WORRIED

Kim Namjoon 3 Kim Seokjin

BOYxBOY | T | AU

FF ini aku persembahkan buat Kak Christal Alice

If you don't like, step back please.

.

.

Ruangan minimalis berdiameter 6x6 meter, dengan sapuan cat putih tulang yang sebagian cat nya sudah mengelupas, terasa begitu dingin mencekam. Menguar dari sesosok tubuh jangkung yang tengah berbaring di kasur single miliknya. Dia Kim Namjoon, seorang lelaki menawan bersurai merah jambu.

Namjoon yang berbaring, mulai menggerakkan tubuhnya, berguling resah di kasur. Matanya yang terpejam sesekali terbuka, menatap langit-langit kamar dengan tidak minat. Salah satu lengannya sedari tadi menggenggam ponsel pintar miliknya, tidak berniat melepaskannya barang sedetikpun.

"ARGHHH"

Sebuah erangan lolos dari bibir tebal namjoon dibarengi dengan tubuh tegapnya yang bangun dari kasur. Namjoon mendudukkan tubuhnya di pinggiran kasur, kepalanya menunduk menatap layar ponsel pintarnya yang gelap.

Kepala Namjoon menengadah, sekilas terlihat sedang mengumpulkan keberanian. Sedetik kemudian, kepalanya kembali menunduk, memandang ponselnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Layarnya berubah terang tidak menggelap seperti tadi, Namjoon hanya butuh menekan tombol nomer satu untuk menyelesaikan segala keresahannya. Dengan ragu-ragu Namjoon menekan dial satu lebih lama, hingga sebuah panggilan kini tengah terhubung.

Sesaat setelah ponselnya berpindah tempat ke samping telinga kiri Namjoon, kamarnya yang begitu dingin, kini terasa kental dengan aura tegang yang namjoon keluarkan. Semakin terasa tegang saat namjoon membuka kelopak matanya cepat.

Sebuah suara dari sebrang sambungan, terasa begitu menggelitik, merambat menuju jantungnya yang kini berdegup tidak karuan. Membuat bibirnya kelu, tubuhnya membatu hanya untuk sekedar membalas sapaan dari sebrang sambungan telfon.

"Hallo?"

"…."

"Namjoonie? Kau ad-"

"Hyung. Dengarkan baik-baik, aku akan kesana, tunggulah aku."

Namjoon mengakhiri panggilan secara sepihak, tidak memberi kesempatan pada seseorang disebrang sana untuk berbicara, bahkan Namjoon mengakhiri sambungan mereka serampangan.

Namjoon bangun dari duduknya setelah melemparkan ponsel ke kasur, kemudian keluar kamar setelah mengambil kunci motor dan memakai jaket jeans belel miliknya. Dengan tidak lupa mengunci pintu, Namjoon berjalan sedikit berlari begitu terburu-buru menyusuri lorong apartment usang yang kini ia tinggali seorang diri, meskipun begitu, namjoon merasa nyaman dan betah tinggal disini selama beberapa pekan ini.

Namjoon mempercepat larinya saat melihat motor kesayangannya, salah satu lolosan pabrik Royal Enfield yang kini selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Katakan ia gelandangan kaya yang sialnya begitu Hot. Karena dilihat dari sisi manapun, Namjoon benar-benar begitu menawan saat kini ia melaju dengan kecepatan maksimal menembus jalanan malam kota Seoul yang cukup sepi.

.

.

.

Motor Namjoon berhenti didepan sebuah rumah dengan pagar besi yang menjulang tinggi, sudah dari 10 menit yang lalu ia sampai, helm juga kunci motor sudah ia copot. Namun ia enggan beranjak dari motornya.

Matanya kini tengah merawang, menembus pagar besi yang jarang-jarang, memperhatikan sebuah rumah minimalis yang terasa hangat meski Namjoon melihatnya dari luar, dengan pekarangan yang cukup luas dan terawat, begitu asri. Matanya berpendar, menemukan sebuah papan tinggi dengan dua tiang penyangga, bertuliskan "PANTI ASUHAN KIM".

CKELK

Namjoon terlonjak dari lamunannya, saat sisi pintu pagar yang sedikit lebih gelap karena tertutupi sebuah pohon pinus kini terbuka, menampakkan sesosok tubuh semampai yang berdiri mengahadap kearah dirinya. Disana pujaan hatinya Kim Seokjin, yang berbalut sweater hangat berwarna pink tengah berdiri, memberikan sebuah senyum kecil dibibir tebalnya sambil menatap Namjoon lekat.

Namjoon gelagapan, menelan ludahnya susah payah, mau tidak mau Namjoon turun dari motornya. Berjalan dengan canggung mendekati Seokjin. Dengan mata yang masih saling berpandangan, tidak ada yang berniat melepaskan pandangan.

Namjoon kini berdiri tepat dihadapan Seokjin, kepalanya sedikit menunduk agar dapat melihat seokjin lebih lekat. Begitupun dengan Seokjin yang agak mendongakkan kepalanya, menatap namjoon tidak kalah lekat, dengan percikan yang sama.

"Hyung"

Namjoon berujar lirih, memberanikan diri memecah keheningan, tangannya terulur memegang jari-jemari Seokjin, berbagi kehangatan yang tidak sebarapa, namun begitu berpengaruh pada detak jantungnya yang terasa melompat-lompat.

"Maafkan tingkah kekanakanku, yang berujung menyusahkanmu"

Kembali namjoon membuka suara, mengeratkan genggaman tangannya di jemari Seokjin. Menatap lekat bola mata bulat yang semakin indah dari jarak sedekat ini. Seokjin diam dengan bibir melengkung membentuk sebuah senyum kecil, Seokjin diam bukan berarti ia tidak ingin bicara, hanya saja ia memberikan kesempatan kepada Kekasih Kecilnya untuk berbicara.

"Aku akan pulang ke rumah, melakukan apa yang appa inginkan, lalu merebut kembali hak tanah rumah kita"

Tangan namjoon semakin erat menggenggam jemari seokjin, membuat Seokjin semakin melebarkan senyumannya yang tergentikan dengan sebuah kekehan terselip diantara celah bibirnya, ia menatap namjoon dengan mata berbinar.

"Pulang lah. Selesaikan itu semua bayi besar, dan kembali kesini. Ke rumah kita."

Kini seokjin yang bersuara, membuat raga namjoon terasa terbang mendengar penuturan pujaan hatinya, rasanya begitu hangat dan mendebarkan. Perasaan ini begitu membuncah.

Namjoon melepaskan genggaman tangan mereka, dengan terburu-buru meraup tubuh seokjin, membawanya ke dalam sebuah pelukan hangat yang panjang. Seokjin dengan senang hati mengalungkan lengannya dileher namjoon, memeluknya tidak kalah erat.

Saling menyalurkan rasa yang terasa membuncah karena beberapa hari ini mereka harus berpisah, tidak berkomunikasi, karena tingkah kekanakan kekasih kecilnya. Namun, itu bukanlah apa-apa karena sekarang Namjoon disini, tengah memeluknya, membisikkan kata-kata manis yang membuat seokjin semakin hangat dan semakin hidup.

"Aku mencintaimu Kim Seokjin, dengan seluruh hidupku."

"Begitupun aku Kim Namjoon"

.

.

END

Ini FF Pertama yang aku publish dengan segala keberanian, dan aku bikin ini buat Kesayanganku Kak Christal Alice yang Ketjeh XD Maaf kalau fanfic nya gak seindah ekspetasi kak al, aduh ini amburadul emang fanficnya T.T alurnya yang cepat dan berantakan, typo yang mungkin terselip dimana-mana, kata-kata yang rancu, dan masih banyak lagi, terutama feel nya yang gak berasa. Maafkeun :')

Makasih banyak yang udah mau baca FF gak mutu ini dan aku berharap kritik juga sarannya di kotak review bagi yang berkenan J Sekali lagi terimakasih XD