[REAL ENDING]

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah sebulan akhirnya Seungcheol menemukan Jisoo. Namun, hatinya makin hancur saat melihat Jisoo yang berada dalam dekapan seorang lelaki di sofa mereka yang berhadapan dengan perapian. Suasananya begitu hangat dan penuh cinta. Sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan kini. Dingin. Sendiri. Penuh dengan penyesalan. Seungcheol melangkahkan kakinya menjauh dari pagar rumah besar itu. Matanya berkaca-kaca dan akhirnya air mata jatuh tanpa diminta.

Seungcheol kembali ke Korea dan melanjutkan hidupnya. Setidaknya itu yang ia sedang berusaha lakukan. Ia telah memutuskan hubungannya dengan Jeonghan. Karena setiap melihatnya, justru bayangan Jisoo yang sedang menangis tersedu yang ia dapati. Jeonghan selalu mengingatkannya pada dosa yang telah membawa karma dalam hidupnya.

Musim dingin berganti dengan musim semi, lalu ke musim panas, beralih ke musim gugur dan kembali ke musim dingin lagi. Siklus itu terus berulang setiap tahunnya, namun hidup Seungcheol hanya diisi dengan musim dingin. Hatinya telah membeku. Ia kehilangan semangat hidupnya. Hari-harinya hanya ia isi dengan bekerja dan bekerja. Sampai umurnya telah mencapai kepala 6, ia tetap sendiri. Bahkan saat ia sakit-sakitan, hanya pelayannya yang setia mendampinginya.

Seperti mengetahui bahwa saatnya tiba, Seungcheol pun memanggil notarisnya untuk menuliskan surat wasiatnya. Dan di musim dingin 40 tahun setelah perpisahannya dengan cinta sejatinya, ia menghembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit komplikasi yang sudah lama ia derita. Seungcheol meninggal dalam tidur damainya di kamar mewah dengan balutan hangat pakaian musim dingin dan selimutnya serta syal berwarna hitam putih yg melingkar di lehernya. Syal hadiah terakhir dari Jisoo, adalah temannya dalam kesendirian selama 40 tahun ini, ia selalu membawanya setiap saat tak mengenal musim sampai saat terakhirnya. Bahkan walau syal itu sudah usang ia tetap setia membawa dan memakainya. Karena hanya syal itu yang bisa mengingatkannya akan senyuman manis Jisoo yang bisa menghangatkan hatinya.

Jisoo berdiri di hadapan makam Seungcheol sambil terisak. Notaris Seungcheol sendiri yang datang ke Amerika untuk memberitahukan kematian Seungcheol. Suaminya, Jun selalu setia disampingnya, memeluknya erat, mencoba mengerti dengan segala keadaan dan perasaan Jisoo. Sebab sebelum menikahinya, Jisoo pun sudah jujur bahwa masih ada Seungcheol dihatinya. Toh, Jun sudah terlalu mencintai Jisoo sehingga tak mempermasalahkan hal itu. Karena, Jisoo pun selama ini selalu menjadi suami yang baik untuknya.

Jisoo melepaskan pelukan Jun dan berjalan tepat dihadapan batu marmer yang bertuliskan nama cinta sejatinya. Tangisnya makin menjadi saat membaca note di atasnya. "Maafkan aku sayang. Selamanya aku hanya mencintaimu. CSC HJS"

Setelah beberapa hari kematian Seungcheol, sekretaris dan notaris Seungcheol datang dan memberikan surat wasiat padanya. Sebelum kematiannya Seungcheol menyerahkan 80% kekayaannya untuk yayasan amal yang didirikannya saat masih bersama Jisoo dulu, lalu 20% ia berikan ke keluarganya dan perusahaan. Namun, bukan hanya itu, ia meninggalkan satu lagi warisan untuk Jisoo, sangat special dan bukan berbentuk uang.

Sekretaris dan notaris Seungcheol membawa Jisoo yang selalu ditemani Jun menuju sebuah tempat dipinggiran kota. Mereka pun sampai disebuah rumah kaca dengan pintu besar menyambut mereka. Jisoo terkejut, melihat ternyata di tempat terpencil seperti ini, ada taman bunga yang sedang bermekaran sangat indah. Padahal ini musim dingin, tapi bunga-bunga musim tropis pun bermekaran dengan sempurna.

"Bunga-bunga ini ditanam dan dirawat sendiri oleh Tuan Choi selama sepuluh tahun ini. Semuanya adalah hadiah untukmu, Tuan Wen Jisoo."

Jisoo pun kembali mengeluarkan air matanya. Ia menatap bunga mawar merah di depannya, warna merah darah kesukaannya. Jun pun memeluk Jisoo erat, membiarkan orang yang dicintainya menangis di dekapannya.

'Aku juga akan mencintaimu selamanya Cheolie. Semoga kita bisa bertemu lagi.'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

end

.

.

.

.

.

.

Note: tadinya gua gak niat buat lanjutannya. Tapi karena terus didesak oleh komen-komen kalian... gua buat ini. Dalam waktu 20 menit dan mengetik susah payah di HP. Maaf kalo gak suka sama endingnya. Thx juga buat semua review, fav, fol, dan semua yg udh baca~

Daaaaaannn... FFN ERROR! REVIEW GUE YANG KELIATAN CUMA DUA?

But, tenang aja semua review kalian dh gw baca (yang masuk ke notif email). Once again... thanks a lot everyone~ cheolsoo moment makin banyak, ff nya juga makin banyak~ :D

.

.

.

Nana~