*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

BROTHER

By : Kuroko Neophilina Phantomhive

Disclaimer : Matsui Yuusei

Warning : Typo, OC, OOC, Shounen-ai, Straight, Gaje, DLL

Summary : Ketika Asano Gakushuu harus menerima fakta ia akan jadi kakak dari seorang Akabane Karma, dan begitu pula sebaliknya. Bagaimanakah keseharian mereka?

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

'CUP'

Gakushuu yang kesal karena, si setan merah yang tak henti-hentinya ngambek gak jelas memberikan ciuman hangat dipi-

'CUTTTTTTT'

Salah narasi oy! Oke mulai lagi...

'CAMERA'

'ROLLING'

'ACTION!'

'PLAKKKKK'

Sebuah tamaparan keras mendarat mulus diipipi kanan pangeran lipan, pelakunya? Siapa lagi kalau bukan setan merah, yang kini lagi benar-benar kesal dan ingin menumpal mulut Asano Gakushuu dengan semua koleksi wasabinya.

Gimana tidak kesal?

Coba kalian ingat, apa perjanjian mereka?

'Berstatus SEPUPU jika di RUMAH titik! Gak pake koma!'

"Oke,oke...aku salah. Aku minta maaf! Tapi, aku begini juga karena kamu!" ucap Gakushuu, yang berusaha merujuk Karma yang kini mengacuhkannya dan lebih baik melihat jalanan dalam mobil. Sedangkan sang supir hanya geleng-geleng kepala melihat pertengkaran mereka.

"Pengkhianat," ejek Karma pelan, yang masih menatap jalan.

"Makanya aku minta maaf! Oke?"

"Padahal kita sudah janji, tidak mel-"

"KARENA ITU AKU MINTA MA-"

"GIMANA KALAU SAMPAI TEMAN-TEMA-"

"AKU GAK AKAN GINI! KALAU KAMU GAK GI-"

"SUDAH KU BILANG KAMU TIDAK PERLU PERHATIAN!"

"AKU SUDAH JANJI DENGAN IBUMU!"

Mereka berdua pun mengatur nafas, karena adu mulut yang semakin meninggikan suara. Kemudian hening, tidak ada yang membuka suara selama beberapa menit. Sampai pada akhirnya Gakushuu, membuka suara kembali...

"Aku akan tangggung jawab," ucap Gakushuu, yang masih menatap Karma walau dipalingkan.

"Caranya?" balas Karma, dengan suara ingin nangis tapi ditahan. Gengsi nangis depan pangeran lipan tuh! Mau taruh dimana harga dirinnya?

"Tanaka-san, kita ke rumah Akabane..." titah Gakushuuu pada sang supir, dan dijawab dengan anggukan pelan.

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

"Hmm...aku jadi penasaran, semenjak kejadian tadi. Sebenarnya apa hubungan mereka berdua?" tanya Maehara, yang kini sedang pulang bersama-sama dengan Nagisa, Rio, Kayano, dan Isogai.

"Kurasa hanya sebatas tetangga," jawab Nagisa, yang memang teman Karma dari Taman Kanak-Kanak.

"Kenapa kamu bisa bilang begitu Nagisa?" tanya Rio, "Bisa saja mereka punya hubungan lebih," lanjutnya.

"Hahahaha...boleh tuh, bisa jadi bahan utama buat club fujoshi!" ucap Kayano, yang merupakan salah satu anggotanya.

"Kalian hentikan semua pikiran aneh itu!" titah Isogai yang merinding membayangkannya.

"Rumah Asano-kun, hanya beda beberapa blok dari rumah Karma. Bisa saja, ibunya Karma menitipkannya pada Asano-kun karena, dia itu ketua OSIS?" jelas Nagisa.

"Jawabanmu kurang pas Nagisa! Kalau dititipkan kenapa tidak kekamu saja? Yang lebih dekat? Hayoo~"

"Nah kan? Pasti ada apa-apa!"

"Bagaimana kalau besok kita jenguk dia, dan kita tanyakan saja biar lebih jelas?"

"Baiklah, besok aku akan membicarakannya di kelas,"

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

Malam pun tiba, bintang-bintang bersinar dengan indahnya. Sesosok gurita kuning menatap kemerlip indah itu dibawah langit India. Lebih tepatnya dia sedang duduk diatas kubah Taj Mahal, dengan seenak jidat.

"Nurufufufufufu...malam yang indah," ucap Koro-sensei.

'Drrttttt...Drrtttt...'

'Koro-sensei kah?' balas sang penelefon.

"Ah, ya...dengan saya sendiri Akabane-san. Ada perlu apa?" tanya Koro-sensei, yang menegnali suara sang penelefon yang ternyata Akabane Shina.

'Ada yang ingin saya bicarakan dengan Koro-sensei, atau bisa kupanggil shinigami-san?'

'Deg'

'Anda tidak perlu kaget, kita pernah bertemu. Dulu anda masih muda begitu pun dengan saya, apa anda tahu? Berkat ulah anda salah satu tamu undangan saya mati?'

"Nuru, saya tidak tahu ternyata itu adalah 'anda'. Wanita dengan rambut pirang, yang berbicara ramah dengan saya waktu itu. Menyamarkah?"

'Hahaha...tentu saja, agar bisa melihat dengan jelas watak asli mereka dan bagaimana kesan mereka terhadap bisnis kami. Jika anda tanya bagaimana saya tahu itu anda, dari detak jantung anda terdengar tenang dan tangan anda bau darah,'

"Nurufufufu...jadi ada perlu apa?"

'Pemerintah sudah bergerak, untuk membunuhmu dengan cara menembakan laser. Sudah 1 bulan lebih pemerintah meminta bantuan dengan perusahaan kami untuk membuat laser tersebut...'

"Kapan akan ditembakan?"

'Seminggu lagi...'

"Akabane-san, boleh saya minta sesuatu dari anda?"

'Tentu, anda adalah guru dari anak saya. Apa yang bisa saya bantu?'

"Bisa anda undur penembakannya? Saya ingin melihat mereka sampai kelulusan tiba,"

'Anda sudah berubah ternyata, baiklah. Kau bisa mengambil data yang ada pada saya, data itu berisi virus untuk menghambat penembakannya. Kau bisa datang pada saya, malam ini...'

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

Sesuai janji Isogai mengajak seluruh murid kelas 3 E untuk menjenguk Karma, walaupun tadi sempat ada paksaan karena geng Terasaka tidak mau ikut menjenguk Ace 3 E itu. Tibalah mereka dikediaman Akabane yang cukup besar dan mewah.

"Uh'h kau saja yang menekan belnya," ucap Isogai, karena takut kenapa-napa dengan belnya dan dia tidak bisa menggantinya.

'TINNNNN'

"Ck, biasa aja donk!" ucap Terasaka bengis.

Sosok pangeran lipan pun keluar dari kendaraannya, dan dengan sombongnya masuk ke rumah Akabane, tanpa mempedulikan mereka yang menatapnya heran. Setelah sadar dari keterdiamannya, mereka pun masuk mengikuti Asano yang berjalan kearah Kamar.

"Ada apa Nagisa?" tanya Nakamura, yang melihat Nagisa sedang memandang aneh.

"Um...seingatku kamar Karma itu diatas," jawab Nagisa, sambil menunjuk tangga.

"Mungkin sudah dipindahkan," balas Maehara.

'Clek'

Pintu kamar pun terbukan dan menampilkan sosok Karma yang duduk bersandar diatas kasur, Asano pun masuk kedalam dan berjalan kearanya. Diikuti oleh murid-murid kelas 3 E yang mengekor dibelakangnya.

"Yo! Bagaimana keadaanmu?"

"Seperti kau lihat, Terasaka..."

"Hee...tak kusangka setan merah sepertimu bisa terserang demam, kukira malah demamnya yang takut padamu,"

"Terasaka, jangan buat keributan disini..."

"Ini obatmu, habiskan! Aku tidak mau tahu," titah Asano sambil menyerahkan, obat yang sedari tadi dibawanya.

"Ciee...ciee..."

"Huh, buang jauh-jauh pikiran aneh kalian! Aku hanya ingin bisnis keluarga kami berjalan lancar,"

"Bisnis?"

"Hah...aku tidak menyangkan akan menjelaskan pada murid rendahan seperti kalian. Kepala Sekolah sedang melakukan negoisasi dengan Akabane Seijuuro, dengan kata lain ayahnya Karma. Setelah mengetahui anak satu-satunya sakit, pasti beliau akan membatalkan perjanjiannya dan datang ke Jepang untuk menjenguk anaknya, dan Kepala Sekolah gagal melakukan bisinisnya. Jadi dengan sangat berat hati, aku harus mengurus setan merah ini..."

"Ohh...jadi begitu, padahal aku berharap kalian ada hubungan lebih,"

"Hm!"

Setelah, menjelaskan yang sebenarnya rencananya. Asano pun pergi meninggalkan kediaman Akabane, walau sebenarnya ia ingin lebih lama disana, tapi apa boleh buat ini salah satu rencananya.

"Jadi, bagaimana di Sekolah tadi?" tanya Karma, sekedar basa-basi.

"Tenang saja Koro-sensei tidak masuk, dan hanya memberi PR..." jawab Nagisa, lalu menyerahkan buku Prnya untuk Karma salin.

"Arigatou..."

*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0*0**0*

Setelah kejadian itu beberapa hari kemudian Karma pun sudah mulai masuk Sekolah, dan Koro-sensei datang dengan rencannya, yaitu membajak sebuah roket untuk mendapatkan data dari laser yang akan ditembakannya padanya. Ia pun menjelaskan rencananya, dan semuanya berjalan lancar.

TBC

SAYA KEKURANGAN ASUPAN ASAKARU!ASAKARU! AYO RAMAIKAN LAGI! #PLAKKKK

Thank's Review to : Aniaisha, Dzehel, 23rd January, NinNeko-chan, Xhakira, Chindleion, Akano Tsuki.

Review Please...