My Lovely Anti-fan

.

.

By

Jlee96

Cast

Lee Jihoon

Kwon Soonyoung

.

.

.

Chapter 1

I don't know you

.

.

Seorang pemuda dengan surai kecoklatan terlihat tengah serius mencatat setiap kata yang dilontarkan gurunya. Sejarah Korea. Pelajaran terakhir di hari Senin yang membosankan ini. Sebagian murid bahkan sudah berkeliaran di alam mimpi yang akan lebih sayang jika dilewati begitu saja.

Tetapi tidak untuk Jihoon. Pemuda berperawakan mungil ini tetap serius mengikuti pelajaran walau hawa disekitarnya sudah seperti berada dikuburan. Jihoon memang tidak termasuk murid pintar disekolahnya, dia hanya murid rajin yang tidak ingin nilainya berwarna merah begitu saja.

"Sstt.. Jihoon"

Pemuda bersurai hitam kelam yang berada disampingnya mulai berbisik. Tetapi pemuda mungil itu tak memberikan respon apapun. Mengacuhkannya. Tentu saja, itu adalah sifat Jihoon yang paling utama.

"Hey kau harus mendengarkanku"

"..."

Masih sama. Tidak menjawab, tidak menoleh, bahkan tidak melirik sedikitpun pada teman sebangkunya.

"Menyebalkan"

Pada akhirnya pemuda itu hanya memajukan bibirnya tanda merajuk. Kesal dengan sifat cuek Jihoon yang tidak menanggapinya. Ya walaupun dia sudah kebal, tetapi tetap saja.

Lima belas menit kemudian bel berbunyi. Saat itu juga para makhluk yang tertidur damai, terbangun dan sangat bersemangat. Membereskan barang masing-masing dan bersiap. Menunggu arahan ketua kelas untuk meninggalkan kelas.

"Wonwoo"

"..."

Kini Jihoon tengah menatap pemuda disampingnya. Tetapi yang ditatap justru mendiamkannya. Bagai terserang deja'vu, Jihoon menghela nafasnya.

"Kau marah heh?"

"..."

"Aigoo kau marah karena masalah sepele itu?"

"Itu bukan masalah sepele tahu"

"Terserah. Lagipula tadi kan masih jam pelajaran, dilarang untuk mengobrol Wonwoo"

"Aku tidak mau tahu. Aku tetap marah padamu"

Jihoon tak habis pikir dengan Wonwoo. Sahabatnya yang satu ini benar-benar membuatnya bingung. Mencoba berpikir bagaimana caranya agar sahabatnya itu tidak marah lagi padanya. Mengusap wajahnya kasar dan menatap kearah Wonwoo.

"Apa maumu?"

"Tidak"

"Cepat katakan padaku Jeon Wonwoo. Apa maumu? Aku tidak ingin kau terus-terusan merajuk seperti itu. Kau tahu? itu menyusahkanku"

Seketika senyum Wonwoo muncul. Memekik senang dan langsung memeluk tubuh mungil Jihoon. Berulang kali mengucapkan kata-kata senang dengan kencang ditelinga Jihoon.

"Le- pashh.. Won. She..sakhhh"

"Ah maafkan aku hehe. Aku terlalu senang"

"Ya"

"Nah aku ingin kau ikut denganku. Tentu saja kau tidak harus membuang uangmu dan hanya menemaniku saja. Ah satu lagi. Tidak ada penolakan titik"

"Aku hanya menemanimu saja kan?"

"Yep. Hari sabtu besok jam tiga sore dan aku akan menjemputmu"

"Mau kemana?"

"Kau tahu grup SVT?"

"Entahlah. Aku tidak yakin. Siapa?"

Wonwoo mencoba bersabar mendengar jawaban sahabatnya. Pasalnya Wonwoo yakin bahwa dirinya sudah sangat sering membicarakan grup kesayangannya itu pada Jihoon. Tapi mengingat Jihoon adalah orang yang cuek jadi Wonwoo maklum saja.

"Huh kau ini. Ituloh yang grupnya ada tujuh member. Yang sering kuceritakan padamu"

"Tidak ingat"

"Terserahlah. Yang penting kau harus menemaniku ke fansigning mereka sabtu nanti"

"Mwo?! Jadi kita akan kesana?"

"Ya dan tidak ada penolakan"

"Tapi aku bukan fans mereka, bahkan kenal wajah dan nama mereka saja tidak"

"Maka dari itu kau harus belajar"

"Kenapa?"

"Agar kau menjadi sepertiku"

"Tidak mungkin"

.

.

.

Setelah membicarakan tentang ajakan Wonwoo, Jihoon langsung ditarik paksa Wonwoo untuk pergi kerumahnya. Katanya ingin mengajarkan Jihoon tentang SVT. Hell, mana mungkin Jihoon tertarik dengan grup SVT itu.

Memang sih mereka semua cukup tampan, tetapi Jihoon tetap Jihoon. Ya dia memang mendengarkan Wonwoo dan mencoba menyimak saat sahabatnya itu sangat berantusias bercerita tentang SVT.

Setelah berjam-jam bersemayam dikamar Wonwoo, Jihoon baru dibolehkan pulang. Gila saja, dirinya dilarang pulang jika belum menghapal seluruh wajah dan nama member SVT. Untung saja dikamar Wonwoo tidak ada gitar. Jika ada, mungkin kepala Wonwoo sudah bertemu dengan badan gitar.

Sejauh yang Jihoon tahu, SVT itu debut tahun lalu pada bulan Mei. SVT sendiri singkatan dari Seven Visual Teen yang berarti ada tujuh member yang masih muda dan tampan? Ya menurut Jihoon sih lumayan.

Membernya ada Scoups, dia leadernya. Lalu Joshua, Hoshi, Mingyu, DK, Vernon, dan Dino. Ya walaupun Jihoon kini hafal dengan mereka, tetapi bukan berarti dia kini menjadi fans mereka.

"Aku pulang"

Jihoon memasuki apartemen yang ditinggalinya dengan kakaknya. Yoongi. Jihoon melewati ruang tamu dan melirik dapur tetapi kosong. Kakaknya belum pulang.

Yoongi bilang jika akhir-akhir ini ia akan lebih sibuk dari biasanya. Katanya, ada project untuk grup yang sedang naik daun. Benar, Yoongi adalah seorang produser berbakat yang bisa menciptakan lagu yang akan populer seantreo Korea. Sebut saja Suga.

Tidak beda jauh, Jihoon juga sama. Dirinya dapat membuat lagu yang tak kalah populer. Hanya saja dirinya ingin fokus dengan sekolahnya dulu. Oleh sebab itu, tidak banyak yang mengetahui bahwa Jihoon adalah produser bernametag Woozi.

Dilihatnya jam dinding dikamarnya. Hampir jam tujuh. Jihoon mengerutkan kening bingung. Tak habis pikir bahwa dirinya telah ditahan Wonwoo selama hampir empat jam lamanya hanya untuk hal yang tidak menguntungkan dirinya sama sekali.

"Aku lapar"

Jihoon bangkit dan mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah yang lebih nyaman. Berjalan kearah dapur dan mengecek barang kali dirinya menemukan makanan untuk mengganjal perutnya, tapi nihil. Dapurnya kosong tak ada apa-apa. Bahkan persediaan ramennya sudah habis tak tersisa.

Bibirnya mengerucut lucu tanda dirinya merajuk. Tetapi sedetik kemudian senyum terhias diwajahnya. Pasalnya dirinya baru saja mendengar suara pintu depan yang terbuka. Dan benar saja. Kakaknya pulang bersama dengan kekasihnya. Yang lebih membahagiakan lagi, ada bungkusan besar yang Jihoon yakini itu adalah makanan.

"Hyung sudah pulang?"

"Hm kenapa?"

"Kau bawa makan? Aku lapar sekali hyung"

Yoongi hanya terkekeh melihat adiknya kini tengah merajuk lucu minta makan. Meminta kekasihnya, Jimin, untuk memberikan makanan yang sudah ia beli di restoran dekat gedung agensinya.

"Ini, satu porsi jajangmyeon untuk Jihoon. Ini untukku dan itu untuk Yoongi hyung"

"Terima kasih Jimin hyung"

"Sama-sama Jihoon"

Karena memang Jihoon sudah sangat lapar, maka tanpa menunggu yang lebih tua makan terlebih dahulu dirinya sudah menyantap makan malamnya dengan semangat hingga sausnya berbekas dipipi gembulnya.

"Yak Jihoon, kalau makan itu pelan-pelan. Lihat wajahmu, berantakkan"

"Maaf hyung. Aku sangat lapar dan ini sangat enak hehe"

"Sudahlah Yoongi hyung, biarkan saja Jihoon. Lihat, kau juga sama sepertinya. Wajahmu juga penuh dengan saus hihihi"

"Benarkah dimana?"

Sontak Yoongi mengelap sekitaran wajahnya dengan terburu. Tetapi tidak ada noda saus yang seperti Jimin katakan. Diliriknya kekasihnya itu dan benar saja. Jimin kini sedang tertawa puas dengan candaanya. Bahkan adiknya juga mentertawainya.

"Jadi kalian mengerjaiku? Huh rasakan ini. Rasakan!"

Maka sejurus kemudian tangan terampil Yoongi sudah mendarat di tubuh Jimin dan Jihoon. Menggelitiknya hingga mereka berdua meminta ampun pada Yoongi. Makan malam itu kini berubah menjadi pertarungan menggelitik yang menyenangkan.

Memang momen seperti inilah yang dirindukan Jihoon. Menghabiskan waktu dengan kakaknya. Walaupun hanya sebentar, tetapi Jihoon tetap bersyukur.

.

.

.

Jihoon keluar dari kamarnya. Mencari sosok kakaknya di dapur. Yoongi ada disana sedang menata meja makan. Di salah satu kursi ada kekasih kakaknya yang sepertinya menginap semalam.

"Jimin hyung semalam menginap?"

"Oh Jihoon? Iya, kakakmu tidak ingin aku pulang semalam"

"Bukan begitu. Kau tertidur dan aku tidak ingin mengganggumu yang sedang istirahat Park Jimin"

"Huh alasan"

Yoongi memutar bolanya malas. Tidak ingin adu mulut dengan kekasihnya di pagi hari yang cerah ini. Diliriknya Jihoon yang sudah rapih dengan seragamnya. Matanya menatap ponsel miliknya dengan tatapan malas.

"Kau kenapa Ji?"

"Aku kesal dengan Wonwoo"

Yoongi yang mendengar nama Wonwoo disebut menjadi bingung. Kenapa adiknya kesal dengan sahabatnya sendiri. Walau Yoongi tahu kedua orang itu terkadang masih suka bertengkar bahkan sejak mereka masih kecil.

"Memang Wonwoo melakukan apa padamu?"

"Dia mengajakku untuk menemaninya bertemu dengan SVT"

"SVT? Sepertinya aku tahu nama itu"

Yoongi mengetukkan meja dengan jarinya tanda ia sedang berpikir. Mencoba mengingat dimana ia pernah mendengar nama itu. Merasa familiar ditelinganya.

"Sayang kau lupa? Mereka kan yang lagunya kau sedang tangani sekarang"

Jimin menyahut dengan santai. Mengingatkan kekasihnya tentang pekerjaannya yang baru-baru ini sedang ia kerjakan.

"Ah benar. Pantas saja familiar. Kenapa aku bisa lupa ya"

Yoongi menepuk kepalanya. Merasa bodoh karna tak mengingat penyanyi yang sedang ia tangani lagunya. Sedangkan Jihoon, dia diam. Merasa kesal karena tidak hanya sahabatnya yang berurusan dengan grup itu, tetapi kakanya juga. Bahkan kakaknya membuat lagu untuk mereka. Faktanya membuat mood Jihoon menjadi turun.

"Ah ya kau mau cerita apa Ji?"

"Tidak jadi"

"Eh kenapa?"

"Tidak. Aku sudah selesai. Yoongi hyung, Jimin hyung aku berangkat"

"Hey Jihoon biar Jimin hyung antar kesekolah"

"Tidak perlu hyung. Terima kasih"

Dan setelah itu suara pintu tertutup terdengar nyaring. Tanda Jihoon sudah pergi dari rumah. Yoongi menghela nafasnya. Bingung dengan sikap adiknya yang mudah sekali berganti mood itu.

.

.

.

Jihoon tak bisa konsen dengan pelajaran seharian ini. Wonwoo yang sedari pagi terus menerus mengoceh membicarakan tentang SVT membuat moodnya benar-benar buruk. Dirinya hanya diam tak merespon apa yang Wonwoo bicarakan.

Jihoon kesal. Kesal dengan Wonwoo yang terus berbicara tentang SVT. Kesal dengan Yoongi hyung yang membuat lagu untuk SVT. Kesal dengan dirinya sendiri mengapa dia harus datang ke fansigning SVT. Dan dia benar-benar kesal kenapa hidupnya sekarang dipenuhi dengan SVT.

Demi Tuhan. Jihoon benar-benar stress dengan hanya mendengar nama SVT. Dirinya benar-benar tidak suka jika ada yang membicarakan tentang SVT.

"Jihoon kau mendengarku tidak sih?"

"..."

"Yak Lee Jihoon!"

"Ada apa hah?!"

Wonwoo diam karna teriakan Jihoon. Merasa bahwa sahabatnya itu sedang dalam keadaan yang sangat tidak baik.

"Maaf"

"Sudahlah. Aku juga salah. Maaf ya. Seharusnya aku tak mengabaikanmu"

"Tidak. Aku memang berisikkan?"

"Sudahlah Wonwoo ayo kita pulang. Sudah gelap"

Baru saja mereka berjalan beberapa langkah. Tetapi tubuh Wonwoo ditabrak hingga dirinya tersungkur ke jalan. Tangannya merah karna bergesekan dengan aspal. Laki-laki yang menabraknya memakai topi dan kacamata hitam. Syal dilehernya menutupi wajahnya hingga setengah bagian.

"Hey, kalau jalan itu lihat-lihat dong. Temanku jadi jatuhkan"

"Itu salahnya menghalangi jalanku"

"Apa?! Jalan ini masih lebar dan kau bisa lewat di sisi lainnya"

"Terserah aku dong. Dasar bocah"

"Apa katamu?! Bocah?! Rasakan ini"

Baru saja Jihoon ingin menendang kaki laki-laki yang sudah mengatainya bocah tetapi laki-laki lain yang memiliki tubuh lebih tinggi dari sebelumnya datang mencegahnya.

"Ah maafkan temanku ini. Dia sedang kurang sehat jadi harap maklum"

"Huh untung saja ada temanmu"

Laki-laki yang baru datang segera membantu Wonwoo untuk bangun. Berulang kali mengucapkan kata maaf dan meminta untuk memaklumi temannya.

"Soonyoung hyung cepat minta maaf"

"Tidak. Bukan aku yang salah"

"Hyung minta maaf sekarang atau aku lapor pada Cheol hyung"

"Haish baiklah. Aku minta maaf"

Jihoon hanya menatap laki-laki dihadapannya dengan jengah. Sangat malas meladeni orang yang tidak punya sopan santun dan sangat gaya didepannya.

"Baiklah kalau begitu sekali lagi kami minta maaf. Dan ah ya siapa namamu? Apa kau membutuhkan sesuatu? Aku bisa membelikannya"

Pemuda yang lebih tinggi menatap Wonwoo dengan penuh harap. Tetapi yang ditatap tak merespon apa-apa. Sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Jihoon yang melihat sahabatnya hanya diam membantu untuk menjawab.

"Tidak perlu membuang-buang uangmu. Kami tak apa. Aku Jihoon dan dia Wonwoo"

"Baiklah. Kami berdua harus pergi. Permisi"

Dan keduanya berlalu begitu saja meninggalkan Jihoon dengan tatapan heran yang diluncurkan untuk keduanya. Kemudian Jihoon menatap Wonwoo yang kini sedang memiringkan kepalanya. Wajahnya mengkerut tanda ia sedang berpikir keras.

"Hey Wonwoo apa yang kau pikirkan? Ayo cepat kita sudah telat pulang"

"Tunggu Ji aku merasakan sesuatu yang aneh"

"Maksudmu?"

"Apa tadi ada yang menyebut Soonyoung dan Cheol?"

"Siapa? Aku tidak tahu"

"Jelas-jelas tadi aku mendengarnya Jihoon"

"Lalu ada apa dengan nama itu heh?"

"Kalau tidak aku tak salah tebak mereka..."

"Hah? Aku tidak mengerti maksudmu Wonwoo. Memang mereka siapa sih?"

"SVT"

"Apa?!"

.

.

.

TBC

Yes chap 1... fanfic Soonhoon pertama aku. Aduh gatau deh ini feelnya gimana. Mereka lucu banget aduhhh.. tapi maafkan diriku Hoshinya muncul di bagian akhir aja... Aku berterima kasih banget yang udah mau baca dan review, dan beserta plusplusnya...

Next chap akan dilanjut kalau reviewnya mencapai targetku, mungkin(?) hehehe...

Oh ya...

Happy 1st Anniversary SEVENTEEN...aduhhh semoga yang terbaik aja buat kalian.. makin sukses ya.. dan semoga aku bisa liat kalian di fanmeet nanti.. huhu

Oke Bye..