Title : "Baby Byun Park"

Author : oohpuuut

Genre : Romance & comedy

Rate : T – M

Main Cast :

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Kim Taehyung

And support cast...

WARNING : MATURE CONTENT!

Disc : Cerita ini inspirasinya ada di film Jang Geun Suk yang 'Baby & Me' tapi kemiripan cerita hanya di awal, dan alur seterusnya jelas bakal berbeda. Langsung aja ^^


Chapter 2

.

.

"... ciuman pertama"


Aku normal! dua kata ini sudah menjadi mantra baginya. Baekhyun yakin tak ada yang salah dengan dirinya. Ia masih menyukai wanita berpaha putih dan dada berisi, tapi memang ia hanya suka melihatnya tanpa tertarik untuk 'mencobanya'. Baginya seperti itu masih dikata normal.

Mungkin 3 bulan ke belakang, Baekhyun mulai memantrai dirinya dengan dua kata itu, tepatnya saat ia dan Chanyeol pergi ke pernikahan kakak perempuan Chanyeol, Park Yoora. Tentunya disana banyak teman dan kerabat dari keluarga Park, termasuk keluarga Byun tentunya. Awalnya pesta itu terasa meriah dan menyenangkan, Baekhyun bahkan berangan akan punya pesta pernikahan yang semeriah itu atau mungkin lebih meriah lagi.

Saat acara inti sudah selesai dan waktunya untuk para tamu menikmati makan malam –karena pesta diadakan malam hari, Chanyeol, Baekhyun, dan Sehun duduk di meja yang sama, mereka menikmati makan malam bersama. Suasana menyenangkan itu pecah seketika saat seorang wanita memakai gaun berwarna kuning datang dan duduk disisi Chanyeol. Tak masalah jika hanya duduk, tapi wanita itu dengan berani menggenggam tangan Chanyeol dan berusaha untuk merayunya.

Flashback...

"Oppa~"

Ketiga pria berjas hitam itu menoleh ke arah suara wanita bergaun kuning.

"Eun Soo-ya?" Chanyeol terperangah.

"Oppa Chan! Sudah berapa lama kita tak bertemu?"

Wanita yang dipanggil Eun Soo itu duduk di antara Chanyeol dan Baekhyun, kebetulan disana ada kursi kosong yang tersisa. Kini Baekhyun menyesal kenapa ia tak membiarkan Sehun saja yang duduk di kursi itu.

"Setahun?"

"Issh! Satu setengah tahun!"

"Chan! Siapa?" bisik Baekhyun diiringi anggukan Sehun.

"Ah~ dia Jung Eun Soo temanku, Eun Soo-ya! kenalkan, dia Oh Sehun dan dia Byun Baekhyun.."

Eun Soo menatap Sehun dan Baekhyun bergantian sambil tersenyum manis. "Anyeong.." sapa Eun Soo.

"Anyeong.." balas Sehun dan Baekhyun.

"Dia Baekhyun yang sering kau ceritakan? Woah.. dia imut sekali!"

Baekhyun tersenyum singkat mendengarnya.

"Oppa! Temanmu yang Sehun itu tampan ya?" bisik Eun Soo.

"Temanku tidak ada yang jelek, kau mau yang mana?" ucap Chanyeol.

Namun tiba-tiba Eun Soo memeluk leher Chanyeol, dua orang yang duduk di depan mereka tentu terkejut melihatnya, terlebih lagi Baekhyun, matanya sampai melotot.

"Tidak ada yang kupilih, karena Chan Oppa jaauuuh lebih tampan!" ucapnya tepat di telinga Chanyeol.

Kedua tangan Baekhyun mencengkram erat kain putih yang menutupi meja bundar di depannya tanpa ia sadari.

"Eun Soo sudah, Aku jadi malu.." ucap Chanyeol gusar.

"Baiklah!" ia melepaskan pelukannya pada leher Chanyeol

"Eun Soo sayang!"

Demi apa pun itu Chanyeol berterima kasih kepada orang yang memanggil Eun Soo, karena sebenarnya ia tak begitu mengharapkan atau bahkan tidak menginginkan untuk bertemu dengan wanita ini lagi.

"Eomma memanggilku! Oppa, lain kali kita bertemu lagi ya?"

Chanyeol hanya mengangguk.

"Baekhyun Oppa, Sehun Oppa! Anyeong!"

"Ne.. Anyeong.." balas keduanya.

"Chan Oppa? ya Tuhan perutku geli! Hahaha.." ucap Sehun sambil menahan tawanya.

"Perutku mual melihat tingkahnya!" tambah Baekhyun menatap dingin kepada Chanyeol.

"Dia teman kecilku, sikapnya memang seperti itu.."

"Teman kecil.. pantas saja sikapnya seperti bocah 5 tahun!" gumam Baekhyun.

"Kenapa Baek?" tanya Chanyeol karena melihat Baekhyun yang sepertinya dalam mood kurang baik.

"Tidak.. hanya ingin ke toilet!"

Baekhyun pergi ke toilet, ia hanya ingin mencari tempat pelarian saja. Muak dengan pesta yang semakin membosankan itu. Ia ingin pergi ke tempat yang tenang dan toilet adalah pilihan yang tepat untuk saat ini. Baekhyun menatap wajahnya yang memantul pada cermin toilet.

"Hey kau kenapa?"

Pertanyaan itu diarahkan kepada bayangan dirinya sendiri di cermin.

"Kenapa kau tak suka melihat Chanyeol dengannya?"

"Hey Byun! Kau tidak sedang cemburu kan?"

"Kau masih normal Byun!

"Iya, kau hanya tidak suka dengan wanita girly seperti itu kan?"

"Yap! Kau masih normal!"

Setidaknya percakapan satu arah itu bisa meyakinkan dirinya bahwa ia masih normal.

Flashback off...

Baekhyun menelpon Sehun dan memintanya untuk bertemu di Club Moonlight. Katanya ada beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan Sehun, jika seperti ini Sehun sudah tahu Baekhyun pasti ada masalah.

"Kau datang juga.." ucap Sehun pada Baekhyun yang baru saja memasuki Club.

"Kenapa?" tanya Sehun.

"Pesan dulu minumnya, nanti kuceritakan.."

Baekhyun memanggil salah satu pelayan untuk membawakannya beberapa botol minuman. Ia langsung menenggak minuman beralkohol itu langsung dari botolnya. Dengan melihat tingkah Baekhyun, Sehun menebak pasti masalah kali ini cukup besar.

"Baek? Kau tidak papa?"

"Tidak.. hanya ingin bersenang-senang saja!"

"Tapi sepertinya kau tak sedang bersenang-senang, Baek aku sudah mengenalmu lebih dari tiga tahun dan aku sudah hapal dengan sifatmu, kau saat ini sedang sangat tertekan. Kau kenapa hem?"

Baekhyun tersenyum miring mendengarnya, Sehun memang sulit dibohongi. Ia selalu tahu bagaimana suasana hati Baekhyun.

"Sehun.." panggilnya tanpa menatap Sehun.

"Ya?"

"Apa kau gay?"

"Kenapa? Kau tidak suka punya sahabat sepertiku?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya. "Tidak.. bukan tidak suka, aku hanya ingin bertanya bagaimana rasanya?"

"Tidak ada bedanya, sama seperti saat orang lain jatuh cinta dan saat kau jatuh cinta pada seorang wanita, rasanya sama saja."

"Kau tak merasa ada sesuatu yang membuatmu membenci dirimu sendiri?"

"Dengar Baek, saat aku pertama kali bertemu dengan Luhan hyung aku merasa tertarik padanya. Awalnya aku hanya berpikir itu hanya rasa ketertarikan yang biasa, maksudku sama seperti aku menyukai seseorang karena dia baik, pintar, atau cantik, dan aku kira rasa ketertarikan itu hanya bertahan beberapa waktu saja..."

Sehun menghela nafasnya.

"... tapi ternyata berlanjut sampai aku merasa tak ingin jauh darinya, tak suka saat ia bersama wanita atau pria lain, selalu marah jika ia menangis, dan rasanya aku sangat nyaman jika dia ada disampingku. Memang, aku pernah bersi keras untuk mengklaim dan menegaskan bahwa aku normal, karena rasanya sedikit aneh, tapi aku berkata pada diriku sendiri, jika aku dan Luhan hyung bisa bahagia dengan cara seperti ini, mengapa harus menyakiti diri sendiri dengan saling menjauhi?"

Baekhyun memikirkan kalimat Sehun yang terakhir itu, benar, jika ia bisa bahagia bersama Chanyeol, mengapa ia harus menyakiti dirinya sendiri dengan menjauh dari Chanyeol? Tapi masalahnya, Baekhyun sendiri tidak tahu apa Chanyeol bisa menganggapnya lebih dari sekedar teman baik atau sahabat? Hubungan yang selama ini mereka pertahankan.

"Apa kau sekarang sedang menyukai seorang pria?" selidik Sehun.

"Mungkin.." jawabnya sambil tertunduk.

"Jangan paksakan dirimu Baek, jika kau merasa bahagia dengannya, perjuangkan dia."

"Entahlah.. aku hanya ingin mabuk saat ini!"

"Terserah! Aku hanya menemanimu saja.."

"Kau juga minum!"

Baekhyun memberikan satu botol untuk Sehun.

"Ok.."

Satu jam setelah menghabiskan beberapa botol minuman, Baekhyun terkulai lemas di atas kursi sambil memegang botol terakhirnya. Keadaannya benar-benar mabuk, untung Sehun tidak. Ia hanya menghabiskan satu botol saja dan setelahnya ia hanya memperhatikan Baekhyun.

Baekhyun bangkit dari kursi, dengan jalan yang sempoyongan ia berjalan ke arah kerumunan wanita berpakaian minim dan pria hidung bilang. Tangannya menarik salah satu wanita disana, wanita berbaju merah, pakaiannya hanya menutupi bagian intim ditubuhnya saja. Baekhyun memeluk wanita itu dengan posesif, yang dipeluk sepertinya kesenangan, ia membalas pelukan Baekhyun, membelai leher dan wajah Baekhyun.

Sehun yang awalnya hanya memperhatikan Baekhyun dari jarak jauh mulai beranjak menghampirinya.

"Baek!" panggil Sehun.

"Kenapa~"

"Kemari! Kau mabuk!"

"Jangan mengganggu! Aku ingin bermalam dengannya hari ini.."

Sehun melotot mendengarnya.

"Oppa.. aku akan berikan service yang luar biasa untukmu!"

"Aku yang akan memberikanmu service, aku kan pria sejati!"

"Sudah cukup Baek! Kau gila? Ayo pulang!"

Sehun menarik tangan Baekhyun namun Baekhyun menepisnya kasar.

"Kau pulang saja duluan! Jangan mengganggu! Pergi!"

"Baiklah, kalau itu maumu!"

Sehun benar-benar meninggalkan Baekhyun yang sudah gelap mata, ia tidak akan sanggup jika Baekhyun sudah seperti itu. Ia akan sangat keras kepala.

.

.

Di tempat yang berbeda, Chanyeol sedari tadi sibuk menelpon Baekhyun. Ia ingin meminta bantuannya karena Taehyung terus saja menangis, padahal ia tidak mengompol. Chanyeol sedang kebingungan, selain itu juga ia ingin mencari tahu keadaan Baekhyun. Saat ia meninggalkan Apartemennya, sikap Baekhyun berubah menjadi dingin dan Chanyeol khawatir jika ada masalah yang menimpa Baekhyun.

"Baek angkat telponmu!"

Chanyeol menelponnya sambil menggendong Taehyung yang menangis.

"Ayolah Baek.. kau dimana?"

.

.

"Ahh Oppa.. kau sangat hebat!"

Baekhyun dan wanita berbaju merah itu sedang tertidur di atas ranjang dengan keadaan telanjang, mereka hanya menutupi setengah tubuh mereka dengan selimut. Baru saja keduanya telah melakukan kegiatan seks di dalam kamar yang disediakan oleh Club Moonlight. Baekhyun yang masih setengah sadar memilih untuk diam dan beristirahat karena tubuhnya memang lelah setelah kegiatan panas itu.

"Oppa.. kapan kita akan melakukannya lagi?" wanita itu mendekati Baekhyun.

Baekhyun masih diam menatap langit-langit kamar, kepalanya mulai terasa pening. Kesadarannya perlahan kembali, ia ingat betul bagaimana ia meninggalkan Chanyeol, mengemudi dengan ugal-ugalan, menelpon Sehun, mabuk-mabukkan, dan berakhir di atas ranjang dengan seorang jalang.

"Shit!" umpatnya.

"Kenapa Oppa?"

"Tidak, bisa kah kau pergi?"

"Kau mengusirku?"

"Aku ingin sendiri.."

"Biar ku temani sa-"

"PERGI!"

"YA! Enak saja sudah bercinta langsung menyuruhku pergi? Bayar dulu berengsek!"

"Ini! Ambil semuanya dan pergi sebelum ku potong lidahmu itu!"

Baekhyun melemparkan beberapa lembar uang kepadanya.

Wanita itu beringsut turun dari tempat tidur, ia segera memunguti pakaiannya dan pergi ke kamar mandi, setelah berpakaian lengkap ia langsung pergi dari kamar.

Berakhir sudah semuanya untuk Baekhyun. Ia hilang harapan untuk segalanya, entah mengapa ia punya ide gila ini untuk mengetes apa dia ini normal atau tidak. Baekhyun bercinta dengan wanita jalang tadi, namun bukan kenikmatan yang ia dapat dan sebenarnya ia tak benar-benar terangsang, melainkan ia terpaksa –bukan, tapi memaksakan dirinya sendiri untuk melakukan hal gila itu.

Baekhyun memijat pelipisnya yang berdenyut sakit.

"Aku ini kenapa.."

.

.

"Sehun?"

"Iya? kenapa?"

"Kau tahu dimana Baekhyun? Apa dia sedang bersamamu?"

"Tadinya dia bersamaku, sekarang sudah tidak!"

"Memang dia sekarang dimana?"

"Di Club Moonlight, sedang mabuk-mabukkan.."

"Apa!? kau membiarkannya mabuk sendirian? Kau tahu kan bagaimana Baekhyun kalau sedang mabuk?"

"Tadinya kutemani, tapi dia mengusirku dan memilih minum dengan seorang wanita disana, dia nampaknya sedang frustasi! Aku sendiri kesal karena dia malah membentakku!"

"Baiklah, terima kasih Sehun!"

Piip..

"Ya Tuhan.. kau kenapa Baek?"

Chanyeol melirik Taehyung yang sudah terlelap beberapa menit yang lalu. Ia berinsiatif untuk menjemput Baekhyun ke Club.

Sampai disana, ia langsung mencari pria bertubuh lebih pendek darinya itu.

"Baekhyun! Permisi.. Kau dimana? Baekhyun!"

Chanyeol menyelinap diantara pengunjung lain yang sedang menari.

"Baekhyun! Baek-"

Perkataannya menggantung saat ia telah menemukan si pemilik nama itu. Chanyeol menatap Baekhyun yang juga sedang menatapnya dengan sendu, ia melihat penampilan Baekhyun yang sungguh berantakan, rambutnya kusut dan pakaian yang dipakai dengan asal. Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun.

"Baek, kau- ugh! Bau apa ini?"

Baekhyun menundukkan kepalanya, ia menghindari tatapan Chanyeol, dan juga untuk menyembunyikan air matanya.

"Baek? Kenapa huh?"

Chanyeol melihat jelas air mata Baekhyun yang terjatuh ke lantai.

"Kau menangis? Hey ada apa? ceritakan padaku.."

Chanyeol mengusap pundak Baekhyun dan ia merasakan pundaknya yang bergetar.

"Baek?"

"Mian Chanyeol!"

Baekhyun lalu memeluk Chanyeol dengan erat, ia menangis di pelukan pria berbadan tinggi itu.

"Tidak papa, menangislah.." ucapnya seraya mengusap punggung Baekhyun.

Setelah tangis Baekhyun mereda dan ia mulai tenang, Chanyeol membawanya pulang menaiki mobil milik Baekhyun, karena ia sendiri ke sini dengan menaiki bis.

"Kita kemana?" tanya Baekhyun.

"Ke rumahmu tentu.."

"Tidak mau!"

"Kenapa?"

"..."

Baekhyun diam tak menjawab, itu tandanya ia tidak akan merubah jawaban yang sebelumnya.

"Baiklah, ke Apartemenku!"

Baekhyun sekilas melihat Chanyeol dengan raut terkejut, tapi jika ia mengelak itu akan membuat Chanyeol lebih repot lagi. Jadi ia diam saja sampai mereka tiba di kamar Apartemen Chanyeol.

"Ini minum air lemon supaya pikiranmu lebih segar.."

Baekhyun mengambil gelas yang diberikan Chanyeol tanpa mengucapkan apa-apa.

"Sekarang, bisa kau ceritakan masalah apa yang sedang kau hadapi? Mungkin aku bisa membantu."

Baekhyun tersenyum pahit. Ya, jelas Chanyeol bisa membantu tapi tidak untuk saat ini. Justru karena dia lah Baekhyun seperti ini.

"Baek? Kenapa kau diam saja? Biasanya kau akan cerewet meminta saran dariku.."

"Aku.."

Baekhyun memberanikan diri untuk menatap manik mata Chanyeol, namun karena mata itu terlalu hangat dan selalu membuatnya nyaman, Baekhyun kembali merasakan dirinya sangat bersalah dan akhirnya ia tak melanjutkan ucapannya.

"Kenapa diam lagi? Ceritakan saja Baek! Kau tak percaya lagi padaku?" Chanyeol mulai kesal.

"Justru karena aku percaya padamu Chanyeol!" Baekhyun balas berteriak.

"Lalu kenapa?"

"Aku sudah melakukan hal gila.."

"Hal gila apa? jangan bertele-tele Baek, langsung ceritakan semuanya biar aku bisa menolongmu!"

"..."

"Baekhyun! Kau ini kenapa huh!?" Chanyeol mengguncang pundak Baekhyun yang lagi-lagi hanya diam menunduk.

"Aku tidur dengan wanita di Club.." ia mulai menaikan kepalanya untuk menatap Chanyeol. "..bukan hanya tidur, kami juga bercinta.." ucapnya.

Chanyeol menatapnya tak percaya, perlahan ia melepaskan pegangan tangannya di pundak kecil Baekhyun.

Selama ini ia tak pernah melihat Baekhyun menjadi 'liar' seperti itu, tak masalah jika hanya mabuk atau bermain di tempat semacam Club malam, tapi untuk masalah seks bebas, wanita malam, atau hal yang berhubungan dengan itu semua sangat mereka jauhi. Kali ini Chanyeol merasa kecewa dengan sahabat kecilnya, sebesar apa pun masalah yang Baekhyun hadapi, setidaknya ia bercerita sedikit kepada Chanyeol sebelum melampiaskannya kepada hal lain.

"Chan.." ucap Baekhyun ragu melihat keadaan Chanyeol yang sepertinya sangat kecewa pada dirinya.

"Kenapa.. kenapa kau melakukan itu?"

"Aku hanya frustasi! Aku tak menemukan segala jawaban untuk masalahku! Aku rasanya mau gila!"

"LALU KENAPA KAU TAK BERCERITA PADAKU!? AKU INI APA UNTUKMU BAEK!"

Setelah Chanyeol berteriak dan membuat Baekhyun ketakutan setengah mati, kini hanya terdengar tangisan bayi. Taehyung terbangun karena teriakan Chanyeol.

"Sial!" Chanyeol bergegas ke kamarnya, ia menggendong Taehyung dan mencoba untuk menenangkannya.

"Baek bisa kau bantu aku?"

Baekhyun yang hanya diam di ambang pintu dengan ragu menghampiri Chanyeol.

"Ada susu?" tanya Baekhyun.

"Aah.. aku belum membeli susu!"

"Kau harus membelinya cepat!"

"Tapi aku tidak tahu susu seperti apa, makanya aku dari tadi menelponmu hanya untuk menanyakan merek susu tapi kau tak mengangkatnya dan ternyata kau sedang bercin-" melihat ekspresi Baekhyun yang berubah muram Chanyeol sadar sudah salah bicara.

"Baiklah, susu apa yang harus ku beli?"

"Susu bubuk untuk usia bayi 7-12 bulan, kau bisa melihatnya di kardus kemasan!"

"Baiklah!"

Chanyeol pergi ke minimarket yang letaknya tepat bersebrangan dengan Apartemen. Tak berapa lama ia kembali ke kamarnya.

"Ini Baek!"

"Bisa kau membuatnya?"

"Tidak.. kurasa.."

"Biar aku yang buat, kau gendong Taehyung!"

"Eh?" Chanyeol terlihat bingung.

"Kenapa?"

"Kau ingat namanya?"

"Aku terlalu muda untuk pikun, Chan."

Chanyeol senang melihat Baekhyun yang bisa tersenyum lagi. Jujur ia sangat tak suka dengan wajah muram Baekhyun.

"Chan?"

"Ya?"

"Dotnya?"

"Ya Tuhan! Aku belum membelinya juga!"

"Lalu bagaimana Taehyung meminum susunya? Kau ini!"

"Kau gendong dulu dia! Aku akan pergi membeli dot ke minimarket disebrang jalan! Aku tadi melihat peralatan untuk bayi disana!"

"Ya sudah cepat!"

Kedua kalinya ia pergi ke minimarket dengan berlari. Chanyeol kembali ke kamar dengan keringat yang mengalir di wajahnya.

"Kau berlari?" tanya Baekhyun.

"Kau pikir dengan jalan bisa secepat ini?"

"Oke, maaf.. demi anakmu juga."

"Dia-"

"Dia bayimu!" sergah Baekhyun cepat.

"Terserah! Buat dia tertidur, kita akan belanja!"

"Belanja? Kenapa bukan kau saja?"

"Untuk Taehyung! Aku tidak tahu harus beli apa saja untuk bayi, makanya kau temani aku!"

Baekhyun berhasil membuat Taehyung tertidur setelah beberapa saat.

"Chan! Kenapa kita tak bawa Taehyung saja? Kasian kalau dia terbangun saat kita tak ada.."

Chanyeol mempertimbangkan usul dari Baekhyun, benar juga katanya. Alhasil mereka pergi berbelanja dengan membawa bayi kecil itu, Chanyeol yang menggendong Taehyung, sedangkan Baek yang akan memilih dan mengambil belanjaan.

Di Supermarket, mereka mendapat tatapan kagum, tidak suka, dan mengejek dari beberapa orang. Mungkin sebagian berpikir mereka ini sepasang 'suami-istri'. Namun keduanya acuh dengan semua respon itu.

Setelah berbelanja kebutuhan untuk Taehyung, Baekhyun dan Chanyeol kembali ke Apartemen pada pukul 8 malam.

"Kau menginap disini?"

"Mungkin aku pulang saja.."

Chanyeol menarik tangan Baekhyun yang hendak pergi keluar kamar.

"Tidak tidak, tidur disini saja! Sudah malam.."

"Baru jam 8!"

"Baek!"

Baekhyun sudah tak tahan dengan sikap Chanyeol yang membuatnya terus-menerus salah paham dan berharap yang tidak-tidak, ia mulai mendekati Chanyeol, mendekatkan wajahnya tepat di depan Chanyeol, lalu ia menatap matanya dengan lekat. Mencari sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban dari pertanyaannya Apa Chanyeol menganggapnya lebih dari sekedar teman dekat?

"Chan, jawab aku!"

"Apa?"

"Jawab dengan jujur!"

"Oke!"

"Apa kau menyukaiku?"

Sejenak Chanyeol terdiam.

"Ya, aku menyukaimu! Jelas aku menyukaimu, jika tidak untuk apa aku mau bersahabat denganmu sampai sekarang?"

Baekhyun mendesah mendengar jawaban Chanyeol yang terlampau jujur.

"Bukan itu maksudku dobi!" batinnya.

"Sudah lupakan!" ucap Baekhyun yang tiba-tiba kesal.

Baekhyun pergi ke ruang tengah untuk menenangkan dirinya. Ia duduk bersila di atas kursi sofa. Tak lama Chanyeol menyusul lalu ikut duduk di samping Baekhyun.

"Hari yang panjang yah..." ucap Chanyeol.

"Dan sial." Tambah Baekhyun.

"Moodmu sangat buruk ya?"

"10x sangat!"

"Baek?"

"Hemm.."

"Apa kau berciuman juga dengan wanita itu?"

Baekhyun melotot kepada Chanyeol karena tiba-tiba ia mengungkit masalah yang sedang berusaha ia lupakan.

"..."

"Baek? Kalian berciuman juga?"

"Te-tentu.. namanya juga bercinta.." jawabnya pelan.

"Baek?"

"Apa!"

Baekhyun kesal karena Chanyeol terus memanggilnya.

"Itu ciuman pertamamu kan?"

Chanyeol segalanya tahu tentang Baekhyun, termasuk berapa banyak wanita yang telah Baekhyun kencani. Namun untuk ciuman pertama, setahu Chanyeol bibir Baekhyun masih 'suci'.

"Ah! Kau benar! Ya Tuhan itu ciuman pertamaku!"

"Bodoh! Cepat bersihkan!"

"Bagaimana bisa dibersihkan! Dibilas pake sabun cuci sekali pun tetap saja itu ciuman pertamaku.."

"Kau bahkan tidak tahu siapa wanita itu, dan dia malah menjadi ciuman pertamamu.."

Baekhyun mengangguk, menyetujui ucapan Chanyeol yang sepenuhnya benar dan menyalahkan dirinya sendiri yang memang sudah bertindak bodoh.

"Bersihkan!"

"Jangan konyol Park Chan-"

Chanyeol tiba-tiba mencium bibir Baekhyun, tangannya yang besar memegang kedua pipi Baekhyun. Baekhyun yang masih shock karena ciuman tiba-tiba itu hanya diam dan mencoba mencerna keadaan.

"Eung~ hhemm... mmhh.."

Baekhyun mengutuk mulut sialannya itu karena berani mendesah.

Chanyeol bukan hanya menempelkan kedua belah bibirnya saja, ia juga melumat, menghisap dan menjilat seluruh permukaan bibir Baekhyun hingga ke dalam mulutnya sampai tak ada yang terlewat. Semakin lama, ciuman itu rasanya menuntut dan bergairah.

"Hemmptt!" Baekhyun berdeham kencang memberi peringatan bahwa ia kehabisan nafas.

Sadar jika permainannya terlalu lama dan Baekhyun sendiri sudah kehabisan oksigen, Chanyeol melepaskan pautan mereka.

"Dengan begini, ciuman kau dan wanita itu sudah kuhapus! Semuanya bersih dan ciuman itu tak termasuk ciuman pertamamu." Ucap Chanyeol.

"..."

Baekhyun terdiam dengan bibir yang sedikit terbuka untuk membantu hidungnya menghirup oksigen, nafasnya masih belum teratur dan saliva entah milik siapa masih terlihat membasahi bibirnya. Oh Damn! Chanyeol mulai merasakan hawa panas sialan itu, ia tak tahan melihat keadaan Baekhyun yang seperti 'Siap untuk dilahap'.

"Baek... Jangan membuatku lepas kendali!" ucapnya memperhatikan bibir Baekhyun.

Baekhyun yang sadar ada serigala lapar di depannya langsung memalingkan wajahnya dan merasakan jantungnya yang luar biasa berdetak cepat.

"Oh Shit! Kenapa aku seperti ini?" batin Chanyeol.

.

.

.

TBC

Yeeeyyyy Chap dua is up!

Ciee yang gereget #digetok

Oke, ini belum ke konflik utama ya.. btw author bingung mau ngomong apa wkwk maaf ya kalau feelnya gak ada, typo, alur ngaco, non-EYD dan sebangsanya, author cuma penulis recehan yang masih dalam tahap belajar (gue lebih suka belajar ngeFF daripada belajar Kimia, Fisika, sama MTK haha-_-)

For your info aja, author gak terlalu memaparkan adegan NC, kalau soal ciuman sih oke, tapi kalau ranjang author cuma ambil beberapa adegan aja. Jujur, author gak suka sama yang terlalu vulgar gitu.. jijik emmm #ditendang jadi jangan heran kalau setiap scene NC author gak paparin terlalu panjang yap ^^

Last..

Selamat berkomentar!

Terima kasih banyak buat yang follow, fav, review, dan yang cuma baca aja, di masa yang akan datang, semoga kalian kasih review^^

Follow my instagram oohpuuut