~oXXo~ ..The Love Story Of Omega.. ~oXXo~

...

"Luhanie, pergi ke kamar Sehun dan ambil salah satu boxernya!"

"KAU GILA?" Luhan menatap horor Baekhyun yang tengah menyeringai kecil ke arahnya. "Aku tidak mau!" Luhan kukuh dengan pendiriannya. Oh yang benar saja dia harus pergi ke kamar orang yang paling ia hindari sekarang, dan lagi mengambil benda laknat itu, Baekhyun kira ia seorang maniak

"Kalo begitu, jangan lupa besok gunakan rok, SEHARIAN!" Baekhyun berseru ringan sembari berjalan menuju tempat tidurnya. Luhan yang terdiam memikirkan kemungkinan-kemungkinan jika besok ia harus menggunakan rok. Uwaa, memikirkannya saja sudah membuat tubuhnya merinding jijik.

"Argh, baiklah aku lakukan" Luhan bangkit dari duduknya dengan wajah kesal. Huh dasar centil kenapa tidak dia saja yang pergi ke kamar sebelah dan mengambil boxer si manusia tiang Chanyeol—orang yang paling sering Bakhyun ceritakan sebagai Alpha idamannya. Ugh, bagaimana caranya ia meminta benda laknat—boxer—pada Sehun

'Sehun-ssi, boleh aku pinjam boxermu' Ok, pernyataan itu tidak lucu untuk diucapkan. Dan lagi si manusia satu itu akan berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

'Sehun-ssi, aku ingin mengambil boxermua, tak apa kan?' Ugh, itu terdengar seperti seorang murahan

'YA! Sehun-ssi, berikan boxermu padaku!' Oh, ayolah itu seperti dirinya yang seorang maniak.

'Sehun-ssi—Argh, sudahlah memikirkan kata-kata menjijikan itu membuatnya merinding tak karuan.

CLEK

"Eh, Jongin-ah" entah keberuntungan atau bukan saat Luhan keluar dari kamarnya bersamaan dengan Jongin dan Chanyeol yang juga sepertinya akan pergi meninggal kamar mereka itu artinya ia bisa dengan leluasa menjelajahi kamar kos—eh, tapi ia tak melihat Sehun. Kemungkinan besar Sehun masih di dalam. Huh, kenapa bukan Sehun saja sih yang keluar dari kamar mereka.

"Oh, hei Luhan? Mau pergi keluar?" Jongin bertanya sembari menunjuk ke arah lorong menuju lift. Luhan hanya menjawabnya dengan gelengan kecil. "Kalau begitu akau pergi dulu" Jongin berseru sembari berjalan pelan menuju lift.

"Jongin-ah!" Luhan berseru spontan saat Jongin dan Chanyeol mulai berjalan menjauh. Jongin berbalik menatap heran Luhan yang tadi memanggilnya. Melihat Luhan yang hanya bergerak gelisah dengan mulut yang membuka dan menutup seperti ingin berbicara sesuatu tetapi ragu. "Em, aku hanya ingin meminjam charger, handphoneku mati dan aku tak membawa chargerku.. boleh aku pinjam?" Luhan bertanya dengan wajah sedikit ragu.

"Ah, miliki masih aku pakai. Mungkin milik Chanyeol hyung bisa kau pinjam" Jongin berucap sembari menatap ke arah Chanyeol.

"Miliku aku simpan di atas nakas di samping ranjang Sehun"

"Baiklah, biar aku ambilkan" Jongin berucap sebari beralalu menuju pintu kamarnya. Jongin akan melangkah masuk kedalam sebelum Luhan menahan tangannya. Jongin menatap heran kearah Luhan yang hanya membalasnya dengan senyum lebar yang terkesan dipaksakan.

"Biar aku saja, bukannya kalian akan pergi keluar" Jongin awalnya ragu, tapi melihat wajah Luhan yang berusaha meyakinkan membuat ia mengizinkan Luhan. Senyum jahil tersampir di bibirnya saat ia menyadari sesuatu.

"Ku harap tidak terjadi sesuatu ya.. Sehun sedang tidur. Tapi jika kau menginginkannya, kau bisa membangunkannya" Jongin berucap dengan nada menggoda yang diikuti tawa keras. Membuat wajah Luhan membatu dan memerah seketika.

"Mungkin Sehun menyukai Omega yang liar" Chanyeol menambahkan, membuat wajah Luhan benar-benar merah. Mereka berdua benar-benar tertawa puas melihat wajah Luhan. "Kkk~ maaf-maaf, kami akan pergi sekarang. Selamat malam Luhan, dan jangan terlalu lelah.." Chanyeol berucap dengan tawa yang berusaha ditahannya, sambil berlalu menuju lift.

Luhan menenangkan dadanya yang entah kenapa tiba-tiba berdebar dengan cepat kala ia mulai berjalan pelan memasuki kamar Sehun. Kamar ini gelap, hanya satu lampu tidur disamping ranjang Sehun yang masih menyala. Dengan penerangan seadanya, Luhan berjalan pelan mencari benda laknat yang dicarinya. "Ugh, dimana sih dia menyimpannya!?" Luhan berucap pelan sembari matanya terus menatap setiap sudut kamar, dan pandangannya jatuh ke arah tas yang di simpan di dekat ranjang Sehun yang ia yakini sebagai tas milik Sehun. Ia mulai membuka tas itu dengan sangat pelan dan hati-hati. Entah karena terlalu gugup atau apa, tangan Luhan tiba-tiba terjepit resleting tas Sehun "Aww.." Luhan membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya saat ringisan keluar dari mulutnya. Memandang ke arah tempat tidur Sehun, memastikan pemilik tas yang tengah dijamahnya masih sibuk dengan mimpinya. "Ini dia.." Luhan berseru girang dengan suara pelan, saat mendapatkan apa yang dicarinya. Boxer abu-abu polos dengan garis hitam di bagian atasnya. Ia kembali merapikan tas Sehun dan memastikan semuanya sama seperti semula. Ia mulai bangun dari duduknya, dan berjalan sepelan mungkin menuju pintu. Akhirnya dia mendapatkan barang yang dicarinya tanpa ketahu—

SRET

—an. Sehun menarik Luhan yang hendak berjalan menjauh menuju pintu, dan membantingnya di atas ranjangnya, menindih Luhan dengan setengah badannya.

"Apa yang dilakukan seorang Omega di kamar seorang Alpha malam-malam" Luhan mulai gugup, ia bahkan tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Sehun, saat Sehun terus menatapnya dengan intens. Luhan hanya bisa mengalihkan pandangannya dari Sehun yang seakan tengah menelanjangi dirinya. Sehun masih tetap menunggu jawaban Luhan dengan masih menatap wajah Luhan yang berada di bawah tubuhnya.

"A-aku hanya ingin meminjam charger" Luhan menjawab dengan pelan diakhir kalimatnya. Ia bisa melihat Sehun yang tengan menahan tawanya. Dengan cepat Sehun menarik tangan Luhan yang masih memegang boxer yang ia yakini sebagai miliknya. Luhan gelagapan saat mengetahui Sehun memergokinya mengambil boxer milik Sehun. Ia pastikan Sehun menganggap dirinya seorang maniak.

"Kau yakin hanya meminjam charger?" Sehun berucap sembari menatap Luhan geli. Luhan benar-benar dilanda rasa malu yang amat sangat. Ugh, ini semua gara-gara ide gila si centil Bakhyun. Awas saja ia akan balas dendam, jika terjadi 'sesuatu' hal malam ini. "Atau kau ingin melanjutkan apa yang tertunda saat di toilet waktu itu..?" Blush. Wajah Luhan benar-benar terasa panas. Wajah Sehun bergerak mendekatinya, semakin dekat menuju telinganya. "Kau diam, berarti aku anggap iya" Nada yang Sehun gunakan terasa sensual menurut Luhan, dan tubuh Luhan terasa kaku saat merasakan benda basah bermain di lehernya. Luhan tidak bisa bergeming, bahkan tak menolak saat Sehun bermain menjilati lehernya dengan sensual. Otaknya terasa blank seketika.

"Enghh.." dan akal sehatnya kembali menghampiri saat merasakan tangan Sehun yang bermain pada pusat sensitifnya. Remasan kecil dirasakan Luhan. Tubuhnya terasa lemas mendadak, rasa nikmat yang belum pernah dirasakannya. Ia hendak protes saat tiba-tiba Sehun menciumnya dan mencumbunya dengan basah dan dalam. Luhan benar-benar terbuai, nafsunya hampir menutupi seluruh akal sehatnya, sebelum—

"Sehun, aku lupa kau ingin membeli ap—pa" Suara pintu yang terbuka serta suara seseorang yang ia yakini sebagai Chanyeol, menarik kembali akal sehatnya. Matanya yang semula terpejam karena terbuai nikmat, terbuka dengan spontan. Dengan sisa tenaganya, ia mendorong tubuh Sehun menjauhi tubunya. Bangkit dengan cepat dan memandang ke arah pintu dimana Jongin dan Chanyeol yang hanya memandang dengan wajah bodoh mereka ke arah ranjang dimana Sehun dan Luhan dalam satu tempat yang sama sehabis bercumbu panas. Luhan dengan cepat bangkit dari ranjang.

"Luhan, kau melupakan sesuatu" Sehun berujar sembari mengacungkan boxer ditangannya. Luhan yang berbalik ke arah Sehun kembali merasa wajahnya panas melihat Sehun yang mengacungkan boxer abu-abu itu disertai senyum miring Sehun. Luhan berjalan terburu-buru menuju pintu dan pergi meninggalkan tempat yang menurutnya laknat itu.

"Yo!" Sapaan Sehun menyadarkan Jongin dan Chanyeol dari keterkejutan mereka. Chanyeol yang pertama sadar, dengan cepat ia mendekati Sehun yang tengah bersandar di atas kasurnya.

"Kau mencumbunya?" Chanyeol bertanya, memastikan kembali apa yang baru saja dilihatnya. Sehun hanya menjawabnya dengan anggukan kecil. "Kau sudah gila, kau bahkan menyentuh bagian paling berharganya, daebak!" Chanyeol berseru dengan kelewat semangat, sementara Jongin masih tetap memasang wajah bodohnya.

...

Luhan berjalan dengan terburu-buru menuju kamarnya. Ia mengetuk pintu kamarnya dengan tidak sabaran. Gila.. gila.. ia benar benar akan gila sekarang. Sudah malu ia dengan kejadian di teoilet waktu itu dan sekarang ia di cumbu dan bahkan di raba, di depan orang lain pula. Ya tuhan apa salahnya hingga ia mendapan musibah seperti ini.

CLEK

"Hei Lu, mana bar—" perkataan Baekhyun terpotong saat Luhan berjalan dengan cepat memasuki kamar mereka, berbaring dengan kasar pada ranjangnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Aaaaa! AKU BISA GILA!" teriakan Luhan yang terdengar di balik selimutnya membuat Kyungsoo dan Baekhyun saling berpandangan heran. Apa yang terjadi dengan anak itu. Baekhyun memutuskan kontak matanya dengan Kyungsoo dengan mengangkat kedua bahunya acuh. Ia kembali berbaring di atas ranjangnya dan kembali asyik dengan smartphonenya. Kyungsoo hanya bisa menggeleng kecil melihat tingkah kedua sahabatnya. Ia berjalan menuju saklar lampu, mematikan lampu utama membuat kamar berubah gelap, hanya lampu tidur yang masih menyala di samping masing-masing ranjang mereka.

Di kamarnya Sehun yang hendak kembali tertidur, tersenyum saat mendengar teriakan Luhan tepat di samping kamarnya.


~oXo~ Lyca ~oXo~

...

The Love Story Of Omega

...

~oXo~ Lyca ~oXo~


"Jadwal hari ini adalah menjelajah. Peraturannya cukup mudah, kumpulkan bendera merah sebanyak munkin. Kami menyebarnya di dalam hutan itu, tidak terlalu jauh dari sini, kami juga sudah menempel anak panah untuk menuntun kalian menuju jalan keluar dari hutan. Ingat tidak boleh jauh dari kelomok kalian, dan ikuti anak panahnya!" Arahan guru pembimbing tentang kegiatan mereka hari ini sedikit membuat Luhan bosan. Ia hanya menjawab dengan anggukan kecil mendengarkan celotehan guru pembimbingnya. "Kelompok yang dapat mengumpulkan bendera terbanyak akan mendapatkan sebuah hadiah" rasa bosan Luhan tiba-tiba hilang saat mendengar kata 'hadiah'. "Semuanya harus berkumpul kembali sebelum jam 3. Baiklah pencarian dimulai!"

...

"Menurut kalian apa hadiah yang akan diberikan?" Luhan bertanya antusias sembari memainkan bendera merah yang baru didapatnya. Kaos baby blue bergaris abu dengan celana putih selutut, ditambah sneakers abu serta ransel dark blue kecil yang digendongnya menambah kesan lucu pada Luhan.

"Entahlah, aku tak peduli. Lagian ini hanya permainan Luhan. Permainan membosankan lebih tepatnya" Baekhyun menjawab sambil mengangkat bahunya acuh. Menurutnya ini hanyalah permainan anak kecil yang sangat membosankan. Yang benar saja, pergi menjelajah ke dalam hutan hanya untuk mencari sebuah bendera.

"Dan kita juga baru mendapat satu bendera, sedangkan waktu permainan tinggal 30 menit lagi" Kyungsoo menambahkan sebari melirik jam tangannya.

"Eh, benarkah? Aku rasa kita baru memulai permainan"

"Kita sudah mencari lebih dari satu jam Luhan" Kyungsoo mengoreksi ucapan Luhan dengan senyum manisnya. Luhan hanya mengangguk kecil dan berjalan pelan mendahului kedua sahabatnya. Huh, waktu tinggal 30 menit lagi tapi dia baru mendapat satu bendera. Ugh, padahal dia berharap memenangkan permainan ini. Luhan menggerutu dalam hati sembari menendang kerikil kecil di depannya. Mata Luhan memandang sekeling berharap menemukan bendera merah lainnya. Luhan memandang lesu saat tak menemukan benda yang diinginkannya itu. Huh, mungkin ia memang tidak bisa menang, tapi...

"Benderanya!" Luhan berseru senang sembari menunjuk ke arah samping mereka. Ia berjalan cepat ke arah bendera itu.

"Hei.. Luhan! Panahnya mengarah ke depan bukan kesana!" Baekhyun berseru dengan sedikit berteriak saat Luhan berjalan semakin menjauh ke arah barat. Dan Baekhyun hanya membuang nafas kasar saat melihat Luhan hanya menlambaikan tangannya tanpa membalikan badannya, dan berjalan terus menjauhi mereka menuju bender merah yang menggatung di sebuah dahan pohon.

"Sudahlah Baek, Luhan tak akan mendengarmu jika dia sedang asyik dengan kegiatannya sendiri" Kyungsoo berucap sembari menepuk pelan bahu Baekhyun yang masih asyik menggerutu tentang sikap Luhan.

Luhan terus berjalan menjauhi kedua sahabatnya menuju pohon dimana bendera merah incarannya digantung. Ia sedikit kesusahan saat berusaha menggabil bendera yang digantung terlalu tinggi—menurutnya. Ia terus berusaha dengan berjinjit meraih bendera merah itu, dan HUP. Ia mendapatkannya, tapi keseimbangannya tak bisa ia tahan saat ia menginjak batu yang lumayan besar membuat tubuhnya oleng dan—

"Hyaaa!"

...

Baekhyun dan Kyungsoo yang tengah menunggu Luhan mulai kesal juga saat Luhan tak kunjung kembali. Mereka melirik Luhan yang masih bersusah payah mengambil bendera yang menggantung di pohon di balik sela-sela pohon dan semak-semak. Memang jarak Luhan berdiri dengan mereka sedikit jauh, tapi mereka masih bisa melihat Luhan dari arah sini

"Iss.. anak itu, aku mulai kesal. Aku seret dia kemar—

"Hyaaa!"

"LUHAN!" Baekhyun yang awalnya menggerutu dan akan berjalan mendekati Luhan untuk menyeretnya kembali berseru panik saat mendengar teriakan Luhan dan dengan jelas ia melihat saat Luhan terjatuh kedalam jurang di sampingnya. Kyungsoo yang pertama kali berlari menghampiri tempat Luhan sambil berteriak panik. Baekhyun menyusulnya dengan tak kalah paniknya.

...

"Hyaaa!" tubuh Luhan terjatuh kedalam jurang yang lumayan dalam. Tubuhnya berguling dengan cepat dan kasar.

Bruk

Tubuh Luhan berhenti berguling tepat di depan sebuah sungai. Luhan meringis saat ia bangkit dari posisi jatuhnya. Membenahi bajunya yang kotor dengan daun-daun kering yang menempel di tubuh dan baju Luhan. Mengecek tubuhnya apakah ada yang terluka, dan Luhan meringis perih saat lututnya terluka, juga tangan kanan luhan yang lecet. Luhan berjalan pelan mendekati sungai di depannya, mencopot tas dan sepatu yang dikenakannya dan menaruhnya tepat disamping tubuhnya. Ia membasuh lukanya dengan pelan dan hati-hati, sesekali ia meringis perih saat ia membasuh lukanya itu. Sedikit menggosoknya pelan saat membersihkan tanah yang menempel di lukanya.

"Akh.. iss, kenapa juga aku harus jatuh" Luhann membersihkan lukanya dengan ringisan perih dan tubuhnya yang bergerak saat ia menahan sakit. Tak sengaja tubuhnya menyenggol sepatu yang ia simpan di samping tubuhnya, membuat sebelah sepatunya terjatuh kedalam sungai dan mulai bergerak menjauh terbawa air. "Ya.. ya.." Luhan berseru panik melihat sepatunya yang mulai bergerak menjauh. Ia berusaha meraih sepatunya tapi percuma sepatunya semakin bergerak menjauh. Dengan perasaan takut dan bingung antara mengambil sepatunya itu atau membiarkannya hayut Luhan bergerak gelisah, dan akhirnya ia memilih untuk mengambil sepatunya. Dengan ragu ia masuk kedalam sungai dan mencoba meraih sepatunya. Kakinya yang terus berjalan pelan semakin masuk kedalam sungai, dan ia bisa meraih sepatunya, tapi—

"HWAAA!" Kaki Luhan tidak lagi dapat berpijak pada dasar sungai. Luhan bergerak dengan kasar mencoba tetap di permukaan, tangannya yang bergerak asal mencoba mencari sesuatu yang bisa ia pegang sebagai pertahanan. "Tolong.. blubuk.. blubuk.. tolo.. blubuk.. long.. blubuk.." tubuh Luhan yang tadinya bergerak kasar, mulai melemas. Dada Luhan terasa panas saat merasakan air yang seakan mengisi penuh paru-parunya, tubuh yang tadinya ia rasa berat saat dalam air mulai terasa ringan. Kesadarannya hampir hilang 'Tolong selamatnkan aku..!' Luhan ingin sekali berteriak seperti itu. Tapi tubuhnya lemas, pita suaranya seakan tak berfungsi. Matanya mulai terasa berat...

Byurr

Samar-samar ia mendengar suara air.. seseorang melompat kedalam sungai. Ia mendengar seseorang memanggil namanya dengan samar. Seseorang menariknya 'Tuhan masih menyayangiku' Luhan berseru pelan dalam hati. 'Siapa dia? Siapa yang menyelamatkanku? Se...' Semuanya menjadi gelap. Kesadaran Luhan benar-benar telah hilang.

...

"Ku dengar sekolah akan membuat peraturan baru tentang pengikatan mate" Chanyeol berseru sembari memandang kedua sahabatnya. Jongin menatap penuh tanya sedangkan Sehun hanya mengucapkan kata 'Hn' sebagai balasan. "Hm, yang ku dengar bahwa kita diperbolehkan untuk mengikat mate kita saat kita menginjak tingkat tiga" Chanyeol terus berceloteh tentang ini itu dengan antusias, Jongin sesekali membalas celotehan Chanyeol sedangkan Sehun hanya mendengarkan celotehan keduanya dengan tanggapan singkat.

"Ugh, walaupun peraturan itu dikeluarkan tidak berpengaruh padaku, aku bahkan belum mendapat seseorang yang akan aku jadikan mate" Jongin berucap lesu yang diangguki oleh Chanyeol. Tiba-tiba mata keduanya tertuju pada Sehun yang malah asyik bermain smartphone dengan santai. Merasa diperhatikan, mata Sehun beralih menatap keduanya.

"Apa?" Sehun bertanya acuh. Jongin dan Chanyeol menatap tajam Sehun yang hanya dibalas dengan tatapan datar. Keduanya menghela nafas kasar.

"Huh, kau setidakya sudah punya 'calon' mate. Kau telah menandai 'daerah kekuasaanmu' pada tubuh Luhan" Jongin berucap sembari menunjuk wajah Sehun yang hanya ditanggapi Sehun dengan angkatan bahu acuh.

"Kalau begitu lakukan saja seperti yang kulakukan" Sehun membalas sembari menepuk bahu kedua temannya itu dengan prihatin dan kekehan kecil yang mengejek.

"Ya! Kau mengejek ka—"

"Hyaaa!"

"LUHAN!"

Perkataan Chanyeol terpotong oleh suara teriakan. Mereka mengedarkan pandangan mereka mencari sumber suara. Sehun yang pertama bereaksi, ia berlari mencari sumber suara. Jongin dan Chanyeol bergegas menyusul Sehun yang muali menjauh. Sehun menajamkan penciumnya, mencoba mencium aroma tubuh Luhan yang masih bercampur dengan aroma tubuhnya. Mencoba mencari sosok calon matenya dengan aroma tubuhnya. Karena hanya seorang Alpha yang dapan mencium bau seorang Omega. Dan mata Sehun tertuju pada jurang tepat disamping tubuhnya. Ia bisa mencium aroma Luhan ada di bawah sana. Dengan tanpa berfikir panjang, ia meluncur turun ke dalam jurang yang lumayan dalam itu.

"YA! OH SEHUN!" Jongin dan Chanyeol berseru panik saat Sehun turun kedalam jurang disamping mereka. Hari mulai gelap jika mereka menyusul Sehun, tidak akan sempat untuk meminta bantuan kepada guru pembimbing mereka. Akhirnya mereka memilih untuk pergi mencari pertolongan untuk Sehun dan Luhan.

...

Sehun meluncur sempurna ke dalam jurang. Tubuhnya berhenti dan mendarat sempurna dibawah jurang tanpa sebuah luka. Ia berjalan dengan sedikit tergesa-gesa. Kentara sekali jika ia sedang panik, walau wajahnya masih menunjukan ekspresi tenang. Ia mulai kembali menajamkan indra penciumannya dan juga penglihatannya. Menyusri hutan itu dan berjalan menuju ke arah sungai.

"Tolong.. blubuk.. blubuk.. tolo.. blubuk.. long.. blubuk.." Ia mengenali suara itu. Suara seseorang yang tengah dicarinya. Dengan cepat ia berlari menuju sungai menyusuri sungai itu untuk mencari sosok Luhan. Dan matanya tertuju pada tubuh Luhan yang muali bergerak lemas di dalam air. Jaket yang dipegang di tangan kanannya ia buang begitu saja di sisi sungai, dan dengan cepat ia masuk kedalam air.

"Luhan! Bertahanlah Luhan!" ia berenang dengan cepat ke arah Luhan dan menarik tubuh yang sudah benar-benar lemas itu kedalam dekapannya dan membawanya ke sisi sungai. Ia membaringkan tubuh Luhan yang sudah tak sadarkan diri, menepuk pelan pipi Luhan. Tapi tak ada reaksi sedikit pun. Ia menekan dada Luhan mencoba mengeluarkan air yang memenuhi dada Luhan. Dengan cepat ia mendekatkan wajahnya pada Luhan, memberikan sebuah nafas buatan dan kembali mengulangi hal itu berulang kali, hingga..

"Ukhh.." Luhan terbatuk dan memuntahkan air dari dalam mulutnya. Sehun sedikit berfas lega, walau Luhan masih lemas dan tak sadarkan diri tapi setidaknya ia berhasil mengeluarkan air yang memenuhi dada Luhan yang bisa saja menghambat atau bahkan menghentikan pernapasan Luhan.

Langit mulai berubah kemerahan. Matahari mulai tenggelam. Dengan cepat Sehun menyampirkan jaket miliknya pada tubuh Luhan dan mengendong Luhan pada punggungnya. Sehun melirik dengan sedikit ragu ke arah depannya, pasalnya ia tidak tahu jalan untuk kembali ke hotel, dan lagi hari sudah benar-benar gelap. "Ini tidak akan sempat" Sehun berucap pelan. Dengan cepat ia berajalan menyusuri sungai, masuk ke dalam hutan yang dirasanya aman untuk berteduh dan bermalam. Sesekali ia melirik kebelakang tubuhnya, melihat apakah Luhan sadar atau tidak. Tiba-tiba langkah Sehun terhenti saat matanya melihat sebuah gubuk kecil yang dirasanya cocok unuk ia bermalam dengan Luhan malam ini.

"Eghh.. hahh.." Erangan kecil keluar dari bibir Luhan saat Sehun membaring tubuh Luhan saat mereka telah memasuki gubuk kecil tadi. Wajah Luhan terlihat memerah dengan tubuh yang bergerak gelisah seperti mencari kehangatan. Dengan pelan Sehun menempelkan tangannya di dahi Luhan, dan ia begitu terkejut saat merasakan tubuh Luhan yang terasa panas.

"Kau demam" Sehun kalang kabut bagaimana caranya ia bisa membuat demam Luhan turun, dan matanya tertuju pada kaos yang dikenakan Luhan dengan cepat ia menanggalkan kaos itu dari tubuh Luhan sembari berucap kata 'maaf' dengan pelan, dan tinggalah Luhan yang hanya mengenakan celana pendeknya. Sehun masih ingat cara alami menurunkan suhu tubuh, adalah dengan saling berbagi suhu tubuh dengan saling berpelukan. Ia juga membuka kaos yang dipakainya, menarik Luhan dalam pelukannya, menyelimuti tubuh mereka berdua dan memrluk tubuh Luhan erat. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat tubuh atas keduanya yang telanjang saling bersentuhan menghantarkan aliran-aliran listrik kecil yang seakan menyengat tubuh Sehun. Memandang wajah Luhan yang masih belum tersadar. Wajah manis Luhan yang seakan membuat hatinya menghangat, bibir pink yang seakan memanggilnya. Mendekatkan wajah mereka, mengikis jarak diantara wajah mereka, dan Sehun mendaratkan sebuah ciuman kecil, ciuman lembut yang membuat hatinya menghangat dan jantungnya berdebar secara tak karuan.

"Jadilah mateku Luhan"


TBC


~oXo~ Lyca ~oXo~

...

The Love Story Of Omega

...

~oXo~ Lyca ~oXo~


Selamat Hari Raya Idul Fitri semuaaaa! *bagi yang merayakan

Maaf saya telat updatenya menjelang hari raya saya benar-benar sibuk. Saya ngak bisa komen apa-apa, yang pasti saya ucapkan terima kasih buat semua yang udah review/fav/follow. Saya ucapkan banyaaak terima kasih, dan saya ucapkan selamat datang untuk pembaca baru. Oh, dan juga buat pembaca dari Malaysia yang udah nyempetin baca fic saya, selamat datang. Saya terharu :')

Maaf yah jika masih banyak typo, saya sedang malas untuk edit ulang :') Akhir kata..

Silahkan review!