SAYA PERINGATKAN CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BOYS LOVE,MxM,YAOI, JAdi jika anda tidak suka silahkan klik back di browser anda, jika anda masih tetapi membacanya berarti anda memiliki kesalahan pada pengelihatan anda juga proses kinerja otak anda

Cerita ini murni fiksi yang author buat semata, sama sekali tidak bermaksud menyinggung dengan apapun yang terdapat didalam cerita, Karena cerita ini murni disebabkan kegilaan author. Cerita juga dapat berubah alur sesuai mood author nyahahaha

DISCLAIMER : NARUTO MILIK MASASHI KISHIMOTO SENSEI

Tapi ITACHI milik aku seorang haha #dirasengan kishimoto sensei

Rate : M

Pairing : ItaNaru, SasuKyuu, (masih dipikirkan)

Warning : boys love, MxM, yang gak suka jangan baca, OOC, typo bertebaran, alur gak jelas dan teman – temannya.

Saya masih newbie jadi mohon maaf jika, tulisan saya masih amat sangat perlu diperbaiki..!

Menurut kalian bagaimansih suana dari sebuah sekolah yang bertaraf international? Pastinya kondusif dan anak – anaknya selalu belajar dengan giat untuk berlomba – lomba menjadi yang nomor satu, benar? Ah buang pikiran kalian yang idealis itu jauh – jauh… karena kenyataannya sangat berbeda dengan ekspektasi kalian. Konoha Art Gakuen, adalah sekolah sni yang bertaraf internasional, tetapi setiap harinya selalu saja ada hal – hal aneh yang dilakukan para murid untuk membuat para guru menjerit frustasi sambil menjambak rambut mereka sendiri, bahkan sebagian lagi ada yang sudah botak karena terlalu lelah mendidik para murid yang kelakuannya diluar batas manusia normal.

Pagi ini pun tak berbeda dari hari lainnya, ketika jam sudah menunjukkan pukul 9.00 seharusnya mereka sudah mulai belajar dikelas mereka masing – masing tetapi disebuah kelas yang dihuni oleh anak - anak kelas XI yang berjumlah lebih dari 20 orang hanya ditinggali oleh satu orang murid bersurai pirang yang mengurung dirinya sejak kemarin dan ia mengunci pintu dari dalam, memang didalam kelas seharusnya ada CCTV yang mengontrol kegiatan para murid akan tetapi dnegan pintarnya sipirang menemukan CCTV tersebut dan entah apa yang dilakukaknnya sehingga alat itu tidak menampilkan apapun kecuali layar hitam. Murid – murid yang seharusnya berada dikelas tersebut pun tidak ambil pusing, mereka malah berdiri didepan pintu sambil memainkan gadget mereka dan adapula yang sibuk membaca buku.

DAK… DAK….DAK….

Seorang pemuda bernetra ungu menggedor pintu yang sejak tadi mengunci seorang pemuda lagi didalam sana dengan sedikit kesal "Dei…. Cepat kembalikan kekasihku yang kau culik… aku sangat merindukannya..~" sang pemuda berucap sambil memelaskan wajahnya berharap seseorang didalam sana dapat melihat betapa ia merindukan sang kekasih.

Tak ada satupun jawaban yang keluar dari pemuda didalam kelas tersebut, setelah semalaman pemuda itu didalam tanpa makan dan minum, mereka mulai berpikir bahwa pemuda didalam sana sedang melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan atau lebih parahnya dia malah bunuh diri.

"Hidan.."panggil seorang pemuda dengan banyak tindik diwajahnya sambil menepuk pundak sang pemuda yang dipanggilnya tadi, sang pemuda yang dipanggil namanya tadi reflek menolehkan kepalanya pada orang yang berdiri disampingnya dengan wajah seolah bertanya kenapa?

"tidak aku hanya ingin mengatakan, kau harus memperkuat mentalmu terhadap kemungkinan terburuk…" jelas sang pemuda penuh tindik dengan wajah sangat serius, shingga membuat suassana disekitar sangat mencekam dan siswa lain juga ikut merinding.

"apa maksudmu Pain?" tanya Hidan sambil mengangkat sebelah alisnya! Tidak mengerti dengan maksud cowok bertindik yang dipanggil pain.

"Mungkin saja Deidara…." Pain menggantungkan kalimatnya membuat sekelilingnya penasaran setengah mati, pain menepuk pundak sahabatnya penuh simpati "Mungkin saja dia…. Sedang berselingkuh dengan kekasih mu…" lanjut Pain dengan polosnya sambil manggut – mangut membenarkan analisisnya.

"Nooooooooooooooooooooooooooooooo…." Teriak Hidan histeris sambil menjambak rambut perak klimisnya, dengan tidak elitnya hidan terduduk didepan pintu kelas sambil melipat lututnya dan sesunggukan meratapi nasib dirinya yang diduakan dengan temannya sendiri oleh kekasihnya.

PLAKK…

"Aduhh… sakit Nagato" Gerutu sang pemuda bertindik sambil mengelus kepalanya yang baru saja dipukul menggunakan buku setebal 367 halaman dengan mulusnya.

"ASTAGA PAIN…. Berhenti mengganggu Hidan oke…!" cercah pemuda berambut merah dengan emosinya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada, sedangkan yang dimarahi hanya mengagguk – angguk saja sambil memanyunkan bibirnya yang gak ada imut – imutnya sama sekali malah membuat orang disekitarnya mual melihat tingkahnya yang sok manis.

"DAN KAU…." Tunjuk sang pemuda yang dipanggil Nagato tadi pada pemuda lainnya yang sejak tadi sesunggukan dan kini menatap Nagato dengan ingus yang meleleh dan air mata yang membanjiri pipinya, membuat Nagato ingin sekali memuntahkan sarapannya diwajah jelek tersebut "Berhentilah menangisi sesuatu yang seharusnya tidak perlu kau tangisi, mengerti…!" seru Nagato emosi. "DAN HAPUS INGUS MU ITU… MENJIJIKKAN"

"ASTAGA….. apakah tidak seorang pun yang waras dikelas ini kecuali diriku?" gerutu Nagato sambil menjambak rambut merahnya frustasi.

"Itachi" pemuda bermata Hazel dengan rambut merah dan berwajah baby face, memanggil pemuda lainnya yang sedang duduk dikusen jendela dengan tenangnya sambil membaca buku, rambut hitam panjangnya ia ikat, menyisakan poni yang terus tertiup angin dari jendela yang terbuka lebar disampingnya. Terlihat seperti dewa Tsukuyomi sang penguasa malam.

"Hn" jawab pemuda yang dipanggil Itachi tersebut dengan trade mark andalannya.

"Tidakkah kau mau menghentikan mereka? kau sebagai presiden sekolah akan dimarahi jika mereka terus mengganggu proses belajar mengajar!" Tanya sang pemuda berambut merah sambil memperhatikan tingkah teman – teman sekelasnya yang sejak tadi membuat opera sabun tidak jelas.

"Biarkan saja mereka, lagi pula ini sudah sering terjadi, guru tak akan melakukan apaun." jawab Itachi tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca, merasa bukunya lebih menarik dari apapun.

"Ah… kau benar, Chi" sang pemuda membenarkan jawaban sahabatnya Itachi.

Suasana diluar kelas tersebut mulai tidak terkendali karena kebosanan para murid, sampai…

TAAP… TAAP… TAAP…

seorang pemuda berkulit tan eksotis, bersurai pirang dengan netra sebiru langit tanpa awan dimusim panas berjalan dengan langkah pasti bak seorang model di catewalk (sori yah kalu salah author gak tau tulisannya gimana, ehhehe). Suasana langsung hening seketika seperti sedang lewat malaikat. Semua mata disekitarnya tertuju pada sang pemuda pirang yang tiba – tiba berhenti didepan kelas yang terkunci, dengan anggun ia mengambil sebuah jepit rambut yang entah dari mana asalnya lalu membuka kunci pintu yang juga entah kenapa bisa terbuka dengan mudahnya, padahal tadi para murid kelas tersebut sudah mencoba cara tersebut berulang kali tapi tidak berhasil.

Tanpa berbicara sepatah katapun, pemuda berambut pirang tersebut masuk kedalam dan menutup pintu dengan bunyi yang sangat halus. Setelah sang pemuda masuk anehnya tak satupun dari mereka yang mengikuti sang pemuda untuk masuk juga, mereka hanya terdiam didepan pintu menunggu, lalu menyadari seorang teman mereka yang sejak tadi menggigil dengan wajah yang sangat horror.

"Kau kenapa nagato?" Tanya Pain sambil melambaikan tangannya didepan wajah Nagato.

"Diaa… kenapa dia di – disini?" Nagato meracau sambil matanya melirik ke kiri dan kanan cemas, sesekali ia menggigit kukunya "Bagaimana mungkin sia disini? Seharusnya dia ada diamerika sekarang? Ba – bag…" Nagato terus saja meracau membuat teman – temannya jadi cemas, menyangka Nagato mulai menggila.

"Biarkan dia Pain nanti juga sembuh sendiri" kata satu – satunya wanita dikelas tersebut dengan tenang.

Tak lama…

GEDUBRAKK… BRAK.. BRUUK.. PRAANG… NGEONG~~ (ooke lupakan yang terakhir o.O)

Suara – suara mengerikan terdengar dari dalam kelas membuat seluruh murid menatap horror jendela yang ditutupi kain hitam didepan mereka, sebenarnya apa yang dilakukan oleh kedua makhluk pirang didalam sana? Apa mereka sedang main gulat? Atau saling bunuh? Tak ada yang tau.

Lima menit kemudian pintu terbuka lalu munculah seorang bersurai pirang panjang yang setengahnya diikat pony tail dengan wajah yang penuh cat, dan telinga merah membara membuat teman – temannya bergidik ngeri sambil memegang kuping mereka seolah merasakan sakit yang sama dengan si pemuda pirang.

"Nih Smarthpone mu, berhentilah menangis seolah – olah aku telah memperkosa kekasihmu" kata si pirang sinis sambil menjulurkan sebuah smarthpone keluaran terbaru pada pemuda berambut perak klimis yang sejak tadi sesunggukan meratapi nasib smarthphone kesayangannya, yang sudah dia anggap seperti kekasihnya sendiri.

Dengan secepat kilat sipemuda klimis mengambil smarthphonenya lalu memeluknya penuh cinta dan kasih sayang membuat orang disekitarnya menggelengkan kepala mereka, satu lagi orang gila yang sedang kumat.

"oh.. oh.. sayangku..~" katanya sambil cepat – cepat membuka aplikasi di smarthphonenya yang menampilkan character waifu idaman para pria otaku. Dan itu membuat murid – murid lain memukul jidatnya sendiri.

Dasar Otaku..~

Setelah deidara keluar, kain – kain hitam yang menutupi jendela pun ditarik dan menampakkan dalam kelas yang sudah dilukis oleh sipemuda pirang seluruhnya dengan pemandangan yang amat mengagumkan sehingga membuat teman – temannya berdecak kagum dengan lukisan tersebut. Didalam terlihat seorang pemuda berambut pirang pendek dengan netra biru sedang menggulung – gulung kain berwarna hitam dan melemparnya kesudut kelas, setelah itu ia berjalan kepintu dan menatap para siswa laki – laki yang tidak begitu jauh lebih muda dari dirinya.

"Ayo masuk…" ajak – tidak lebih terdengar seperti perintah namun dengan suara yang begitu lembut.

Seperti terhipnotis dengan suara merdu sang pemuda pirang, tanpa dikomando mereka memasuki ruangan kelas yang sudah disulap oleh sipirang Deidara menjadi pegunungan dengan hutan rimba dan jurang yang mengitari gunung tersebut. Saat hendak menutup pintu kelas mata biru sipirang melihat seorang pemuda berambut hitam yang dengan tenang masih duduk dikusen jendela sambil membaca buku. Setelah menutup pintu dibelakangnya sipirangpun berjalan dengan anggunnya dan berhenti disamping sang pemuda yang dilihatnya memiliki rupa sangat tampan, membuat sipirang terkesima sesaat.

"Maaf, kelasnya sudah mau dimulai, jika tidak mau masuk bisakah kau untuk tidak merusak pemandanganku saat sedang mengajar?" tanya sipirang dengan suara halus namun sarat akan ketegasan dan perintah didalamnya.

Mata sehitam obsidian yang dibingkai kacamata miliknya melirik kesamping hanya untuk melihat birunya langit yang begitu indah dihadapannya dengan bulu mata lentik yang menghiasinya, lalu matanya turun untuk melihat hidung bangir sipemuda dan kedua pipinya yang chubby dihiasi oleh enam garis halus, turun kebawah lagi ada bibir sewarna plum yang sangat menggoda untuk digigit. Satu kata yang terlintas dibenak sang pemuda bernetra obsidian 'indah'

Hanya untuk sesaat ia terkesima dengan pemandangan itu, mengedipkan mata obsidiannya, Itachi pun bangun dari tempat duduknya dan berjalan kea rah yang berlawanan dengan pintu kelas.

"Heii… kau itu presiden sekolah, seharusnya kau menjadi teladan bagi murid – murid lain."

Sang pemuda bermata onyx berbalik lalu tersenyum miring dan terlihat sangat cocok dengan wajah tampannya "Seperti aku perduli saja" ucap si pemuda onyx lalu pergi begitu saja membuat sipirang menggeleng – gelengkan kepalanya heran.

"ckckckck, anak zaman sekarang gak ada sopan – sopannya sama orang tua, lagi pula apa – apan gayanya itu sok keren! Apa dia sedang berusaha tebar pesona pada ku? Oh yeah … itu semua karena ketampananku pastinya" sang pemuda pirang bernarsis ria disamping kelas, yang dipikir murid – murid lain ia sedang mengomel. Menghela nafas lelah sipirang pun melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas.

Berhenti di meja guru, sipirang tersenyum charming, sangat menyilaukan seperti matahari pagi yang menghangatkan, ia pun memperkenlkan dirinya "Ini memang sudah terlamabat dari jam masuk sebenarnya tapi karena jepang menjunjung tinggi kesopanan maka aku akan memperkenalkan diriku dulu, Namaku Uzumaki Naruto, aku baru saja kembali dari amerika tadi pagi dan karena mendengar salah satu saudaraku berulah disekolah maka dari itu aku datang secepatnya kesekolah ini, seharusnya sih aku datang dua hari lagi, aku disini menggantikan wali kelas kalian kurenai sensei yang cuti karena sedang hamil. Aku – " Kata – kata naruto terputus ketika Nagato menyela perkataannya.

"Ta – tapi Naru Nii – san, kenapa ada disini? Bukankah seharusnya Nii – san baru kembali tiga bulan lagi?" tanya Nagato dengan suara makin pelang diakhir kata – katanya.

"Sensei untuk mu Nagato, panggil aku sensei ketika disekolah, kau mengerti?" tegas Naruto penuh penekanan.

"Ha – hai sensei…"Jawab nagato terbata bata.

"Yah.. sebenarnya aku sudah menyelesaikan studi S3 ku sejak delapan bulan yang lalu, dan aku bekerja disebuah perusahaan disana selama empat bulan, akan tetapi peraturan diperusahaan itu sangat tidak sesuai dengan prinsipku jadi aku keluar dan sepertinya aku merindukan kampung halaman juga adik – adikku yang suka membuat masalah jadi secepatnya aku ingin kembali kesini, dan kebetulan kepala sekolah disini adalah teman kuliahku ketika di amerika, dia menelponku dan membutuhkan tenaga pengajar pengganti, karena tertarik akupun kembali hari ini" Jelas Naruto panjang lebar mengakhiri kalimatnya sambil mengangkat bahunya cuek.

Seluruh penghuni kelas hanya ber – oh ria mendengar penjelasan Naruto, lalu sesi tanya jawab pun tak terelakkan, modus para siswa agar tak belajar pastinya "Uzumaki sensei" panggil pemuda berambut perak klimis memanggil Naruto sambil tersenyum sok ntebar pesona pada sensei mereka yang manisnya melebihi seorang wanita sekalipun.

"Ya? Apa ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Naruto sambil memasang senyum sejuta wattnya, seketika seluruh kelas seperti eskrim yang meleleh dibawah matahari kecuali dua orang yang sudah sangat mengenal pemuda pirang didepan mereka.

"Namaku Hidan, sensei maukah kau menjadi karakter waifu dalam hidupku?" Hidan sedang berusaha menggombali Naruto yang masih tebar pesona didepan kelas.

HUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU…

Seluruh kelas mengejek hidan yang sudah mencuri start untuk mendekati guru mereka yang manis itu.

"Hei.. Hidan beraninya kau mencuri start didepan kami" Cercah seorang murid yang dibayar author hanya untuk memperpanjang cerita.

Naruto sangat senang ketika dirinya dielu –elukan dan diperebutkan, ia yakin bahwa pesonanya semakin bertambah dikala umurnya telah menginjak usia duapuluh tujuh tahun, 'hahahahah teruslah seperti itu dan aku akan memberikan nilai yang bagus untuk kalian semua.' Batin Naruto sinting, karena akan memberikan nilai bagus untuk yang terus memujanya.

.

.

.

.

.

.

Ditengah kericuhan yang terjadi dikelas, hanya dua orang yang menatap sekelilingnya seolah mengatakan 'mereka sinting karena menyukai iblis'. Kedua orang itu adalah deidara dan Nagato yang memiliki hubungan darah dan sudah sangat mengenal Naruto dengan amat sangat baik.

"Hei Dei – chan" satu – satunya wanita dikelas itu memanggil Deidara dengan cara berbisik. Tau siapa yang memanggilnya dengan embel – embel Chan, Deidara mengalihkan pandangannya kesamping kananya ketika Nagato duduk disamping kirinya dekat jendela. "Ada apa Haku?" tanya Deidara menaikkan sebelah alis pirangnya yang tidak ditutupi poni.

"Uzumaki – sensei dan dan kau sangat mirip, apa kalian saudara?" Tanya Haku penasaran.

'aku ingin sekali tidak mengakui orang Narsis itu sebagai kakak tertuaku..!' Batin Deidara miris meratapi nasibnya sendiri. Sambil menggaruk sebelah pipinya Deidara berusaha memilih kata – kata yang tepat "I… itu.. itu… Aduuh… " Deidara mengaduh ketika sebuah kapur bersarang dengan mulus dikepalanya.

"Hay little blodie! Ada apa? Sepertinya kau sedang kesulitan? Apa ada yang bisa kubantu?" Naruto memanggil nama kecil adiknya, ia bertanya sambil memasang senyum setan andalannya yang selalu sukses membuat seluruh adiknya merinding horror.

"Aaah… Ti… tidak sensei, aku hanya baru ingat bahwa aku telah melupakan sesuatu dilukisanku." Jawab deidara dengan tergagap, kedua mata aquamarine nya melirik ke kanan dan kiri dengan cemas.

"Benarkah yang dia katakan nona?" Naruto sama sekali tak mempercayai jawaban adiknya ia pun bertanya pada perempuan satu – satunya dikelas itu. Deidara menelan ludahnya dengan susah payah, keringat dingin mengalir dari pelipisnya.

"Ah… itu sensei, aku bertanya pada Dei – chan, kalian begitu mirip apakah kalian bersaudara?" jawab Haku polos sambil menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

Naruto mengangkat sebelah alis pirangnya, inginnya ia tersenyum miring sambil menguarkan aura mencekam tapi untuk hari ini ia akan membuatnya berbeda.

"A- astaga Litle Blondie, kau – kau tidak mau mengakui kakakmu sendiri?" Naruto bertanya dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin dan suara serak yang tercekat ditenggorokan. Semua penghuni kelas menatap Deidara dengan pandangan sinis seolah mengatakan 'kau adik durhaka!' atau 'berikan saja kakakmu untukku'. Deidara yang ditatap sinis oleh temannya malah balas mendeathglare kakak pirangnya yang hanya tersenyum miring seolah mengatakan 'welcome to the hell my little blondie'.

Setelah perdebatan konyol yang sama sekali tidak ada pentingnya, bel istirahat pun berbunyi, semua siswa dipersilahkan keluar lebih dulu oleh Naruto, yan tersisa hanya dua orang dengan rambut yang berwarna sangat kontras menatap Naruto berharap tatapannya dapat mencekik guru muda tersebut.

"kenapa Kalian tidak keluar untuk makan?" tanya Naruto sambil merapihkan barang – barangnya, ia bertanya tanpa menatap kedua pemuda dibangkunya.

"Kenapa Kakak ada disini?" Deidara memblas pertanyaan Naruto dengan pertanyaan juga.

Naruto menghentikan kegiatannya matanya menatap adik pirangnya dengan jahil, "kan kakak tadi sudah bilang kakak disini menggantikan Kurenai – sensei yang sedang cuti karena hamil besar, dan juga tentunya karena kakak merindukan adik – adik kakak yang manis." Jawab Naruto memasang senyuman jahil ala dirinya. "sudahlah.. kakak ke ruang duru dulu ya!" seru Naruto ssetelah barangnya tak ada lagi dimeja. Ia berjalan ke meja kedua uzumaki tersebut lalu mengeluarkan dua buah kotak bekal dari dalam ranselnya dan meletakkan dimeja sang adik "Ini… untuk kalian, Iruka – san bilang kau belum pulang dari kemarin dan Nagato kau juga meninggalkan bento mu karena terburu – buru apa yang kau pikirkan memangnya?" tanya Naruto lalu mengeluarkan sepasang seragam laki – laki dari tasnya juga beberapa buku pelajaran dan buku tulis. "Mandilah Dei, kakak juga membawa seragam dan buku mu" lanjutnya tersenyum dengan tulus lalu mengusap kepalan pirang adiknya dengan lembut, sama sekali berbeda dengan Naruto yang biasanya. "Jangan membuat Kakak cemas lagi mengerti" Nasihat si sulung Uzumaki lembut. Lalu ia pun pergi keluar kelas dengan punggung yang tegap.

"Ka… Kakak, Na – Nagato apa benar dia kakakku?" Tanya Deidara tidak percaya dengan yang dialaminya, hei ini pertamakalinya Naruto terlihat begitu cemas karena adik- adiknya meskipun Nagato hanya adik sepupunya saja.

"Memangnya kau pikir ada orang yang mirip seperti dia bisa mengenalmu dan aku dengan baik? Tentu saja dia kakakmu, Uzumaki Naruto" Jawab Nagato memutar kedua bola matanya.

"Mu – mungkin saja dia seorang alien yang menyamar jadi kakakku" Seru Deidara sambil menatap Nagato serius dan mengguncangkan bahunya.

TUK..

Nagato menoyor kepala Deidara yang terlalu banyak menghayal "Makanya berhentilah membaca buku dengan genre sci – fi, kau terlalu banyak menghayal, wajar saja jika Naru – Nii san mengkhawatirkanmu, hanya kau dan Kyuu yang dia miliki setelah paman Minato meninggal dan bibi Kushina memilih meninggalkan Kalian untuk menikah dengan mantan kekasihnya, sudahlah sangat menyakitkan mengingat masa lalu lebih baik kita makan dan setelah itu mandi untukmu, kau bau" ejek Nagato sambil menutup hidungnya.

"Brengsek" cibir Deidara kesal.

.

.

.

.

.

.

.

Naruto POV

"brengsek" cibir Deidara kesal.

Little Blondie, maafkan kakak karena sudah meninggalkan kalian bertiga begitu lama, kakak hanya ingin mencari Kaa – san, tapi dia malah menyuruh kakak untuk melupakannya dan meminta kakak untuk tidak mencarinya lagi. Apa yang harus kakak lakukan Dei? Kakak hanya ingin kalian tumbuh dengan kasih sayang dari Kaa – san tapi dia tidak mau memberikannya pada kalian dan lebih memilih mantan kekasihnya. Maaf kakak memang tidak berguna.

"Tidak baik menguping pembicaraan orang lain sensei"

Eh…

END NARUTO POV

"Tidak baik menguping pembicaraan orang lain sensei"

"Eh.." ketika Naruto berbalik pemandangan yang dilihatnya adalah sepasang mata onyx yang balik menatapnya dengan sebelah alis terangkat. "oh ternyata dirimu… permisi" ia meminta izin karena malu kepergok sedang mengawasi adiknya sendiri, kakak yang protektif sekali.

Saat hendak melangkah sebuah tangan berkulit alabaster menghentikan langkahnya dengan menggenggam pergelangan tangannya, "Apa?" Tanya Naruto sinis.

"Uchiha Itachi, bukan Dirimu.." Jawab Sipemuda lalu melepaskan tangan Naruto dan mulai melangkah untuk memasuki kelas,

TARIK …

BUK…

Ketika orang yang tadi dicegatnya malah balik mencegatnya dengan memenjarakan dia diantara si pelaku dan dinding luar kelas dengan tangan sipelaku. Itachi hanya diam menatap mata sebiru langit didepannya, dikepalanya sebenarnya terlintas banyak hal yang ingin dilakukannya akan tetapi… ah pokoknya para pembaca liat aja nanti apa yang bakalan dilakukan si sulung uchiha.

"Uchiha – san! Apa kau sedang berusaha menggodaku?" Tanya Naruto sinis + narsis, sambil memegang dagu Itachi dengan tangan kanannya, memperlkakuakn Itachi layaknya perempuan yang akan tersipu malu jika diperlakukan seperti itu oleh laki – laki tampan, tapi sayangnya Itachi itu laki – laki dan dia tidak akan tersipu dengan perlakuan simanis didepannya ini, ia malah lebih tertarik untuk mengetahui apa lagi yang akan dilakukan pemuda dihadapannya.

"Ku katakan padamu aku sama sekali tidak tertarik pada laki – laki" ucap Naruto lembut sebelah tangannya yang memegang dagu Itachi tadi turun dengan sangat sensual dari leher jenjang berkulit alabaster itu kemudian ke dada pemuda tersebut dengan lembut sambil mata birunya terus menatap Itachi dengan menggoda. 'datar' batin Naruto sinting.

Mata yang sebelumnya menggoda kini berubah dingin dan angkuh, "Jadi berhentilah mencoba sok keren didepanku, itu sangat menjijikan, bersikaplah sebagai seorang laki – laki pada umumnya ketika bertemu dengan guru laki – lakinya, dan kalaupun aku akan menyukai laki – laki aku lebih memilih pria dewasa yang memiliki banyak uang untuk membiayai adik – adikku agar dapat berkuliah ditempat yang mahal dan terjamin bukan dengan anak SMA sepertimu" jelas Naruto dingin.

Naruto menatap pemuda dihadapannya yang terlihat bergetar, tak lama suara tawa pun keluar dari mulut Itachi. "wah… Uzumaki – sensei Kau sama sekali tidak menutupi sifat buruk mu sebagai seorang guru ternyata!" Itachi berkata dengan nada yang sangat berbeda dengan imagenya yang dikenal para siswa lain "Kau tau Uzumaki – sensei? Sifat liar mu ini membuatku lebih tertantang untuk menaklukanmu, aku akan membuat mu menjilat kembali apa yang sudah kau katakan, aku akan membuat mu mendesah dan berteriak nikmat di ranjangku"

"Woow Uchiha … Uchiha sang presiden sekolah yang terkenal selalu menjaga sopan santun dari setiap tindakan dan kata – katanya, ternyata memiliki sisi liar yang tak diketahui orang lain dan dia telah membukanya didepan orang yang salah." Naruto menjawab seolah ia terkejut sambil menepuk tangannya. "ckckckck…. Itu hanya akan ada didalam mimpimu nak!" Kata Naruto sambil menggelengkan kepalanya sedih "berhentilah bermimpi terlalu jauh tentang diriku, karena kau akan tersakiti akhirnya" katanya lagi menepuk sebelah pipi Itachi lalu pergi begitu saja.

Mendengar ucapan Naruto bahu Itachi kembali bergetar semakin lama semakin kuat hingga suara tawa yang menyeramkan tak dapat dibendung dari mulut si uchiha sulung "HAHAHAHAHAHAH…. Menarik sangat menarik, kita lihat saja nanti aku pasti akan membuatmu benar – benar menjilat ludah mu sendiri." Ucap Itachi misterius, sebelah wajahnya ia tutupi dengan jari hanya menyisakan matanya saja. Itachi tidak jadi memasuki kelasnya ia berjalan kearah lain sambil menyeringai senang, suasana hatinya sangat bagus hari ini.

/

/

/

/

/

"A- astaga yang tadi itu benar – benar Uchiha Itachi?" Tanya Deidara pada Nagato yang juga masih memasang wajah terkejutnya. Ternyata kedua orang ini mendengarkan percakapan panas antara Naruto dan Itachi, keduanya sangat terkejut dengan kenyataan yang mereka lihat dan dengar tadi, pasalnya Itachi itu terkenal sebagai seorang yang sangat sempurna dalam hal apapun baik sikap maupun prestasinya dibidang akademik dan itu semua lah yang membuka jalan bagi si Uchiha sulung menjadi seorang presiden sekolah, tapi kenyataan yang mereka lihat hari ini membuat mereka berubah pikiran tentang Itachi, pemuda itu mempunyai sisi liar yang disembunyikannya.

"Dei coba pukul aku, apakah ini nyata?" Bisik Nagato masih sama shocknya dengan pemuda blonde disampingnya.

Buuuk…

"Aduhh sakit brengsek." Maki Nagato pada Deidara karena telah memukul kepalanya dengan buku setebal 400 halaman, hei dia tidak benar benar serius ketika menyuruh siblonde ini memukulnya atau setidaknya dia bisa memukulnya dengan berperikenagatoan kan, apa memang orang dikelas ini suka sekali memukulnya dengan buku?

"Kan tadi kau yang menyuruhku" jawab deidara Innocent, lalu melangkah keluar kelas menuju ruang ganti laki – laki sekalian untuk mandi, dia belum mandi sejak kemarin, ia merasa lengket juga bau disekujur tubuhnya.

Kedua pemuda itu terus berdebat mengenai kelakuan anarkis Deidara yang dengan ikhlas dan tanpa berdosa memukul kepala Nagto yang sudah sangat sering dipukul dengan buku oleh teman – teman sekelasnya.

Aah malang sekali nasibmu diperlakukan oleh Authorr, naga – chan.

/

/

/

/

/

Dibelahan Benua Lain Jauh Dari Jepang

Seorang pemuda berambut merah terlihat sedang sibuk membereskan barang – barangnya, memasukkan bajunya kedalam tas dan barang – barang lain yang sekiranya dibutuhkan olehnya ketika sampai dikampung halamannya nanti.

"Kyuu.. kau tidak membawa buku – buku itu?" tanya seorang pemuda lagi yang hanya sibuk memperhatikan temannya yang dipanggilnya kyuu tadi.

"Ambil saja untuk mu, agar kau cepat keluar dari tempat ini!" Jawab si pemuda berambut merah menyebalkan tanpa memandang lawan bicaranya.

Lawan bicara simerah yang sejak tadi sibuk memakan apel si merah tersenyum miring "Tanpa buku – buku itupun aku bisa lulus dari sini! Aku hanya terlalu menyukaimu sampai aku ingin menunggu agar kita dapat lulus bersama dari tempat ini, tapi kau malah meninggalkanku" Jawabnya sambil memasang wajah sedih yang sangat memuakkan bagi pemuda merah didepannya.

"Kata – katamu menjijikkan Shu… lebih baik kau cepat keluar dari tempat ini sebelum membusuk" Jawab si pemuda merah srkastik sambil memasang senyuman superiornya membuat pemuda yang dipanggil shu dihadapannya terkekeh.

"Baiklah – baiklah, kau lihat saja aku akan menyusulmu kejepang 3 bulan lagi saat itu kau harus mentraktirku sampai aku berkata untuk tidak mentraktirku lagi" Tangtang Shukaku sambil menatap pemuda merah didepannya yang sudah selesai membereskan barang – barang nya dan menyandang tas ransel yang lumayan besar dipunggungnya, ia tersenyum mencemooh pada pemuda berambut coklat dan bermata emas didepannya.

"Kau sedang memeras orang miskin sepertiku yah? Apa kau tau tindakanmu itu criminal? Tapi tak masalah dengan otakmu yang hanya sebesar otak keraitu, aku yakin kau akan keluar dari tempat ini ketika kau di Drop Out" Jawab Kyuubi sambil menangkap Apel yang dilempar Shukaku padanya.

"Brengsek Kau Kyuu" Maki Shukaku kesal.

"Itu Nama tengahku Shu…." Jawabnya sambil tersenyum miring lalu berbalik menuju pintu ketika akan membuka pintu ia kembali melempar apel yang sudah digigitnya pada pemuda yang berhasil menangkap apel itu lagi "Don't be late to come back, I will miss you there, bye bye dear" katanya lalu melangkah keluar dan kembali menutup pintu.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAH….. WAITING FOR ME DEAR, mmmuuuuuuuuah" Teriak Shukaku dari dalam kamarnya sendiri sinting.

"Dasar Sinting" Maki Kyuubi ketika mendengar ucapan selamat tinggal dari teman sekamarnya sambil geleng – geleng. "I'm Back Dei – chan, Naga – chan" Seringai Kyuubi misterius sambil melihat jam tangannya.

Sesame orang sinting gak boleh saling ngatain Kyuu

/

/

/

/

/

/

/

"Ketua, apa yang akan kita lakukan hari ini? Seluruh preman dan berandalan sekoah yang ada diwilayah ini sudah kau taklukan dan menjadi bawahanmu! Lalu sekarang apalagi? Akan membosanan jika kita tidak lagi memiliki target yang bisa diburu!" tanya seorang pemuda yang berumur kisaran 15 sampai 16 tahun, memiliki cirri – cirri rambut perak kebiru biruan dan gigi runcing.

Sang ketua yang ditanyai oleh anak buahnya tersenyum miring sambil menyisir rambut ravennya "Tenanglah suigetsu, tak lama lagi akan ada target baru yang menarik datang kesekolah ini." Jawabnya sambil menyilangkan kakinya.

"Dari mana kau tahu memangnya?" Tanya suigetsu penasaran.

Mata onyx si raven yang tadinya menatap lurus ke pintu kini beralih menatap mata ungu suigetsu "Hanya Insting" Jawab si raven cuek.

"Memangmnya kau ini hewan apa? Pakai bicara soal insting" Cibir Suigetsu, sedangkan yang dicibir hanya terkekeh kecil.

Suasana menjadi hening ketika sang ketua yang irit bicara itu tak lagi membalas cibiran anak buahnya, tak lama pintu terbuka menampilkan siluet seorang pria berbadan tinggi besar dan seorang wanita berambut merah disampingnya, kedua orang itu masuk lalu menutup pintu yang diklaim oleh sang ketua sebagai markas mereka.

"Jugo, Karin, bagaimana apa ada sesuatu hal yang menarik?" tanya sang ketua tanpa berbasa – basi pada dua anak buahnya yang baru saja kembali.

Sang wanita yang dipanggil Karin itu melangkah maju lalu menyerahkan tiga lembar foto ditangannya pada pemuda berambut raven yang duduk di kursi kebesarannya, sang ketua mengambil lembaran foto tersebut lalu meniliknya dengan seksama, foto pertama seorang pemuda yang tergolong berwajah manis untuk ukuran seorang pria memiliki rambut pirang pendek dengan mata biru, foto kedua pemuda pirang itu dengan pemuda bersurai hitam legam yang ia kenal sebagai kakaknya dalam posisi yang bagi seorang Uchiha sangat memalukan dan yang ketiga, foto seorang pemuda bersurai jingga kemerahan dengan mata semerah batu ruby, pemuda berambut raven tersebut mengangkat sebeah alisnya minta penjelasan "Yang berambut pirang ini adalah guru baru dikelas Itachi – san, menggantikan Kurenai – sensei dan sepertinya Itachi – san menyukainya, dan yang foto terakhir itu adalah dokter baru yang akan bekerja disini, dia lulusan kedokteran di kanada dia merupakan dokter muda terbaik disana, kedua orang itu bersaudara, Uzumaki Naruto dan Namikaze Kyuubi. itu data yang kami lihat didatabase sekolah yang kami kami retas tadi." Jelas si wanita berambut merah yang juga membingkai mata merahnya.

"Uzumaki?" Beo Suigetsu. "Berarti si Pirang ini memiliki nama keluarga yang sama sepertimu, apa kau mengenalnya? Kedua pemuda manis ini?" Tanya Suigetsu penuh minat pada kedua pemuda manis di foto tersebut.

"Ya.. yah sebenarnya Naru – nii dan Kyuu – nii adalah saudaraku, Ibunya Uzumaki Kushina adalah adik bungsu nenekku Uzumaki Mito, begitulah" Jelas si gadis, Suigetsu yang mendengarnya hanya mengangguk mengerti.

Kedua orang yang sejak tadi berbicara itu mulai menoleh pada ketua mereka yang sejak tadi bungkam, mereka melihat si raven terlihat memandangi foto berambut jingga kemrahan ditangannya penuh minat.

"Sasuke." Pemuda tinggi besar itu memanggil ketuanya yang langsung menatap sipemuda "Target berikutnya adalah dia." Jawab Sasuke tersirat penuh ambisi didalamnya.

"Kenapa dia? Dia hanya seorang dokter oke" Tanya Suigetsu.

"ckckckck, kau salah Sui… dia ini spesies langka yang tak akan bisa kau temukan disembarang tempat…. " Jawab Sasuke mengatakan seolah Kyuubi adalah spesies hewan yang akan punah.

"Benarkah?" Tanya Suigetsu meyakinkan.

"Kau akan melihatnya nanti" Jawab Sasuke sambil tersenyum miring, ada hawa – hawa mistis yang mengudara disekitarnya.

.

.

.

.

.

TBC

MAAF KAN AUTHOR YANG BELUM MNEYELESAIKAN FIC MY ANGEL TAPI MALAH UDAH BUAT YANG BARU T_T AUTHOR BENER – BENER PENGEN BUAT YANG INI….!