Suara air terdengar di sebuah kolam renang yang sepi. Menandakan bahwa seseorang sedang berenang di kolam yang ada di dalamnya. Seseorang mengangkat satu alisnya terangkat ketika suara itu semakin jelas ketika dia mendekat ke kolam renang. Siapa pula yang berenang di kolam renang sekolahnya malam-malam begini?

Club renang Iwatobi seluruh anggotanya sudah pulang dari satu jam yang lalu. Dia harus kembali ke sekolahnya karena buku tugasnya tertinggal di loker club ketika telinganya menangkap suara percikan air.

"Haah.. haah.. haahh.."

Seorang gadis dengan pakaian renangnya melepas kacamata renangnya. Sudah cukup dia berenang untuk hari ini, dia menyukainya.

Dan ketika dia mendongakan kepalanya, dia bisa melihat mata biru sejernih laut memandanginya, tepat di hadapannya.

Free

.

.

.

.

[Sakura Haruno, Haruka Nanase] Rin Matsuoka

.

.

.

©Aomine Sakura

.

.

.

Masashi Kishimoto, Kóji Óji

.

.

.

(JIKA TIDAK SUKA DENGAN CERITA YANG DI BUAT AUTHOR ATAU ADEGAN DI DALAMNYA, SILAHKAN KLIK TOMBOL BACK!) DILARANG COPAS DALAM BENTUK APAPUN! DLDR!

Selamat membaca!

oOo

Siswa dan siswi sekolah menengah atas Iwatobi masuk ke dalam sekolah mereka dengan wajah yang ceria. Di hari senin pagi ini, mereka cukup merasa ceria setelah satu hari berlibur untuk mengistirahatkan diri.

"Haru-chan! Mako-chan! Ohayou!"

Haruka Nanase dan Makoto Tachibana menolehkan kepalanya ketika Nagisa melambaikan tangan kearah mereka. Sedangkan Rei menaikan kacamatanya.

"Ohayou, Nagisa." Makoto tersenyum. "Hari yang cerah, ya?"

"Ya!" Nagisa memandang Haruka. "Seperti biasa, Mako-chan? Kamu harus masuk ke dalam rumah Haru-chan?"

"Ya, dan dia sedang berendam di bathupnya dengan santai. Padahal kita nyaris terlambat."

Nagisa memandang Haruka yang mengalihkan pandangannya.

"Ayo, Makoto," ajak Haruka.

"Lihat, lihat, Haru-chan malu!"

.

.

.

"Baiklah! Kita akan berlatih dengan menu latihan kita sebelum menuju turnamen!" Gou mengangkat tangannya. "Ayo kita mulai pemanasan!"

"Ano.." Makoto memandang Gou. "Tapi hari ini aku tidak bisa berlatih. Aku harus menemani Rin dan Ren untuk membeli buku hari ini."

"Tapi, Mako-chan-" Nagisa memandang Makoto.

"Aku hanya pergi sebentar saja. Jika masih ada waktu, aku akan kembali secepatnya."

"Baiklah." Gou memandang Makoto. "Tapi, besok Makoto senpai harus berlatih lebih keras dua kali lipat."

"Ha-Haiiii?"

.

.

.

Makoto tersenyum ketika adiknya berlarian di toko buku. Keduanya senang sekali bisa membeli buku di temani oleh kakak tersayangnya.

"Pilihlah apa yang kalian mau, Nii-chan mau ke bagian olah raga dulu." Makoto meninggalkan kedua adiknya.

Mendesah lelah, dia mengambil salah satu buku tentang renang. Pikirannya menerawang jauh. Apakah Haru akan baik-baik saja tanpa dirinya? Tetapi, sepertinya Haru akan baik-baik saja.

"Sakura, lihat ini. Atlet renang itu tampan-tampan, ya?"

"Ino-chan, kamu seperti tidak bisa melihat cowok ganteng saja."

Makoto menolehkan kepalanya dan memandang dua orang gadis dengan pakaian bebas mereka. Dia memandang seorang gadis dengan rambut panjang sepunggung yang berwarna merah muda. Dia seperti mengenali gadis itu.

"Sakura?" suara Makoto tercekat. "Kamu Sakura, kan? Haruno Sakura?"

Gadis yang di panggil Sakura itu menolehkan kepalanya dan memandang Makoto lekat-lekat. Satu senyuman langsung terbit di bibir Sakura. Tanpa pikir panjang, dia langsung memeluk Makoto.

"Makoto-kun! Aku merindukanmu!"

"Kamu sudah besar, Sakura." Makoto mengelus rambut Sakura. "Apa yang kamu lakukan disini? Bukankah kamu seharusnya ada di New York?"

"Oh- aku sudah pulang dan aku memutuskan untuk pindah ke Iwatobi lagi." Sakura tersenyum hangat. "Kamu makin tampan, Makoto-kun. Pasti banyak yang menyukaimu."

Makoto mengelus pipinya yang merona merah sebelum menjawab.

"Tidak juga."

"Bagaimana dengan Haru-kyun? Dia baik-baik saja, bukan?" tanya Sakura.

"Kamu bahkan masih memanggilnya dengan embel-embel 'Kyun'" Makoto menerawang jauh. "Dia baik-baik saja, dan semakin tampan."

"Benarkah?" Sakura tersenyum bahagia. "Ah- aku harus segera pergi, sampai jumpa lagi, Makoto-kun."

Makoto memandang Sakura hingga gadis itu menghilang dari pandangannya. Dia menepuk dahinya ketika melupakan sesuatu, dia lupa menanyakan dimana gadis itu akan sekolah.

oOo

"Haru?"

Makoto menghela napas panjang. Lagi-lagi seperti ini. Makoto berjalan menuju pintu belakang rumah Haru dan membukanya.

"Permisi."

Dia sudah hafal dengan kebiasaan Haru, jadi hal mudah baginya untuk menemukan dimana Haru berada. Dia membuka pintu kamar mandi Haru dan menemukan sahabatnya itu sedang berendam.

"Haru." Makoto mengulurkan tangannya.

Haru menerima uluran tangan Makoto dan keluar dari air. Makoto mengikuti langkah Haru yang langsung memasak sarapan.

"Haru, kamu masih ingat dengan Haruno Sakura?"

Haru yang sedang memanggang ikan makarel menolehkan kepalanya sedikt sebelum akhirnya kembali fokus pada masakannya.

"Tidak."

"Bagaimana bisa kamu tidak mengingatnya?" Makoto menepuk dahinya. "Dia teman SD kita dulu."

"Oh."

Makoto hanya bisa mengelus dadanya ketika melihat sikap cuek sahabatnya.

.

.

.

Bagi Haru, tidak ada yang penting selain air dan berenang. Hampir seluruh hidupnya dia gunakan untuk berenang, jadi bukan hal yang aneh lagi jika dia tidak bisa mengingat seseorang yang dekat dengannya selain sahabat-sahabatnya.

"Selamat pagi!" Amakata sensei masuk ke dalam kelas. "Hari ini kalian kedatangan murid pindahan dari New York. Silahkan masuk!"

Makoto tidak bisa menahan matanya yang berbinar ketika seorang gadis masuk dengan senyuman di wajahnya. Rambutnya yang berwarna pink tertiup angin dan membuatnya semakin cantik.

"Perkenalkan, namaku Haruno Sakura dan aku berasal dari New York. Salam kenal."

"Baiklah, Sakura-chan. Kamu bisa duduk di samping Haruka."

Sakura dengan senyum menawannya menuju bangkunya di barisan paling belakang. Dia melirik Haru yang memandang keluar jendela kelasnya dengan sikap acuh tak acuh.

Mendudukan dirinya di bangkunya, Sakura menopang dagunya. Dia sudah tidak sabar memulai harinya.

.

.

Bel tanda istirahat di mulai berbunyi. Haruka bangkit dari duduknya dan mengambil kotak bentonya. Sakura memandang Haru dengan mata berbinar.

"Haru-kyun, kamu mau kemana?" tanya Sakura.

"Kami mau ke atap untuk makan siang, kamu mau ikut?" Makoto yang menjawab.

"Um.. boleh." Sakura menganggukan kepalanya dengan semangat.

Haru diam saja bukan berarti dia mengacuhkan Sakura. Dia hanya mencoba mengingat-ingat tentang gadis itu.

"Haru-chan! Mako-chan!" Nagisa melambaikan tangannya. "Ayo kita segera ke atap, aku sudah lapar!"

"Nagisa!"

Mata Nagisa membulat ketika melihat siapa yang muncul. Rei membulatkan matanya ketika Nagisa memeluk gadis berambut pink.

"Kura-chan!" Nagisa memeluk Sakura. "Aku merindukanmu!"

"Aku juga, Nagisa!" Sakura melepaskan pelukan Nagisa. "Lihat itu, pipimu semakin tembam."

"Hahaha..."

Gou yang muncul entah dari mana berdiri di belakang Haru dan Makoto.

"Ada apa, ini?" tanya Gou. "Siapa dia?"

"Oh Sakura-chan maksudmu?" tanya Makoto. "Dia teman semasa kecil kami. Namanya Haruno Sakura."

Makoto sedikit berbisik kepada Rei dan Gou.

"Dia menyukai Haru, dan aku dengar juga kalau dia cinta pertamanya Haru."

"Eh?!" Gou dan Rei memandang Makoto dengan pandangan tidak percaya.

"Tapi bukankah kata Haru senpai-" Rei melirik Haru yang mengalihkan pandangannya.

"Kalian seperti tidak mengerti Haru saja." Makoto menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Haru-chan! Mako-chan! Gou-chan! Rei-chan! Kalian sedang apa?!" Nagisa melambaikan tangannya. "Jam istirahat kita hampir habis!"

Haru menarik napas panjang dan mengikuti langkah teman-temannya.

.

.

.

.

.

"Baiklah! Semangat! Karena ini hari kelima sebelum pertandingan!" Gou berteriak. "Ayo mulai pemanasannya!"

Nagisa berlari di samping Makoto dan memandang pemuda itu.

"Hei, Mako-chan. Kenapa Sakura tidak datang ke latihan kita?" tanya Nagisa.

"Katanya dia harus bertemu seseorang yang sudah lama tidak dia temui."

.

.

.

.

.

.

.

Matsuoka Rin baru saja menyelesaikan latihannya dan selesai membersihkan diri. Dengan handuk di kepalanya, dia menutupi rambutnya yang basah.

"Rin." Mikoshiba masuk ke dalam kamar juniornya itu. "Ada seseorang yang mencarimu."

Rin memandang kaptennya dengan pandangan bertanya.

"Mencariku?"

.

.

Rin dengan jersey yang menutupi tubuhnya melangkahkan kakinya menuju lobby akademi Samezuka. Dari jauh, dia bisa melihat gadis cantik berambut panjang sebahu yang duduk membelakanginya. Rambut pink gadis itu membuatnya semakin mudah mengenalinya.

"Sakura?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Hallo.. adakah disini yang suka sama anime Free? Terutama si cute Haruka Nanase :3 Saku gak sengaja nemu itu anime, dan langsung jatuh cinta. Gregetan banget pengen bikin fict tentang itu cowok pecinta makarel :3

Baiklah, sampai ketemu di chap selanjutnya!

-Aomine Sakura-