Another Destiny : ZERO

Disclaim : M. Kishimoto

Warning : Typo, OOC, OC, Alur Kecepetan + berantakan, Banyak kekurangan

Genre : Adventure - Family - Romance (sedikit)

Rate : T (semi M)

Pair : ?

Summary : Bagaimana jika Naruto bukan anak dari Minato dan Khusina. Dan juga warga biasa yang memiliki sedikit chakra. Tapi ramalan menyebutkan dia akan membawa perdamaian untuk dunia Shinobi. Bagaimana kisah perjalanan Naruto untuk mencapai perdamaian tersebut … Check This Out

.

.

.

.


Wuushh ... wushh ...

Angin senja menerpa pepohonan di pinggiran konaha. Terlihat anak kecil berumur sekitar 5 tahun. Dia terbaring menikmati suasana sore kali ini. Dengan mata terpejam dan tangan sebagai tumpuhan kepala. Berambut silver kebiruan, kulit putih bersih. Memakai baju putih polos berkerah, dan celana hitam selutut. Ketika mata itu terbuka, terlihat iris biru jernih nan sejuk. Begitu tampan di mata para gadis. Dengan tinggi di atas rata-rata anak seusianya. Wajah kokoh tegas, tidak mencerminkan umur sebenarnya sang anak (bayangin Zero Vampire Knight waktu kecil, tapi sesuai deskripsi di atas). Mengerjap pelan dan bangun dari tidurnya.

"Haaahh ... indahnya sore hari." guman sang anak yang sekarang sedang duduk memandang langit orange.

"NARUTOO ..." teriak wanita paruh baya. Dengan rambut panjang sepaha dan berwarna senada dengan anak tadi, hanya dia beriris violet. Memakai kimono putih pucat.

"YA KAA-san ..." balas anak yag di panggil Naruto tadi. Dan yang memanggil ternyata ibu dari anak tersebut.

Ya ... Naruto Yoshiaki, anak dari pasangan Kotone Yoshiaki (OC) dan Rika Yoshiaki (OC). Sang kepala keluaraga sudah meninggal sejak Naruto masih bayi, saat insiden mengamuknya kyuubi.

Bukan ... ayahnya bukan shinobi. Kedua orang tuanya hanya warga biasa. Sang ayah hanya menyelamatkan seorang anak, yang waktu itu anak tersebut hampir tertimpa batu besar yang melayang kearahnya. Dan yaah ... dengan resiko dia yang menggantikan posisi anak tersebut.

Naruto tidak menyesali takdirnya. Dia tidak menyalahkan anak tersebut sebagai penyebab kematian ayahnya. Dia tahu, kewajiban manusia yaitu menolong sesama. Ibunya pernah bilang "jika kamu tidak menolong satu nyawa di depanmu, maka kamu tidak akan bisa menolong nyawa lainnya." dan Naruto yakin itu yang dilakukan ayahnya. Sungguh ia bangga dengan ayahnya tersebut.

"Sini kaa-san ... Naru bawakan tasnya." kata Naruto saraya mengambil tas belanjaan ibunya.

"Arigatou ..." kata sang ibu tersenyum. Menatap anak semata wayangnya. Naruto begitu mirip dengannya, hanya warna mata dan sifat yang menurun dari ayahnya. Jika dia mempunyai sifat ramah cenderung pendiam. Maka sang suami bersifat ramah, ceria dan berwibawa. Begitu pula dengan anaknya Naruto.

"ne Naru-kun ... bagaimana sekolahnya tadi ?" tanya Rika sambil berjalan pulang bersama Naruto.

"Baik seperti biasa kaa-san ... " jawab naruto tersenyum ke arah ibunya "tadi Naru bertemu Shisui-nii, dia bilang mau berangkat misi. Naru ingin seperti Shisui-nii."

Ibunya hanya tersenyum seraya mengelus kepala Naruto. "Kalau Naru ingin seperti Shisui-nii, Naru harus banyak belajar dan giat berlatih. Dan Naru harus jadi shinobi hebat yang melindungi orang-orang yang Naru sayangi." nasehat ibunya.

"Siap kaa-san ... Naru akan terus belajar dan berlatih dan melindungi orang yang Naru sayangi, terutama kaa-san." ujar Naruto ceria.

Rika yang mendengar putranya hanya mampu tersenyum dan terharu. Dia mencium puncak kepala Naruto.

"ne ayo pulang ... akan kaa-san masakkan ramen kesukaan Naru."

"YEEAH ... Ramen." teriak Naruto semangat.

Yaa ... begitulah keseharian Naruto dan ibunya. Keluarga yang hrmonis meski hanya tinggal merka berdua.

Sepanjang perjalanan Rika hanya tersenyum ramah ke warga yang berpapasan dengannya. Tak jarang laki-laki yang tersenyum menarik perhatian ke arah Rika.

Yaah ... paras cantik nan anggun yang dimilikinya, mampu membuat para lelaki jatuh hati. Meski statusnya yang janda dan sudah berkepala 3.

Sudah berkali-kali lelaki yang datang melamarnya. Tapi Rika selalu menolak halus dengan alasan cukup dengan Naruto saja dia hidup. Naruto juga tak jarang memandang tajam ke arah laki-laki yang mendekati ibunya, seakan berkata "Kaa-san hanya milikku."

Terang saja lelaki yang dipandangnya merasa takut. Meskipun masih kecil tapi tidak mengurangi aura wibawa nan tegas yang dimilikinya. Warisan ayahnya.

Dan tentang pemuda yang bernama Shisui yang disebut Naruto dan ibunya adalah anak yang diselamatkan oleh ayahnya dulu.

Yaah ... dialah Shisui. Anak dari salah satu klan terpandang Konoha. Uchiha ... Uchiha Shisui. Salah satu Anbu elite Konoha.

Shisui yang tahu dirinya pernah diselamatkan ayah dari Naruto. Dia sering berkunjung ke rumah Naruto, dan bermain dengan Naruto sedari Naruto berumur 2 tahun. Dia juga menjadi guru Naruto, mengajari dasar-dasar ilmu ninja.

Dia juga yang mendaftarkan Naruto ke Akademi. Awalnya ibunya melarang, mengingat dia hanya keturunan warga biasa, dan hanya memiliki sedikit chakra. Tapi karena Naruto sendiri yang bilang dia ingin menjadi shinobi, dan sedikit omongan Shisui tentang kemampuan Naruto, Naruto akhirnya diizinkan masuk Akademi dan menjadi shinobi. Shisui tentu juga berjanji akan melindungi Naruto, dan melatihnya. Mau tidak mau ibunya mengizinkannya dan menaruh harapan besar kepada Naruto.

"Ramen Naru sudah siap ..." seru wanita dari arah dapur, berjalan ke ruang makan dengan membawa mangkuk besar berisi ramen.

"Waahh ... ramen-chan ... " gumam Naruto melihat ramen yang dihidangkan ibunya dengan mata berbinar.

"Itadakimasu ..." seru Naruto lalu melahap ramennya rakus.

Rika yang melihat putranya makan begitu lahap hanya tersenyum simpul. "pelan-pelan Naru-kun ... " perintah dia takut putranya tersedak.

Aaaah ... betapa menyayanginya dia dengan putranya ini. Sungguh Rika merasa bahagia dengan adanya Naruto di sisinya. Cukup dia tidak minta apa-apa lagi, tuhan sudah begitu baik dengan memberinya anak yang tampan, penurut, dan ramah dengan orang lain.

Rika hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Bukannya dia tidak mau bekerja, almarhum suaminya memiliki beberapa ladang pertanian. Yang sampai sekarang masih dikelola beberapa anak buahnya. Hasil dari itu sudah lebih dari cukup untuk menghidupinya dan Naruto. Alasan lain juga dia tidak ingin Naruto kesepian, dia ingin memberi kasih sayang lebih kepada Naruto.

"aahhh .. kenyangnya ..." gumam Naruto setelah selesai makan seraya mengelus perutnya.

Rika yang melihatnya hanya tersenyum dan mengacak rambut Naruto pelan. Mengambil mangkuk tadi dan membawanya kedapur.

Tapi belum sepenuhnya berdiri, Naruto menarik lembut rambut ibunya yang menjuntai di sampingnya dan ...

Cup

Mencium pipi ibunya "Naru sayang kaa-san ..." dan berlari ke arah pintu. "Naru pergi dulu kaa-san." pamit Naruto dan keluar rumah.

Rika yang diperlakukan seperti itu oleh putranya sontak terkejut. Tapi tidak lama dia tersenyum, sudah sering Naruto melakukan itu kepadanya. Entah itu menjelang tidur, keluar rumah, bahkan tidak jarang mengagetkannya ketika dia sedang masak atau cuman bersantai.

Naruto juga pernah bilang bahwa Naruto menyukai rambutnya. Dia ingat saat Naruto masih kecil, Naruto tidak bisa tidur jika tidak beralaskan rambutnya.

Aaahhh ... mengingat tentang putranya sungguh sangat membuatnya bahagia.

.

Naruto kini berjalan menyusuri jalanan Konoha yang lumayan ramai. Gemerlap lampu toko menghiasi pinggiran jalan. Gadis-gadis remaja bahkan wanita sudah dewasa memandang Naruto dengan wajah memerah. Meski baru berumur 5 tahun tapi Naruto memiliki struktur wajah dewasa yang begitu memukau di mata para makhluk bergender perempuan itu.

Naruto yang dipandangi seperti itu hanya tersenyum ramah. Tidak mengerti tentang rasa suka atau apalah itu.

Lagi pula Naruto tidak tertarik dengan perempuan manapun. Tidak ada wanita seperti ibunya di matanya.

Naruto begitu menyanyangi ibunya. Tidak ... Naruto bukan incest. Naruto juga tidak mengerti apa itu cinta. Yang dia tau dia sangat dan sangat menyayangi ibunya.

Mengingat tentang ibunya, Naruto jadi tidak bernafsu untuk melanjutkan jalan-jalannya. Dia langsung berbalik dan berjalan pulang. Berjalan perlahan dan semakin cepat sampai dia berlari. Senyum mengembang di bibirnya. Ingin cepat sampai rumah dan memeluk ibunya.

.


Matahari terbit dari ujung timur. Menyinari Konoha, yang tengah ramai dengan hiruk pikuk warga yang memulai harinya. Ada para wanita yang berbelanja, atau para pria yang berangkat berkerja. Tidak jarang para ninja yang melompati rumah-rumah penduduk.

Naruto bangun dari tidurnya pagi ini. Menggeliat pelan dan bangkit duduk. Naruto sudah terbiasa bangun pagi sedari kecil. Tanpa alarm ataupun teriakkan ibunya.

Berjalan ke kamar mandi, mencuci muka sebentar dan turun ke lantai bawah. Menenteng jacket putih. Di dapur ada ibunya yang sudah berkutat dengan alat masak.

"Kaa-san ... Ohayou. " seru Naruto mendekat ke arah ibunya. " ... Kaa-san masak apa ?".

"Ohayou Naru-kun ... Umm ... Kaa-san masak sayur ya Naru. Naru harus banyak nutrisi sebagai shinobi." bujuk Rika ragu, pasalnya putranya ini tidak suka sayuran.

Benar saja ... alis Naruto langsung bertaut dengan iris biru yang memandang tajam kearah ibunya.

Rika yang dipandang putranya seperti itu wajahnya langsung berubah sendu dan menatap takut ke arah Naruto. Tapi dia heran, biasanya Naruto langsung pergi di saat seperti ini, dan akan kembali jika waktu menjelang malam.

Naruto orangnya suka menyembunyikan emosinya. Dan dia sungguh tersiksa jika saat Naruto seperti itu.

Pernah waktu Naruto masih kecil, untuk pertama kalinya Naruto tidak berbicara padanya. Dan itu dikarenakan Rika mengambil shuriken yang di berikan Shisui kepada Naruto. Naruto tidak menangis ataupun marah kepadanya, tetapi dia langsung pergi tanpa berbicara apa pun. Dan kembali tengah malam dengan keadaan tidur digendong Shisui.

Rika yang pada waktu itu dengan keaadan yang sangat buruk. Air mata yang tidak hentinya mengalir, mengelilingi Konoha yang juga tidak mendapati keberadaan putranya. Dia ingat sekali bagaimana rasanya, lebih buruk dari pada berada di neraka sekalipun.

Dan entah karena mengingat kejadian itu. Rika tidak sadar menjatuhkan air mata di depan putranya.

Naruto yang melihat itu sontak membulatkan matanya lebar. Tidak percaya akan perbuatannya.

Berarti selama ini dia sering membuat ibunya menangis. Tidak ... dia tidak sanggup melihat ini. Hatinya begitu perih.

"Hiks ... hiks hiks ..." Naruto terisak menunduk dan mengepalkan tangannya erat.

"Ehh ... N-naru ..." Rika terkejut gelagapan. Langsung mendekat kearah Naruto.

"Naru-kun ... Kaa-san tidak masak sayur kok ..." seru Rika sambil berjongkok mensejajarkan tingginya. memegang bahu Naruto menenangkannya. "Kaa-san akan masak ramen kesukaan Naru ..."

Naruto tidak berhenti terisak. Dia malah semakin mengepalkan tangannya erat, sampai darah mengucur dari sela-sela jarinya.

Rika yang melihat itu semakin tak kuasa. Mengginggit bibir bawahnya. Dia tidak pernah melihat Naruto menangis. Terakhir kali Naruto menangis saat berumur 1 setengah tahun. Itu wajar karena masih begitu kecil.

"N-naru ... "

Grepp

"Eehh ... " Rika terkejut ketika Naruto menariknya dan memeluknya erat.

"hiks ... hiks hiks ... m-maaf ... hiks m-maafin N-naru hiks ... Naru minta maaf kaa-san hiks ... Naru mau makan sayur ... setiap hari Naru akan makan sayur buatan kaa-san ... " ucap Naruto terus terisak di bahu ibunya.

Melepaskan pelukannya dan mengusap bekas air mata di pipi ibunya. "Tapi Kaa-san harus janji ... tidak akan menangis lagi." ucap Naruto masih terisak pelan.

Rika terkejut. Menyadari dia telah menangis di depan putranya.

Memeluk Naruto erat. "hiks ... N-naru hiks ... M-maaf ... Kaa-san janji tidak akan menangis lagi hiks ... K-kaa-saan minta maaf hiks ... "

Naruto melepaskan pelukkannya. Memandang ibunya dan menggeleng. "Kaa-san tidak salah ... Naru yang salah, Naru minta maaf. Naru janji mau makan sayur." kata Naruto tersenyum dan mengusap sekali lagi air mata ibunya.

Cup

Mencium pipi ibunya. "Naru keluar dulu kaa-saan ... masakin Naru yang banyak." ujar Naruto ceria dan berlari keluar rumah.

Rika tersenyum memandangi putranya. "Kami-sama ... bodohnya aku." rutuk dia kepada dirinya sendiri.

.

Naruto memakai jacketnya dan berjalan ke pinggiran Konoha. Sambil memikirkan perbuatannya tadi.

"Kaa-san ... " lirih Naruto. Mendongak dan menatap kedepan pasti. "Naru janji ... Naru tidak akan membiarkan Kaa-san menangis lagi. Naru janji akan menjadi shinobi hebat yang melindungi serta membanggakan Kaa-san .." tekad Naruto.

"YOSH ... Semangat." teriak Naruto dan memulai larinya.

Yaah ... rutinitas Naruto memulai hari. Akademi akan mulai jam 8 pagi. Sedangkan sekarang masih jam 6. Beginilah Naruto setiap harinya. Berlari mengelilingi Konoha. Melatih fisik dan staminanya.

Naruto memiliki sedikit chakra. Jadi dia hanya melatih stamina dan taijutsunya.

Penyerangan Naruto berbasis kecepatan dan ketepatan. Mengingat sang guru Sunshin no Shisui. Meski tidak banyak bisa ninjutsu dikarenakan chakra yang dimilikinya, justru karena itu Naruto lebih mudah dalam pengendalian chakra.

Bisa dibilang pengendalian chakra Naruto di atas Nidaime Hokage. Dengan berbekal pengendalian chakra yang dimilikinya, Naruto menguasai ninjutsu medis bahkan setingkat Hashisama Senju, Shodaime Hokage.

Selama ini Naruto dilatih oleh Uchiha Shisui. Tentang Bunshin, Henge, Kawarimi. Dan yang terpenting pengendalian chakra.

Naruto juga sering mempelajari scroll-scroll yang dibawakan Shisui. Dia banyak mengerti konsep Ninjutsu dan Fuinjutsu juga Senjutsu. Tapi ia tidak banyak yang bisa dikuasainya. Mengingat chakra yang dimikinya. Tapi Naruto yakin suatu saat pasti tubuhnya bisa memiliki banyak chakra. Kemampuan sepesial Naruto dia sanggup mengontrol chakra alam serta memanipulasinya.

Kemampuan sepesial Naruto lainnya, dia sangat ahli dalam hal menyembunyikan chakra. Bahkan dia bisa menekan chakranya hingga nol. Inilah yang menarik Uchiha Shisui untuk menjadikan Naruto seorang shinobi.

Naruto tidak hanya bisa menekan chakra hingga nol. Tapi dia bisa tetap menekan chakranya sambil bertarung. Dalam hal ini tidak banyak shinobi yang bisa melakukannya. Dibutuhkan pengendalian chakra yang perfect serta konsentrasi yang luar biasa. Bagi shinobi biasa butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk menguasainya.

Itulah mengapa Shisui menyarankan Naruto agar melatih kecepatan dan ketangkasannya. Ketenangan yang dimiliki Naruto mampu membuatnya penyusun strategi handal.

Bahkan pernah suatu waktu Naruto sanggup memaksa Shisui mengaktifkan Sharingannya ketika sparing bersama di hutan kematian.

Flashback on

"Hosh ... Hosh ... " terlihat pemuda berambut hitam jabrik sedikit ikal. Mata onixnya menatap tajam ke sekeliling. Waspada akan serangan musuh yang akan datang. Deru nafasnya tak beraturan.

Yaa ... Pemuda itu Uchiha Shisui. Dia tengah sparring dengan sang adik Naruto di hutan kematian. Dia sengaja memilih hutan kematian karena banyak pohon rindang yang memudahkan Naruto dalam bersembunyi.

Mengingat sang adik tipe bertarungnya hide and attack. Sekaligus meningkatkan kemampuan menyusun strategi Naruto.

Wuushh

Naruto dari arah belakang Shisui bergerak dengan kecepatan jounnin. Shisui yang menyadarinya memutar tubuhnya dan mengangkat tantonya.

Traankk

Suara benturan kunai milik Naruto dan tanto Shisui. Berniat melayangkan tendangan kearah Naruto, tetapi belum sempat mengenainya Naruto sudah menghilang dari hadapannya.

Shisui tentu tahu Naruto tidak menghilang layaknya sunshin miliknya. Ia hanya memberi tahu konsep sunshin no jutsu. Tetapi Naruto mengembangkan sesuai versinya sendiri.

Naruto tadi hanya melompat kesalah satu pohon di sekelilingnya. Menggunakan sunshin versinya.

Ia tidak tahu bagaimana konsep jurus Naruto tersebut. Yang ia tahu jurus tersebut tidak memakan chakra sama sekali. Tetapi memakan stamina. Semakin jauh tempat yang dituju semakin banyak stamina yang di pakai. Benar-benar anak jenius.

Ditambah dengan kemampuan Naruto mampu menyembunyikan chakra sedemikian rupa, itu sangat merepotkan musuh.

Naruto pov

Hosh hosh ...

Sial ... staminaku sudah terkuras banyak. Mengecoh Shisui-nii benar-benar sulit. Padahal dia tidak menggunakan sharingan.

Menarik nafasku pelan dan menghembuskannya. Berusaha memikirkan strategi terbaik untuk menembus pertahanannya.

Haahh ... Itu strategi terbaik saat ini. Tapi aku pasti akan pingsan setelahnya.

Tak apalah ... Sudah aku putuskan ...

Naruto pov end

Naruto mengambil shuriken di kantongnya. Bersiap menyerang Shisui.

Wush ... Naruto menerjang dari arah kiri.

Trankk ... Dengan sigap Shisui menahan serangan Naruto. Naruto menghilang dan menyerang lagi dari arah belakang.

Trankk ... Shisui masih bisa menghadangnya. Kali ini naruto berhenti dan beradu taijutsu dengan Shisui.

Melayangkan beberapa pukulan dan tendangan. Melihat celah Shisui langsung memutar tubuhnya dan menendang perut Naruto.

Duaagh ... Boft

"Bunshin ..." batin Shisui terkejut.

Sring ... sringg .. Terlihat beberapa shuriken mengarah kepadanya dari samping. Shisui melompat menghindari shuriken tersbut.

Di udara Shisui dibuat terkejut dengan munculnya Naruto didepannya melayangkan tendangan kearahnya. Sharingan Shisui berputar aktif, menangkis tendangan Naruto. sedikit terdorong ke bawah, tapi dia bisa mengimbanginya dengan bersalto dan mendarat mulus di tanah.

Sring sring ... Beberapa shuriken dari arah belakang. Shisui berbalik dan menangkis dengan tantonya.

Trank ... Trankk ... Trank

Naruto muncul disamping Shisui dan melayangkan tendangan. Dengan sharingan Shisui masih bisa membacanya meski dia harus sedikit melompat dan menahannya.

Duaaggh ...

Di atas Naruto muncul di belakang Shisui, berputar dan menendang punggung Shisui.

Duaaagh ... Brugkh

Kali ini serangan Naruto mengenai Shisui. yang menyebabkan terpental ke tanah dan berguling-guling sampai terhenti menabrak pohon.

Naruto mendarat dengan salah satu lutut bertumpu pada tanah.

"Hosh hosh ... Hosh ... Hosh ..." deru nafas Naruto cepat dengan pandangan mengabur yang akhirnya ...

Brugkh ...

Naruto pingsan kelelahan.

Shisui bangkit dan mengelap darah dari bibirnya. Berjalan kearah Naruto dan duduk di sampingnya.

"Kau semaikin hebat otouto ..." ujar Shisui dan tersenyum bangga menatap Naruto. "Kamu mampu memaksaku mengaktifkan sharingan ... Melakukan penyerangan bertubi dalam sepersekian detik. Dengan strategi yang semakin baik ... Yang akhirnya menjatuhkanku. "

" ... sesuai janjiku, jika kamu mampu menyentuhku dalam sparing, maka aku akan memasukkanmu ke Akademi ... Tidak hanya menyentuhku, kamu juga sanggup menjatuhkanku ..."

" ... Maka aku juga berjanji. Akan mendaftarkanmu menjadi Anbu sepertiku jika kamu sudah siap ... Sesuai cita-citamu Otouto.".

Flashback off

.

.

.

.

TBC


Riview Please Minna-san. Saya mengharapkan saran dari kalian.

Maaf atas segala kekurangan. saya masih newbie

Jadi kurang lebihnya mohon bimbingannya.

Sampai jumpa di chap berikutnya ...