Begin

.

.

.

.

.

Disclaimer : Semua milik Tuhan

Cast : DBSK, BTS maybe?

Genre : Drama, Romance, Family, Hurt/Comfort, Angst, Friendship, YAOI

Rate : M

Alur suka – suka, membosankan

Udah 4 bulan ya? Ga kerasa ya... Udah end aja ff yang ini, happy reading!

.

.

.

.

.

.

Kyuhyun berdiri di depan sebuah ruangan tempat hasil tes kecocokan tulang sumsum akan keluar, Kangta tadi mengantarkannya kemari dan meninggalkannya karena dia harus memeriksa beberapa pasiennya. Kyuhyun ingin cepat hasil tes itu keluar agar dia bisa langsung menghampiri Changmin.

Entah kenapa sejak tadi pagi dia merindukan Changmin dan selalu memikirkan namja itu. Kyuhyun mengira bahwa itu adalah efek karena dia sedang kasmaran. Dan dia merasa senang apalagi mengingat ciuman yang diberikan Changmin semalam! Hehehehe...

" Tuan Cho Kyuhyun"

Seorang suster memanggil namanya dan Kyuhyun segera bangkit untuk mengikuti suster itu masuk ke dalam ruangan. Di dalam ruangan itu duduk seorang yeoja yang merupakan dokter sama seperti Kangta.

" Duduklah" Pinta namja bername tag Choi Seunghyun

" Ne"

" Ini hasil dari tesmu kemarin" Dokter Choi memberikan sebuah amplop dimana dia tadi sudah membacanya terlebih dahulu

Dengan gugup Kyuhyun mengambil amplop itu dan perlahan dia membuka hasilnya, dokter Choi menimati ekspresi yang ditampilkan oleh Kyuhyun. Hmm... Sedikitnya dia tahu masalah pasien yang ditangani oleh sahabatnya itu. Dan namja berusia enam belas tahun di depannya ini benar – benar hebat karena berani mengikuti tes kecocokan tulang sumsum.

" Hmm..." Kyuhyun memperharikan hasil tes di depannya dengan bingung

" Ya?"

" Apa artinya ini?" Tanya Kyuhyun

" Astaga, maaf aku lupa"

Dokter Choi mengambil kertas hasil itu dari tangan Kyuhyun dan membulatkan deretan angka yang terjajar rapi disana menggunakan pulpennya.

" Semua organ tubuhmu dan darahmu normal dan angka ini, menunjukkan bahwa tulang sumsummu tidak cocok dengan Changmin sshi"

" Eoh?"

Dokter Choi bisa melihat binar mata Kyuhyun meredup mendengarnya, astaga... Anak ini benar – benar menggemaskan.

" Bercanda, 99,98% ini menyatakan bahwa tulang sumsum-mu cocok untuk Changmin sshi"

" Ap-apa? Dokter bilang apa?"

" Tulang sumsum-mu cocok Kyuhyun sshi"

" Ta-tapi dokter tadi bilang-"

" Maaf, sifat jahil Kangta sepertinya menular juga padaku. Apa lagi ekspresi yang kau tunjukkan benar – benar sayang untuk dilewatkan" Ucap dokter Choi kemudian tersenyum lebar

" Yak! Dokter!"

" Intinya tulang sumsum-mu cocok, sana sampaikan hal ini pada Changmin sshi dan buat dia bertahan sampai ulang tahunmu tiba"

" Ish! Tentu saja aku akan seperti itu!" Kyuhyun dengan sebal merebut kertas hasil tesnya " Terima kasih!" Lanjutnya dengan nada sebal dan dia pergi dari ruangan itu

" Sungguh anak yang menarik"

Namja ikal itu berlari sangat kencang hingga beberapa orang mengumpatinya namun Kyuhyun tidak peduli, dia ingin cepat sampai ke ruangan Changmin dan memberitahukan bahwa Changmin akan hidup.

Changmin akan terus bersamanya, belajar, bermain, kuliah, berkencan, menikah, memiliki anak, cucu, hidup bersamanya sampai tua dan apapun yang Changmin inginkan. Kyuhyun berlari dengan senyuman merekah indah pada bibirnya.

" Nghh... Hosh... Hosh..."

Namja itu berhenti di tikungan sebelum ruang rawat Changmin, mengambil nafas sejenak sebelum kembali berlari namun perlahan dia menghentikan larinya saat melihat kerumunan orang ada di depan ruangan Changmin. Disana ada Yunho, Jaejoong, Mr. Jung, Junsu dan Yoochun. Perlahan Kyuhyun maju, mengerutkan keningnya kenapa semua orang itu dilarang masuk ke dalam ruang rawat Changmin.

Kenapa wajah Yunho sangat panik dan Kyuhyun bisa melihat nada merah pada kemeja biru muda yang tengah dipakai oleh Yunho.

" 200 joule, all clear?"

" Ne!"

Kyuhyun tersentak, telinganya tidak bisa mendengar apa lagi yang mereka ucapkan atau teriakkan karena Kyuhyun terlalu bingung. Sampai Jaejoong menariknya dalam sebuah pelukan dan Kyuhyun bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar rawat Changmin disela pintu kamar rawat Changmin yang tidak tertutup sempurna.

Kenapa ada banyak lembaran tisu dengan noda darah berserakan di sana?

Kenapa Kangta menunjukkan wajah paniknya?

Kenapa dia menggunakan alat kejut pada Changmin?

Kenapa Changmin memejamkan matanya?

SREETT

Tubuh Kyuhyun melemas seperti jeli, mungkin jika Jaejoong tidak memeluknya dia akan jatuh seperti kertas hasil tesnya yang jatuh begitu saja saat dia melihat apa yang terjadi dalam kamar rawat Changmin. Mata Kyuhyun memerah, airmatanya lolos begitu saja dari kedua mata bulat nan indahnya.

" Ch-changmin... An-andwe..."

.

.

.

.

.

~ Chapter 8 ( END ) ~

.

.

.

.

.

.

.

.

- TIGA BULAN KEMUDIAN -

.

.

.

Seorang namja berambut ikal memasuki sebuah toko bunga yan menjadi tempat langganannya beberapa bulan terakhir ini. Setelah memutuskan bunga apa yang akan dibeli, dia berjalan menuju kasir dan meminta sang florist untuk merangkai bunga yang sudah dia pilih.

" Hari ini bunga mawar Kyuhyun ah?" Tanya sang florist sembari merangkai belasan bunga mawar yang tadi dipilih oleh Kyuhyun

" Iya"

" Kau selalu pintar memilih bunga eoh"

" Kalau untuk dirinya aku tidak mau asal"

" Hah... Dia sungguh beruntung ya" Ucap sang florist dengan nada sedikit iri

" Tidak, akulah yang beruntung bisa mengenalnya" Lirih Kyuhyun

" Hey, kenapa malah murung. Ini sudah jadi"

Kyuhyun menerima bunga yang sudah menjadi buket cantik itu dari sang florist, dia kemudian tersemnyum dan membungkukkan tubuhnya untuk berpamitan pada sang florist.

Dia melangkahkan kakinya menuju tempat yang selalu dia datangi, gedung berwarna putih yang berdiri kokoh di depannya. Kyuhyun memejamkan matanya, sungguh... Dia selalu mengingat kejadian tiga bulan yang lalu jika sudah berhadapan dengan gedung yang ada di depannya. Saat membuka mata, dia merasakan matanya memanas, dia tahu dia akan meneteskan air mata jika saja tidak ingat bahwa dia sedang ada di area publik.

Kyuhyun masuk ke dalam gedung itu dan mendapatkan salam dari beberapa orang yang mengenalnya karena Kyuhyun rutin mengunjungi tempat itu

TAP

TAP

TAP

TAP

Lorong yang dilewati Kyuhyun cukup sepi mungkin karena ini sudah menjelang malam, Kyuhyun baru bisa kemari lagi setelah menyelesaikan urusannya di sekolah. Dia menatap pintu di depannya dengan sendu, setiap kemari Kyuhyun selalu merasa bersalah padanya.

CEKLEK

Akhirnya tangan Kyuhyun menyentuh knop pintu dan membukanya secara perlahan, Dia berjalan masuk ke dalam ruangan dengan matanya menatap satu titik, dimana sebuah figura berisikan foto Changmin tengah tersenyum di sana.

Dan Kyuhyun selalu ikut tersenyum saat menatap foto berukuran empat kali lipat kartu pos yang ada di di atas meja. Dia menaruh bunga yang dibawanya di samping foto itu kemudian mengambil vas bunga yang tersedia, mengganti bunga yang sudah agak layu dengan bunga yang tadi di bawa olehnya.

Pandangan Kyuhyun kemudian beralih pada titik lainnya, pusat dari seluruh ruangan itu. Sebuah tempat tidur. Dimana seorang namja berbaring dengan memejamkan matanya dan wajahnya terlihat sangat damai. Sebuah alat menempel pada tubuh namja itu guna mengetahui detak jantung sang pemilik tubuh, sedangkan sebuah infusan menancap pada pergelangan tangan kiri orang itu.

" Hey, pangeran tidur. Masih betah memejamkan matamu huh?" Lirih Kyuhyun

Tangannya merambat untuk bisa mengusap pipi orang itu kemudian dia tersenyum lirih.

" Aku merindukanmu, sangat"

Kyuhyun mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir orang yang ada di depannya, hanya menempel namun Kyuhyun bisa merasakan berjuta perasaan bercampur aduk dalam dirinya.

" Cepatkah bangun, Jung Changmin"

Ya,

Orang yang sedang tertidur atau tepatnya koma itu adalah Changmin, namja yang tiga bulan lalu mengalami masa kritisnya. Dan akhirnya Changmin dinyatakan koma.

Sebenarnya dokter dan beberapa suster sudah menyarankan untuk melepaskan alat yang menempel pada Changmin karena merasa kasihan pada namja itu, harusnya Changmin sudah bisa tenang di alam lain.

Tapi Kyuhyun tidak merelakannya, dia meminta Yunho untuk mempertahankan Changmin sampai dia berulang tahun. Kyuhyun akan mendonorkan sumsumnya saat dia berulang tahun dan hanya tinggal beberapa hari lagi menuju hari ulang tahunnya.

Bukan berarti mereka menunggu dengan tenang saat dimana Kyuhyun bisa mendonorkan sumsumnya, beberapa jantung Changmin berhenti berdetak dan membuat semua orang khawatir tapi Kangta berhasil menyelamatkan Changmin lagi dan lagi.

" Aku tidak sanggup kehilanganmu Min, aku mohon... Bersabarlah beberapa hari lagi, oke?" Lirih Kyuhyun

Dia kemudian menark sebuah kursi dan di tempatkan di dekat tempat tidur Changmin, duduk disana dan menggenggam tangan Changmin sembari bercerita kemana saja dia tiga hari ini. Menurut Kangta pasien yang tengah koma akan mendengar semua yang dibicarakan orang – orang di sekitarnya.

Jadi Kyuhyun melakukan hal itu agar Changmin tahu bahwa masih ada orang yang menunggunya untuk bangkit dari komanya.

.

.

.

.

.

CEKLEK

Pintu kamar rawat Changmin terbuka, kali ini menampilkan kakak Changmin serta sang bos yang berdiri di sampingnya.

" Kyunie?" Ucap Jaejoong ragu

" Ya, itu Kyunie"

Mereka berdua kemudian berjalan masuk dan tersenyum mendapati Kyuhyun tertidur dengan kepala bersandar pada pinggir tempat tidur Changmin dan tangannya menggenggam erat tangan Changmin.

" Malam ini biar Kyuhyun saja yang menjaga Changmin ya?" Usul Jaejoong

" Tidak apa – apa?"

" Ya, besok kan hari sabtu Yun , dia libur. Biarkan saja dia menemani Changmin, lagipula sudah tiga hari dia tidak bertemu dengan Changmin pasti dia sangat merindukan Changmin"

" Aku akan pindahkan dia ke sofa kalau begitu"

" Hum"

Dengan perlahan Yunho mengangkat Kyuhyun menuju sofa yang ada di dalam ruang rawat Changmin dan menyelimutinya. Dia kemudian kembali menghampiri Jaejoong yang berdiri di dekat ranjang Changmin.

GREPP

" Wae?"

Tangan Yunho melingkar manis pada pinggang Jaejoong, melingkar manis? Ya... Memang kenapa? Tidak boleh? Merasa ada yang terlewat? Memang...

" Kyunie satu – satunya harapan kita Yun... Aku harap Changmin akan bertahan selama beberapa hari ini"

" Dia sudah berusaha selama tiga bulan ini dan pasti tidak akan sia – sia" Ucap Yunho dengan lembut

" Aku takut Yun..."

" Apa yang kau takutkan? Changmin harus tahu bahwa kita menunggunya lagipula dia belum memberikan selamat dan restu pada kita"

" Yuunn~~"

Jaejoong mengusap lengan Yunho yang ada di perutnya, dia sangat menyukai waktunya bermanja pada Yunho. Seperti saat ini...

CUP

Yunho memberikan sebuah kecupan ringan pada pundak Jaejoong berlanjut pada leher bagian belakangnya.

" Aish! Hentikan perbuatan mesummu itu! Kita sedang di depan Minnie! Tidak malu eoh?" Ucap Jaejoong

" Kau menggemaskan sih"

" Dulu saja kau menolakku sekarang malah menempel padaku, kau pasti sangat menyesal karena menolakku kan!" Ucap Jaejoong dengan senang

" Itu kau tahu"

" Untung saja aku menerimamu!"

" Itu karena aku tidak terima kau dijodohkan"

" Aku pasti menolaknya kok, Geun Suk itu sudah seperti saudaraku mana mungkin aku menerimanya"

" Siapa tahu kau menerimanya"

" Sudah ah, ayo pulang saja? Katanya besok kau ada meeting dengan perusahaan lain?"

" Iya"

" Padahalkan besok sabtu, kita bisa pergi kencan"

" Maaf ya"

" Bosmu menyebalkan! Kau kembali saja ke perusahaanku"

" Hey, dia tidak menyebalkan. Dia jarang membuatkan harus lembur di akhir pekan. Begini saja, pulang meeting aku akan langsung ke rumahmu dan kita pergi bersama? Sorenya kita kemari untuk melihat keadaan Changmin"

" Oke"

" Kalau begitu ayo"

" Ne"

Yunho melepaskan pelukannya dari tubuh Jaejoong dan membawa Jaejoong ke sofa, perlahan dia membangunkan Kyuhyun.

" Nghh? Hyung?"

" Hyung pulang ya, jaga Minnie"

" Ne" Jawab Kyuhyun dengan mata tertutup

Jaejoong tersenyum saja melihat kelakuan Kyuhyun, dia mengecup pundak kepala namja itu kemudian pergi dengan menggandeng tangan Yunho menuju flat sederhana milik Yunho.

.

.

- FLASHBACK TIGA BULAN YANG LALU -

.

.

SRAAKKK!

" Apa maksudmu menyerahkan ini pada bagian personalia?"

Pertanyaan yang terkesan datar itu Yunho dapatkan dari bosnya, Jaejoong. Yunho tadi menerima panggilan dari Jaejoong dan harus menemuinya dalam waktu satu menit. Astaga...

Setelah Yunho masuk ke dalam ruangan Jaejoong, Jaejoong melempar sebuah amplop berukuran besar dan membuat isinya keluar. Yunho sudah memperkirakan bahwa Jaejoong pasti melakukan hal ini.

" Kau sudah membacanya Jae, kau tahu maksudku" Jawab Yunho

" Kenapa? Kenapa kau malah mengundurkan diri dari sini?!" Tanya Jaejoong dengan nada tidak percayanya

" Aku sudah membuat keputusan, aku mohon tolong hargai keputusanku"

" Kenapa? Berikan aku alasannya Jung Yunho!"

" Karena aku harus melakukannya"

" Kenapa?" Jaejoong bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Yunho, dia berdiri di hadapan Yunho dan menatap Yunho tidak percaya

" Jae..."

" Ap-apa karena perasaanku? Aku kan sudah bilang, kau tidak harus menyukaiku juga Yun. Tidak apa kau menolakku asal kau tetap di sini"

" Mungkin itu salah satunya"

" Jadi... Benar karena perasaanku? Apa perasaanku sangat mengganggumu Yun?" Sekarang nada bicara Jaejoong terdengar lirih dan menyedihkan

Yunho menghembuskan nafasnya, harus bagaimana dia menjelaskan semua pada atasannya ini? Jaejoong pasti salah paham.

" Dengarkan aku"

Jaejoong mendongakkan kepalanya, menatap Yunho.

" Aku diterima bekerja di perusahaan lain"

Jaejoong membulatkan matanya.

" Ta-tap-tapi-"

" Jika aku masih di sini, maka aku akan dianggap memanfaatkanmu untuk mendapatkan posisiku" Yunho memotong ucapan Jaejoong

" Kau tidak perlu mendengarkan semua itu Yun"

" Kau mungkin bisa begitu tapi aku tidak bisa, apa lagi keluargamu memberikan bantuan yang sangat besar pada adikku. Kalau sekarang saja aku seperti memanfaatkanmu untuk mendapatkan posisi di perusahaan ini bagaimana nanti?"

" Ne?"

" Aku akan maju untuk mengejarmu, membuat perjodohanmu batal dan menjadi seseorang yang pantas untuk berada di sisimu"

"..."

" Aku pergi untuk membuktikan bahwa aku tidak memanfaatkanmu dan pantas ada di sisimu. Jadi, apa kau mau menunggu?"

" Hiks..."

Setelah mencerna kata – kata Yunho, namja kelewat manis yang tidak suka dikatakan cantik itu malah mengeluarkan airmatanya. Dia tidak bodoh untuk bisa mengartikan maksud dari ucapan Yunho.

" Hey, kenapa malah menangis?"

Ibu jari Yunho naik untuk mengusap pinggir mata Jaejoong, cukup sakit juga melihat Jaejoong yang mengeluarkan air matanya. Saat dia akan menjauhkan tangannya, Jaejoong menahan lengannya di wajah hingga Yunho akhirnya menangkup wajah Jaejoong.

" Jangan tinggalkan aku" Lirih Jaejoong

" Ya, aku pergi untuk membuktikan bahwa aku pantas berada di sampingmu. Jangan menangis"

" Hiks... Mana bisa!"

" Aigo..."

Yunho menarik Jaejoong ke dalam dekapannya, mengusap lembut punggung namja itu agar lebih tenang dan meyakinkan bahwa Yunho tetap akan ada untuknya apapun yang terjadi.

" Kenapa kau melakukan ini semua Yun..."

" Memang tindakanku kurang jelas ya?"

" Huh?" Jaejoong sedikit menjauhkan wajahnya dan menatap bingung ke arah Yunho

" Maaf dulu aku sudah menolakmu ya? Saat melihatmu bersama dengan seseorang yang akan dijodohkan denganmu rasanya aku terbakar dan aku paham jika aku mulai menyukaimu lebih dari sekedar atasan, aku naif dan ingin lebih dari itu"

" Jadi..."

BLUSH

Wajah Jaejoong perlahan memerah, ingin mengungkapkan perasaannya tapi dia juga malu. Aduh, bagaimana ini?

" Wae? Aku hanya mengungkapkan apa yang aku rasa saja kok"

" Eh? Ma-maksudmu... Kita..."

" Kita kenapa?"

" Status kita? Lalu status kita apa?"

" Teman, kan?" Kali ini Yunho yang menatap Jaejoong dengan pandangan bingung

TEMAN?

TEMAN KATANYA?

Dengan kencang Jaejoong mendorong Yunho hingga pelukan mereka terlepas kemudian dia menatap tajam namja yang ada di depannya.

" Mwo?! Setelah pengakuan seperti tadi kau hanya menganggapku temanmu!" Pekik Jaejoong

" Ne?"

" Kau boleh mengundurkan diri dari sini! Tapi..." Jaejoong menggigit bibir bawahnya, menimbang – nimbang kata – kata yang akan dia keluarkan selanjutnya

" Ya?"

" Kau harus jadi kekasihku!"

" Ne? Ke-kenapa?"

" Kan sudah jelas, aku menyukaimu, kau juga menyukaiku. Lagipula aku tidak mau saat di perusahaan yang baru kau malah menyukai orang lain. Pokoknya, kalau kau mau keluar, kau harus setuju jadi kekasihku dulu!"

Yunho terdiam menatap Jaejoong yang kini melipat tangannya di dada dan menatapnya dengan tajam, bukan menyeramkan malah terlihat menggemaskan di mata Yunho.

" Bagaimana?" Tanya Jaejoong dengan nada galaknya

" Jae... Tapi posisi kita-"

" Selalu seperti itu! Sudah beribu kali aku bilang bahwa aku menyukaimu apa adanya! Tidak peduli posisi ataupun kedudukanmu Yun! Aku hanya beruntung ada diposisi ini karena kedua orangtuaku kaya! Mereka yang kaya bukan aku"

" Aku tahu..."

" Lalu apa lagi? Pokoknya kau harus menyetujui keinginanku kali ini!"

" Tidak boleh menolak?"

" TIDAK!"

Yunho akhirnya tersenyum, mengusak helaian lembut rambut Jaejoong.

" Maukah kau menjadi kekasihku?" Tanya Yunho akhirnya

" Kau terpaksa ya mengucapkannya?"

" Tentu tidak, jadi... Mau?"

" Boleh menolak?"

" Jawabannya ya atau ne"

Jaejoong terkekeh setelahnya, dia memeluk Yunho dengan erat dan terus mengucapkan iya berkali – kali sampai Yunho tidak tahan mendengarnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir penuh Jaejoong. Dan hal itu membuat Jaejoong membulatkan matanya sesaat sebelum dia ikut latur dalam ciuman memabukkan yang diberikan oleh Yunho. Sampai...

" EHEM"

SRETTT

Jaejoong mendorong dada Yunho dan menatap tajam pada asistennya yang berani – beraninya menganggu acara berciumannya barusan. Sedangkan Yunho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena malu kepergok berciuman dengan Jaejoong.

" Apa?!" tanya Jaejoong dengan jutek

" maaf mengganggu tapi kedua orangtua Jaejoong hyung ada di luar"

" Ne?"

" Mereka sempat masuk tadi tapi kalian sedang sibuk berciuman jadi mereka keluar lagi dan memintaku untuk memberitahu bahwa mereka datang"

" MWO?!" Kali ini Yunho dan Jaejoong berteriak karena penjelasan Namjoon yang terbilang cukup santai

" Apa kalian sudah selesai?"

Jaejoong mengedipkan matanya berkali – kali saat sang eomma masuk ke dalam ruangannya dengan senyum sinis terpampang pada wajahnya. Sedangkan Mr. Kim berdehem canggung kemudian mengikuti sng istri masuk ke dalam ruangan Jaejoong.

Jadi, mau tidak mau akhirnya Yunho mengatakan pada kedua orangtua Jaejoong bahwa mereka berpacaran juga meminta restu pada mereka. Mr. Kim tidak keberatan selama anaknya bahagia dengan pilihannya namun Mrs. Kim masih meragukan Yunho tapi setelahnya dia mendukung saja keputusan Jaejoong.

.

.

- FLACKBACK OFF -

.

.

Kyuhyun membuka matanya saat dia merasakan seseorang menggoyangkan lengannya, dia mendapati Kangta di hadapannya. Mungkin baru saja selesai memeriksa keadaan Changmin.

" Hyung..."

Namja berambut ikal itu beranjak duduk sembari mengusap matanya, Kangta terkekeh saat melihat rambut Kyuhyun yang sangat berantakan namun begitu menggemaskan di matanya. Dia mengacak rambut Kyuhyun agar tambah berantakan dan mendapatkan erangan tidak suka dari Kyuhyun.

" Hyung bawakan sarapan. Bangun, cuci muka hmm... Mandi saja kalau bisa lalu makan"

" Hmm... Hyung sudah periksa Changmin?"

" Ya, sudah. Semua baik – baik saja hanya... Mau jujur atau tidak?"

" Ck..."

" Mandi dulu sana, nanti hyung ceritakan semuanya"

" Ne"

Dengan cepat Kyuhyun beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan setelahnya dia memakai pakaian yang dia sengaja tinggalkan disana. Saat kembali duduk, di atas meja sudah tersedia bubur dan beberapa makanan kecul sebagai makanan penutup.

" Mau cerita apa tadi hyung?" Tanya Kyuhyun sembari memakan bubur di depannya

" Apa?" Kangta tersenyum meremehkan

" Tidak usah menggodaku! Cepat katakan"

" Hahahahaha"

" Wae?"

" Tidak... Hanya yah... Hyung lihat ada sebuah kemajuan dari Changmin"

" Ne?" Kyuhyun menghentikan makannya dan menatap serius pada Kangta

" Jarinya bergerak, lebih tepatnya jari kelingkingnya"

" Ne?" Mata Kyuhyun membulat tidak percaya

" Ya"

" Be-benarkah?"

" Ya Kyu, hyung harap sebelum operasi dia akan membuka matanya dan bisa keadaannya bisa stabil"

" Hum" Kyuhyun mengangguk dengan semangat

" Bagaimana ujian akselerasimu?"

" Bagus, aku harap Changmin bisa melakukannya juga saat sembuh nanti"

" Kau sangat positif ya"

" Ya harus, ah! Aku juga akan mengajak Changmin membolos dan melakukan hal nakal nanti!"

" Ck... Saat sembuh dia akan hyung jauhkan darimu"

" Nooo! Dia akan ada untukku"

" Arasseo"

Siang hari Junsu datang untuk menjenguk Changmin dan menemui Kyuhyun, hal itu memang rutin Junsu lakukan setelah dirinya pindah untuk tinggal bersama Yoochun sedangkan Kyuhyun kembali tinggal dengan kedua orangtuanya yang sudah menetap kembali di Korea.

" Akhir pekan nanti eomma dan appa mengajak kau makan malam bersama" Ucap Junsu

" Hum, aku tahu hyung. Kau harus datang tepat waktu, oke?"

" Iya" Junsu mengusap helaian rambut Kyuhyun dan tersenyum lembut " Kau sudah besar sekarang"

" Tentu"

" Walaupun kau bukan adik kandungku, kau ingatkan bahwa aku sangat menyayangimu?"

" Hum. Kenapa?"

" Tidak... Hanya saja... Hyung hanya ingin mengatakannya saja, hyung sangat menyayangimu"

" Aku juga sayang hyung. Tolong jangan mendramatisir, aku tidak mau Changmin menilaiku lebay"

" Hahahahaha arasseo. Lalu, kau ingin hadiah apa dariku hmm?"

" Aku ingin melihat Changmin membuka matanya dan menyambutku dengan senyuman setelah selesai operasi" Ucap Kyuhyun sembari menatap Changmin

" Hah..."

Junsu memeluk adik tirinya itu dari samping, menaruh kepalanya pada pundak Kyuhyun dan ikut menatap Changmin yang masih enggan membuka matanya. Dia masih merasa bersalah karena dia seakan memberikan harapan lebih untuk Changmin. Sungguh, Junsu hanya menganggap Changmin adiknya dan menyayanginya sama seperti dia menyayangi Kyuhyun.

" Hyung sudah mau pulang?" Tanya Kyuhyun

" Ya, aku ada tugas kuliah yang harus aku selesaikan. Kau?"

" Aku sudah bilang pada eomma akan menjaga Changmin sampai besok sore disini"

" Aigo~~ Changmin sungguh beruntung memiliki kekasih sepertimu"

" Uhh"

" Dan hyung bersyukur sifatmu berubah menjadi lebih baik sekarang"

" Ya ya ya ya, sana"

" Iya"

Junsu meninggalkan sebuah kecupan pada pipi Kyuhyun dan kening Changmin sebelum pulang dan setelah Junsu menghilang dari pandangannya Kyuhyun mengambil selembar tisu dan mengusap kening Changmin.

" Kau hanya boleh menerima ciumanku dan hanya boleh menciumku setelah sembuh, ingat itu!" Ucap Kyuhyun dengan nada sinis pada Changmin. "Ah! Tadi Yunho hyung bilang akan datang cepat tapi aku melarangnya dan menyuruhnya untuk kencan dengan Jaejoong hyung. Apa yang aku lakukan benar kan ya?" Lanjut Kyuhyun kemudian kembali berbicara pada Changmin

Sementara itu di tempat lain Yunho dan Jaejoong sedang menikmati waktu berdua mereka di Namsan Tower, Jaejoong ingin sekali memasang gembok disana seperti pasangan lainnya dan Yunho hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Usai meeting Yunho diberitahu oleh salah satu teman kantornya bahwa ada seseorang yang menunggunya di lobi perusahaan tempatnya bekerja dan dia sungguh kaget mendapati Jaejoong berdiri dengan senyuman lembut. Menyambutnya dengan hangat dan memberikan sebuah pelukan manis.

Setelahnya Yunho ingin pergi ke rumah sakit tapi Kyuhyun melarangnya dan memintanya untuk pergi kencan bersama Jaejoong daripada mengganggu Kyuhyun berduaan dengan Changmin di rumah sakit. Dan akhirnya Yunho dan Jaejoong menyetujuinya, mereka pergi ke Namsan Tower untuk memenuhi permintaan Jaejoong.

" Senang?" Tanya Yunho

" Hum!" Jaejoong menganggukkan kepalanya dengan semangat

Yunho membuat Jaejoong berhadapan dengannya kemudian membenarkan syal yang dipakai oleh Jaejoong dan memakaikan beanie berwana putih pada kepala Jaejoong agar kekasihnya itu tetap hangat. Jaejoong tentu saja merona karena perlakuan manis Yunho hampir saja dia meleleh oleh senyuman Yunho tapi untungnya Jaejoong segera sadar saat Yunho menariknya untuk mencari minuman hangat untuk mereka berdua.

" Aigo kenapa belepotan begini"

Yunho mengambil selembar tisu dan mengusapnya dengan perlahan pada bibir Jaejoong yang penuh dengan coklak hangat yang barusan dia minum.

" Enak" Ucap Jaejoong kemudian tersenyum lebar sampai giginya terlihat

" Aigo... Gemas" Yunho mengacak surai Jaejoong dengan gemas kemudian mencubit pipi Jaejoong

" Sakit Jung"

" Kau juga bermarga Jung"

" Hah?"

" Nanti~"

BLUSH

Saat Jaejoong menyadari arti kata yang dikeluarkan mulut -sialan- Yunho, wajahnya sudah memerah parah. Kenapa namja di depannya ini bermulut sangat manis sekarang! Ugghh!

" Ja-jangan merubah margaku sembarangan! Ucap Jaejoong dengan gugup membuat Yunho terkekeh

" Kenapa? Tidak mau?"

" Ish! Bukannya begitu, kau ini!" Jaejoong mempoutkan bibirnya

" Aigo... Iya, sudah minum coklatmu dan kita akan pulang"

" Pulang?" Jaejoong mengerutkan keningnya

" Iya, kenapa?"

" Tapi masih sore dan kita baru sebentar kencannya..." Ucapan Jaejoong terdengar mengecil diujung kata

" Jadi... Mau ke flatku saja?"

" Eh?"

BLUSH

Kembali, wajah Jaejoong merona. Padahal Yunho hanya mengajaknya pergi ke flatnya, bukan berarti mengajaknya melakukan yang 'iya – iya' tapi kenapa wajahnya merona!

" Ke-ke rumahku saja bagaimana?" Tanya Jaejoong

" Hum?" Yunho menaikkan salah satu alisnya

" Ja-jangan be-berpikiran macam – macam, aku hanya ingin memasakan makan malam untuk kita"

" Ya, boleh. Memang aku berpikiran apa?"

" I-ish! Ayo"

Jaejoong yang merasa wajahnya seperti terbakar langsung berjalan mendahului Yunho, meninggalkan kekasihnya yang kini menatap punggung Jaejoong sembari terkekeh. Senang rasanya bisa mengerjai kekasihnya itu.

Satu jam kemudian Jaejoong mulai memasak untuk makan malam mereka di temani Yunho yang duduk tidak jauh dari konter dapur karena dia ingin melihat Jaejoong memasak. Memasak ramyun lebih tepatnya, Yunho tiba – tiba saja ingin makan ramyun buatan Jaejoong.

Namja yang bertastus kekasih Yunho itu sudah melarangnya tapi Yunho tetap ingin makan ramyun dengan kimchi sebagai pendampingnya. Akhirnya Jaejoong mengabulkannya saja.

" Yun..."

" Hmmm?"

Saat ini Jaejoong memperhatikan bagaimana rakusnya Yunho memakan ramyun yang tadi dia buat, bahkan Jaejoong memasak satu ramyun lagi karena Yunho masih meraas kurang. Astaga...

" Itu sudah ramyun keduamu, belum kenyang?" Tanya Jaejoong

" Belum... Hari ini lapar sekali dan ramyun buatanmu enak" Jawab Yunho diakhiri dengan senyuman yang berkembang lebar pada wajahnya

" Arasseo, makan saja yang banyak" Ucap Jaejoong kemudian memakan ramyun miliknya

" Hmm... Tiga hari lagi ulang tahun Kyuhyun ya?"

" Iya, dan dia ingin melakukan operasi di hari ulang tahunnya"

" Tidak merayakan ulangtahunnya dulu?"

" Maunya begitu tapi Kyuhyun bersikeras ingin melakukan donor di hari ulang tahunnya"

" Hmm... keras kepala ya"

" Ya, hampir semua keluargaku memang keras kepala"

" Kau juga" Gumam Yunho

" Mwo?"

" Tidak~ Habiskan ramyunmu atau aku akan memakannya"

" Ish, kau kok jadi rakus begini sih! Pakai acara mengidam, memang kau sedang hamil ya?" Goda Jaejoong kemudian terkekeh

" Hamil? Hmm.. Kalaupun hamil, kau lah yang akan hamil diantara kita. Lagian, kita belum pernah melakukan hal lebih, hamil bagaimana? Atau kau mau melakukan hal lebih sekarang?"

BLUSH

Sepertinya Jaejoong salah mengambil topik ini karena sekarang wajahnya seperti kerang rebus, merah parah! Melakukan hal lebih apa! Yunho saja hanya berani menciumnya atau meninggalkan tanda pada lehernya, menggigitnya kencang dan menjilanya setelah itu.

BLUSH

Double sial!

Kenapa juga otaknya malah membayangkan kegiatan yang sangat disukai Yunho itu! Aduh, mau ditaruh dimana mukanya kalau Yunho tahu apa yang sedang dia pikirkan!

" Kenapa wajahmu merah sekali? Kau demam?"

" Ah? Ti-tidak!" Jaejoong menggelengkan kepalanya dengan semangat

" Lalu? Kau memikirkan sesuatu?"

" Ti-tidak! Aku sudah selesai"

Jaejoong membawa mangkuk yang digunakannya ke tempat dia mencuci piring, Yunho mengerutkan keningnya kemudian dia tersenyum karena tahu sesuatu.

" Kau tidak bisa berbohong padaku Jae, kau akan terbata saat berbohong" Gumam Yunho kemudian berdiri dan membawa mangkok yang digunakannya menuju Jaejoong yang kini tengah mencuci piring

" Apa sih! Aku tidak berbohong!"

" Aigoo..."

GREP

Usai meletakkan mangkuk yang dipakainya, Yunho memeluk Jaejoong dari belakang dan menyesap harum Jaejoong dengan menempelkan hidungnya pada perpotongan leher Jaejoong hingga membuat Jaejoong menahan nafasnya.

" Yu-yunnn..."

" Wae?"

" Aish! Lepas, aku sedang mencuci"

" Cuci saja, aku kan hanya menempelkan wajahku pada leher kesukaanku"

" YAK! Kenapa sekarang kau senang sekali menggodaku sih!"

" Karena menyenangkan melihat wajahmu itu"

" Yunho!"

" Shhh... Diamlah"

Yunho menelusupkan wajahnya semakin dalam dan kini lidahnya menjilat leher jenjang Jaejoong, Jaejoong sudah tidak fokus lagi, dia memegang mangkuknya dengan erat dan memejamkan matanya. Dia selalu saja lemah dengan sentuhan yang Yunho berikan padanya.

Yunho yang melihat sebuah kesempatan, melepaskan pegangan Jaejoong dari mangkuknya dan membantu namja itu mencuci tangannya kemudian membalikkan tubuh Jaejoong hingga kini mereka berdiri berhadapan.

Mata mereka saling tatap dengan dalam dan Yunho memajukan wajahnya, bibirnya dia tempelkan pada bibir Jaejoong dan mulai bergerak untuk merasakan bibir Jaejoong lebih dalam yang disambut dengan antusias oleh jaejoong. Dia membalas semua sentuhan yang diberikan oleh Yunho untuknya.

" Ngghhh..."

Lenguhan Jaejoong membuat Yunho semakin bersemangat, dia mengangkat tubuh Jaejoong dan membawanya duduk pada konter yang ada di dapur. Jaejoong mengalungkan tangannya pada tengkuk Yunho dan mengelusnya dengan lembut.

Sedangkan tangan Yunho naik untuk meremas pinggang Jaejoong dan masuk ke dalam pakaian yang dikenakan oleh Jaejoong. Dia mengusap perut Jaejoong, awalnya pelan namun kemudian dia menekannya dan tangannya semakin naik ke atas.

" Yuunn~ Nghhh!"

Jaejoong sedikit merengek saat Yunho melepaskan ciumannya namun kembali melenguh saat Yunho menghisap lehernya dengan kencang, tangan Jaejoong meremas rambut Yunho dengan kencang kemudian menekannya agar tidak menjauh dari tubuhnya.

Yunho yang bersemangat kini menandai bagian tubuh kesukaannya dengan bercak kemerahan. Saat dia hendak menurunkan ciumannya, dia merasa terganggu dengan pakaian yang digunakan oleh jaejoong, jadi dia menjauhkan wajahnya dan menatap Jaejoong dengan penuh harap.

" Hum"

Jaejoong menganggukkan kepalanya, memberikan Yunho izin penuh untuk menyentuhnya lebih jauh, jadi Yunho membuka pakaian Jaejoong dan membuangnya asal. Saat pakaian itu lepas, Yunho dengan leluasa menandai tubuh Jaejoong dengan sesuka hatinya. Jaejoong membiarkan saja karena memang ini adalah kebiasaan Yunho, sebentar lagi juga...

PLOP

" Terima kasih, tubuhmu adalah yang terbaik. Maaf aku kelewat batas hari ini" Ucap Yunho kemudian mengecup bibir Jaejoong

" H-hum" Jaejoong menganggukkan kepalanya dengan canggung

Selalu seperti ini dan Jaejoong sudah tahu alasannya, pertama dia ingin melakukannya setelah menikah dan kedua Yunho selalu saja mengingat adiknya. Dan hal itu membuat Yunho menghentikan tindakan mesumnya itu.

Setelah itu Yunho kembali memakaikan pakaian Jaejoong dan menuntun Jaejoong menuju kamarnya, mereka tidur dengan berpelukan malam ini.

.

.

.

Ciieeee yang kecewa ga ada NC #DiBakarReade hahahahaha #smirk

.

.

.

.

.

.

.

.

- TIGA HARI KEMUDIAN -

.

.

Seorang namja berpakaian piyama rumah sakit berjalan memasuki sebuah ruang rawat, dia mendekat ke arah ranjang tempat seseorang berbaring dengan tenang di sana dan menatap wajah orang yang matanya tengah terpejam itu.

" Hey, selamat ulang tahun untukku" Lirihnya

Dia adalah Kyuhyun, namja yang sudah menginap di rumah sakit itu duduk kursi yang ada di dekat ranjang rawat namja kesayangannya. Jam menunjukkan pukul 00.05, sekarang adalah ulang tahunnya dan dia memutuskan ada di ruang rawat Changmin. Merayakan ulang tahunnya dengan seseorang yang sangat spesial dengannya.

" Besok... Bertahanlah sampai besok, oke?"

CUP

Kyuhyun memajukan tubuhnya dan mengcup pipi Changmin yang sampai saat ini juga tidak terganggu tidurnya. Dia kemudian tersenyum dan menggenggam tangan Changmin dengan erat.

CEKLEK

Kyuhyun langsung menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, dia melihat Junsu masuk ke dalam ruangan Changmin.

" Kau disini rupanya" Ucap Junsu

" Hyung..."

Junsu masuk ke dalam ruangan diikuti Yoochun, kedua orangtuanya, Jaejoong, Yunho dan yang terakhir adalah Kangta yang membawa sebuah kue berwarna putih dengan lilin angka satu dan tujuh di atasnya.

" Kami ke ruanganmu tapi kau tidak ada. Ternyata kau disini" Ucap Junsu

" Iya, kenapa?"

" Tentu saja kami ingin memberikan suprise party untukmu tapi kau menghilang" Jawab Mrs. Cho

" Selamat ulang tahun Kyunie" Ucap Jaejoong

" Terima kasih"

Kyuhyun bangkit dari tempat duduknya, dia mendapatkan pelukan hangat dari kakak tirinya itu kemudian mendapatkan pelukan dari semua orang yang ada di sana. Dia meniup lilin yang ada di atas kue ulang tahun sembari berdoa.

Setelahnya mereka mengobrol dan memberikan hadiah untuk Kyuhyun yang diterima dengan senyum lebar pada wajahnya. Hingga akhirnya mereka pulang dan Kangta meminta Kyuhyun untuk kembali ke kamar rawatnya bersama Junsu yang malam ini ikut menginap. Sedangkan Changmin akan dijaga oleh Jaejoong dan Yunho tapi mereka pergi untuk mengantarkan kedua orangtua Junsu dan Kyuhyun terlebih dahulu. Tanpa mereka sadari jari – jari Changmin bergerak semakin intens.

Besoknya adalah hari yang mendebarkan untuk Kyuhyun, dia sudah dibawa oleh Kangta ke ruang operasi bersama Changmin yang masih memejamkan matanya. Ranjang mereka berdua berdekatan dan Kyuhyun menatap Changmin dengan sendu.

Ini adalah harapan terakhir untuk Changmin, Kangta bilang walaupun tulang sumsum mereka cocok bukan berarti akan cocok juga pada Changmin. Bisa saja tubuh Changmin menolaknya dan malah berakibat buruk nantinya. Tapi ini lebih baik daripada tidak melakukan apapun, iya kan?

" Tubuhmu tidak akan menolakku bukan?" Lirih Kyuhyun dan tanpa sadar airmatanya keluar dari matanya " Kau... Kau akan bangun kan..."

CEKLEK

Pintu terbuka menampilkan Kangta yang sudah bersiap dengan pakaian yang biasa dia gunakan untuk melakukan operasi. Kyuhyun mencoba tersenyum namun gagal karena dia malah menangis di hadapan Kangta.

" Hey, aigoo... Kenapa berandal kecil ini menangis eoh? Takut?" Goda Kangta

" Tubuh Changmin tidak akan menolaknya kan hyung? Katakan padaku..."

" Hum, berdoalah untuk yang terbaik bagi kalian berdua Kyu"

" Hum"

" Aigo~"

Kangta menghapus airmata Kyuhyun dan mengisyaratkan suster yang berdiri di belakangnya untuk memberikan sesuatu. Sebuah suntikan lebih tepatnya.

" Sekarang cobalah untuk rileks"

" Hum"

Dokter yang masih terbilang muda itu mengambil alat suntik yang sudah berisikan obat bius dari tangan suster yang ada di belakangnya. Perlahan menyuntikkan obat bius itu pada salah satu lubang yang ada pada alat infus Kyuhyun.

" Tenang ya, hyung akan berusaha yang terbaik"

" Hum..."

Kangta meninggalkan Kyuhyun untuk mempersiapkan semua yang dibutuhkannya, mata Kyuhyun masih lekat menatap wajah Changmin. Matanya mulai berat saat suster memanggil nama Kangta berulang kali, Kyuhyun tidak tahu kenapa suara suster itu terdengar panik. Tapi dia ingat satu hal, satu hal yang dia sesalkan. Satu hal dimana dia ingin membatalkan Kangta untuk menyuntikkan obat bius padanya.

Mata Changmin...

Terbuka...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Akkhh..."

Ngilu, itu adalah yang dirasakan Kyuhyun saat mencoba membuka matanya. Dia berkedip berulang kali untuk membiasakan matanya terhadap cahaya di sekitarnya namun gagal karena dia terlalu merasa pusing lagipula ruangan yang dia tempati saat ini gelap. Hanya cahaya dari luar jendela yang menerangi ruangannya.

Saat itu dia sadar bahwa dirinya ada di dalam kamar rawatnya, dia juga melihat eommanya dan Junsu tidur berdampingan di atas sofa. Apa yang terjadi? Kyuhyun ingat sebelum matanya benar – benar terpejam mata Changmin terbuka. Iya kan? Dia tidak sedang bermimpikan?

Lalu...

Lalu bagaimana dengan Changmin? Apa dia sudah sadar dari komanya? Bagaimana operasinya? Berhasilkan?

" Eom... Ma..."

Kyuhyun mencoba untuk memanggil sang eomma tapi suaranya terdengar serak dan dia tidak bertenaga. Mungkin efek obat bius masih terasa di tubuhnya.

" Hyu... Ng..."

Dia tidak menyerah, memanggil hyungnya tapi sama. Dia tidak mendapatkan jawaban karena hyungnya terlihat tidur dengan pulas. Kyuhyun menghembuskan nafasnya, sepertinya dia harus menunggu sampai pagi?

Kyuhyun diam, menatap keluar jendela dimana bulan tengah bersinar dengan terang. Tadi dalam mimpinya dia mendengar seseorang terus memanggil namanya dan seseorang menariknya ke arah yang sangat gelap. Kyuhyun tahu siapa mereka, yang memanggil namanya terus menerus adalah eommanya dan Junsu. Lalu... Yang menariknya adalah Changmin. Changmin... Namja itu terus menariknya ke arah yang sangat gelap.

Awalanya Kyuhyun menurutinya tapi kemudian saat mendengar suara sang eomma memanggil dia tidak mau, dia malah menarik Changmin dengannya tapi Changmin tidak mau dan malah melepaskan pegangannya dari Kyuhyun. Apa arti mimpi itu sebenarnya? Hanya sebuah bunga tidur, kan? Kenapa perasaan Kyuhyun jadi tidak enak begini ya?

CEKLEK

Astaga...

Kyuhyun bersyukur dalam hati dan memuji penolongnya yang baru saja membuka pintu kamar rawatnya. Kyuhyun menoleh, mendapati Jaejoong berdiri di depan pintu namun dia tidak melihat ke arah Kyuhyun melainkan berjalan menuju sofa. Terlihat sekali wajah lelah Jaejoong.

" Hyu... Ng"

" OMO!"

Jaejoong tersentak dan langsung menoleh ke atah tempat Kyuhyun berbaring, matanya membulat saat melihat Kyuhyun menatapnya dengan sayu. Jaejoong dengan cepat menghampiri Kyuhyun dan mengusap kening namja berambut ikal itu.

" Changmin..."

" Stt... Kau istirahatlah dulu. Tidurlah sampai efek obat biusnya tidak terasa lagi" Ucap Jaejoong dengan lembut

" Tapi Changmin... Dia baik – baik saja kan?"

" Istirahatlah Kyu, kau pasti sangat lelah"

" Hyung"

Jaejoong tidak memberikan jawaban, dia mengusap lembut helaian rambut Kyuhyun dan membuat namja itu lama kelamaan menjadi tenang dan memejamkan matanya sampai akhirnya Jaejoong mendengar dengkuran halus keluar dari mulut Kyuhyun.

" Selamat tidur Kyunie baby"

CUP

Jaejoong kemudian mengecup kening Kyuhyun sebelum beranjak ke sofa dan duduk disamping Junsu lalu memejamkan matanya. Kenapa tidak bersama Yunho? Karena dia sedang marah, sejak tadi namja tinggi itu menyuruhnya untuk pulang tapi Jaejoong tidak mau. Alhasil, dia marah dan pindah ke ruang rawat Kyuhyun.

" Changmin... Aku juga maunya dia baik – baik saja Kyu..."

.

.

.

.

Saat pagi menjelang, Kyuhyun terbangun saat merasakan seseorang membuka kancing piyamanya. Kangta ada di hadapannya, sedang memeriksa denyut nadinya lalu sang eomma membuka piyamanya untuk membasuh tubuh Kyuhyun agar tidak lengket.

" Sudah bangun? Maaf ya tadi malam eomma terlalu pulas jadi tidak mendengar panggilanmu" Ucap Mrs. Cho penuh sesal, tadi pagi Jaejoong memang bercerita bahwa Kyuhyun sempat bangun dan memanggilnya

" Tidak apa – apa, Changmin..."

" Ayo minum dulu, kau baru boleh makan siang atau malam nanti"

" Aku ingin Changmin"

" Turuti kami Kyu atau kami tidak akan mengantarkanmu pada Changmin" Ancam Kangta

Akhirnya mau tidak mau Kyuhyun mengikuti apa yang Kangta katakan, dia meminum air yang dibawa oleh suster dan Kangta memberikannya obat setelah itu meminta Kyuhyun untuk kembali beristirahat.

" Apa Changmin baik – baik saja?" Tanya Kyuhyun

" Ya... Dia baik" Jawab Kangta seadanya

" Dia sudah membuka matanya?" Tanya Kyuhyun dengan mata yang membulat

" Hmmm... Belum"

" Ne?"

" Keadaannya masih sama Kyu"

" Ta-tapi... Sebelum benar – benar tidak sadarkan diri aku melihat Changmin membuka matanya hyung"

" Kau ingat itu?" Tanya Kangta dengan kaget

" Ya, aku melihatnya. Aku ingat dia membuka matanya"

" Ya"

Kangta akhirnya mengambil kursi dan duduk di dekat ranjang rawat Kyuhyun. Dia tersenyum dan mengusap lengan Kyuhyun.

" Dia terbangun, kami langsung memeriksakan keadaannya. Dia stabil dan kami langsung mengambil tindakan Kyu. Dan hyung ingat sebelum dia tidak sadarkan diri karena obat bius dia menatapmu dan mengucapkan terima kasih" Jelas Kangta

" Be-benarkah?"

" Ya"

" Lalu sekarang?"

" Dia tertidur Kyu... Koma lebih tepatnya dan... Jika dalam dua minggu ini keadaannya memburuk maka semua alat yang melekat pada Changmin akan dilepas"

" M-mwo? Hyung bercandakan?"

" Itu yang terbaik untuk kita semua Kyu"

" Terbaik untuk siapa maksud hyung! Dia akan sadar! Pasti"

" Kyu"

" Aku ingin menemuinya"

" …."

" SEKARANG!"

Kyuhyun duduk di sebuah kursi roda, memandang sebuah ruangan dilapisi kaca di depannya. Di dalam ruangan itu sebuah tempat tidur ditempati oleh seorang namja yang dia sayangi dengan tubuh penuh dengan alat – alat medis. Keadaan Changmin tidak stabil, itu yang Kangta bilang sehingga mereka memasukkan Changmin ke dalam ruang ICU.

Kyuhyun meneteskan airmatanya saat melihat Changmin seperti itu, dia tidak tega melihat namja yang disayanginya berbaring dengan alat – alat medis menempel pada tubuhnya.

" Min ah... Ottokeh..." Lirih Kyuhyun

Mata Kyuhyun membulat saat melihat tubuh Changmin terguncang, dia bisa melihat mulut Changmin terbuka dan tubuhnya terlihat bergetar.

" Hyung!"

" Dia sedang beradaptasi dengan donormu Kyu, begini yang terjadi sejak kemarin. Tunggu ya"

Kangta langsung berlari ke dalam ruangan dan mengambil tindakan, meninggalkan Kyuhyun yang menatap kejadian di depannya dengan wajah basah karena dia kembali menangis.

" Ayo kembali ke kamar"

Suara lembut itu membuat Kyuhyun menoleh, dia mendapati eommanya berdiri dengan sebuah senyum sendu pada wajahnya. Kyuhyun menangis semakin jadi dan membuat Mrs. Cho maju dan memeluk anaknya itu.

" Shh... Semua akan baik – baik saja. Kau berdoalah dan semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk Changmin"

" Hiks..."

.

.

.

.

.

.

.

Kyuhyun duduk sendirian di taman rumah sakit, biasanya dia yang menemani Changmin kemari saat sore tiba. Tapi malah dia yang duduk di kursi roda dan duduk sendirian disini, Kyuhyun setidaknya dapat mengerti bagaimana perasaan Changmin saay duduk di kursi roda dan melihat pemandangan dari taman rumah sakit.

Rasanya sepi...

" Ini yang selalu kau rasakan walaupun aku menemanimu ya Min?" Lirih Kyuhyun

" Hey"

Tanpa menoleh Kyuhyun tahu bahwa suara itu adalah suara Yunho, kakak Changmin. Kyuhyun tersenyum dan Yunho duduk dikursi di sebalah kursi roda Kyuhyun.

" Bagaimana keadaanmu?" Tanya Yunho

" Baik"

" Terima kasih ya, kami yang keluarganya malah tidak bisa berbuat banyak"

" Tidak apa - apa hyung, jangan lebay deh"

" Hahahaha... kau ini. Tapi Kyu, boleh hyung berkata serius kali ini?"

" Hmm?" Kyuhyun mengerutkan keningnya

" Kangta hyung sudah menceritakan keadaan Changmin bukan?"

Kyuhyun mengangguk.

" Dua minggu lagi..." Ucap Yunho kemudian dia terdiam

" Stop hyung, aku tahu apa resikonya. Tapi, bagaimana bisa hyung menyetujui hal itu?"

" Demi Changmin"

" Ma-maksud hyung?"

" Kau tahu harusnya Changmin sudah tidak bisa bertahan bukan? Kita yang memaksanya. Dan melihat dia tersiksa dengan keadaannya yang sering kejang seperti itu bukankah kita menyiksanya Kyu?" Lirih Yunho, dia tidak sanggup juga untuk mengatakan hal menyedihkan ini pada Kyuhyun

" Hyung... Kau hyungnya bukan? Kau tahu Changmin ketakutan saat sendirian?"

" Kau?"

" Aku tahu hyung, Changmin punya keinginan untuk tetap hidup. Bukan kita yang memaksa tapi dia sendiri juga ingin"

" Kyuhyun ah..."

" Aku mohon, aku sangat mohon jangan biarkan Changmin menyerah dengan semua ini hyung... Hiks..."

GREPP

Yunho memeluk Kyuhyun, meruntuki apa yang baru saja dia katakan pada Kyuhyun, namja ini masih lemah, dia melihat Changmin kejang karena tengah beradaptasi pasca operasi dan mendengarkan hal yang seharusnya tidak dia dengar.

Tapi,

Kyuhyun juga harus tahu kenyataannya bahwa Changmin...

Mungkin tidak bisa bertahan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Malamnya mata Kyuhyun memincing melihat siapa tamu yang datang ke dalam ruang rawatnya, dia mengerutkan keningnya saat melihat dua orang menyapanya dengan canggung.

" Kenapa kalian kemari?" Tanya Kyuhyun dengan nada datar

" Kyuhyun ah"

" Iya aku tahu, kalian ingin minta maafkan?"

" Hehehehehe"

" Iya aku maafkan"

" Jinjja?"

" Iya"

" Huwwwaaaa~~~"

Salah satu sahabat Kyuhyun itu mendekat dan memeluk Kyuhyun dengan erat diikuti temannya yang satu lagi. Mereka adalah Changsung dan Donghae, sahabat Kyuhyun saat mem-bully Changmin dulu. Sejak Kyuhyun memutuskan untuk bersama dengan Changmin, kedua sahabatnya itu menjauhi Kyuhyun.

Kyuhyun tidak masalah dan malah merasa beruntung dekat dengan Changmin sehingga dia bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Mereka tidak saling bicara sampai malam ini mereka mendatangi Kyuhyun dan meminta maaf pada Kyuhyun.

" Lepaskan aku, sesak tahu" Ucap Kyuhyun

" Iya, aku kan kangen"

" Cih, tidak usah modus"

" Uke kok galak, pantas Changmin sshi belum menerimamu!" Goda Changsung

" Mwo! Ya! Siapa bilang aku uke! Dan Changmin sudah menerimaku tahu!" Pekik Kyuhyun

" Eoh? Changmin bukannya seme ya?" Tanya Donghae

" Yah mana ada seme pacaran sama seme, kalau kau seme nanti kau diputusi Changmi sshi lho"

" YAK! TUTUP MULUT MENYEBALKAN KALIAN!"

Kyuhyun makin sebal saat kedua orangtuanya, Jaejoong, Yunho dan Junsu malah ikut menertawakan Kyuhyun. Mereka sungguh menggemaskan.

" Lalu... Bagaimana keadaan Changmin sshi?" Tanya Donghae

" Dia... Baik" Jawab Kyuhyun dengan nada lirih

" Hey... Kau tidak bisa membohongi kami Kyu, kami tahu ada yang salah"

" Hmmm... Yah begitu, nanti saja ceritanya"

" Oh ya! Ssaem bilang dia akan menjengukmu besok, dia bilang cinta memang bisa merubah sifat orang"

" M-mwo?"

" Iya, ssaem bilang begitu saat pelajaran berlangsung"

" Hah!"

" Hahahahahah, kau harus lihat ekspresi anak – anak sekelas saat ssaem mengatakannya hahahahaha"

Aduh!

Mau taruh dimana wajah Kyuhyun besok?

Ada yang mau menyimpannya?

.

.

.

- SEPULUH HARI KEMUDIAN -

.

.

" Hey, apa kabar? Kenapa masih betah di ruangan ini eoh? Hah..."

Kyuhyun tengah menjenguk Changmin di dalam ruang ICU, dia memakai pakaian khusus jika masuk kemari.

" Apa jangan – jangan tulang sumsum yang aku donorkan membully organ tubuhmu sampai kau kejang – kejang Min?"

Usai mengatakan hal itu Kyuhyun terkekeh, dia kemudian mengecup kening Changmin sekilas dan menatap wajah damai Changmin.

" Cepat bangun, tuh... Jae hyung mau cepat – cepat menikah dengan Yunho hyung. Memang kau tidak mau melihatnya? Kau juga ketinggalan banyak pelajaran kan! Katanya mau jadi dokter tapi malah tidur terus!"

Tangan Kyuhyun cukup bergetar saat menyentuh lengan Changmin dan mengelusnya.

" Kau... Tidak akan menyerah seperti yang mereka katakan, kan? Hiks... Hiks..."

Tangisan Kyuhyun semakin jadi saat seseorang menyentuh pundaknya, Junsu ada disampingnya dan Kyuhyun memeluk erat sang kakak dan menuangkan semua airmatanya dalam pelukan Junsu.

.

.

- SEMENTARA ITU-

.

.

" Bangun beruang~~"

Jaejoong mencubit namja yang memeluk dengan erat dari belakang, tubuhnya terasa lengket akibat permaianan mereka tadi malam. Ya, tadi malam entah siapa yang memulai mereka tidak bisa berhenti dan melakukan hal yang selama ini Yunho hindari.

Kenapa dihindari?

Takut ketagihan?

Tidak...

Sekali lagi Cho jelaskan bahwa Yunho hanya ingin melakukannya setelah menikah. Tapi, tadi malam dia berada dititik tertinggi stressnya sehingga tanpa sadar melakukan hal ini namun Yunho tidak menyesal. Sungguh...

" Masih mengantuk..."

" Sudah siang! Katanya kau mau cepat ke tempat Changminnie hari ini"

" Oh ya, kau benar..."

Yunho sedikit merenggangkan pelukannya namun kemudian dia mendengar lenguhan Jaejoong. Dan Yunho saat itu sadar jika miliknya masih terbenam dalam tubuh Jaejoong.

" Nghhh~~"

" Maaf"

Yunho mengecup punggung Jaejoong setelah berhasil mengeluarkan miliknya dari tubuh Jaejoong, dia mengusap pelan helaian lembut rambut Jaejoong dan membuat wajah Jaejoong semerah tomat karena teringat apa yang mereka lakukan semalam.

" Kenapa wajahmu merah hmm?" Tanya Yunho tanpa rasa bersalah sama sekali

Sedangkan Jaejoong masih tidur membelakangi Yunho, mencoba menolak saat Yunho memintanya untuk membalikkan tubuh kearahnya.

" Hey..."

Yunho menggoda Jaejoong dengan memainkan jari telunjuknya pada punggung Jaejoong.

" Yu-yuunn~~"

" Tatap aku"

" Tidak, aku malu tahu!"

" Tadi malam tidak tahu malu, minta tambah pula"

" Ish!"

Akhirnya Yunho berhasil membuat Jaejoong berbaring terlentang, Jaejoong sangat menggemaskan dimatanya saat ini. Ingin meneruskan kegiatan tadi malam tapi Yunho sadar Jaejoong pasti sangat merasa sakit terlebih ini kali pertamanya untuk Jaejoong.

" Aku mandi ya"

" Hu-hum" Jaejoong mengangguk dengan gugup

CUP

Yunho menempelkan bibirnya pada bibir Jaejoong, agak lama tapi kemudian melepaskannya sembari membisikkan kata – kata yang bisa saja membuat Jaejoong terkena serangan jantung.

" Saranghae nae baby~"

Setelahnya Yunho meninggalkan Jaejoong menuju kamar mandi tanoa menggunakana apapun, hey! Tanpa menggunakan apapun.

" YAK! paling tidak pakai celanamu!" Pekik jaejoong sembari bersembunyi dibalik selimut

" Kau kan sudah melihatnya semalam"

" YAK!"

" Hahahaha"

Setidaknya...

Ditengah kesedihan yang tengah melanda, jaejoong senang bisa membuat Yunho kembali tersenyum. Iya kan?

Akhirnya setelah satu jam mereka berdua sekarang duduk di ruang makan setelah sebelumnya Yunho memasakkan nasi goreng untuk Jaejoong sarapan pagi... Hmm... Siang ini.

" Kalau kau pandai memasak seperti ini lebih baik aku yang bekerja dan kau yang memasak dan membersihkan rumah" Ucap Jaejoong

" Huh? Tidak sabar jadi suami istri eoh?"

" Tidak mau memangnya?"

" Mau... nanti saja, belum terkumpul uangnya Jaejoong sajangnim" Goda Yunho

" Salah sendiri keluar dari perusahaanku"

" Yah... Harusnya memang aku bekerja denganmu saja ya" Ucap Yunho dengan nada yang dibuat kecewa

" Ck... Kerja sana yang benar"

" Iya, sabar ya"

" Hum..."

Mereka berjalan di koridor rumah sakit dengan jari saling bertautan satu sama lain. Yunho sesekali terkekeh saat melihat bagaimana cara Jaejoong berjalan, seperti bebek. Hahahaha...

" Masih sakit?" Tanya Yunho

" Pikir saja sendiri!"

" Aigo... Maaf?"

" Hum..."

Bukan salah Yunho juga sih sampai Jaejoong sulit berjalan, salah Jaejoong juga meminta tambah padahal mereka sudah sangat kelelahan. Eaa~~

Sampai di depan ruang ICU mereka melihat Junsu tengah memangku kepala Kyuhyun yang kini tertidur sembari membenamkan kepalanya pada perut Junsu.

" Tidur?" Tanya Jaejoong

" Iya, setelah lelah menangis" Jawab Junsu

" Menangis lagi?"

" Hmm... Kau tahu kan dia sedang sangat sensitif?"

" Ya, aku masuk dulu"

" Hum..."

Jaejoong masuk ke dalam ruang ICU tempat Changmin di rawat diikuti oleh Yunho. Setelah memakai pakaian yang disediakan mereka berdiri disamping tempat Changmin berbaring.

" Hey, apa kabarmu hari ini hmm?" Tanya Jaejoong dengan suara lembutmu " Kau tahu, hyungmu membuatku susah berjalan! Kau harus bangun untuk memarahinya"

" Ya... Kenapa kau mengadu hal itu pada Changmin"

" Habis kau menyebalkan! Minnie ah, cepat bangun dan hukum hyungmu itu"

CUP

Jaejoong mengecup kening Changmin, Yunho tersenyum melihatnya kemudian memeluk Jaejoong dari belakang. Menempatkan dagunya dengan nyaman pada pundak Jaejoong sembari matanya menatap sang adik yang masih senang menutup matanya.

" Cepat bangun dan berikan kami selamat Min, hyung merindukan suaramu" Ucap Yunho

" Nanti, kita berkumpul saat dia ulang tahun ya"

" Iya"

" lalu bagaimana dengan yang kata ucapkan?"

" Tidak ada kompromi lagi, Kyunie memohon sampai menangis dan memegangi kakiku untuk tidak melepaskan semua alat penopang hidup Changmin ini"

" Lalu?"

" Kau pikir aku tega? Lagipula Changmin adalah hidupku setelah eomma tidak ada. Tidak mungkin aku membiarkannya menghilang Jae walaupun menurut Kangta itu adalah hal yang terbaik untuk Changmin semua"

" Hum, aku tahu"

Tidak ada kata menyerah untuk Changmin, mereka akan menunggu Changmin sampai sadar walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Yang pasti Yunho pun tidak mau kehilangan harta peninggalan ibunya itu.

" Appamu bagaimana?"

" Dia sekarang di Busan untuk bekerja dan besok dia akan menjenguk Changmin"

" Baguslah kehidupanmu sudah mulai membaik sekarang"

" Ya"

Yunho memeluk erat Jaejoong dan memberikan kecupan pada punggung namja cantiknya itu, ketenangannya bisa dia dapatkan saat memeluk Jaejoong seperti saat ini. Jaejoong adalah penyembuhnya sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Kyu"

SREETTT

" Ch-changmin?"

" Hai..."

" Kau... Terlihat pucat Min"

" Ya, aku baik – baik saja. Hmmm Kyu..."

" Ya?"

" Aku ingin pergi"

" Kemana?"

" Tempat yang aku inginkan"

" Kemana?"

" Tempat yang aku sukai"

" Min?"

" Annyeong?"

" An-andwe!"

Kyuhyun menarik tangan Changmin namun sepertinya percuma karena tangan Changmin tidak bisa digenggam. Dia tembus pandang.

" Hey, terima kasih"

" Ti-tidak! Changmin!"

BRAKKKK!

" Ouch!"

Namja berambut ikal itu mengusap kepalanya yang baru saja terantuk sesuatu. Dia mengusap matanya dan bangun, menatap sekeliling dan menyadari bahwa dia sedang ada di dalam kamarnya. Dia melamun kemudian teringat sesuatu. Dia mengambil ponselnya dan mengumpat karena ternyata ponselnya mati.

" Aish! Padahal aku memasang alarm jam sepuluh semalam! Aku kan ingin merayakan ulang tahun Changmin! Pabbo Kyu!"

Kyuhyun dengan cepat meraih charger miliknya dan memasangkannya pada ponsel miliknya, dia kemudian bangkit dan melihat ke arah jam dinding miliknya, pukul delapan pagi. Kenapa sepi sekali?

Namja itu menerka bahwa hyungnya pasti sudah berangkat kuliah sedangkan kedua orangtuanya berada di luar kota untuk bekerja. Dan dirinya? Libur...

Jadi dengan gerakan cepat dia berlari ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, berpakaian rapi dan tidak lupa mengambil paper bag yang sudah dia siapkan jauh – jauh hari, di dalamnya adalah hadiauh ulang tahun untuk Changmin.

Karena merasa kesiangan Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk naik taksi menuju rumah sakit, di dalam taksi dia menyalakan ponselnya dan ingatannya mengingat tentang mimpinya. Perasaannya kembali tidak menentu, Changmin akan pergi? Kemana?

Ke tempat yang dia inginkan...

Ke tempat yang dia suka...

Tapi, dimana?

" Tidak... Positiflah Kyu, eoh!"

Kyuhyun menoleh ke bawah saat merasakan ponselnya terus bergetar, rupanya banyak pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Dari hyungnya, eommanya, Jaejoong dan Yunho. Eommanya hanya memberitahunya agar tidak lupa makan. Hyungnya?

'From Junsu bebek hyungie

Kau dimana? Cepat ke rumah sakit, mendesak Kyu!'

'From : Jae hyung

Aku sudah mencoba meneleponmu tapi tidak aktif, kalau kau baca pesan ini cepat ke rumah sakit, masalah Changmin'

'From ; Yunho hyung

Kyu, Maafkan hyung...'

DEGH

Kenapa perasaan Kyuhyun tidak enak seperti ini? Kenapa rasanya tiba – tiba sesak? Dengan cepat dia mencari nomor Jaejoong dan meneleponnya.

" Yeo-"

" Changmin kenapa?" Tanya Kyuhyun memotong ucapan Jaejoong

" Kyu..."

" Kenapa hyung?"

" Mereka memutuskan akan mencabut peralatan Changmin"
" MWO?! Kalian gila?! Yunho hyung?!"

" Dia terpaksa untuk setuju"

" TIDAK! Jangan! Tunggu aku hyung!"

" Kyu..."

" Tidak... Jangan lakukan itu!" Kyuhyun menangis lagi, tidak mengerti kenapa keadaannya jadi semakin buruk

PIK

Kyuhyun mematikan sambungan itu dan meminta sang supir taksi untuk mengendarai taksinya lebih cepat. Jantung Kyuhyun berdebar sangat kencang, jadi mimpinya tadi malam adalah satu petanda? Dan bagaimana mungkin keluarga Changmin memutuskan untuk mencabut semua peralatan medis itu!

Terlebih, Yunho? Tidak... Kyuhyun menggelengkan kepalanya dengan kencang, hyung dari Changmin itu tidak akan melakukannya bukan?

TAP

TAP

TAP

TAP

TAP

Usai membayar ongkos taksi Kyuhyun langsung berlari menuju ruang rawat Changmin yang dulu, Jaejoong mengirimkan pesan bahwa Changmin sudah dipindahkan ke ruang rawatnya yang lama untuk proses pencabutan alat medisnya. Dipikirannya sekarang hanya ada Changmin, Changmin dan Changmin.

CEKLEK

Mata Kyuhyun membulat melihat semua orang ada disana menatap Changmin yang kini terbaring pucat tanpa ada satu pun alat medis yang menunjang hidupnya kecuali jarum infus yang sedang Kangta pegang, sepertinya Kangta akan melepaskan alat infus itu dari lengan kurus Changmin.

" Ak-aku... Terlambat?" Tanya Kyuhyun dengan tidak percaya

" Maaf Kyu..." Lirih jaejoong

" Wae? Kenapa kalian melakukan hal ini!" Pekik Kyuhyun

" Ini akan membebaskannya dari semua rasa sakit Kyu" Jelas Kangta

" Tahu apa kalian tentang rasa sakit! Tidak, kau jahat hyung! Yunho hyung! Kau sudah berjanji untuk tidak melepaskan alat itu!"

" Maaf Kyu, tapi ini mungkin yang terbaik"

" Terbaik apanya!"

Kyuhyun berjalan cepat ke arah tempat Changmin berbaring dan menangkup wajah Changmin setelah melempar asal paper bag-nya, dingin. Airmata Kyuhyun mengalir begitu saja dan mengenai wajah Changmin.

Namja itu menunduk, memeluk Changmin dan menangis di sana. Menangis dengan kencang hingga membuat Junsu tidak tega dan menyentuh pundak Kyuhyun namun Kyuhyun menepisnya.

" Mereka jahat Min, jahat padamu! Hiks... Hikss..."

" Kyu..."

" Jangan panggil aku! Kalian jahat!"

" Kyu, lepaskan Changmin"

" Tidak! Hiks... Changmin ah..." Kyuhyun terus memanggil nama Changmin dan memeluknya dengan erat

" Lepaskan Changmin Kyu" Lirih Jaejoong dan Kyuhyun tetap memeluknya dengan erat " Kau membuatnya sulit untuk bernafas"

" Kalian jahat! Kalian yang membuatnya tidak bernafas eh?"

Perlahan Kyuhyun menjauhkan tubuhnya dari Changmin, hal pertama yang dia lihat setelah mengusap matanya yang banjir air mata adalah sepasang mata bulat tengah menatapnya dengan sayu.

DEGH

" Ch-changmin..."

" Hai..."

Astaga!

Jantung Kyuhyun terasa jatuh dari tempatnya saat mulut yang selalu terkatup selama hampir empat bulan ini terbuka dan mengeluarkan suara yang Kyuhyun rindukan.

" Ch-ch-ch-cha-changmin"

" Hum?"

Suaranya tidak terlalu terdengar malah terkesan serak tapi Kyuhyun yakin dia tidak salah mengenali bahwa yang barusan didengarnya adalah suara Changmin. Changmin-nya!

" Hei, kenapa kau malah membatu?" Jaejoong menepuk pundak Kyuhyun

Kyuhyun langsung menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap semua yang ada di dalam ruangan satu persatu, dimana mereka menampilkan sebuah senyuman. Senyuman lebar penuh kemenangan dan Kyuhyun tahu apa yang telah terjadi. Dia dikerjai!

" Itu... Changminmu sudah bangun" Ucap Yunho dengan lembut

Apa kata Yunho barusan?

Changminnya sudah bangun?

Changmin ditambah nya,

Sudah bangun.

Perlahan Kyuhyun kembali menatap kearah tempat tidur, dia melihat orang yang sudah dia rindukan itu tengah dibantu untuk duduk oleh Kangta dan dia menutup mulut dengan menggunakan kedua tangannya, matanya kembali berkaca – kaca.

" Hei Kyu... Terima kasih"

" Ch-changmin... Huwwweeee~~~"

GREEPP

Kyuhyun kembali maju untuk memeluk Changmin, melepaskan semuanya pada bahu Changmin. Rasa kesal, kecewa, marah dan rasa syukur karena Changmin membuka matanya tepat saat hari ulang tahunnya.

.

.

.

.

.

.

" Kenapa kalian berbohong?" Tanya Kyuhyun ketika keadaannya sudah tenang, dia duduk di kursi dekat ranjang rawat Changmin dan menatap tajam para tersangka di depannya

" Kami tidak berbohong" Jawab Jaejoong

" Kalian melakukannya"

" Tidak"

" Iya, kalian bilang akan mencabut peralatan medis Changmin"

" Kami memang melakukannya" Jawab Junsu

" Lalu... Kalian bilang... Ini yang terbaik untuk Changmin" Ucap Kyuhyun sembari memproses apa yang baru saja dia katakan

" Memang benar, kan? Changmin merasa sesak memakai semua alat itu dan Kangta hyung memutuskan untuk mencabutnya" Jelas Jaejoong

BLUSH

Intinya mereka sudah mengerjai Kyuhyun dengan membuatnya seakan mendapatkan serangan jantung! Kyuhyun harusnya memasukkan nama Junsu, Jaejoong, Yunho dan Kangta ke dalam opera akhir tahun sekolahnya.

" Kalian bersekongkol!"

" Changmin juga" Ucap Jaejoong

Sembari mengerucutkan bibirnya, Kyuhyun menoleh dan manatap tajam Changmin yang kini menatapnya dengan lembut. Niatnya sih Kyuhyun ingin memarahi Changmin tapi tidak tega setelah melihat tatapan Changmin yang sangat lembut.

" Tadi semangat sekali memarahi kami dan sekarang malah terdiam menatap Changmin" Goda Junsu

" Yak! Jangan menggodaku" Ucap Kyuhyun dengan pipi merona

" Ya sudah, karena Kyuhyun sudah datang kami pergi dulu"

" Ka-kalian mau kemana?" Tanya Kyuhyun

" Chunnie akan mengajakku kencan" Ucap Junsu

" Aku akan kencan dengan Yunie" Jaejoong tidak mau kalah

" Aku banyak pasien yang harus diperiksa" Kangta tersenyum lebar

" Tidak apa – apa kami tinggal, kan Min?" Tanya Yunho

" Hum, sudah ada Kyuhyun di sini" Jawab Changmin dengan nada lemah

" Oke, kajja"

Satu persatu mereka menghampiri Changmin dan memeluknya, sekali lagi mengucapkan selamat ulang tahun dan mengecup kening Changmin. Saat giliran Junsu, Changmin menariknya karena menurut Kyuhyun, kakaknya itu memeluk Changmin sangat lama.

" Aish! Tidak usah cemburu begitu" Ucap Junsu

" Si-siapa juga yang cemburu!" Ucap Kyuhyun

" Nah kami pergi ya~"

" Hum" Changmin menganggukkan kepalanya

" Ingat Kyu, Changmin belum boleh makan. Minum air putih saja" Ucap Kangta

" Ne" Kyuhyun mengangguk mengerti

CEKLEK

Pintu itu tertutup sempurna meninggalkan Changmin dan Kyuhyun berduaan. Oh tidak! Jantung Kyuhyun saat ini bahkan berdetak dengan kencang! Dan Kyuhyun sungguh gugup!

" Kenapa menunduk?" Tanya Changmin melihat sikap Kyuhyun yang berbeda dari yang dulu

" Tidak"

" Hei Kyu... Terima kasih"

" Ne?" Kali ini Kyuhyun mendongakkan kepalanya dan menatap Changmin

" Aku mendengar suaramu memanggilku terus menerus"

"..."

" Aku selalu mendengar bisikan 'aku mencintaimu' berulang kali dan aku sadar itu adalah suaramu. Dan tadi... Ah maaf juga karena aku meragukanmu waktu itu"

" Kapan?"

" Saat... Yah... Kau tahu... Soal Junsu hyung"

" Ti-tidak masalah yang penting kau sudah bangun sekarang" Lirih Kyuhyun

" Kau kenapa?"

" Semalam aku bermimpi bahwa kau akan pergi ke tempat yang kau suka dan inginkan, aku kira..."

" Tempat ini memang yang aku suka dan inginkan kok"

" Ne?"

" Aku tidak mau menyerah untuk menjadi dokter juga... Ingin selalu bersamamu"

" Changmin..." Wajah Kyuhyun sungguh merah saat ini, dia ingin menangis lagi tapi ditahan olehnya

" Terima kasih dan aku menyayangimu"

" Hiks... Ne..."

Perasaan Kyuhyun lega, sangat lega. Walaupun dia masih sedikit kecewa karena Changmin hanya mengucapkan menyayanginya bukan mencintainya. Tapi Kyuhyun yakin, ada saatnya namja itu akan terus menatapnya dan mengucapkan cinta padanya berulang kali. Yang harus Kyuhyun lakukan adalah bersabar bukan?

Dan besok...

Semua akan dimulai kembali, kehidupan baru Changmin akan dimulai. Begitu juga dengan Jaejoong, Yunho, Junsu serta Kyuhyun.

.

.

.

~ END ~

.

.

.

Annyyeeeooonggg~~~ Yuuuhuuuuu~~~

Eaaa... Kangen update an Cho kaga? Kaga? Ya udah...

.

Special Thanks :

.

rosemarryisqueen (iya, ga dimatiin kok, cho kan sayang bebeb mimin), nocichan (cupcupcup...), riedhoup (sipoo~~~), Dewi YJKTS (cupcupcup, yang sabar ya, cho emang jahat orangnya wkwkwk), Princess435 (Cho suka yang digantung – gantung,hohoho), ChangKiDong (sipoo), elfinexoplanet (maacihhhh), chwangkyuwoozi (cup cup, Cho bikin happy end kok), elite minority. 1111 (Cho bikin happy end kok, ga mungkin sedih cup cup), Avanrio11 (iya, ga pergi kok),

.

Im150391 (ga sebulan, 4 bulan malah nunggu na hahaha, mian?), Baekbyyours614 (yunjae na chap dpn ya, fokus bebeb mimin dulu), ireneayu (bebeb mimin masih idup kok, kan mau nikah sama cho #ups), ismimimi05 (ini udah end, kalo smp mati, Cho di kejar – kejar reader lah hahahaha), Jj (udh di update nihh~~), Park RinHyun-Uchiha (sipooo~~~), L (ada, tuh bebeb mimin kesayangan Cho masih idup kok), akiramia44 (Nano nano dong~~ Enak kan?), kurojiaer (ga ditinggal kok, pisah sementara aja),

.

Yang udah follow, fav dan para SiDer

.

Sekali lagi maacih #bow

.

Oke, pertama maacih buat kalian yang udah kasih cho semangat luar dan dalam sampe Cho kemaren kadang down sendiri mikirin kelanjutan ff Cho yang bejibun tapi lama update-nya. Makasih buat kalian yang udah setia nunggu sampe kalian gemes sendiri sama Cho dan pengen dorong Cho ke jurang. Hahahahaha...

.

Soal Yunho dan Jaejoong, masih ada epilog seperti biasa kok, karena Cho ga mungkin ninggalin ff end tanpa ada epilog, jadi sabar ya...

.

Kenapa NC na di cut?

Iya, chap ini mau fokus ke bebeb mimin dulu, masa sedih – sedih ada adegan aahhh ahhhh kimochi? Wkwkwkwkw... Chap depan ya~~

.

Juga...

buat busie Yunie... Tolong sabar, Cho ga mau asal untuk epilog nya, kalo sampe salah jalan yang ada malah ga bagus, Cho lagi ngetik akhir dimana semua bisa bahagia termasuk reader yang bacanya hahahaha..

.

.

Oke... See u next chap?

Chuuu~~~~

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Hey Kyu..."

" Ne?"

" Kemarilah... Aku ingin menciummu, boleh?"

BLUSH

Apa lagi yang harus Kyuhyun sekarang!

.

.

.

.

.

.

.

Selasa, 12 Desember 2017