Justice

Crossover :

Naruto X Akame Ga Kill

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Akame Ga Kill © Takahiro dan Tetsuya Tashiro

Justice © Ryuukira Sekai

Genre : Adventure, Fantasy

Rating : M

Pairing : ...? x ...?

Warning : Author Newbie, Typo Bertebaran, Super OOC, Semi-Canon, AU, AR dan masih banyak lainnya

Summary :

Keadilan? Apa hal itu ada di dunia busuk ini? Kejahatan meraja lela, yang kuat menindas sedangkan yang lemah di tindas. Apa itu dapat di sebut keadilan? Aku membenci dunia yang seperti itu. Aku telah memutuskan, tak peduli apa yang menghalangiku, aku akan merubah Dunia ini dengan jalanku sendiri. (Bad Summary)


"Remember this, 'Don't Like, Don't Read'!"


...::: STORY START :::...


Chapter 01 : Beginning

Ibu Kota Kekaisaran. Sebuah tempat yang terdengar sangat hebat. Anak-anak atau orang yang pertama kali mendengarnya pasti berpikir kalau Kota itu adalah Kota yang makmur, sejahtera dan bebas dari segala hal buruk.

Padahal kenyataannya, pikiran seperti itu adalah kebalikan dari keadaan kota yang sebenarnya. Makmur? Hanya dari kelihatannya. Sejahtera? Hanya ada dalam mimpi. Bebas dari hal buruk? Justru Ibu Kota adalah sarangnya Kejahatan.

Bisnis Pelacuran, Pembunuhan, Penyalahgunaan kekuasaan dan Penindasan adalah sedikit dari sekian banyaknya bentuk kejahatan di Kota ini. Kota Besar ini tidak lebih dari kandang Babi.

Di perintah oleh Kaisar dari garis keturunan kerajaan yang sah dan bersajaha pada masa-masanya, tapi sayangnya dia masih anak kecil dan polos, terlalu mudah di manipulasi. Seseorang yang memanipulasinya adalah Mentri sekaligus penasehat Pribadi.

Rakyat tidak ada yang berani menentang. Satu protesan, tidak, bahkan satu pembicaraan yang menjelekkan Pemerintahan harus di bayar dengan nyawa. Tapi tidak selamanya rakyat tinggal diam.

Awalnya hanya beberapa orang yang membelot dari kerajaan, tapi lama-kelamaan semakin berkembang dan membentuk sebuah pasukan di luar daerah kekaisaran yang di sebuat dengan Revolution Army. Tapi pasukan itu hanya akan mengantarkan nyawa jika bergerak tanpa mengetahui keadaan di dalam kota, jadi mereka membentuk sebuah Kelompok yang bertugas mengawasi keadaan Kota. Selain mengumpulkan informasi, mereka juga melakukan 'tugas' kecil untuk 'membersihkan' sumber masalah.

Kelompok itu di beri nama ...Night Raid.


.

.

.

.

.


Teigu. Sebuah senjata yang di buat dari berbagai macam benda Legenda di Dunia. Senjata ini sangat langka dan hanya terdapat 48 di dunia. Sayangnya, saat peperangan ratusan tahun yang lalu, beberapa Teigu hancur dan tidak dapat di buat ulang.

Saat ini, di alun-alun kota. Terdapat tiga perempuan sedang bertarung. Ah tambahan, satu 'hewan peliharaan'. Pertarungan dua lawan satu, memang terlihat agak tidak adil. Tapi saat melihat pertarungannya, kau akan menarik kembali pemikiranmu.

Gadis serba Pink, mulai dari rambut, Mata serta pakaiannya, semuanya berwarna Pink. Rambut panjangnya di ikat Twintails. Dia adalah salah satu anggota Night Raid, namanya Mine. Dia memegang sebuah senjata yang mirip seperti Senapan, sebuah Teigu. Roman Artillery : Pumpkin.

Gadis yang serba Ungu, Rambut, Mata serta pakaiannya. Rambut Ungu panjangnya tergerai. Entah Night Raid memang suka menyamakan penampilan mereka dengan satu warna saja atau apa entahlah. Dia adalah anggota Night Raid yang lain, namanya Sheele. Dia memegang sebuah Teigu yang memiliki bentuk persis seperti Gunting, hanya saja dalam ukuran Manusia. Cutter Of Creation : Extase.

Gadis berambut Orange dan Mata senada dengan rambut panjangnya yang di ikat Ponytail serta menggunakan Armor Besi. Seorang Imperial Army, Seryu Ubiquitous. Di sampingnya berdiri seekor anjing, etto~, ralat, bahkan makhluk itu tidak mirip dengan seekor anjing. Makhluk berbulu putih itu adalah Teigu berbasis Organisme. Magical Beast Transformation : Hekatonkheires, atau lebih sering di panggilnya 'Coro'.

Pertarungannya berlangsung sengit, sampai akhirnya Seryu meneriakkan sebuah kata dan membuat Coro memasuki mode rahasianya (AN : Lupa namanya). Badan Coro membesar dan bulunya menjadi merah.

Mine tertangkap oleh tangan besar Coro, tapi beruntung Sheele memotong lengan Coro sehingga Mine selamat. Sheele berdiri di depan Mine yang telungkup di permukaan lantai.

'Dor!'

Sheele tertembak di bawah jantung. Mungkin masih dapat selamat, tapi sepertinya itu mustahil saat Coro membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memakan Sheele. Kemungkinan selamat, sudah memasuki angka Zero, hanya keajaiban yang dapat menyelamatkannya. Atau ...

'Syuut!'

Sebuah Kunai bercabang tiga melesat dari arah Hutan menuju Mine dan Sheele. Sedikit lagi, ujung Kunai itu akan mengenai wajah Mine , tapi ...

'Bliizzt!'

Semuanya terjadi dalam hitungan milidetik. Bahkan tidak dapat di lihat oleh mata telanjang.

Seseorang muncul tiba-tiba dengan posisi berlutut di antara Mine dan Sheele dengan tangan yang menggenggam gagang Kunai yang hampir mengenai dahi Mine. Orang itu menggunakan mantel bertudung berwarna coklat. Wajahnya juga tidak terlihat karena di tutupi oleh Topeng Putih bermotif Rubah.

Salah satu tangan di letakkan di kepala Mine dan satunya lagi menggenggam pergelangan kaki Sheele.

'Blizztt!'

Coro menutup mulutnya, tapi tidak ada apa-apa di mulutnya. Dua anggota Night Raid, beserta orang yang muncul dan menghilang bagaikan kilat telah menghilang tanpa jejak.

Seryu meraung marah. Dia telah kehilangan kedua lengannya, sekarang dua korbannya menghilang tiba-tiba. Bersamaan dengan raungan Seryu, Coro juga ikut meraung marah karena 'cemilan'nya menghilang. Rauangan itu terdengar sampai radius 3 KM.


.

.

.

.

.


Di atas Hutan yang jauh dari kehidupan Manusia. Tiba-tiba muncul tiga orang di udara. "Kenapa malah muncul di udara?" gumam orang yang menyelamatkan mereka dari maut, tapi sekarang kembali di hadapkan dengan maut. Mine baru menyadari satu hal saat dia merasakan terpaan angin di tubuhnya. Mereka jatuh dari ketinggian puluhan meter dari permukaan tanah.

"Kyaaa!" Mine menjerit histeris. Sheele tidak melakukan apa-apa, sepertinya dia sudah pingsan, entahlah. Orang misterius yang menolong mereka berdua menggenggam tangan Mine.

Mine tidak sempat bereaksi saat tubuhnya di tarik mendekat. Orang itu memiringkan tubuhnya, badan Mine menempel pada punggung orang tersebut. "Pegangan yang erat!" perintah orang tersebut. Mine tidak punya pilihan lain dan mengalungkan tangannya di leher orang yang tidak di kenalnya. Orang tersebut menggendong tubuh Sheele gaya Bridal.

'Blizzt!'

Mereka kembali berteleport. Kali ini ketinggiannya hanya beberapa meter, tapi tidak mengubah fakta kalau mereka masih jatuh. "Pegangan! Ini akan sedikit bergoncang" orang itu kembali memerintah Mine.

Mine mengeratkan pelukannya. Orang tersebut mendarat di dahan pohon yang paling dekat. Tapi dahannya malah patah, sehingga mereka kembali jatuh, setidaknya jatuh kali ini tidak akan membuat mati, paling hanya luka memar.

Orang itu menempelkan kakinya yang di lapisi oleh sepatu hitam pada batang pohon. Kecepatan jatuh kini mulai menurun dan permukaan tinggal sedikit lagi. Orang itu membuat batang pohon tadi sebagai pijakan dan melakukan lompatan kepohon yang lain. Rupanya dia menyadari kalau batang pohon yang dia gunakan sebagai tempat berpijak tadi, di bawahnya terdapat sebuah rawa yang di penuhi buaya.

Orang itu berpijak dari satu dahan, dan melompat kedahan yang lainnya. Begitu seterusnya sampai mereka berhasil menjauh dari area rawa dan berada di Hutan dengan rumput Hijau yang luas.

Orang itu menghentikan kegiatan berpindah dahannya dan mendarat di permukaan berumput. Dia berlutut dan meletakkan tubuh Sheele. Mine turun dari punggungnya.

Orang misterius tersebut menyandarkan tubuhnya pada batang pohon besar di dekatnya dengan nafas yang putus-putus.

Mine memandang orang yang menyelamatkannya penuh selidik. "Uhuk!" mendengar suara batuk itu, Mine langsung mengingat sahabatnya, Sheele. Mine berlutut di samping kiri Sheele. "Sheele! Sheele, kau bisa mendengarku?" ucap Mine panik.

Sheele membuka matanya tapi dia tidak dapat melihat wajah Mine dengan jelas. Dia kehilangan kcamatanya entah di mana. "Aku tidak ap—. Uhuk!" belum sempat menyelesaikan perkataannya, Sheele kembali terbatuk. Kini darah keluar dari mulutunya.

"Sheele. Bertahanlah, Sheele!" ucap Mine semakin panik. "Lukanya cukup parah" orang yang menyelamatkan mereka tadi duduk bersimpuh di samping kanan Sheele.

Orang itu menekankan tangannya pada tempat Sheele tertembak. Sheele menggeram kesakitan. "Apa yang kau lakukan padanya, breng—" "Jangan khawatir. Aku hanya memastikan apakah peluru tadi masih berada di dalam tubuhnya" perkataan pedas Mine terhenti di tenggorokannya saat orang itu memotong kalimatnya.

"Dia beruntung peluru tadi hanya hampir mengenai jantungnya. Satu-satunya masalah adalah mustahil menutup lukanya dengan peralatan seadanya. Tapi jika dibiarkan terus, dia akan kehabisan darah dan mati" ucap orang itu menganalisis Sheele.

Mine yang mendengar kata 'mati' terucap dari orang di depannya, terdiam. "Kumohon, sembuhkan, Sheele. Aku akan melakukan apapun, tapi jangan biarkan dia mati" ucap Mine memohon.

Dua jari, telunjuk dan tengah terulur kekepala Mine. Dua jari itu di gunakan untuk menyentil dahi Mine. Mine mengaduh pelan dan memegangi dahinya seraya matanya memandang pada sang pelaku.

"Siapa bilang aku akan membiarkannya?" ucap orang tersebut. Orang tersebut melepaskan sarung tangan kulit di tangan kanannya. Orang itu meletakkan telapak tangannya di atas luka Sheele.

"Tahanlah sebentar, ini akan sedikit menyakitkan" ucap orang itu. Mine, walaupun di dalam gelapnya hutan. Dia dapat melihat bola mata Ungu dengan simbol pentagram Bintang pada irisnya, dari lubang pada topeng yang di kenakan orang di depannya.

Mine menatap tangan kanan orang tersebut yang berada di atas luka Sheele. Telapak tangan itu memancarkan sebuah aura Ungu gelap. Sheele meringis kesakitan dan badannya bergetar. "Tahan tubuhnya!" perintah orang itu. Mine melihat Sheele yang menggeliat berusaha bangun. Karena tidak punya pilihan, Mine menekan bahu Sheele, mencegahnya agar tidak bangun.

Aura ungu mulai meredup sampai akhirnya menghilang. Orang itu menjauhkan tangannya dan kembali memasang sarung tangan kulitnya dengan cepat. Luka Sheele, entah bagaimana sudah menutup sepenuhnya. Sheele juga sudah berhenti menggeliat. Matanya terpejam dan terdengar suara dengkuran halus, Sheele tertidur begitu saja.

Mine menjauhkan tangannya dan memandang luka Sheele. Matanya membulat tidak percaya lalu memandang pada orang di depannya. "Bagaimana bisa? Siapa sebenarnya kau?" tanya Mine.

"Maaf, tapi aku tidak bisa memberitahukannya. Tapi yang lebih penting, temanmu dapat selamat" ucap orang itu. Orang itu kembali mengangkat tubuh Sheele ala Bridal Style. "Bisa kau tunjukkan markasmu? Kita harus mengantar temanmu ketempat yang aman. Disin sama sekali tidak aman" ucap orang itu lagi.

Mine terlihat ragu menjawab, dan seperti mengerti dengan apa yang sedang di pikirkan Mine, orang itu menambahkan. "Aku memiliki tujuan yang sama dengan kalian. Jadi, jangan khawatir, aku tidak akan membocorkan perihal markas rahasia kalian pada Empire Army"

"Baiklah, tapi sebelum itu. Kita ada di mana?" tanya Mine. "Bagian barat hutan kekaisaran, satu setengah Kilometer dari perbatasan Ibu Kota" ucap orang itu.

"Jadi begitu, berarti ..." Mine memikirkan kemana arah yang benar. "...kesini!" Mine berlari saat sudah menemukan jalan pulangnya. Laki-laki yang menggendong Sheele ikut berlari mengikuti Mine dari belakang.

Selama belasan menit, akhirnya mereka sampai di tempat persembunyian kelompok pembunuh, Night Raid. "Jadi begini markas Night Raid. Besar~" ucap laki-laki itu kagum. Mine memegang punggungnya karena merasa penat. Dia akhirnya menyadari sesuatu yang penting. Teigu miliknya dan milik Sheele tertinggal di medan pertarungan.

Laki-laki itu menyadari raut wajah panik Mine. Dia akhirnya juga mengerti apa yang kurang dari mereka berdua. "Pegangi dia!" laki-laki itu menyerahkan tubuh Sheele untuk dipapah oleh Mine.

Mine menerima tubuh Sheele, tapi karena kehabisan tenaga, dia terduduk di tanah dan menjadikan pahanya sebagai bantalan bagi Sheele. "Aku akan segera kembali" setelah mengatakan itu, laki-laki itu menghilang secepat kilat. Mine melihat selembar kertas kecil yang jatuh ke permukaan berumput. Kertas di isi oleh Simbol yang sangat rumit.

Mine mengambil kertas itu dan memperhatikannya. "Kertas apa ini?"


.

.

.

.

.


Seryu Ubiquitous duduk bersandar di samping air mancur dengan lengan yang buntung. Coro yang sudah kembali keukuran normal duduk di pangkuan Seryu. Sekumpulan Imperial Army sudah berada di sana dan berjaga-jaga dan ada beberapa yang melakukan pencarian di sekitar area.

Di atas gerobak kayu, terdapat dua Teigu milik anggota Night Raid. Gunting dan Senapan. Seorang penjaga yang di tugaskan menjaga Teigu itu bersandar di samping gerobak.

"Oi, Ojii-chan!" penjaga itu langsung terkejut dan membalikkan badannya tiba-tiba. Imperial Army yang berada di sekitar gerobak mengambil posisi siaga bertarung. Tiba-tiba saja, entah bagaimana, seseorang muncul dan duduk di atas gerobak dengan tangan yang memegang gagang Extase. Sedangkan Pumpkin di gantungkan di bahunya.

"Terima kasih sudah menjagakan dua benda ini untukku. Aku ambil ya? Jaa ne~" setelah mengatakan itu, gerobak itu hancur oleh makhluk besar berwarna Putih. Coro sudah memasuki mode bertarungnya.

Saat Coro berdiri, tidak ada tanda-tanda keberadaan orang tadi. Sekali lagi, Seryu Ubiquitous meraung marah bersamaan dengan Coro. Padalah tadi sudah berpikir untuk mengikhlaskan anggota Night Raid kabur asalkan mendapatkan Teigu mereka, tapi sekarang Teigunya malah di bawa orang lain.


.

.

.

.

.


Sudah beberapa menit yang lalu, laki-laki misterius itu meninggalkan Mine dan Sheele. Tepat lima menit, tiba-tiba orang itu kembali muncul di depan Mine. Mine berjengit kaget.

"Ini Teigu kalian" laki-laki itu menancapkan Extase di tanah dan memberikan Pumpkin pada Mine. "Terima kasih" ucap Mine lalu mengambil Pumpkin dari tangan orang tersebut.

"Kalau begitu, sampai jumpa lagi" ucap orang itu lalu berbalik dan berjalan menuju hutan. "Ano .." langkah kaki laki-laki itu terhenti dan menoleh pada Mine. "Aku ingin tahu alasanmu membantu kami" ucap Mine. Laki-laki itu berbalik menghadap Mine.

"Bukankah sudah kubilang tadi. Aku memiliki tujuan yang sama dengan kalian" ucap Laki-laki itu. "Kalau begitu, apakah kau ingin bergabung dengan Night Raid?" tanya Mine.

"Heh? Aku?" ucap laki-laki itu dengan jari telunjuk yang menunjuk pada dirinya sendiri. Mine tidak menjawab dan memandang laki-laki itu serius. Laki-laki itu memasang posisi berpikir. "Entahlah, tapi kurasa tidak bisa" ucap laki-laki itu kurang yakin.

"Eh? Tapi kenapa? Bukannya tujuanmu sama dengan kami?" tanya Mine mendesak. Melihat kemampuan laki-laki di depannya ini, membuatnya yakin kalau laki-laki ini cocok menjadi anggota seperti Tatsumi. Leone membujuk Tatsumi untuk bergabung saat pemuda berambut coklat itu menunjukkan potensinya. Jadi kenapa Mine tidak melakukan hal yang sama. Pemuda di depannya memiliki kekuatan istimewa yang sangat menakjubkan, berteleportasi, menyembuhkan dan mungkin masih banyak lagi kekuatan dari pemuda di depannya ini.

"Tujuan kita memang sama, ingin merubah Ibu Kota. Tapi aku ..." laki-laki itu menghentikan perkataannya dan menoleh ke arah lain. "Maaf, aku tidak bisa mengatakan alasanku" ucap laki-laki itu lagi menyesal.

Mine ingin mengajukan pertanyaan lain yang mungkin bisa membujuk pemuda itu bergabung dengan Night Raid. Kunai bercabang tiga yang di tempelkan di ikat pinggang pemuda itu bercahaya redup.

"HUUWAAA, TOLONG AKU!"

Mereka berdua menatap kelangit. Seorang anak berambut Hitam dengan mata Biru terjatuh dari langit. Pemuda di depan Mine melompat dan menangkap tubuh anak berambut Hitam itu dalam pelukannya.

Laki-laki bertopeng itu mendarat dengan mulus. Pemuda bertopeng itu menurunkan anak kecil itu. "Kau ini, bermain-main lagi di Laboratoruim. Sudah berapa kali aku bilang, alat-alat itu belum kusempurnakan. Dan juga, energimu di tubuhmu masih belum banyak. Bagaimana kalau kau terluka?" ucap pemuda itu memarahi anak kecil itu.

Anak kecil itu memiliki rambut Hitam jabrik, matanya berwarna Hitam malam. Umurnya di perkirakan sekitar 8 tahun. "Tapi kau membuat semua orang menjadi khawatir. Belum lagi Kyuu-nee dan Ruko-nee, dia sangat mencemaskanmu. Kenapa kau malah marah padaku?" ucap anak kecil itu kesal.

Pemuda itu berjongkok dan meletakkan salah satu tangannya di atas kepala anak itu. "Aku minta maaf karena membuat kalian khawatir. Aku juga minta maaf karena memarahimu. Tapi aku marah karena khawatir dengan keselamatanmu, Menma" ucap pemuda.

"Ajari aku jurus baru atau berikan aku alat bertarung, baru aku akan memaafkanmu" tawar anak itu. Pemuda itu ingin melayangkan protes. "Kalau kau tidak mau, aku tidak akan memaafkanmu dan aku akan sedikit 'bermain-main' dengan proyekmu" seringaian tercetak jelas di bibir anak kecil yang di sebut Menma saat menatap Mine. Menma kembali memandang Pemuda di depannya. "Plus aku juga akan memberitahukannya pada Kyuu-nee dan Ruko-nee kalau kau selingkuh" ucap Menma.

Mendengar ucapan anak kecil di depannya, membuat kening Mine berkedut. "Apa maksudmu, anak kecil! Aku bahkan tida tau namanya, kenapa kau bicara seenaknya?" teriak Mine marah.

Pemuda itu menghela nafas panjang dan berdiri. Digetok kepala Menma pelan membuat, membuat Menma mengaduh pelan dan memegangi puncak kepalanya.

"Kau ini masih kecil, tapi sudah menjadi negosiator yang berbahaya. Apalagi kalau dewasa" ucap pemuda lesu. "Jawabannya?" tagih Menma serius. "Satu jurus tingkat C dan tidak lebih dari itu" putus Pemuda itu pasrah.

"Lumayan, tapi kalau boleh tingkat B saja ya?"

"Setuju dengan jurus tingkat C atau rahasia kecilmu aku bocorkan pada semuanya?"

Mendengar itu, wajah Menma memucat. "Jangan lakukan! Baiklah, jurus tingkat C tapi jangan bocorkan hal memalukan itu. Deal?" ucap Menma merengek.

"Deal" ucap pemuda itu puas. Beberapa detik berlalu, Menma kembali buka suara.

"Oh iya, Nii-chan. Tadi aku bilang kalau perempuan itu selingkuhanmu, kenapa kau tidak menyangkal? Apa jangan-jangan kau memang menjalin hubungan di belakang Kyuu-nee dan Ruko-nee?"

"Hey, jangan asal bicara, Bocah!" teriak Mine kesal.

Kali ini sebuah jitakan mendarat di kepala Menma. "Dia bahkan tidak tau namaku dan wajahku. Sudah pasti jawabannya tidak" ucap pemuda itu dingin. Sepertinya Mood-nya sudah hancur.

'DOR!' 'DOR!'

"Oi, kalian berdua! Jangan mengabaikanku" ucap Mine setelah menembakkan Pumpkin dengan lintasan peluru yang tinggal sedikit lagi dari telinga mereka. Mereka mengangkat tangan dan merinding ngeri.

"Aku tidak mau dia jadi Kekasihmu, dia lebih mengerikan dari Kyuu-nee dan Ruko-nee" ucap Menma gugup pada pemuda di sebelahnya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

"Teruslah ingatkan aku mulai dari sekarang" balas Pemuda itu sama gugupnya dengan Menma.

"Aku mau bertanya, siapa kalian berdua?" tanya Mine mengintimidasi mereka dengan mengarahkan laras Pumpkin pada 'Alat' vital kaum adam. "Aku akan jawab, tapi sebelum itu lihat dulu kebelakangmu" ucap Pemuda yang menolongnya.

Mine menyeringai meremehkan. "Kau pikir aku akan tertipu oleh trik kecil untuk melarikan dirimu, heh? Sayang sekali" ucap Mine sambil memposisikan jarinya di pelatuk Pumpkin, bersiap menembak.

Menma terlihat sangat tenang, hal itu mungkin wajar karena dia tidak di targetkan oleh Mine. Tapi Pemuda di depannya juga sangat tenang, dan ini aneh. Dia di todong di alat Vitalnya tapi tidak takut.

Mine mendecih. "Akan aku hitung sampai tiga, jika tidak menjawab aku akan mulai menembak" ucap Mine memberi peringatan. Mereka berdua sama-sama terlihat tenang. Mine kembali mendecih karena merasa di remehkan.

"Satu" Mereka masih tenang.

"Dua" Sama sekali tidak ada perubahan.

"Ti—"

Terdengar suara kakii yang berlali ke arah mereka. Mine memutar tubuhnya dan menodongkan senjatanya ke sumber suara. Mine dapat melihat Akame dan Lubbock berlali ke arah mereka.

"Bantuan sudah datang, tapi kesempatan kabur terbuka lebar" mendengar itu, Mine menolehkan kepalanya dan melihat Pemuda itu sedang memegang bahu Menma sedang tangan satunya lagi menggenggam Kunai cabang Tiga.

"Tunggu, jangan kab—"

"Jaa ne, Night Raid"

'Blizzt!'

Mereka berdua menghilang. Akame dan Lubbock menghampiri Mine dengan wajah khawatir.

Akame adalah seorang gadis manis dengan wajah datar. Rambut Hitam mencapai paha dengan poni rata. Matanya berwarna Merah bagaikan darah. Pakaiannya terlihat seperti pakaian sekolah. Kemeja ketat berwarna Hitam dengan dasi Merah dan Rok Hitam dengan ikat pinggang berwarna Merah. Salah satu anggota Night Raid. Pemilik Teigu berbahaya. One Cut Killer : Murasame. Sebuah Teigu yang memilik bentuk Katana Panjang dengan aura kegelapan. Satu Tebasan berujung kematian, itulah motto dari Teigu ini.

Lubbock adalah laki-laki konyol dan juga mesum. Rambut Hijau pendek dan mata yang sama berwarna Hijau. Pakaiannya adalah Kaos Putih dan celana Hitam panjang serta Mantel Hijau. Salah satu anggota Night Raid yang lain. Pemilik Teigu yang memilik bentuk seperti kawat tipis tapi sangat kuat dan tidak dapat di potong oleh apapun. Infinite Uses : Cross Tail. Teigu ini berasal dari Naga Legendaris yang hidup di dunia bagian timur. Kawat ini berasal dari jaringan yang ada di sekitar Jantungnya.

"Mine, kau tidak apa-apa?" tanya Akame. "Aku tidak apa-apa" jawab Mine.

"Lalu apa yang terjadi pada Sheele?" tanya Lubbock. "Dia tadi terluk—"

"Apa dua orang tadi yang melakukan ini?" ucap Akame dingin, memotong ucapan Mine. "Bukan!" sangkal Mine cepat.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Lubbock. "Akan aku ceritakan di dalam. Sheele membutuhkan istirahat" ucap Mine lalu mencoba berdiri, tapi dirinya hampir terjatuh jika saja Lubbock tidak menahannya dan memapahnya menuju Markas. Akame menggendong Sheele di punggungnya dan membawa Extase sekaligus. Sungguh perempuan yang perkasa.


.

.

.

.

.


Pemuda bertopeng dan Menma muncul di dalam ruangan luas dengan berbagai macam peralatan seperti tabung Kimia, Cairan berbagai warna, potongan tubuh dari Danger Beast dan berbagai alat pertarungan.

"Letakkan Kunai itu pada tempatnya" perintah pemuda itu pada Menma. Menma memandang Kunai di tangannya tidak rela. "Boleh kusimpan?" tanya Menma.

"Letakkan pada tempatnya, Kunai itu masih dalam percobaan. Akan aku berikan padamu jika sudah di sempurnakan" ucap pemuda itu. "Janji ya?" tanya Menma antusias. "Aku janji" ucap Pemuda itu cuek. Menma tersenyum puas dan berjalan kesisi ruangan yang di penuhi oleh berbagai senjata aneh.

Pemuda itu menyingkap tudung mantelnya, memperlihatkan rambut Blonde bergaya Spike. Pemuda itu berjalan kesamping ruangan dan menggantungkan mantelnya pada tempatnya. Pemuda itu melepaskan Topengnya dan berjalan ke meja yang berada di sisi samping lain ruangan ini.

Di lihat dari wajahnya, pemuda itu di perkirakan berusia sekitar 18 tahun. Matanya berwarna Merah Ruby. Dan terdapat tiga garis tipis pada masing-masing pipinya.

Pemuda itu meletakkan topeng putih tadi di dalam laci pada Meja Kayu miliknya. Pemuda tersebut memandang pada Menma. Menma sedang memandangi berbagai macam senjata yang terpajang di dinding, mulai dari ukuran kecil sampi ukuran sedang. Seperti Pedang, Kunai, Pisau dan Tombak. Sisi yang di lihat Menma adalah sisi persenjataan jarak dekat.

"Menma, kita harus cepat-cepat ke atas. Sebelum mereka berdu—"

"Siapa yang kau maksud? Dan darimana saja kalian berdua?"

Naruto dan Menma terdiam dan memandang pada satu-satunya pintu di tempat ini. Di sana berdiri dua orang gadis cantik yang berbeda penampilan. Salah satu memiliki rambut berwarna Merah Crimson panjang lurus sampai pinggang dengan mata senada dengan rambut. Satunya lagi berwarna Blonde ikat Twintail dan mata berwarna Sapphire.

Mereka berdua melipat tangan mereka di bawah dada sehingga dada mereka yang ukuran tidak terlalu besar terlihat menggelembung. Ekspresi mereka terlihat mengintimidasi meminta penjelasan.

"Jelaskan, apa yang kau lakukan disini Menma-kun?" tanya gadis berambut Blonde dengan menatap Menma tajam. Menma meneguk ludahnya.

"Begitu juga kau!" gadis berambut Crimson memandang Pemuda yang belum di sebutkan namanya tajam. Pemuda yang di maksud meneguk ludahnya yang terasa berat. "Kau harus menjelaskan, kemana saja kau dari tadi? Dan tidak boleh ada kebohongan atau kau akan mendapatkan hukuman yang berkali-kali lipat dari sebelumnya..."

Kedua pasang mata gadis itu menatap Pemuda itu. "...Kau mengerti, ...

.

.

.

.

.

...Naruto-kun?"


.

.

.

.

.

.


...::: To Be Countinued :::...


.

.

.

.

.

Saya kembali lagi dengan cerita Baru! Oh Iya, Fict ini Request dari Reader pemilik akun Arief beberapa hari yang lalu. Bagaimana menurut kalian Fictnya? Sangat hancur bukan? hehehe :v

Saya merasa pasti ada yang menganggap saya Author tidak bertanggung jawab. Sudah dua Fict yang terlantar. Kini tambah satu lagi. Well, itu memang kenyataannya. Tapi saya selalu berusaha untuk mengetik jika ada waktu dan Ide yang melintas di perempatan jalan(?) –maksudnya di otak.

Dan saya juga masih sangat baru di Fandom AGK. Salam kenal bagi penghuni lama! #PLAK.

Lupakan yang di atas. Intinya saya ingin minta bantuan koreksinya jika terdapat kesalahan di Fict ini. Misalnya penulisan nama Teigu atau nama karakter. Maklum masih baru, tehe~

Sampai jumpa lagi di Chapter berikutnya, atau mungkin di Fict yang lainnya. Saya Ryuukira Sekai pamit undur diri, salam Fanfiction ^_^

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ryuukira Sekai. Log Out. Harasho~ ^_^