The King's Puppies
.
.
Main Cast :
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Support Cast :
Oh Sehun
Xi Luhan
Lee Daehee (ahjumma)
Byun Baekboom
Tuan dan Nyonya Byun
Jung Seojoong
.
.
Cerita ini murni ide dan karya saya. Apabila ada kesamaan hal dengan cerita lain maka itu bukan hal yang di sengaja.
Selamat membaca ~
.
.
Park Chanyeol, seorang bos mafia terbesar se Asia Tenggara. Tubuhnya tinggi semampai, rahang tegas, sorot mata bulatnya yang tajam, bahunya yang lebar, dadanya yang bidang, jenjangnya, serta otot perutnya yang tidak berlebihan tentu saja bisa membuat seluruh wanita yang melihatnya akan segera bertekuk lutut.
Tunggu dulu? Otot perut?
Ya. Pria bermarga Park itu sedang duduk bertelanjang dada disalah satu kursi dipinggir kolam renang di salah satu hotel mewah di Jepang. Badannya mengkilat basah, rambutnya terisisir berantakan kebelakang menampakkan dahi seksinya. Tampaknya dia baru saja selesai berenang. Dia sedang berbicara dengan orang lain lewat telfon.
"Ya, semuanya sudah selesai dan tuan Aoyama setuju untuk menanamkan sahamnya di proyek baru kita di China. Kebetulan dia juga sedang melebarkan sayap bisnisnya ke China. Kita bisa saling menguntungkan."
"Tentu saja, Sehun. Aku tidak bisa meninggalkannya terlalu lama. Dia butuh aku. Kau juga cepat atau lambat akan merasakannya."
"Baiklah. Kuserahkan padamu. Okay. Sampai jumpa di Korea, dude"
Malam memang sudah larut dan cukup aneh melihat ada orang yang berenang di larut malam seperti ini. Chanyeol baru saja selesai meeting dengan koleganya untuk membahas bisnis barunya. Sejak pagi dia sudah sibuk bertemu dengan beberapa calon investor asing. Dia butuh refreshing.
.
.
Selain sebagai bos mafia, Park Chanyeol juga merupakan pria 28 tahun yang menyandang sebagai CEO muda disalah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan. Perusahaannya bergerak dibidang perhotelan dan restorant, tidak hanya di Korea, perusahaannya telah berkembang dibeberapa negara di Eropa.
Tampan, muda, dan kaya raya.
Tapi, sikapnya tidak sesempurna penampilannya. Dia sangat angkuh, penuh emosi, kejam, sombong, dan terkenal sangat dingin. Namun, disisi lain dia sangat disiplin, professional, pekerja keras, dan setia. Sejauh ini dia belum pernah sekalipun menghianati kolega bisnisnya. Itulah nilai plus sang CEO Park sehingga sikap buruknya tidak mengubah tatapan kagum para wanita terhadapnya.
Orang tuanya sudah lama meninggal karena dibunuh oleh sesama mafia. Oleh karena itu, di usianya yang masih cukup muda, Chanyeol harus mengambil alih tugas orangtuanya. Dendam itulah yang membuat sikapnya seperti sekarang ini. Sejak dia berumur 12 tahun dia telah dilatih keras oleh orang kepercayaan mendiang orangtuanya agar bisa mengambil alih organisasi mafia Park. Sementara perusahaan yang dia jalankan saat ini merupakan hasil jerih payahnya sendiri. Dia berfikir akan lebih bagus memiliki pekerjaan lain yang bisa diandalkannya untuk berjaga-jaga. Orang-orang tentunya akan sangat curiga apabila melihat Chanyeol yang tidak memiliki pekerjaan bisa sekaya ini.
Sejak berhasil menjadi bos besar sekitar 10 tahun yang lalu, ia akhirnya terjerumus kedunia yang sangat kelam. Kesehariannya diisi oleh kerja, uang, alkohol, wanita, dan sex. Namun berhubungan dengan alkohol, sex, dan wanita sudah berhenti dia lakukan sejak sekitar 2 tahun yang lalu. Sejak seorang wanita berperawakan mungil yang memiliki tatapan puppy eyes masuk ke hidupnya lalu menjungkir balikkan semuanya.
.
.
Berenang sekitar 1 jam membuat tubuhnya terasa lebih rileks dan segar. Setelah memakai bathrobe hitamnya dan mengikatnya dia langsung berjalan dengan langkah tegas nan angkuh menuju kamarnya. Chanyeol langsung menuju kamar mandi mewah dikamarnya dan menyalahkan shower. Setelah 20 menit berlalu dia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar dipinggangnya sambil menghanduki rambutnya yang basah. Dia melirik jam dinding diatas tempat tidurnya sekilas.
"Sudah jam 10.." gumamnya.
Dengan sedikit tergesa ia segera memakai pakaiannya. Hanya sebuah kaus longgar berwarna abu-abu dan celana panjang hitam. Sederhana tapi sangat pas ditubuhnya dan tidak membuat kadar ketampanannya berkurang.
Sambil membawa beberapa berkas perusahaannya dia beranjak menuju ranjang mewahnya dan duduk bersandar ke kepala ranjangnya yang empuk. Dia sibuk mengotak-atik Iphone keluaran terbarunya. Berusaha menelpon seseorang diseberang sana namun tidak ada jawaban. Alisnya menukik tajam. Lalu dia tersadar,
'ah pastilah orang itu sudah terlelap.' Dia tersenyum atas kebodohannya sendiri. Lalu mencoba menghubungi nomor lain.
"Selamat malam Tuan .." sahut orang diseberang sana.
"Apa dia sudah tidur ahjumma?" tanyanya tanpa basa basi.
"Sudah Tuan, sekitar 2 jam lalu. Saya sudah membuatnya meminum susunya sebelum tidur. Agak sulit membujuknya tidur karena dia terus saja merengek memanggil anda. Namun setelah itu dia tertidur dengan sendirinya. Beberapa pelayan yang menjaganya masih sempat mendengarkan dia memanggil nama anda beberapa kali dalam tidurnya." Tak bisa disembunyikan ada rasa geli bercampur gemas dalam suara orang diseberang sana.
Chanyeol tersenyum penuh arti membayangkan betapa manisnya hal itu apabila dia sedag ada di Korea sekarang.
"Baiklah, besok aku akan berangkat sekitar jam 3 subuh. Tolong siapkan sarapan untukku." Ujarnya singkat.
"Baik Tuan. Ah Tuan, tolong jangan memakai baju berwarna merah ataupun pakaian yang bercorak ramai. Ada baiknya anda memakai kemeja putih polos dan celana hitam."
Chanyeol langsung paham maksud orang itu. "Baiklah." Setelahnya dia langsung mematikan telponnya. Dia tersenyum lebar sambil mengusap wajahnya kasar. Ah, dia sangat merindukan gadisnya. Dia menatap kosong jendela kamarnya lalu tiba-tiba teringat sesuatu. Dia segera menghambur keluar kamar dan berlari menuju tempat duduknya di kolam renang tadi. Sambil terus berlari dia menyipitkan matanya mencoba menemukan benda mungil berwarna perak itu di atas meja. Benda yang sangat penting, benda itu bisa menghancurkan seluruh hidupnya bila sampai hilang.
"Ketemu!" soraknya begitu sampai di depan tempat duduknya tadi.
Dia mengambil benda mungil itu dan segera memasangkannya di jari manis tangan kirinya. Ya, itu adalah cincin mahal dengan butiran berlian hitam kecil melingkar disekitar cincinnya. Itu bukan hanya cincin mahal biasa. Itu adalah cincin pernikahannya dengan Byun Baekhyun, bukan lagi, Park Baekhyun.
Sekitar satu tahun yang lalu dia berhasil melamar gadis pujaannya untuk dijadikan teman sehidup sematinya hingga saat ini. Dia tersenyum tampan mengingat bagaimana konyolnya ketika dia melamar baekhyun dulu. Kejadian yang tidak akan dia lupakan seumur hidupnya. Dimana dia melepaskan segala harga diri dan keangkuhannya demi mendapatkan hati kedua mertuanya kala itu.
Dia menatap cincin itu penuh cinta dan mengecup cincin itu kemudian. Ah, dia semakin merindukan gadis mungilnya. Dengan santai, dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Dia harus beristirahat cukup agar terlihat segar didepan istrinya besok. Dia bisa saja berangkat sekarang juga ke Korea mengingat dia memiliki jet pribadi. Tapi berhubung dia tidak mau menampakkan wajah lelahnya didepan istrinya, maka dia memutuskan untuk beristirahat sejenak.
.
.
Seoul, 4.30 am
Chanyeol turun dari mobil dan langsung bergegas masuk kerumahnya dengan langkah pasti dan tegas. Dia hanya menganggukan kepalanya sedikit untuk membalas bungkukan dari para maid rumahnya.
Tidak ada yang mencibir maupun berwajah kusut melihat sikap angkuh sang Tuan rumah. Di tatap dan mendapat anggukan pun mereka sudah bersyukur. Sebelum Nyonya Besar mereka masuk ke kehidupan Tuannya, ia bahkan tak pernah sekalipun melihat wajah pegawainya. Tak jarang dia memaki dan langsung memecat pelayan yang melakukan kesalahan. Rumah besar ini hanya tempatnya untuk tidur beberapa kali dalam seminggu. Dia lebih sering bermalam di hotel mewah bersama para wanita 'one night stand'nya. Rumah luas yang suram. Namun, semuanya berubah ketika negara api menyerang. *becanda, biar ga kaku bacanya*. Namun, semuanya berubah sejak Baekhyun datang pertama kali ke rumah ini.
Mereka sempat penasaran seperti apa wanita yang berhasil meluluhkan hati sang Tuan Besar dan berhasil memasuki rumah seorang CEO sombong seperti tuan Park. Chanyeol tak pernah membawa siapapun kerumah besar ini. Bahkan Sehun, sahabat terdekatnya sekalipun hanya pernah datang sebatas pintu gerbang saja.
Rumah ini dulunya suram. Semuanya didominasi warna putih, hitam dan abu-abu. Tidak ada vas yang berisi bunga, tidak ada penghias ruangan seperti pernak-pernik kecil, bahkan tidak ada foto sama sekali di dinding rumah ini. Chanyeol membenci sesuatu yang disebut perubahan. Dia menyukai hal yang simple namun berkelas dan mahal.
.
.
Baekhyun merupakan putri bungsu keluarga Byun. Keluarga sederhana di pinggiran kota yang berbahagia. Ayahnya seorang dokter dan ibunya seorang guru TK. Kakak laki-laki Baekhyun merupakan seorang chef di restorant makanan Koreanya sendiri. Jangan ditanya bagaimana Chanyeol berhasil membuat mereka merestui hubungannya dengan Baekhyun. Menjadi seorang bos mafia tampan tetap saja tidak bisa membuat mereka rela memberikan putri mereka satu-satunya itu. Butuh waktu lama untuk Chanyeol meyakinkan mertua dan kakak iparnya.
Perubahan aura dan suasana rumah telah terasa sejak pertama kali kaki mungil Baekhyun memasuki kediaman megah Chanyeol. Baekhyun seolah cahaya yang menerangi suasana rumah Chanyeol. Kehangatan menjalari setiap hati penghuni rumah itu sejak suara merdunya keluar untuk pertama kalinya saat pelayan membukakan pintunya.
"Terimakasih Paman" ujarnya lembut dengan suara cerianya. Pelayan tua itu sedikit tertegun dan tidak lama kemudian dia langsung membalas senyuman itu.
Pelayan lain yang telah berjejer rapi itu tertegun melihat itu semua. Chanyeol hanya terdiam menikmati keindahan senyuman kekasihnya. Seluruh pelayan itu terkagum melihat tatapan hangat penuh cinta Chanyeol untuk Baekhyun. Tak hanya pelayan tua itu yang mendapat senyuman cantik Baekhyun. Segera setelah dia masuk ke dalam rumah, Baekhyun membungkuk sopan membalas bungkukan hormat dari para maid.
"Anyeonghaseyo.. Ah, aku Baekhyun.. Salam kenal, hihi"
Tak ada satupun yang membalas ucapan Baekhyun. Mereka semua terlalu terpesona dengan senyuman cantik itu. Bahkan mereka tak bisa lebih terkejut lagi dengan panggilan sayang Baekhyun ke Chanyeol.
"Channie, kenapa mereka menatapku begitu? Apa ada yang aneh denganku? Apa pakaianku terlalu sederhana?" Tanya Baekhyun dengan polosnya pada Chanyeol. Dia mencebik sedih.
Chanyeol yang gemas langsung mengecup bibir Baekhyun dan berakibat fatal terhadap debaran jantung Baekhyun, wajahnya memerah sempurna.
"Itu karena kau cantik, sayang. Mereka terpesona denganmu. Lagipula saling melempar senyum bukanlah tradisi dirumah ini" Chanyeol melirik sekilas kearah pelayan-pelayannya yang dibalas bungkukan segan oleh para pelayan itu.
"Hng? Benarkah?"
"Ya, sayang" balas Chanyeol sebelum mencium bibir cerry itu untuk yang kedua kalinya didepan pelayannya. Pelayan itu memekik tertahan melihat betapa imutnya kekasih Tuan mereka. Baekhyun yang menyadari tatapan pelayan itu langsung memerah dan berjongkok menutupi wajahmu.
"Yeollie bodoh!" cicitnya.
Chanyeol yang melihat tingkah kekasihnya itu langsung tertawa nyaring, mengundang tatapan takjub dari pelayan-pelayan rumah itu. Chanyeol berdehem dan langsung menarik Baekhyun berdiri.
"Aku sudah lelah berdiri disini sayang, tidakkah kau ingin masuk ke dalam? Melihat rumahku yang tidak lama lagi akan menjadi rumahmu juga?" Tanya Chanyeol dengan nada suara yang terdengar menggoda Baekhyun dan menghasilkan pukulan lembut didadanya.
"Aku membencimu!"
"Ya ya, dan aku juga sangat mencintaimu Baby. Ayo sayang, aku tahu kau lelah. Jarak dari rumahmu kesini tidaklah dekat" ujar Chanyeol. Baekhyun hanya mengangguk lucu dan mengikuti langkah kaki Chanyeol menuju ruang tengah. Mereka berkeliling rumah, untuk menunjukan pada Baekhyun seluruh ruang dan isi rumah ini.
"Channie, dimana dapurnya? Aku haus"
"Duduk saja di sini sayang, biar mereka yang mengambilakn minum untukmu"
"Tidak mau. Aku mau mengambilnya sendiri. Sekalian berkeliling lagi. Hihi. Kau tunggulah disini, atau kau mau mandi dan kemudian mengantarku pulang"
"Baiklah, aku akan pergi ke kamarku diatas untuk mandi dan bersiap-siap untuk makan malam. Ahjumma, tolong antarkan kekasihku ke dapur"
"Baik Tuan"
Chanyeol mengecup pipi gembil Baekhyun kilat dan langsung menuju kemarnya di lantai dua.
Sejak dulu, para pelayan di rumah itu selalu bertanya-tanya wanita seperti apa yang akan jadi Nyonya di rumah ini. Kebanyakan mereka berpikir wanita yang cocok dengan Tuannya adalah wanita tinggi, sexy, anggun, angkuh, kaya, cantik, berpendidikan, dan sombong. Namun yang terjadi malah tak terduga. Tuannya malah membawa pulang gadis mungil dan polos yang tampak seperti anak SMA.
Baekhyun adalah gadis lembut dan cerewet sekaligus. Baru setengah hari dia di rumah itu tapi dia sudah hampir menghafal nama seluruh maid Chanyeol yang berjumlah puluhan. Rumah itu menjadi sangat ramai dengan ocehan lucu dari Baekhyun, suara langkah kaki Baekhyun yang berlari didalam rumah, suara benda yang tak sengaja dijatuhkan Baekhyun, teriakan nyaringanya ketika melihat ulat bulu di taman, tangisnya ketika tanganya terjepit pintu buffet di dapur, dan suara tawa cerianya yang menghiasi rumah suram itu. Suasana hangat menghinggapi hati setiap penghuni rumah itu.
Para maid sangat mengagumi bagaimana Tuan Besarnya dengan sabar meladeni semua ocehan dan pertanyaan polos sang kekasih. Apabila dia sudah sangat lelah menanggapi dia akan meminta satu kecupan yang dengan senang hati Baekhyun berikan. Setelah itu dia menjadi bersemangat lagi untuk menjawab setiap pertanyaan dari gadis mungilnya.
"Channie kenapa disini lebih banyak warna hitam?"
"Channie tidak suka berfoto?"
"Apa Channie suka bunga?"
"Yeollie tanganku terluka"
"Channie, Bibi Lee memiliki seorang cucu laki-laki yang sangat imut. Kata Bibi Lee aku harus rajin berdoa dan berusaha agar bisa mendapatkan anak kecil lucu seperti cucunya" dan sukses membuat Chanyeol tersedak.
"Apa nanti aku boleh memelihara anjing di rumah ini?"
"Channie mereka tidak percaya aku berumur 23 tahun dan sudah lulus kuliah.."
"Chan Chan aku lapaar.."
"Apa aku boleh memakan stroberi yang ada di kulkasmu?"
"Chanyeollo! Coba lihat ini. Kumbang ini sedang berusaha membalikkan badannya. Aku mau membantunya, tapi aku takut dia akan merasa sedih karena dia berhasil bukan berkat usahanya sendiri. Apa yang harus kulakukan?"
"Chan gendong aku.."
Dan begitu seterusnya. Sifat manja dan polos Baekhyun tidak pernah berubah sekalipun mereka telah menikah. Bahkan sifat cerewetnya makin menjadi-jadi dan tidak jarang membuat para maid kewalahan, bukan karena kesal tapi lebih ke bingung untuk menjawab pertanyaan nyonya mereka itu. Chanyeol hanya tertawa dan membiarkan gadis mungilnya menguasai rumah dan hatinya.
Sejak mereka menikah, rumah menjadi lebih berwarna dalam artian yang sebenarnya. Baekhyun menghias hampir setiap meja dengan bunga segar yang dia tanam di taman rumah mereka. Barang-barang yang dulunya lebih banyak yang berwarna hitam kini mulai tergantikan dengan yang berwarna pastel. Chanyeol tidak terlalu banyak protes selama Baekhyun tidak membuat rumahnya menjadi berwarna pelangi. Baekhyun juga memelihara 4 anjing dengan jenis Siberian Husky jantan, Nugget, Polo, Kimchi, dan Banana.
Rumah itu juga sudah mulai berhiaskan pernak pernik lucu. Dinding rumah yang semula kosong kini mulai berhiaskan foto-foto mereka. Mulai dari foto pre-wed, pernikahan, keluarga, foto Chanyeol seorang diri, dan anjing-anjing mereka. Sementara dinding ruang kerja Chanyeol dipenuhi dengan foto sang istri. Itu bukan pekerjaan Baekhyun, itu adalah murni kelakuan sang suami dan semua foto itu diambilnya sendiri baik menggunakan kamera biasa sampai kamera handphonenya. Kebanyakan adalah foto keseharian Baekhyun sampai foto Baekhyun yang sedang tertidur sekalipun ada. Penyemangat diwaktu lelah katanya.
Chanyeol sangat menyayangi Baekhyun, tak jarang mereka bertengkar hanya karena masalah kecil seperti Baekhyun yang sering merusak barang, Chanyeol yang pulang terlambat, warna selimut, sampai warna dasi. Namun sejauh ini semuanya bisa diselesaikan bersama. Belum pernah mereka bertengkar karena ada pihak ketiga, kekerasan, atau semacamnya.
Chanyeol yang sudah pernah kehilangan kasih sayang dan menderita sepanjang hidupnya kini menemukan cahayanya, dan Baekhyun yang sangat manja serta mendapatkan kasih sayang cukup bisa membagi kasihnya kepada Chanyeol dan belajar mempercayai cinta sekali lagi setelah pernah terluka beberapa kali oleh lelaki sebelumnya yang hanya memanfaatkan kepolosan dan kepintaran Baekhyun. Mereka saling mengisi satu sama lain setelah beberapa saat menderita oleh pengalaman hidup yang pahit.
.
.
Chanyeol membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan, dia masuk lalu menutup pintu dengan tak kalah pelannya agar tidak mengganggu istrinya yang sedang bergelung mesra dengan selimut dan bantalnya.
Aroma ini, aroma lembut milik istrinya seorang. Dia berlutut disamping tempat tidurnya dan mulai memperhatikan wajah polos istrinya yang sedang terlelap itu. Dia tak dapat menahan senyumnya ketika Baekhyun menggumamkan namanya berkali-kali dan bergeser mendekat kearahnya seperti seekor anak anjing yang mencari kehangatan ditubuh ibunya.
"Channie.. Chan Chan.. Chanyeollie.. bogossipeo.." gumamnya.
Chanyeol yang tidak tega melihat posisi tidur istrinya yang meringkuk seperti janin memutuskan untuk naik ketempat tidur berbaring disamping Baekhyun. Chanyeol menarik Baekhyun agak ketengah ranjang dan itu sedikit mengusik tidur cantiknya.
"Ssh sayang, aku disini…" ucap Chanyeol seperti mantra sambil mengelus rambut istrinya dan sesekali mencuri ciuman di wajah istrinya.
Chanyeol terkekeh pelan melihat istrinya malah mendekat dan memeluk tubuhnya erat. Chanyeol menyelipkan tangan kirinya dibawah kepala Baekhyun agar bisa dijadikan bantal kepala istrinya. Dia menarik tubuh Baekhyun semakin rapat dan memeluknya erat. Dan akhirnya Chanyeol tertidur bersama istrinya.
Sinar matahari mulai mengusik pasangaan suami-istri yang sedang tertidur itu. Yang lebih tinggi terbangun terlebih dahulu. Dia mengerjapkan matanya, dan langsung tersenyum melihat wajah istrinya yang masih terlelap dipelukannya.
"Selamat pagi sayang .." bisiknya serak sambil mengecup hidung mungil istrinya.
"Dan selamat pagi juga untukmu.. Merindukan ayah, hm? Apa kau bandel selama ayah tak ada? Apa kau merepotkan ibumu? Tumbuhlah dengan sehat nak. Ayah mencintaimu" ucapnya seraya mengelus perut istrinya yang sudah sangat besar. Baekhyun memang sedang hamil 8 bulan sekarang.
Seolah mengerti dengan kehadiran sang ayah, janin yang ada didalam perut Baekhyun menendang dengan cukup keras hingga mengusik tidur ibunya. Baekhyun yang terusik itupun mulai berusaha membuka matanya dan disambut dengan hujan ciuman dari sang suami.
"Nnggh.."
"Bangunlah sayang, kau dan anak kita butuh makanan.. Bibi Lee sudah menyiapkan makanan.." ucap Chanyeol lembut sambil mengusap pipi istrinya.
Mendengar suara low bass itu Baekhyun seketika terbelalak kaget.
"Yeollo?! Kau sudah pulang?! Astaga! Aku merindukanmu hiks.." Baekhyun mengeratkan pelukannya ke badan Chanyeol dan terisak pelan didada suaminya.
Chanyeol tidak terkejut lagi dengan sikap manja luar biasa sang istri. Sudah sejak kehamilan Baekhyun menginjak 6 bulan istrinya tak lagi pernah mau berjauhan barang sedikitpun darinya. Memang sejak awal sudah manja, namun tidak sampai separah sekarang. Baekhyun hampir selalu menempeli Chanyeol kemanapun. Tidak jarang dia pergi ke perusahaan Chanyeol hanya karena ingin memeluk suaminya. Pernah sekali Baekhyun menerobos ruang meeting dan langsung menangis tersedu dipelukan suaminya, alhasil meeting itu pun digantikan oleh Sehun sementara Chanyeol sibuk mengelus punggung istrinya diruangannya sampai tertidur.
"Ya sayang.. Aku sudah pulang.. Maafkan meninggalkanmu 2 hari ini ya.. Aku juga sangat merindukanmu.. Ah, aku merindukan aroma tubuhmu ini.. Tapi, lebih baik kau segera mandi dan sarapan.. Ayo!" tanpa persetujuan Baekhyun, Chanyeol telah menggendong Baekhyun ke kamar mandi mereka.
.
.
Flashback 1 bulan yang lalu.
Seluruh karyawan perusahaan Park Corp. terkejut dengan kedatangan gadis mungil dengan perut hamilnya dengan wajah mencebik yang luar biasa imut. Ada yang memekik tertahan karena keimutan gadis yang diketahui istri CEO mereka itu, pasalnya Baekhyun masih mengenakan piyama kebesaran putih bertudung telinga kelinci (kostum kelinci Suho) lengkap dengan sandal tidur stroberinya. Rambutnya digelung lucu dan sedikit berantakan membuat kesan lucu dan seksi sekaligus.
"Seo joong onnie, tolong antar aku ke ruangan suamiku. Aku lupa jalan menuju kantornya. Dan bolehkah aku meminta susu stroberimu yang itu?" Tanya Baekhyun ke salah satu resepsionis wanita perusahaan itu.
"E-eoh? B-baiklah Nyonya akan saya antarkan. Nyonya mau ini?" Baekhyun mengangguk imut dan hampir membuat resepsionis itu pingsan ditempat. Apa benar CEO mereka ini menikahi gadis 24 tahun? Mereka akan lebih percaya jika menyebut Baekhyun berumur 18 tahun.
Alhasil Baekhyun pun diajak menuju ruangan suaminya dengan sekotak susu stroberi ditangannya. Sepanjang jalan Baekhyun berbicara banyak hal dan mengomel dengan kelakuan suaminya. Seo Joong hanya tertawa kecil melihat itu semua.
Tok tok tok
"Masuk." Terdengar suara tegas menjawab dari dalam.
"Channiee!" Sang CEO tersentak kaget melihat sang istri berdiri didepan pintu masuk bersama sang resepsionis. Sang resepsionis langsung membungkuk hormat seraya pamit.
"Terimakasih eonnie, bye bye"
"Ya Nyonya sama sama."
Chanyeol yang sempat kaget langsung tertawa geli sekaligus gemas melihat penampilan istrinya yang pasti baru bagus dari tidurnya. Ia beranjak menuju istrinya yang terlihat akan menangis. Dan benar saja begitu Chanyeol merentangkan tangannya Baekhyun langsung memeluknya sambil menangis.
"Ada apa? Kenapa kau berpakaian seperti ini kesini? Aku tidak mau keimutan istriku dinikmati banyak orang."
"Kau jahat! Meninggalkanku saat tidur sementara kau tahu sendiri anakmu akan menyiksaku seperti ini. Hiks kau jahat!"
"Maafkan aku sayang, tadi ada telfon mendadak dari kantor dan aku tidak tega membangunkanmu.."
"Jangan lagi!"
"Hm?"
"Jangan lagi meninggalkanku begitu Chan! Kau bisa membangunkanku sebentar dan berpamitan lalu menidurkanku lagi. Jangan buat aku bingung seperti tadi."
"Baiklah sayang. Jadi?"
"Jadi apa?"
"Mana morning kissku?" biarkanlah mereka menikmati ciuman mesra mereka di pagi hari itu.
Flashback End
.
.
Chanyeol dan Baekhyun sedang menikmati sarapan pagi itu. Namun ada yang sedikit berbeda hari itu. Didepan Chanyeol terdapat banyak piring dengan makanan yang tertinggal setengah. Ya, Baekhyun hanya memakan setengah pancakenya, setengah sadwichnya, setengah roti selainya, setengah piring stroberinya, setengah buah pisangnya, dan segelas susunya dan dengan mudahnya menyuruh Chanyeol memakan semua itu.
Dia tengah merajuk saat ini. Setelah mandi tadi Chanyeol tanpa sengaja memilih baju berwarna merah untuk Baekhyun dan memilih dasi kantor warna merah bermotif garis kecil, itu membuat Baekhyun kesal setengah mati. Chanyeol menepuk dahinya pelan. Dia lupa kalau istrinya sedang benci-bencinya dengan warna merah. Jadi seperti itulah, Baekhyun bersedia sarapan dengan Chanyeol dengan catatan suaminya akan menuruti segala permintaannya.
Para pelayan menahan nafas melihat kelakuan sang Nyonya sementara Tuan rumah masih terdiam memandangi satu per satu makanan itu.
"Kenapa? Channei benci? Channie kesal karena kusuruh makan makanan sisaku? Channie merasa jijik?" Tanya Baekhyun ketus yang terkesan lucu.
Chanyeol tidak jijik, dia hanya berfikir bagaimana caranya meningkatkan mood Baekhyun agar dia mengijinkan Chanyeol berangkat ke kantor tanpa menangis.
"Tidak sayang, makan ini terlihat enak semua apa lagi ini darimu. Aku hanya bingung mau memakan dari mana.. Apa kau mau membantuku?" Tanya Chanyeol berpura-pura terlihat sedih.
Para pelayan yang melihat itu hanya bisa menahan teriakan histeris mereka melihat betapa romantisnya Tuan mereka. Mereka mengira Chanyeol akan berdiri dan melempar semua makanan yang ada di atas meja.
"Benarkah?" Tanya Baekhyun menyelidik.
"Ya sayang.."
Mata Baekhyun berbinar seketika dan melupakan segala kekesalan dalam hatinya. "Baiklah! Pertama Channie harus minum susu ini sedikit lalu makan pancakenya … dan bla bla bla"
Chanyeol dan para pelayan tertawa kecil melihat tingkah absurd Baekhyun. Lalu Chanyeol tidak bisa menahan tawanya ketika kalimat lainnya meluncur dari mulut si mungil.
"Channie, boleh aku meminta sedikit? Aku lapar lagi hehe"
Setelah itu suasana dapur menjadi riuh dengan suara tawa penghuni rumahnya.
.
.
Chanyeol sedang duduk dimeja kerja diruangannya. Setelah kejadian abstrak didapur tadi Baekhyun akhirnya mengijinkan suaminya berangkat ke kantor dengan senyuman manisnya bahkan dia berjanji akan membawakan Chanyeol makan siang buatannya sendiri. Itu merupakan bonus terbaik yang bisa membuat mood sang CEO naik 100% hari ini. Dia tak bisa berhenti tersenyum sambil terus menanda tangani berkas berkas kantornya. Dia bahkan tidak sadar ketika dua pasang mata tengah tersenyum geli melihat senyum tipis sang CEO yang mereka tahu pasti penyebabnya adalah sang ratu mungil di rumahnya.
"Kau akan disangka gila jika seperti itu terus Park. Hentikan senyum bodohmu itu"
Chanyeol POV
Aku tersentak mendengar suara Sehun dan suara cekikikan geli dari wanita disebelahnya. Aku hanya mendengus kasar mendengan komentarnya yang berhasil menurunkan moodku. Sehun memang sudah kuanggap saudaraku sendiri, tapi kadang dia bisa menjadi sangat brengsek dengan mulutnya itu. Aku heran siapa gadis yang bersedia menikah dengannya. Ah, aku sedang menunggunya dari tadi karena dia berjanji akan mengenalkan kekasihnya padaku.
Sejahat-jahatnya aku dan semesum-mesumnya Sehun, aku tetap tidak mau Sehun mendapatkan pendamping yang salah begitupun sebaliknya. Dulu dia sangat was was ketika aku bilang menyukai seseorang, namun begitu bertemu dengan Baekhyun dia langsung akrab dalam waktu setengah jam dan bilang dia akan bersedia mengurus pernikahanku dengan Baekhyun secepatnya.
Sekarang aku paham perasaan Sehun, aku sangat khawatir dengan pilihan Sehun. Sehun bisa dikatakan cukup polos soal cinta, sama denganku dulu. Maka dari itu ketika dia mengatakan akan keruanganku hari ini dan mengenalkan kekasihnya padaku aku langsung mengiyakan.
Aku melihat kearahnya dengan mengernyit, apa dia sedang mempermainkanku? Dia datang tidak bersama saiapapun kecuali Luhan, sekertarisnya.
What?! Jangan jangan. Batinku.
"Yap! Kau benar tuan Park. Luhan adalah kekasihku." Ucap Sehun enteng namun tersirat nada bahagia didalamnya.
"Kau gila, dude. Luhan terlalu baik dan sempurna untukmu. Kau akan kehilangan sekertaris sempurnamu kalau kau menikahinya dia telah bekerja untukmu selama 5 tahun" ujarku setengah geli melihat wajah Luhan yang memerah itu. Oh demi kartun spongebob Squarepants yang selalu disensor (?), Luhan terlalu polos untuk Sehun.
"Sialan kau Park! Justru itu aku memilihnya. Selama ini aku selalu mencari kekasih diluar sana namun selalu gagal. Aku tak pernah menghiraukan perasaan nyamanku ke Luhan karena ku pikir mungkin itu hanya sebatas rekan kerja. Dan kebersamaan kami selama ini membuatku tersadar hanya dia yang mampu bertahan dengan sikapku yang.. yah kuakui sedikit menjengkelkan.."
"Sangat menjengkelkan sebenarnya. Iyakah Luhan?" tanyaku pada gadis China itu. Luhan dan aku lumayan akrab. Dia adalah salah satu wanita yang aku hormati, karena dia berbeda. Dibalik sikap lembutnya terdapat mental sekuat baja dan aura ketegasan yang luar biasa. Kejujuran dan loyalitasnya terhadap perusahaan itulah yang terpenting.
"Tidak Sajang-nim. Sehun hanya sedikit gila kerja dan kesepian kalau menurutku" jawabnya lembut. Sehun mengecup pipi Luhan sayang dan tersenyum meremehkan ke arahku.
"Sialan kau Oh Sehun!" umpatku.
Mereka hanya tertawa mendengarku, mereka tahu bahwa aku telah memberikan restuku pada mereka. Terdengar klasik memang, Sehun adalah sahabatku namun usia kami yang terpaut 2 tahun membuatnya kadang menganggapku sebagai kakak sekaligus orangtuanya. Hanya saja dia tak mau memanggilku Hyung hanya karena kita seangkatan. Otaknya yang cerdas membuatnya masuk SMA bersama denganku.
Iphone Sehun berdering keras menghentikan pembicaraan seru kami. Dapat kulihat dari ekpresinya sepertinya ada hal darurat.
"Baiklah aku akan kesana dalam 5 menit. Aku tak akan lama jadi kau harus siap diruanganku. Aku punya urusan penting." Pip. "Tuan Jeon akan segera berangkat ke Hongkong dan ternyata ada berkas yang lupa dia berikan padaku. Aku akan keruanganku sebentar untuk menandatangani surat itu dan mengambil dompetku. Titip Luhan sebentar."
"Aku ikut.."
"Aku tidak akan lama, setelah ini kita akan makan siang bersama. Aku tak mau malah memakanmu diruanganku" Luhan mengangguk malu.
"Mesum sialan! Kau merusak otak murni pegawai kebanggaanku Oh-sialah-Sehun!"
Sehun hanya mengendikkan bahunya dan keluar ruanganku. Kulirik Luhan dan dia tersenyum hangat padaku.
"Jadi? Bisa kau ceritakan bagaimana kau menghancurkan harga diri adik sialan tersayangku itu?" Luhan terkekeh pelan dan memulai ceritanya.
Beberapa kali kami tertawa terbahak-bahak karena cerita Luhan. Bagaimana gugupnya Sehun ketika menemui orangtuanya dan masih banyak lagi. Namun suasana berubah sendu ketika Luhan menceritakan betapa dia menyayangi Sehun dan bagaimana Sehun memperlakukannya. Luhan kerap kali merendahkan dirinya dan membandingkan dirinya dengan wanita lainnya.
"Kau cantik Luhan… K-" baru saja aku hendak meneruskan bicaraku 'kau pantas mendapatkan Sehun' serta kalimat penghibur lain malah terdengar suara benda stainless steel terjatuh. Aku menengok kearah pintu dan mataku seketika membulat.
Istri mungilku yang sedang super sensitif itu berdiri disana dengan mata berkaca-kaca. Dia segera menunduk begitu melihatku. Aku bisa saja tersenyum sangat lebar dan berfanboy ria melihat betapa imutnya istriku, tapi aku sadar dia sedang salah paham saat ini. Aku terpaku dalam kebingungan.
"Baek-.."
"Maafkan aku mengganggu kalian.." cicitnya.
Oh Hell No! Terkutuklah kau dewi kesensitifan yang telah membuat istriku menangis.
.
.
Beberapa menit yang lalu …
Baekhyun ditemani Seo Joong sampai didepan pintu ruangan Chanyeol. Seperti janjinya, ditangannya sudah ada bekal makan siang yang dibuatnya dengan susah payah pagi ini untuk suaminya.
"Terimakasih eonnie, maaf merepotkanmu.."
"Ah tidak Nyonya. Ini bukan apa-apa. Tuan Park sepertinya sedang ada tamu ada baiknya Nyonya nanti mengetuk dulu. Saya permisi dulu" Seo joong membungkukan badannya.
"Oh, baiklah.. sampai jumpa.."
Sepeninggal Seo Joong Baekhyun langsung mendengar suara wanita dari dalam ruangan Chanyeol. Jantungnya berdetak kencang.
"Apa tamunya wanita?"
"Aku masuk saja ah.. Tapi kalau itu tamu penting bagaimana?"
"Apa mungkin Chanyeol selingkuh? Apa mungkin Chanyeol bosan denganku yang sekarang berperut buncit ini? Dia sudah beberapa bulan tidak menyentuhku karena perut ini.." batinnya.
Baekhyun kemudian tetawa pelan. Pemikiran bodoh macam apa itu. Tapi dia tidak bisa mencegah hatinya yang sedang cemburu. Dia membuka pelan pintu itu dan masuk secara perlahan. Dilihatnya seorang wanita berpakaian rapi duduk didepan suaminya. Dia sedikit lega melihat jarak itu. Namun..
"Kau cantik, Luhan… K-"
Baekhyun menjatuhkan kotak bekalnya. Dadanya memanas. Suaminya baru saja memuji wanita lain. Matanya mulai berkaca-kaca, tanpa sengaja dia menatap suaminya yang terlihat sangat terkejut. Dia segera menundukkan kepalanya.
"Baek-.."
"Maafkan aku mengganggu kalian…"
Chanyeol langsung berlari kearahnya dan memeluknya.
.
.
Chanyeol langsung berlari kearah istrinya dan mendekapnya erat. Dia tahu istrinya ini sedang mengalami mood swing yang sangat parah dan hatinya sedang sangat sensitif-sensitifnya.
"Baek, Baek, Baek? Hei sayang tenanglah sayangku.. Maafkan suamimu yang bodoh ini dan membuatmu terkejut.. Tenanglah sayangku agar aku bisa menjelaskan semuanya.." bujuk Chanyeol sambil mencoba menahan berontakan Baekhyun yang hendak melepaskan pelukannya.
"Lepaskan aku Park Chanyeol.." desis Baekhyun.
Chanyeol menegang. Jika istrinya telah memanggilnya dengan nama lengkap berarti dia sedang sangat marah. Tidak ada lain.
Chanyeol POV
Aku langsung menahan wajahnya dan mengujani dia dengan ciuman sayangku diseluruh wajahnya. Dia masih saja berontak tapi harus kuakui aku jauh lebih kuat darinya maka dengan mudah dia menyerah dan membiarkanku menciumi wajahnya. Dapat kudengar Luhan terkikik geli dibelakangku. Yah, silahkan saksikan dan tertawakan orang yang kalian lihat sebagai iblis ini telah luluh dihadapan seorang gadis mungil lemah ini.
Istriku masih menangis sesegukan tapi sudah lebih tenang. Ini saatnya.
"Sayang, wanita itu namanya Luhan.." istriku menatap Luhan sengit yang malah terkesan lucu. Hampir aku menciumnya lagi. Kulirik Luhan yang tengah membulatkan matanya dan menutup mulutnya gemas.
"Untuk apa aku tahu nama selingkuhanmu?". Oh sedang cemburu ya.. Menggodanya sedikit mungkin menyenangkan.
"Mungkin memudahkanmu mengingat siapa nama selingkuhan suamimu ketika dipengadilan nanti.." kulihat Baekhyun membulatkan matanya dan hendak berucap sesuatu yang entah mungkin kutukan sebelum suara melengking Luhan mendahuluinya.
"Chanyeol! Istrimu sedang hamil dan sensitif tapi kau malah menggodanya. Lihat wajahnya yang imut itu ya Tuhan. Teganya kau. Wajar saja Sehun mengataimu sialan." Aku tertawa bangga mendengar kata-kata Luhan. Ya istriku ini memang sangat imut apalagi dengan wajah bingungnya saat ini.
"Ya ya Lu. Aku tahu istriku imut." Ucapku lalu mencium kening istriku. "Dia Luhan sayang, kekasih yang mungkin sebentar lagi akan dinikahi Sehun kesayangannmu itu" ujarku lembut.
Oh lihat matanya yang membulat lucu itu. Ya Tuhan, kupikir mungkin kau terlalu bahagia ketika menciptakan makhluk ini.
"Benarkah? Sehunnieku?" aku mengangguk mantap. Pintu terbuka dan Sehun masuk kedalam, dai terhenti dan menatap kami heran.
"Ada apa ini? Hei kenapa berantakan sekali? Tunggu. Baekkie? Kenapa kau menangis?! Apa manusia bodoh ini yang melakukannya? Lihatlah makanan itu, itu pasti masakanmu kan? Sialan kau Park! Ap-"
"Oh Sehun. Kontrol." Ucap Luhan pelan.
"Maaf sayang.. Aku emosi. Jadi bisa jelaskan apa yang terjadi padaku?"
"Dia mengira aku selingkuhan Chanyeol.." kulihat Sehun sebentar. Dia tersenyum dan merangkul Luhan. Aku harus mengucapkan syukur untuk kesekian kalinya pada Tuhan karena telah menciptakan otak encer untuk Sehun
"Jadi begitu, hahaha…"
"Apa gadis rusa itu kekasihmu Sehun?" Tanya istriku pelan. Luhan terdiam tak bisa berkata apa-apa. Dia pasti dilema sekarang. Dia seharusnya marah dipanggil rusa tapi tak mungkin dia sanggup melihat betapa lucunya ekspresi istriku. Aku mentertawakannya dalam hati.
"Ya cantik. Kekasih yang sangat aku cintai. Aku menitipkannya pada suamimu sebentar karena aku ada keperluan."
"Tapi kau mengatakan dia cantik Channie.."
"Ya, memang dia cantik sayang. Kau lihat sendiri kan?" Baekhyun hanya mengangguk polos.
"Dia sedang menghiburku Nyonya Park.. pembicaraan kami mengenai Sehun agak sedikit sentimental tadi, maka dari itu suamimu sedang mendukungku agar tetap bersama Sehun.." sambung Luhan.
"Benarkah?" aku dan Luhan mengangguk. Baekhyun mengintip Luhan dari balik badanku.
"Maafkanakueonnie.." dia mengucapkan itu dengan sangat cepat dan langsung menenggelamkan wajahnya didadaku sambil memelukku erat.
Kami semua terdiam sebentar. Seketika aku dan Sehun tertawa keras sementara Luhan berteriak histeris.
"Oh My Gosh! How cute! Ingin sekali aku memasukkannya ke karung dan membawanya pulang bersamaku.." pekiknya penuh semangat.
"Dia milikku Luhan."
"Ya ya ya terserah padamu Tuan.. Sekarang bolehkan aku mengenalnya? Tolong.."
Aku melirik Baekhyun untuk bertanya tapi yang kudapati justru wajahnya yang meringis kesakitan. Aku panik.
"Hei hei sayang? Ada apa? Apa aku menyakiti anak kita?" tanyaku kelewat panik.
"S-s-ssakit Chan.. perutku.."
"Lu! Luhan.. Apa yang terjadi pada istriku?!"
"Chanyeol.. Baekkie buang air kecil dicelananya!" sahut Sehun.
"Demi Tuhan kalian berdua dangat bodoh. Aku akan telfon pihak rumah sakit perusahaan kita bahwa si kecil Park akan segera lahir. Dan kau Sehun larilah bebawah dalam 5 menit menuju mobilmu dan bersiap kerumah sakit, terlambat sedikit kau akan menyakiti keponakanmu.."
Sehun tanpa berkata-kata langsung berlari dan terdengar umpatan nyaring dari luar dan suara benda terjatuh diluar. Sepertinya Sehun menabrak orang, Luhan melirik sebentar ke luar.
"Istri sajang-nim akan segera melahirkan. Bersihkan pecahan gelas kaca itu agar tidak ada yang terluka ketika keluar nanti."
Kudengar sayup-sayup pekikan heboh diluar sana. Ada yang berteriak ramai dan heboh. Sepertinya perusahaanku akan heboh hari ini. Tapi mengapa tubuh dan lidahku kaku begini? Aku tak bisa mengeluarkan suaraku. Ada apa ini ya Tuhan.
Author POV
Chanyeol membelalakan matanya. Chanyeol memucat menatap istrinya. Dia terdiam menatap istrinya dan ia melihat Luhan yang sedang mengarahkan sesuatu yang penting lewat telfon. Sesuatu yang akan mempengaruhi keselamatan buah hatinya. Dia bahkan melupakan dua nama calon anaknya. Dua karena memang dia dan Baekhyun sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin anaknya. Mereka menyiapkan itu untuk kejutan.
"Anakku akan segera lahir. Hari ini.. Astaga hari apa ini? Aku tak bisa mengingat tanggal hari ini." batin Chanyeol.
"Chan.. Chanyeol? Hello! Park Chanyeol!" Chanyeol akhirnya tersadar setelah beberapa kali Luhan menanggilnya.
"Y-Ya? Ada apa?" Luhan hanya menggelengkan kepalanya. Dia tahu pasti saat ini bosnya sedang sangat panik.
"Ayo angkat istrimu ke mobil. Sehun sudah diparkiran lagi.. Kau harus kuat Yeol, kau harus bisa mengantar istrimu dengan selamat untuk anakmu. Sekarang bukan saatnya untuk berdiam diri merenung.. Istrimu ini sedang kesakitan.. Sepertinya anakmu sudah benar-benar ingin bertemu denganmu.." ujar Luhan sangat lembut.
"C-Chan.. Aku percaya padamu.. Tolong aku dan anak kita sayang.." lirih Baekhyun lemah.
Chanyeol langsung tersadar dan sempat mengutuk dirinya yang lamban itu. Dia segera mengangkat Baekhyun keluar ruangannya menuju lift. Banyak karyawannya yang berjejer rapi diluar ruangannya. Disepanjang jalan menuju lift Chanyeol sayup-sayup mendengar doa yang dilontarkan oleh mereka. Hati Chanyeol menghangat dan dia tak lagi ketakutan. Berat badan istrinya menjadi sangat ringan. Sebelum pintu lift tertutup dia masih mendengar perkataan karyawan didepan lift.
"Istri dan anakmu akan selamat sajang-nim. Kami akan mendoakanmu dari sini."
Chanyeol belum sempat berterimakasih tapi pintu sudah tertutup. Luhan tersenyum dan mengelus kepala Baekhyun yang sudah mulai dipenuhi keringat.
"Kau dengar itu sayang, kekuatanmu sangat banyak. Hihi" ucapnya lembut. Baekhyun hanya mampu tersenyum.
Ting
Pintu lift terbuka dan Chanyeol berlari memasuki mobil. Tak berbeda dengan diatas, diparkiran telah ramai karyawan yang ingin ikut mengantarkan doa untuk CEO muda itu.
Sebelum berangkat, satu karyawan memberi Luhan 1 lembar selimut lembut dan tebal berwarna peach serta 3 botol air mineral. Luhan membaca nametag wanita itu.
Jung Seo Joong
"Ini kado untuk anak nyonya. Tapi aku belum sempat membungkusnya. Aku harap ini berguna nona Luhan."
"Terimakasih.. Ayo Sehun.." Luhan melambai ramah kearah karyawati itu.
.
.
Mereka berempat sampai di Rumah Sakit itu dengan selamat dan hanya dalam waktu 10 menit. Chanyeol sempat mengucap syukur atas kemudahan untuk dia dan istrinya itu ketika melihat istrinya dibawa masuk oleh para suster.
Belum sempat dia duduk, seorang suster menyuruhnya masuk.
"Nyoya meminta anda menemaninya, Tuan.."
Setelah memakai baju khusus ruang persalinan, chanyeol langsung berdiri disamping istrinya dan menggenggam jemari istrinya. Dia mengecup wajah, tangan, dan perut Baekhyun mencoba memberi istrinya itu kekuatan.
Beberapa menit telah berlalu bayinya belum juga keluar. Chanyeol ingin sekali membentak para dokter yang ada disitu. Dia hanya membantu Baekyun dengan menenangkan dan ikut mengatur nafasnya. Air matanya ingin keluar setiap kali Baekhyun menjerit sakit dan mendorong agar anaknya keluar.
"Sedikit lagi Nyonya, kepalanya sudah keluar.."
Baekhyun menarik kepala Chanyeol dan mengecup dahi suaminya sebentar lalu memeluknya erat dan mendorong sekali lagi. Saat itu juga dunia Chanyeol berhenti ketika mendengar suara tangis bayi yang sangat kencang itu. Chanyeol berdiri dengan lutut gemetar ketika seorang suster memperlihatkan anaknya itu.
"Selamat tuan, seorang putra keluarga Park sudah lahir dan seperti yang anda lihat dan dengar dia sehat dan sempurna. Saya akan segera memandikannya."
Chanyeol menahan tangisnya dan meluapkan kebahagiannya dengan mencium mesra istrinya. Belum sempat dia mengucapkan kata-kata istrinya kembali meringis kesakitan. Chanyeol hendak bertanya sebelum suara sang dokter memotong.
"Astaga, keberuntungan apa ini? Anak anda sepertinya kembar Tuan. Ayo nyonya, kau pasti bisa. Persalinan kali ini adalah yang paling lancar yang pernah kami hadapi. Kau pasti bisa Nyonya.."
Baekhyun menutup matanya dan tersenyum hangat. "Ayo Channie, masih ada satu lagi anakmu yang merindukan kehangatan seorang ayah.." Baekhyun menenangkan Chanyeol yang mulai gugup kembali dan Chanyeol menunduk mengecup dahi istrinya, dia merasa bodoh. Bagaimana mungkin yang seharusnya ditenangkan malah menenangkan.
"Tentu sayang. Kau pasti bisa. Kau seorang Nyonya Park. Satu-satunya wanita yang membuatku bertekuk lutut. Jadi tentu saja hal ini bukan masalah untukmu."
"Yah.. tentu.. Aku adalah seorang istri dan ibu yang kuat. Kau harus memberikanku stroberi yang banyak setelah ini Yeol. Asal kau tau ini sangat sakit dan menguras energi."
"Apapun sayang. Apapun. Aku akan membelikanmu stroberi yang banyak beserta kebun dan petaninya. Jadi mari menarik nafas oh Tuhan, kumohon, kau membuang tenagamu untuk berbicara sayangg.." Chanyeol hampir saja menangis saking khawatirnya ia pada istrinya. Semua orang terkikik geli melihat pasangan Park itu.
10 menit berlalu dan si kecil masih betah di dalam. Baekhyun hampir kehabisan energinya dan itu membuat Chanyeol mulai panik dan ketakutan.
"Oh Sial. Apa yang kalian lakukan hah?!" Chanyeol membentak tertahan. "Sejak tadi berkata sedikit lagi sedikit lagi. Tak adakah yang bisa kalian lakukan untuk membantu istriku? Dia dan aku hampir pingsan disini." Keluarlah sifat asli Chanyeol yang adalah seorang bos mafia.
Baekhyun tertawa pelan dan berbisik "Inilah suamiku, hahaha. Maafkan dia dokter. Tolong tetap bantu aku dan anakku yang sedikit manja ini." suasana ruangan itu kembali hangat.
Chanyeol yang tersadar dari emosinya langsung tersentak dan menunduk ke arah istrinya. "Ya Tuhan, maafkan aku sayang telah membuatmu terkejut.." Baekhyun hanya mampu mengangguk dan menarik nafasnya sekali lagi.
Chanyeol berucap dengan sangat frustasi "Ayolah anakku, kakakmu sudah siap disana menunggumu dan kau masih betah didalam? Ibumu sudah sangat lemah dan ayah disini hampir mati menantikanmu selama 8 bulan lebih. Ayo sayang.. demi ayah.. demi ayahmu sayang.." akhirnya air mata Chanyeol mengalir sedikit demi sedikit.
Ajaibnya setelah itu Baekhyun mendorong sekali saja dan lahirlah anak kedua mereka. Suaranya bahkan lebih melengking dari yang tadi. Chanyeol melongo dan Baekhyun tertawa pelan dengan air mata bahagia mengalir di wajahnya.
"Putrimu ini akan sangat manja padamu Tuan, bahkan lahirpun dia menunggu anda membujuknya.. Aku jamin dia akan menjadi satu-satunya orang yang berani membakar perusahaanmu dan anda takkan bisa memarahinya. Selamat Tuan, Nyonya, bayi kembar laki-laki dan perembuan anda sudah lahir, sehat, dan sempurna." Ucap sang dokter diikuti tawa lega.
Chanyeol menunduk dan tak hentinya berterimakasih kepada Baekhyun.
"Sama-sama sayang, terimakasih karena sudah membujuk putri kita.." mereka berdua tertawa bersama.
.
.
Chanyeol keluar dengan wajah pucat dan lelahnya. Dia hampir saja jatuh kalau tidak ada Baekboom yang menahannya.
"Hei adik ipar.."
"Bagaimana cucu kami nak?" itu suara ibu mertuanya.
"Apa mereka sehat? Bagaimana istrimu?" itu adalah ayah mertuanya.
Chanyeol menatap semua orang disana dia tersenyum dengan airmatanya. Hangat. Sempurna. Itulah perasaannya saat ini.
"Baekhyun sehat, dan cucu ayah dan ibu sehat.. Mereka kembar.. Laki-laki dan perempuan.."
Ibu Baekhyun langsung menghambur memeluk menantunya itu dan mencium pipinya berkali-kali.
"Selamat sayang. Kau adalah seorang ayah sekarang. Terimakasih karena sudah menjadikan Baekhyun wanita yang sempurna."
"Akhirnya aku, istriku, Sehun dan kekasihnya memiliki keponakan. Sekaligus dua hahaha. Aku lega. Selamat adik ipar!"
Ayah Baekhyun tersenyum. "Terimakasih sudah jadi suami dan ayah yang kuat, nak"
.
.
Suasana kamar itu penuh dengan kehangatan, Putra pertama mereka Jackson Park sedang menyusu dipangkuan sang ibu sementara adiknya Jessie Park tertidur pulas digendongan sang ayah yang tak pernah berhenti tersenyum.
"Kau akan merusak wajah anakmu yang cantik itu Park" itu Sehun. Celetukannya berhasil mengundang tawa orang-orang di ruangan itu.
"Sehunnie, jangan begitu. Kau tidak tahu betapa dia sangat ambil andil besar ketika tuan putri itu tak mau keluar." Ujar Baekhyun. "Ah ya Luhan eonnie, terimakasih atas bantuan dan selimutnya. Kami tak mempersiapkan apa-apa untuk kelahiran ini. Bahkan kami hanya mempersiapkan kamar dan peralatan bayi untuk seorang anak saja.."
"Tak apa, sudah tugasku sebagai sekertaris dan seorang bibi. Selimut dan air tadi dari seorang resepsionis yang bernama Seo Joong. Kudengar dialah yang selalu mengantarkanmu ke ruangan Chanyeol.."
"Ingatkan aku untuk menaikkan gaji dan jabatannya.." ucap Chanyeol angkuh.
"Park Chanyeol dan segala kesombongannya." Itu Sehun lagi.
.
.
Semua orang telah pulang beristirahat. Tersisa pasangan suami istri yang sedang bercakap-cakap dengan buat hati di gendongan mereka.
"Proses melahirkan Jack sangat mudah dan lancar, berbeda dengan adiknya. Sepertinya kau kan jadi Park yang sangat penurut sayang.."
"Aku merasa tak percaya sekaligus bahagia melihat dia lahir setelah aku membujuknya.."
"Yah.. Dan kau tahu Park. Benihmu sangat kuat rupanya hingga menghasilkan dua sekaligus, hahaha"
Chanyeol hanya bisa terdiam mendengar kat-kata istrinya yang frontal itu.
.
.
END
.
.
Akhirnya selesai!~ hampir 7k words dan aku hanya bisa berdoa agar kalian ga bosen bacanya. Cerita ini memerlukan waktu lebih lama dari cerita sebelumnya karena yang pertama sudah lengkap dengan plot sementara ini murni ide spontan karena lagi bahagia-bahagianya liat moment chanbaek di Jepang kemaren hihi.
Dan sebelumnya saya mau berterimakasih buat kak YUTA CBKSHH yang udah bersedia membantu saya. Rela saya curi waktunya buat ditanya-tanyain soal cara-cara upload story d ff. Saya juga mau minta maaf karena belum bisa membuat ff boys love karena beberapa alasan pribadi.
.
.
Mohon kritik, saran dan pendapatnya di kotak review ya. Saranghae! Bunny.