.
.
_(^_^)_
.
.
"apa kau menyukai nona Hinata, eh Kakashi?" tanya Tsunade to de point.
.
.
_(^_^)_
.
.
"ke-kenapa anda-?" kata Kakashi gugup.
"kau pasti tau kan jika jantungmu adalah jantung seorang werewolf, setelah kuperiksa dan mencari informasi lebih lanjut ternyata dulunya jantungmu adalah jantung milik Werewolft bernama Hibiki." Kata Tsunade sambil memandangi laporan hasil pemeriksaan milik Kakashi.
"lalu? Apa hubungannya dengan aku yang sekarang menyukai nona?" tanya Kakashi bingung sambil membenahi pakaiannya kembali.
"yah wajar saja jika kau juga menyukai nona Hinata seperti salah satu kaumku dulu." Kata Tsunade.
"tunggu Tsunade-san, kau juga seorang Werewolft?" tanya Kakashi sekali lagi.
"yah bisa dibilang seperti itu, tapi kenapa kau terkejut seperti itu?" kata Tsunade
"tak apa, lupakanlah Tsunade-san, apa yang terjadi pada kaummu dulu dan jantung siapa yang kupakai sekarang, ceritakan padaku.." Kata Kakashi.
"dahulu sebelum nona tertidur lama kira-kira 500 tahun yang lalu, kaum werewolf dan kaum Vampir masih bermusuhan. Tapi ada satu werewolf bernama Hibiki. Hibiki menyimpan perasaan pada nona Hinata dan diam-diam selalu mengikuti kemanapun nona pergi. Sampai suatu hari salah satu Vampir bangsawan mengetahuinya dan langsung membunuh Hibiki tanpa sepengetahuan para Vampir bangsawan lain." Kata Tsunade.
"Lord Werewolft yang mengetahui bahwa salah satu kaumnya mati ditangan Vampir langsung murka, kemudian Lord werewolf menyiapkan hampir seluluh pasukannya untuk menyerang daerah kekuasaan Vampir, nona Hinata yang mendengar berita itu langsung menghadang pasukan Werewolft seorang diri sebelum masuk ke daerah kekuasaan Vampir, karena pada saat itu juga ayah nona Hinata sedang dalam keadaan terlemah dalam hidupnya.." Sekali lagi Tsunade memberi jeda pada ceritanya.
"hari itu juga terjadi perang besar-besaran antara kaum Werewolft dan nona Hinata, hampir seluruh werewolf mati ditangan nona Hinata. Nona Hinata pun hampir berhasil membunuh sang Lord werewolf akan tetapi nona Hinata mengurungkan niatnya untuk membunuh dan membuat sebuah perjanjian dengan Lord Werewolft."
"perjanjian apa?" tanya Kakashi.
"perjanjiannya yaitu perdamaian antara kaum Vampir dan kaum Werewolft, sang Lord Werewolft pun setuju dengan penawaran nona Hinata, karena Lord Werewolft tak ingin kaumnya musnah ditangan Vampir. akhirnya Lord Werewolft itu pulang bersama pasukannya yang tersisa dan setelah itu kudengar bahwa keesokan harinya Lord Werewolft datang ke kastil Vampir untuk membuat perjanjian perdamaian. Dan selesai."
"Tapi aku masih bingung bagaimana caranya manusia mendapatkan jantung milik Hibiki?" kata Tsunade.
"lalu apa yang terjadi pada nona Hinata setelah itu?" tanya Kakashi.
"nona Hinata tertidur. Tapi tak ada yang tahu dimana nona Hinata tertidur." Kata Tsunade.
"Tsunade-san kenapa kau tahu cerita itu?"
"Lord Werewolft dan Lord Vampir yang bercerita padaku." Kata Tsunade.
"Tsunade-san kenapa kau mengabdi pada nona Hinata dan tak mengabdi pada kaummu sendiri?" tanya Kakashi.
"apakah itu perlu kujawab?" kata Tsunade kesal.
Kakashi diam, tak berani memnbuka suara lagi saat melihat tatapan tajam milik Tsunade.
Selang beberapa waktu Tsunade mulai berbicara memecah keheningan diantara mereka berdua.
"karena dulu hanya nona Hinata yang dapat menerima keberadaanku" kata Tsunade lirih sambil menunduk.
Kakashi terkejut.
"kenapa?" tanya Kakashi.
"kau tahu, sedari nona Hinata kecil dulu aku selalu disampingnya menemani dia kemanapun diapergi. Aku lahir dari hubungan terlarang antara manusia dan Werewolft. Orang tuaku dibunuh oleh Lord Werewolft tapi saat aku akan dibunuh aku melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gua, disanalah aku bertemu nona Hinata dan temannya yang berambut pirang, saat itu nona Hinata masih kecil tapi dia sudah mempunyai jiwa kasih sayang yang begitu besar, setiap hari nona Hinata datang ke gua tempatku bersembunyi sambil membawakan sebuah daging segar untukku. Dan sampai suatu hari nona Hinata berkata padaku." Kata Tsunade sambil menatap langit-langit mengingat kejadian masalalu.
"apa yang nona Hinata katakan?" tanya Kakashi.
"aku masih ingat jelas perkataan nona waktu itu, dia berkata tinggalah bersamaku aku akan melindungimu dan yakinlah padaku semua orang disana akan mengakui keberadaanmu. Dan sejak saat itu aku tinggal dengan nona Hinata." Kata Tsunade.
"tidakkah pernah tersebesit dipikiranmu untuk mengghianati nina Hinata Tsunade-san?" tanya kakasi.
"selamanya tak akan pernah, hidup dan matiku hanya untuk nona Hinata saja." Kata Tsunade.
Kakashi terpukau akan kesetiaan Tsunade pada Hinata.
"Kakashi?" panggil Tsunade.
"ya?" jawab Kakashi.
"kumohon, hapuskan rasa cintamu itu pada nona Hinata, aku tak ingin rasa cintamu itu menimbulkan hal yang tidak baik pada nona Hinata." Kata Tsunade sambil menatap Kakashi.
"akan kucoba." Sahut Kakashi sambil menunduk.
"baiklah pemeriksaannya sampai disini saja, kebalilah kekamarmu." Kata Tsunade.
"ya arigatou Tsunade-san." Kata Kakashi sambil bergegas pergi.
.
.
_(^_^)_
.
.
Sakura tak henti-hentinya terpukau pada ruangan yang sekarang menjadi kamar miliknya, bahkan ini lebih besar dan lebih mewah ketimbang kamar yang dulu ia tempati saat sebelum terjadinya tragedi pembantaian keluarganya. Sebenarnya sekaya apa kepala sekolahnya ini dan siapa Hinata sebenarnya.
Tok..
Tok..
Tok..
"Sakura-chan, boleh aku masuk?" kata Hinata dibalik pintu.
"ya Hinata-chan, masuklah" kata Sakura.
Ceklek..
"kau belum tidur?" kata Hinata sambil duduk di tepi ranjang milik Sakura.
"aku masih belum, mengantuk. Kau sendiri Hinata?" tanya Sakura.
"aku tak terlalu membutuhkan tidur, aku hanya tidur jika sedang lelah." Kata Hinata.
"oh.." kata Sakura lirih.
"hei, sebelumnya maaf jika perkataanku menyakitimu Sakura, tapi aku ingin kau melupakan dia." kata Hinata serius.
"maksudmu Naruto?" tanya Sakura bingung.
"ya" jawab Hinata.
"kenapa?" kata Sakurah lirih
"karena sudah jelas dia hanya memanfaatkanmu, dia sama sekali tak mencintaimu. Aku menginginkan yang terbaik untukmu Sakura-chan." Kata Hinata lembut sambil memegang tangan Sakura.
"apa aku bisa?" tanya Sakura.
"tentu kau bisa, lagi pula aku yakin kau bisa mendapatkan pengganti Naruto." Kata Hinata.
"ya, arigatou Hinata-chan akan kucoba." Kata Sakura.
"baiklah sebaiknya kau tidur, aku tau kau lelah sekarang. Aku pergi" kata Hinata sambil pergi meninggalkan Sakura seorang diri dikamarnya.
.
.
_(^_^)_
.
.
Naruto pov..
Ckkk..
Sial..
Angin yang berhembus perlahan di kegelapan malam ini tak juga bisa menghilangkan kekesalanku aKibat kejadian tadi, seandainya. Seandainya saja tou-sama tak membatasi kekuatanku aku pasti sudah bisa menghancurkan Hinata.
Siapa Hinata sebenarnya, aku tak habis pikir ternyata dibalik sikap manisnya ia menyembunyikan kekuatanya. Bahkan bila ia Penyihir atau Werewolft kelas menengah sekalipun tak akan mudah mengalahkan Sasori.
Tunggu! Kekuatan yang Hinata pakai tadi bukanya Blood Leaden? Berarti ia adalah kaum Vampir. Kupikir bangsa Vampir sudah lama musnah sejak tragedi perang antara Iblis dan Vampir beberapa tahun yang lalu. Ternyata kalian masih ada dimuka bumi ini.
Bagus.. sekarang aku akan mencari banyak informasi mengenai kaum Vampir sebelum aku di angkat menjadi Lord Devil, setelah itu akan kuhancurkan kau Hinata dan kaummu juga. Akan ku buat kau bersujud padaku tunggu saja Hinata.
"mulutmu semakin lebar saat kau tersenyum tuan."
Ckk sial, sebuah suara yang tak asing mengagetkanku, dan aku menoleh pada sumber suara itu berasal.
"sejak kapan kau disini Garaa?" kataku kesal.
"sejak tadi, kubiarkan kau menikmati lamunanmu sampai kau tersenyum lebar seperti tadi, kupikir kau sudah gila tersenyum seorang diri seperti itu, makanya aku membatu menyadarkanmu." Kata Garaa dengan wajah tak berdosa, membuatku ingin mencakar wajahnya.
"jaga bicaramu, kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa baka?" kataku tajam.
"hn.. gomen tuan aku tak bermaksud." Kata Garaa dengan ekspresi datar tak menampakkan raut muka menyesal.
Andai saja jika kau bukan sahabatku sekaligus tangan kananku mungkin saja kau sudah mati jika berbicara seperti itu padaku.
"ckk.. terserah ada perlu apa kau kemari?" tanyaku.
"LordDevil memintaku untuk membawamu kembali ke kastil tuan." Kata Garaa.
"apa ini karena Sasori?"
Kulihat Garaa menggeleng pertanda ia tidak tau.
"baiklah ayo pergi, lagipula aku juga ingin memastikan sesuatu." Kataku kemudian melesat pergi di ikuti oleh Garaa.
.
.
_(^_^)_
.
.
Normal pov..
Pagi itu Hinata merasakan firasat bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi, tapi ia tak tahu itu apa. Apakah itu berhubungan dengan Naruto atau tidak yang jelas Hinata khawatir.
Saat keluar dari kamar dan menuju ruang tengah, Hinata melihat disana ada sasuke dan Anko yang sedang berbicara dengan Tsunade. Anko terkejut saat melihat siapa yang datang, sontak saja ia berdiri kemudian membungkuk hormat memberi salam diikuto oleh sasuke.
"Hinata-sama ternyata anda masih hidup." Kata Anko senang.
Hinata berjalan mendekat.
"angkat kepalamu Anko-san, apa yang sedang terjadi?" kata Hinata to the point.
"Lord Werewolft mengamuk di kastil kemarin, ia mendatangi Neji-sama dengan murka. Lord Werewolft meminta Neji-sama untuk menyerahkan kaum kita yang membunuh Werewolft. Neji-sama telah menjelaskan bahwa tak ada kaum Vampir yang keluar Konoha kemari malam tapi Lord Werewolft tak percaya. Ia mengatakan jika malam ini tak ada penyerahan maka Lord Werewolft menyatakan perang dengan kaum Vampir, tak akan ada lagi perdamaian." Tsunade angkat bicara menyampaikan berita.
Mendengar cerita itu Hinata terkejut, sudah ia duga akan ada hal buruk terjadi. Sekarang mau tidak mau Hinata harus kembali ke Konoha membereskan kekacauan, Neji saja tak cukup untuk membereskannya.
Bukannya Hinata tak mengakui kemampuan Neji, tapi Hinata khawatir jika terjadi apa-apa pada Neji. Hinata yakin Neji akan turun tangan sendiri dan tak akan membiarkan bawahannya melawan Lord Werewolft jika terjadi perang.
"baiklah, Anko-san antar aku kembali ke Konoha sekarang." Titah Hinata.
"tapi, nona anda baru saja bangun dari tidur panjang" protes Tsunade.
"aku tak apa, jangan pedulikan aku. Sasuke tetap disini dan jagalah Sakura, Tsunade pergilah ke sekolah, aku yakin akan ada bangsa Iblis tak akan tinggal diam jika mereka tau kita dalam keadaan bahaya." Kata Hinata sambil melihat Tsunade dan sasuke bergantian.
Tunggu Iblis ya? Sekarang Hinata mulai tau sipa dalang dibalik semua ini.
Sasuke dan Tsunade hanya bisa menurut oleh apa yang dikatakan Hinata, tak berani menolak apa lagi melanggar.
"kita ke Konoha sekarang." Perintah Hinata pada Anko.
"daulat, Hinata-sama." Kata Anko
Mereka berdua kemudian bergegas pergi.
.
.
_(^_^)_
.
.
Hinata telah sampai ke kastil tempat tinggalnya saat ia kecil dulu. Menatap bangunan itu sebentar kemudian melangkah masuk diikuti Anko dibelakangnya. Suara sepatu milik Hinata menggema di lorong, saat Hinata sampai didepan pintu kayu besar Hinata berhenti sejenak.
Kaki kana Hinata melangkah maju, otomatis pintu terbuka dengan sendirinya dan sepatu Hinata yang semula memakai sepatu kets berganti dengan sepatu higheels berwana hitam begitupun bajunya yang tadinya memakai gaun putih pendek selutut berubah menjadi gaun berwarna hitam selutut dan jubah hitam panjang hingga mencapai mata kaki.
Saat pintu terbuka dan mendengar suara langkah kaki otomatis semua yang berada di ruang Lord menoleh pada pintu. Mengetahui siapa yang masuk mereka semua terkejut sontak mereka semua berlutut.
Neji yang sedang duduk di singasana turun kemudian membungkuk hormat pada Hinata.
Hinata berjalan samapi didepan Neji kemudian berhenti.
"kalian semua berdirilah." Perintah Hinata.
"Hinata-sama, kemana saja anda selama ini. kami semua mencari anda?"
"pertemukan aku dengan Lord Werewolft sekarang." titah Hinata mengabaikan basa-basi Neji.
"sudah saatnya aku mengambil alih kerajaan Vampir, gomen selama ini aku telah banyak membuatmu repot nii-san." Kata Hinata sambil melangakah menuju singasananya kemudian duduk sambil menyilangkan kakinya.
"ya Hinata-sama sudah saatnya anda mengambil alih kerajaan Vampir, akan saya panggil Lord Werewolft kemari." Kata Neji sambil membungkuk hormat.
.
.
_(^_^)_
.
.
"jadi inuzuka-san, atas dasar apa kau menuduh kaumku yang melakukan pembunuhan?" tanya Hinata saat Kiba sudah berada di kastilnya.
Kiba menatap Hinata jengah, setelah sekian lama Hinata sama sekali tak berubah, tetap cantik seperti dulu. Seperti pertama kali saat Kiba jatuh cinta dengannya.
"pihh.. hyuga, kau masih saja sombong bahkan setelah kau tidur cukup lama. Kupikir kau telah mati dengan mengenaskan." Kata Kiba sinis.
Sontak saja para Vampir bangsawan yang ada disana mengeluarkan Eternal Soul mereka untuk menyerang Kiba jika Kiba akan berkata kasar lagi pada Hinata.
"inuzuka-san, bisakah kau sedikit lebih tenang?" tanya Hinata kalem sambil tesenyum.
"apa maumu?" Kiba balik bertanya.
"beri aku sedikit waktu, akan kutemuka siapa yang membunuh kaummu. Jika kaumku yang melakukan aku bersedia kau bunuh menggantikan kaumku itu, tapi jika bukan kaumku yang melakukannya~" kata Hinata memberi jeda pada perkataanya.
Hinatapun turun dari singgasananya dan menghampiri Kiba sambil melipat kedua tangannya di dada, kemudian mendongak menatap Kiba.
"kau harus bersujud di kakiku." Kata Hinata menantang Kiba.
Tbc..
.
.
_(^_^)_
.
.
Yuhuuuu...
Author balik lagi nihh
Makasih buat yang ngeReview sm nge jadiin Fav thankyuuu *muach*
Maafkan jika author banyak kesalahan saat mengetik
Author mau tanya nih
Bagian mana yang kalian suka?
Okeee segitu aja.. thankyu
See you next chap