Jimin membuka pintu rumahnya perlahan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan seseorang yang tidur dalam kamarnya. Malam selarut ini Jimin yakin dia pasti sudah terlelap alih-alih masih terjaga untuk menunggunya. Lampu ruang tengah masih menyala dan menjadi satu-satunya pencahayaan dalam rumahnya. Jimin melangkah memasuki rumahnya lebih dalam.

Seperti malam sebelumnya, suasana sepi dan tenang selalu menyambut kedatangannya. Jimin bernafas lega, sepertinya memang sudah tidur.

"Baru pulang, sayang?"

Secepat cahaya Jimin menengokkan kepalanya ke samping kanan dan menemukan Yoongi sedang bersedekap di depan pintu dapur. Wajahnya terlalu segar untuk orang yang sudah mengantuk pada jam larut ini. Kakinya terbalut sandal rumah berbulu yang hangat dan lucu. Tapi tidak selucu wajahnya. Jimin menyengir inosen, kedua matanya menjadi satu garis lurus.

"Belum tidur, sayang?" Jimin bertanya balik.

Yoongi berjalan pelan ke arah Jimin dengan langkah pelan. Tangannya masih bersedakap di depan dadahnya. "Besok pulang larut lagi dan tidur di luar saja."

"Kok tega," Jimin memelas. "Kamu juga tega biarin aku di rumah sendirian sampai larut." Yoongi menjawab tidak mau kalah. Tapi yang namanya Jimin akan selalu mengalah dalam adu argumen dengan kesayangannya, Min Yoongi. "Iya deh, aku minta maaf. Tadi macet banget,"

"Lalu?"

"Ya, aku telat pulang jadinya."

"Kemarin juga bilangnya macet."

Ya sudah. Jimin tidak bisa membalas perkataan Yoongi lagi.

Jimin maju mendekat pada Yoongi, menyisipkan jarinya pada rambut lebat Yoongi. Dia mencium kening Yoongi dengan penuh kasih sayang. Dan walaupun sedang marah Yoongi tetap menutup matanya ketika Jimin menciumnya. Dia tahu Jimin sangat mencintainya. "Maaf ya sudah bikin kamu nunggu aku pulang sampe malam terus, istriku."Jimin tersenyum tulus. Membuat Yoongi malu dan juga berdebar bahagia.

"Gombal terus," Jimin tertawa dan mencium kening Yoongi sekali lagi.

Selagi Yoongi melepas ikatan dasinya, Jimin bersenandung kecil. "Aku mau mandi dulu, ya, baru makan."

"Air hangatnya sudah aku siapin."

"Istri idaman banget sih," Jimin mencubit pipi gembil Yoongi dan dihadiahi pelototan cantiknya. Kalau Yoongi sudah begini Jimin jadi tambah gemas, tidak tahan untuk mencium istri kesayangannya.

Jimin sudah maju selangkah dan siap mencium Yoongi. Tapi sesuatu yang besar menghalangi mereka. Oh, Jimin lupa. Yoongi-nya sedang mengandung anaknya. Mereka tertawa bersama, perut buncit Yoongi selalu menjadi alasan kenapa akhir-akhir ini mereka jarang berpelukan atau berciuman.

Jimin merunduk sambil mengelus perut Yoongi. Terasa sangat kencang di tangan Jimin. "Hai anak ayah, apa kabar? Maaf ya ayah selalu pulang malam tapi besok ayah usahain pulang cepat. Janji."

Yoongi mencibir. Kemudian Jimin mencium perut Yoongi, "I love you," katanya sambil menatap Yoongi di atasnya. Yoongi mengelus rambut suaminya, "I love you too."

Tbc

.

.

Jadi ini ceritanya kumpulan cerita Jimin-Yoongi berkeluarga.

Dan yep, ini MPreg. Wohooo! Siapa yang doyan mpreg? Banyak pastinya.

Ceritanya ringan-ringan aja. Tentang keseharian mereka dan Yoongi yang sedang hamil. Tau lah ya orang hamil kaya gimana kelakuannya/? Hahahaha. Ini tadinya mau tulis MPreg di summary tapi takut gak suprise nanti. Apasih,

Ide cerita boleh dari kalian, asal kasih feedback aja ke aku. Gak usah mahal-mahal, pulsa aja 20k wkwkwkwk becanda.

Okay, ini kubuka cerita dengan Yoongi yang hamil sekitar hmm 20 mingguan kali ya xD. Ceritanya juga engga berdasarkan umur kehamilan Yoongi, jadi yang mau gimana ceritanya pertama kali Yoongi hamil boleh juga kok.

O ya. Aku mendeklarasikan diriku sebagai #TeamTopJimin #TeamBottomYoongi (?) kalau kalian satu tujuan sama aku, ayo ramaikan. Engga perlu deng, aku aja sih yang mendeklarasikan diri ((gak usah ikut-ikut xD) tapi kalau mau ikut juga boleh))

See you

©naranari

2016