Title : "Baby Byun Park"

Author : oohpuuut

Genre : Romance & comedy

Rate : T – M

Main Cast :

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Kim Taehyung

And support cast...

WARNING : MATURE CONTENT!

Disc : Cerita ini inspirasinya ada di film Jang Geun Suk yang 'Baby & Me' tapi kemiripan cerita hanya di awal, dan alur seterusnya jelas bakal berbeda. Langsung aja ^^


Chapter 1

.

.

"Baby and Park"


Chanyeol dan Baekhyun baru saja selesai bermain tenis di lapangan dekat rumah Chanyeol. Berolah raga sedikit setelah pulang sekolah adalah kebiasaan mereka. Sudah pukul 5 sore, waktunya menyelesaikan permainan dan kembali ke rumah.

Mereka berjalan ke sisi lapangan untuk mengambil botol air minum.

"Habis ini mau kemana?" tanya Chanyeol sambil memberikan botol yang berisi setengah air mineral –setengahnya ia minum.

"Entah, langsung pulang mungkin!"

"Umm... mau tidak main Games?"

Baekhyun menelan air mineral yang mengisi mulutnya sampai penuh itu sebelum menjawab,

"Boleh juga!"

Keduanya tersenyum, lalu mereka pergi bersama setelah mengambil tas yang sebelumnya mereka taruh di pinggir lapang.

Jangan heran jika Chanyeol dan Baekhyun begitu dekat, itu karena mereka sudah saling kenal sejak di bangku Sekolah Dasar. Keduanya sekolah di Sekolah yang sama sampai sekarang, orang tua mereka juga akrab dan mereka punya hobby yang sama pula. Baik Chanyeol maupun Baekhyun punya ketertarikan terhadap seni, Chanyeol suka bermain alat musik dan Baekhyun sendiri suka bernyanyi, keduanya juga pintar bermain piano.

Dengan semua kesamaan itu, mereka menjadi sangat akrab dan hampir tak terpisahkan. Sampai-sampai orang mengira kalau mereka adalah saudara atau bahkan sepasang kekasih, teman sekelasnya pun banyak yang berpikir demikian. Walau begitu, keduanya tak banyak menanggapi omongan mereka, karena Chanyeol dan Baekhyun sudah terbiasa.

"Besok sabtu kan?" tanya Baekhyun yang duduk si sebelah Chanyeol.

"Iya, kenapa?"

"Artinya bisa pulang sedikit lebih malam.."

Chanyeol terkekeh.

"Benar, besok hanya ada dua mata pelajaran!"

"dan Pak Choi jarang sekali masuk ke kelas!" tambah Baekhyun.

"dan besok tidak ada tugas!"

"daaan... tidak ada materi lagi!"

Mereka tertawa sesaat setelah melontarkan beberapa kalimat konyol. Baekhyun memegang perutnya yang mulai kram karena terus tertawa, sebenarnya tidak ada hal yang begitu lucu, tapi entahlah bagi mereka jika sudah berdua semuanya akan terasa lucu dan menyenangkan.

"Aah Baek, hari sabtu benar-benar hari favoriteku!"

"Aku juga yeol!"

Mereka duduk kembali dengan tenang di dalam bus yang sedang melaju. Chanyeol yang merasa bosan untuk menunggu halte selanjutnya mulai mencari hiburan dengan mendengarkan musik menggunakan earphone.

Baekhyun melirik Chanyeol yang sedang asik sendiri mendengarkan musik.

"Hey!" panggil Baekhyun.

Chanyeol masih memandang keluar kaca bus.

"Yeol! Park Chan!" panggilnya lebih keras dan akhirnya Chanyeol menoleh.

"Kenapa?"

"Dengar apa?"

"Musik."

Baekhyun mendengus kesal.

"Iya jelas musik, dobi! Maksudku lagu apa?"

"Westlife.."

"Ya ampun, apa kau tidak bosan? Dari SD kau suka mendengar lagu-lagu westlife, apa selama ini kau tidak pernah menghapus lagu-lagunya?"

Chanyeol menggeleng. "Tidak, aku tidak bosan! Mau dengar? Kau pasti suka."

"Boleh.."

Chanyeol melepaskan sebelah earphonenya lalu memasangkannya lagi ke telinga Baekhyun. Mereka berbagi earphone dan mendengarkan musik bersama-sama. Keduanya semakin larut ke dalam nada yang mengalun di telinga mereka, Baekhyun mulai menyukai lagu westlife yang satu ini. Memang, selama ini apa yang disukai Chanyeol, pasti Baekhyun juga akan suka, begitu pun sebaliknya.

"Ngantuk.." ucap Baekhyun setelah menguap kecil.

Chanyeol terkekeh.

"Tidur, aku akan membangunkanmu kalau sudah tiba di halte."

"Ne..." jawabnya dengan wajah mengantuk yang amat sangat.

Baekhyun menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan Chanyeol, lalu ia menjatuhkan kepalanya di pundak Chanyeol sebelum ia terlelap.


"Baek?" Chanyeol menggoyang pundak Baekhyun yang masih tertidur di pundaknya.

"Hey! Sudah sampai, ayo bangun!" lanjutnya memukul-mukul pelan pipi Baekhyun.

"Eng~" Baekhyun menggeliat "eh? Sudah sampai?"

"Iya.."

Mereka cepat-cepat bangun dari kursi lalu pergi keluar bus.

Baekhyun pergi ke rumah Chanyeol, sesuai rencana awal, mereka akan lanjut bermain games di rumah Chanyeol. Baekhyun mengikuti Chanyeol masuk ke dalam rumahnya yang besar itu.

"Bibi? Paman?" seru Baekhyun saat sampai di ruang tengah.

"Mereka tidak ada." Jawab Chanyeol.

"Kemana?"

"Pergi memperingati hari kematian kakekku."

"Loh? Kenapa kau tak ikut?"

"Tanpa diperingati aku sudah ingat kok!" jawabnya acuh.

"Auuh! Dasar!" Baekhyun memukul punggung Chanyeol.

Chanyeol naik ke lantai atas menuju kamar tidurnya, dan Baekhyun mengikutinya.

"Baek, kau tidak gerah?"

"Gerah sekali yeol!"

"Kalau begitu kita mandi dulu! Sekalian gosok punggungku ya!"

"Hemm.. gosok juga punggungku!"

Mereka memang sudah biasa mandi berdua. Tidak canggung sama sekali karena saat kecil mereka sering bermain di sungai belakang rumah Baekhyun tanpa memakai pakaian dan beranjak remaja mereka suka pergi ke pemandian air panas dan mandi bersama disana.

Meski begitu, jujur, mulai ada rasa malu dan canggung karena mungkin sekarang ini mereka sudah dewasa. Jadi mereka akan mandi bersama dengan menyisakan celana dalam saja, tidak sampai telanjang bulat.

Chanyeol segera menyalakan keran air yang mengisi bath up, sementara Baekhyun mengoleskan pasta gigi pada sikat giginya yang berwarna hijau, di sebelah sikat giginya ada satu sikat gigi lagi yang berwarna biru, sikat gigi itu tentu milik Chanyeol. Ya.. karena sering numpang mandi disini, membuat Chanyeol harus menyediakan sikat gigi lain untuk dipakai Baekhyun.

Setelah menyikat gigi, keduanya mulai masuk ke dalam bath up, Chanyeol mengambil scrub lalu menuangkan sabun cair ke atasnya.

"Ini! Gosok punggungku!"

"Issh! Baiklah, putar badanmu!"

Baekhyun mulai menggosok permukaan punggung Chanyeol sampai busanya memenuhi tangannya dan punggung Chanyeol.

"Aaah.. enaknya!"

"Gantian!" ucap Baekhyun.

"Hemm.. gosok dulu yang benar!"

"Woah! Punggungmu lebar juga ya!"

"Tentu, siapa yang menjadi kekasihku akan beruntung.."

"Cih.. belagu!"

"Aaa! Aa! Kau menggosoknya terlalu keras! Bisa-bisa kulitku mengelupas! Sini giliranmu!"

Chanyeol mengambil scrub ditangan Baekhyun, dengan tangan besarnya sendiri ia membalikan tubuh Baekhyun agar memunggunginya.

"Woah.. lihat bagaimana bisa punggungmu sesempit ini?"

Baekhyun menekuk wajahnya karena kesal dengan ucapan Chanyeol yang seenak jidatnya itu.

"Setidaknya punggungku lebih mulus darimu! Punggungmu penuh luka cakar tahu!"

"Bukan luka cakar! Ini karena gatal, jadi aku garuk! hey punggungmu sendiri seperti punggung wanita, mulus, putih, dan kecil, hahaha.."

Baekhyun memukul permukaan air di depannya lalu dengan wajah cemberut ia menoleh kepada Chanyeol.

"Dasar dobi!" kesalnya.

Chanyeol berhenti tertawa, "Apa bacon?"

"Jangan panggil aku bacon!"

"Dan kau jangan panggil aku Dobi!"

"Jerapah!"

"Anak anjing!"

"Giant!"

"Kecebong!"

"Kyaaaa!" suara Baekhyun menggelegar di dalam kamar mandi.

Selanjutnya hanya terjadi pergulatan di dalam bath up antara Baekhyun dan Chanyeol.


Baekhyun duduk di atas kursi sofa yang berada di ruang bermain Chanyeol. Di dalam ruangan itu isinya hampir semua alat permainan, dan tepat di depan Baekhyun ada sebuah Play station dengan ukuran layar TV yang besar.

"Kau sih main cakar-cakaran segala, lihat tanganku jadi lecet!"

Dari tadi, setelah mereka selesai mandi, Baekhyun terus bergumam tak jelas gara-gara tangannya yang tergores oleh kuku Chanyeol. Chanyeol sendiri tak terlalu menanggapi ocehannya karena itu memang kebiasaan Baekhyun yang suka mengoceh panjang lebar pada hal kecil sekali pun.

Chanyeol datang dengan membawa nampan berisi susu, roti, dan beberapa bungkus cemilan.

"Maaf, maaf aku tidak sengaja.." ucapnya sambil duduk disamping Baekhyun.

"Coba lihat! Seberapa parah sih lukanya?"

Chanyeol mengambil tangan Baekhyun untuk melihat luka yang dimaksudnya.

"Ya Tuhan! Ini perlu dibawa ke rumah sakit! Apa perlu di operasi? Atau dijahit saja? Ya Tuhan..."

Chanyeol berlagak khawatir padahal luka Baekhyun sangatlah kecil. Hanya segaris luka goresan yang berwarna merah.

Baekhyun menarik tangannya dengan wajah cemberut.

"Baiklah, supaya cepat sembuh, minum susu dulu ya!"

Chanyeol menempelkan gelas berisi susu putih pada mulut manyun Baekhyun. Baekhyun pun memegang gelas itu lalu meminum susunya.

Chanyeol tersenyum, "Ok! Ayo mulai gamesnya!"


Ternyata mereka bermain games sampai larut malam, dan sekarang sudah pukul 11.00 malam. Memang tak terasa, makanya Baekhyun sampai lupa waktunya pulang.

"Kau yakin busnya masih ada?" tanya Chanyeol memperhatikan Baekhyun yang sedang mengemas barangnya ke dalam tas.

"Tidak juga,"

"Lalu? Bagaimana kalau busnya sudah tidak ada? Sudahlah, menginap saja disini Baek.."

"Baru kemarin aku menginap, masa mau menginap lagi... nanti Ibuku marah!"

"Dasar penakut."

Baekhyun mendelik kepada Chanyeol.

"Penakut? Yak! Kau cari masalah lagi eoh?"

"Sudah sudah! Nanti kulitmu lecet lagi kena cakar, oke? Aku hanya menyarankan saja agar kau tak cape pergi ke halte dan alhasil busnya sudah tidak ada."

Setelah mendengar itu, Baekhyun mulai berpikir dua kali. Benar juga, biasanya bus terakhir datang pukul 11.00 dan sekarang sudah jam 11 lebih.

"Bagaimana?" tanya Chanyeol.

"Baiklah.. aku akan menelpon Ibu, mungkin sehari lagi tak masalah!"

Chanyeol merangkul pundak Baekhyun sambil tersenyum senang. "Kau kan anak lelaki! Masa tidur diluar saja sampai susah!" ucapnya lalu Baekhyun ikut tersenyum.


Pagi hari di kamar tidur Chanyeol. Lagi-lagi pagi ini ia disambut dengan wajah terlelap Baekhyun saat bangun tidur. Kemarin juga seperti ini, Baekhyun kecapean setelah latihan basket dan pulang ke rumah Chanyeol lalu ketiduran disini.

Chanyeol tersenyum melihat wajahnya yang tenang. "Dasar bayi!" ucapnya gemas.

Pukul 6 pagi, Chanyeol dan Baekhyun sudah berseragam rapih. Chanyeol menunggu Baekhyun yang sedang memasak untuk sarapan mereka.

"Cha~ sudah jadi! Siapkan piringnya!" pinta Baekhyun.

"Baik!"

Keduanya menghabiskan sarapan lalu bersiap pergi ke Sekolah. Namun saat Baekhyun yang lebih dulu keluar rumah dan membuka pintu pagar, ia terkejut melihat sebuah bungkusan besar yang disimpan ke dalam keranjang. Di balik bungkusan kain bermotif beruang itu ada seorang bayi mungil yang sedang terlelap. Sontak ia segera memanggil Chanyeol.

"Chan! Cepat kesini! Ada bayi!"

Chanyeol yang sedang mengunci pintu rumah ikut terkejut dan segera berlari menghampiri Baekhyun.

"Ya Tuhan! Bayi siapa ini Baek?"

"Aku juga tidak tahu!"

"Chan bagaimana ini? Kita akan terlambat! Mau ditinggal saja?"

"Jangan! Kasihan dia.. bagaimana kalau kita bawa ke kantor polisi?"

Baekhyun menghembuskan nafas panjang.

"Chan.. tidak ada waktu!"

"Kita bawa ke Sekolah?"

"Kau gila!?"

"Lalu bagaimana?" Chanyeol mendesah frustasi.

"Ya sudah kita bawa ke sekolah saja! Kita titipkan ke petugas kesehatan dan pulang sekolah kita bawa ke kantor polisi!" ujar Baekhyun.

"Ya sudah!"


Selama perjalanan Baekhyun dan Chanyeol harus menerima tatapan aneh dari setiap orang yang mereka temui di jalan. Bahkan sampai di Sekolah pun, mulai dari satpam sampai para guru bertanya-tanya dan menatap aneh –mengapa mereka membawa bayi ke Sekolah?

"Chanyeol? Bayi siapa itu?"

Tanya guru olah raga mereka, Pak Leeteuk.

"Ah Pak Lee, saya temukan bayi ini di depan rumah saya, rencananya kami akan membawa bayi ini ke kantor polisi setelah pulang sekolah." Jelas Chanyeol.

"Benar Pak!" tambah Baekhyun.

Pak Lee berangguk-angguk. "Lalu kenapa dibawa ke Sekolah dulu? Orang lain bisa berprasangka buruk loh.."

Chanyeol dan Baekhyun menatap ke sekeliling mereka, memang benar orang-orang pasti berpikir yang bukan-bukan, tapi mau bagaimana lagi? Mereka akan terlambat ke sekolah jika harus ke kantor polisi lebih dulu.

"Kami takut terlambat ke Sekolah pak,"

"Oh... kalau begitu cepat bicara ke wali kelasmu supaya dapat bantuan."

"Iya Pak Lee, terima kasih!" ucap Baekhyun.

"Terima kasih Pak!"

Mereka pergi menuju kelas, tapi sialnya saat berjalan melewati koridor sekolah, mereka harus menerima ejekan dan tanda tanya dari siswa lain.

"Hey Chanyeol! Itu bayimu?"

"Kenapa kau membawa bayi?"

"Bayi siapa itu? Bayimu?"

Begitulah ucapan mereka, dan ada satu orang lagi yang penasaran sekaligus sedih melihat Chanyeol datang membawa bayi. Yoon Bora, siswi kelas sebelah yang suka pada Chanyeol sejak semester pertama kelas 3. Matanya sudah berlinang air mata dan hidungnya kembang kempis bersiap untuk menangis.

"Oppa... hiks.. kenapa kau jahat sekali eoh? Kau sudah punya anak? Siapa ibunya eoh? Huwaaaaaa Oppa Chan..." tangis Bora di ambang pintu.

"Yak! Berisik!" protes siswa lain disampingnya.

Akhirnya mereka sampai di dalam kelas. Suasana tak jauh berbeda, bahkan kelas yang awalnya tenang sekarang jadi ricuh saat Chanyeol dan Baekhyun masuk ke dalamnya.

"Woah Chan! Bayi siapa ini?"

"Kenapa kau bawa bayi?"

"Jangan bilang ini bayimu Chan! Hahaha.."

Chanyeol mengusap wajahnya gusar. Ia sudah pusing dengan pertanyaan yang berulang itu. Ia mulai membuka mulutnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi agar teman-temannya ini tidak salah paham.

"Ini bukan ba-"

"Park Chan!"

Namun suara yang lebih nyaring mengintrupsinya sampai mulutnya kembali tertutup. Mereka hapal suara siapa itu, Ibu Kwon, Kwon Yuri. Guru mata pelajaran Matematika sekaligus wali kelasnya, terkenal bengis dan jika memberikan hukuman sangatlah tidak biasa. Seperti hukuman yang diterima Kim Jongin teman sekelas Chanyeol dan Baekhyun minggu lalu, ia harus mengecat ke sepuluh kukunya dengan warna pink menyala selama tato ditangannya belum hilang.

Dan sekarang ini giliran mereka yang harus berhadapan dengan Ibu Kwon.

"Bu..."

"Ikut saya ke kantor!" ketusnya.

Baekhyun dan Chanyeol duduk di hadapan Ibu Kwon. Bayi yang awalnya digendong Chanyeol kini beralih ke pangkuan Baekhyun.

"Coba jelaskan apa yang terjadi!"

"Jadi kejadiannya seperti ini bu, kami menemukan bayi ini di dalam keranjang yang ditaruh di depan rumah saya. Sebelumnya kami berencana akan membawanya langsung ke kantor polisi, tapi kata Baekhyun kami akan terlambat ke Sekolah jadi kami memutuskan untuk membawanya ke Sekolah dan setelah pulang Sekolah kami akan membawanya ke kantor polisi." Ucap Chanyeol diakhiri dengan hembusan nafas lega.

"Oh.. jadi anak ini anak yang dibuang?"

"Benar sekali bu!" seru Baekhyun.

"Jangan berteriak! Bayinya bisa bangun Baek,"

"Huweee.." (anggep suara bayi :'v)

Benar saja bayinya menangis. Baekhyun dan Chanyeol mencoba untuk menenangkan bayi itu, Baekhyun menepuk-nepuk pelan pantatnya dan Chanyeol mencoba untuk menghibur bayi itu dengan berbagai raut wajah yang lucu.

"Ommo! Kenapa tidak kalian saja yang menjadi orang tuanya?" ucap Ibu Kwon yang sedari tadi memperhatikan.

Setelah mengucapkan itu, Ibu Kwon pergi keluar ruangan meninggalkan Baekhyun dan Chanyeol yang melongo karena ucapan Ibu Kwon.

"Kau dengar itu Baek?"

"Ya, otaknya sedikit terguncang." Ucapnya.

"Aku prihatin dengan wali kelas kita."

"Ya.."


Chanyeol dan Baekhyun sudah menyerahkan bayi itu ke kantor Polisi, namun buka berarti urusan mereka telah selesai. Karena polisi membutuhkan saksi dan penjelasan untuk menemukan si orang tua bayi.

"Kalian bisa menunggu disana, kami akan mengurus beberapa hal dulu."

"Baik.."

Sementara Baekhyun dan Chanyeol menunggu di kursi panjang yang berada di sudut lain kantor Polisi, bayi mungil itu dibawa oleh seorang Polwan untuk diberi susu. Saat polwan itu membuka jaket si bayi, ia menemukan sebuah surat.

"Eh? Ini apa?" ucapnya seraya mengacungkan surat itu.

Polisi yang tadi bertugas untuk mengurusi masalah bayi ini langsung mengambil surat itu lalu membacanya.

"Aku minta maaf sebelumnya padamu, tapi lebih baik jika anak kita bersamamu, Park Chanyeol." Ucap Polisi itu.

"Ne!?" kedua anak manusia yang awalnya duduk tenang di kursi panjang sama-sama berdiri dengan wajah yang amat terkejut, terlebih dengan Chanyeol.

"Kenapa? Kalian kenal siapa itu Park Chanyeol?"

"Itu... aku."

Kini giliran kedua polisi itu yang terkejut.

"Jadi dia anakmu?"

"Apa!? Bukan!" sergah Chanyeol.

"Tapi jelas di dalam surat ini tertulis namamu! Park Chanyeol! Kau bilang itu namamu kan?"

"Iya, tapi.."

"Sekarang bukannya sudah jelas, kalau ibu dari anak ini hanya ingin memberikan tanggung jawabnya padamu, ayahnya!" ucap polisi itu.

"Anak muda jaman sekarang.." gumam polisi lain.

"Ambil kembali anakmu, kau harus bisa tanggung jawab!" ucap Polwan yang menggendong bayinya itu, ia menyerahkannya kembali pada Chanyeol.

"Tapi Pak-"

"Kami sibuk, maaf, jika kau tidak sanggup mengurusnya, selesaikan bersama ibu dari si bayi! jangan ke kantor polisi!"

"Chan, sebaiknya kita pulang.." ujar Baekhyun yang sudah kehabisan kata-kata.

"Tapi Baek, Aaaarggh!" Chanyeol menggeram frustasi.


"Sekarang bagaimana?"

"Entah.. kalau orang tuamu tahu, habislah kau.."

"Baek bantu aku!"

Keduanya duduk di ruang tengah sambil memperhatikan bayi mungil yang tertidur di atas meja.

"Kapan orang tuamu pulang?"

"Besok!"

"Kurasa masih ada waktu untuk menyewa Apartemen atau semacamnya, kau bisa tinggal disana dengan bayi ini tanpa diketahui orang tuamu."

"Kau benar Baek! Ide bagus! Terima kasih Baekhyun! Kau memang sahabatku yang paling pengertian! Aku menyayangimu Baek.." ucap Chanyeol menghambur memeluk Baekhyun.

Baekhyun sendiri malah tak senang dipeluk Chanyeol, entahlah.. saat ia tahu kalau bayi ini anak Chanyeol –mungkin, moodnya turun drastis. Ia malas untuk sekedar berekspresi senang didepan Chanyeol saat ini.

"Jadi benar itu bayimu?" lirih Baekhyun.

"Apa katamu?"

"Itu bayimu Chan?" ulang Baekhyun lebih keras.

"Aku juga aneh, aku hanya dua kali berpacaran dan tidak pernah melakukan apa pun! Bahkan ciuman saja tidak pernah!"

"Apa? kau tidak pernah berciuman?" Baekhyun terkejut.

"Iya.. lalu anak ini datang darimana? Dan siapa ibunya?"

Baekhyun menatap lantai yang kosong, ia berpikir mungkin saja ada yang menjebak Chanyeol, tapi apa motif dari orang itu untuk menjebak Chanyeol? Semakin dipikirkan, semakin rumit saja.

"Baek, kira-kira aku menyewa Apartemen dimana ya?"

"Apartemen pamanku saja, biar aku yang urus." Jawabnya tanpa semangat.

"Benarkah? Woaah! Aku benar-benar menyayangimu Baek!" sekali lagi Chanyeol memeluk Baekhyun.

"Hemm..." Baekhyun hanya berdeham.


Baekhyun sudah memesan satu kamar untuk Chanyeol, beruntung prosesnya cepat karena usaha Baekhyun yang membujuk pamannya. Hari ini juga Chanyeol akan pindah ke Apartemen milik paman Baekhyun untuk menyembunyikan bayi itu dari orang tuanya.

"Kau yakin bisa mengurusnya sendiri yeol?" tanya Baekhyun.

Ia sedang membantu Chanyeol mengepak pakaian dan mengemas barang lain.

"Kan ada kau.." jawab Chanyeol.

Baekhyun menoleh, untuk beberapa saat ia menatap Chanyeol.

"Lucu sekali yeol sekarang kau menjadi seorang Ayah.."

"Benar Baek, rasanya seperti ada petir yang menyambar kepalaku!"

"Cha~ sudah siap!"

"Terima kasih Baek, kau sudah banyak membantuku selama ini.."

"Hey! Ayolah... kita ini kan sahabat, dan inilah gunanya sahabat!"

Keduanya tertawa, setelah itu mereka membawa semua tas yang membawa barang-barang Chanyeol menuju mobil.

Letak Apartemen milik paman Baekhyun tak jauh dari rumah Baekhyun, sekitar 2 kilometer. Mobil yang membawa Chanyeol, Baekhyun, dan bayinya telah sampai di parkiran Apartemen. Chanyeol membiarkan Baekhyun yang menggendong bayinya, sementara ia sendiri membawa tas-tas besar miliknya. Mereka pergi ke lantai 5, letak kamar Chanyeol. Sesampainya disana, Chanyeol langsung mengeluarkan semua barang dan menatanya ke tempat yang semestinya.

"Bayinya tidak rewel.." ucap Baekhyun.

"Tidurkan saja, kau pasti lelah menggendongnya sejak tadi!"

Baekhyun mengikuti perintah Chanyeol, ia menidurkan bayinya ke atas tempat tidur. Chanyeol sendiri ikut tertidur disamping bayi mungil itu, ia tidur menyamping untuk memperhatikan bayinya.

"Kalau dilihat-lihat dia sangat imut ya?" ucap Chanyeol.

"Benar.."

Baekhyun ikut menidurkan tubuhnya disamping si bayi, ia mengikuti gaya Chanyeol yang tidur menyamping ke arah si bayi. Kini lengkap sudah pemandangan di dalam kamar itu, Chanyeol dan Baekhyun sama-sama tidur di sisi si bayi mungil itu.

"Yeol kau tak mau memberinya nama?"

"Benar juga.. siapa ya?"

Chanyeol terlihat menimang-nimang sesuatu di kepalanya.

"Ah! Kim Taehyung!"

"Yak! Kenapa marganya Kim? Dia kan anakmu! Park Taehyung! Nama yang bagus!" seru Baekhyun.

"Issh dia kan bukan putraku.."

"Chan!"

"Iya, iya.."

Drrt.. drrt..

Ponsel di saku celana Chanyeol bergetar, ia melihat ada telpon masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Tunggu sebentar Baek!"

Chanyeol beranjak dari tempat tidur untuk menerima telpon yang masuk, dari atas tempat tidur Baekhyun terus memperhatikan gerak-gerik Chanyeol yang sedang berbicara dengan seseorang di dekat jendela.

"Iya ini Park Chanyeol, kau siapa?"

"Kau tak perlu tahu namaku, Chanyeol.."

"Kenapa kau tak mau menyebutkan namamu?"

"Namaku tidaklah penting dibandingkan dengan anak kita, dia sudah ada bersamamu kan?"

"Anak? Siapa- maksudmu bayi yang ada didepan pagar rumahku!?"

"Ya.. dia anakmu, anak kita, aku mengirimnya padamu karena kurasa dia akan lebih baik hidup di keluarga yang bahagia seperti keluargamu.. semoga kau menyayanginya."

"Kau gila!?"

"Anggap saja aku gila! Dia anakmu Park Chanyeol! Aku tidak sanggup untuk mengurusnya! Aku harap dia bahagia bersamamu!"

Piip...

Hampir saja Chanyeol melemparkan ponselnya karena kesal dengan wanita yang mengaku Ibu dari si bayi itu. Ia memutuskan sambungan secara sepihak setelah melempar tanggung jawab kepada Chanyeol dengan seenaknya.

"Chan?"

Pundak Chanyeol terasa di sentuh halus oleh jemari Baekhyun, hatinya sekarang lebih tenang setelah Baekhyun didekatnya.

"O-oh, Baek!"

"Kenapa?"

"Ada seorang wanita yang menelponku, dia bilang dia adalah Ibu dari bayi itu.."

"Benarkah? Lalu?"

"Dia ingin aku yang menjaganya!"

"Siapa namanya?"

"Nah itu! Masalahnya dia tidak ingin menyebutkan namanya! Shit!"

"Tenang Chan.." Baekhyun mengelus punggung Chanyeol.

Chanyeol melirik bayi mungil yang masih terlelap itu dengan pandangan sayu.

"Jadi benar dia bayiku?" gumamnya.

Baekhyun tersenyum kecut saat mendengarnya.

"Hemm.. mungkin benar yeol dia anakmu.."

"Sekarang aku harus bagaimana? Aku sangat bingung Baek.."

"Bingung kenapa?"

"Kalau saja wanita itu mau mengaku siapa dirinya, dan mau menemuiku secara baik-baik mungkin masalahnya tidak akan separah ini! Sekarang aku adalah seoarng ayah yang mengurus bayi tanpa seorang Ibu?"

Baekhyun terdiam menanggapinya.

"Jadi, kalau wanita itu bertemu denganmu dan mengaku secara baik-baik, kau akan menikahinya?"

Mendengar pertanyaan itu, Chanyeol langsung melirik Baekhyun dengan wajah tegang.

"Mungkin.. i-iya.." jawab Chanyeol.

Baekhyun sekali lagi hanya tersenyum kecut menanggapinya.

"Chan!"

"Ya?"

"Aku mau pulang dulu, jika bayinya menangis, beri saja dia susu!" Baekhyun berkata sambil berjalan keluar dari kamar Apartemen.

Chanyeol yang bingung dengan perubahan sikap Baekhyun pun hanya diam sambil memandang kepergiannya. Diluar sana, Baekhyun berjalan tergesa-gesa, entah kenapa hatinya terasa sesak dan matanya mulai memanas. Menangis? Mungkin saat ini ia lebih baik menangis. Tapi kenapa? Baekhyun sendiri tak tahu alasannya.

Tangannya terus meremas dadanya, ia berkali-kali menghirup udara agar rasa sesak itu tak semakin menjadi.

"Tenang Baekhyun! Tenang! Kau ini kenapa huh?" ia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Mungkin aku harus bertemu dengan Sehun saat ini!"

.

.

.

TBC!

HUAH! Akhirnya bisa update yang pertama ^^/ bikin scene manis sama sedih-sedihan dulu yap wkwk author minta maaf buat typo, alur ngaco, non EYD, dll.. author lagi gak enak badan soalnya /sapapeduli-,-/ tapi pengen update ini karena udah terlalu lama disisihkan..

Oh iya! EXO baru Comeback kan!? Huwaaahh! Seneng banget liat setan-setan joget sambil nyanyi! Apa lagi liat rapper cadel yang ugh~ bikin puasa makruh wkwk /backtotopic/ pokoknya, terima kasih buat yang udah baca, review, follow, dan favorite ^^ author jadi semangat lanjutnya! Wohooo~

Last...

Review jsy ^^