OkiKaguFanfiction

Gintama © Sorachi Hideaki.

Beach © Hana Kumiko.

Warning! Typo(s), Ooc. DLDR.

Enjoy reading, aru.

-oOo-

Musim panas telah tiba. Dengan senang gembira orang berbondong-bondong untuk pergi ke pantai. Aneh memang. Untuk apa pergi ke pantai jika hanya untuk berjemur kalau berjemur di depan rumah saja sudah cukup membuat tubuh coklat?

Ah, tapi siapa yang mengerti pikiran manusia?

Sama seperti Gintoki dan anak buahnya. Mereka berencana menghabiskan libur musim panas mereka—walau setiap hari bisa dibilang musim panas—untuk pergi ke pantai. Tidak hanya mereka saja tentunya. Ada Otose yang memaksa ikut dengan alasan sebagai ganti bayar kontrakan bulan ini dan Catherine yang menjadi soulmate Otose kemudian Tae Shimura yang diajak oleh Shinpachi. Oh, jangan lupakan duo stalker, Kondo Isao dan Sarutobi Ayame. Juga Tsukuyo, Hinowa dan Seita.

Omong-omong pantai yang mereka kunjungi hari ini spesial. Merupakan pantai pribadi yang dimiliki oleh Soyo-hime karena telah banyak membantu keluarga shogun. Entah bantuan apa yang dimaksud—karena Yorozuya selalu langsung melupakan misi mereka kalau sudah dapat bayaran—sehingga memperbolehkan mereka untuk memakai pantainya lengkap dengan penginapan eksklusif yang ada di sana. Yah, berdoa saja semoga pantainya tidak rusak apalagi terbelah jadi dua.

Kagura mengobrak-abrik lemari untuk mencari sesuatu di sana. Segala sesuatu yang dia butuhkan sudah lengkap sebenarnya. Seperti tas, payung, beberapa baju ganti dan lain-lain. Tapi dia juga membutuhkan benda sedang dicarinya.

"Kagura-chaaaan ... apa kau masih lama? Kita harus cepat, lho!" teriak Shinpachi dari genkan.

"Iyaaaa ... aku segera ke sana, aru," balasnya dengan berteriak juga. Tak lama kemudian derap langkah kaki Kagura terdengar oleh Shinpachi.

"Sudah selesai, Kagura-chan?" tanya Shinpachi sekali lagi.

Kagura mengangguk. Dia menepuk-nepuk tasnya sebelum memakainya di punggung.

"Mattaku~ bisa-bisa air lautnya kering kalau kau terlalu lama, Kagura-chan," komentar Gintoki malas sambil memancing ikan di gua berbulu.

Kagura merengut. "Aku sudah selesai, aru ne!"

"Ha'i ... ha'i~"

Kemudian anggota Yorozuya itu keluar. Begitu sampai di depan rumah, Kagura, Shinpachi, Gintoki dan Sadaharu menatap langit sambil tersenyum.

"SAATNYA LIBURAN MUSIM PANAAASSS~~~" Gintoki berseru yang diikuti dengan yang lainnya.

"YAHHOOO~"

Dengan senyum merekah, liburan musim panas mereka pun dimulai.

-oOo-

Pantai memang salah satu pemandangan yang indah untuk dilihat. Suara deburan ombaknya bisa menenangkan hati asal bukan deburan ombak tsunami. Warna lautnya indah, sangat cocok dengan pasirnya. Musim panas di pantai memang berbeda. Apalagi kalau bisa bersantai di kursi santai tertutupi dengan payung dan kemudian ada orang yang mengantarkannya minuman. Wah, pasti itu menakjubkan. Mata Kagura berbinar-binar hanya dengan membayangkannya saja. Dia sudah merancang kegiatan yang akan dia lakukan di pantai nanti.

Setidaknya itu yang awalnya ia pikirkan sebelum mengetahui bahwa si perampok bank—eh salah, maksudnya para perampok pajak itu juga ikut berlibur di pantai tersebut. Ternyata mereka juga diperbolehkan menggunakan pantai tersebut oleh Soyo-hime.

Semua membeku di tempat ketika mereka datang hampir bersamaan. Dalam hati Kagura sudah bisa menebak bagaimana akhir liburan musim panas ini. Bisa dipastikan tidak sesuai rencana.

"Woi, ngapain lo di sini, heh?! Ini tempat udah kita sewa," ujar Gintoki pada kelompok Shinsengumi.

Sebagai musuh bebuyutan, Hijikata maju ke depan. "Disewa?! Jangan ngaco lo, uban! Tempat ini udah diboking duluan sama kita! Mending lu out dari sini!"

"Dasar, lumut. Gue udah boking ni tempat ke Soyo-hime 0.5 detik lebih cepet dari lu!" balas Gintoki tidak terimu.

"Pokoknya gue duluan yang dateng, keriting!"

"Pokoknya gue woi!

"Gueeeee!"

"Gueeeeeeeeee!

Dan pertarungan tak terhindarkan. Siapakah yang akan menang dalam duel tersebut? Saksikan pertandingan jambak-jambakan, antara Uban versus Lumut hanya di ... EdoTv!

Abaikan mereka. Kita kembali ke pan ... tai.

Selagi Hijikata dan Gintoki sedang bertengkar, kedua kubu hanya menonton dan memutuskan untuk bubar. Sepertinya kedua kubu tersebut damai-damai saja, kecuali pemimpin mereka. Shinpachi menggelar tikar di atas pasir untuk beberapa peralatan yang mereka bawa ke pantai. Barang lainnya seperti baju ganti sudah diletakkan di kamar penginapan. Nanti jika sudah selesai mereka hanya perlu kembali ke penginapan.

Kagura masih belum keluar. Dia masih berada di depan cermin kamarnya. Atensinya memperhatikan dirinya sendiri yang menggunakan sebuah bikini putih. Hari ini ia mengurai rambutnya yang sepunggung dan menggunakan topi lebar di kepalanya. Dia ragu untuk pergi keluar dengan menggunakan ini. Tapi kata anego, sesekali tidak masalah kalau sesekali menggunakan ini.

Dahi Kagura mengerut serius melihat penampilannya. Ia menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya beberapa kali. Lalu setelah menepuk kedua pipinya, Kagura dengan mantap memutuskan untuk keluar menggunakan itu. Ah, tidak lupa melapisinya dengan jaket terlebih dahulu agar tidak terlalu terbuka.

Di pintu keluar, dia sempat bertemu Shinpachi.

"Yo, Shinpachi," sapa Kagura.

Senyun Shinpachi diganti rasa syok berlebihan melihat pakaian yang Kagura kenakan. "K-Kagura-chan! Apa yang sedang kau pakai itu?!"

Wajahnya memerah sambil menutupi lubang hidung. Takut sesuatu akan keluar dari sana.

Kagura menaikkan kedua alisnya. "Ha? Kenapa memangnya, aru ka?"

Shinpachi menggelengkan kepalanya. Dengan cepat ia sudah berlari dan berteriak, "GIN-SAAANNN~ KITA PUNYA MASALAH SERIUUUSSS!"

Gadis itu menelengkan kepalanya bingung. Sekali lagi otaknya berpikir. "Apa ini berlebihan, aru ka?"

Tapi akhirnya ia melanjutkan langkahnya ke pantai. Di sana, semua mata tertuju pada Kagura. Sosoknya yang beranjak dewasa sudah dipastikan aura kecantikannya sedang keluar. Hampir semua para lelaki di sana wajahnya memerah seketika begitu melihat sosok Kagura. Bahkan keluarganya juga ikut memerah di pojokan sana. Awalnya mereka berniat menegur Kagura, tapi apalah daya, sepertinya pemandangan remaja Kagura yang seperti ini membuat keduanya terharu sampai tidak bisa menegurnya.

Terharu ya ... hmm ...

Duagh. Kepala Gintoki melayang terkena tendangan bola yang dilancarkan Tsukuyo. Tsukuyo berlari mendekati keduanya untuk mengambil bola berlumuran darah tersebut.

"Ah, gomennasai," ujarnya watados. Kemudian wanita itu berbalik. Hinowa dan Seita bergidik melihat senyum sadis Tsukuyo.

'Siapa sangka kalau bola juga sama efektifnya dengan kunai? Fufufu~' pikir Tsukuyo.

"GIN-SAAANNN!" teriak Shinpachi.

Ck ck ck, berpikiran mesum pada anak sendiri tidak diperbolehkan, Gin-san!

Kembali ke Kagura yang mendadak jadi pusat perhatian. Kagura sedang asik bermain voli pantai bersama yang lainnya. Tapi ketika dia merasa badannya mulai panas, Kagura memutuskan untuk berhenti. Ia berteduh di atas tikar yang Shinpachi gelar. Udaranya panas, padahal masih jam sepuluh.

Ia memandangi teman-temannya yang masih bermain. Sesekali dia tertawa melihat salah satu mereka bertingkah lucu. Selebihnya dia hanya mengamati. Terkadang Kagura berpikir pasti enak kalau bisa terus bermain seperti mereka. Tidak peduli meski matahari terik seperti ini, mereka akan tetap bisa bermain. Dia ingin, tapi tidak bisa. Darah Yato-nya menghalanginya. Ah, dia tidak ingin menyalahkan darah keturunannya. Karena itu sama artinya dia tidak menghargai sang mami yang sudah sudah payah melahirkannya ke dunia. Dia senang bisa hidup seperti ini, meski dalam otaknya ia mencari cara agar bisa bermain dalam waktu lama dalam keadaan matahari seperti ini. Dan sampai saat ini Kagura belum menemukannya.

Kagura menghela napas. Tanpa sadar bibirnya membentuk seulas senyum sendu.

Dan pemandangan tersebut tak luput dari manik krimson Okita Sougo. Dia baru sadar kalau Kagura mengenakan bikini ketika beberapa anggotanya diam dan menatap pada objek yang sama, yaitu Kagura. Ada perasaan tidak rela ketika Kagura menarik semua perhatian laki-laki padanya. Maka dari itu Sougo memukul semua kepala pria yang wajahnya memerah hingga tak sadarkan diri. Kira-kira sudah berapa lama mereka terpesona oleh kemolekan tubuh Kagura? Dia menyesal tidak tahu lebih awal. Sougo memang datang sedikit terlambat karena harus membuat ramuan pencuci perut untuk Hijikata. Dan sekarang dia yakin setelah ini akan membuatkan ramuan itu untuk yang mereka yang sempat merona ketika melihat Kagura

Sougo memutuskan untuk memisahkan diri dari kelompoknya. Berniat menghampiri Kagura yang sepertinya sedang GeGaNa sendirian. Namun sebelum itu Sougo membeli dua porsi es serut. Begitu sampai di tempat Kagura, Sougo bisa melihat gadis itu tersenyum sendu.

"Oi, China." Sougo memanggilnya.

Tubuh gadis itu menegang sejenak baru kemudian menoleh. "Nani, Do-S yarou?!"

"Tidak bisakah kau bersikap lembut sedikit ketika bertemu denganku? Kau tidak malu dengan bikinimu?" Pria berusia 21 tahun itu duduk di samping Kagura.

"Nani— kau sendiri tidak malu duduk di samping seorang gadis tanpa izin seperti itu?!" protes Kagura sambik menunjuk Sougo. "Lagipula apa hubungannya bikini dengan sikap lembut kepadamu, aru ka?!"

Sougo tidak menjawab. Pria itu hanya mengulurkan es serut pada Kagura. "Ambillah."

Kagura mengangkat sebelah alisnya. Dia tentu tidak akan langsung menerima es tersebut. Bisa saja kan Sougo meracuninya dengan tabasco tersembunyi atau pencuci perut jahanam?

Seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh Kagura, Sougo segera berkata, "Ini tidak beracun."

Dengan perasaan ragu, Kagura mengambil es serut tersebut. Kalau dilihat dari mata pria sadis itu, sepertinya dia tidak berbohong. "Awas kalau sampai beracun, aru yo!"

"Tenang saja. Jika kau sampai tidak sadarkan diri karena ini, aku akan menciummu agar kau bangun," ejek Sougo dengan memamerkan seringainya.

"Aku tidak mauuu, aruuu~" seru Kagura. Ia menjauhkan tubuhnya dari Sougo.

Sougo yang melihat itu hanya mendengus. "Bercanda, China," ujarnya kalem.

Mendengarnya Kagura bisa bernapas lega. Sougo melanjutkan, "Lagipula aku tidak minat dengan gadis bau asam sepertimu."

"Enak saja! Aku bau kemangi, aru yo!"

"Heh~ bukan kunyit?

"Bukaaaaannn~"

"Bagaimana kalau jahe?"

"Jahe? Itu untukmu saja, aru."

"Temulawak, deh~"

"Temulawak gundulmu!"

Sougo mengerutkan dahinya serius. "Bukankah yang gundul itu papimu?"

"Benar juga, aru— Hei, aku tidak terima kau menjelekkan papiku, aru!"

"Tapi kau baru saja mengiyakannya, bodoh!

Sougo hanya menghela napas melihat Kagura yang terkejut mendramatisir berlebihan karena baru sadar akan hinaan secara tidak langsung pada papinya itu.

"Cepat habiskan es serutmu sebelum mencair." Sougo mengalihkan perhatiannya. Tapi nyatanya es serut milik Sougo juga hampir mencair.

"Hari ini terik sekali, aru," renung Kagura di tengah-tengah makan es serut.

"Hmm, bagi Yato sepertimu memang ini terik. Tapi bagiku ini biasa saja," tanggap Sougo. Sudut matanya melihat ekspresi sedih Kagura. "Kenapa? Kau ingin bermain seperti mereka?"

Gadis itu menggeleng. "Kadang. Sepertinya menyenangkan berlarian dalam waktu lama di bawah matahari seperti itu." Kagura menunjuk Otae yang berlarian di tepi pantai. Berlari mengejar gorila dengan kecepatan maximum maksudnya.

Sougo memasang wajah triplek. "Ooh~ itu~"

"Benar, aru." Semilir angin berhembus bersamaan dengan anggukan Kagura.

"Lari-lari saat malam saja kalau begitu," usul Sougo. Gadis bersurai vermillion itu berjengit. "Kau bodoh ya? Itu bukan berlarian di bawah matahari namanya!"

Sougo manggut-manggut paham. Kemudian Sougo berpikir. Sepertinya dia tahu bagaimana caranya agar Kagura bisa berhadapan dengan matahari. Tidak sepenuhnya berhadapan sih, tapi sedikit lebih baik daripada memaksakan diri untuk bermain di matahari yang terik begini sementara tubuhnya bisa saja terbakar atau malah bisa jadi demam.

"Oi, China."

"Nani, aru ka?"

Kagura menganati wajah Sougo yang terlihat berpikir sebelum mengatakan sesuatu. "Hmm ... bagaimana kalau nanti sore kau keluar denganku?"

Sebuah pertanyaan yang tidak pernah terlintas di benak Kagura keluar dari mulut Sougo. Kagura terkesiap. "A-apa itu ajakan kencan, aru ka?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Sore hari juga ada matahari, kan? Tapi setidaknya pada saat itu tidak panas seperti sekarang," jelas Sougo datar. Lagi-lagi Kagura terkesiap berlebihan.

"K-kau siapa?! Jangan-jangan kau bukan Sadist? Hei, kembalikan Sadist!" Kagura menepuk pipi Sougo beberapa kali. Memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Memeriksa sesuatu. Takut ada sesuatu yang salah.

Sougo berdecak. "Hei, jauhkan tanganmu dari kepalaku!"

"O-oke, maaf. Habis ... kau bertindak di luar karaktermu," tuturnya.

"Benarkah?" Kagura mengangguk yakin.

"Kalau begitu tidak jadi." Gadis itu menoleh cepat. "Heh~ nande? Jadi saja, aru ne. Jangan tidak jadi~" rengek Kagura.

"Tidak. Kau bilang aku bertindak di luar karakterku." Laki-laki itu memalingkan wajahnya.

"Huuwwweee~ jangan, aruuu~" rengek Kagura dengan suara keras di telinganya. Sougo menjauh. Ia menutup telinganya yang berdenging akibat teriakan Kagura.

"Iya iya iya! Nanti jadi," seru Sougo. Dan rengekan Kagura otomatis berhenti. Digantikan dengan cahaya beling-beling di mata birunya. "Benarkah, aru ka? Yatta~ arigatou, Sadist."

Sougo terperangah. Kagura mengatakan terima kasih padanya dengan tersenyum lebar ke arahnya. Seperti gadis yang di sekolahnya adalah gadis sempurna dan berubah jadi chibi menyebalkan ketika di rumah. Hanya saja kalau dia 'arigatou, Sadist' bukan 'arigatou, Onii-chan'. Apalagi posisi Kagura yang menghadap kepadanya dan menopang tubuhnya dengan kedua tangannya yang ada di depan. Membuat dadanya sedikit merapat dan semakin terlihat uhuk—besar—uhuk. Hingga Sougo si Sadist yang notabene-nya sulit tergoda pun bisa memerah wajahnya.

"Ehem. Y-ya." Lalu Sougo memberinya sebuah jaket merah yang tadi dipakai Kagura untuk menutupi bikininya. "Pakai itu. Tidak baik jika kau terlalu menonjolkan tubuhmu di hadapan orang banyak."

"O-oh, arigatou." Kagura tidak tahu harus berkata apalagi. Sougo menjadi mendadak dewasa. Apa memang karena sudah berkepala dua ya?

"Aku pergi dulu, China," ujar Sougo sambil berdiri. "Jangan lupa nanti sore. Aku akan menjemputmu." Kemudian laki-laki itu berjalan meninggalkan Kagura.

Kagura mengerjap beberapa kali. "Y-ya." Tidak ada yang bisa ia keluhkan untuk sikap Sadist hari ini.

Lalu Kagura memutuskan kembali ke penginapan tak lama setelah Sougo pergi. Dia segera pergi ke kamar mandi untuk mengganti bikininya ke mode baju biasa.

-oOo-

To be contine.

-oOo-

Allo … allo … saya datang lagi bawa fanfic OkiKagu. Mueheheh … bosen yaaa~ maap … mumpung mood nulisku ada. Gapapa yaaa~ btw, fanfic ini Cuma twoshoot dan ga ada konfliknya sama sekali. Cuma fic ringan pelepas dahaga. Semoga kalian sukaaa~

Yaps, kritik dan saran sangat diterima.

Hana Kumiko ^^