banget, kaya orang yang tidur di jalanan gitu. Dan pakaiannta itu loh, kayanya dia hanya ganti sebulan sekali deh XD

"Tidak...! Tidak...!" Tidaaaakkkkkk...!" Teriakku dengan tangan gemetar, Jantungku terpacu hebat membaca baris percakapan yang Ino lakukan dengan Sakura. Dia membicarakanku dibelakang, bukan sikap manis yang biasa diperlihatkan kepadaku ketika aku membantunya dalam kuliah. Apakah sebegitu buruknya diriku dimatanya?

Tidak...! Jangan lagi, kepalaku terasa pening, mataku berkunang-kunang. Dengan tangan bergetar, aku pun menutup jendela facebook tersebut dan berlari seperti orang gila ke sudut ruangan. Memeluk kedua kakiku dengan erat sampai-sampai kedua tanganku bergetar. Bibirku mulai menjadi biru dan bergetar seperti orang kedinginan.

Tidak, aku tidak mau seperti itu lagi. Aku adalah seorang pecandu morphin. Setelah kepergian kakakku yang merupakan satu-satunya orang yang merawatku hingga aku bisa bekerja sendiri, aku menjadi seorang yang depresi dan mulai melarikan diri mencandui narkoba. Benar-benar enak rasanya melihat stressmu tiba-tiba menghilang ketika kamu menghisap morphin.

Sebenarnya morphin itu adalah sejenis obat penenang, sehingga dia tidak berbahaya, apabila di gunakan dengan dosis yang tepat dan tidak mencandui orang sehingga aku bisa lepas dengan mudah dari kecanduan morphin. Tapi, kali ini mungkin aku tidak punya pilihan lain.

Setelah kakakku meninggal, aku berusaha untuk mencari seseorang yang bisa menemani hidupku yang sendiri ini sehingga aku tidak harus selalu memeluk kakiku dan menangis dalam kesendirian sebelum akhirnya menegak obat haram tersebut. Tetapi, begitu aku mengetahui kalo ternyata orang itu membicarakan kejelekanku di belakangku, aku benar-benar depresi dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dunia sungguh kejam kepada orang sepertiku.

Aku pun tetap dalam posisi seperti itu selama beberapa menit sambil menangis dalam kesendirian menatap layar komputerku yang berada di sisi lain ruangan dengan tatapan kosong.

Tit...!

"Eh...!' Gumamku mendongak melihat kearah layar komputer yang tiba-tiba saja berubah menjadi layar hitam dengan tulisan hijau terang. Aku pun bergegas menuju ke depan komputerku dan membaca tulisan tersebut dengan seksama. Aku ikut beberapa komunitas hacking di deep web dan biasanya notifikasi itu sudah terjadwal akan muncul sejak aku pulang kerja sampai aku mematikan komputernya. Tapi, karena tadi aku sedang fokus dengan facebook milik Ino, jadi aku matikan notifikasi tersebut. Dan saat ini, sebuah suara notifikasi terdengar, jadi pasti ada hal penting.

Apakah ada yang melacak komunitasku?

Aku pun membaca pesan dari rekan sesama hackerku yang masuk notifikasi tadi.

Apakah anda mengharapkan ada seseorang yang akan menghilang dari dunia ini? (Y/N)

Dahiku mengkerut membaca tulisan tersebut. Apa ini? Ah...! Palingan juga cuman troll orang biasa. Aku pun mengabaikannya dan...

"Mungkin bisa dicoba" Sahutku sambil mengetikkan huruf Y pada pertanyaan tersebut. Sebuah tulisan muncul kembali dan kali ini.

Tuliskan nama orang yang anda harap akan menghilang dari dunia ini

Aku tidak perlu memikirkan apapun kali ini. We're definitely give up. Aku pun dengan cepat mengetikkan nama cewek yang tadi pagi menolakku dan menghinaku di belakangnya.

Aku benar-benar mengharapkan dia menghilang dari dunia ini. Tidak ada harapan lagi untukku. DIa hanya akan membuatku semakin depresi dan melarikan diri menuju morphin kembali, dan untuk saat ini aku masih belum mampu untuk membeli morphin sendiri. Kuharap dia menghilang dan kemudian tuhan memberikanku cewek yang lebih pengertian lagi.

Thank you for your participation...

"Eh...! Kok ini titiknya masih kedip-kedip" Gumamku sedikit curiga. Dan beberapa saat kemudian aku pun sadar. Dia sedang mengakses lokasi milikku. Tanpa basa-basi lagi aku pun langsung berlari menuju luar ruangan dan mematikan sekering listrik. Aku tidak mau mengambil resiko untuk yang satu ini.

Setelah selesai dengan sekering, aku langsung mengambil router milik provider internet yang menyediakan internet milikku dan kemudian langsung menekan tombol reset. Setelah itu aku pun masuk kedalam kamar dan mengobok-obok daleman CPU milikku setelah menyahut senter yang berada di rak pakaianku. Aku pun melepaskan hardisk khusus cache milikku dan kemudian mencucinya dengan menggunakan larutan garam aluminium sebelum melepas piringan hardisknya.

Format cache saja mungkin tidak cukup untuk menghilangan jejak, jadi aku bermaksud untuk menghancurkan data milikku secara fisik. Moga-moga aja setelah dicuci dengan asam klorida nanti hardisku masih bisa bekerja secara normal. Setelah itu aku pun menaruh CD arsip semua akun hasil bajakanku ke dalam tempat dimana aku bisa langsung menghancurkannya tanpa meninggalkan barang bukti. Hal ini akan gawat apabila aku meninggalkan barang bukti bahkan 1 KB sekalipun.

Setelah selesai melenyapkan semuanya. Aku pun membaringkan tubuhku diatas ranjang sambil mendesah lega.

"Kalo aku tertidur dan sekering sedang putus, mungkin mereka semua tidak akan mencurigaiku"

End of Sasuke's POV

-0-

Byurr...! Byurrr...!

Suara deburan ombak terdengar sangat merdu di sebuah pantai yang masih indah, sepi, dan jauh dari jangkauan manusia. Tapi sayang sekali, pantai tersebut memiliki pesisir yang terjal sehingga tidak begitu cocok untuk dijadikan sebuah objek wisata meskipun pemandangan disana sangat menawan. Tapi, mungkin pantai tersebut bisa digunakan untuk beberapa tujuan lainnya.

Jika kita menyusuri garis pantai yang terjal tersebut dan melewati tebing tinggi, maka akan tampak garis pantai yang sedikit landai dengan pasir putih yang cukup menawan dan juga...

Tampak tiga belas orang sedang berbaring dengan wajah yang damai diatas pasir tersebut. Rupanya mereka belum lama ini berbaring karena kulit mereka masih sedikit pucat dan belum tersentuh oleh matahari. Apakah mereka masih bangun sekarang?

Tiba-tiba saja, secara serentak, seperti tersengat oleh aliran listrik yang kuat, mereka semua langsung duduk dan membuka mata mereka secara bersamaan. Ke tiga belas pasang mata itu tampak menatap ke arah sekelilingnya dengan tatapan heran sembari melindungi mata mereka dari sengatan matahari menggunakan tangan mereka. Diantara ketiga belas orang itu, tampak seorang pemuda dengan onyx yang sekarang tengah menatap tajam ke arah sekelilingnya sambil memijit-mijit dahinya.

"Bagaimana aku bisa disini? Bukankah aku tidur di rumah dengan sekering yang sudah mati? Selain itu, ada yang aneh dengan pulau ini" Hidung pemuda tersebut kembang kempis sembari berpikir tentang apa yang terjadi dengan tidur indah di apartemen kecilnya. Yap...! Pemuda itu adalah Sasuke yang sekarang sedang mencoba untuk memahami kejadian apa yang menimpa dirinya. Beberapa saat kemudian biji onyxnya membulat mengingat apa yang dilakukannya tadi malam.

"Jangan bilang kalo seseorang menculikku setelah mengetahui lokasiku tadi malam. Sial...! Padahal aku sudah bersusah payah untuk melenyapkan semua bukti" Batin Sasuke merutuki dirinya sendiri. Dia pun menoleh ke sebelah kirinya dimana ada enam orang dengan keadaan linglung dan hampir sama dengannya. Begitu juga sisi sebelah kanannya. Apakah mereka juga melakukan hal yang sama dengan Sasuke? Mencoba untuk menghilangkan seseorang dari dunia.

"Jika begitu, artinya ini cuma perangkap. Dasar bodoh" Batin Sasuke sambil sedikit tersenyum sinis menertawakan kebodohan dunia. Beberapa saat kemudian terdengar sebuah suara.

"Selamat datang, tamu yang terhormat"

TBC

Huah….! Gak tahan author gabut mulu di kost, jadi author mau coba bikin lagi. Kali ini mungkin author akan coba untuk lebih focus dengan detail agar para reader bisa memvisualisasikan apa yang author pikirkan.

Hmmm…! Tapi, kayaknya author gak bisa meninggalkan POV orang pertama deh, karena kebanyakan tokoh utama dalam story ini pendiem, jadi gak banyak dialognya. Untuk story ini juga nampaknya masih akan jadi pendiem, jadi kemungkinan author juga akan banyak menggunakan POV orang pertama.

Oke, anyway. Jika ada yang mau ngasih saran, jangan lupa review ya XD.

Happy Read